Abstrak - Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi (evaluasi research) yang bertujuan untuk mengevaluasi program Merdeka Belajar
Kampus Merdeka (MBKM) pada Fakultas Teknik, Universitas Negeri Makassar dengan menggunakan model CIPP (Context, Input, Process,
Product) yang dikembangkan oleh Stufflebeam yang terdiri dari empat aspek yaitu aspek context, aspek input, aspek process dan aspek product
dengan rancangan penelitian evaluasi mixed methods. Responden pada penelitian ini berjumlah 123 mahasiswa aktif yang telah melaksanakan
program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dengan data pendukung diperoleh dari pimpinan fakultas, ketua MBKM Universitas,
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Mahasiswa aktif yang dijadikan responden diambil melalui teknik simple random sampling.
Pengumpulan data diambil melalui kuesioner, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) aspek context
menunjukkan adanya kesesuaian tujuan program dan aturan program baik dari sisi perencanaan, pelaksanaan, hingga ketercapaian program
MBKM, 2) aspek input menunjukkan adanya kesesuaian mengenai kesiapan mahasiswa yang mengikuti program MBKM di Fakultas Teknik
yang telah dideskripsikan sebelumnya baik dari sisi pengetahuan awal mengenai program MBKM, keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan
sosialisasi, pemenuhan kebutuhan mahasiswa sebelum dan sesudah pelaksanaan program MBKM, 3) aspek process menunjukkan adanya
kesesuaian pelaksanaan program berdasarkan buku panduan merdeka belajar kampus merdeka, 4) pada aspek product menunjukkan adanya
peningkatan keterampilan baik soft skills maupun hard skills mahasiswa setelah melaksanakan program MBKM.
satuan pendidikan sebanyak 89 mahasiswa, dan 4) program seperti laporan rekapitulasi kegiatan per BKP per Fakultas
penelitian/riset sebanyak 3 mahasiswa, 5) program kegiatan per prodi dan data yang terintegrasi dengan SIA. Sosialisasi
wirausaha 1 mahasiswa, 6) program studi/proyek mengenai MBKM juga dilaksanakan oleh pihak universitas
independenk sebanyak 26 mahasiswa, 7) program secara langsung maupun tidak langsung.
membangun desa/Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Berdasarkan hasil observasi awal mengenai manfaat
sebanyak 27 mahasiswa. Program proyek kemanusiaan yang didapatkan mahasiswa Universitas Negeri Makassar
belum ada mahasiswa yang mengikuti. Jadi, total mahasiswa setelah mengikuti program MBKM ini, diantaranya: 1)
Fakultas Teknik yang mengikuti program MBKM hingga mendapatkan berbagai relasi dari berbagai kalangan, 2)
saat ini berjumlah 177 mahasiswa. meningkatkan soft skill dan hard skill, dan 3) mendapatkan
Berdasarkan Gambar 1.2 di atas maka dapat ilmu yang tidak didapatkan di bangku perkuliahan. Selain
disimpulkan bahwa dari 9 fakultas di Universitas Negeri manfaat dalam pelaksanaannya terdapat beberapa hambatan
Makassar, terdapat 2 fakultas yang memiliki jumlah dalam pelaksanaan program MBKM antara lain: 1)
mahasiswa terbanyak yang mengikuti program MBKM yaitu mahasiswa tidak mendapatkan pembekalan sebelum terjun
Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) sebanyak 1.017 mahasiswa ke sekolah masing-masing, 2) surat perjanjian kerjasama
dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam belum ada tim khusus yang menangani, 3) rekognisi
(FMIPA) sebanyak 578 mahasiswa. Sedangkan, 2 fakultas matakuliah yang masih belum jelas dikalangan mahasiswa,
yang memiliki jumlah mahasiswa tersedikit yang mengikuti 4) sosialisasi yang belum merata. Salah satu pembimbing tim
program MBKM yaitu Fakultas Teknik (FT) sebanyak 177 MBKM UNM bapak Arsad Bahri menyatakan terdapat
mahasiswa dan Fakultas Psikologi (FPSI) sebanyak 114 beberapa hambatan yang didapatkan selama pelaksanaan
mahasiswa. Berdasarkan data, jumlah mahasiswa yang program MBKM yaitu hanya beberapa program MBKM
diterima di Fakultas Teknik dalam 2 tahun terakhir rata-rata yang paling banyak peminat mahasiswa dan hingga saat ini
berjumlah 4.512 mahasiswa namun, hingga saat ini jumlah keberhasilan program MBKM di universitas belum terukur
mahasiswa yang mengikuti program MBKM hanya 177 atau belum ada evaluasi mengenai keberhasilan program
mahasiswa atau hanya 4% dari total mahasiswa, sedangkan MBKM di UNM.
