Anda di halaman 1dari 9

1

KIAT-KIAT PENULISAN JURNAL ILMIAH

Pendahuluan

Penulisan artikel ilmiah dalam jurnal internasional sebenarnya tidak jauh berbeda dengan penulisan
artikel ilmiah pada jurnal nasional maupun lokal. Namun barangkali ada sedikit perbedaan yang perlu
disampaikan yang akan diuraikan pada makalah ini. Salah satu kriteria artikel ilmiah bertaraf
internasional adalah bahwa artikel ilmiah tersebut haruslah diminati oleh dunia internasional. Jadi
sifatnya universal. Hanya jurnal-jurnal ilmiah pada bidang tertentu saja (bahasa, budaya dll.) yang
dapat memuat tentang artikel ilmiah berskala lokal kedaerahan.

Ciri utama jurnal bertaraf internasional adalah menggunakan bahasa internasional, “editorial boards”-
nya berasal dari berbagai negara atau paling sedikit mempunyai “consulting editor” dan “reviewer
dari berbagai negara serta peredaran jurnal sangat luas di berbagai negara. Namun, sebuah jurnal
berskala internasional tidak harus memenuhi semua kriteria tersebut di atas. Kriteria utama jurnal
berskala internasional adalah bahwa jurnal tersebut diakui mutunya dan menjadi referensi para
ilmuwan internasional. Semakin banyak dan sering ilmuwan internasional menyitasi isi jurnal bagi
keperluan tulisan ilmiah internasional maka semakin baik mutu jurnal yang bersangkutan.Jadi, jurnal
yang berbahasa Inggris tidak otomatis menjadi jurnal internasional.

Mempublikasikan artikel ilmiah pada jurnal bertaraf internasional mempunyai beberapa manfaat
antara lain artikel ilmiah sebagai hasil kegiatan penelitian kita dapat dibaca oleh para ahli di seluruh
dunia, yang dapat membawa nama kita pribadi dan institusi menjadi harum. Selain itu, berdasarkan
peraturan baru tentang persyaratan kenaikkan pangkat dan jabatan dosen, publikasi ilmiah
internasional mendapat angka kredit yang besar yaitu 40. DIKTI melalui proyek URGE di masa lalu
menyediakan hadiah sebesar sepuluh juta rupiah bagi para penulis yang mampu menerbitkan artikel
ilmiah pada jurnal internasional yang berkualitas.
1. Beberapa Definisi
a. Buku adalah terbitan tercetak tak berkala yang paling sedikit terdiri atas 49 halaman dan
terjahit pada satu sisinya serta terlindung dalam sampul sehingga merupakan satu jilid.
b. Pamflet adalah terbitan tercetak tak berkala yang paling sedikit terdiri atas 5 tetapi tidak
lebih dari 48 halaman.
c. Berkala adalah terbitan dengan judul khas yang muncul secara teratur (mingguan,
bulanan, triwulanan, tahunan) atau tidak teratur untuk rentang waktu tak terbatas.
d. Majalah (magazine) adalah terbitan berkala yang bukan harian, setiap keluar diberi
berhalaman terpisah, biasanya diidentifikasikan dengan tanggal dan bukan dengan nomor
berseri.
e. Jurnal (journal) adalah berkala berbentuk pamflet berseri berisi bahan yang sangat
diminati orang saat diterbitkan.
f. Buletin (bulletin) adalah berkala resmi yang dikeluarkan lembaga atau organisasi profesi
ilmiah serta memuat berita, hasil, dan laporan kegiatan dalam suatu bidang.
g. Warkat warta (newsletter) adalah terbitan pendek berisi berita, termasuk kemajuan
keilmuah yang berisi catatan singkat yang mengutarakan materi secara umum dan tidak
mendalam.
h. Risalah (proceeding) berisi catatan jalan pertemuan, beserta pembahasan yang terjadi, dan
transaksi yang mumuat makalah yang dibacakan dalam pertemuan ilmiah termaksud.
i. Majalah teknis ilmiah adalah berkala ilmiah yang berisi laporan hasil dan temuan baru
penelitian.
j. Berkala semi ilmiah adalah majalah sekunder yang memuat tulisan teknis dengan
cakupan yang bersifat ensiklopedia dan ditujukan buat kalangan terpelajar yang bukan
ahli dalam bidang termaksud,
k. Berkala penyari (abstracting journal) adalah berkala sekunder yang hanya berisikan
abstrak atau ringkasan majalah primer.
l. Berkala tinjauan (review journal) adalah berkala yang memuat pembahasan berbagai
artikel ilmiah sejenis untuk memberikan gambaran kemajuan menyeluruh suatu topik.
2

m. Majalah populer adalah berkala yang berisi tulisan ilmiah untuk orang awam.

