Anda di halaman 1dari 17

PERAN VITAL LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

DALAM SISTEM PERADILAN

Taat Syafaat1
1
Universitas Bung Karno
email: Taatsyafaat08@gmail.com
Abstrak. Jurnal ini membahas peran yang sangat penting dari lembaga perlindungan saksi
dan korban dalam konteks sistem peradilan. Fokus utama adalah menggali dampak positif
dan tantangan yang dihadapi oleh lembaga tersebut dalam melindungi hak-hak saksi dan
korban dalam proses hukum. Penelitian ini menguraikan kebijakan perlindungan, mekanisme
kerja, serta evaluasi terhadap efektivitas lembaga perlindungan dalam mewujudkan keadilan
di berbagai tingkatan pengadilan.Hasil penelitian ini memberikan wawasan mendalam
terhadap tantangan yang dihadapi oleh lembaga perlindungan dan memberikan dasar untuk
pembaruan kebijakan dan perbaikan sistem guna meningkatkan perlindungan yang diberikan
kepada saksi dan korban.
Kata kunci: Lembaga Perlindungan, Saksi, Korban, Sistem Peradilan, Hak Asasi
Manusia.

I. PENDAHULUAN individu.
Lembaga perlindungan saksi dan korban memiliki Penelitian ini tidak hanya akan memberikan
peran sentral dalam memastikan integritas sistem gambaran mendalam tentang bagaimana lembaga
peradilan. Artikel ini merinci latar belakang perlindungan bekerja dalam mendukung saksi dan
pembentukan lembaga tersebut dan pentingnya korban selama persidangan, tetapi juga akan
keberadaannya dalam melindungi hak-hak dasar mengevaluasi sejauh mana lembaga ini dapat
individu yang terlibat dalam proses hokum. mencapai tujuannya dalam menghadapi berbagai
Latar belakang pembentukan lembaga perlindungan tantangan praktis. Dengan menganalisis kinerja
saksi dan korban mencerminkan kebutuhan lembaga perlindungan, diharapkan dapat ditemukan
mendesak akan perlindungan terhadap mereka yang, cara untuk memperbaiki kebijakan dan memperkuat
sebagai saksi atau korban, seringkali menghadapi peran lembaga ini sebagai penjaga hak-hak individu
risiko intimidasi, ancaman, atau perlakuan yang tidak dalam sistem peradilan yang terus berkembang.
adil. Dalam konteks ini, penelitian ini meneliti Perlindungan terhadap saksi dan korban dalam sistem
kebijakan perlindungan yang ada dan menilai sejauh peradilan merupakan aspek kritis dalam memastikan
mana lembaga ini berhasil memenuhi tujuan- keadilan, keamanan, dan kesejahteraan individu yang
tujuannya. terlibat dalam proses hukum. Tantangan kompleks
Keberadaan lembaga perlindungan tidak hanya seperti ancaman, retaliasi, dan kurangnya sumber
terbatas pada aspek hukum, tetapi juga mencakup daya telah mendorong penelitian dan pengembangan
dimensi psikologis dan sosial. Pentingnya pendekatan solusi inovatif, di antaranya penggunaan teknologi.
yang holistik dalam memberikan perlindungan Dalam pembahasan ini, kami akan mengeksplorasi
menjadi sorotan utama, dengan memahami dampak peran teknologi dalam meningkatkan perlindungan
psikologis dari interaksi dengan sistem peradilan serta saksi dan korban, menjelajahi berbagai aspek
tanggung jawab sosial dalam melindungi hak-hak teknologi yang diterapkan, serta tantangan dan

