Dan
Jurnal Internasional Terindeks
Kelompok 2
Nurkiftiya Y. Adam
Rilasti Yunus
Latifa Lanari
Farnawati Zainudin
Eka Nurfadlia Adjami
Anicha Destiyani Nalole
Definisi jurnal nasional
• Jurnal nasional ialah publikasi ilmiah berkala dalam
bentuk artikel yang disusun dalam bentuk jurnal nasional.
Sifat nasional berarti memperoleh pengakuan, evaluasi
atau akreditasi dari lembaga yang terakreditasi
• Memiliki ISSN;
• Memiliki terbitan versi online;
• Bertujuan menampung atau mengomunikasikan hasil-hasil penelitian ilmiah dan/atau konsep ilmiah dalam
disiplin ilmu tertentu;
• Ditujukan kepada masyarakat ilmiah/peneliti yang mempunyai disiplin-disiplin keilmuan yang relevan;
• Diterbitkan oleh Penerbit/Badan Ilmiah/Organisasi Profesi/Organisasi Keilmuan/Perguruan Tinggi dengan
unit-unitnya;
• Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Indonesia dan/atau Bahasa Inggris dengan abstrak dalam Bahasa
Indonesia dan/atau Bahasa Inggris;
• Mempunyai karya ilmiah dari penulis yang berasal dari minimal dua institusi yang berbeda;
• Mempunyai dewan redaksi/editor yang terdiri dari para ahli dalam bidangnya dan berasal dari miimal dua
institusi yang berbeda; dan
• Dikelola secara profesional: ketepatan keberkalaan, ketersediaan petunjuk penulisan, identitas jurnal, dan
lain-lain.
Contoh jurnal nasional dan penerbitnya
2. Jurnal Internasional
• Milik dan dimulai oleh penerbit / Masyarakat Ilmiah yang bekerja di Tingkat Internasional / Nasional
• Biasanya terbuka untuk menerbitkan makalah dari seluruh dunia
• Sirkulasi di seluruh dunia
• Pengindeksan – biasanya diindeks oleh paling banyak agen pengindeksan utama
• Editor / Dewan editorial – biasanya milik kelompok di negara tersebut
• Faktor Dampak – Biasanya lebih tinggi
• Peer Review – Ya, cepat, publikasi online tersedia dengan sangat cepat.
• Nomor ISSN
Ciri Jurnal Internasional
• Jurnal internasional memiliki ciri-ciri atau kriteria, diantaranya adalah sebagai berikut;
• Karya ilmiah yang diterbitkan ditulis sesuai dengan kaidah ilmiah dan etika keilmuan.
• Mempunyai ISSN
• Ditulis dengan menggunakan bahasa resmi PBB, yang meliputi Bahasa Arab, Inggris, Perancis, Rusia,
Spanyol dan Tiongkok
• Mempunyai terbitan versi online
• Dewan Redaksi (Editorial Board) ialah pakar di bidangnya paling sedikit berasal dari 4 (empat) negara
• Artikel ilmiah yang diterbitkan dalam 1 (satu) nomor terbitan paling sedikit penulisnya berasal dari 2
(dua) negara
• Terindeks oleh database internasional: Web of Science, Scopus, Microsoft Academic Search, dan/atau
laman sesuai dengan pertimbangan Ditjen Dikti.
• Jurnal internasional bereputasi ialah jurnal yang memenuhi kriteria jurnal internasional sebagaimana
yang telah disebutkan di atas (no 1 sampai 7), dengan tambahan kriteria, antara lain:
• Terindeks pada Web of Science dan/atau Scopus serta memiliki faktor dampak (impact factor) dari ISI
Web of Science (Thomson Reuters) atau memiliki faktor dampak (impact factor) dari Scimago Journal
Rank (SJR) sampai dengan tahun 2013 dan di atas 0,100 setelah tahun 2013 dinilai paling tinggi 40.
• Jurnal yang memenuhi kriteria jurnal internasional tersebut dan terindeks oleh database internasional
(Web of Science, Scopus, atau Microsoft Academic Search) tapi belum memiliki faktor dampak
(impact factor) dari ISI Web of Science (Thomson Reuters) atau Scimago Journal Rank (SJR) dengan
faktor dampak (impact factor) 0,100 setelah tahun 2013 dalam penilaian karya ilmiah dan dinilai
paling tinggi 30.
Struktur Jurnal Internasional
Berikut ini sistematika penulisan jurnal internasional secara
umum, yaitu:
• Judul Artikel
• Nama Penulis
• Unit Kerja, Alamat Lengkap
• Abstrak
• Bab I. Pendahuluan
• Bab II. Metode Penelitian
• Bab III. Hasil Dan Pembahasan
• Bab IV. Kesimpulan Dan Saran
• Daftar Pustaka
Cara Membuat Jurnal Internasional
Terdapat beberapa saran tentang cara menulis yang lebih efektif untuk jurnal internasional, antara
lain:
• Gunakan tools modern
• Inti dari penulisan akademis adalah re-use: kita membangun ide, kata-kata dan bahasa orang
lain. Tidak mungkin bagi para sarjana pemula untuk menulis secara memadai tanpa terlebih
dahulu merasa nyaman dengan menggunakan kembali literatur penelitian yang ada.
