Anda di halaman 1dari 18

At-Turats Vol. 13 No.

1 (2019) 3 – 20

At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam

journal homepage: http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/atturats

PENDIDIKAN AKHLAK: RELASI ANTARA SEKOLAH DENGAN KELUARGA


Mirzon Daheri
Email: mirzondaheri@iaincurup.ac.id
Idi Warsah
idiwarsah@iaincurup.ac.id
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup, Bengkulu

ABSTRACT

Schools are partner institutions for parent to educate their children. This means both of
them have the responsibility teach child becomes a complete human being. However, it is still
difficult to find the relationship between the two running as they should. The school headed
west as its destination. This means that good communication has not been built so that both can
collaborate, walk the path of achieving educational goals. This study tries to explore how the
effort to build a pattern of school-family relations is mutually reinforcing. The researcher took
field research by carrying out observations and study documents in the Alam School Depok
(SADe). The results show good communication is able to make school-family relations active-
positive. This means both of them show synergy in achieving educational goals.

Kata kunci : relation, school, family, character, communication, collaboration.

INTRODUCTION Globalisasi merupakan fenomena


bagaikan pisau bermata dua; satu sisi
. Globalisasi adalah suatu
memberi dampak positif, sedangkan sisi
keniscayaan yang tidak dapat dihadang oleh
yang lain memberi efek negatif. Pada sisi
kekuatan apapun. Pada dasarnya globalisasi
positif, globalisasi menyebabkan terjadinya
merupakan proses kemajuan yang
perluasan pasar yang berdampak terhadap
melahirkan ketergantungan antar bangsa
kenaikan pendapatan suatu bangsa. Dalam
dan negara yang ditandai oleh derasnya arus
bidang sosial politik, globalisasi membawa
informasi, komunikasi, lalu lintas barang,
angin segar pada system dan tata
jasa dan modal, bahkan tenaga kerja, secara
pemerintahan yang cenderung memberi
bebas antar negara. Dunia layaknya menciut
kebebasan dan kedaulatan kepada rakyat
sehingga kehidupan bergerak begitu cepat.
secara demokratis. Dalam bidang budaya,
3
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 3 – 20

At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam

journal homepage: http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/atturats

globalisasi menyebabkan interaksi antar generasi milenial. Generasi milenial selalu


bangsa yang semakin massif dan intens, ditekan oleh media dan rekan-rekannya
sehingga arus pertukaran informasi dan ilmu untuk menjadi orang yang tidak sesuai
pengetahuan semakin terbuka. dengan hatinya. Agar dikatakan mengikuti
Namun, sisi negatif dari globalisasi trend, eksis, keren upto date dan seterusnya
juga tidak kalah banyaknya. Di bidang sehingga menjadi alasan bagi kawula muda
ekonomi menyebabkan semakin menganga dalam bersikap, bertindak dan
jurang antara kelompok kaya dan miskin. menggunakan segala sesuatu. Hal ini justru
Dalam bidang sosial politik demokrasi memisahkan generasi muda dari perasaan
cenderung mengarah pada kebebasan tanpa penghargaan dan keunikan. Tak salah ini
batas. Dalam bidang budaya, adanya disebut dengan pencurian identitas yang
globalisasi membawa dampak pada paling buruk. Disinilah proses pendidikan
mudahnya warga masyarakat di negara- mendapat tantangan mainstream global
negara sedang berkembang, termasuk yang tidak bisa dihindari yakni arus
Indonesia meniru budaya negara luar, globalisasi.
dalam berbagai bentuk. Beberapa yang Disisi lain, sekolah sebagai
menjadi trend mode yang didambakan institusi pendidikan tak dapat dipungkiri
adalah pola pergaulan, mode pakaian, lagu memiliki banyak keterbatasan dalam
dan berbagai pola perilaku lain yang pada mendidik siswanya. Terkhusus pada aspek
gilirannya justru dapat merusak harkat, afektif, akhlak, moral atau lebih dikenal
martabat dan jati diri bangsa itu sendiri.1 dengan karakter. Mengapa?. Ada banyak
Covey menyebutkan hal ini tantangan bagi sekolah pada umumnya
sebagai pencurian identitas.2 Ini adalah untuk mendidik akhlak. Beberapa
pencurian identitas yang paling berbahaya diantaranya adalah waktu yang terbatas
dalam masyarakat saat ini khususnya bagi dengan target kurikulum yang padat,

1
Zamroni, Dinamika PeningkatanMutu Membangkitkan Potensi Setiap Anak (Jakarta:
(Yogyakarta: Gavin KalamUtama, 2011), 65. Gramedia Pustaka Utama, 2009), 49.
2
Stephen R. Covey, The Leader in Me:
Kisah Sukses Sekolah dan Orang Tua

4
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 3 – 20

At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam

journal homepage: http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/atturats