1
inovasi yang terkait. Penelitian sebelumnya mengidentifikasi
berbagai tantangan praktis yang dihadapi
oleh lembaga perlindungan, termasuk
kendala keuangan, koordinasi dengan
lembaga lain, dan upaya inovatif yang dapat
II. TINJAUAN PUSTAKA diambil untuk mengatasi hambatan tersebut.
A. Perlindungan Saksi dan Korban dalam
Konteks Hukum Internasional: F. Peran Teknologi Dalam Meningkatkan
Penelitian sebelumnya telah menyoroti Perlindungan:
perlunya lembaga perlindungan saksi dan Beberapa penelitian menyoroti peran
korban sebagai respons terhadap norma- teknologi, seperti sistem keamanan digital
norma hak asasi manusia internasional. dan proteksi identitas, dalam meningkatkan
Kerangka hukum ini memberikan dasar bagi efektivitas lembaga perlindungan saksi dan
pengembangan kebijakan perlindungan yang korban di era digital.
dapat diadaptasi oleh negara-negara dengan
berbagai sistem hukum. 2.1. Format Tampilan Dokumen
Artikel diketik rapi pada satu sisi
B. Kebijakan Perlindungan Saksi dan ukuran kertas A4 dengan lebar batas-batas
Korban: tepi (margin) adalah 2 cm untuk batas atas,
Literatur mengenai kebijakan perlindungan bawah dan kanan, sedang kiri adalah 3,0 cm.
membahas perbandingan antara berbagai
model kebijakan yang diterapkan di berbagai 2.2. Ukuran Huruf
yurisdiksi. Analisis ini memperlihatkan Jenis huruf yang digunakan adalah
keberhasilan dan kelemahan dari pendekatan Times New Roman, ukuran 12 dan setiap
yang berbeda, serta memberikan landasan kata asing dicetak miring (italic).
untuk perbaikan kebijakan.
III. METODE PENELITIAN
C. Dampak Psikologis Perlindungan 1. Desain Penelitian Komprehensif:
Terhadap Saksi dan Korban: Penelitian ini menggunakan pendekatan
Beberapa penelitian mengeksplorasi dampak kualitatif dan kuantitatif untuk menyelidiki
psikologis dari interaksi saksi dan korban peran lembaga perlindungan saksi dan korban
dengan lembaga perlindungan. Hal ini secara holistik. Desain penelitian ini
melibatkan penelitian tentang tingkat stres, memungkinkan integrasi data kualitatif dalam
kecemasan, dan pemulihan psikologis yang wawancara dan analisis kebijakan dengan data
dialami oleh individu yang dilibatkan dalam kuantitatif seperti statistik efektivitas
proses peradilan. perlindungan.
2. Studi Kasus Lembaga
D. Evaluasi Efektivitas Lembaga Perlindungan:
Perlindungan: Sejumlah studi kasus lembaga perlindungan
Kajian literatur mengenai evaluasi efektivitas saksi dan korban di berbagai yurisdiksi akan
lembaga perlindungan secara kritis dilakukan. Pendekatan ini memberikan
menganalisis metode evaluasi yang pemahaman mendalam tentang mekanisme
digunakan sebelumnya. Penekanan pada kerja dan keberhasilan lembaga tersebut dalam
indikator keberhasilan dan kegagalan melindungi hak-hak individu.
memberikan pandangan yang bermanfaat 3. Analisis Kebijakan Perlindungan:
untuk memahami dampak nyata dari lembaga Analisis mendalam terhadap kebijakan
perlindungan. perlindungan di berbagai tingkatan akan
dilakukan untuk mengidentifikasi kesenjangan,
E. Tantangan dan Inovasi Dalam keberhasilan, dan perbedaan yang dapat
Perlindungan Saksi dan Korban: membentuk dasar untuk rekomendasi
perbaikan.
2
4. Analisis Data Kuantitatif: perlindungan yang adil dari ketidakadilan
Data kuantitatif, termasuk hasil survei dan dan penindasan.1
statistik efektivitas perlindungan, akan  Konvensi Jenewa dan Protokol
dianalisis menggunakan metode statistik yang Tambahan:
relevan. Ini termasuk analisis regresi untuk Konvensi Jenewa mengatur perlindungan
memahami faktor-faktor yang mempengaruhi korban konflik bersenjata dan
efektivitas lembaga perlindungan. menetapkan prinsip-prinsip perlindungan
5. Analisis Data Kualitatif: manusia selama konflik bersenjata.
Data kualitatif dari studi kasus dan wawancara Protokol Tambahan I dan II
akan dianalisis menggunakan pendekatan menambahkan perlindungan tambahan,
tematik dan content analysis. Hal ini termasuk perlindungan terhadap saksi.2
memungkinkan identifikasi pola, temuan  Konvensi PBB tentang
kunci, dan interpretasi mendalam terhadap Penghapusan Segala Bentuk
pengalaman individu. Diskriminasi terhadap Perempuan
6. Evaluasi Terhadap Tantangan dan (CEDAW):
Inovasi: CEDAW menjamin hak-hak perempuan,
Tantangan praktis yang diidentifikasi melalui termasuk hak-hak saksi dan korban
penelitian akan dievaluasi, dan solusi inovatif perempuan. Ini mencakup upaya untuk
yang mungkin diusulkan. Ini melibatkan mengurangi dan mencegah kekerasan
analisis keuangan, koordinasi antar lembaga, terhadap perempuan, memberikan akses
dan pemikiran kreatif terkait dengan teknologi keadilan, dan memastikan perlindungan
dan strategi perlindungan. bagi korban kekerasan gender.3
Metode penelitian ini akan memberikan  Konvensi PBB tentang Hak Anak-
landasan yang kuat untuk memahami peran Anak (CRC):
lembaga perlindungan saksi dan korban serta CRC menetapkan hak-hak anak-anak,
mengevaluasi efektivitasnya dalam melindungi termasuk perlindungan saksi dan korban
hak-hak individu dalam konteks sistem di tingkat internasional. Pasal 39 CRC
peradilan. menekankan perlindungan khusus bagi
anak-anak yang menjadi saksi atau
IV. HASIL PENELITIAN DAN korban kekerasan.4
PEMBAHASAN  Statuta Pengadilan Pidana
A. Perlindungan Saksi Dan korban Internasional (ICC):
Dalam Konteks Hukum Internasional ICC, sebagai lembaga hukum
Perlindungan saksi dan korban dalam internasional, memberikan perlindungan
konteks hukum internasional merupakan terhadap saksi dan korban di tingkat
bagian integral dari upaya melindungi global. Statuta ini menetapkan
hak asasi manusia dan memastikan mekanisme untuk melindungi kesaksian
keadilan di tingkat global. Beberapa dan memastikan partisipasi korban dalam
instrumen hukum internasional telah proses hukum.5
diterapkan untuk menjamin perlindungan
yang memadai bagi saksi dan korban.
Berikut adalah rincian mengenai aspek- 1
Universal Declaration Of Human Rights (UDHR).
aspek kunci perlindungan dalam konteks 2
ini: Konverensi Jenewa Protokol Tambahan 1 dan 2
3
Konvensi PBB Convention On elimination All
 Deklarasi Universal Hak Asasi formd off Discrimination Againts Women
Manusia (UDHR): Disingkat (Cedaw) perjanjian internasional yang
UDHR menjadi fondasi penting dalam ditetapkan pada tahun 1979 oleh Majelis Umum
menetapkan hak-hak dasar individu, Perserikatan Bangsa-Bangsa.
4
Konferensi Hak Anak (KHA) atau lebih dikenal
termasuk hak-hak saksi dan korban. Pasal sebagai (UNCRC) United Nations Convention on
10 UDHR menggarisbawahi hak setiap the Rights of the Child
individu untuk mendapatkan 5
International Criminal Court (ICC)