Artikel dalam sebuah jurnal dapat dibagi menurut jenisnya yaitu artikel asli (original papers
atau regular papers), artikel tinjauan (review papers), catatan penelitian (research note) dan
surat pembaca (letter to the editor).Artikel asli biasanya merupakan artikel ilmiah hasil
penelitian, atau dapat berupa konsep-konsep asli yang dikembangkan dari artikel-artikel
ilmiah yang dipublikasikan. Artikel tinjauan biasanya merupakan artikel ilmiah yang disusun
berdasarkan telaah pustaka. Artikel tinjauan biasanya ditulis oleh para pakar atas permintaan
editor. Catatan penelitian merupakan laporan ringkas tentang penelitian yang secara ilmiah
sangat penting untuk segera dipublikasikan. Surat pembaca biasanya merupakan komentar
yang membangun terhadap artikel-artikel yang dipublikasikan dalam suatu jurnal. Penulis
dapat memberikan jawaban atau penjelasan atas komentar pembaca.

2. Pemilihan Jurnal Ilmiah


Setelah selesai melakukan penelitian, maka seorang peneliti harus dapat menentukan derajat
keaslian sumbangan ilmiahnya, dapat menentukan keterkaitan dan ruang lingkup disiplin ilmu
yang tertarik akan hasilnya, serta macam masyarakat ilmiah yang berminat akan simpulan
yang dihasilkan.

Macam media mana yang dipilih untuk menerbitkan temuan ilmiah tersebut harus sudah
ditentukan dengan baik sebelum naskah ditulis. Cara yang paling sederhana adalah pergi
keperpustakaan untuk mendapatkan jurnal ilmiah yang sesuai dengan bidang ilmu kita.
Pertama-tama kita baca keterangan dalam halaman dalam depan atau belakang atau dalam
Instuction for Authors tentang cakupan bidang ilmu yang sesuai dengan jurnal tersebut. Jika
di perpustakaan tidak ada, maka dapat berkonsultasi dengan kolega kita di lembaga lain untuk
membicarakan ke jurnal mana artikel tersebut paling tepat dikirim. Survey mengenai jurnal
ilmiah juga dapat dilakukan melalui internet.

Seorang pemula mungkin akan mengalami kesulitan untuk memilih jurnal yang tepat jika
tersedia banyak pilihan. Sebagai patokan mulailah mempertimbangkan kemungkinan untuk
memasukkannya ke dalam berkala superspesialis. Jika setelah dinilai belum cukup mendalam,
maka lanjutkan penjajakan ke berkala spesialis cabang ilmu yang melingkupinya. Sebagai
alternatif terakhir baru kemudian persiapkan artikel untuk berkala bidang ilmunya.
Dianjurkan untuk tidak menerbitkan hasil temuan kita pada majalah atau jurnal yang
merupakan bunga rampai bermacam ilmu. Berkala seperti ini tidak akan sampai ke tangan
ilmuwan sebidang.

3. Instruction for Authors


Setelah diperoleh jurnal yang tepat, segera simaklah gaya penyajiannya dengan membaca
beberapa tulisan yang dimuat dalam nomor-nomor atau jilid terakhir. Perhatikan pula tentang
“Objective of the Journal” yang biasanya memuat tentang cakupan bidang ilmu yang
diutamakan, jenis karya tulis yang diminta (artikel asli saja, artikel tinjauan saja, atau kedua-
duanya). Setelah itu pelajari Instruction for Authors pada jurnal tersebut.
Pemunculan “Instruction for authors” untuk setiap jurnal berbeda-beda. Jika pedoman
tersebut pendek biasanya ditulis pada setiap satu nomor penerbitan jurnal. Akan tetapi jika
panjang biasanya ditulis sekali dalam satu tahun, bisa pada awal tahun atau akhir tahun. Jika
tidak dapat diperoleh di perpustakaan maka kita dapat mengirim surat ke Editor in Chief atau
Technical Editor untuk mendapatkannya.

4. Penulisan Artikel
Kita harus membaca pedoman penulisan artikel dengan hati-hati agar tidak terjadi kesalahan.
Memang derajat pedoman tersebut berbeda-beda pada setiap jurnal dari yang hanya garis
besar saja sampai dengan yang sangat rinci.

