Anda di halaman 1dari 13

Perencanaan Tebal Lapis Perkerasan Kaku pada Underpass Cibubur

dengan Metode Bina Marga dan Naasra


M. Fakhruriza Pradana1, Arief Budiman2, Shally Ice Veronica3
1,2)
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jl. Jenderal Sudirman KM 03 Cilegon, Banten
Email: mfakhruriza@untirta.com
3)
Alumni Program Studi S-1 Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Email: shallyice@yahoo.com

ABSTRAK
Jalan Trans Yogie, Cibubur sering mengalami kemacetan yang padatmaka pemerintah berencana
membangun underpass di daerah Cibubur untuk mengantisipasi kemacetan.Perkerasan jalan yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah perkerasan kaku (rigid pavement) yaitu perkerasan struktur yang
terdiri dari plat beton semen yang bersambung (tidak menerus), atau menerus, tanpa atau dengan tulangan
terletak diatas lapis pondasi bawah, tanpa atau dengan lapisan aspal sebagai lapis permukaan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui tebal lapis perkerasan kaku yang dibutuhkan, mengetahui
perbedaan hasil perhitungan tebal lapis perkerasan kaku dengan metode Bina Marga Pd T-14-2003 dan
metode National Associations of Australian State Road Authorities (NAASRA) 1987 dan mengetahui
biaya pembangunan perkerasan kaku pada Underpass Cibubur.
Pengumpulan data dilakukan melalui survey data lalu lintas harian pada jalur tersebut dan nilai CBR
dari Kementerian Pekerjaan Umum.Data yang didapat digunakan untuk menghitung tebal perkerasan
kaku dengan metode Bina Marga 2003 dan NAASRA 1987.
Berdasarkan dari hasil perhitungan didapat tebal perkerasan kaku pada Bina Marga 2003 adalah 24
cm dengan biaya Rp. 1.360.097.000,00 dan tulangan berdiameter 16 mm dengan jarak 500 mm.
Sedangkan NAASRA 1987 adalah 22 cm dengan biaya Rp. 1.269.563.000,00 dan tulangan berdiameter
16 mm dengan jarak 500 mm.

Kata kunci :Underpass, perkerasan kaku, Bina Marga 2003, NAASRA 1987

ABSTRACT
TransYogi, Cibuburoftendenselycongested, the government plans to buildan
underpassatCibuburfor traffic. Pavementwill beusedin this researcharerigid
pavementispavementstructure consistingofcementconcrete slabcontinuous (not continuous),
orcontinuously, withoutorwith reinforcementlocatedabove thesubbaselayer, withoutorwitha layer
ofasphaltassurfacelayer. The purposeofthis studywas to determine thelayerthicknessrequiredrigid
pavement, knowing the differencecalculation resultswith therigid pavementlayerthicknessmethodof Bina
MargaPdT-14-2003 andmethods ofthe NationalAssociationsofAustralianStateRoadAuthorities (NAASRA)
1987 andfind out the costof pavementconstructionrigidonUnderpassCibubur.
The data was collected through a survey of data daily traffic on the pathway and the CBR value
of Ministry of Public Work. The data were used to calculate the rigid pavement thickness by the method of
Bina Marga 2003 and NAASRA 1987.
Based on the results of the calculation of rigid pavement thickness Bina Marga 2003 is 24 cm at
a cost Rp. 1,360,097,000.00 and reinforcement diameter 16 mm with a distance of 500 mm. While
NAASRA 1987 is 22 cm at a cost of Rp. 1,269,563,000.00 and reinforcement diameter 16 mm with a
distance of 500 mm.
nelKeywords : Underpass, rigid pavement, Bina Marga 2003, NAASRA 1987

