Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Biotropikal Sains Vol. 19, No.

1 Februari 2022 (Hal 1 – 10)

Hasil Penelitian

PENGARUH CEKAMAN SALINITAS TERHADAP VIABILITAS


PERKECAMBAHAN KULTIVAR PADI GOGO KABUPATEN
SUMBA BARAT DAYA

Paulus Bhuja, Rony S. Mauboy, Mangadas Lumban Gaol, Maria T. Danong,


Kristina Moi Nono, Arnoldus A. Lende

Program Studi Biologi FST Undana

ABSTRAK

Salinitas merupakan salah satu faktor abiotik penghambat pertumbuhan tanaman. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh salinitas terhadap viabilitas perkecambahan kultivar
padi gogo Kabupaten Sumba Barat Daya. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) Terdiri dari dua faktor yaitu : faktor A (kadar salinitas) dengan lima level, yaitu 0 ppm
(kontrol), 2000 ppm NaCl, 4000 ppm NaCl, 6000 ppm NaCl, 8000 ppm NaCl, dan faktor B
(kultivar padi lokal) dengan lima level, yaitu padi kultivar kartuna, putih, hitam, mangata, dan
pulut. Masing-masing perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali sehingga diperoleh
75 unit percobaan. Data dianalisis dengan menggunakan Anova (p=0,05) dilanjutkan DMRT
5%. Hasil menunjukkan bahwa cekaman salinitas menurunkan persentase daya kecambah,
kecambah normal, laju perkecambahan, bobot tanaman, dan meningkatkan kecambah
abnormal dan mortalitas (kematian tanaman) seiring peningkatan konsentrasi salinitas. Hasil
analisis menunjukkan bahwa terdapat interaksi anatara salinitas dan kultivar terhadap
perkecambahan dan biomassa kultivar lokal menunjukkan perbedaan nyata dengan berbagai
konsentrasi cekaman salinitas yang diberikan.

Kata kunci : Salinitas, Viabilitas benih (Kultivar Kartuna, Kultivar Putih, Kultivar Hitam,
Kultivar Mangata, dan Kultivar Pulut).

1
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 19, No. 1 Februari 2022 (Hal 1 – 10)