perbandingan guru dan siswa yang belum keterbatasan sekolah. Maka penulis ingin
ideal, kurikulum yang tak berorientasi melihat bagaimana relasi sekolah-keluarga
karakter, juga kompetensi guru dalam dapat terwujud. Apa saja yang menjadi
proses pembelajaran. Bahkan jika tujuan jembatan komunikasi keduanya sebagai
sekolah sudah ideal, guru yang profesional, usaha membangun persamaan persepsi.
kurikulum yang layak belum juga dapat Bagaimana keduanya berkolaborasi
menjamin sekolah mampu mencapai mencapai tujuan sekolah.
tujuannya. Sebab, tercapainya tujuan
sekolah terdependen dengan peran keluarga, Metode
teman sebaya, masyarakat juga pemerintah. 3 Penelitian ini adalah penelitian
Bagaimana tidak, waktu interaksi guru dan lapangan (field research) yang bersifat
murid sangatlah terbatas. Selepas dari ekploratif4 sekaligus kepustakaan5 dalam
sekolah anak akan berinteraksi dengan rangka mengungkap secara faktual dan
keluarga, teman sebaya dan masyarakat. mendetail bagaimana upaya sekolah
Dengan demikian, sekolah membangun relasi dengan rumah yang
bukanlah penangggung jawab mutlak satu- subjeknya guru dan orang tua untuk
satunya terkait dengan perkembangan mencapai tujuan sekolah. Penelitian ini
siswanya. Terlebih pada aspek akhlak. bersifat kualitatif yang menghasilkan data
Disana juga ada stakeholder lain yakni deskriftif berupa kata-kata yang
keluarga, masyarakat dan pemerintah. menggambarkan objek penelitian secara
Disinilah pentingnya sinergi antar holistik.6
stakeholder untuk mengatasi berbagai

3 4
ThomasD. Cook, Melissa R. Herman, Carol A. Bailey, A Guide to Qualitative
Meredith Philips dan Richard A. Settersten, Jr., Field Research (Thousand Oaks: Pine Forge Press,
“Some Ways in Which Neighborhoods, Nuclear 2006), 1.
5
Families, Frienship Groups and Schools Jointly Lihat Sumardi Suryabrata, Metodologi
Affect Changes in Early Adolescent Development,” Penelitian (Jakarta : Rajawali Press, 1989), 16.
6
Child Development, Volume 73, Number 4 Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian
(July/August 2002) : 1283-1309 Kualitatif ( Bandung : Remaja Rosda Karya, 2007),
58. Lihat juga Robert K. Yin, The Case Study
Anthology (California: Sage, 2004) xix.

5
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 3 – 20

At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam

journal homepage: http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/atturats

Untuk mendapatkan data penelitian dan kebijakan yang mewujud sebagai sistem
ini maka dilakukan observasi dan studi untuk membangun relasi.
dokumen pada Sekolah Alam Depok Sedangkan studi dokumen akan
(SADe). Observasi yang dimaksud disini melihat, menghimpun dan menganalisis
merupakan kegiatan yang bertujuan dokumen baik berupa tulisan, gambar, suara
mengamati fenomena aktual sebagai proses, ataupun video yang memiliki keterkaitan
menyajikan kembali sebagai laporan dengan penelitian ini. Kemudian dianalisis
penelitian dan ekplorasi atas kondisi dan dipadukan menjadi kajian yang
fenomena tersebut terjadi sehingga kompleks.
menemukan jawaban penelitian yang
menyeluruh.7 Secara sederhana observasi
Sekolah-Keluarga Berkolaborasi
adalah melihat peristiwa yakni seluruh Relasi yang kuat antara sekolah-
aktivitas orang, karakteristik fisik situasi keluarga tak terbantah sebagai sesuatu yang
sosial, dan sesuatu yang menjadi bagian dari penting bagi keberhasilan dunia pendidikan.
8
tempat kejadian pada lapangan penelitian. Berbagai penelitian, pendapat pakar bahkan
Observasi dalam penelitian ini juga peraturan perundang-undangan
adalah observasi pastisipatif dimana peneliti mengakui hal ini. Salah satu peraturan yang
ikut langsung mengambil peran dalam cukup jelas mendorong relasi kemitraan
tindakan atau kegiatan objek penelitian. sekolah-keluarga adalah Peraturan Menteri

Adapun objek observasi dalam penelitian ini Pendidikan dan Kebudayaan Republik

adalah segala upaya sekolah dalam Indonesia Nomor 30 Tahun 2017. Problemnya,

membangun relasi antara sekolah dan hingga saat ini usaha untuk membangun

keluarga. Baik berupa kegiatan, dokumen relasi antara keduanya masih sangat minim.
Pemerintahpun tidak belum ada kebijakan
spesifik untuk mendorong hal ini. Belum

7
Black James and Dean J Champion, Post Fakto Etnografi Grounded Theory Action
Method And Issues in Social Research (New York: Research (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2010),
Wiley and Sons Inc, 1976), 286-287. 164.
8
Emzir, Metodologi Penulisan Pendidikan
Kualitatif & Kuantitatif Korelasional Eksperimen Ex

6
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 3 – 20

At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam

journal homepage: http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/atturats

ada upaya membangun sinergitas antar usaha menggapai tujuan sekolah tersebut.
berbagai stakeholder untuk berkolaborasi. Kegiatan-kegiatan ini harus dilakukan
Hal ini menyebabkan relasi sekolah- secara berkala. Di dalamnya orang tua dan
keluarga menjadi ringkih. Relasi hanya guru duduk bersama untuk menyamakan
sebatas saling menghormati peran masing- gelombang.
masing. Belum ada upaya membangun Di Sekolah Alam Depok hal ini
relasi yang saling menguatkan untuk dilakukan dalam berbagai kegiatan sebagai
mencapai tujuan pendidikan. Bahkan usaha membangun relasi sekolah-keluarga.
komunikasi antara keduanya masih jauh dari Dimulai dari kewajiban mengikuti
harapan. Efeknya seringkali terjadi wawancara bagi setiap orang tua yang ingin
mispersepsi antar keduanya. mendaftar anaknya ke sekolah. Saat
Untuk itu, perlu usaha membangun wawancara menjadi salah satu jalan bagi
persamaan persepsi. Penting setiap sekolah untuk mengetahui bagaimana
stakeholder paham tujuan pendidikan yang kesediaan orang tua untuk berkolaborasi
ingin dicapai. Usaha membangun dalam mendidik. Interviewer dari bagian
persamaan persepsi dan memahami tujuan Human Resource Development (HRD) atau
pendidikan di sekolah dapat dilakukan bagian kurikulum sekolah akan mengajak
dengan berbagai cara. Salah satunya adalah orang tua sharing bagaimana peran sekolah-
dengan mengadakan pertemuan antara keluarga untuk berkolaborasi. Hal ini juga
orang tua dan sekolah secara berkala. sebagai salah satu hal yang menentukan
Misalnya dikemas dengan acara parenting, bersedia atau tidaknya sekolah menerima
seminar, focus group disscusion (FGD) dan sang anak untuk belajar di sekolah Alam.
sebagainya yang dikhususkan untuk Tentu sekolah tidak mau mengemban
membangunkan persamaan pandangan. tanggung jawab sepenuhnya sendiri.
Persamaan persepsi tentang tujuan sekolah Sedangkan orang tua juga memberikan
dan bagaimana rencana tahunan, semester
plan dan atau rencana per tema hingga
proses dan strategi pembelajaran sebagai