1. Pendahuluan berdekatan dengan pusat


a. Latar Belakang perbelanjaan yang padat di daerah
Jalan Trans Yogie adalah jalan Cibubur. Selama ini jalur tersebut
nasional dengan aktivitas bangkitan merupakan jalur favorit yang
dan tarikan yang besar.Hal ini digunakan oleh warga Cibubur
terjadi karena lokasi yang untuk menuju Jakarta via tol
Jagorawi serta sekitar Cibubur Australian State Road Authorities
Junction, sehingga berdasarkan (NAASRA) 1987.
data dari Dinas Bina Marga Jalan 3. Mengetahui biaya pembangunan
Nasional Metropolitan I Jakarta perkerasan kaku pada Underpass
yang memadati Trans Yogie Cibubur.
mencapai 20000 kendaraan per hari
sehingga menimbulkan kemacetan d. Manfaat Penelitian
sepanjang 3 km. Untuk Manfaat yang didapat dari penelitian ini
mengantisipasi kemacetan tersebut adalah sebagai berikut
dibangunlah Underpass Cibubur. 1. Dapat mengetahui merencanakan
Penelitian ini akan dilakukan tebal lapis perkerasan kaku dengan
pada ruas jalan dari arah Jakarta metode Bina Marga Pd T-14-2003
menuju Jalan Trans Yogie dan NAASRA 1987.
Alternatif Cibubur sekitar dibawah 2. Dapat memberikan alternatif
jalan tol yang akan dibangun perhitungan tebal perkerasan kaku
Underpass Cibubur untuk pada Underpass Cibubur.
memberikan tingkat pelayanan
yang lebih baik dan nyaman. e. Ruang Lingkup
Perkerasan jalan yang akan Ruang lingkup dalam penelitian ini
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
adalah perkerasan kaku (rigid 1. Perencanaan tebal lapis perkerasan
pavement) yaitu perkerasan struktur kaku dengan metode Bina Marga
yang terdiri dari plat beton semen Pd T-14-2003 dan National
yang bersambung (tidak menerus), Associations of Australian State
atau menerus, tanpa atau dengan Road Authorities (NAASRA) 1987
tulangan terletak diatas lapis 2. Asumsi umur rencana 40 tahun
pondasi bawah, tanpa atau dengan 3. Lokasi penelitian tersebut di bawah
lapisan aspal sebagai lapis jalan tol Cibubur-Cileungsi-
permukaan. Bantargebang dan Jalur Trans
Yogie, Cibubur Junction.
b. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
tersebut, maka penulis ingin
meninjau segi teknis yaitu berapa
tebal lapis perkerasan kaku
dibutuhkan untuk dapat menahan
beban lalu lintas pada Underpass
Cibubur.

c. Tujuan Penelitian Gambar 1.Peta Lokasi(Sumber :