Hasil Penelitian

Padi merupakan tanaman yang dan jarak tangkai daun lebih pendek, luas
memiliki nilai ekonomi sangat penting, daun mengecil dan tidak lebar. Hal ini
dan merupakan makanan pokok sebagian disebabkan karena ketidak-seimbangan
besar penduduk dunia. Secara global, metabolik akibat keracunan ion, cekaman
antara tahun 2005-2009 tanaman padi osmotik dan kekurangan hara.
memiliki nilai ekonomis terpenting Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD)
dibandingkan dengan tanaman pangan sebagai bagian dari Propinsi NTT yang
penting lainnya, seperti : jagung, gandum, dicirikan dengan propinsi kepulauan,
kentang, singkong, dan sorghum, dengan memiliki lahan pertanian yang terletak
jumlah produksi berada di urutan kedua dekat pesisir yang tersebar di Kecamatan
setelah jagung. Di Indonesia padi Laura dan Kecamatan Kota. Menurut hasil
menempati urutan pertama dari 7 observasi lapangan diketahui terdapat 5
komoditas pangan utama baik dari segi kultivar padi lokal yang biasa dibudidaya
produksi maupun nilai ekonomi (BPS, oleh petani di Kabupaten SBD, antara lain :
2009). Tingkat produksi tanaman padi Kultivar kartuna, Kultivar putih, Kultivar
pada masing-masing kabupaten sangat hitam, Kultivar mangata, Kultivar pulut.
berbeda, hal ini tergantung dari kondisi
lingkungan di wilayah tersebut (BPS, MATERI DAN METODE
2015).
Salinitas merupakan masalah Rancangan Percobaan
pertanian yang cukup serius. Salinitas Penelitian ini merupakan penelitian
didefinisikan sebagai adanya garam eksperimen dengan menggunakan
terlarut dalam konsentrasi yang berlebihan Rancangan Acak Lengkap (RAL Faktorial,
dalam larutan tanah. Lahan pertanian yang yaitu faktor A (kadar salinitas) dengan lima
terletak dekat dengan areal pasang surut level, yaitu 0 ppm (kontrol), 2000 ppm
dengan tingkat Salinitas tinggi jumlah NaCl, 4000 ppm NaCl, 6000 ppm NaCl,
produksi sangat rendah, jika dibandingkan 8000 ppm NaCl, dan faktor B (kultivar
dengan lahan irigasi tetap dengan salinitas padi lokal) dengan lima level, yaitu padi
rendah. Hal ini disebabkan oleh cekaman kultivar kartuna, gogo putih, beras hitam,
salinitas lahan (Sudana, 2005). Dalam mangata, dan pulut. Masing-masing
pengembangan produksi padi di lahan perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak
marginal, seperti lahan salin, tanaman 3 kali sehingga diperoleh 75 unit
khususnya padi akan mengalami cekaman percobaan.
abiotik yang sangat mempengaruhi Persiapan media semai
produktivitas dan kualitas tanaman seperti, Media untuk penyemaian benih padi
pertumbuhan akar, batang dan daun. yang digunakan adalah media tanah, tanah
Pertumbuhan akar padi pada cekaman diayak menggunanakan saringan
salinitas tinggi lebih sedikit dan kurang berdiameter 0,8 cm kemudian tanah
panjang, dikarenakan terhambatnya dimasukan dalam kotak berukuran 20 cm x
pasokan air dan unsur hara pada akar, 16 cm x 10 cm yang terbuat dari triplek,
pertumbuhan batang padi menjadi kecil tanah dibasahi dengan larutan NaCl yang

2
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 19, No. 1 Februari 2022 (Hal 1 – 10)

Hasil Penelitian

telah disiapkan selama 3 hari (3 x 24 jam) Pengamatan


sebelum melakukan penyemaian benih, Pengamatan dilakukan setelah 3 x 24 jam
setiap perlakuan diberikan 300 mL larutan. atau setelah 3 hari benih dibenamkan.
Pemilihan biji Pengamatan perkecambahan dihentikan
Cara memilih biji padi yang fertil setelah tidak ada lagi aktivitas kecambah
adalah pertama biji padi direndam dalam benih (semua benih sudah kecambah pada
air selama ± 5 menit dengan tujuan hari ke-12), kemudian benih yang
apabila terdapat biji padi yang berkecambah dibiarkan tumbuh dan
mengambang diatas permukaan air berarti dipelihara dengan melakukan penyiraman
biji padi tersebut tidak fertil dan dibuang, dengan larutan salinitas sesuai rancangan
kemudian biji padi yang mengendap perlakuan sampai 28 hari untuk
kedasar wadah diambil sebagai sampel dan menghitung mortalitas dan rerata bobot
dicuci bersih sebelum dilakukan kering tanaman.
penyemaian. Analisis Data
Penyemaian benih Data yang diperoleh selama
Biji padi yang sudah dipilih penelitian akan dianalisa menggunakan
dikecambahkan 10 biji benih setiap kotak analisis ragam (ANOVA). Kemudian hasil
sedalam 1 cm dari permukaan media uji anova akan disajikan dalam bentuk
dengan jarak tanam 2 cm tiap biji. tabel dan di jelaskan secara deskriptif.
Diberikan larutan sesuai perlakuan (300
ml setiap perlakuan) pada kondisi ini HASIL DAN PEMBAHASAN
media harus dijaga agar tetap lembab.
Pemberian larutan NaCl sesuai perlakuan Pengaruh Salinitas Terhadap Daya
dan pemberian akuades pada perlakuan Perkecambahan
kontrol dengan volume tetap (300 mL), Hasil analisis Anova menunjukan
dan pengamatan dilakukan setelah 3 x 24 bahwa interaksi cekaman salinitas terhadap
jam. kultivar pada pemberian cekaman salinitas
Penyiraman tinggi berpengaruh nyata terhadap daya
Penyiraman dilakukan setiap hari perkecambahan benih 5 kultivar lokal. Hal
sekali menggunakan gelas ukur, Apabila ini mengindikasikan bahwa interaksi
media tampak kering akan disirami larutan cekaman salinitas terhadap kultivar pada
salinitas yang telah disediakan. Pada tiap pemeberian cekaman salinitas 6000 ppm
perlakuan diberikan 300 mL larutan sesuai dan 8000 ppm menyebabkan penurunan
konsentrasi larutan untuk masing-masing kualitas benih kultivar lokal untuk
perlakuan, dan pemberian larutan harus berkecambah dan berproduksi normal pada
berhati-hati agar larutan tidak merembes kondisi optimum.
(mengalir) ke kotak lain (perlakuan
dengan konsentrasi yang berbeda).