7
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 3 – 20

At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam

journal homepage: http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/atturats

pengaruh yang tidak kecil.9 Untuk itulah pertemuan guru akan menyiapkan evaluasi
setelah diterima di sekolah, orang tua juga kegiatan tema sebelumnya dan target pada
akan diminta menanda tangani kesepakatan tema yang akan datang juga persiapan
atau MoU yang juga terkait dengan tuntutan kegiatan-kegiatan outing, home visit atau
agar orang tua berperan aktif. camping jika ada. Ini menjadi kegiatan
Tidak cukup disana, sekolah penting agar orang tua dan guru dapat
menyiapkan waktu khusus yang disebut berkolaborasi dalam menacapai tujuan
dengan parenting pengenalan konsep pembelajaran. Intensitas pertemuan yang
sekolah. Disini perwakilan sekolah akan demikian menunjukkan banyak hal yang
menjelaskan secara luas bagaimana konsep perlu peran sekolah-keluarga secara
sekolah Alam Depok. Hal ini mencakup bersama-sama. Bahkan di Virginia
bagaimana proses pembelajaran dan apa Amerika, mereka mengadakan kegiatan
tujuan yang ingin dicapai sekolah. Disini pertemuan guru dan orang tua setiap bulan
juga diberikan waktu untuk diskusi. dan mengadakan konferensi dua kali
Setelahnya para orang tua diajak berkeliling setahun.10
sekolah untuk diperkenalkan pada berbagai Lebih lanjut sekolah Alam Depok
bagian sekolah. Melihat secara real mengadakan kegiatan camping ayah.
bagaimana konsep sekolah diaplikasikan. Kegiatan yang dilakukan selama 2 hari 1
Setelah memahami goal sekolah, malam ini harus diikuti oleh seluruh ayah
orang tua juga akan diajak membahas target- dari murid baru di Sekolah Alam Depok.
target atau kompetensi dasar per tema. Tujuannya juga untuk memperdalam
Sekolah Alam Depok membuat 6 tema per pemahaman konsep sekolah dan pendekatan
tahun. Artinya harus direncanakan 6 kali dalam mendidik. Untuk apa? Tidak lain juga
pertemuan sosialisasi lesson plan atau agar dapat berkolaborasi antara sekolah dan
sekitar 1 kali per 2 bulan. Di setiap keluarga dalam mendidik anak.

9
Marja Leena Bo\o\k and Satu Pera\la\- Abigail Akosua Kayser, “Family Values:
10

Littunen, “Responsibility in Home–School Relations an Immigrant Teachers’s Stories” Educational


— Finnish Parents’ Views, Children & Society 29, Leadership(September2017): 76-80
(2015), 615–625.

8
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 3 – 20

At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam

journal homepage: http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/atturats

Semua ini menekankan pentingnya parenting style and confidence dan


komunikasi yang intens dan interaktif antara psichologycal vulnerability.12
guru dan orang tua. Sekolah mengupayakan Structural factors adalah
adanya komunikasi antara orang tua dan bagaimana latar belakang keluarga
guru untuk mencapai persamaan persepsi. diantaranya kondisi ekonomi, struktur
Mengapa ini penting?. Dengan pertemuan keluarga, etnis, jender dan seterusnya.
berkala dan komunikasi intens saja masih Parenting style and confidence adalah
sering terjadi mispersepsi tujuan pendidikan bagaimana pola asuh yang diterapkan orang
antara sekolah dan keluarga. Apalagi jika tua, hal itu sangat mempengaruhi anak. Dan
tidak ada upaya penyamaan persepsi. Untuk psichologycal vulnerability adalah
itu, upaya membangun kesamaan persepsi lingkungan awal anak sejak dalam
ini butuh peran berbagai pihak baik sekolah, kandungan hingga usia yang masih sangat
orang tua, masyarakat juga pemerintah. muda. Artinya orang tua memiliki andil
Terlebih bagi orang tua yang yang sangat besar dan menentukan karakter
memiliki peran sangat vital. Orang tua anak sejak awal.
adalah motivator, fasilitator dan mediator Untuk mendukung pemahaman
11
bagi anaknya. Orang tua adalah pendidik orang tua akan hal-hal yang mempengaruhi
pertama dan utama. Sedangkan sekolah anak tersebut, Sekolah Alam Depok
adalah sebagai pendukung orang tua dalam mengadakan kegiatan parenting. Waktunya
mendidik. Sehingga, perannya dalam di hari diadakannya sosialisasi lesson plan.
pendidikan sesungguhnya sangat penting. Artinya juga minimal 1 kali per 2 bulan
Lexmond dan Revees menyatakan orang tua sesuai dengan waktu sosialisasi lesson plan.
justru memiliki pengaruh yang terbesar. Ada Sebelum ke kelas masing-masing untuk
3 faktor pokok yang mempengaruhi anak kegiatan sosialisasi lesson plan, orang tua
dalam hal ini yakni structural factors, kumpul bersama para guru dan staf