Informasi umum yang diberikan dalam panduan penulisan itu adalah format penulisan
(ukuran dan jenis kertas, spasi, penomoran halaman, jumlah baris per halaman, margin dan
penomoran setiap baris tulisan), penulisan title page (judul artikel, penulis berserta alamatnya,
3

alamat korespondensi dan permintaan reprint), penulisan badan artikel.


Kita harus memperhatikan format pada jurnal terpilih. Sering terjadi editor menolak suatu
artikel ilmiah dikarenakan tulisan tersebut tidak memenuhi persyaratan format yang telah
ditentukan. Oleh sebab itu format harus dicermati.

Hal yang pertama yang harus diperhatikan adalah ukuran dan jenis kertas. Pada umumnya
ukuran yang digunakan adalah A4 atau letter dengan berat 80 gram. Setelah itu perhatikan
ukuran spasi (biasanya 2 spasi), ukuran marjin kiri, kanan, atas dan bawah (bervariasi
tergantung jurnal), ukuran font (paling sedikit 10 point), petunuk penomoran halaman (atas
atau bawah, kanan, tengah atau bawah), batas jumlah halaman yang diijinkan, jumlah baris
per halaman (biasanya 20-25 baris). Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa setiap baris
pada setiap halaman diberi penomoran pada sisi kiri kertas. Penomoran baris sangat penting
sebagai rujukan bagi reviewer atau editor serta penulis pada waktu memberi jawaban atas
ulasan yang diberikan oleh reviewer. Selain itu, perlu diperhatikan boleh tidaknya
pemenggalan kata dan penggunaan right justification. Kadang sebuah jurnal juga menentukan
jenis huruf yang digunakan.

4.1. Penulisan Title Page


Pada tittle page (lihat lampiran 2) biasaya ditulis judul artikel, nama penulis dan alamat
lembaga dimana penelitian itu dilakukan, dan alamat penulis korespondensi. Umumnya
Running head little yaitu judul artikel dalam bentuk singkat (yang nantinya akan muncul pada
halaman tertentu pada artikel yang telah dicetak bersama dengan nama penulis) juga
dicantumkan pada halaman judul ini. Cara penulisan halaman judul ini untuk setiap jurnal
berbeda-beda.

Pada halaman judul ini perlu diperhatikan apakah judul ditulis tebal, miring, huruf kapital
atau huruf kecil. Secara umum judul ditulis paling atas dan di tengah-tengah. Ada jurnal yang
menentukan judul dicetak tebal, nama penulis dan alamat dicetak miring. Selain itu, perlu
diperhatikan penggunaan ukuran huruf. Justifikasi judul, nama penulis dan alamat juga perlu
diperhatikan.

Alamat penulis dalam jurnal bertaraf internasional adalah lembaga yang betul-betul memberi
sumbangan dan ikut ambil bagian dalam penelitian. Sebagai contoh, seorang dosen
melanjutkan pendidikan S3 di Universitas Andalas. Setelah lulus ia pulang kembali ke
institusi dimana ia bekerja. Jika ia mempublikasikan hasil penelitiannya, maka alamat penulis
adalah Universitas Andalas. Penulis dapat mencantumkan alamat sekarang (alamat dimana ia
bekerja) pada catatan kaki.

Judul biasanya diminta sesingkat mungkin tetapi mencerminkan isi dari artikel ilmiah
termaksud. Singkatan biasanya tidak dianjurkan dalam judul. Jumlah huruf pada running head
bervariasi (biasanya tidak lebih dari 55 huruf ).

Nama penulis yang dicantumkan biasanya yang benar-benar memberikan kontribusi pada
penelitian tersebut. Memang tidak ada patokan yang berlaku. Bisa saja, pencantuman nama
penulis tergantung pada kesepakatan di antara penulis. Jika penulis lebih dari satu, maka
cantumkan penulis yang bertanggungjawab dalam surat-menyurat. Biasanya penulis atau
peneliti senior. Peneliti senior tidak harus sebagai penulis utama.

4.2. Abstract dan Keywords


Format abstrak juga bervariasi, sehingga kita harus benar-benar teliti membaca pedoman
penulisan pada jurnal tersebut yang meliputi format (kapital atau tebal, center atau pada baris
baru yang diikuti oleh kalimat pertama abstrak, spasi). Pada umumnya, jurnal meminta
abstrak ditulis pada halaman terpisah. Untuk mempermudah, sebaiknya kita memperhatikan
contoh artikel terbaru.