target indikator kinerja kegiatan yang harus dicapai UNM Menurut Bhakti et al. (2022) [5] terdapat hambatan
yaitu 30% hal tersebut sesuai dengan kontrak rektor UNM lain yang dihadapi oleh perguruan tinggi dalam
dengan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi. implementasi program MBKM, antara lain: 1) program studi
Universitas Negeri Makassar merupakan perguruan kesulitan dalam melakukan rekognisi jumlah sks, 2) proses
tinggi negeri yang menyelenggarakan pendidikan akademik kegiatan MBKM sebagian bersifat daring, 3) pandemi
dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam Covid-19, 4) program studi kesulitan menyusun kurikulum
berbagai rumpun ilmu pengetahuan dan/atau teknologi serta MBKM, 5) tidak seluruh prodi dalam PT yang sama
jika memenuhi syarat dapat menyelenggarakan Pendidikan menjalankan MBKM, 6) mitra dalam kegiatan MBKM
profesi. UNM menjadi salah satu perguruan tinggi yang magang dan kewirausahaan masih terbatas, 7) pembelajaran
mulai menerapkan program MBKM pada tahun 2020. yang tidak inovatif, 8) terlambatnya penginputan nilai bagi
Berdasarkan SK Rektor Nomor: 501/UN36/HK/2020 mahasiswa yang mengikuti MBKM, 9) tidak ada program
tentang kurikulum merdeka belajar-kampus merdeka MBKM yang memfasilitasi penyandang disabilitas, 10) tidak
program sarjana dan sarjana terapan UNM menyatakan mudah dalam memperoleh mitra untuk kerjasama, 11) proses
bahwa kurikulum MBKM bertujuan untuk menyesuaikan kerjasama antar perguruan tinggi yang rumit, 12) terlalu
kurikulum program studi di UNM dengan kebijakan banyak program dan kegiatan secara bersamaan, 13) tidak
kemdikbud tentang MBKM. ada kesesuaian waktu perkuliahan dengan kegiatan di luar
Langkah yang ditempuh oleh rektor Universitas prodi, 14) adanya penetapan kuota pada program MBKM,
Negeri Makassar dalam menyikapi adanya program MBKM dan 15) banyak dosen yang belum memahami program
ini ialah membentuk dan mengangkat tim Task Force MBKM. Berdasarkan fakta-fakta di atas maka perlu
program MBKM universitas yang berperan menangani dilakukan evaluasi.
program MBKM. Gugus tugas ini berperan dalam Evaluasi adalah suatu proses kegiatan
memberikan konsultasi sebelum mahasiswa mendaftar, mengumpulkan informasi atau data tentang suatu objek yang
monitoring dan evaluasi selama menjalani program, serta dilakukan secara sistematis atau berkesinambungan untuk
konversi nilai pada akhir program MBKM. Peran gugus menentukan kualitas (nilai dan makna) dari sesuatu
tugas ini sangat penting dalam mensinergikan kurikulum berdasarkan kriteria, standar, dan indikator tertentu dalam
program studi dan kegiatan MBKM yang diikuti oleh rangka mengambil suatu keputusan akhir [6]. Setiap evaluasi
mahasiswa. yang dilakukan bertujuan untuk mengukur capaian kegiatan,
Selain membentuk tim Task Force program MBKM, hasil, maupun kendala yang dihadapi saat melakukan
UNM juga telah menyediakan website MBKM yaitu kegiatan tersebut.