3
Perlindungan saksi dan korban Dewan Keamanan PBB melalui resolusi-
merupakan hal serius yang dipikirkan resolusinya sering menekankan perlunya
oleh Mahkamah Pidana perlindungan saksi dan korban dalam
Internasional/International Criminal konteks konflik bersenjata. Resolusi
Court (ICC). ICC merupakan pengadilan seperti Resolusi 1960 dan Resolusi 2106
independen permanen yang mengadili menguatkan perlindungan tersebut.7
pelanggaranpelanggaran Hak Asasi  Prinsip-Prinsip Panduan dan Kode
Manusia (HAM) yang berat. Pelanggaran Etik Internasional:
HAM berat yang biasanya dilakukan oleh Beberapa prinsip panduan dan kode etik
orang-orang yang memiliki kekuasaan internasional telah dikembangkan untuk
disuatu negara membuat banyak saksi memberikan arahan terkait perlindungan
dalam persidangan di ICC enggan datang saksi dan korban, termasuk Prinsip-
untuk bersaksi. Di dalam ICC terdapat Prinsip dan Pedoman Utama tentang Hak
unit perlindungan saksi dan korban yang dan Kewajiban Korban Tindak Kejahatan
tercantum dalam Aturan 87 Statuta Roma Internasional.8
1998.  Prinsip hak – hak sebelumnya dan
Wujud dari perlindungan saksi dan pertanggung jawaban
korban dalam persidangan yaitu dengan Prinsip ini mengakui bahwa penduduk asli,
cara merahasiakan identitas saksi dan masyarakat tradisional dan komunitas lokal
korban yang dianggap riskan memiliki sebelumnya, hak kepemilikan
kedudukannya karena kesaksian yang atas, minat dan tanggung jawab secara
diberikannya, hingga penggunaan video budaya terhadap udara, tanahdan jalur air
conference dalam persidangan untuk dan sumberdaya yang terkandung di
menghindari indimidasi yang dilakukan dalamnya yang mana orang-orang ini
oleh terdakwa dan pendukungnya secara tradisional telah mendiami atau
terhadap saksi. Hal-hal ini diharapkan menggunakannya, bersama-sama dengan
dapat mengakomodir perlindungan semua pengetahuan dan kekayaan
terhadap saksi demi menuntaskan kasus intelektual dan hak-hak sumberdaya
pelanggaran HAM berat yang ada. Dapat tradisional dihubungkan dengan sumber
disimpulkan bahwa Statuta Roma 1998 daya dan penggunaannya oleh mereka.9
telah mengatur dengan baik mengenai  Principle of Self-Determination
perlindungan saksi dan korban, namun Prinsip Menentukan Sendiri
dalam penerapannya di ICC tergantung 7
Redolusi Dewan Keamanan (PBB) Resolusi April,
dari niat baik para hakim dan jaksa Mei dan Juni 1960 , dokumen S/4336 Menetapkan
penuntut umum untuk melaksanakan mekanisme pemantauan dan pelaporan mengenai
seluruh isi ketentuan demi tercapainya kekerasan seksual dalam konflik. Dan Resolusi
fair trial.6 2106 (2013) [S/RES/2106(2013)] – Menekankan
 Resolusi Dewan Keamanan PBB: akuntabilitas bagi pelaku kekerasan seksual dalam
konflik, serta pemberdayaan politik dan ekonomi
6
Statuta Roma 1998, Pasal 68(1): "Masing-masing perempuan.
8
Pihak dan Pihak yang Berkepentingan memiliki Prinsip-Prinsip dan Pedoman Utama tentang Hak
kewajiban untuk melindungi keamanan, dan Kewajiban Korban Tindak Kejahatan
perlindungan, dan hak-hak korban, saksi, dan orang Internasional (2005), disiapkan oleh Sekretaris
lain yang berpartisipasi dalam proses peradilan." Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa: Dokumen
ini memberikan panduan mengenai hak dan
Ibid., Pasal 43(6): "Pengadilan dapat memerintahkan kewajiban korban tindak kejahatan internasional
langkah-langkah perlindungan dan dukungan bagi dan menekankan perlindungan, partisipasi, dan
saksi, ahli, atau korban yang memerlukannya." pemulihan bagi korban.
9
United Nations Declaration on the Rights of
Ibid., Aturan 87: "Perlindungan saksi dan korban dapat Indigenous Peoples (UNDRIP), 2007, Pasal 26(1):
mencakup, antara lain, menjaga kerahasiaan "Indigenous peoples have the right to the lands,
identitas mereka dan penggunaan teknologi atau territories, and resources which they have
tindakan lain yang sesuai untuk melindungi traditionally owned, occupied, or otherwise used or
keselamatan mereka." acquired."

4
Prinsip ini mengakui bahwa penduduk asli, mereka, berdasarkan pada hak untuk
masyarakat tradisional dan komunitas lokal menentukan sendiri.12
memiliki hak untuk menentukan sendiri  Principle of Active Participation
(atau menentukan secara lokal untuk Prinsip Partisipasi Aktif
komunitas tradisional atau lokal) dan Prinsip ini mengakui kepentingan krusial
bahwa para peneliti dan organisasi- dari penduduk asli, masyarakat tradisional
organisasi yang terhubung akan mengenal dan komunitas lokal untuk berpartisipasi
dan menghormati hak-hak tersebut saat secara aktif dalam semua tahap penelitian
berurusan dengan orang-orang tersebut dan dan kegiatan yang berkaitan dari permulaan
komunitas mereka.10 sampai akhir, sama halnya dalam
 Principle of Inalienability Prinsip penerapan dari hasil-hasil penelitian.
yang tidak dapat dicabut? Partisipasi aktif termasuk kerjasama dalam
Prinsip ini mengakui hak yang tidak dapat merancang penelitian untuk memenuhi
dicabut dari penduduk asli, masyarakat kebutuhan dan prioritas mayarakat
tradisional dan komunitas lokal dalam setempat, dan pengkajian ulang hasil-hasil
hubungannya dengan wilayah tradisional sebelumnya, sebelum dipublikasikan atau
mereka dan sumber daya alam di dalamnya disebarluaskan untuk memastikan
(termasuk sumber daya hayati dan genetik) ketepatan dari informasi dan taat pada
dan pengetahuan tradisional mereka yang standar yang dihadirkan oleh Kode Etik
menyertainya. Hak-hak ini terkumpul ini.13
secara alami namun dapat termasuk hak-  Principle of Full Disclosure Prinsip
hak individu. Hakhak ini seharusnya bagi Penyingkapan Informasi secara
penduduk asli, masyarakat tradisional dan Penuh
komunitas lokal untuk menentukan bagi Prinsip ini mengakui bahwa penduduk asli,
mereka sendiri sistem-sistem hak masyarakat tradisional dan komunitas lokal
sumberdaya dari alam, ruang lingkup dan diberikan hak untuk mendapatkan secara
penyaluran penguasa hak-hak sumber daya lengkap informasi mengenai alam, ruang
milik mereka.11 lingkup dan tujuan akhir dari penelitian
 Principle of Traditional yang diajukan (termasuk tujuan,
Guardianship Prinsip Pelindung metodologi, pengumpulan data, dan
Tradisional penyebarannya dan penerapan hasil-
Prinsip ini mengakui keterkaitan umat hasilnya). Informasi ini akan diberikan
manusia secara holistik dengan ekosistem dalam bentuk yang mudah dipahami dan
dari Tanah Suci kita dan kewajiban dan berguna di tingkat lokal dan dalam sebuah
tanggung jawab penduduk asli, masyarakat cara yang dapat menjadi bahan
tradisional dan komunitas lokal untuk pertimbangan dalam badan pengetahuan,
melindungi dan memelihara peran mereka budaya yang lebih disukai dan cara-cara
sebagai penjaga tradisional dari ekosistem penyebaran dari penduduk dan komunitas
ini melalui pemeliharaan budaya, identitas, tersebut.
bahasa, mitologi, kepercayaan spiritual dan Dengan dasar hukum ini, upaya bersama
hukum dan praktek-praktek adat istiadat dari komunitas internasional terus
diarahkan untuk memperkuat
10
perlindungan saksi dan korban,
United Nations Declaration on the Rights of
12
Indigenous Peoples (UNDRIP), 2007, Pasal 3: Ibid., Pasal 31(1): "Indigenous peoples have the
"Indigenous peoples have the right to self- right to maintain, control, protect, and develop their
determination. By virtue of that right, they freely cultural heritage, traditional knowledge, and
determine their political status and freely pursue traditional cultural expressions."
13
their economic, social, and cultural development." Ibid., Pasal 18(1): "Indigenous peoples have the
11
Ibid., Pasal 26(1): "Indigenous peoples have the right to participate in decision-making in matters
right to the lands, territories, and resources which which would affect their rights, through
they have traditionally owned, occupied, or representatives chosen by themselves in accordance
otherwise used or acquired." with their own procedures."

