Anda di halaman 1dari 4

DIRUT FTM #1

(Diskusi Rutin Fakultas Teknologi Mineral)


BEM FTM Kabinet Sinergi Progresif 2022

Tajuk : “Karut-Marut KM UPN yang Semrawut”

Diskusi ini diberdayakan oleh Divisi Kajian Analisis dan Aksi Strategis (Kastrat) BEM
FTM Kabinet Sinergi Progresif 2022 dengan harapan mampu memantik dan menambah sikap
awareness masyarakat FTM terhadap persoalan internal Keluarga Mahasiswa (KM) UPN
“Veteran” Yogyakarta. Divisi Kastrat berusaha memfasilitasi masyarakat FTM untuk
mengembangkan pola pikir kritis dan daya nalar masyarakat FTM serta kepekaan untuk
merespons suatu isu yang beredar. Diskusi ini dibuat sebagai wadah untuk kebebasan
berserikat, berkumpul dan menyatakan pendapat sebagai seorang warga negara yang
memiliki hak yang sama dimata negara indonesia serta sebagai penampung aspirasi langsung
masyarakat FTM terhadap divisi Kastrat.
Persoalan KM UPN adalah persoalan lama yang tiada habisnya. Bukannya dari tahun
ketahun menunjukkan tren positif malahan di periode ini seakan mengalami grafik penurunan
yang drastis. KM UPN sendiri adalah sebuah forum tertinggi dalam dinamika pemerintahan
mahasiswa UPN Veteran Yogyakarta yang harusnya dapat mewadahi seluruh harapan dari
masyarakat UPN Veteran Yogyakarta. Mulai dari masih cacatnya produk UU terbitan MPM
KM yang tidak dapat mengakomodir persoalan di UPN, kurang gregetnya fungsi pengawasan
dari DPM KM, dan semrawutnya BEM KM. Hal ini yang menjadi raport merah dari tahun
ketahun yang belum bisa diselesaikan dan periode ini diperparah dengan semakin masifnya
pergerakan organik karena tidak adanya kepuasan yang didapat mahasiswa dari KM UPN
Veteran Yogyakarta.
Berbicara masalah keluarga mahasiswa tentu adalah persoalan seluruh mahasiswa UPN
Veteran Yogyakarta karena setiap Organisasi Kemahasiswaan adalah bagian dari keluarga
mahasiswa. Divisi Kastrat menyoroti bahwa banyak yang perlu dibenahi dalam sistem
dinamika tatanan mahasiswa UPN Veteran Yogyakarta. Selama ini kesalahan yang ada dalam
KM UPN hanya dibiarkan saja dari tahun ketahun. Jika hal ini terus dibiarkan nantinya
ditakutkan KM UPN akan terjebak dalam zona nyaman yang penuh kesesatan. Maka dari itu
kita sebagai mahasiswa UPN harus paham dalam hal ini dan segera membenahi cacatnya
student government yang ada di kampus bela negara ini. Berikut beberapa highlight
permasalahan yang sedang naik di 3 bulan terakhir ini:

1. Kelengkapan Student Government (DPMF, MM, BAK)


2. Penjelasan Sistem Presidensial
(Penjelasan point 1 dan 2 bisa dilihat di bahan bacaan kajian MM BEM KM 2021)

3. Jejak Digital BEM KM di Akun Twitter (@)YUPIEN_FESS


Pada tanggal 1 Juli 2022 para mahasiswa UPN Veteran Yogyakarta dibuat gempar
dengan Uploadnya konten ”sensitif” pada salah satu media sosial dengan logo burung
biru dengan cuitannya “Jadi apa BEM KM ada guna nya buat kamu? bubarin setuju ga”
dengan disematkan gambar berwarna hitam dengan tajuk menang melawan kotak kosong
mimpin pake otak kosong. Seharusnya ini merupakan suatu masalah yang sangat serius
yang dengan cepat harus ditanggapi dan diselesaikan oleh internal BEM KM sebagai
fungsi cepat tanggapnya internal BEM KM dalam menanggapi sebuah isu, sehingga
dapat juga menggambarkan kualitas kinerja dari BEM KM. Akan Tetapi justru
sebaliknya, sampai tulisan ini dibuat, masalah yang telah terjadi di internal BEM KM ini
belum mampu diselesaikan oleh jajaran pimpinan BEM KM.
Di gambar yang sama juga terdapat kata-kata yang tajam bagai anak panah yang
tepat mengenai sasaran, dimana saran tajam diadakannya kongres istimewa untuk
membubarkan negara mahasiswa, gulingkan ketua serta wakilnya, seluruh menteri
sampai pada tahap pembubaran BEM KM. Dalam hakikatnya seseorang akan sangat
berani memberikan kritik yang sangat tajam kepada pemimpin apabila hak yang sudah
dijanjikan oleh pemimpin hanyalah menjadi bualan manis janji semata.
Akun Twitter (@)yupien_fess seakan jadi sebuah wadah saling serang antara pihak
oposisi dan pembela dan bukannya bertabayyun bersama untuk menyelesaikan masalah
tetapi menjadi forum saling serang yang tidak ada habisnya, saling menutup mata
terhadap apa yang terjadi sebenarnya. Jika dilihat dari segi kacamata edukatif tentu hal
ini tidak bisa dibenarkan, media sosial adalah forum terburuk untuk menyelesaikan
sebuah masalah terlebih kita tidak dapat mengetahui siapa provokator yang sebenarnya
(anonym). Selain itu, dampak lain yang ditimbulkan adalah munculnya stigma negatif
dari para mahasiswa baru yang tidak tahu menahu terhadap apa yang terjadi sebenarnya
dalam dinamika pemerintahan mahasiswa UPN Veteran Yogyakarta dan impact yang
akan dirasakan untuk permasalah keorganisasian kedepannya adalah menurunnya animo
berorganisasi. Organisasi yang seharusnya dapat mengayomi mahasiswa malah jadi ajang
saling serang dan adu kepentingan dari oknum-oknum yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan.