https://mbkm.unm.ac.id/ yang bertujuan untuk memudahkan Terdapat beberapa model-model evaluasi yang
mahasiswa maupun dosen untuk mendapatkan informasi dikembangkan oleh para ahli yang dapat digunakan untuk
mengenai program maupun kurikulum MBKM. Website mengevaluasi suatu program antara lain: 1) goal oriented
tersebut juga telah dilengkapi Sistem Informasi Manajemen evaluation model, dikembangkan oleh Tyler; 2) goal free
(SIM) MBKM dimana SIM MBKM ini dilengkapi fitur-fitur evaluation model, dikembangkan oleh Scriven; 3) formatif
summatif evaluation model, dikembangkan oleh Scriven; 4) program Merdeka Belajar Kampus Merdeka
countenance evaluation model, dikembangkan oleh Stake; 5) (MBKM),
responsive evaluation model, dikembangkan oleh Stake; 6) b. Input evaluation (evaluasi terhadap masukan), untuk
CSE-UCLA evaluation model, menekankan pada “kapan” mengetahui informasi mengenai kesiapan mahasiswa
evaluasi dilakukan; 7) CIPP evaluation model, yang dalam mengikuti program Merdeka Belajar Kampus
dikembangkan stufflebeam; 8) discrepancy model, yang Merdeka (MBKM),
dikembangkan Provus [7]. c. Process evaluation (evaluasi terhadap proses), untuk
Berdasarkan beberapa model evaluasi di atas, maka mengetahui proses pelaksanaan program Merdeka
model CIPP (context, input, process and product) yang Belajar Kampus Merdeka (MBKM),
dikembangkan oleh Stufflebeam (1966) menjadi pilihan d. Product evaluation (evaluasi terhadap hasil), untuk
dalam mengevaluasi program MBKM dalam penelitian ini. mengetahui pemenuhan keterampilan mahasiswa
Keunikan model ini adalah pada setiap tipe evaluasi terkait baik soft skills maupun hard skills mahasiswa yang
pada perangkat pengambil keputusan (decision) yang telah mengikuti program Merdeka Belajar Kampus
menyangkut perencanaan dan operasional sebuah program. Merdeka (MBKM).
Sasaran evaluasi dari model ini ialah komponen dari proses 2. Populasi dan Sampel Penelitian
sebuah program kegiatan [8]. Salah satu kelebihan dari Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang
model evaluasi CIPP ini ialah lebih komprehensif di antara telah melaksanakan program MBKM yang berjumlah 177
model lainnya karena objek evaluasi tidak hanya pada hasil mahasiswa di Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar.
semata, tetapi juga mencakup konteks, masukan, proses dan Sampel dalam penelitian ini berjumlah 123 mahasiswa.
hasil. 3. Teknik Pengumpulan Data
Model CIPP memiliki pandangan bahwa Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
keberhasilan program pendidikan dipengaruhi oleh berbagai penelitian ini ialah sebagai berikut:
faktor, seperti karakteristik peserta didik, lingkungan, tujuan a. Angket/Kuesioner
program serta prosedur dan mekanisme pelaksanaan Pengumpulan data melalui angket dalam hal ini
program itu sendiri [7]. Dalam penelitian ini pada aspek berdasarkan pendapat dari responden mengenai pelaksanaan
context berfokus pada tujuan program dan aturan program MBKM di Fakultas Teknik Universitas Negeri
kementerian dan aturan kampus mengenai MBKM. Aspek Makassar sehingga peneliti menggunakan angket tertutup.
