Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH K-POP PADA MENTAL HEALTH ANAK

BROKEN HOME DI UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA


TASIKMALAYA

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai
Gelar Sarjana Keperawatan

ELSA WANDI PUTRI


201FK07015

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
2024
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Broken Home
2.1.1 Pengertian Broken Home
Kasus perceraian pada rumah tangga dikenal dengan sebutan
“Broken Home” merupakan kondisi keluarga yang tidak lagi ada
keharmonisan seperti adanya keributan karena persoalan yang gagal
mencapai titik terang antara suami atau istri. Yang berdampak
terhadap banyak hal terutama pada hubungan orang tua dan anak baik
itu komunikasi, mental/psikologis dan Pendidikan. Anak disini mulai
dari kecil, remaja hingga dewasa. Broken home dapat terlihat dari
kelengkapan keluarga baik ibu terjadi karna meninggal atau perceraian
(Muttaqin & Sulistyo, 2019).
Pernikahan diartikan sebagai aliansi yang membangun
hubungan antara dua individu yang tidak memiliki hubungan darah
dan merupakan ikatan yang sah secara hukum dan legal, yang secara
formal menjadi perhatian bagi pihak yang memiliki otoritas di
keluarga karna tidak hanya dua individu saja yang memiliki kontrak
tetapi kedua pihak keluarga pun masuk ke dalam aliansi ini, orang tua
dari kedua individu ini melangsung perkawinan untuk anaknya dengan
memperhatikan moralitas atau reputasi salah satu keluarga dan
karakter dari laki-laki atau Perempuan tersebut, disaat yang sama
aliansi ini dapat diputuskan melalui perceraian, oleh karena itu
perceraian dipandang sebagai prilaku menyimpang kecuali jika
terdapat sihir, kemandulan, suka bertengkar, amoralitas dan adanya
penyakit yang tidak dapat disembuhkan seperti kegialaan atau kusta
pada salah satu keluarga (Issah, 2019).
Dampak dari perceraian tersebut yaitu terciptanya orang tua
Tunggal dimana hanya ada istri atau hanya ada suami saja yang
mengurus, menjaga dan membesarkan anaknya (Cahayatiningsih et
al., 2022).
Dari beberapa jurnal di atas maka penulis menyimpulkan bahwa
Broken Home adalah suatu keadaan atau situasi dimana sebuah
keluarga tidak utuh lagi baik terjadi karena adanya yang meninggal
maupun adanya perceraian yang sangat berdampak buruk bagi anak
dari korban perceraian tersebut yang membuat anak menjadi hilang
arah, merasa kesepian dan kurang perhatian.
2.1.2 Faktor Penyebab Broken Home
Yang menjadi faktor penyebab terjadinya broken home (Hafiza
& Mawarpury, 2018) :
a. Gangguan komunikasi
Untuk menganalisis atau mendeteksi jika terjadinya gangguan
dalam keluarga salah satunya adalah dengan adanya komunikasi
yang baik, jika terjadi gangguan dalam komunikasi tersebut maka
akan terjadi ketertutupan informasi yang menyebabkan ketakutan,
kecurangan dan kebohongan karna ingin menutup diri. Yang
akhirnya komunikasi malah menjadi petaka karena tidak adanya
pengertian dan kepercayaan dari kedua pihak.
b. Egosentris
Sikap egosentris orang tua berpengaruh pada keutuhan keluarga
dan kepribadian anak. Egosentris merupakan sifat dimana individu
merasa benar dan tidak dapat menerima pendapat dari orang lain
serta hanya mementingkan diri sendiri, jika dalam sebuah rumah
tangga terdapat egosentris maka benih-benih dari Broken Home
sudah tertanam sehingga suatu hari mungkin pasangan tersebut
akan bertengkar hebat di depan anaknya yang tentu akan
mempengaruhi pada kejiwaan anak.
c. Ekonomi
Kemiskinan merupakan salah satu faktor penyebab broken home
karna percekcokan dan pertikaian suami-istri di awali dari
persoalan ekonomi, bahkan kelebihan ekonomi pun dapat terjadi
pertikaian.
d. Kesibukan
Merupan salah satu faktor yang menyebabkan gangguan pada
komunikasi keluarga, dimana tidak hanya pasangan saja yang akan
yang tidak diperhatikan tapi anak juga dapat merasakan kurangnya
perhatian, kurangnya kasih sayang dan kerenggangan.
e. Rendahnya Pemahaman dan Pendidikan
Karena tidak adanya pengertian dan pemahan dari kedua pihak
secara terus menerus sehingga menyebabkan berakhirnya ikatan
pernikahan.
f. Gangguan Pihak Ketiga
Pihak ketiga adalah orang yang menyeybabkan krisis dalah rumah
tangga baik di sengaja maupun tidak disengaja. Krisi ini dapat
dalam bentuk krisis kepercayaan baik dalam ekonomi, hubungan
personal maupun lainnya. Pihak ketiga juga dapat dari orang tua
yang selalu ikut campur pada kehidupan rumah tangga anaknya.
2.1.3 Dampak pada anak (Muttaqin & Sulistyo, 2019)
Akibat dari perceraian tersebut orang tua tidak dapat tinggal
dalam satu rumah lagi sehingga mempengaruhi pola komunikasi yang
terjalin antra orang tua kepda anaknya. Sebagian besar orang tua yang
tidak tinggal satu rumah menganut komunikasi permissive
(membebaskan). Kondisi ini mempengaruhi kejiwaan anak dengan
kata lain komunikasi ini mempengaruhi komunikasi interpersonal dan
mengakibatkan komunikasi yang kurang baik antara kedua orang tua
dan anaknya. Sehingga anak lebih mudah terjerumus pada hal yang
negative entah karna ketidaktahuan atau hanya untuk kesenangan.
Dampak pertama yaitu menurunnya prestasi anak karna
kurangnya perhatian orang tua terhadap perkembangan akademik
anaknya.
Yang kedua yaitu prilaku agresif yang di manifestasikan pada
perilaku keserassan baik sebara verbal maupun non verbal. Prilaku
agresif ini merupakan bentuk untuk mendapatkan perhatian dari orang
lain yang tidak ia dapatkan di rumah. Tidak hanya itu prilaku
menyimpangpun menjadi salah satu cara untuk mendapatkan
perhatian.
Yang terakhir broken home dapat menyebabkan rasa
keputuasasaan dan kesepian atas retaknya hubungan orangtua dan
anak sehingga dapat mengarah pada kecenderungan bunuh diri.

