Pendidikan Akhlak Relasi Antara Sekolah Dengan Kel
Pendidikan Akhlak Relasi Antara Sekolah Dengan Kel
1 (2019) 3 – 20
At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam
ABSTRACT
Schools are partner institutions for parent to educate their children. This means both of
them have the responsibility teach child becomes a complete human being. However, it is still
difficult to find the relationship between the two running as they should. The school headed
west as its destination. This means that good communication has not been built so that both can
collaborate, walk the path of achieving educational goals. This study tries to explore how the
effort to build a pattern of school-family relations is mutually reinforcing. The researcher took
field research by carrying out observations and study documents in the Alam School Depok
(SADe). The results show good communication is able to make school-family relations active-
positive. This means both of them show synergy in achieving educational goals.
At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam
1
Zamroni, Dinamika PeningkatanMutu Membangkitkan Potensi Setiap Anak (Jakarta:
(Yogyakarta: Gavin KalamUtama, 2011), 65. Gramedia Pustaka Utama, 2009), 49.
2
Stephen R. Covey, The Leader in Me:
Kisah Sukses Sekolah dan Orang Tua
4
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 3 – 20
At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam
perbandingan guru dan siswa yang belum keterbatasan sekolah. Maka penulis ingin
ideal, kurikulum yang tak berorientasi melihat bagaimana relasi sekolah-keluarga
karakter, juga kompetensi guru dalam dapat terwujud. Apa saja yang menjadi
proses pembelajaran. Bahkan jika tujuan jembatan komunikasi keduanya sebagai
sekolah sudah ideal, guru yang profesional, usaha membangun persamaan persepsi.
kurikulum yang layak belum juga dapat Bagaimana keduanya berkolaborasi
menjamin sekolah mampu mencapai mencapai tujuan sekolah.
tujuannya. Sebab, tercapainya tujuan
sekolah terdependen dengan peran keluarga, Metode
teman sebaya, masyarakat juga pemerintah. 3 Penelitian ini adalah penelitian
Bagaimana tidak, waktu interaksi guru dan lapangan (field research) yang bersifat
murid sangatlah terbatas. Selepas dari ekploratif4 sekaligus kepustakaan5 dalam
sekolah anak akan berinteraksi dengan rangka mengungkap secara faktual dan
keluarga, teman sebaya dan masyarakat. mendetail bagaimana upaya sekolah
Dengan demikian, sekolah membangun relasi dengan rumah yang
bukanlah penangggung jawab mutlak satu- subjeknya guru dan orang tua untuk
satunya terkait dengan perkembangan mencapai tujuan sekolah. Penelitian ini
siswanya. Terlebih pada aspek akhlak. bersifat kualitatif yang menghasilkan data
Disana juga ada stakeholder lain yakni deskriftif berupa kata-kata yang
keluarga, masyarakat dan pemerintah. menggambarkan objek penelitian secara
Disinilah pentingnya sinergi antar holistik.6
stakeholder untuk mengatasi berbagai
3 4
ThomasD. Cook, Melissa R. Herman, Carol A. Bailey, A Guide to Qualitative
Meredith Philips dan Richard A. Settersten, Jr., Field Research (Thousand Oaks: Pine Forge Press,
“Some Ways in Which Neighborhoods, Nuclear 2006), 1.
5
Families, Frienship Groups and Schools Jointly Lihat Sumardi Suryabrata, Metodologi
Affect Changes in Early Adolescent Development,” Penelitian (Jakarta : Rajawali Press, 1989), 16.
6
Child Development, Volume 73, Number 4 Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian
(July/August 2002) : 1283-1309 Kualitatif ( Bandung : Remaja Rosda Karya, 2007),
58. Lihat juga Robert K. Yin, The Case Study
Anthology (California: Sage, 2004) xix.