Tujuan dari penelitian ini adalah Kementerian Pekerjaan Umum SNVT
sebagai berikut : Perencanaan dan Pengawasan Jalan
1. Mengetahui tebal lapis perkerasan Nasional Kota Metropolitan I Jakarta)
kaku yang dibutuhkan untuk dapat
menahan beban lalu lintas pada 2. Tinjauan Pustaka
Underpass Cibubur. Penelitian yang berhubungan
2. Mengetahui perbedaan hasil dengan perkerasan jalan telah banyak
perhitungan tebal lapis perkerasan dilakukan. Berikut perbandingan penelitian
kaku yang dibutuhkan untuk ini dengan penelitian terdahulu :
Underpass Cibubur dengan metode Dicki Dian Purnama (2011) melakukan
Bina Marga Pd T-14-2003 dan penelitian Perkerasan Kaku dengan Metode
metode National Associations of Bina Marga, Metode Beam On Elastic
Foundation
Rifan Abdi Hutomo melakukan penelitian ( 1+ i )UR −1
Perkerasan Lentur dengan metode MAK R = ……………………..
i
(Metode Analisa Komponen),Perkerasan
(4)
kaku dengan Cara NAASRA
Dalam NAASRA
a. Perkerasan Jalan
JSKN = 365 x JSKNH x R………
Perkerasan jalan adalah konstruksi yang
(5)
dibangun di atas lapisan tanah dasar
dimana:
(subgrade).Perkerasan jalan berfungsi
JSKN = Jumlah sumbu kendaraan
untuk menopang beban lalu - lintas dan
maksimum
menyebarkannya kelapisan bawah.
JSKNH = Jumlah sumbu kendaraan
maksimum harian, pada saat tahun ke 0
R = Faktor pertumbuhan lalu-lintas
ysng besarnya berdasarkan faktor
pertumbuhan lalu-lintas tahunan (i) dan
b. Kekuatan Beton yang Digunakan
usia rencana (n)
Dalam Bina Marga kekuatan beton
Untuk (i ≠ 0) :
yang digunakan menggunakan rumus
berikut : ( 1+i )n−1
R= ……………………..(6)
fcf = K (fc’)0,50 dalam MPa ….. (1) e log (1+i )
Dengan pengertian : Jumlah repetisi kumulatif tiap
fc’ : kuat tekan beton karakteristik 28 kombinasi konfigurasi atau beban
hari (kg/cm2) sumbu pada lajur rencana :
fcf : kuat lentur beton 28 hari (kg/cm2) JSKN x % kombinasi terhadap JSKNH
K : konstanta, 0,7 untuk agregat tidak x Cd……….…………………....(7)
dipecah dan 0,75 untuk agregat pecah. dimana :
Cd = Koefisien distribusi
Dalam NAASRA kekuatan beton yang
digunakan menggunakan rumus berikut d. Perencanaan Tulangan
: Dalam Bina Marga
f r=0 ,62 × √ f ' c (MPa)………….(2) Luas penampang tulangan dapat
dimana: dihitung dengan persamaan berikut :
f’c = Kuat tekan karakteristik beton μ. L.M .g.h
A s= …………………....
pada usia 28 hari (MPa) 2.f s
..(8)
c. Jumlah Sumbu Kendaraan Niaga Dengan pengertian :
(JSKN) selama Usia Rencana As : luas penampang tulangan baja
Dalam Bina Marga (mm2/m lebar pelat)
JSKN = 365 x JSKNH x R……. fs : kuat-tarik ijin tulangan (MPa).
(3) Biasanya 0,6 kali tegangan leleh.
dimana: g : gravitasi (m/detik2).
JSKN = Jumlah sumbu kendaraan h : tebal pelat beton (m)
maksimum L : jarak antara sambungan yang tidak
JSKNH = Jumlah sumbu kendaraan diikat dan/atau tepi bebas pelat (m)
maksimum harian, pada saat tahun ke 0 M : berat per satuan volume pelat
R = Faktor pertumbuhan lalu-lintas (kg/m3)
ysng besarnya berdasarkan faktor μ : koefisien gesek antara pelat beton
pertumbuhan lalu-lintas tahunan (i) dan dan pondasi bawah pada Tabel 1.
usia rencana (n)
Untuk (i ≠ 0) : Tabel 1.Nilai Koefisien Gesekan (µ)
No Lapisan Pemecah Koefisien
Ikatan Gesekan (µ)
1. Lapis resap ikat aspal 1,0 Dalam Bina Marga
di atas permukaan a) Tie Bar
pondasi bawah Batang ulir dengan mutu minimum
2. Laburan parafin tipis 1,5 BJTU – 24 dan berdiameter 16 mm.
pemecah ikat jarak terkecil antar sambungan
3. Karet kompon (A 2,0 sekitar 3 – 4 m. Ukuran batang
chlorinated rubber
pengikat dihitung dengan
curing compound)
(Sumber : Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen, Pd- persamaan sebagai berikut:
T-14-2003) At = 204 x b x h……………(10)
Dan
Dalam NAASRA l = (38,3 x φ) + 75……………(11)
Luas tulangan pada perkerasan ini Dengan pengertian :
dihitung dari persamaan sebagai At = Luas penampang tulangan per
berikut: meter panjang sambungan (mm2).
11, 76 ( F . L. h ) b = Jarak terkecil antar sambungan
As= ………………. atau jarak sambungan dengan tepi
fs
perkerasan (m).
(9) h = Tebal pelat (m).
dimana : l = Panjang batang pengikat (mm).
As = luas tulangan yang diperlukan φ = Diameter batang pengikat yang
(mm2 / m lebar) dipilih (mm).
F = koefisien gesekan antara pelat Jarak batang pengikat yang
beton dengan lapisan dibawahnya (pada digunakan adalah 75 cm.
Tabel 2),tak berdimensi b) Dowel
L = jarak antara sambungan (m) Sambungan ini harus dilengkapi
h = tebal pelat (mm) dengan ruji polos panjang 45 cm,
fs = tegangan tarik baja ijin (MPa) (± jarak antara ruji 30 cm. Diameter
230 MPa) ruji tergantung pada tebal pelat
Catatan : As minimum menurut SK SNI beton sebagaimana terlihat pada
T-15-1991-03 untuk segala keadaan Tabel 3.
0,14 % dari luas penampang beton. Tabel 3.Diameter Ruji
No. Tebal Pelat Beton, h Diameter Ruji
(mm) (mm)
1. 125 < h < 140 20
2. 140 < h < 160 24
3. 160 < h < 190 28
Tabel 2.Koefisien Gesekan antara pelat beton 4. 190 < h < 220 33
semen dengan lapisan pondasi dibawahnya 5. 220 < h < 250 36
Jenis Pondasi Faktor Gesekan (Sumber : Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen, Pd-
T-14-2003)
BURTU, LAPEN dan 2,2
konstruksi sejenis
Aspal beton, 1,8 Dalam NAASRA
LATASTON a) Tie Bar
Stabilisasi kapur 1,8 Untuk menentukan dimensi batang
Stabilisasi aspal 1,8 pengikat menurut Portland Cement
Stabilisasi semen 1,8 Association 1975dapat digunakan
Koral sungai 1,5 grafik pada Tabel 4.
Batu pecah 1,5
Sirtu 1,2 Tabel 4.Ukuran Tie Bar
Tanah 0,9 Tebal Diameter Panjang Jarak
(Sumber : SKBI 2.3.28, 1988) Pelat Tie Bar Tie Bar Spacing
(cm) (mm) (mm) antar Tie
e. Batang Pengikat (Tie Bar) dan Ruji Bar (cm)
(Dowel) 12,5 12 600 75
15,0 12 600 75 nilai koefisien satuan upah, bahan, dan
17,5 12 600 75 alat.
20,0 12 600 75
22,5 12 750 90 Mulai
25,0 16 750 90
(Sumber :Portland Cement Association, PCA, 1975)
Persiapan
b) Dowel Studi Pustaka
Untuk menentukan dimensi dowel Pengumpulan data
Data Primer : survey lapangan
pada Tabel 5. Data Sekunder : nilai CBR, data Lalu-lintas
Harian Rencana
Tabel 5.Ukuran dan Jarak Batang Dowel (Ruji) yang
Disarankan
Tebal Pelat Dowel
Perkerasan Diameter Panjang Jarak
inci mm inci mm Inci mm inci mm Perhitungan Tebal Perkerasan menggunakan
6 150 ¾ 19 18 450 12 300 Metode Bina Marga Pd T-14-2003
7 175 1 25 18 450 12 300 Metode National Associations of Australian State Road
8 200 1 25 18 450 12 300 Authorities (NAASRA) 1987
9 225 1 ¼ 32 18 450 12 300
10 250 1 ¼ 32 18 450 12 300
11 275 1 ¼ 32 18 450 12 300
Analisa Perbandingan Tebal Perkerasan dengan
12 300 1 ½ 38 18 450 12 300 metode Bina Marga 2003 dan NAASRA 1987
13 325 1 ½ 38 18 450 12 300
14 350 1 ½ 38 18 450 12 300
(Sumber :Principles of Pavement Design by Yoder 
Witczak, 1975) Kesimpulan dan Saran