4. Nota Kesepahaman FTM dan BEM KM (Bulan April)


Kejadian ini dimulai pada bulan April lalu dimana mahasiswa Indonesia memiliki
hajat besar terkait polemik kebijakan yang dibuat pemerintah, terutama terkait dengan isu
minyak goreng dan tolak 3 periode. Mahasiswa berencana membuat aksi masif pada
tanggal 21 April 2022, yang dimana aksi di regional jogja dikoordinir oleh Aliansi
Rakyat Bergerak (ARB) atau biasa dikenal dengan Gejayan Memanggil. Sementara itu,
UPN Veteran Yogyakarta pada saat itu menduduki jabatan sebagai koordinator wilayah
DIY yang terafiliasi dalam BEM Seluruh Indonesia Kerakyatan.
Pihak BEM KM menawarkan sebuah aksi tersebut kepada fakultas lalu di gelarlah 2
kali konsolidasi secara online. Dalam konsolidasi pertama BEM FTM telah memberikan
sebuah saran agar tidak latah dalam bergabung dalam sebuah aksi dan harus
mempertimbangkan banyak hal secara matang tidak boleh serba mendadak. Selain itu,
BEM FTM juga mengingatkan bahwa tanggung jawab di BEM SI bukan berarti harus
selalu ikut-ikutan dalam koalisi aksi nasional tanpa mempertimbangkan dampaknya
terhadap masyarakat UPN. Dalam konsolidasi kedua BEM KM masih membawa hal
yang sama, tidak adanya kajian yang diterbitkan oleh BEM KM kian membuat bingung
masyarakat kenapa harus mengikuti aksi tersebut. Malahan ada stigma baru yang muncul
“Apakah aksi ini ditunggangi?”. Konsolidasi kedua pun berjalan ricuh karena BEM KM
hanya diwakili oleh menteri kastrat untuk membantah seluruh praduga dari masyarakat
UPN dan hal ini diperparah dengan hadirnya para anonym yang kian membuat rusuh
konsolidasi online tersebut
Melihat kondisi yang seperti itu, BEM FTM mencoba membuka cara pandang baru.
Orientasi BEM KM yang awalnya lebih ke eksternal yang disinyalir sebagai bentuk
tanggungjawab sebagai Korda di BEM SI harus sedikit diubah, mengingat fungsi BEM
KM tidak hanya itu. Lebih dari itu, isu-isu yang berkenaan dengan kesejahteraan
mahasiswa serta isu-isu internal kampus seharusnya menjadi fokus utama sebagai upaya
mewadahi dan menampung aspirasi dari masyarakat UPN dan hal ini jauh lebih penting
daripada hanya sekedar ikut-ikutan dalam aksi yang dibuat oleh pihak lain, terlebih
hingga saat ini pun jabatan Korda UPN juga tidak memberikan kontribusi nyata, selama
ini UPN tidak pernah berinisiatif mengangkat isu masif secara nasional dan hanya ikut
dalam aksi-aksi yang dibuat oleh universitas lain.
Tanggal 20 April 2022 BEM FTM telah berusaha melayangkan nota kesepahaman
terhadap BEM KM sebagai bentuk pengawalan dan tanggung jawab terhadap isu internal
yang telah kami lemparkan dalam konsolidasi tanggal 19 April 2022. Kami melemparkan
beberapa point permasalahan internal seperti Peraturan akademik, Gedung mangkrak,
Kepemilikan Gedung (kuliah campur karna maba overload), serta fasilitas penunjang
akademik. Dari pihak BEM KM menyanggupi hal tersebut, tetapi pihak BEM KM
menolak untuk menandatangani nota kesepahaman yang telah kami buat. Alasannya
karena BEM KM menilai bahwa nota kesepahaman ini hanya ditandatangani oleh BEM
KM dan BEM FTM saja. Pihak BEM KM kemudian menjanjikan setelah adanya aksi di
tanggal 21 April 2022 akan dibuat konsolidasi internal untuk membuat draf
permasalahan. Selanjutnya, barulah nota kesepahaman dibuat antara BEM KM dan 5
Fakultas yang ada dibawahnya sesuai permasalahan yang telah dirumuskan bersama.
Namun, lagi-lagi hanya sekedar janji manis dimana saat ini tidak lagi terasa
keberadaanya. Terhitung 3 bulan setelahnya, BEM KM baru menanggapi dan merespon
mengenai nota kesepahaman tersebut pada rapat OK yang diadakan pada tanggal 6 Juli
2022.