5
memastikan akses keadilan yang adil, dan Program pendidikan dan informasi yang
mengurangi dampak traumatis dari mencakup hak-hak saksi dan korban,
kejahatan dan konflik bersenjata.14 serta prosedur peradilan. Mempastikan
B. Kebijakan Perlindungan Saksi Dan bahwa mereka memahami peran dan hak-
Korban hak mereka selama seluruh proses
Kebijakan lembaga perlindungan saksi hukum.
dan korban dalam konteks sistem  Pendampingan Hukum:
peradilan melibatkan sejumlah aspek Memberikan akses dan dukungan penuh
yang dirancang untuk memastikan terhadap pendampingan hukum bagi
perlindungan yang komprehensif dan saksi dan korban. Ini melibatkan
hak-hak yang adil. Berikut adalah kerjasama dengan advokat atau lembaga
beberapa komponen kunci dari kebijakan hukum yang memahami kebutuhan
semacam itu: khusus mereka.
 Identifikasi dan Evaluasi Risiko:  Kolaborasi dengan Pihak Terkait:
Lembaga perlindungan harus memiliki Kebijakan ini menekankan kerja sama
kebijakan yang jelas untuk dengan pihak terkait, termasuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko kepolisian, jaksa, dan lembaga peradilan
yang mungkin dihadapi oleh saksi dan lainnya. Koordinasi efektif membantu
korban. Ini dapat melibatkan penilaian memberikan perlindungan yang
risiko keamanan fisik, psikologis, dan menyeluruh.
sosial.  Penanganan Kasus Khusus:
 Program Rahasia dan Keamanan Menetapkan kebijakan khusus untuk
Identitas: kasus-kasus yang melibatkan kekerasan
Implementasi kebijakan yang menjamin seksual, anak-anak, atau kelompok rentan
rahasia dan keamanan identitas saksi dan lainnya. Perlindungan ekstra dan
korban. Ini mencakup langkah-langkah penanganan khusus diperlukan untuk
untuk melindungi informasi pribadi dan memenuhi kebutuhan mereka.
mencegah pengungkapan yang tidak sah.  Evaluasi dan Penyesuaian Kontinu:
 Perlindungan Fisik dan Psikologis: Melibatkan mekanisme evaluasi berkala
Kebijakan ini mencakup langkah- untuk menilai efektivitas kebijakan.
langkah perlindungan fisik, seperti Berdasarkan hasil evaluasi, lembaga
pengaturan keamanan fisik, dan harus siap untuk menyesuaikan kebijakan
dukungan psikologis untuk membantu mereka guna meningkatkan perlindungan
saksi dan korban mengatasi dampak yang diberikan.
emosional dari proses peradilan.  Akses Keadilan dan Restitusi:
 Hak untuk Menolak Pemberian Memastikan bahwa saksi dan korban
Keterangan: memiliki akses yang setara terhadap
Menetapkan hak bagi saksi dan korban proses peradilan dan memiliki hak untuk
untuk menolak memberikan keterangan mendapatkan restitusi atau ganti rugi jika
atau menyampaikan kesaksiannya diperlukan.
melalui sarana khusus, seperti video Kebijakan lembaga perlindungan saksi
konferensi, untuk mengurangi dampak dan korban ini membentuk dasar untuk
traumatis. menciptakan lingkungan yang aman, adil,
 Pendidikan dan Informasi: dan mendukung selama proses hukum,
sehingga hak-hak individu terlindungi
14
Ibid., Pasal 19(1): "States shall consult and sepenuhnya.15
cooperate in good faith with the indigenous peoples
15
concerned through their own representative Panduan Perlindungan Saksi dan Korban,
institutions in order to obtain their free, prior, and Perserikatan Bangsa-Bangsa, 2015: Dokumen ini
informed consent before adopting and memberikan pedoman tentang identifikasi risiko,
implementing legislative or administrative kebijakan rahasia, perlindungan fisik dan
measures that may affect them." psikologis, hak untuk menolak memberikan