Secara umum, abstrak ditulis dalam satu paragraf yang berisi tujuan penelitian, materi dan
metodologi penelitian, hasil utama penelitian, kesimpulan dan kata kunci (key words). Jika
4

artikel tersebut berupa tinjauan pustaka, abstrak berisi tentang latar belakang, hasil utama
berupa temuan teoritik, kesimpulan dan kata kunci. Pada abstrak biasanya tidak terdapat
pembahasan, tabel, pustaka, sitasi, dan gambar. Singkatan biasanya diperbolehkan dalam
abstrak.

Abstrak inilah yang biasanya digunakan dalam abstracting yang akan disebarluaskan baik
secara elektronik maupun cetak. Oleh sebab itu kita harus mampu mengungkapkan hasil
penelitian kita secara menyeluruh sehingga pembaca bisa menangkap isi artikel tanpa harus
mengacu ke artikel yang lengkap. Pembaca yang tertarik biasanya akan mencari artikel
lengkapnya.

Jumlah kata maksimum dalam abstract umumnya dibatasi antara 100 dan 250 kata. Namun
ada juga jurnal yang memberi batasan sampai dengan 400 kata. Satu kata ditetapkan sebagai
kumpulan karakter yang diapit oleh space. Abstract ditulis dengan kalimat past tense, dan
umumnya tidak diperkenankan lagi mengulangi judul artikel dalam isi abstract. Abstract
biasanya akan ditutup dengan kata kunci (keywords).

Kata kunci sangat penting dalam pengideksan artikel. Jika pembaca ingin mencari artikel
dengan kata kunci, maka salah satu kata kunci yang kita tulis akan bisa membuka artikel
tersebut. Oleh sebab itu, kita harus memilih kata kunci yang paling baik mewakili topik yang
dibahas. Jumlah kata kunci bervariasi dari 3-6. Tata cara penulisan key words bervariasi. Ada
jurnal yang menuliskan kata kunci berdasarkan urutan abjad. Ada juga yang berdasarkan
urutan dimulai dari kata kunci spesifik sampai dengan kata kunci umum atau sebaliknya. Ada
juga yang dimulai dari kata kunci yang paling penting sampai dengan yang kurang penting
atau sebaliknya.

4.3. Introduction
Bagian ini mengandung isi sebagai pengantar yang berisi justifikasi penelitian, hipotesis dan
tujuan penelitian. Jika artikel berupa tinjauan pustaka, maka pendahuluan berisi latar belakang
yang memuat tentang pentingnya “permasalahan” tersebut diangkat, hipotesis (jika ada) dan
tujuan penulisan artikel. Pada bagian ini pustaka hanya dibatasi pada hal-hal yang paling
penting. Perlu diperhatikan metode penulisan pustaka rujukan sesuai dengan contoh artikel
atau ketentuan dalam Instruction for authors. Jumlah kata dalam bagian ini juga kadang
dibatasi jumlah katanya. Ada juga jurnal yang membatasi jumlah referensi yang dapat disitir
pada pendahuluan, tidak lebih dari tiga pustaka. Tidak dibenarkan membahas secara luas
pustaka yang relevan pada pendahuluan. Pada sebagian besar jurnal Introduction ditulis dalam
kalimat present tense. Perlu diperhatikan apakah “introduction” ditulis segera setelah abstract,
atau harus pada halaman baru.

4.4. Materials and Methods


Bagian ini bisa dibagi menjadi beberapa subheading untuk lebih rapi. Dalam bagian ini
umumnya tidak dibatasi jumlah kata atau panjang tulisan, sehingga kita akan lebih leluasa
menjelaskan materi dan metodologi yang digunakan. Perlu diketahui bahwa para reviewer
akan banyak menekankan pemeriksaan pada materi dan metode ini. Karena, kevalidan hasil
yang kita peroleh ditentukan oleh penggunaan materi dan pendekatan metodologi yang
digunakan. Oleh sebab itu, kita harus menulis secara lengkap jenis materi dan metodologi
yang kita lakukan dalam penelitian, sehingga reviewer bisa memahami prosedur yang
digunakan dalam penelitian.

Dalam bagian ini kita bisa menyajikan tabel, skema atau gambar untuk memperjelas dan
meringkas informasi yang akan ditulis. Bagian ini ditulis dengan kalimat past tense.
Jika kita merujuk metode dari hasil penelitian orang lain, maka kita tidak perlu
menuliskannya secara mendalam. Cukup ditulis bahwa pengukuran “apa” menggunakan
metode “siapa”.
5

Contoh :
a. Dry matter, crude protein and total ash were determined according to AOAC (1990).
b. Neutral detergent fiber, acid detergent fiber, acid detergent lignin and hemicellulose
were determined as described by Van Soest et al. (1991).