input berfokus pada aspek evaluasi yaitu mahasiswa yang Data yang telah dikumpulkan dianalisis menggunakan teknik
mengikuti program MBKM. Aspek process berfokus pada analisis statistik deskriptif.
bagaimana proses yang terjadi selama pelaksanaan 7 Dalam penggunaan kuesioner, peneliti menggunakan
program MBKM di Fakultas Teknik dimana esensi dari skala Likert dengan 4 pilihan jawaban yaitu (1) Sangat sesuai
evaluasi proses adalah mengecek pelaksanaan suatu atau 4, (2) Sesuai atau 3, (3) Kurang Sesuai atau 2, (4) Tidak
rencana/program [9]. Aspek product berfokus pada sesuai atau 1.
pencapaian hasil dari program MBKM untuk mengukur
Tabel 1 Skala Likert
seberapa besar keberhasilan dalam pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan. No Kategori Skor
Berdasarkan penjelasan di atas, maka evaluasi 1 Sangat Sesuai 4
program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di
2 Sesuai 3
Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar perlu
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pencapaian 3 Kurang Sesuai 2
program MBKM dan untuk mengidentifikasi kekurangan 4 Tidak Sesuai 1
yang terdapat pada pelaksanaan MBKM. Kekurangan ini
nantinya akan menjadi bahan pertimbangan bagi tim MBKM
b. Wawancara
universitas dalam upaya peningkatan pelaksanaan program
Pedoman wawancara dalam penelitian ini mengenai
MBKM yang lebih baik kedepannya.
pelaksanaan program MBKM mahasiswa Fakultas Teknik
II. METODE PENELITIAN Universitas Negeri Makassar.
Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian evaluasi c. Dokumentasi
(evaluation research), model evaluasi yang digunakan yaitu Dokumen tersebut berupa data yang dimiliki oleh pihak
model CIPP (context, input, process, product) dengan Universitas Negeri Makassar mengenai program MBKM
rancangan penelitian yaitu evaluasi mixed methods atau yang berjalan dan jumlah mahasiswa yang mengikuti
mengkombinasikan antara dua penelitian sekaligus yaitu program MBKM di Fakultas Teknik Universitas Negeri
kualitatif dan kuantitatif. Makassar.
1. Variabel dalam penelitian, antara lain:
a. Context evaluation (evaluasi terhadap konteks), 4. Teknik Analisis Data
untuk mengetahui ketercapaian tujuan program dan Data hasil kuesioner/angket, wawancara dan
keefektifan regulasi yang berhubungan dengan dokumentasi dianalisis secara mixed method (penggabungan
metode kuantitatif dengan kualitatif) dengan menggunakan
tipe desain mixed methods triangulasi (triangulation design) Tabel 4. Temuan Poin Kebijakan dan Kesesuaian
model konvergensi (convergence model). Rencana Fakultas Mengenai Program MBKM
Metode analisis data yang digunakan pada aspek Faktor Temuan
context dan input adalah dengan menggunakan analisis
kualitatif yaitu teknik pengumpulan data dengan cara Kebijakan yang dibuat universitas
menganalisis dan mengidentifikasi atau menjelaskan data dalam menindaklanjuti buku panduan
yang sudah terkumpul yang telah diperoleh dari wawancara program MBKM dari kemendikbud
terkait dengan tujuan dan regulasi program MBKM dari hasil ialah pihak universitas membuat
wawancara akan diperoleh data kesesuaian atau buku panduan untuk masing-masing
ketidaksesuaian aspek context dan input dalam program BKP, selanjutnya membuat petunjuk
Kebijakan dan
MBKM yang dijelaskan dengan bahasa verbal. teknis setiap BKP.