11
Abdul Zani, Sosiolagi Skematika Teori Society: Building Character (London: Mixed
dan Terapan (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), 102. Sources, 2009), 31.
12
Jen Lexmond dan Richard Revees,
Parents are the Principal Architects of A Fairer

9
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 3 – 20

At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam

journal homepage: http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/atturats

kependidikan untuk mengikuti kegiatan yang tak baik menjadikan anak berprilaku
parenting. Tema-tema yang diangkat negatif.13 Ungkapan yang cukup terkenal
adalah terkait dengan bagaimana orang tua akan hal ini adalah “buah jatuh tak kan
mendidik. Pada semester pertama tahun pernah jauh dari pohonnya”.
ajaran 2018/2019 ini ada tema Tarbiyah Disinilah pentingnya sinergi antara
Jinsiyah, Adab 1 dan Adab 2. Lalu di sekolah dan orang tua dalam upaya
lanjutkan parenting semester dua dengan pendidikan anaknya. Orang tua yang
tema Critical Thingking, Positive Discipline hakikatnya sebagai pendidik utama anaknya
dan Cara Berpikir Anak. Pemateri kegiatan tidak dapat berlepas tangan dalam
ini beberapa kali oleh bagian kurikulum, pembudayaan nilai-nilai. Orang tua justru
juga diundang pakar-pakar sesuai tema. menjadi motor penting dalam usaha
Pada dasarnya, kebutuhan akan pendidikan mencapai tujuannya. Terkhusus
peran orang tua merupakan implikasi dari aspek akhlak yang membutuhkan
pemahaman bahwa guru bukanlah berperan pembiasaan dan waktu yang lama. Sebuah
layaknya montir dalam memperbaiki penelitian di 11 sekolah di Adelaide
kendaraan yang rusak. Guru hanyalah salah Australia Selatan, menunjukkan bahwa
satu bagian dari pendorong anak dalam peran orang tua dan nilai-nilai yang
belajar. Justru orang tualah yang memiliki dipegang orang tua lebih kuat pengaruhnya
waktu lebih banyak dalam berinteraksi terhadap nilai atau karakter siswa
dengan anak. Selain itu, bonding antara dibandingkan sekolah dan guru.14
orang tua dan anak jauh lebih kuat. Interaksi Untuk itu, sejak awal semestinya
antara anak dan orang tua akan sangat sekolah didukung oleh pemerintah berusaha
mempengaruhi prilaku anak. Efeknya, membangun persamaan persepsi antara
interaksi yang harmonis akan membawa orang tua dan guru. Dimana di dunia barat
dampak positif dan sebaliknya interaksi ini sudah menjadi komitmen politik sejak 50

13
Jhon W. Santrok, Perkembangan Remaja, Effects of Parents, Teachers And Schools on Student
Terj. Sherly Saragih (Jakarta: Erlanggga, 2003),453. Values,” Social Psychology of Education 5(2002):
14
Brian R. Astill, Norman T. Feather dan 345–363.
John P. Keeves, “A Multilevel Analysis of The

10
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 3 – 20

At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam

journal homepage: http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/atturats

tahun terakhir. Bahkan Swedia sudah pertemuan rutin dan belajar untuk
memikirkan bagaimana memanfaatkan membantu anak-anak mereka. Orang tua
hubungan sekolah-keluarga untuk ikut yang sangat peduli.16
mempromosikan masalah kesehatan karena Artinya, sejak awal sekolah telah
15
dinilai lebih efektif. Makanya, sangat membangun komunikasi yang intens kepada
urgen sekolah membangun komitmen orang orang tua murid. Ini hal yang sangat penting.
tua sejak mendaftarkan anaknya ke sekolah. Membangun komitmen orang tua untuk
Komitmen untuk berperan serta secara total bekerja sama mencapai visi yang sama akan
dalam mendukung pencapaian tujuan menjadikan kerja pendidikan menjadi lebih
bersama yakni membangun karakter atau mudah dalam mencapai tujuannya. Berbagai
akhlak. Bahkan sangat penting adanya organisasi yang mempromosikan
penanda tanganan memorandum of pendidikan karakter menyatakan bahwa
understanding (MoU) hitam di atas putih kesuksesan pendidikan karakter bukan
agar sekolah bisa ‘menuntut’ jika kemudian hanya terletak pada peran sekolah dan
orang tua terbukti tidak menunjukkan organisasi sosial namun membutuhkan
komitmen yang disepakati. Begitupun orang peran dan dukungan dari rumah.17
tua bisa ‘menuntut’ sekolah jika Komunikasi yang baik akan menyamakan
kenyataannya tidak menuju pada tujuan langkah antara orang tua dan sekolah dalam
yang telah disepakati. Orang tua yang mendidik anak.18
seperti inilah yang disebut Vincent dengan Lebih lanjut Mc Elmeel
orang tua consumers yang ingin mengetahui menyarankan agar orang tua mengadvokasi
apa kegiatan anaknya di sekolah, mengikuti dan menjadi model karakter baik serta

15
DisaBergnehr, “Advancing home–school 17
Sharron L. Mc Elmeel, Character
relations through parent support?,” Ethnography and Education: A Book Guide for Teachers, Librarians
EducationVol. 10, No. 2 (2015): 170–184. and Parents (Greenwood Village: Teacher Ideas
16
Crozier, Gill, and Jane Davies. "Hard to Press, 2002), xviii.
18
reach parents or hard to reach schools? A discussion Chrairuniza Graha, Keberhasilan Anak di
of home—school relations, with particular reference Tangan Orang Tua: Panduan Bagi Orang Tua untuk
to Bangladeshi and Pakistani parents." British Memahami Perannya dalam Membantu
educational research journal 33, no. 3 (2007): 295- Keberhasilan Pendidikan Anak (Jakarta: PT Elex
313. Media Computindo, 2007), 76.