3
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 19, No. 1 Februari 2022 (Hal 1 – 10)

Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil uji lanjut interaksi Berdasarkan hasil uji lanjut interaksi
A1B3, A1B5, dan A2B5 merupakan A1B3 dan A1B5, menghasilkan nilai
perlakukan terbaik pada daya kecambah kecambah normal paling tinggi, hal ini
benih kultivar lokal, berdasarkan Gambar menunjukan bahwa kultivar hitam (B3) dan
4.1 angka yang dihasilkan menunjukan Kultivar pulut (B5) pada perlakuan 2000
berbeda signifikan dengan perlakuan- ppm mampu berkecambah dengan baik.
perlakuan lainnya. Penurunan daya Penurunan kecambah normal benih
kecambah benih kultivar lokal diduga kultivar lokal diduga kerena intraksi
kerena intraksi cekaman salinitas dan cekaman salinitas dan kultivar pada
kultivar pada perlakuan 6000 ppm dan perlakuan konsentrasi salinitas tinggi yang
8000 ppm merupakan konsentrasi salinitas mengandung ion Na+ dan Cl- berlebih
tinggi yang mengandung ion Na+ dan Cl- sehingga menyebabkan keracunan pada
berlebih sehingga menyebabkan keracunan benih dan menghambat proses
pada benih dan menghambat potensi benih pembentukan akar benih untuk
untuk berkecambah pada kondisi berkecambah normal pada kondisi
optimum. Cekaman salinitas tersebut tercekam. Menurunnya persentase
menyebabkan metabolisme kecambah normal pada masing-masing
perkecambahan benih dapat terhambat perlakuan disebabkan oleh kadar salinitas
sehingga pada kondisi cekaman salinitas yang tinggi sehingga mengakibatkan
yang tinggi tanaman memiliki daya jaringan tumbuhan mengalami keracunan
kecambah yang rendah (Azizah 2008). akibat serapan ion natrium klorida. (Dogar,
Hasil Penelitian yang dilakukan Afzal, 2012) menyatakan bahwa Natrium (Na)
Basra, dan Iqbal, (2005) menunjukan dan Klor (Cl) terakumulasi pada tanaman
bahwa salinitas berpengaruh nyata dan besifat toksik dalam konsentrasi
terhadap penurunan perkecambahan, serta berlebih.
menghambat penyerapan berbagai nutrisi Pengaruh Salinitas Terhadap Kecambah
pada benih. Abnomal
Pengaruh Salinitas Terhadap Berdasarkan hasil analisis (Anova)
Kecambah Normal menunjukan bahwa interaksi cekaman
Hasil penelitian dan analisis salinitas dan kultivar berpengaruh tidak
menggunakan anova menunjukan bahwa nyata terhadap persentase kecambah
interaksi cekaman salinitas dan kultivar abnormal ke-5 kultivar. Berdasarkan hasil
pada perlakuan cekaman salinitas tinggi uji lanjut anova menunjukkan bahwa
berpengaruh nyata terhadap kecambah pemberian cekaman salinitas tinggi
normal benih 5 kultivar lokal sig (0,00 < mempengaruhi peningkatan persentase
0,05). Pengaruh interaksi cekaman kecambah abnormal benih kultivar lokal.
salinitas dan kultivar terhadap benih 5 Hal ini mengindikasikan bahwa dengan
kultivar lokal semua perlakuan pemberian cekaman salinias tinggi
menunjukan beda nyata dengan perlakuan menyebabkan peningkatan kecambah
kontrol. (Gambar 4.2). abnormal benih (Gambar 4.3).