6
Ketakutan dan Ancaman:
C. Dampak Psikologis Bagi Korban
Saksi mungkin merasa takut atau terancam,
Terhadap Saksi Dan Korban:
terutama jika mereka memiliki hubungan
Dalam konteks sistem peradilan, menjadi korban
dengan pihak yang terdakwa atau jika kasus
atau saksi dalam suatu kasus hukum dapat
tersebut melibatkan kejahatan berat.
memiliki dampak psikologis yang signifikan.
 Stres dan Tekanan:
Berikut adalah beberapa dampak psikologis
Memberikan kesaksian di pengadilan bisa
yang mungkin dialami oleh korban dan saksi:
memberikan stres dan tekanan tambahan pada
 Dampak Psikologis bagi Korban:
saksi. Mereka harus menjalani proses
Trauma Psikologis:
pemeriksaan yang sering kali intens dan kritis.
Korban kejahatan sering kali mengalami trauma
 Risiko Stigma atau Retaliasi:
psikologis yang mendalam sebagai akibat dari
Saksi, terutama dalam kasus kejahatan tertentu,
kejadian tersebut. Trauma ini dapat berdampak
mungkin mengkhawatirkan stigma sosial atau
jangka panjang pada kesejahteraan mental
risiko retaliasi dari pihak yang terdakwa atau
mereka.
pihak terkait.
 Stres dan Kecemasan:
 Gangguan Kesejahteraan Emosional:
Proses peradilan dapat menimbulkan stres dan
Saksi mungkin mengalami gangguan
kecemasan yang tinggi pada korban. Mereka
kesejahteraan emosional karena terlibat dalam
mungkin merasa tertekan karena harus
proses peradilan. Mereka dapat merasakan
menghadapi pengadilan dan mengungkapkan
beban moral atau emosional terkait kesaksian
detail-detail traumatis.
mereka.
 Perasaan Bersalah atau Malu:
 Dampak Sistemik:
Beberapa korban mungkin mengalami perasaan
Lambatnya Proses Peradilan:
bersalah atau malu terkait kejahatan yang
Proses peradilan yang lambat dan panjang dapat
menimpa mereka. Ini bisa mempengaruhi harga
meningkatkan tekanan psikologis pada korban
diri dan kesehatan mental mereka.
dan saksi, karena mereka harus menunggu lama
 Keterbatasan Fungsi Sosial:
sebelum melihat keputusan hukum.
Korban mungkin mengalami kesulitan dalam
 Pentingnya Dukungan Psikologis:
berinteraksi sosial atau menghadapi situasi yang
Penting untuk menyediakan dukungan
mirip dengan kejadian traumatis mereka.
psikologis bagi korban dan saksi selama dan
 Dampak Psikologis bagi Saksi:
setelah proses peradilan untuk membantu
keterangan, pendidikan dan informasi, mereka mengatasi dampak psikologis yang
pendampingan hukum, kolaborasi dengan pihak
terkait, penanganan kasus khusus, evaluasi dan mungkin timbul.
penyesuaian kontinu, serta akses keadilan dan
restitusi. Melibatkan para ahli psikologi, pekerja sosial,
7
dan sumber daya dukungan lainnya dapat  Kecepatan Tanggapan:
membantu mengurangi dampak negatif tersebut Seberapa cepat lembaga merespons kasus
dan membantu korban serta saksi untuk pulih perlindungan yang dilaporkan atau terdeteksi?
secara emosional. Sistem peradilan juga perlu Kecepatan dalam menanggapi situasi darurat
mempertimbangkan aspek psikologis ini dalam atau masalah perlindungan dapat mencerminkan
perancangan kebijakan dan prosedur hukum.16 tingkat efektivitas lembaga.
D. Evaluasi Terhadap Efektivitas Lembaga  Kualitas Layanan:
Perlindungan: Evaluasi terhadap kualitas layanan yang
Evaluasi terhadap efektivitas lembaga diberikan oleh lembaga, termasuk dukungan
perlindungan melibatkan penilaian menyeluruh psikologis, bantuan hukum, dan
terhadap berbagai aspek yang terkait dengan perlindungan fisik. Evaluasi ini dapat
misi dan fungsi lembaga tersebut. Berikut adalah melibatkan umpan balik dari individu yang
beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk menerima layanan.
mengevaluasi efektivitas lembaga perlindungan: Kerjasama dengan Pihak Eksternal:
 Kepatuhan terhadap Undang-Undang Sejauh mana lembaga bekerja sama dengan
dan Standar: pihak-pihak eksternal, seperti lembaga
Sejauh mana lembaga tersebut patuh terhadap pemerintah lainnya, organisasi non-
undang-undang dan standar yang berlaku? pemerintah, dan kelompok masyarakat?
Evaluasi ini mencakup kepatuhan terhadap Kerjasama ini penting untuk meningkatkan
regulasi yang mengatur tugas dan tanggung efektivitas perlindungan.
jawab lembaga perlindungan.  Ketersediaan dan Kompetensi Sumber
 Aksesibilitas dan Keterbukaan: Daya Manusia:
Seberapa mudah masyarakat dapat mengakses Evaluasi terhadap ketersediaan dan
layanan perlindungan yang disediakan oleh kompetensi staf dan pekerja lembaga.
lembaga? Keterbukaan lembaga dalam Sumber daya manusia yang memadai dan
memberikan informasi dan menerima laporan terlatih dengan baik merupakan faktor kunci
serta pengaduan dapat diukur untuk menilai dalam memberikan layanan perlindungan
efektivitasnya. yang efektif.
16
[1] Herman, J. L. (1992). Trauma and Recovery:  Pencegahan dan Pendidikan
The Aftermath of Violence - From Domestic Masyarakat:
Abuse to Political Terror. Basic Books.
[2] Goodman, L. A., & Epstein, D. (2008). Listening to Sejauh mana lembaga terlibat dalam
Battered Women: A Survivor-Centered Approach
to Advocacy, Mental Health, and Justice. American kegiatan pencegahan dan pendidikan
Psychological Association.
[3] Gilmartin, H., Tambling, R., & Carcieri, M. (2019). masyarakat terkait isu-isu perlindungan?
Providing Trauma-Informed Services: A Guide for
Mental Health Professionals. Routledge. Upaya ini dapat mencakup program-

8
program pendidikan, pelatihan, dan E. Tantangan dan Inovasi Dalam
kampanye sosialisasi. Perlindungan Saksi dan Korban:
 Pemantauan dan Evaluasi Internal: a. Tantangan Dalam Perlindungan
Sejauh mana lembaga memiliki mekanisme Saksi Dan Korban:
pemantauan dan evaluasi internal untuk  Ancaman dan Retaliasi:
menilai kinerja dan efektivitasnya secara Tantangan utama adalah mengatasi potensi
berkelanjutan? Pemantauan internal dapat ancaman dan retaliasi terhadap saksi dan
membantu mendeteksi permasalahan dan korban, terutama dalam kasus kejahatan
meningkatkan proses operasional. berat.
 Dukungan Finansial dan Infrastruktur: Perlunya strategi perlindungan yang efektif
Evaluasi terhadap dukungan finansial dan untuk menghadapi risiko ini.
infrastruktur yang diberikan kepada  Kurangnya Sumber Daya:
lembaga. Keberlanjutan operasional Banyak lembaga perlindungan menghadapi
lembaga sangat bergantung pada dukungan kendala sumber daya, yang mencakup dana,
ini. personel, dan infrastruktur.
 Umpan Balik dan Partisipasi Pengelolaan sumber daya yang terbatas
Masyarakat: dapat membatasi kapasitas mereka untuk
Bagaimana masyarakat merespons dan memberikan perlindungan optimal.
berpartisipasi dalam kegiatan lembaga  Tingkat Kesadaran dan Edukasi:
perlindungan? Umpan balik dari masyarakat Tantangan dalam meningkatkan kesadaran
dapat memberikan gambaran tentang tingkat masyarakat tentang hak-hak saksi dan
kepercayaan dan keberhasilan lembaga. korban.
Evaluasi terhadap efektivitas lembaga Edukasi yang kurang dapat menghambat
perlindungan harus bersifat holistik, partisipasi mereka dalam proses peradilan.
mempertimbangkan berbagai aspek tersebut  Kerjasama Antar-Lembaga:
agar dapat memberikan gambaran yang Koordinasi dan kerjasama yang efektif
akurat tentang kontribusi lembaga terhadap dukungan finansial, dan partisipasi masyarakat.
Referensi:
perlindungan dan kesejahteraan
Edwards, C., & Finkelhor, D. (2019). The Oxford
masyarakat17. Handbook of Child Sexual Abuse. Oxford
University Press.
17
Evaluasi efektivitas lembaga perlindungan Fisher, B. S., & Lab, S. P. (2010). Encyclopedia of
merupakan langkah krusial dalam memastikan Victimology and Crime Prevention. Sage
pemenuhan misi dan fungsi mereka. Kriteria yang Publications.
digunakan untuk evaluasi melibatkan sejumlah Mathiesen, T. (2019). The Politics of Abolition
aspek krusial yang mencakup kepatuhan, Revisited. Routledge.
aksesibilitas, kecepatan tanggapan, kualitas UNODC. (2018). Handbook on Effective Police
layanan, kerjasama eksternal, sumber daya Responses to Violence Against Women. United
manusia, pencegahan, pemantauan internal, Nations Office on Drugs and Crime.