f. Rencana Anggaran Biaya


Nilai RAB didapatkan dari rumus : Selesai
RAB = ∑ Volume pekerjaan x Harga
satuan …………………(12)
Gambar 2. Alur Penelitian
3. Metode Penelitian (Sumber : Hasil Analisa, 2013)
Jenis Dan Cara pengumpulan Data, data
yang dibutuhkan pada dasarnya dibagi 4. Hasil Dan Pembahasan
dalam dua kelompok yaitu data primer Data lalu lintas harian rata-rata
dan data sekunder. berdasarkan survei lapangan yang
a. Data Primer telah dilakukan adalah sebagai
Data primer adalah data yang diperoleh berikut:
dari pengamatan secara langsung di  Mobil Penumpang = 30147
lapangan berupa pendataan kendaraan kendaraan/hari
yang melintas hingga didapat LHR dari  (termasuk mobil pribadi, angkot, pick
ruas jalan tersebut (pengamatan up, mobil box)
dilakukan pada hari Seninselama 24  Bus = 1006 kendaraan/hari
jam).  (termasuk bus kecil, bus besar)
 Truk sedang = 1833 kendaraan/hari
b. Data Sekunder
 Truk berat = 843 kendaraan/hari
Data sekunder adalah data yang
 Truk tandem = 222 kendaraan/hari
diperoleh dari instansi yang terkait
seperti Dinas Pekerjaan Umum maupun  Truk Trailer = 50 kendaraan/hari
Badan Pusat Statistik Provinsi DKI
Jakarta.Data sekunder yang dibutuhkan a. Perhitungan Tebal Perkerasan
meliputi nilai CBR, pertumbuhan lalu dengan Metode Bina Marga 2003
lintas, nilai harga satuan pekerjaan dan Diketahui data yang diperoleh :
CBR tanah dasar =6% Tabel 8.Perhitungan Jumlah Sumbu berdasarkan
Kuat lentur (fcf) → Kuat tekan beton Jenis dan Bebannya
(f’c) = 35 Mpa → fcf = K (f’c)0,50 = 0,7 x
(35)0,50 = 4,141 Mpa ≈ 4 Mpa
(persamaan 1)
Bahu Jalan = Tidak
Ruji (Dowel) = Ya
Pertumbuhan lalu lintas (i) = 6,43 %
per tahun (Lampiran)
Umur rencana (UR) = 40 tahun
Koefisien Distribusi Arah (C) = 0,70
( berdasarkanTabel 6)

Tabel 6.Jumlah Lajur berdasarkan Lebar Perkerasan


dan Koefisien Distribusi (C) Kendaraan Niaga pada
Lajur Rencana
Lebar Jumlah Koefisien
Perkerasan Lajur (nI) Distribusi
Jalan (Lp) 1 arah 2 arah
Lp< 5,50 M 1 lajur 1 1
5,50 m ≤ Lp< 2 lajur 0,70 0,50
8,25 m
8,25 m ≤ Lp< 3 lajur 0,50 0,475 Sumber : Hasil Analisa, 2013
11,25 m
11,23 m ≤ Lp< 4 lajur - 0,45 Jumlah sumbu kendaraan niaga (JSKN)
15,00 m selama umur rencana (40 tahun)
15,00 m ≤ Lp< 5 lajur - 0,425 JSKN = 365 x JSKNH x
18,75 m
R
18,75 m ≤ Lp< 6 lajur - 0,40
22,00 m ( 1+ i )UR −1
R = =
(Sumber : Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen, Pd- i
T-14-2003)
( 1+ 6 , 43 % )40−1
Faktor Keamanan Beban = 1,2(berdasarkan 6 , 43 %
Tabel 7) = 172,53
Tabel 7.Faktor Keamanan Beban (FKB)
JSKN = 365 x 8008 x
No Penggunaan Nilai FKB
1. Jalan bebas hambatan utama (major 1,2 172,53
freeway) dan jalan berlajur banyak, = 504291388 = 5,04 x 108
yang aliran lalu lintasnya tidak JSKN rencana = C x JSKN
terhambat serta volume kendaraan = 0,7 x 5,04 x 108
niaga yang tinggi.
Bila menggunakan data lalu lintas
= 3,53 x 108
dari hasil survey beban (weight in
motion) dan adanya kemungkinan 2) Perhitungan Repetisi Sumbu yang
rute alternatif, maka nilai faktor Terjadi
keamanan beban dapat dikurangi Tabel 9.Perhitungan Repetisi Sumbu Rencana
menjadi 1,15
2. Jalan bebas hambatan (freeway) dan 1,1
jalan arteri dengan volume
kendaraan niaga menengah
3. Jalan dengan volume kendaraan 1,0
niaga rendah
(Sumber : Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen, Pd-
T-14-2003)

