PERKAWINAN
Dosen Pengampu:
Kemas Muhammad Gemilang, S.HI., MH
Oleh :
Ardi Himawan Admaja - Ibnu Mas’ud - Yulanda Putra Handika
Pencatatan Perkawinan
dalam Islam
larangan untuk menulis sesuatu selain Al-Quran.
Pada zaman Rasullullah SAW, kewajiban
Akibatnya kultur tulis tidak begitu berkembang
untuk mencatatkan pernikahan memang tidak dibandingkan dengan kultur hafalan (oral)
ada. para ulama fiqh juga tidak memberikan
perhatian serius terhadap pencatatan kelanjutan dari yang pertama, mereka sangat
perkawinan. pencatatan perkawinan merupakan mengandalkan hafalan (ingatan). karena mengingat
suatu bentuk pembaruan yang dilakukan dalam sebuah peristiwa perkawinan bukanlah sebuah hal
bidang hukum keluarga Islam. yang sulit untuk dilakukan.
Pada masa awal Islam,sudah ada tradisi i`lan al nikah, Praktek i`lan al nikah pada masa awal
Islam merupakan salah satu hal yang disunnahkan dan sangat dianjurkan oleh Rasulullah. Hal
ini terbukti dengan adanya hadits yang menyatakan demikian.
Dari Abdullah Ibn Zubair bahwa Rasulullah SAW bersabda : "Umumkanlah pernikahan itu".
Pencatatan Perkawinan
di Indonesia Ayat (1)
Brunei Darussalam
Filipina
Pakistan
Mesir
Yaman
Tunisia
Syiria
formulir perkawinan harus disampaikan kepada Pegawai Pencatat
Perkawinan, yang salah satu aspek dari formulir tersebut adalah keterangan
dari dokter bahwa yang bersangkutan tidak sedang mengidap penyakit
menular. (UU Syiria No. 34 Tahun 1975 pasal 40 ayat (1) )
perkawinan harus dilakukan di pengadilan, meskipun dimungkinkan terjadinya
perkawinan di luar pengadilan
Halaman 13
Irak