5
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 3 – 20
At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam
Untuk mendapatkan data penelitian dan kebijakan yang mewujud sebagai sistem
ini maka dilakukan observasi dan studi untuk membangun relasi.
dokumen pada Sekolah Alam Depok Sedangkan studi dokumen akan
(SADe). Observasi yang dimaksud disini melihat, menghimpun dan menganalisis
merupakan kegiatan yang bertujuan dokumen baik berupa tulisan, gambar, suara
mengamati fenomena aktual sebagai proses, ataupun video yang memiliki keterkaitan
menyajikan kembali sebagai laporan dengan penelitian ini. Kemudian dianalisis
penelitian dan ekplorasi atas kondisi dan dipadukan menjadi kajian yang
fenomena tersebut terjadi sehingga kompleks.
menemukan jawaban penelitian yang
menyeluruh.7 Secara sederhana observasi
Sekolah-Keluarga Berkolaborasi
adalah melihat peristiwa yakni seluruh Relasi yang kuat antara sekolah-
aktivitas orang, karakteristik fisik situasi keluarga tak terbantah sebagai sesuatu yang
sosial, dan sesuatu yang menjadi bagian dari penting bagi keberhasilan dunia pendidikan.
8
tempat kejadian pada lapangan penelitian. Berbagai penelitian, pendapat pakar bahkan
Observasi dalam penelitian ini juga peraturan perundang-undangan
adalah observasi pastisipatif dimana peneliti mengakui hal ini. Salah satu peraturan yang
ikut langsung mengambil peran dalam cukup jelas mendorong relasi kemitraan
tindakan atau kegiatan objek penelitian. sekolah-keluarga adalah Peraturan Menteri
Adapun objek observasi dalam penelitian ini Pendidikan dan Kebudayaan Republik
adalah segala upaya sekolah dalam Indonesia Nomor 30 Tahun 2017. Problemnya,
membangun relasi antara sekolah dan hingga saat ini usaha untuk membangun
keluarga. Baik berupa kegiatan, dokumen relasi antara keduanya masih sangat minim.
Pemerintahpun tidak belum ada kebijakan
spesifik untuk mendorong hal ini. Belum
7
Black James and Dean J Champion, Post Fakto Etnografi Grounded Theory Action
Method And Issues in Social Research (New York: Research (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2010),
Wiley and Sons Inc, 1976), 286-287. 164.
8
Emzir, Metodologi Penulisan Pendidikan
Kualitatif & Kuantitatif Korelasional Eksperimen Ex
6
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 3 – 20
At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam
ada upaya membangun sinergitas antar usaha menggapai tujuan sekolah tersebut.
berbagai stakeholder untuk berkolaborasi. Kegiatan-kegiatan ini harus dilakukan
Hal ini menyebabkan relasi sekolah- secara berkala. Di dalamnya orang tua dan
keluarga menjadi ringkih. Relasi hanya guru duduk bersama untuk menyamakan
sebatas saling menghormati peran masing- gelombang.
masing. Belum ada upaya membangun Di Sekolah Alam Depok hal ini
relasi yang saling menguatkan untuk dilakukan dalam berbagai kegiatan sebagai
mencapai tujuan pendidikan. Bahkan usaha membangun relasi sekolah-keluarga.
komunikasi antara keduanya masih jauh dari Dimulai dari kewajiban mengikuti
harapan. Efeknya seringkali terjadi wawancara bagi setiap orang tua yang ingin
mispersepsi antar keduanya. mendaftar anaknya ke sekolah. Saat
Untuk itu, perlu usaha membangun wawancara menjadi salah satu jalan bagi
persamaan persepsi. Penting setiap sekolah untuk mengetahui bagaimana
stakeholder paham tujuan pendidikan yang kesediaan orang tua untuk berkolaborasi
ingin dicapai. Usaha membangun dalam mendidik. Interviewer dari bagian
persamaan persepsi dan memahami tujuan Human Resource Development (HRD) atau
pendidikan di sekolah dapat dilakukan bagian kurikulum sekolah akan mengajak
dengan berbagai cara. Salah satunya adalah orang tua sharing bagaimana peran sekolah-
dengan mengadakan pertemuan antara keluarga untuk berkolaborasi. Hal ini juga
orang tua dan sekolah secara berkala. sebagai salah satu hal yang menentukan
Misalnya dikemas dengan acara parenting, bersedia atau tidaknya sekolah menerima
seminar, focus group disscusion (FGD) dan sang anak untuk belajar di sekolah Alam.
sebagainya yang dikhususkan untuk Tentu sekolah tidak mau mengemban
membangunkan persamaan pandangan. tanggung jawab sepenuhnya sendiri.