4
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 19, No. 1 Februari 2022 (Hal 1 – 10)

Hasil Penelitian

Kombinasi A4B1 (kombinasi Berdasarkan rata-rata nilai laju


perlakuan 8000 ppm dan kultivar kartuna) perkecambahan benih menunjukan bahwa
menghasilkan kecambah abnormal semakin besar nilai perkecambahan
tertinggi 40%, hal ini di duga karena semakin lama waktu yang dibutuhkan
kandungan Na dan Cl yang berlebihan untuk berkecambah, sebaliknya semakin
sehingga menyebabkan kecambah kecil nilai laju perkecambahan semakin
abnormal kultivar kartuna sangat tinggi, cepat benih berkecambah. Hasil kombinasi
sedangkan pada perlakuan 2000 ppm dan A4B1 dan A4B3 menghasilkan nilai laju
4000 ppm kultiivar kartuna memilik perkecambahan paling tinggi yaitu 9,11
kecambah abnormal 10%, hal ini dapat hari dan 8,81 hari, hal ini menunjukan
dikatakan bahwa perlakuan A1 dan A2 bahwa kultivar B1 dan B3 berkecambah
pada kultivar kartuna tergolong baik untuk paling lambat pada perlakuan salinitas
menilai toleransi kecambah pada konsisi berkonsentrasi 8000 ppm. Salinitas dapat
tercekam. Kombinasi A1B5 menghasilkan menghambat seluruh proses pertumbuhan
persentase kecambah abnormal yang sama tanaman dengan cara merusak sel-sel yang
dengan kontrol yaitu 0%, hal ini di duga sedang tumbuh sehingga pertumbuhan sel
kultivar pulut berpotensi tumbuh pada terhambat, dan membatasi suplai hasil-
kondisi tercekam berkonsentrasi 2000 hasil metabolisme esensial bagi sel (Maas
ppm. Menurut Wahid et al. (1999) adanya dan Nieman, 1978).
salinitas pada proses pekecambahan benih Pengaruh Salinitas Terhadap
dapat mengakibatkan terjadinya Mortalitas
penghambatan dan mengurangi munculnya Berdasarkan hasil analisis interaksi
radikula dan plumula serta mengurangi cekaman salinitas dan kultivar pada
pertumbuhan kecambah. pemberian konsentrasi salinitas tinggi
Pengaruh Salinitas Terhadap Laju menyebabkan peningkatan persentase
Perkecambahan kematian tanaman. Tanaman pada
Uji Anova menunjukan bahwa perlakuan 0 ppm (kontrol) mampu hidup
interaksi antara konsentrasi salinitas dan 100%, namun pada perlakukan 6000 ppm
kultivar menunjukan pengaruh nyata dan 8000 ppm paling banyak mati (Gambar
terhadap persentase laju perkecambahan. 4.5).
Hasil uji lanjut dapat di ketahui bahwa Berdasarkan gambar 4.5 hasil uji
interaksi konsentrasi cekaman salinitas lanjut menunjukan bahwa tingkat kematian
dan kultivar berpengaruh signifikan masing-masing kultivar sangat berbeda
terhadap laju perkecambahan benih antara satu dengan yang lainnya. Semakin
kultivar lokal. Laju perkecambahan benih tinggi konsentrasi salinitas yang diberikan
pada perlakuan kontrol lebih cepat semakin tinngi (mortalitas) angka kematian
dibandingkan dengan perlakuan yang tanaman padi. Hal ini mengindikasikan
diberikan cekaman salinitas tinggi. Hal ini respon tanaman terhadap salinitas meliputi
mengindikasikan bahwa pemberian adanya penghambatan pertumbuhan dan
cekaman salinitas dapat menghambat fotosintesis, pengaturan metabolisme,
percambah benih (gambar 4.4.) kompensasi terhadap osmosis dan