5. Rapat OK (Organisasi Kemahasiswaan)


Rapat OK dilaksanakan pada tanggal 6 Juli 2022 membahas mengenai nota
kesepahaman terhadap permasalahan internal UPN. Pihak BEM KM membawa 6 poin
tuntutan yang rencananya akan disepakati bersama dengan OK yaitu Masalah sarana
prasarana; Gedung campur; Kelengkapan studgov; Transparansi Keuangan; Perpindahan
satker ke BLU; dan Kepemilikan Gedung Mangkrak. Akan tetapi dalam forum rapat OK
tersebut tidak menemukan sebuah kesepahaman dan titik terang dan yang terjadi malahan
adalah ajang penghakiman BEM KM sebagai buntut ketidakpuasan dari teman-teman
OK di UPN. Hampir semua OK kehilangan kepercayaan dari BEM KM yang dinilai
sangat lambat untuk mengatasi berbagai persoalan di UPN. Bahkan di internalnya sendiri
(kabinet) pun seakan tak becus terhadap SOP yang telah mereka terbitkan sendiri. BEM
Fakultas lain pun secara terang terangan menyatakan rasa sakit hatinya mereka terhadap
BEM KM yang dinilai lalai akan tanggung jawabnya. Hilangnya fungsi mekanisme dan
kontrol dari pimpinan tertinggi kian memperparah kinerja BEM KM itu sendiri.
Dalam rapat OK kemarin, FTM memilih sikap Walk Out karena FTM menilai apa
yang telah terjadi dalam forum tersebut hanya sekedar sebuah forum klarifikasi,
penghakiman bahkan sekedar pembenaran. Nota kesepahaman yang menjadi fokus
utama yang ingin dibawa oleh BEM KM tidak tersentuh sedikitpun dan arah forum
hanyalah menjadi forum penuh hujatan. Diakhir forum sebelum FTM walkout, FTM
meminta sebuah jaminan agar BEM KM segera berbenah karena tidak memiliki
kejelasan untuk menjalankan tugasnya dengan baik. Namun apa dikata, BEM KM belum
mampu memberikan hal tersebut lantas FTM walkout dan memberikan jangka waktu
yang nantinya ditunggu dalam forum visit OK nantinya.

6. Visit OK (Organisasi Kemahasiswaan)


Visit OK merupakan forum dari program kerja BEM KM. Pembahasan pada visit
kali ini merupakan lanjutan dari Rapat OK, dimana BEM KM diharuskan sudah
menyiapkan jaminan dan sanksi apabila tidak dapat berbenah atau tidak dapat
memaksimalkan kinerjanya. Terlebih untuk permasalahan internal yang tak kunjung
dieksekusi. BEM FTM dan 7 himpunan dengan tegas mempertanyakan perihal jaminan
dan sanksi yang dijanjikan oleh BEM KM. BEM KM menyatakan jaminan apabila tidak
dapat memaksimalkan kinerja maka jabatan presiden mahasiswa dan wakil presiden
mahasiswa akan dipertaruhkan atau pelengseran jabatan. Namun, hal tersebut dapat
dilakukan apabila ada mosi tidak percaya yang dilayangkan mahasiswa. Menurut kami,
mosi tidak percaya tidak perlu dilakukan karena pres dan wapres dapat mengundurkan
diri apabila dirasa tidak dapat berbenah.
Terlalu banyak hal remeh yang tidak dapat diselesaikan BEM KM pada periode ini
seperti pergantian wamen, pembuatan nota kesepahaman dan inventarisasi masalah, serta
sesederhana mekanisme pembuatan surat undangan dan penyebarannya. Contoh kasus
yang terjadi mengenai pengunduran dan pergantian salah satu wakil menteri (Ekraf) yang
terkesan tidak terkoordinir dengan baik. Dimana dalam reshuffle pengganti wamen
tersebut tidak sistematis yang hanya menawarkan ke beberapa himpunan di FTM dengan
ketidakpastiannya dan seakan menimbulkan stigma pilih kasih dilingkungan FTM itu
sendiri. Selain itu, mengenai inventarisasi masalah dan nota kesepahaman yang akan
dibuat untuk ke-5 fakultas masih rancu karena BEM KM ingin membuat jaminan dan
konsekuensi untuk permasalahan advokasi. FTM menilai hal tersebut tidak perlu dibuat
karena permasalahan birokrasi tidak bisa dipastikan akan terealisasi tetapi hanya dapat
diusahakan lewat prosesi pengawalan. Selain itu, konsekuensi tersebut dapat mempersulit
BEM KM sendiri. Namun, BEM KM lagi-lagi bersikukuh untuk membuat nota
kesepahaman tersebut tanpa mempertimbangkan impact yang terjadi nantinya.

Anda mungkin juga menyukai