Penyelesaian :
1) Analisis Lalu Lintas
Gambar 4.CBR Tanah Dasar Efektif dan Tebal
Pondasi Bawah(Sumber : Perencanaan Perkerasan
Jalan Beton Semen, Pd-T-14-2003)

Tebal taksiran pelat beton = 27,8 cm


Sumber : Hasil Analisa, 2013
(berdasarkan Gambar 5)
3) Perhitungan Tebal Pelat Beton
Sumber data beban = Hasil survei
Jenis perkerasan= BBDT dengan ruji
Jenis bahu = tidak ada
Umur rencana= 40 tahun
JSK= 3,53 x 108
Faktor keamanan beban= 1,2
(berdasarkan Tabel 7)
Kuat tarik lentur beton (fcf) umur 28
hari= 4 MPa
Jenis dan tebal lapis pondasi= CBK 10
cm (berdasarkan Gambar 3)

Gambar 5.Grafik Perencanaan Tebal Taksiran


Beton, Lalu Lintas Luar Kota, dengan Ruji, FKB =
1,2(Sumber : Perencanaan Perkerasan Jalan Beton
Semen, Pd-T-14-2003)

Gambar 3.Tebal Pondasi Bawah Minimum Untuk Tabel 10.Perhitungan Analisis Fatik dan Erosi
Perkerasan Beton Semen(Sumber : Perencanaan
Perkerasan Jalan Beton Semen, Pd-T-14-2003)

CBR tanah dasar= 6% (dari hasil data


proyek)

CBR efektif= 41% (berdasarkan


Gambar 4)
2
b × 1/4 π × ∅ tul
s=
As
2
3500 ×1 /4 ×3 , 14 ×16
s=
184,2574
s=3817,269 mm
s dipilih = 500 mm
2
b ×1/4 π × ∅ tul
As pilih =
s pilih
2
3500× 1/4 × 3 ,14 ×16
As pilih =
500
2 2
Sumber : Hasil Analisa, 2013
As pilih=1406 , 72 mm /mlebar=1407 mm /mlebar
Dipergunakan tulangan diameter 16
Berdasarkan perhitungan didapat tebal mm, jarak 500 mm (berdasarkan SK
tulangan yang paling efisien dengan SNI T-15-1991-03 halaman 155)
sistem coba-coba adalah tebal 24 cm =
240 mm b) Tulangan melintang
Karena % analisa fatik dan analisa erosi μ. L.M .g.h
A s=
< 100% maka tebal pelat yang 2.f s
digunakan adalah 24 cm. 1, 0 ×7 × 2400 ×9 , 81 ×0 , 24
A s=
2× 230
4) Perhitungan Tulangan
39553 ,92
Tebal pelat = 24 cm = 0,24 m A s=
Lebar pelat = 2 x 3,5 m (untuk 460
2
2 jalur) A s=85,98678 mm /m
Panjang pelat = 15 m (jarak antar As min = 0,1% x 240 x 1000 = 240
sambungan) mm2/m > As perlu = 85,98678
Koefisien gesek antara pelat beton mm2/m
dengan pondasi bawah = 1,0 b × 1/4 π × ∅ tul
2