Hal ini juga berlaku bagi model analisis statistik. Kita tidak perlu mencantumkan model
matematikanya.
Contoh:
The effect of two season i.e. spring and winter on the nutrient composition and in situ DMD
was analysed using a t-test (Steel and Torrie, 1980).
Dalam artikel tinjauan, biasanya tidak dicantumkan materi dan metode penulisan yang
digunakan.

4.5. Results and Discussion


Setiap jurnal mempunyai pola yang baku atau yang fleksibel dalam bagian ini. Ada jurnal
yang memisahkan Results dari Discussion, atau menyatukannya, dan ada pula yang
menyerahkannya kepada penulis sesuai dengan kenyamanan dalam penyajiannya.
Jika Results terpisah, bagian ini hanya menyajikan hasil penelitian tanpa membahasnya.
Keuntungan cara ini adalah pembahasan bisa lebih terarah dan menyeluruh karena bisa
membahas variabel atau parameter yang saling berhubungan sekaligus. Keburukannya adalah
bahwa dalam membahas kita cenderung memulai lagi sedikit dengan hasil, sehingga akan
mengulang lagi apa yang sudah disajikan dalam hasil.

Jika results digabung dengan discussion, pembahasan bisa langsung mengikuti penyajian
hasil. Keuntungan cara ini adalah setiap hasil langsung dibahas, sehingga tidak perlu
menyinggung lagi jika membahasnya. Keburukkannya adalah kita cenderung mengulang
pembahasan yang saling berkaitan. Namun untuk menulis pada salah satu cara di atas kita
bisa menggunakan teknik yang baik sehingga penyajian hasil dan pembahasan bisa lebih
menarik.

Dalam penyajian results ungkapkan hasil yang diperoleh secara jelas dan lugas tanpa
komentar. Pembaca diundang untuk mengambil kesimpulannya sendiri, kemudian
membandingkannya dengan pernyataan penulis setelah pembaca sampai pada bagian
discussion. Sajikan data terpilih dengan ringkas. Pada tahap ini, penulis sebaiknya
membentuk argumen yang akan menjadi tulang punggung discussion. Dengan demikian, hal-
hal pokok dalam results perlu diberi penekanan. Pada bagian results, biasanya digunakan
kalimat past tense yang sederhana. Untuk penyajian data yang sederhana gunakan tabel.
Untuk data yang rumit dan banyak gunakan gambar. Tidak dibenarkan menyajikan gambar
dari tabel yang telah disajikan. Rataan angka yang disajikan dalam tabel dan gambar pada
sebagian besar jurnal internasional disertai oleh ukuran penyebaran seperti SD, SE.
Results harus ditulis secara sistematis. Kita tulis hasil mulai dari hasil utama baru diikuti oleh
data atau hasil pendukungnya atau sebaliknya, dari data pendukung baru ke hasil utamanya.
Pada umumnya jurnal internasional tidak menginginkan bahasa statistik ditulis dalam teks
hasil. Sebagai contoh kalimat “Body weight was significantly affected by treatments
(P<0,01)” adalah kalimat statistik, yang sangat sulit dipahami oleh pembaca. Oleh sebab itu
sebaiknya tulis saja secara langsung, misalnya “Probiotik supplementation at level of 1%
significantly increased body weight of broiler chickens (P<0,01)”.
Dalam bagian discussion yang perlu kita bahas adalah hasil tersebut apakah menerima atau
menolak hipotesis yang kita kemukakan. Jadi disini dibahas kenapa hipotesis diterima atau
ditolak. Biasanya discussion akan ditutup dengan kesimpulan jika tidak ada heading khusus
untuk kesimpulan.

Agar discussion menarik untuk dibaca, maka mulailah dengan kata-kata kunci. Demikian pula
setiap paragraf sebaiknya dibuka dengan kalimat topik yang membawa gambaran jelas kepada
pembaca. Sebaiknya discussion dirancang dengan argumen yang kuat. Ini akan memberikan
kesempatan kepada penulis untuk merangsang minat pembaca, sehingga pembaca tertarik
6

untuk membaca seluruh artikel. Spekulasi dapat dibenarkan dalam discussion sepanjang
didukung oleh argumen yang kuat.

Kutipan dalam discussion sangat penting untuk memperkuat argumentasi penulis. Kutipan
harus memberikan informasi yang benar. Hal ini sangat penting bagi pembaca yang ingin
mengikuti argumen penulis dengan seksama, agar dengan tepat menemukan apa yang
dicarinya dalam artikel asli sesuai dengan pengarahan penulis.