5
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 19, No. 1 Februari 2022 (Hal 1 – 10)

Hasil Penelitian

perubahan ion menyebabkan penurunan Berdasarkan hasil uji lanjut


pertumbuhan daya tahan selama stres pengaruh interaksi cekaman salinitas
salinitas sehingga tanaman mengalami dan kultivar terhadap parameter bobot
kematian pada kondisi cekaman salinitas kering akar pada penelitian ini
tanah tinggi. penghambatan proses mengalami penurunan yang sangat
fotosintesis tersebut terjadi karena adanya drastis pada perlakuan salinitas tinggi.
defisiensi ion salinitas berlebih pada Hal ini menunjukan bobot kering
jaringan yang sedang tumbuh sehingga tanaman pada kondisi tercekam
menyebabkan kematian pada tanaman ditentukan oleh konsentrasi salinitas
(Munns, 1993). yang diberikan, samakin meningkat
Kematian tanaman ditandai dengan konsentrasi salinitas semakin menurun
warna kecokelatan yang berawal pada bobot kering akar tanaman. Menurut
ujung daun secara perlahan hingga Follet et al. (1981) dalam kondisi
kebagian pangkal. Sebelum muncul cekaman garam, ketersediaan air juga
kecokelatan gejala awal adalah berkurang tetapi laju respirasi tanaman
mengeringnya bagian tepih daun sehingga cenderung meningkat, hal ini yang
terlihat daun menggulung. Tanaman yang kemudian menyebabkan terjadinya
kurang atau tidak toleran terhadap salinitas penurunan bobot kering tanaman.
mengalami perubahan struktur sel, seperti 2. Berat kering batang-daun (Shoot)
kerusakan kloroplas. Hal ini mendukung Hasil analisis menunjukan bahwa
pendapat Ibnu Rusd (2011) yang interaksi salinitas dan kultivar
menyatakan bahwa tanaman yang berpengaruh sangat nyata terhadap
mengalami stres garam umumnya tidak rerata bobot kering batang-daun
menunjukan respon kerusakan secara tanaman, pada perlakuan kontrol semua
langsung tetapi pertumbuhan yang kultivar memiliki bobot kering batang-
tertekan dan perubahan secara perlahan. daun tertinggi kemudian mulai menurun
Bobot Kering Tanaman pada perlakuan 2000 ppm hingga 8000
1. Berat kering akar (Root) ppm. rerata bobot kering batang-daun
Hasil analisis menunjukan bahwa tanaman selalu diikuti dengan semakin
interaksi salinitas dan kultivar tinngi konsentrasi yang diberikan
berpengaruh sangat nyata terhadap semakin menurun rerata bobot batang-
rerata berat kering tanaman, gambar 4.6 daun tanaman. Artinya bobot kering
menunjukan rerata bobot kering akar tanaman pada kondisi tercekam
tanaman yang cenderung selalu diikuti ditentukan oleh konsentrasi garam yang
dengan semakin tinngi konsentrasi yang diberikan. Hal ini sesuai dengan
diberikan semakin menurun bobot pendapat (Norsalis, E. 2011) yang
kering akar tanaman (Gambar 4.6). menyatakan bahwa pengaruh garam

6
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 19, No. 1 Februari 2022 (Hal 1 – 10)