Kesesuaian
Metode analisis data yang digunakan pada tahap Kebijakan fakultas ialah
Rencana
Process dan Product adalah dengan menggunakan analisis memfasilitasi mahasiswa dalam
Fakultas
kuantitatif deskriptif. Data disajikan dalam bentuk tabel dan mengikuti program MBKM berupa
Mengenai
histogram serta analisis deskriptif ini digunakan untuk sosialisasi program MBKM.
Program MBKM
memaparkan karakteristik data hasil penelitian dan Pihak prodi memastikan proses
menjawab permasalahan deskriptif. rekognisi nilai mahasiswa yang telah
melaksanakan program MBKM
III. HASIL DAN PEMBAHASAN terpenuhi.
Pelaksanaan program MBKM sudah
1. Aspek Context sesuai dengan rencana.
Temuan data yang diperoleh melalui proses wawancara
terhadap wakil dekan I Fakultas Teknik, Ketua MBKM Tabel 5. Temuan Poin Dokumen Kerja Sama dan Aturan
UNM, dan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) sebagai Mata Kuliah di Fakultas
berikut: Faktor Temuan
Tabel 2. Temuan Poin Perencanaan Program MBKM Dokumen kerja sama sudah ada.
Faktor Temuan Dokumen kerja sama di
Dokumen Kerja
Universitas telah membuat dokumentasikan oleh pihak
Sama dan Aturan
perencanaan mengenai program universitas dan fakultas serta
Mata Kuliah di
MBKM sejak tahun 2020. masing-masing prodi.
Fakultas
Proses sosialisasi program MBKM Aturan Mata Kuliah secara teknis
Perencanaan belum ada.
dilaksanakan terhadap semua
Program MBKM
mahasiswa.
Proses seleksi dilaksanakan terhadap Tabel 6. Temuan Poin Upaya dalam Pelaksanaan Program
mahasiswa yang akan mengikuti MBKM
program MBKM. Faktor Temuan
Upaya yang dilaksanakan sudah
Tabel 3. Temuan Poin Peran Perguruan Tinggi, Fakultas, sangat besar untuk mencapai tujuan
dan Prodi dalam Program MBKM dari program MBKM.
Upaya dalam
Faktor Temuan Upaya yang dilakukan dengan
Pelaksanaan
memperbanyak sosialisasi,
Perguruan tinggi berperan dalam Program
membagikan informasi melalui
mengkoordinir, menjadi pihak MBKM
berbagai media sosial serta
penghubung antara pihak kementerian
memfasilitasi mahasiswa melalui
dengan mahasiswa, dosen pembimbing
SIM MBKM.
Peran lapangan, dan mitra serta menjadi pihak
Perguruan pertama yang mensosialisasikan
Tinggi, mengenai program MBKM ke masing-
Fakultas, dan masing fakultas di lingkup perguruan
Prodi dalam tinggi. Tabel 7. Temuan Poin Hasil atau Sasaran Program MBKM
Program Pihak fakultas mengkoordinir semua Faktor Temuan
MBKM prodi-prodi serta mensosialisasikan Ketercapaian hasil Pelaksanaan program MBKM
mengenai program MBKM. atau Sasaran Program sudah tercapai atau dengan
Pihak prodi menyusun atau MBKM persentase sekitar 70-100%.
menyesuaikan kurikulum dengan model
implementasi kampus merdeka.
Kelebihan yang didapatkan mahasiswa Tabel 19. Tabel Distribusi Frekuensi dan Persentase
selama pelaksanaan program MBKM Aspek Process
yaitu memberi manfaat terhadap No Skor Kategori F %
mahasiswa berupa ilmu, pengalaman,
benefit serta soft skill. Sangat
1 ≥ 93,84 17 13,82
Sesuai
3. Aspek Process
a. Tingkat Kesesuaian pada Aspek Process Program 2 93,84 > − ≥ 75,14 Sesuai 53 43,09
Merdeka Belajar Kampus Merdeka Berdasarkan Sub
3 75,14 > − ≥ 56,44 Tidak Sesuai 37 30,08
Indikator.