Acuan mempunyai banyak kegunaan, antara lain dapat dijadikan otoritas tertinggi yang
menjadi dasar argumen. Acuan dapat menjadi otoritas sementara yang keabsahannya menjadi
tantangan pembaca, atau bahkan ternyata salah sama sekali. Mungkin saja penulis dapat
memberikan penekanan pada waktu penulisan kutipan dalam teks. Perhatikan beberapa
pernyataan berikut:

“Semua bakteri aerobil peka terhadap umtomycin (Burhan, 1979).”


Pernyataan ini menyiratkan bahwa konsep tersebut dapat diterima. Burhan adalah orang
pertama yang mengemukakan, dan penulis menyetujuinya.

“Burhan (1979) menemukan bahwa semua bakteri aerobik peka terhadap umptomycin.”
Pernyataan ini menyiratkan konsep yang kurang dikenal, Burhan yang menyimpulkan, dan
penulis setuju dengan pendapatnya.

Burhan (1979) menyatakan bahwa semua bakteri aerobik peka terhadap umptomycin.”
Dalam kalimat ini tersirat bahwa pendapat Burhan mungkin bertentangan dengan pendapat
umum, dan penulis untuk sementara tidak menentukan pilihan dalam masalah ini.

4.6. Conclusion atau Implication atau Summary


Dalam conclusion sarikan apa yang menjadi hasil utama penelitian (menolak atau menerima
hipotesis) dalam kalimat yang sederhana. Hindari kalimat berbau statistik. Conclusion
disusun berdasarkan fakta yang ditemukan dalam penelitian.

Beberapa contoh conclusion:


1. Basing on the quality and quality of meat and wool produced it may be concluded that
CSM may serve as suitable substitute to replace at least 50% of costly and scarce
DPNM in the diets of growing lambs reared for meat and wool production.
2. It can be concluded that both Jackfruit and Flemingia are potential supplements for
goats fed grasses and CWSC.Implikasi penelitian ditulis untuk memperjelas manfaat
atau sumbangan yang dihasilkan dari penelitian. Saran penelitian lebih lanjut dapat
dikemukakan pada bagian ini.

Beberapa contoh implications:


1. The results of both experiments suggest that this carbohydrate by-product can replace
at least 50% of the total lactose in phase I and phase II diets without having a
detrimental effect on pig performance. This by-product may be an economical
alternative to lactose in starter pig diets.
2. Supplementing Phytezyme to an corn-wheat-soybean meal diet for growing pigs
increased growth performance and nutrient digestibility. The present experiment
demontrates the potential for complete replacement of inorganic phosphorus addition
by Phytezyme to maximize performance and nutrient availability.
3. Extrusion cooking would be a way to improve the stability of rice bran. Feeding
rancid rice bran gives negative effects on growth performance and pork quality in
growing-finishing pigs. Therefore, it is very important to use rice bran as a feed
ingredient when it is fresh or stabilized.
7

4.7. Acknowledgement
Ucapan terima kasih biasanya ditempatkan pada akhir tulisan sebelum daftar pustaka.
Biasanya yang perlu disebutkan adalah penyandang dana. Berikan nomor kontraknya jika ada,
karena ini juga nanti sebagai dokumentasi bagi pemberi dana bahwa penelitian yang dibiayai
telah dipublikasikan di tingkat internasional.

Ucapan terimakasih juga dapat diberikan kepada perorangan, lembaga atau kelompok yang
telah memberi bantuan teknis dan saran. Ucapan terimakasih sebaiknya ditulis dengan
sederhana.

Beberapa contoh acknowledgments.


1. This study was supported by a research grant for food and meat products from the Ito
Memorial Research Foundation, Tokyo, Japan. We also thank the Livestock Improvement
Association of Miyazaki Prefecture, and Miyazaki Prefectural Meat Inspection Center of
Miyakonojo-Devision, for providing frozen semen and the ovaries.
2. This work was supported in part by a grant from the Council of Agriculture, Executive
Yuan [#81 Rural Restruction-12.1-AID-67(43)].
3. The autrhors thank Dr. D. H. Min in Michigan State University and Prof. L. D. Muller in
Pennsylvania State University for advice in writing of this manuscript. This study was
supported in part by Kangwon National University.
4. This work was supported in part by a grant from the Korea Science and Enginering
Foundation (KOSEF 951-0607-011-2) to YSK.
5. The authors would like to thank the National Science Council of the Republic of China
for financial support of this experiment under Contract No. NSC 84-2321-B-021-010.