(berdasarkan Tabel 1) s=
As
Kuat tarik ijin baja = 230 Mpa 2
(berdasarkan nilai standar kuat tarik ijin 3500 ×1 /4 ×3 , 14 ×16
s=
beton ± 230 Mpa) 85,98678
Berat isi beton = 2400 kg/m3 s=8179,862 mm
(berdasarkan nilai standar berat isi s dipilih = 500 mm
2
beton ± 2400 kg/m3) b ×1/4 π × ∅ tul
Gravitasi = 9,81 m/detik2 As pilih =
s pilih
2
a) Tulangan memanjang 3500× 1/4 × 3 ,14 ×16
As pilih =
μ. L.M .g.h 500
A s= 2 2
As pilih=1406 , 72 mm /mlebar=1407 mm /mlebar
2.f s
1, 0 ×15 × 2400× 9 , 81× 0 , 24 Dipergunakan tulangan diameter 16
A s= mm, jarak 500 mm (berdasarkan
2× 230
SK SNI T-15-1991-03 halaman
84758 , 4
A s= 155)
460
2
A s=184,2574 mm /m 5) Perhitungan Tie Bar
As min = 0,1% x 240 x 1000 = 240 Jarak terkecil antar sambungan = 3 m =
mm2/m > As perlu = 184,2574 3000 mm
mm2/m Tebal pelat = 0,24 m = 240 mm
Diameter batang pengikat = 16 mm
Jarak batang pengikat yang digunakan Penyelesaian :
= 75 cm = 750 mm 1) Perhitungan Mutu Beton Rencana
At = 204 x b x h Akan digunakan beton dengan kuat
= 204 x 3000 x 240 tekan 28 hari sebesar 350 kg/cm2.
= 146880000 mm2 f’c = 350/10,2 = 34,313 Mpa ≈ 34 Mpa
l = (38,3 x ) + 75 > 30 Mpa (minimum yang disarankan)
= (38,3 x 1,6) + 75 dari persamaan 2 :
= 136,28 cm = 1362,8 mm f r=0 ,62 × √ f ' c
f r=0 ,62 × √ 34
6) Perhitungan Dowel
f r=3,615 Mpa ≈ 3 , 6 Mpa> 3 ,5 Mpa
Dari perhitungan pelat beton, diperoleh
tebal pelat beton = 240 mm. Dari tabel (minimum yang disarankan)
3, diperoleh diameter ruji = 36 mm,
panjang 45 cm, jarak antara ruji 30 cm, 2) Perhitungan Beban Lalu Lintas
untuk tebal pelat beton 240 mm. Rencana
a) Jumlah Sumbu Kendaraan Niaga
b. Perhitungan Tebal Perkerasan Tabel 13.Perhitungan Jumlah Sumbu berdasarkan
dengan Metode NAASRA 1987 Jenis dan Bebannya
Diketahui data yang diperoleh :
CBR tanah dasar =6%
Koefisien gesek antara pelat beton
dengan pondasi (µ) = 1,2 (berdasarkan
Tabel 2)
Bahu Jalan = Tidak
Ruji (Dowel) = Ya
Pertumbuhan lalu lintas (i) = 6,43 %
per tahun (Lampiran)
Umur rencana (UR) = 40 tahun
Koefisien Distribusi Arah (Cd)= 0,70 Sumber : Hasil Analisa, 2013
(berdasarkan Tabel 11)
Dari persamaan 5, jumlah sumbu
Tabel 11.Jumlah Lajur berdasarkan Koefisien kendaraan niaga :
Distribusi (C) Kendaraan Niaga pada Lajur Rencana JSKN = 365 x JSKNH x R
Jumlah Lajur (nI) Koefisien Distribusi
Dari persamaan 6
1 arah 2 arah
1 lajur 1 1 ( 1+i )n−1
R=
2 lajur 0,70 0,50 e log (1+i )
3 lajur 0,50 0,475
( 1+0,0643 )40−1
4 lajur - 0,45 R=
5 lajur - 0,425 e log (1 +0,0643 )
6 lajur - 0,40 R=178 ,02
(Sumber : Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen, Pd-
T-14-2003)
Maka :JSKN = 365 x 8008 x
178,02 = 520338218,4 buah = 5,20
Faktor Keamanan Beban = 1,1 x 108 buah
(berdasarkanTabel 12)
Dari persamaan 7 dengan Cd =
Tabel 12.Faktor Keamanan Beban (FKB)
0,70 (berdasarkan Tabel 9)
No Penggunaan Nilai FKB
diperoleh harga repetisi kumulatif
1. Jalan tol 1,2
dari tiap kombinasi konfigurasi /
2. Jalan arteri 1,1
3. Jalan kolektor atau lokal 1,0
beban sumbu pada lajur rencana
(Sumber : Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen, Pd- seperti ditampilkan pada tabel
T-14-2003) perhitungan dibawah :
b) Jumlah Repetisi Beban
Tabel 14.Perhitungan Repetisi Beban Tebal pelat = 22 cm = 220 mm
Lebar pelat = 2 x 3,5 m (untuk
2 jalur)
Panjang pelat = 15 m (jarak antar
sambungan)
Koefisien gesek antara pelat beton
dengan pondasi bawah = 1,2
(berdasarkan Tabel 12)
Kuat tarik ijin baja = 230 Mpa
(berdasarkan nilai standar kuat tarik ijin
beton ± 230 Mpa)
a) Tulangan memanjang
Dari persamaan 9
11,76 (F . L. h)
Sumber : Hasil Analisa, 2013 A s=
fs
3) Perhitungan Kekuatan Tanah Dasar 11,76 (1 ,2 . 15 .220)
Dari data tanah, diperoleh nilai CBR = A s=
230
6%. Dari grafik bantuan perhitungan 2
diperoleh nilai k = 40 kPa/mm untuk A s=202,4765 mm /m lebar
CBR 6%. Luas tulangan minimum As =
0,14% (SK SNI T-15-1991-03
4) Perhitungan Pelat Beton halaman 155)
Dengan bantuan grafik bantuan As min = 0,0014 (220) (1000) =
perhitungan diperiksa apakah estimasi 308 mm2/m lebar
2
tebal pelat cukup atau tidak, dari b × 1/4 π × ∅ tul
s=
jumlah persentase fatik yang terjadi As
(disyaratkan ≤ 100%) 3500 ×1 /4 ×3 , 14 ×16
2
s=
Tabel 15.Perhitungan Analisis Fatik dan Erosi
202,4765
s=3473,785 mm
s dipilih = 500 mm
2
b ×1/4 π × ∅ tul
As pilih =
s pilih
2
3500× 1/4 × 3 ,14 ×16
As pilih =
500
2 2
As pilih=1406 , 72 mm /mlebar=1407 mm /mlebar
Dipergunakan tulangan diameter 16
mm, jarak 500 mm (berdasarkan
SK SNI T-15-1991-03 halaman
155)