11
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 3 – 20

At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam

journal homepage: http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/atturats

menekankan pentingnya prilaku yang tepat. Dalam buku Desain Induk


Bahkan, sebagai orang yang sangat Pendidikan Karakter jelas dinyatakan bahwa
berpengaruh bagi anak, menurutnya orang pendidikan karakter melingkup tiga wahana
tua harus meminta maaf yang tulus dan yakni pendidikan formal, pendidikan non
bertekad untuk berbuat lebih baik jika formal dan pendidikan informal.21
melakukan kesalahan.19 Inilah yang Pendidikan formal yakni sekolah dari play
didorong oleh Sekolah Alam Depok, group hingga perguruan tinggi, pendidikan
pembelajaran nilai-nilai di sekolah harus non formal adalah lembaga-lembaga kursus,
dengan tauladan dari guru dan tenaga bimbingan belajar dan pendidikan informal
kependidikan. Namun, sekolah juga adalah pendidikan keluarga. Kembali peran
mendorong keluarga khususnya orang tua orang tua ditegaskan urgensinya.
juga menjadi contoh di rumah. Dengan Begitu banyak penelitian yang
demikian iklim di rumah dan di sekolah menyimpulkan bahwa pertikaian,
tidak terjadi diferensiasi yang bertolak keegoisan, ketidakjujuran dalam keluarga
belakang. Ratlife dan Ponte menyebut ini akan membawa dampak buruk bagi prilaku
dengan family-school partnerships dimana anak.22 Pola asuh permisif, mengurangi
orang tua menghargai kemitraan keluarga- kontrol dengan berbagai alasan cendrung
sekolah sebagai sesuatu yang penting, tidak menguntungkan dalam pendidikan
mendukung pembelajaran anak dan ingin anak. Bahkan pada remaja seringkali
mengetahui pengalaman anak-anak di tindakan menyimpang ia lakukan sebagai
20
sekolah. efek dari kurangnya komunikasi dan
perhatian dari orang tuanya.23 Anak mencari

19 22
Sharron L. Mc Elmeel, Character Singgih D. Gunarsa dan Yulia, Psikologi
Education.., xviii. Perkembangan Anak dan Remaja (Jakarta: BPK
20
Katherine T. Ratliffe and Eva Ponte, Gunung Mulia, 2008),40.
“Parent Perspectives on Developing Effective 23
Roswiani P. Zahra, “Lingkungan Keluarga
Family–School Partnerships in Hawaiʻi,” School dan Munculnya Masalah Remaja”, Jurnal Provitae
Community Journal Vol. 28, No. 1 (2018) : 217-247. Vol.01 No.02, November 2005, 17.
21
Tim Penyusun, Desain Induk Pendidikan
Karakter (Jakarta: Kementerian Pendidikan
Nasional, 2010), 6.

12
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 3 – 20

At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam

journal homepage: http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/atturats

sensasi untuk mendapatkan perhatian adalah ditentukan oleh pengambil kebijakan.


buah dari sikap permisif orang tua. Banyak Kedua, melibatkan siswa secara aktif dalam
yang terheran-heran dengan tingkah laku proses belajar mengajar mulai dari
anak-anak remaja yang suka mengkonsumsi persiapan hingga evaluasi untuk memberi
obat batuk dalam jumlah banyak sekaligus, makna bagi mereka. Ketiga, melibatkan
menghisap lem bahkan meminum air komunitas guru dalam pengembangan
rebusan pembalut wanita untuk mabuk. model pembelajaran dan penggunaan sarana
Padahal ini juga bisa disebabkan oleh sikap dalam menunjang pendidikan ke arah yang
orang tua yang permisif. lebih profesional. Keempat, melibatkan
Kesadaran akan perlunya perhatian orang tua dan komunitas lain dalam
dan waktu untuk berkomunikasi antara anak masyarakat. Jika dilihat kunci penggerak
dan orang tua adalah hal penting. Di tengah pembaharuan pendidikan yang diusulkan
kesibukan orang tua akan pekerjaannya oleh Doniee diketahui ada 4 subjek penting
tetap harus mengusahakan untuk memberi yakni guru, siswa, orang tua dan
waktu bermain bersama anak. Anak tidak masyarakat.24 Semua memiliki andil
hanya perlu dipenuhi kebutuhan-kebutuhan memperbaiki sistem pendidikan ke arah
fisik namun sudah menjadi kewajiban orang yang lebih baik.
tua untuk memperhatikan kebutuhan psikis Makanya, sekolah meski
seperti perhatian dan kasih sayang. memperhatikan peran orang tua.
Doniee menyatakan bahwa ada Sebaliknya, orang tua menjadikan sekolah
empat syarat keberhasilan pembaharuan sebagai mitra dalam mengembangkan
pendidikan secara integral yakni : Pertama, berbagai potensi anak. Selain itu, perlu
memberikan peran kepada guru untuk adanya usaha bersama mengatasi berbagai
menjadi manajer di kelasnya yang secara kegiatan berbahaya bagi anak secara
kreatif menerjemahkan isi kurikulum yang psikologis. Misalnya bermain games