Persamaan persepsi tentang tujuan sekolah Sedangkan orang tua juga memberikan
dan bagaimana rencana tahunan, semester
plan dan atau rencana per tema hingga
proses dan strategi pembelajaran sebagai
7
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 3 – 20
At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam
pengaruh yang tidak kecil.9 Untuk itulah pertemuan guru akan menyiapkan evaluasi
setelah diterima di sekolah, orang tua juga kegiatan tema sebelumnya dan target pada
akan diminta menanda tangani kesepakatan tema yang akan datang juga persiapan
atau MoU yang juga terkait dengan tuntutan kegiatan-kegiatan outing, home visit atau
agar orang tua berperan aktif. camping jika ada. Ini menjadi kegiatan
Tidak cukup disana, sekolah penting agar orang tua dan guru dapat
menyiapkan waktu khusus yang disebut berkolaborasi dalam menacapai tujuan
dengan parenting pengenalan konsep pembelajaran. Intensitas pertemuan yang
sekolah. Disini perwakilan sekolah akan demikian menunjukkan banyak hal yang
menjelaskan secara luas bagaimana konsep perlu peran sekolah-keluarga secara
sekolah Alam Depok. Hal ini mencakup bersama-sama. Bahkan di Virginia
bagaimana proses pembelajaran dan apa Amerika, mereka mengadakan kegiatan
tujuan yang ingin dicapai sekolah. Disini pertemuan guru dan orang tua setiap bulan
juga diberikan waktu untuk diskusi. dan mengadakan konferensi dua kali
Setelahnya para orang tua diajak berkeliling setahun.10
sekolah untuk diperkenalkan pada berbagai Lebih lanjut sekolah Alam Depok
bagian sekolah. Melihat secara real mengadakan kegiatan camping ayah.
bagaimana konsep sekolah diaplikasikan. Kegiatan yang dilakukan selama 2 hari 1
Setelah memahami goal sekolah, malam ini harus diikuti oleh seluruh ayah
orang tua juga akan diajak membahas target- dari murid baru di Sekolah Alam Depok.
target atau kompetensi dasar per tema. Tujuannya juga untuk memperdalam
Sekolah Alam Depok membuat 6 tema per pemahaman konsep sekolah dan pendekatan
tahun. Artinya harus direncanakan 6 kali dalam mendidik. Untuk apa? Tidak lain juga
pertemuan sosialisasi lesson plan atau agar dapat berkolaborasi antara sekolah dan
sekitar 1 kali per 2 bulan. Di setiap keluarga dalam mendidik anak.
9
Marja Leena Bo\o\k and Satu Pera\la\- Abigail Akosua Kayser, “Family Values:
10
8
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 3 – 20
At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam
11
Abdul Zani, Sosiolagi Skematika Teori Society: Building Character (London: Mixed
dan Terapan (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), 102. Sources, 2009), 31.
12
Jen Lexmond dan Richard Revees,
Parents are the Principal Architects of A Fairer
9
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 3 – 20
At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam
kependidikan untuk mengikuti kegiatan yang tak baik menjadikan anak berprilaku
parenting. Tema-tema yang diangkat negatif.13 Ungkapan yang cukup terkenal
adalah terkait dengan bagaimana orang tua akan hal ini adalah “buah jatuh tak kan
mendidik. Pada semester pertama tahun pernah jauh dari pohonnya”.