• Tools modern tersebut misalnya Zotero, Mendeley dan EndNote. Alat-alat ini tidak hanya
menghasilkan referensi untuk penulis secara otomatis dalam pengolah kata, tetapi juga
memungkinkan para peneliti untuk membangun perpustakaan pribadi terkait makalah akademik
dan membuat catatan tentang bagaimana kutipan artikel penelitian dapat digunakan kembali
dalam naskah masa depan.
• Dengan menggunakan fungsi Zotero seperti koleksi, tag, dan item terkait, peneliti juga dapat
membangun perpustakaan digital dari item penelitian yang ditautkan.
• Belajar dari artikel penelitian di jurnal target
• Setelah membangun perpustakaan literatur penelitian mereka, para peneliti kemudian dapat
belajar bagaimana menganalisis bahasa artikel yang diterbitkan dalam jurnal target mereka,
sebagai lawan dari konten.
• Cobalah untuk memahami konstruksi teks: tanyakan apa yang penulis katakan; periksa
bagaimana mereka mengatakannya. Peneliti harus melihat ‘tahapan’ argumen yang dibuat oleh
penulis lain melalui struktur dan format kalimat tertentu, yang dapat didaur ulang.
• Sebagai contoh, pengantar makalah biasanya memiliki awal yang umum
(“Satu bidang yang semakin meningkat perhatian adalah …”); tengah
(“Sebagian besar studi kasus sebelumnya tidak secara langsung
membahas masalah …”); dan akhir (“Penelitian ini bertujuan untuk …”).
• Para peneliti tidak boleh menyalin ini secara langsung – yang dapat
membentuk plagiarisme – tetapi memperhatikan pola makalah yang
diterbitkan sebelumnya dan membuat upaya sadar untuk mengarahkan
kembali makalah itu bermanfaat.
• Gunakan tools elektronik untuk meningkatkan pilihan kata dan variasi
kalimat
• Mengakses koleksi artikel penelitian dalam bentuk elektronik dapat
membantu para sarjana memilih kata-kata yang tepat dan memvariasikan
struktur kalimat dalam makalah mereka.
• Database online bernama Corpus of Contemporary American English,
misalnya, menampilkan sub-koleksi artikel penelitian (berisi 112 juta
kata) dengan fungsi pencarian di mana pengguna dapat memasukkan satu
kata dan mencari tahu apa yang biasa terdapat di sekitar kata itu, yang
akan menunjukkan bagaimana orang lain menyusun kalimat mereka.
• Fungsi pencarian lanjutan Google Scholar juga dapat membantu
mahasiswa untuk meniru kalimat dalam jurnal tertentu.
• Sebagai contoh, pencarian Google Scholar untuk ““increasing
attention” source: Nature” menghasilkan 3.160 kalimat yang
mengandung frasa ini dalam artikel Nature, dengan demikian
menampilkan berbagai struktur tata bahasa untuk digunakan
kembali oleh penulis pemula.
• Dapatkan umpan balik dari pengawas dan guru bahasa
• Akhirnya, mahasiswa yang melakukan penelitian harus mencari
umpan balik pada naskah mereka dari pengawas awal, untuk
memastikan bahwa bagian Pendahuluan dan Diskusi mereka berisi
kasus yang meyakinkan untuk penelitian mereka.
• Namun, bagi banyak sarjana pemula, kesulitan utama bukanlah
ketepatan tata bahasa, tetapi bagaimana mengekspresikan ide-ide
mereka dengan jelas dan koheren. Para penulis dapat mengambil
manfaat lebih banyak dari diskusi tatap muka dengan guru bahasa
tentang cara merevisi naskah mereka daripada membayar untuk
mengedit. Layanan yang disediakan oleh korektor anonim.
Jurnal Terindeks
Jurnal terindeks dapat diibaratkan sebuah program studi di suatu perguruan
tinggi yang setiap lima tahun sekali harus menjalani proses akreditasi
nasional oleh BAN-PT. Tentu istilah seperti program studi maupun akreditasi
BAN-PT bukanlah hal yang asing bagi kalangan perguruan tinggi.
Dengan kata lain, jurnal terindeks adalah suatu jurnal yang diterbitkan oleh
suatu lembaga penerbit tertentu, yang berada di bawah lembaga perguruan
tinggi maupun non-perguruan tinggi, yang telah mendapatkan
“akreditasi” (baca: terindeks) dari suatu lembaga yang berhak mengeluarkan
“akreditasi” tersebut.
Lembaga pengindeks biasanya merupakan lembaga yang mengumpulkan
basis data seluruh jurnal yang berdiri dan muncul ke permukaan serta dapat
diakses secara bebas oleh kalangan umum, baik sebagai pembaca maupun
sebagai penulis. Dengan demikian, suatu jurnal yang telah terindeks oleh
suatu lembaga pengindeks telah bergabung dengan ratusan atau ribuan jurnal
lainnya dalam basis data lembaga pengindeks tersebut. Tentunya, jurnal yang
dapat terindeks adalah jurnal yang betul-betul dapat dipastikan
keberadaannya dan memiliki struktur kepengolalaan yang jelas.
TERIMA KASIH