24
Donie Koesoema, Pendidikan Karakter
Strategi Mendidik Anak di Zaman Global (Jakarta:
Grasindo, 2007), 266.

13
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 3 – 20

At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam

journal homepage: http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/atturats

kekerasan, kecanduan pornografi dan sharing berbagai kegiatan sekolah. Selain


sebagainya. Orang tua ditantang untuk itu, diberikan Buku Penghubung untuk
memainkan peran yang semestinya dalam setiap anak. Buku ini menjadi salah satu
membangun akhlak anak. Usaha ini harus media komunikasi sehari-hari antara guru
terus dilakukan secara kontinyu. dan orang tua. Setiap akhir pekan guru akan
Lebih lanjut, juga dibuat media menyampaikan weekly plan untuk pekan
sharing misalnya dengan buletin sekolah. yang akan datang. Guru juga orang tua
Selain itu bisa juga memanfaatkan media diberi kolom khusus untuk tempat
sosial agar lebih intens, seperti Facebook menyampaikan berbagai perkembangan
dan WhatsApp (WA) grup. WA grup ini anak juga saling memberikan saran dan
menjadi media komunikasi yang intensif tanggapan.
termasuk dalam mengup date info terkait Artinya, sebagai partner orang tua
kegiatan dan kejadian tertentu di sekolah. dan guru haruslah saling mendukung. Saling
Selain itu sharing session juga bisa diadakan memberi kritik dan saran tentu dengan tata
dengan mengundang pemateri-pemateri cara yang baik. Ini menjadi syarat
yang dikelola oleh komite sekolah. Bisa kelanggengan hubungan antara keduanya.
juga diadakan buku penghubung yang diisi Keharmonisan hubungan orang tua dan guru
setiap hari oleh siswa terkait aktivitasnya akan sangat penting dalam proses
disekolah dan perasaannya. Di dalamnya perkembangan anak. Paradigma yang baik
terdapat juga bagian yang bisa diisi oleh antar keduanya akan menjadi hubungan kuat
wali murid sebagai saran dan tanggapan dan baik. Munif menulis terkait paradigma
guru. Artinya banyak media yang dapat orang tua dan guru di negeri Finlandia yang
digunakan untuk membangun kerjasama, dikenal memiliki sistem pendidikan terbaik
penyamaan persepsi dan memahami hingga saat ini. Pertama, penghormatan
aktifitas, program hingga tujuan sekolah. terhadap guru dan sekolah. Sekolah menjadi
Untuk ini Sekolah Alam Depok aktif di fan rumah kedua anak dengan guru sebagai
page facebook sekolah dan instagram. orang tuanya. Orang tua yang menyelami
Disana menjadi tempat sekolah untuk berbagai potensi anak hingga terus

14
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 3 – 20

At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam

journal homepage: http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/atturats

berkembang. Kedua, mengajarkan adalah pendidikan yang telah disepakati. Disinilah


pekerjaan yang rumit. Orang tua memahami pentingnya komunikasi antara keduanya.
bahwa mendidik bukan perkara yang Komunikasi yang cair menciptakan
mudah. Ia melelahkan, membutuhkan hubungan kekeluargaan yang kuat. Setiap
perhatian ekstra dan sangat kompleks wali murid memiliki kontak pribadi
sehingga perlu mendapatkan dukungan. (handphone) guru kelas dan kepala sekolah.
Ketiga, guru adalah pahlawan. Guru Guru akan menghubungi orang tua melalui
memberi inspirasi menjadi pahlawan telepon jika diperlukan komunikasi secara
kesuksesan anak. Keempat, mementingkan cepat atas kejadian tertentu. Orang tua juga
proses. Mereka lebih peduli pada proses bisa dengan mudah menghubungi guru atau
dalam mendidik bukan hanya melihat hasil. kepala sekolah jika mendapatkan hal yang
Artinya orang tua perlu mengapresiasi ‘aneh’ terhadap perkembangan anaknya.
berbagai usaha dan apapun capaian yang Tidak hanya antara guru dan wali
diperoleh anak. Kelima, kritik santun dan murid bahkan juga antara wali murid yang
bekerja sama. Guru senang dikritik dan satu dengan yang lainnya. Di Sekolah Alam
orang tua memilih cara terbaik dalam Depok, setiap kelas memiliki WhatsApp
melakukannya. Keenam, kognitif bukan hal Group orang tua. Disini menjadi tempat
utama. Mereka lebih mementingkan
para orang tua untuk saling bersinergi dalam
perkembangan sosial emosi dan problem berbagai kegiatan sekolah. Beberapa
solving anak. Karena kesadaran akan kegiatan kelompok kerja siswa misalnya ada
pentingnya hal itu bagi masa depan anak. orang tua siswa yang tidak bisa menghadiri
Hal-hal kognitif akan mudah dibantu karena sesuatu hal maka ia akan mudah
berbagai media seperti komputer.25 Pada menitipkan kepada salah satu wali murid
intinya orang tua dan guru perlu saling yang lainnya untuk mendampingi anaknya.
mendukung dalam mencapai tujuan
Dengan komunikasi yang berjalan
baik menjadikan kerjasama antara orang tua