4.8. References
Penulisan daftar pustaka bervariasi tergantung kepada format setiap jurnal. Untuk itu, kita
harus mengacu kepada pedoman penulisan pada jurnal tersebut. Secara umum, penyusunan
daftar pustaka terdiri atas dua jenis, yaitu dengan cara penomoran dan penyusunan secara
alfabetis. Daftar pustaka yang digunakan diutamakan dari artikel-artikel yang telah
dipublikasikan secara internasional. Daftar pustaka dari publikasi nasional dapat digunakan
pada jumlah terbatas. Tesis dan disertasi dapat pula digunakan sebagai daftar pustaka. Kadang
subuah artikel ditolak karena daftar pustaka hanya berasal dari hasil penelitian yang tidak
dipublikasikan, seperti misalnya laporan penelitian, atau hanya berasal dari publikasi lokal.

4.9. Penulisan Tabel


Dalam penerbitan jurnal internasional, tabel selalu ditulis dalam halaman terpisah dari teks,
biasanya setelah daftar pustaka. Tabel diberi nomor urut mengikuti angka arab, dan setiap
tabel diketik dalam halaman terpisah. Sebelum membuat tabel perhatikan dulu format yang
ada pada contoh artikel terbaru.Umumnya garis horisontal sepanjang halaman yang
diperbolehkan hanya tiga, yaitu pada bagian atas (judul kolom) dan satu pada penutup tabel.
Garis vertikal sama sekali tidak diperbolehkan.Judul tabel biasanya ditempatkan di atas tabel.
Perhatian format penulisan judul tabel. Sistem penulisan satuan variabel yang ditabulasikan
juga perlu diperhatikan dengan cermat.

Syarat yang selalu ditekankan dalam pembuatan tabel adalah bahwa pembaca bisa memahami
dan menginterpretasikan tabel itu sendiri tanpa harus membaca teks. Susunlah data pada tabel
sesuai dengan urutan penyajian dan pembahasan dalam teks. Kelompokkan data sejenis dalam
satu tabel.

4.10. Figure Legends atau Judul Gambar


Biasanya judul gambar dilampirkan setelah tabel. Tuliskan judul gambar dalam halaman
terpisah dari gambarnya. Jika ada beberapa gambar, bisa diberi nomor dan judulnya dan
mengetiknya dalam satu halaman. Perhatikan format penulisan judul gambar pada artikel
8

contoh.
4.11. Figure

Gambar digunakan untuk menyajikan data yang sangat banyak. Setiap gambar dicetak pada
halaman terpisah. Untuk tidak membingunkan, tuliskan nomor gambar dan nama penulis
dibalik (halaman belakang) gambar tersebut. Selain itu, untuk gambar yang tidak langsung
kelihatan mana bawah dan atas, harus ditunjukkan di margin gambar tersebut dengan pensil.
Karena gambar tidak disertai dengan judulnya, jangan sampai salah memberikan nomor di
belakang gambar atau salah mengurutnya dalam teks.

5. Pengiriman Artikel
Setelah artikel selesai ditulis dengan baik, sekali lagi periksa kelengkapan dan kesesuaian
dengan format. Yang penting diperhatikan adalah aturan bahasa yang digunakan apakah
sudah sesuai, dan apakah ejaaannya benar. Jika perlu, sebelum kita mengirimkan naskah
tersebut ke jurnal yang dituju, ada baiknya kita mintakan kolega kita di dalam dan di luar
negeri untuk membacanya dan memberikan komentar. Pada sebagian besar jurnal
internasional, penulis yang bukan “native speaker” biasanya disarankan agar naskahnya
dikoreksi pemakaian bahasanya oleh “native speaker”. Hal ini untuk menghindari pemakaian
bahasa asing yang tidak standar. Sering terjadi, artikel ditolak karena pemakaian bahasa asing
yang tidak standar. Jika sudah siap, maka artikel diperbanyak sesuai dengan permintaan dan
mengirimkannya ke Editor-in-Chief. Setelah artikel difotokopi, maka sekali lagi periksa
kelengkapan halaman. Buatlah surat pengantar yang memohon redaktur untuk
mempertimbangkan penerbitan atikel anda, lengkap beserta alamat lengkap untuk keperluan
surat-menyurat. Selain itu, sejumlah jurnal juga mensyaratkan adanya “surat pernyataan” dari
semua peneliti yang isinya tentang persetujuan antar peneliti tentang isi artikel, keaslian hasil
penelitian/tulisan, dan pernyataan lain yang dipersyaratkan.
Artikel dikirim beserta kelengkapannya. Artikel dibungkus dalam amplop besar (artikel
jangan dilipat) dan kuat.