ajaran 2018/2019 ini ada tema Tarbiyah Disinilah pentingnya sinergi antara
Jinsiyah, Adab 1 dan Adab 2. Lalu di sekolah dan orang tua dalam upaya
lanjutkan parenting semester dua dengan pendidikan anaknya. Orang tua yang
tema Critical Thingking, Positive Discipline hakikatnya sebagai pendidik utama anaknya
dan Cara Berpikir Anak. Pemateri kegiatan tidak dapat berlepas tangan dalam
ini beberapa kali oleh bagian kurikulum, pembudayaan nilai-nilai. Orang tua justru
juga diundang pakar-pakar sesuai tema. menjadi motor penting dalam usaha
Pada dasarnya, kebutuhan akan pendidikan mencapai tujuannya. Terkhusus
peran orang tua merupakan implikasi dari aspek akhlak yang membutuhkan
pemahaman bahwa guru bukanlah berperan pembiasaan dan waktu yang lama. Sebuah
layaknya montir dalam memperbaiki penelitian di 11 sekolah di Adelaide
kendaraan yang rusak. Guru hanyalah salah Australia Selatan, menunjukkan bahwa
satu bagian dari pendorong anak dalam peran orang tua dan nilai-nilai yang
belajar. Justru orang tualah yang memiliki dipegang orang tua lebih kuat pengaruhnya
waktu lebih banyak dalam berinteraksi terhadap nilai atau karakter siswa
dengan anak. Selain itu, bonding antara dibandingkan sekolah dan guru.14
orang tua dan anak jauh lebih kuat. Interaksi Untuk itu, sejak awal semestinya
antara anak dan orang tua akan sangat sekolah didukung oleh pemerintah berusaha
mempengaruhi prilaku anak. Efeknya, membangun persamaan persepsi antara
interaksi yang harmonis akan membawa orang tua dan guru. Dimana di dunia barat
dampak positif dan sebaliknya interaksi ini sudah menjadi komitmen politik sejak 50
13
Jhon W. Santrok, Perkembangan Remaja, Effects of Parents, Teachers And Schools on Student
Terj. Sherly Saragih (Jakarta: Erlanggga, 2003),453. Values,” Social Psychology of Education 5(2002):
14
Brian R. Astill, Norman T. Feather dan 345–363.
John P. Keeves, “A Multilevel Analysis of The
10
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 3 – 20
At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam
tahun terakhir. Bahkan Swedia sudah pertemuan rutin dan belajar untuk
memikirkan bagaimana memanfaatkan membantu anak-anak mereka. Orang tua
hubungan sekolah-keluarga untuk ikut yang sangat peduli.16
mempromosikan masalah kesehatan karena Artinya, sejak awal sekolah telah
15
dinilai lebih efektif. Makanya, sangat membangun komunikasi yang intens kepada
urgen sekolah membangun komitmen orang orang tua murid. Ini hal yang sangat penting.
tua sejak mendaftarkan anaknya ke sekolah. Membangun komitmen orang tua untuk
Komitmen untuk berperan serta secara total bekerja sama mencapai visi yang sama akan
dalam mendukung pencapaian tujuan menjadikan kerja pendidikan menjadi lebih
bersama yakni membangun karakter atau mudah dalam mencapai tujuannya. Berbagai
akhlak. Bahkan sangat penting adanya organisasi yang mempromosikan
penanda tanganan memorandum of pendidikan karakter menyatakan bahwa
understanding (MoU) hitam di atas putih kesuksesan pendidikan karakter bukan
agar sekolah bisa ‘menuntut’ jika kemudian hanya terletak pada peran sekolah dan
orang tua terbukti tidak menunjukkan organisasi sosial namun membutuhkan
komitmen yang disepakati. Begitupun orang peran dan dukungan dari rumah.17
tua bisa ‘menuntut’ sekolah jika Komunikasi yang baik akan menyamakan
kenyataannya tidak menuju pada tujuan langkah antara orang tua dan sekolah dalam
yang telah disepakati. Orang tua yang mendidik anak.18
seperti inilah yang disebut Vincent dengan Lebih lanjut Mc Elmeel
orang tua consumers yang ingin mengetahui menyarankan agar orang tua mengadvokasi
apa kegiatan anaknya di sekolah, mengikuti dan menjadi model karakter baik serta
15
DisaBergnehr, “Advancing home–school 17
Sharron L. Mc Elmeel, Character
relations through parent support?,” Ethnography and Education: A Book Guide for Teachers, Librarians
EducationVol. 10, No. 2 (2015): 170–184. and Parents (Greenwood Village: Teacher Ideas
16
Crozier, Gill, and Jane Davies. "Hard to Press, 2002), xviii.
18
reach parents or hard to reach schools? A discussion Chrairuniza Graha, Keberhasilan Anak di
of home—school relations, with particular reference Tangan Orang Tua: Panduan Bagi Orang Tua untuk
to Bangladeshi and Pakistani parents." British Memahami Perannya dalam Membantu
educational research journal 33, no. 3 (2007): 295- Keberhasilan Pendidikan Anak (Jakarta: PT Elex
313. Media Computindo, 2007), 76.
11
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 3 – 20
At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam
19 22
Sharron L. Mc Elmeel, Character Singgih D. Gunarsa dan Yulia, Psikologi
Education.., xviii. Perkembangan Anak dan Remaja (Jakarta: BPK
20
Katherine T. Ratliffe and Eva Ponte, Gunung Mulia, 2008),40.