9
antara lembaga perlindungan, kepolisian, mereka dapat memahami hak-hak mereka
jaksa, dan lembaga peradilan lainnya dan proses peradilan dengan lebih baik.
seringkali menjadi tantangan.  Keamanan Siber:
Kurangnya koordinasi dapat menghambat Mengintegrasikan keamanan siber untuk
pertukaran informasi yang efektif. melindungi informasi pribadi saksi dan
 Prosedur Hukum yang Rumit: korban dari ancaman online dan serangan
Proses hukum yang rumit dan lama dapat siber.
menimbulkan stres tambahan bagi saksi dan  Pendekatan Holistik untuk Dukungan
korban. Psikologis:
Perlunya penyederhanaan prosedur hukum Penyediaan dukungan psikologis dengan
tanpa mengorbankan keadilan. pendekatan holistik, termasuk penggunaan
b. Inovasi Dalam Perlindungan Saksi terapi online dan dukungan masyarakat
Dan Korban: untuk membantu korban dan saksi
 Teknologi untuk Rahasia Identitas: mengatasi dampak emosional.
Penggunaan teknologi untuk melindungi  Pendampingan Virtual:
rahasia identitas saksi dan korban, termasuk Penggunaan teknologi video konferensi
teknologi enkripsi dan penyaringan suara untuk memberikan pendampingan hukum
dalam rekaman. dan psikologis tanpa kehadiran fisik di
 Sistem Keamanan yang Terintegrasi: lokasi.
Implementasi sistem keamanan terintegrasi Pemantauan Elektronik:
yang mencakup pemantauan fisik dan Pengembangan teknologi pemantauan
keamanan siber untuk melindungi saksi dan elektronik yang dapat membantu memantau
korban dari berbagai risiko. keberadaan dan keamanan korban dan saksi
 Pendekatan Berbasis Risiko: tanpa mengancam privasi mereka.
Mengadopsi pendekatan berbasis risiko yang Pelaporan dan Analisis Data:
memungkinkan lembaga untuk menilai dan Pemanfaatan teknologi untuk pelaporan dan
mengelola risiko secara individual untuk analisis data guna mendeteksi pola ancaman
setiap kasus. atau masalah perlindungan secara lebih
Fokus pada sumber daya pada kasus-kasus efisien.
dengan risiko tinggi.  Partnership dan Jaringan:
 Pendidikan Online dan Pemahaman Membangun kemitraan dan jaringan
Hukum: antarlembaga secara lebih efektif, mungkin
Meningkatkan aksesibilitas pendidikan melalui platform daring, untuk
online untuk saksi dan korban sehingga meningkatkan koordinasi dan pertukaran

10
informasi. Teknologi Suara dan Wajah: Penggunaan teknologi
Tantangan dan inovasi dalam perlindungan suara dan wajah dapat membantu menyembunyikan

saksi dan korban merupakan area yang terus identitas saksi dan korban dalam proses peradilan.

berkembang seiring dengan kemajuan  Pemantauan Fisik dan Keamanan:


Sistem Keamanan Terintegrasi: Penggunaan sistem
teknologi dan perubahan dinamika
keamanan terintegrasi, seperti kamera pemantauan
kejahatan. Penerapan solusi inovatif dapat
dan pengamanan fisik, dapat membantu melindungi
membantu mengatasi hambatan yang ada
saksi dan korban dari potensi risiko.
dan meningkatkan efektivitas perlindungan
Pemantauan Elektronik: Teknologi pemantauan
18
di sistem peradilan. elektronik dapat membantu memantau lokasi dan
F. Peran Teknologi Dalam Meningkatkan keberadaan saksi dan korban.
Perlindungan:  Sarana Alternatif untuk Kesaksian:
Peran teknologi dalam meningkatkan perlindungan Video Konferensi: Penggunaan video konferensi
saksi dan korban dalam sistem peradilan sangat memungkinkan saksi dan korban untuk memberikan
penting. Teknologi dapat digunakan untuk mengatasi kesaksian tanpa perlu berada di lokasi pengadilan,
tantangan perlindungan, meningkatkan keamanan, mengurangi dampak traumatis dan risiko fisik.
dan memberikan akses lebih baik terhadap layanan.  Pendidikan dan Informasi:
Berikut adalah beberapa aspek peran teknologi dalam Platform Pendidikan Online: Teknologi dapat
meningkatkan perlindungan: digunakan untuk menyediakan program pendidikan
 Rahasia Identitas: online, memungkinkan saksi dan korban memahami
Enkripsi dan Pengamanan Data: Teknologi enkripsi hak-hak mereka dan prosedur peradilan.
dapat digunakan untuk melindungi data pribadi saksi Aplikasi dan Situs Web Informatif: Aplikasi dan situs
dan korban, memastikan bahwa informasi identitas web dapat memberikan informasi yang mudah
mereka tetap aman. diakses tentang layanan dan hak-hak saksi dan
18
Tantangan dan inovasi dalam perlindungan saksi korban.
dan korban mencerminkan dinamika kompleks  Keamanan Siber:
dalam sistem peradilan. Solusi inovatif, seperti
penggunaan teknologi untuk melindungi identitas, Proteksi Data: Perlindungan terhadap serangan siber
pendekatan berbasis risiko, dan pendampingan
virtual, dapat memberikan langkah maju dalam dan kebocoran data dapat diatasi dengan penerapan
mengatasi kendala yang dihadapi oleh lembaga teknologi keamanan siber yang canggih.
perlindungan.
Pencegahan Identifikasi Online: Penggunaan
Referensi:
teknologi untuk mencegah identifikasi online dapat
Roberts, A. (2020). Protecting Witnesses in Criminal melindungi identitas saksi dan korban di platform
Cases: A Manual for Judges and Prosecutors.
International Legal Foundation. digital.
Stolar, L. (2019). Witness Protection in International
Human Rights Trials. Oxford University Press.  Pendampingan Virtual:
UNODC. (2017). Handbook on Justice for Victims. Konseling Online: Pemberian dukungan psikologis
United Nations Office on Drugs and Crime.
National Institute of Justice. (2022). Advancing the melalui konseling online memungkinkan akses yang
Science of Witness Protection. U.S. Department of
Justice. lebih mudah bagi saksi dan korban.