25
Munif Chatib, Gurunya Manusia
(Bandung, Kaifa, 2014), 61-62.

15
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 3 – 20

At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam

journal homepage: http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/atturats

dan guru aktif-positif. Hubungan yang baik berjalan sendiri namun orang tua menjadi
ini akan membawa dampak positif dalam penyokong dalam mengembangkan nilai-
perkembangan kepribadian siswa.26 nilai pada anak didik.
Kesadaran orang tua akan perannya yang Selain itu, Sekolah Alam Depok
vital dalam pembentukan karakter anak juga memfasilitasi terbentuknya Dewan
menjadikan proses pendidikan semakin Kelas dari para wali murid. Setiap awal
kuat. Tidak terjadi split atau perbedaan tahun saat sosialisasi lesson plan pertama,
perlakuan dan iklim antara rumah dan orang tua juga diberi ruang untuk
sekolah. Pola asuh di rumah dan pendekatan membentuk Dewan Kelas. Dewan Kelas
pendidikan di sekolah seirama. Ada akan menjadi perantara dalam berbagai
komunikasi yang intens antara sekolah dan usulan perbaikan kelas ke depannya. Selain
keluarga. untuk membantu mengkoordinir orang tua
Guru dapat menyampaikan dan dalam mendukung kegiatan-kegiatan kelas
mendiskusikan perkembangan siswa secara dan sekolah. Dewan kelas ini juga
terbuka dengan orang tua. Sebaliknya, orang berkumpul sesama dewan kelas membentuk
tua juga dapat meminta waktu untuk komunitas Komite Sekolah. Komite sekolah
berkoordinasi kepada guru atau sekolah ini berperan dalam mendukung sekolah
terkait perkembangan anak yang terlihat di untuk melakukan berbagai kegiatan juga
rumah. Perbedaan prilaku anak di sekolah perbaikan baik secara fisik ataupun konsep
yang sopan dan mandiri namun di rumah dan program.
bersebrangan atau sebaliknya baik di rumah Dengan demikian tentu akan
namun bermasalah di sekolah dapat membuat hubungan antara sekolah dan
didiskusikan secara terbuka. Artinya keluarga akan sangat baik. Saling
hubungan sekolah dan keluarga telah mensupport dalam posisi masing-masing.
menjadi bagian penguat sistem sekolah Mengambil peran terbaik dalam berbagai
dalam mencapai tujuannya. Sekolah tidak upaya mengembangkan potensi terbaik

26
Jhon W. Santrok, Perkembangan Remaja,
Terj. Sherly Saragih (Jakarta: Erlanggga, 2003),70.

16
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 3 – 20

At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam

journal homepage: http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/atturats

anak. Menurut Arief proses pendidikan keduanya menjghindari terjadinya


karakter tidak akan berhasil tanpa fragmentasi antar stakeholder dalam
kesinambungan dan harmonisasi dari tiga mencapai tujuan pendidikan.
pilar pendidikan yakni sekolah, keluarga Harmonisnya pilar-pilar
27
dan masyarakat. Artinya relasi sekolah- pendidikan inilah yang disebut dengan
keluarga termasuk salah satu faktor penentu pendidikan holistik. Pendidikan holistik
keberhasilan pendidikan akhlak atau mencakup totalitas psikologis dan totalitas
karakter anak. sosio kultural. Totalitas pskilogis meliputi
Dari observasi penulis, ditilik dari pengembangan segala aspek pada peserta
tingkat kehadiran dan keaktifan orang tua didik dan totalitas sosio kultural adalah
dalam berbagai kegiatan di Sekolah Alam peran semua stakeholder sebagai sebuah
Depok dapat di simpulkan terjadi sikap sistem pendidikan dalam makna yang luas.
aktif-positif. Dimana orang tua sebagian Hal ini mencakup peran keluarga dan
besar aktif mendukung berbagai kegiatan masyarakat.
sekolah baik secara materil maupun Sayangnya, kesadaran akan
spirituil. Hal ini mendorong relasi antara pentingnya totalitas sosio kultural ini belum
keduanya menguat. terlihat secara nyata pada pemerintah.
Belum ada upaya terstruktur pemerintah
Kesimpulan agar ada kegiatan penyamaan persepsi
Adanya kesadaran akan pentingnya antara orang tua dan sekolah secara masif.
relasi sekolah-keluarga di Sekolah Alam Padahal secara hukum sudah ada peraturan
Depok. Hal ini membentuk pola relasi perundang-undangannya. Akibatnya, hal ini
sekolah-keluarga yang cukup kuat. Relasi masih menjadi aktivitas yang langka, yang
ini mewujud dalam berbagai kegiatan dan dilakukan hanya oleh sekolah-sekolah
aspek. Relasi yang harmonis antara swasta bonafit. Sekolah swasta yang diisi

27
Arief, Armai. "Pengembangan pendidikan of Education in Muslim Society 1, No. 2 (2015): 215-
budaya dan karakter bangsa dalam upaya 226.
menghadapi tantangan global." TARBIYA: Journal

17
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 3 – 20

At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam

journal homepage: http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/atturats

oleh kalangan ekonomi menengah ke atas


dengan rata-rata orang tuanya mengenyam
pendidikan tinggi. Belum ada kegiatan
secara masif di masyarakat Indonesia.
Meskipun berdasarkan penelitian Palts dan
Loit orang tua yang memilih komunikasi
aktif-positif dengan guru itu hanya di kota
besar dan menengah.28 Selain itu, Demsey,
Kathleen dan Walker menyimpulkan bahwa
membutuhkan waktu yang panjang dan
komitmen agar keluarga mendukung
terbangunnya komunikasi sekolah-keluarga
yang efektif.29 Namun, bukan berarti tidak
ada usaha yang dapat dilakukan untuk
membangun komunikasi aktif-positif secara
merata hingga ke pedesaan. Hanya saja
masih membutuhkan good will dari
pemerintah. Selain itu perlu upaya serius
dari kalangan akademisi untuk mendorong
agar hal penting ini menjadi kebijakan
politik dan dipahami oleh berbagai
stakeholder pendidikan.