“Parent Perspectives on Developing Effective 23
Roswiani P. Zahra, “Lingkungan Keluarga
Family–School Partnerships in Hawaiʻi,” School dan Munculnya Masalah Remaja”, Jurnal Provitae
Community Journal Vol. 28, No. 1 (2018) : 217-247. Vol.01 No.02, November 2005, 17.
21
Tim Penyusun, Desain Induk Pendidikan
Karakter (Jakarta: Kementerian Pendidikan
Nasional, 2010), 6.
12
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 3 – 20
At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam
24
Donie Koesoema, Pendidikan Karakter
Strategi Mendidik Anak di Zaman Global (Jakarta:
Grasindo, 2007), 266.
13
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 3 – 20
At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam
14
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 3 – 20
At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam
25
Munif Chatib, Gurunya Manusia
(Bandung, Kaifa, 2014), 61-62.
15
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 3 – 20
At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam
dan guru aktif-positif. Hubungan yang baik berjalan sendiri namun orang tua menjadi
ini akan membawa dampak positif dalam penyokong dalam mengembangkan nilai-
perkembangan kepribadian siswa.26 nilai pada anak didik.
Kesadaran orang tua akan perannya yang Selain itu, Sekolah Alam Depok
vital dalam pembentukan karakter anak juga memfasilitasi terbentuknya Dewan
menjadikan proses pendidikan semakin Kelas dari para wali murid. Setiap awal
kuat. Tidak terjadi split atau perbedaan tahun saat sosialisasi lesson plan pertama,
perlakuan dan iklim antara rumah dan orang tua juga diberi ruang untuk
sekolah. Pola asuh di rumah dan pendekatan membentuk Dewan Kelas. Dewan Kelas
pendidikan di sekolah seirama. Ada akan menjadi perantara dalam berbagai
komunikasi yang intens antara sekolah dan usulan perbaikan kelas ke depannya. Selain
keluarga. untuk membantu mengkoordinir orang tua
Guru dapat menyampaikan dan dalam mendukung kegiatan-kegiatan kelas
mendiskusikan perkembangan siswa secara dan sekolah. Dewan kelas ini juga
terbuka dengan orang tua. Sebaliknya, orang berkumpul sesama dewan kelas membentuk
tua juga dapat meminta waktu untuk komunitas Komite Sekolah. Komite sekolah
berkoordinasi kepada guru atau sekolah ini berperan dalam mendukung sekolah
terkait perkembangan anak yang terlihat di untuk melakukan berbagai kegiatan juga
rumah. Perbedaan prilaku anak di sekolah perbaikan baik secara fisik ataupun konsep
yang sopan dan mandiri namun di rumah dan program.
bersebrangan atau sebaliknya baik di rumah Dengan demikian tentu akan
namun bermasalah di sekolah dapat membuat hubungan antara sekolah dan
didiskusikan secara terbuka. Artinya keluarga akan sangat baik. Saling
hubungan sekolah dan keluarga telah mensupport dalam posisi masing-masing.
menjadi bagian penguat sistem sekolah Mengambil peran terbaik dalam berbagai
dalam mencapai tujuannya. Sekolah tidak upaya mengembangkan potensi terbaik
26
Jhon W. Santrok, Perkembangan Remaja,
Terj. Sherly Saragih (Jakarta: Erlanggga, 2003),70.
16
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 3 – 20
At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam
27
Arief, Armai. "Pengembangan pendidikan of Education in Muslim Society 1, No. 2 (2015): 215-
budaya dan karakter bangsa dalam upaya 226.
menghadapi tantangan global." TARBIYA: Journal
17
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 3 – 20
At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam
28 29
Karmen Palts and Halliki Harro-Loit, Hoover-Dempsey, Kathleen V., and Joan
"Parent-Teacher Communication Patterns MT Walker. "Family-school
Concerning Activity And Positive-Negative communication." Elementary School Journal 106.2
Attitudes," Trames: A Journal of the Humanities & (2002), 1-35.
Social Sciences 19.2 (2015), 139-154.
18
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 3 – 20
At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam
19
At-Turats Vol. 13 No.1 (2019) 3 – 20
At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam
20