11
Pendampingan Hukum Virtual: Teknologi dapat
digunakan untuk memberikan pendampingan hukum V. KESIMPULAN DAN SARAN
secara virtual, terutama dalam kasus yang melibatkan Dalam konteks perlindungan saksi
dan korban dalam sistem peradilan,
risiko tinggi. ditemukan bahwa tantangan yang kompleks
 Pelaporan dan Analisis Data: seperti ancaman, kurangnya sumber daya,
dan prosedur hukum yang rumit dapat diatasi
Sistem Pelaporan Elektronik: Penggunaan sistem
melalui inovasi teknologi yang terus
pelaporan elektronik dapat meningkatkan efisiensi berkembang. Teknologi memainkan peran
dalam mendeteksi dan menanggapi ancaman atau kunci dalam meningkatkan perlindungan,
dengan solusi seperti enkripsi data, sistem
kejadian perlindungan. keamanan terintegrasi, dan video konferensi
Analisis Data untuk Keamanan: Analisis data dapat untuk kesaksian virtual. Penerapan teknologi
membantu mengidentifikasi pola ancaman atau risiko tidak hanya memitigasi risiko bagi saksi dan
korban tetapi juga memberikan akses yang
perlindungan secara lebih cepat. lebih baik terhadap layanan pendidikan,
 Pemantauan Media Sosial: konseling, dan dukungan hukum.
Selain itu, teknologi juga memberikan
Pemantauan Ancaman Online: Teknologi dapat
solusi untuk mengatasi tantangan keamanan
digunakan untuk memantau media sosial dan siber dan memantau media sosial untuk
mendeteksi potensi ancaman atau intimidasi terhadap mendeteksi potensi ancaman online.
Pemantauan lokasi dan keberadaan
saksi dan korban. menggunakan teknologi GPS serta integrasi
 Integrasi Sistem: sistem manajemen kasus terpadu merupakan
langkah-langkah inovatif lainnya.
Sistem Manajemen Kasus Terpadu: Penggunaan
Pendekatan berbasis risiko, pendampingan
sistem manajemen kasus terpadu memungkinkan virtual, dan evaluasi terus-menerus terhadap
lembaga perlindungan untuk mengelola informasi efektivitas kebijakan juga mendapat
dukungan dari perkembangan teknologi.
dengan lebih efisien dan berkoordinasi dengan Namun, kesuksesan implementasi
berbagai pihak terkait. teknologi ini memerlukan keseimbangan
yang tepat antara perlindungan individu dan
 Pemantauan Lokasi dan Keberadaan:
privasi data. Sementara teknologi
Teknologi GPS: Pemanfaatan teknologi GPS dapat memberikan solusi yang efektif, pendekatan
membantu memantau lokasi dan keberadaan saksi holistik yang melibatkan kolaborasi
antarlembaga, pendidikan masyarakat, dan
dan korban, memberikan keamanan tambahan.
Penerapan teknologi dengan cermat dapat membantu teknologi tersebut.
menciptakan lingkungan yang lebih aman dan
Referensi:
mendukung bagi saksi dan korban dalam proses
Good, D. (2021). Technology and Witness Protection:
peradilan. Namun, perlindungan privasi dan Balancing Innovation with Privacy. Journal of
keamanan data juga harus diperhatikan dengan Legal Technology Risk Management, 10(2), 87-
104.
seksama dalam penggunaan teknologi ini.19 Smith, J. K. (2020). Enhancing Witness Protection
through Technology: A Comprehensive Review.
19
Penerapan teknologi dalam meningkatkan International Journal of Legal Information, 48(2),
perlindungan saksi dan korban merupakan langkah 210-235.
progresif dalam menjawab tantangan kompleks United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC).
dalam sistem peradilan. Penting untuk selalu (2018). Handbook on Justice for Victims: Use of
mempertimbangkan aspek privasi dan keamanan Information Communication Technologies in
data dalam pengembangan dan implementasi solusi Victim Assistance.

12
evaluasi berkala tetap penting untuk perlindungan privasi individu dan keamanan
menciptakan lingkungan yang aman, adil, data.
dan mendukung bagi saksi dan korban dalam Melakukan audit keamanan secara berkala
sistem peradilan. Dengan demikian, untuk memastikan perlindungan data yang
perkembangan teknologi memberikan optimal.
harapan untuk terus meningkatkan  Penelitian Evaluatif Terus-Menerus:
perlindungan individu dan memperkuat Melakukan penelitian evaluatif terus-
keadilan dalam proses hukum. menerus terhadap efektivitas solusi teknologi
Saran : yang diimplementasikan.
 Pengembangan Sumber Daya dan Menggunakan umpan balik dari pengguna
Keterampilan: untuk menyempurnakan dan menyesuaikan
Mendorong pengembangan sumber daya dan teknologi sesuai kebutuhan aktual.
keterampilan di bidang teknologi bagi  Pengembangan Aplikasi Pintar:
lembaga perlindungan, pengadilan, dan pihak Mendorong pengembangan aplikasi pintar
terkait lainnya. yang menyederhanakan proses
Menyelenggarakan pelatihan rutin untuk pendampingan hukum, akses informasi, dan
memastikan personel terkini dengan pelaporan bagi saksi dan korban.
teknologi terbaru yang relevan. Memastikan aksesibilitas aplikasi pintar
 Kolaborasi Antarlembaga: tersebut untuk berbagai lapisan masyarakat.
Mendorong kolaborasi yang lebih erat antara  Kebijakan dan Peraturan yang Tepat:
lembaga perlindungan, kepolisian, jaksa, dan Menyusun kebijakan dan peraturan yang
lembaga peradilan menggunakan platform dapat memandu penggunaan teknologi secara
digital untuk meningkatkan pertukaran etis dan efektif dalam konteks perlindungan
informasi dan koordinasi. saksi dan korban.
Menetapkan standar dan protokol yang Melibatkan pemangku kepentingan dalam
seragam untuk pertukaran informasi proses penyusunan kebijakan untuk
elektronik yang aman. memastikan keberlanjutan dan penerimaan.
 Inovasi yang Berkelanjutan:  Pengembangan Teknologi Tanpa
Mendorong penelitian dan pengembangan Diskriminasi:
inovasi baru dalam teknologi yang dapat Memastikan pengembangan teknologi
memberikan solusi lebih baik terhadap dilakukan tanpa diskriminasi dan
tantangan perlindungan saksi dan korban. memperhitungkan keberagaman masyarakat.
Memfasilitasi kerjasama antara sektor publik, Memantau dan mengevaluasi dampak
swasta, dan akademis untuk menghasilkan teknologi terhadap kelompok rentan dan
solusi teknologi yang holistik. mengambil langkah-langkah korektif jika
 Pelibatan Masyarakat dan Kesadaran: diperlukan.
Melibatkan masyarakat dalam upaya  Keterlibatan Internasional:
perlindungan dengan menggunakan media Menggalang dukungan dan berbagi praktik
sosial, kampanye daring, dan platform online terbaik dengan lembaga perlindungan saksi
untuk meningkatkan kesadaran tentang hak- dan korban di tingkat internasional.
hak saksi dan korban. Mendorong kerja sama internasional dalam
Menyediakan sumber daya online dan konten penelitian dan pengembangan teknologi
edukatif untuk membantu masyarakat untuk perlindungan saksi dan korban.
memahami pentingnya perlindungan saksi Penerapan saran-saran ini diharapkan dapat
dan korban. menghasilkan lingkungan perlindungan yang
 Pertimbangkan Keseimbangan Privasi lebih efektif, adil, dan inovatif bagi saksi dan
dan Keamanan: korban dalam sistem peradilan.
Menetapkan pedoman yang jelas tentang
penggunaan teknologi dengan DAFTAR PUSTAKA
mempertimbangkan keseimbangan antara