b) Tulangan melintang
Sumber : Hasil Analisa, 2013
11,76 (F . L. h)
A s=
Berdasarkan perhitungan didapat tebal fs
tulangan yang efisien dengan sistem coba- 11,76 (1 ,2 . 7 . 220)
coba adalah tebal 22 cm = 220 mm, A s=
230
ternyata jumlah fatik 0 < 100%, maka tebal 2
A s=94,48904 mm /mlebar
pelat minimal yang harus digunakan = 22
cm. Luas tulangan minimum As =
0,14% (SK SNI T-15-1991-03
5) Perhitungan Tulangan halaman 155)
As min = 0,0014 (220) (1000) =
308 mm2/m lebar
2
b × 1/4 π × ∅ tul
s=
As
2
3500 ×1 /4 ×3 , 14 ×16
s=
94,48904
s=7443,826 mm
s dipilih = 500 mm Gambar 7.Tampak Memanjang Tebal Perkerasan
2 dengan Metode NAASRA 1987(Sumber : Hasil
b ×1/4 π × ∅ tul Analisa, 2013)
As pilih =
s pilih
2 Faktor yang mungkin akan
3500× 1/4 × 3 ,14 ×16
As pilih = mempengaruhi perbedaan tebal
500 perkerasan diantara dua metode
2 2
As pilih=1406 , 72 mm /mlebar=1407 mm /mlebar
tersebut adalah :
Dipergunakan tulangan diameter 16 1. Faktor pertumbuhan lalu-lintas
mm, jarak 500 mm (berdasarkan yang berbeda sehingga
SK SNI T-15-1991-03 halaman menghasilkan nilai Jumlah Sumbu
155) Kendaraan Niaga (JSKN) berbeda
dikedua metode tersebut.
6) Perhitungan Tie Bar 2. Berbeda ketentuan pada hasil grafik
Dari perhitungan pelat beton, diperoleh untuk menentukan tebal tebal
tebal pelat beton = 22 cm. Dari tabel 4, perkerasan sementara dengan
diperoleh dengan cara interpolasi sistem coba-coba yang
diameter tie bar = 12 mm, panjang tie menghasilkan nilai tebal yang
bar = 720 mm, jarak spacing antar tie berbeda.
bar = 87 cm untuk tebal pelat beton 22
cm d. Perhitungan Rencana Anggaran
Biaya
7) Perhitungan Dowel Pada perhitungan RAB pada tugas
Dari perhitungan pelat beton, diperoleh akihr ini diasumsikan bahwa biaya
tebal pelat beton = 22 cm. Dari tabel 5, pekerjaan pada biaya struktur. Dari
diperoleh dengan cara interpolasi hasil perhitungan didapat :
diameter ruji = 30,6 mm, panjang ruji =
450 mm, jarak ruji = 300 mm untuk Tabel 16.Perhitungan RAB pada metode Bina Marga
tebal pelat beton 22 cm 2003
No. Uraian Pekerjaan Harga Pekerjaan
Divisi (Rp.)
c. Analisis Perbedaan Tebal
1. Pekerjaan 1.236.452.167,50
Perkerasan
Perkerasan Beton
Perbedaan tebal perkerasan Semen
kaku pada Bina Marga 2003 dan (A) Jumlah Harga 1.236.452.167,50
NAASRA 1987 terlihat pada (B) Divisi I s/d Divisi 123.645.216,75
tampak memanjang gambar berikut (C) X 1.360.097.384,25
: PPN 10% (B =
10% x A)
Total Harga (C = A
+ B)
Jumlah Harga Pekerjaan = Rp. 1.360.097.000,00
Sumber : Hasil Analisa, 2013