2.2 K-Pop
Semakin cepatnya perkembangan teknologi membuat semua hal dapat
berkembang dan menyebar denga cepat pula, seperti salah satunya adalah
penyebaran budaya Korea pada penjuru dunia terutama K-pop atau Music
Korea pop merupakan bentuk spesifik dari music pop Korea yang tidak
merujuk pada keseluruhan music popular asli korea melainkan dihubungkan
dengan gagasan “idol music” dengan gaya music enerjik dan semangat
membuat K-pop terdengar unik sehingga banyak disukai kalangan muda
(Dewi & Indrawati, 2019).
Pada tahun 2012 video Gangnam style milik penyanyi Kore Selatan
Park Jae Sang memecahkan rekor dunia Guinness untuk penayangan
terbanyak di Youtube dengan 1.578.000.000 tayangan dalam setahun, yang
tentunya melampaui video Baby Justin Bieber. Hal ini tentunya menjadi
tonggak Sejarah dimulainya popularitas music KPOP di dunia. Idol Korea
eksportir utama KPOP telah memenangkan banyak penggemar secara global
dengan wajah canti mereka, keterampilan menyanyi dan menari yang
memukau serta penampilan panggung yang tidak kalah spektakuler (Ding &
Zhuang, 2021).
Kaum muda-mudi diseluruh dunia menunjukan obsesi yang belum
pernah terjadi sebelumnya terhadap selebriti selama decade terakhir. Banyak
muda-mudi yang menghabiskan waktu dan uang hanya untuk merayakan
ulang tahun sang idol bersama dengan penggemar lain, selain itu merka juga
rela menyisihkan uang untuk membeli album atau semua hal yang
berhubungan dengan Idol favoritnya. Namun hal ini berdampak positif pada
penggemar hingga tingkat tertentu, penggemar mendapatkan manfaat dari
tindakan mereka untuk kenyamanan spiritual dan rasa kebersamaan (Ding &
Zhuang, 2021).
2.3 Kerangka teori

Broken home

KPOP
Penyebab Broken Home Dengan mudahnya budaya
- Gangguan komunikasi korea Selatan masuk ke seluruh
- Egosentris dunia di bantu dengan pesatnya
- Ekonomi perkembangan teknologi
- Kurangnya Pendidikan sehingga menciptakan
dan pemahaman banyaknya muda-mudi yang
- Kesibukan menyukai idol-idol tersebut,
- Gangguan pihak ketiga mereka rela menyisihkan waktu
maupun uang untuk idol
mereka demi mendapatkan
kenyamanan spiritual dan rasa
Dampak pada anak kebersamaan.
- Komunikasi permissive yang
mempengaruhi kejiwaan anak
- Menurunnya prestasi anak
- Timbulnya sifat agresif dan
menciptakan sikap kekerasan DAMPAK KPOP TERHADAP
baik verbal maupun non MENTAL HEALTH ANAK
verbal sebagai salah satu cara BROKEN HOME
untuk mendapatkan perhatian
- Menyebabkan rasa
keputusasaan dan kesepian
atas retaknya hubungan anak
dan orangtua sehingga
cenderung mengarah ke
bunuh diri

Anda mungkin juga menyukai