6. Pengembalian Artikel oleh Editor-in-Chief


Biasanya setelah artikel tersebut diterima oleh Editor-in-Chief, mereka akan mengirimkan
surat pemberitahuan bahwa artikel tersebut telah sampai di meja redaksi (received) yang
biasanya disertai nomor yang diberikan oleh editor ke artikel tersebut. Dalam beberapa bulan,
artikel akan dikembalikan oleh Editor-in-Chief dengan dua kemungkinan. Yang pertama
artikel ditolak sama sekali, atau diterima (accepted) yang umumnya dengan perbaikan. Artikel
dapat diperbaiki sesuai dengan komentar reviewer jika kita setuju. Kita dapat tidak setuju
dengan komentar reviewer dengan mengemukakan alasan ilmiahnya.

7. Perbaikan Artikel
Artikel yang telah dikembalikan untuk diperbaiki biasanya disertai dengan lembaran
komentar reviewer yang bisa bersifat umum dan spesifik. Selain itu juga Editor-in-Chief juga
menambahkan beberapa catatan dan perbaikan pada artikel. Perbaiki artikel sesuai dengan
saran dan komentar serta koreksian yang diberikan. Biasanya kita diminta untuk memberikan
jawaban secara rinci baris demi baris apa.

Disini kita dapat tidak setuju dengan saran para reviewer, dengan mengemukakan alasan yang
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Disini kita juga dapat menambahkan hal-hal
yang kita anggap penting, meskipun tidak ada saran dari para reviewer.

8. Pengiriman Kembali Artikel


Setelah semua diperbaiki, kita kirim kembali artikel tersebut beserta jawaban atau komentar
kita terhadap saran para reviewer, yang biasanya disertai dengan artikel yang lama yang berisi
koreksian. Perhatikan surat dari Editor in Chief berapa kopi kita harus mengirim. Jika tidak
ada surat pemberitahuan yang meminta artikel diperbaiki kembali, maka kita tinggal
menunggu galley proof. Pada saat revisi terakhir biasanya kita juga diminta untuk
mengirimkan artikel elektronik dalam disket, sehingga proses setting lebih cepat.
9

9. Pemeriksaan Galley Proof, Penyelesaian Administrasi dan Pemesanan Reprints


Setelah artikel diterima, proses setting akan dilakukan. Artikel akan diketik sesuai dengan
format cetak halaman jurnal tersebut. Walaupun page layout untuk tabel dan grafik mungkin
belum seperti bentuk akhir pada saat dicetak. Hasil setting seperti inilah yang disebut galley
proof. Jika proof sudah diterima, maka koreksilah dan kirim kembali. Biasanya galley proof
harus dikirim dalam waktu 24-48 jam setelah diterima. Jadi proof sebaiknya dikirim lewat
faks atau EMS (express mail service).

Perbaikkan proof biasanya hanya diperkenankan yang berkaitan dengan kesalahan yang tidak
fatal seperti salah ketik, atau perlu ditambahkan kata imbuhan. Tidak dibenarkan untuk
mengubah pernyataan, mengganti kalimat dll. Oleh sebab itu, yakinkan tidak ada kesalahan
yang prinsip pada draft artikel terakhir.

Pada saat pengiriman galley proof, Editor-in-Chief juga mengirimkan formulir untuk
pemesanan reprints dan faktur untuk pembayaran page charge. Page charge ini harus
dibayarkan bersamaan dengan pengiriman kembali galley proof. Ada sebagian jurnal yang
mensyaratkan bahwa pada saat pertama kali pengiriman artikel disertai dengan pengiriman
“biaya koreksi”. Kita dapat tidak membayar “biaya koreksi” tersebut dengan membuat
pernyataan tertulis bahwa “anda” tidak mempunyai dana untuk keperluan tersebut. Setelah
artikel sampai pada tahap “galley proof dan ada permintaan biaya publikasi, penulis dapat
mengajukan bebas biaya dengan melampirkan surat pernyataan dari lembaga tempat kerja
penulis bahwa tidak ada dana untuk keperluan publikasi. Selesailah proses pembuatan artikel
dan kita tinggal menunggu reprints yang dipesan. Reprints dapat kita kirimkan kepada kolega
kita di dalam maupun di luar negeri.

Daftar Pustaka

Animal Science and Technology. 1998. Japanese Society of Zootechnical Science, Japan.
Animal Science Journal. 1999.Instrictions to Authors. Japanese Society of Zootechnical Science,
Japan.

Asian-Australasian Journal of Animal Science. 2003. Guide for authors. AAAP, Korea.
Japanese Poultry Science. 1995. Japan Poultry Science Association, Japan.

Anda mungkin juga menyukai