Tabel 17.Perhitungan RAB pada metode NAASRA


Gambar 6.Tampak Memanjang Tebal Perkerasan 1987
dengan Metode Bina Marga 2003(Sumber : Hasil No. Uraian Pekerjaan Harga Pekerjaan
Analisa, 2013) Divisi (Rp.)
1. Pekerjaan 1.154.148.407,50 Saran yang diberikan dalam penelitian ini
Perkerasan Beton adalah sebagai berikut :
Semen 1. Dalam penelitian serupa dengan
(A) Jumlah Harga 1.154.148.407,50 penelitian ini disarankan dalam
(B) Divisi I s/d Divisi 115.414.840,75 penarikan grafik pada metode Bina
(C) X 1.269.563.248,25
Marga 2003 dan NAASRA 1987 harap
PPN 10% (B =
10% x A)
teliti karena akan mempengaruhi hasil
Total Harga (C = A tebal taksiran beton, dan dalam
+ B) meletakkan penulangan pada gambar.
Jumlah Harga Pekerjaan = Rp. 1.269.563.000,00 2. Jika ada penelitian selanjutnya harap
Sumber : Hasil Analisa, 2013 membandingkan dengan berbagai
metode menghitung perkerasan jalan
5. Kesimpulan Dan Saran lainnya selain dalam penelitian ini.
a. Kesimpulan
Dari hasil perhitungan yang dilakukan, 6. Daftar Pustaka
dapat disimpulkan bahwa : AASHTO Guide for Design of Pavement
1. Tebal lapis perkerasan kaku yang Structures 1986. (1986), Washington
dibutuhkan pada Underpass Cibubur D.C: American Association of State
dengan menggunakan campuran beton Highway and Transportation Officials
kurus setebal 10 cm untuk lapis pondasi AASHTO Interim Guide for Design of
bawah, nilai CBR tanah dasar sebesar Pavement Structures 1972 2nd ed.
6% dan jenis perkerasan beton semen (1974), Washington D.C: American
bersambung dengan tulangan Association of State Highway and
menggunakan metode Bina Marga 2003 Transportation Officials
sebesar 24 cm dan tulangan ACI 318R-83, Commentary on Building
berdiameter 16 mm dengan jarak 500 Code Requirements for Reinforced
mm. Dan tebal lapis perkerasan kaku Concrete (ACI 318-83). (1983),
yang dibutuhkan dengan menggunakan Detroit, Michigan: American Concrete
metode National Associations of Institute
Australian State Road Authorities Departemen Pekerjaan Umum Republik
(NAASRA) 1987 sebesar 22 cm dan Indonesia. (1988), SKBI (Standar
tulangan berdiameter 16 mm dengan Konstruksi Bangunan Indonesia),
jarak 500 mm. Petunjuk Perencanaan Perkerasan
2. Perbedaan tebal perkerasan kaku Kaku (Rigid Pavement)
dipengaruhi faktor pertumbuhan lalu- SKBI.2.3.28.1988, UDC. 625.84(026),
lintas yang berbeda sehingga Jakarta: Author
menghasilkan nilai Jumlah Sumbu Departemen Perkerjaan Umum Republik
Kendaraan Niaga (JSKN) berbeda Indonesia. (1991), Standar Tata Cara
dikedua metode tersebut dan berbeda Perhitungan Struktur Beton Untuk
ketentuan pada hasil grafik untuk Bangunan GedungSK SNI T-15-1991-
menentukan tebal tebal perkerasan 03, Bandung: Yayasan LPMB
sementara dengan sistem coba-coba Departemen Permukiman dan Prasarana
yang menghasilkan nilai tebal yang Wilayah. (2003), Pedoman Konstruksi
berbeda. dan Bangunan Perencanaan
3. Perhitungan biaya untuk perkerasan Perkerasan Jalan Beton Semen Pd T-
kaku dengan metode Bina Marga 2003 14-2003, Jakarta: Author
sebesar Rp. 1.360.097.000,00. Dan Gunadarma University Library. April 19,
biaya untuk perkerasan kaku dengan 2012.http://library.gunadarma.ac.id/15
metode NAASRA 1987 sebesar Rp. 564-43753-1-PB.pdf/
1.269.563.000,00. Hendarsin L., Shirley. (2000), Perencanaan
Teknik Jalan, Bandung: Politeknik
b. Saran Negeri Bandung-Jurusan Teknik Sipil
Hutomo, Rifan Abdi. Perencanaan Tebal
Perkerasan Beserta Anggaran
Biayanya Pada Lajur Khusus Bus
Trans Pakuan Kota Bogor Koridor
Terminal Bubulak-Pool Bus Wisata
Baranangsiang, Jakarta: Tugas Akhir
S-1 Jurusan Teknik Sipil Universitas
Gunadharma
Jalan Beton Dan Tulangannya, Februari 7,
2014.http://wiryanto.wordpress.com/2
010/09/19/jalan-beton-dan-
tulangannya/
Pavement Design, A Guide to The
Structural Design of Road Pavements
1st ed. (1987), Australia: National
Association of Australian State Road
Authorities (NAASRA)
Purnama, Dicky Dian. (2011), Perencanaan
Tebal Lapis Perkerasan Kaku dengan
Menggunakan Metode Bina Marga
2003 dan Beam On Elastic
Foundation, Cilegon: Tugas Akhir S-1
Jurusan Teknik Sipil Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa
Suryawan, Ari. (2005), Pekerjaan Jalan
Beton Semen Portland (Rigid
Pavement), Beta Offset
White, Geoerge R. , Padvoiskis , .Raymond
J. (1975), Principles of Quality
Concrete, Portland
CementAssociation. New York:
Yoder, E.J., Witczak, M.W. (1975),
Principles of Pavement Design 2nded.
New York: A Wiley-Interscience
Publication JOHN WILEY  SONS,
INC

Anda mungkin juga menyukai