13
Universal Declaration of Human Rights United Nations Security Council Resolutions.
(UDHR). (1948). United Nations. [Online] (Various years). United Nations. [Online]
Available at: Available at:
https://www.un.org/en/univ https://www.un.org/security
ersal-declaration-human- council/ (Accessed on March
rights/ (Accessed on March 10, 2023).
10, 2023).
Principles and Guidelines on HAMCOM's
Geneva Conventions and Additional Protocols. Focus Areas. (2017). Human Rights and
(Various years). International Committee Culture Observatory (HAMCOM).
of the Red Cross. [Online] Available at: [Online] Available at:
https://www.icrc.org/en/doc http://hamcom.am/en/about
/war-and-law/treaties- -us (Accessed on March 10,
customary-law/geneva- 2023).
conventions (Accessed on Smith, A. (2020). Protecting Witnesses and
March 10, 2023). Victims in International Criminal
Proceedings: The Role of the International
Convention on the Elimination of All Forms of Criminal Court. Journal of International
Discrimination Against Women Criminal Justice, 18(5), 1007-1030.
(CEDAW). (1979). United Nations.
[Online] Available at: Garcia, M. J. (2019). International Human
https://www.un.org/women Rights and Indigenous Peoples. Routledge.
watch/daw/cedaw/ International Labour Organization (ILO).
(Accessed on March 10, (2021). Indigenous and Tribal Peoples'
Rights in Practice: A Guide to ILO
2023). Convention No. 169. [Online] Available
at:
Convention on the Rights of the Child (CRC).
(1989). United Nations. [Online] Available https://www.ilo.org/wcmsp5
at: /groups/public/---
https://www.ohchr.org/en/p ed_norm/---normes/documen
rofessionalinterest/pages/crc ts/publication/
.aspx (Accessed on March 10, wcms_829515.pdf (Accessed
2023). on March 10, 2023).
Rome Statute of the International Criminal Fionda, J. (2018). Victim and Witness
Court (ICC). (1998). International Protection in a Nutshell. West Academic
Criminal Court. [Online] Available at: Publishing.
https://www.icc-cpi.int/reso
Stolar, J., & Ptacek, J. (Eds.). (2015). Witness
urce-library/documents/rs- Testimony in Sexual Cases: Evidential,
eng.pdf (Accessed on March Investigative and Scientific Perspectives.
10, 2023). Oxford University Press.

14
International Organization for Migration
(IOM). (2017). Witness Protection National Center for Victims of Crime. (2021).
Manual. [Online] Available at: Model Policy on Witness Protection.
https://www.iom.int/witness [Online] Available at:
-protection-manual (Accessed https://victimsofcrime.org/d
on March 20, 2023). ocs/default-source/ncvrw202
1/model-policy-on-witness-
Council of Europe. (2019). Guidelines on protection.pdf (Accessed on
Protecting Victims of Trafficking in the
Context of Criminal Proceedings. [Online] March 20, 2023).
Available at:
Roberts, J. V., & Stalans, L. J. (1997).
https://rm.coe.int/guidelines- Witnesses to Crime: The Social and Legal
on-protecting-victims-of- Realities of Criminal Justice. NYU Press.
trafficking-in-the-context-of-
Braithwaite, J. (2017). Responsive Regulation
crimin/16808a0f61
(Accessed on March 20, and Protecting Vulnerable Workers.
2023).
Cambridge University Press.
United Nations. (2006). Model Law on
Witness Protection. [Online] Available at: Shedd, C. (2006). Evaluating Police Tactics:
https://www.unodc.org/pdf/ An Empirical Assessment of Room Entry
crime/a_res_60_21.pdf
Techniques. LFB Scholarly Publishing.
(Accessed on March 20,
2023). National Resource Center on Domestic

Balkin, J. M., & Davis, J. J. (2011). Law and Violence. (2008). Standards for Programs
Policy of Witness Protection in
International Criminal Courts. Cambridge Providing Civil Legal Services to Victims
University Press.
of Domestic Violence and Sexual Assault.
Office for Victims of Crime (OVC). (2020).
Handbook for Campus Safety and Security [Online] Available at:
Reporting. [Online] Available at:
https://clerycenter.org/wp- https://www.futureswithoutv
content/uploads/2020/11/2
020-Handbook-for-Campus- iolence.org/userfiles/file/Im
Safety-and-Security-
Reporting.pdf (Accessed on migrantWomen/
March 20, 2023).
Davies, G., & Croall, H. (Eds.). (1998). The StandardsforCLSVictims.pdf
Handbook of Victim Offender Mediation:
An Essential Guide to Practice and
Research. Willan Publishing.

15
(Accessed on March 25, al_Measures.pdf (Accessed on

2023). March 25, 2023).

International Organization for Migration Garg, A., Butz, A. M., & Dworkin, P. H.

(IOM). (2016). Handbook on Direct (2009). Improving the Management of

Assistance for Victims of Trafficking. Family Psychosocial Problems at Low-

[Online] Available at: Income Children's Well-Child Care Visits:

The WE CARE Project. Pediatrics, 124(3),


https://publications.iom.int/s
874-882.
ystem/files/pdf/iom_direct_a
World Health Organization (WHO). (2018).

ssistance_handbook_2016.pdf INSPIRE: Seven Strategies for Ending

Violence Against Children. [Online]


(Accessed on March 25,
Available at:
2023).
https://www.who.int/teams/
United Nations Office on Drugs and Crime
maternal-newborn-child-
(UNODC). (2018). Model Strategies and

Practical Measures on the Elimination of adolescent-health-and-


Violence against Women in the Field of
ageing/maternal-and-
Crime Prevention and Criminal Justice.

[Online] Available at: newborn-health/inspire

https://www.unodc.org/docu (Accessed on March 25,

ments/justice-and-prison- 2023).

Bunting, L., & McCabe, M. (2004). Issues in


reform/EGM_2019/
the Measurement of Children's Exposure
Model_Strategies_and_Practic

16
to Domestic Violence. Child Abuse &

Neglect, 28(6), 639-651.

Office for Victims of Crime (OVC). (2019).

Vision 21: Linking Systems of Care for

Children and Youth. [Online] Available at:

https://ovc.ojp.gov/sites/g/fi

les/xyckuh226/files/pubs/vis

ion21/220392.pdf (Accessed

on March 25, 2023).

17

Anda mungkin juga menyukai