28 29
Karmen Palts and Halliki Harro-Loit, Hoover-Dempsey, Kathleen V., and Joan
"Parent-Teacher Communication Patterns MT Walker. "Family-school
Concerning Activity And Positive-Negative communication." Elementary School Journal 106.2
Attitudes," Trames: A Journal of the Humanities & (2002), 1-35.
Social Sciences 19.2 (2015), 139-154.

18
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 3 – 20

At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam

journal homepage: http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/atturats

BIBLIOGRAPHY Crozier, Gill, and Jane Davies. "Hard to


Arief, Armai. "Pengembangan pendidikan reach parents or hard to reach
budaya dan karakter bangsa dalam schools? A discussion of home—
upaya menghadapi tantangan school relations, with particular
global." Tarbiya: Journal of reference to Bangladeshi and
Education in Muslim Society 1, No. Pakistani parents". British
2. 2015. educational research journal 33,
Astill, Brian R. Norman T. Feather dan John No. 3. 2007.
P. Keeves. “A Multilevel Analysis of Emzir. Metodologi Penulisan Pendidikan
The Effects of Parents, Teachers Kualitatif & Kuantitatif
And Schools on Student Values”. Korelasional Eksperimen Ex Post
Social Psychology of Education 5. Fakto Etnografi Grounded Theory
2002. Action Research. Jakarta: PT.
Bailey, Carol A. A Guide to Qualitative RajaGrafindo Persada, 2010.
Field Research. Thousand Oaks: Graha, Chrairuniza. Keberhasilan Anak di
Pine Forge Press, 2006. Tangan Orang Tua: Panduan Bagi
Bergnehr, Disa. “Advancing home–school Orang Tua untuk Memahami
relations through parent support?”. Perannya dalam Membantu
Ethnography and Education Vol. Keberhasilan Pendidikan Anak.
10, No. 2. 2015. Jakarta: PT Elex Media
Bo\o\k, Marja Leena and Satu Pera\la\- Computindo, 2007.
Littunen. “Responsibility in Home– Gunarsa, Singgih D. dan Yulia. Psikologi
School Relations — Finnish Perkembangan Anak dan Remaja.
Parents’ Views. Children & Society Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008.
29. 2015. Hoover-Dempsey, Kathleen V., and Joan
Chatib, Munif. Gurunya Manusia. MT Walker. "Family-school
Bandung: Kaifa, 2014. communication." Elementary
Cook, Thomas D. Melissa R. Herman, School Journal 106.2. 2002.
Meredith Philips dan Richard A. J. Moloeng, Lexy. Metodologi Penelitian
Settersten, Jr.. “Some Ways in Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda
Which Neighborhoods, Nuclear Karya, 2007.
Families, Frienship Groups and James, Black. and Dean J Champion.
Schools Jointly Affect Changes in Method And Issues in Social
Early Adolescent Development”. Research. New York: Wiley and
Child Development Volume 73, Sons Inc, 1976.
Number 4. July/August 2002. K. Yin, Robert. The Case Study Anthology.
Covey, Stephen R. The Leader in Me: California: Sage, 2004.
Kisah Sukses Sekolah dan Orang Kayser, Abigail Akosua. “Family Values:
Tua Membangkitkan Potensi Setiap an Immigrant Teachers’s Stories”
Anak. Jakarta: Gramedia Pustaka Educational Leadership.
Utama, 2009. September2017.

19
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 3 – 20

At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam

journal homepage: http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/atturats

Koesoema, Donie Pendidikan Karakter Zahra, Roswiani P. “Lingkungan Keluarga


Strategi Mendidik Anak di Zaman dan Munculnya Masalah Remaja”.
Global. Jakarta: Grasindo, 2007. Jurnal Provitae Vol.01 No.02. 2005.
Lexmond, Jen dan Richard Revees. Parents Zamroni. Dinamika Peningkatan Mutu.
are the Principal Architects of A Yogyakarta: Gavin KalamUtama, 2011.
Fairer Society: Building Character. Zani, Abdul. Sosiolagi Skematika Teori dan
London: Mixed Sources, 2009. Terapan. Jakarta: Bumi Aksara,
Mc Elmeel, Sharron L. Character 1993.
Education: A Book Guide for
Teachers, Librarians and Parents.
Greenwood Village: Teacher Ideas
Press, 2002.
Palts, Karmen and Halliki Harro-Loit.
"Parent-Teacher Communication
Patterns Concerning Activity And
Positive-Negative
Attitudes". Trames: A Journal of the
Humanities & Social Sciences 19.2.
2015.
Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 30 Tahun 2017 Tentang
Pelibatan Keluarga pada
Penyelenggaraan Pendidikan.
Ratliffe, Katherine T. and Eva Ponte.
“Parent Perspectives on Developing
Effective Family–School
Partnerships in Hawaiʻi”. School
Community Journal Vol. 28, No. 1.
2018.
Santrok, Jhon W. Perkembangan Remaja,
Terj. Sherly Saragih. Jakarta:
Erlanggga, 2003.
Santrok, Jhon W. Perkembangan Remaja,
Terj. Sherly Saragih. Jakarta:
Erlanggga, 2003.
Suryabrata, Sumardi. Metodologi
Penelitian. Jakarta : Rajawali Press,
1989.
Tim Penyusun. Desain Induk Pendidikan
Karakter. Jakarta: Kementerian
Pendidikan Nasional, 2010.

20

Anda mungkin juga menyukai