Tabel 18. Tabel Distribusi Frekuensi Aspek Process Sangat
Berdasarkan Sub Indikator 4 < 56,44 16 13,01
Tidak Sesuai
Rata-Rata
No Sub Indikator Kategori Jumlah 123 100
Frekuensi
Peran Perguruan
1 61,7 Sesuai
Tinggi
2 Peran Fakultas 45,5 Sesuai
Peran Program
3 46,7 Sesuai
Studi
Peran
4 69 Sesuai
Mahasiswa
Peran Dosen
5 48 Sesuai
Pembimbing
Sangat
6 Peran Mitra 60
Sesuai
Penilaian Umum Sesuai
Gambar 2. Diagram Persentase Aspek Process
4. Aspek Product
a. Tingkat Kesesuaian pada Aspek Product Program
Merdeka Belajar Kampus Merdeka Berdasarkan Sub
Indikator.
Pemenuhan
1 Keterampilan Soft 51,87 Sesuai
Skills
Gambar 1. Diagram Rata-Rata Tingkat Kesesuaian
Aspek Process Pemenuhan
2 Keterampilan Hard 55,53 Sesuai
b. Tingkat Kesesuaian pada Aspek Process Program Skills
Merdeka Belajar Kampus Merdeka Berdasarkan
BKP. Penilaian Umum Sesuai
SARAN
Pelaksanaan program Merdeka Belajar Kampus
Merdeka (MBKM) secara umum bertujuan untuk
meningkatkan kompetensi lulusan, baik soft skills maupun
hard skills agar lebih siap dan relevan dengan kebutuhan
zaman. Tujuan tersebut akan terlaksana apabila seluruh
komponen yang terlibat dalam penyelenggaraan program
tersebut saling terkait dan bekerjasama antara satu pihak
dengan pihak yang lain. Adapun saran atau rekomendasi
Gambar 4. Diagram Persentase Aspek Product yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Pihak Lembaga
IV. KESIMPULAN DAN SARAN a. Menerjemahkan panduan dan dokumen terkait
kebijakan MBKM di Universitas dengan lebih
Hasil evaluasi program Merdeka Belajar Kampus terperinci untuk melihat kelebihan dan kebutuhan
Merdeka (MBKM) terhadap mahasiswa yang telah peningkatan kualitas dalam pelaksanaan.
melaksanakan program tersebut di lingkup Fakultas Teknik
b. Memaksimalkan kegiatan sosialisasi program MBKM kerja, penelitian/riset dan membangun desa/Kuliah
di lingkup fakultas, jurusan, dan program studi. Kerja Nyata Tematik (KKNT) yang disebabkan oleh
c. Menyediakan daftar mata kuliah yang dapat di inisiatif mahasiswa yang kurang untuk mengisi angket
rekognisi mahasiswa sebelum melaksanakan program tersebut.
MBKM agar setelah pelaksanaan kegiatan mahasiswa 4. Kemampuan responden yang kurang dalam memahami
tidak mengalami kebingungan mengenai mata kuliah pernyataan serta kejujuran responden dalam mengisi
apa yang bisa mereka konversi. kuesioner/angket sehingga ada kemungkinan hasilnya
d. Menjabarkan lebih lengkap mengenai bagaimana kurang akurat.
proses rekognisi mata kuliah yang dapat dikonversi
mahasiswa setelah melaksanakan program tersebut. DAFTAR PUSTAKA
e. Mengevaluasi lebih dalam mengenai 2 program
[1] Sasikirana, V., & Herlambang, Y. T. (2020). Urgensi
MBKM yaitu program penelitian/riset dan kegiatan
Merdeka Belajar Di Era Revolusi Industri 4.0 Dan
wirausaha yang memiliki peminat sangat sedikit. Hal
Tantangan Society 5.0. 8.
tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi faktor apa
yang menyebabkan sehingga 2 program tersebut sedikit [2] Arifin, S., & Muslim, Moh. (2020). Tantangan
peminat. Implementasi Kebijakan “Merdeka Belajar, Kampus
2. Pihak Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka” Pada Perguruan Tinggi Islam Swasta Di
Untuk lebih memonitoring mahasiswa yang Indonesia. Jurnal Pendidikan Islam Al-Ilmi, 3(1).
melaksanakan program MBKM, tidak hanya saat https://doi.org/10.32529/al-ilmi.v3i1.589.
melaksanakan namun mengawal mahasiswa tersebut hingga [3] Iman, N., Ds, A., Arifin, S., & Cholifah, U. (2021).
proses perekognisian nilai. Generosity Education for Children (Case Study At Mi
Muhammadiyah Dolopo Madiun). Proceedings of the
3. Bagi Peneliti Selanjutnya 2nd International Conference on Islamic Studies,
Peneliti selanjutnya sekiranya dapat dilakukan
ICIS 2020, 27-28 October 2020, Ponorogo,
penelitian lanjutan agar setiap tahunnya pelaksanaan
Indonesia. Proceedings of the 2nd International
program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) ini
Conference on Islamic Studies, ICIS 2020, 27-28
dapat di evaluasi pelaksanaannya, sehingga jika masih
October 2020, Ponorogo, Indonesia, Ponorogo,
ditemukan hal-hal yang kurang sesuai dapat segera
Indonesia. https://doi.org/10.4108/eai.27-10-
ditindaklanjuti oleh pihak Fakultas Teknik.
2020.2304184.
KETERBATASAN PENELITIAN [4] Tohir, M. (2020). Buku Panduan Merdeka Belajar-
Kampus Merdeka.
Terdapat beberapa keterbatasan dalam proses penelitian
[5] Bhakti, Y. B., Simorangkir, M. R. R., Tjalla, A., &
ini yang mungkin menjadi beberapa faktor yang perlu
Sutisna, A. (2022). Kendala Implementasi Kebijakan
diperhatikan oleh peneliti selanjutnya untuk lebih
Merdeka Belajar Kampus Merdeka (Mbkm) Di
menyempurnakan penelitiannya. Karena tentunya terdapat
Perguruan Tinggi. Research and Development
kekurangan dalam penelitian ini yang perlu diperbaiki pada
Journal of Education, 8(2), 783.
penelitian selanjutnya. Beberapa keterbatasan dalam
https://doi.org/10.30998/rdje.v8i2.12865
penelitian ini, antara lain:
[6] Widodo, H. (2021). Evaluasi Pendidikan. UAD
1. Jumlah responden yang hanya 123 orang tentunya
PRESS.
masih kurang untuk menggambarkan keadaan yang
sebenarnya. [7] Arikunto, Suharsimi & Cepi S.A.J. (2009). Evaluasi
2. Terdapat 2 dari 7 program MBKM yang telah Program Pendidikan: Pedoman Teoretis Praktis bagi
terlaksana di Fakultas Teknik yang memiliki peminat Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi
sangat sedikit yaitu program penelitian/riset dan Aksara.
kegiatan wirausaha hanya 3 mahasiswa yang mengikuti [8] Stufflebeam, D. L. (1966). A depth study of the
program penelitian/riset dan hanya 1 mahasiswa yang evaluation requirement. Theory Into Practice, 5(3),
mengikuti program kegiatan wirausaha. Haltersebut 121-133.
berdampak pada jumlah responden yang mengisi [9] Stufflebeam, D. L., & Shinkfield, A. J. (1986).
kuesioner/angket pada setiap BKP. Systematic Evaluation: A Self Instructional Guide to
3. Di antara tujuh program MBKM terdapat tiga program Theory and Practice. KluwerNijhoff Publishing :
yang jumlah responden yang mengisi kuesioner/angket Boston.
kurang sesuai dengan jumlah responden yang
direncanakan sejak awal yaitu program magang/praktik