Hasil Penelitian

yang berlebih terhadap tanaman padi salinitas yang lebih rendah terhadap untuk
adalah berkurangnya kecepatan mengetahui respon cekaman salinitas yang
perkecambahan, berkurangnya tinggi ditimbulkan pada tiap kultivar padi.
tanaman, selain tinggi tanaman,
variabel pendukung yang lain adalah DAFTAR PUSTAKA
bobot kering tanaman (Gambar 4.7).
Bobot kering kecambah lebih Afsal, I., S.M.A., Basra., dan Iqbal. 2005.
sensitif terhadap cekaman salinitas, The effects of seed soaking with
hal ini terlihat pada perlakuan plant growth regulators on seedling
konsentrasi 2000 ppm sudah vigor of wheat under salinity stress. J
menunjukkan pengaruh yang berbeda Stres. Phisyol.
dari perlakuan kontrol, sedangkan Azizah, A. 2008. Sistem Informasi
perlakuan 8000 ppm menunjukkan Pengkajian Pada balai Penelitian.
tingkat cekaman salinitas yang sangat BPS. 2009. Rata-Rata Konsumsi per
sensitif. Pengaruh larutan salinitas pada Kapita Seminggu Berapa Macam
media perkecambahan menyebabkan Bahan makanan Penting 2003-2008.
cekaman kekeringan di dalam sel. https://www.bps.go.id/linkTabelStati
s/id
PENUTUP Dogar, U.F., et.al. 2012. Noxious effects of
NaCl salinity on plants. Botany Res.
Simpulan Follet RH, Murphy, Donahue RL. 1981.
1. Pemberian konsentrasi cekaman Fertilizer and Soil Amandements.
salinitas yang tinggi menyebabkan Ibnu Rusd. 2011. Pengujian toleransi padi
perkecambahan dan pertumbuhan pada (Oryza sativa L.) terhadap salinitas
5 kultivar padi menjadi terhambat. pada fase perkecambahan [skripsi].
Konsentrasi 2000 ppm merupakan taraf Fakultas Pertanian IPB. Bogor.
konsentrasi yang mempunyai sifat ISTA (International Ruler for Seed
toleran terhadap pertumbuhan Testing), 2006, The International
kecambah pada kelima kultivar padi Seed Testing Association,
lokal. Bassersdorf, CH, Switzerland.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan Maas, Nieman. 1978. Phisiology of plant
pada semua parameter pengamatan, tolerance to salinity. Dalam G. A.
antara pengaruh cekaman salinitas yang Jung (Ed). Crop tolerance to
berbeda dengan pengaruh kultivar yang suboptimal and conditions.
di aplikasikan pada media tanah. Munns, R., 1993 Physiological processes
Saran limiting plant growth in saline soils:
Penelitian tentang pengaruh some dogmas dan hypotheses. Plant
cekaman salinitas terhadap viabilitas Cell dan Environment
perkecambahan benih Kultivar gogo perlu Norsalis, E. 2011. Padi Gogo dan Padi
di lakukan penelitian lanjutkan, dengan Sawah. Diakses dari
menggunakan tingkat konsentrasi cekaman http.//resopitory.usu.ac.id

7
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 19, No. 1 Februari 2022 (Hal 1 – 10)

Hasil Penelitian

Sudana, W. 2005. Potensi dan Prospek


Lahan Rawa Sbagai Sumber
Produksi Pertanian. Jurnal Analisis
Kebijakan Pertanian. Volume 3 (2).
141-151 pp.
Wahid.I. P.G. dan Alihamsyah.,et al.
(1999). Pengembangan lahan pasang
surut: Potensi, prospek dan krndala
serta teknologi pengelolaannya
untuk pertanian. Prosidding Seminar
nasional dan Pertemuan Tahunan
komisariat daerah himpunan ilmu
Tanah.

8
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 19, No. 1 Februari 2022 (Hal 1 – 10)

Hasil Penelitian

9
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 19, No. 1 Februari 2022 (Hal 1 – 10)

Hasil Penelitian

10

Anda mungkin juga menyukai