KAJIAN TEORI
1. Kekerasan Anak
2. Penyuluh Sosial
a. Partisipatoris
b. Advokatif
Advokatif yang sering disebutnya dengan advokasi, pengertian advokasi
dikemukakan oleh berbagai ahli antara lain Insist Pers, 2002, advokasi adalah aksi
aksi sosial, politik dan budaya yang dilakukan secara terencana, terstruktur, dan
dilakukan secara terkumpul (kolektif), mengikutsertakan berbagai taktik termasuk
lobby, kampanye (campaign), mendirikan koalisi, memberikan tekanan aksi massa,
serta riset yang digunakan untuk mengubah kebijakan.
Zastrow pada tahun 1982 mengatakan advokasi sebagai aktivitas memberikan
pertolongan terhadap klien untuk mencapai layanan (service) yang mereka telah
ditolak sebelumnya dan memberikan ekspansi terdadap layanan tersebut agar banyak
orang yang terwadahi
Pengertian advokasi menurut Sheila Espine Vilaluz ialah aksi strategis dan
terpadu yang dilakukan oleh indivudu maupun kelompok untuk memberi masukan isu
ataupun masalah kedalam rancangan dan rencana kebijakan. Serta advokasi dapat
berarti membangun suatu basis pendukung terhadap kebijakan publik yang diambil
guna menyelesaikan persoalan yang ada. Selanjutnya Kaminski dan Walmsley pada
tahun 1995 berpendapat bahwa pengertian advokasi: “Merupakan suatu pekerjaan
yang memberikan petunjuk atas keunggulan pekerjaan sosial dibandingkan profesi
yang lain. Selain itu “advokasi” diartikan sebagai aksi dalam mengubah kebijakan.
Scheneider menerangkan bahwa pengertian advokasi tidak lengkap tanpa
tercapainya kriteria kejelasan (clarify), measurable (dapat diukur), dapat dibatasi
(limited), tindakan terarah (action-oriented), fokus terhadap aktivitas. Dia juga
memberikan arti advokasi sebagai pekerjaan sosial yang bersifat eksklusif dan
menguntungkan klien yang memiliki tujuan untuk mempengaruhi sistem pembuatan
keputusan yang terkadang tidak adil dan tidak responsif.
Sebagai kegiatan yang bertujuan untuk melakukan perubahan kebijakan publik maka
kegiatan Advokasi dapat didefenisikan sebagai, upaya nyata untuk memperbaiki atau
merubah suatu kebijakan publik sesuai dengan kehendak dan kepentingan mereka
yang mendesakan terjadinya perbaikan dan perubahan tersebut (Roem
Topatimasang, 2000). Dapat juga dikatakan advokasi merupakan kegiatan untuk
melakukan pembelaan terhadap perampasan hak-hak masyarakat maupun individu
baik dalam bidang Hukum maupun di luar Hukum untuk menciptakan persamaan dan
keadilan.
Berbagai pendapat advokasi tersebut di atas dapat dimaknai bahwa, advokasi adalah suatu
cara untuk mencapai tujuan tertentu. Lebih rinci, advokasi merupakan suatu usaha yang
sistematik dan terorganisir untuk mempengaruhi dan mendesakkan terjadinya
perubahan kebijakan publik secara bertahap-maju, melalui semua saluran dan piranti
demokrasi perwakilan, proses-proses politik dan legislasi dalam sistem yang berlaku.
Sedangkan aktivis ataupun sebuah lembaga advokasi hanya sebagai pengantar
atau penghubung antar berbagai unsur progresif dalam masyarakat, melalui
terbentuknya aliansi-aliansi strategis yang memperjuangkan terciptanya keadilan
sosial termasuk di dalamnya korban kekerasan terhadap anak. Terkait dengan
penelitian ini advokasi merupakan kegiatan untuk melakukan pembelaan terhadap
perampasan hak-hak masyarakat maupun individu baik dalam bidang Hukum maupun
di luar Hukum untuk menciptakan persamaan dan keadilan.
Dalam implementasinya advokasi memiliki beragam bentuk, antara lain
memberikan perhatian khusus kepada upaya menggunakan komunikasi secara
persuasif untuk mempengaruhi para pengambil keputusan dan masyarakat secara luas
tentang isu-isu yang menyangkut kekerasan terhadap anak. Advokasi adalah alat atau
setrategi yang ampuh, dapat mempengaruhi keputusan-keputusan yang menyangkut
kekerasan anak untuk mendapatkan perlindungan dan memperoleh hak-haknya
dimata hukum.
F. DIFINISI OPERASIONAL:
1. Penyuluh sosial fungsional adalah, Pegawaai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas,
tangggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk
melakukan kegiatan penyuluhan bidang penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
2. Penyuluh sosial masyarakat adalah tokoh masyarakat (baik dari tokoh agama, tokoh adat,
tokoh wanita, tokoh pemuda), yang sudah dilatih yang diberi tugas tanggung jawab,
wewenang dan hak oleh pejabat yang berwenang di bidang kesejahteraan sosial (pusat
dan daerah) untuk melakukan kegiatan penyuluh bidang penyelanggara kesejahteraan
sosial.
G. KERANGKA PIKIR
H. METODE PENELITIAN
c. Desk review, terhadap sejumlah kebijakan yang sudah dibuat oleh Kementerian sosial.
I. ORGANISASI PENELITIAN
1. Konsultan : Satu (1) orang
2. Ketua Tim : Satu (1) orang
3. Sekretaris : Satu (1) orang
4. Anggota : Delapan (8) orang
J. Jadwal Penelitian
K. KAJIAN PUSTAKA