Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS PROGRAM MBKM (MERDEKA BELAJAR-KAMPUS MENGAJAR)

DI PERGURUAN TINGGI

Fajar Wulandari, Didik Taryana


1
STKIP Singkawang, Indonesia
1
Postgraduate student, Geography Education Program, Universitas Negeri Malang, Indonesia
2
Department of Geography, Faculty of Social Science, Universitas Negeri Malang, Indonesia
Email: fajarwulandari3@gmail.com, didik.taryana.fis@um.ac.id

Abstrak. Perkembangan zaman serta IPTEK yang terjadi pada saat ini memberi berbagai pengaruh dalam
kehidupan, tanpa terkecuali dunia pendidikan. Program MBKM merupakan suatu usaha pemerintah untuk
mempersiapkan penerus bangsa agar dapat bersaing menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya. Penelitian ini
bertujuan untuk mengkaji serta menganalisis keberlangsungan program MBKM yang telah diaolikasikan kepada
perguruan tinggi di Indoneisa. Penelitian ini menggunakan metode Desain penelitian ini adalah Literature Review
atau tinjauan pustaka. Penelitian kepustakaan atau kajian literatur (literature review, literature research)
merupakan penelitian yang mengkaji atau meninjau secara kritis pengetahuan, gagasan, atau temuan yang
terdapat di dalam artikel terkait. Hasil analisis yang telah dilakukan oleh penulis dengan menelaah berbagai
literature terkait program MBKM yang mengkaji kurikulum, kebijakan, implementasi hingga pelaksanaan tersebut
dapat disimpulkan bahwa kegiatan yang telah dirancang oleh pemerintah dalam hal ini yaitu kementrian
pendidikan tentu memiliki tujuan yang mulia dan baik untuk mempersiapkan mahasiswa calon penerus bangsa
dalam menghadapi kehidupan sesungguhnya, karena tidak hanya berkutat dipembahasan seputar teori saja
melainkan memberi kesempatan bagi seluruh mahasiswa yang memenuhi persyaratan untuk merasakan secara
langsung bahwa di masa depan mereka perlu mempersiapkan diri bukan hanya secara pemikiran melainkan hard
skill untuk dapat bersaing di masa depan

Keywords: Analisis, Merdeka Belajar-Kampus Mengajar, Perguruan Tinggi

Introduction
Perguruan tinggi yang mana sebagai lembaga ilmiah yang bertugas menyelenggarakan
pendidikan dan pengajaran berdasar kebudayaan, kebangsaan Indonesia dengan cara ilmiah.
Selain itu perguruan tinggi juga dituntut untuk dapat merancang dan melaksanakan proses
pembelajaran yang inovatif agar mahasiswa dapat meraih capaian pembelajaran yang
mencakup berbagai aspek seperti; sikap, pengetahuan dan keterampilan secara optimal dan
relevan sesuai dengan kebutuhan. Pada 2020 menteri pendidikan dan kebudayaan
meluncurkan Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) yang mana terdiri dari
delapan program dan memberikan hak kepada mahasiswa untuk belajar di luar program studi
maksimum tiga semester (setara maksimum 60 sks) [1].
Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka diharapkan dapat menjawab Perguruan
Tinggi untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan perkembangan IPTEK, tuntutan dunia
usaha dan industri serta dinamika masyarakat saat ini. Proses pembelajaran dalam Kampus

1
Merdeka merupakan salah satu perwujudan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa
(student center learning). Mahasiswa dikenalkan program yang dirancang dan
diimplementasikan dengan baik sehingga diharapkan hard dan soft skills mahasiswa mengalami
perkembangan [2]. Strategi untuk mendukung Merdeka Belajar terdiri dari sepuluh kebijakan
pendidikan hasil pembaharuan dari sistem sebelumnya, yang menjadi peta jalan pendidikan
Indonesia 2020-2035, yaitu 1) Menarapkan kolaborasi dan pembinaan antar sekolah (TK-SD-
SMP-SMA, informal) 2) Meningkatkan kualitas guru dan kepala sekolah 3) Membangun platform
pendidikan nasional berbasis tekhnologi 4) Memperbaiki kurikulum nasional, pedagogi dan
penilaian 5) Meningkatkan kolaborasi dengan pemerintah daerah untuk memastikan distribusi
yang merata 6) Membangun sekolah/ lingkungan belajar masa depan 7) Memberikan insentif
atas kontribusi dan kolaborasi pihak swasta di bidang pendidikan 8) Mendorong kepemilikan
industry dan otonomi pendidikan vokasi 9) Membentuk pendidikan tinggi kelas dunia 10)
Menyederhanakan mekanisme akreditasi dan memberikan otonomi [3].
Keberlangsungan program MBKM sejatinya perlu persiapan yang dapat digunakan oleh
semua jejang yang akan terlibat dalam pelaksanaannya. Pedoman untuk diimplementasikan
dalam pelaksanaan pembelajaran seperti kurikulum, rancangan pembelajaran sehingga semua
stakeholder, pendidik dan mahasiswa dapat memahami proses tersebut. MBKM hendak
memberikan kebebasan dan otonomi kepada Lembaga Pendidikan, dan merdeka dari
birokratisasi, dosen dibebaskan dari birokrasi yang berbelit serta mahasiswa diberikan
kebebasan untuk memilih bidang yang mereka sukai. Dasar hukum yang melandasi MBKM ini
adalah mahasiswa diberikan hak untuk belajar di luar kampus selama tiga semester agar
kualitas pembelajaran meningkat [4].
Kegiatan MBKM berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 3 Tahun
2020 Pasal 15 Ayat 1 menyatakan bahwa belajar dapat dilakukan di dalam dan di luar program
studi dengan delapan kegiatan yaitu; Pertukaran Pelajar, Magang/Praktik Kerja, Asisten
Mengajar Di Satuan Pendidikan, Penelitian/Riset, Proyek Kemanusiaan, Kegiatan
Wirausaha/Proyek Independen, Membangun Desa/Kuliah Kerja Nyata Tematik.

2
Gambar 1. Delapan Kegiatan MBKM
[5]

Pelaksanaan MBKM telah berlangsung di seluruh perguruan tinggi di Indonesia dengan


mengembangkan kebijakan merdeka belajar-kampus merdeka dengan tujuan agar mahasiswa
mampu dan siap menghadapi era society 5.0 juga menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa implementasi MBKM tentu ada sisi positif dan negative
sehingga perlu dikaji bersama. Dalam artikel ini akan dianalisis pelaksanaan Program Merdeka
Belajar-Kampus Mengajar yang telah berjalan sejak tahun 2020 hingga sekarang 2022.

Method
Desain penelitian ini adalah Literature Review atau tinjauan pustaka. Penelitian
kepustakaan atau kajian literatur (literature review, literature research) merupakan penelitian
yang mengkaji atau meninjau secara kritis pengetahuan, gagasan, atau temuan yang terdapat di
dalam tubuh literatur berorientasi akademik (academic-oriented literature), serta merumuskan
kontribusi teoritis dan metodologisnya untuk topik tertentu, [6]. Adapun sifat dari penelitian ini
adalah analisis deskriptif, yakni penguraian secara teratur data yang telah diperoleh, kemudian
diberikan pemahaman dan penjelasan agar dapat dipahami dengan baik oleh pembaca.

3
Strategi pencarian literature dari artikel publikasi yakni menggunakan aplikasi Publish or
Perish dan Google Scholar yang menggunakan kata kunci yang dipilih: MBKM, Perguruan Tinggi.
Selanjutnya artikel yang sesuai criteria diambil untuk dianalisis. Literatur Review ini
menggunakan artikel terbitan tahun 2020-2022 yang diakses fulltext dalam format pdf, dengan
kriteria bahasa Indonesia. Berdasarkan criteria yang diperoleh hasil sebagai berikut:

Penelusuran article tahun 2020-2022

Google Scholar Publish or Perish

Eligible criteria
terdapat: 998

Eligible Paper
yang di analisis: 16

Gambar 2. Skema Pemilihan Artikel

Jurnal Penelitian yang telah memenuhi criteria selanjutnya dibuat ringkasan dan
diklasifikasikan meliputi nama peneliti, judul penelitian, tahun penelitian, metode penelitian,
ringkasan hasil (temuan). Selanjutnya jurnal penelitian tersebut dimasukkan ke dalam tabel
sesuai dengan format disebut di atas. Analisis isi jurnal dilanjutkan dengan analisis terhadap isi
jurnal yang direviewdan dideskripsikan berdasarkan garis besar atau inti dari penelitian
tersebut dengan menguraikan isi penelitian yang kemudian akan ditarik kesimpulan.

Result
Hasil literatur yang dikumpulkan dan analisa penulis didapatkan bahwa literature atau
artikel terkait yang telah dikumpulkan berdasarkan kata kunci (MBKM, Merdeka Belajar,
Perguruan Tinggi) diperoleh berbagai artikel yang telah disajikan pada gambar 2. dan artikel
penelitian terkait membahas tentang pelaksanaan, kebijakan, kurikulum, dan hal-hal terkait
kegiatan MBKM yang telah berlangsung diberbagai perguruan tinggi negeri dan swasta di
Indonesia.

4
Menurut beberapa pendapat [7]–[10] menyatakan terkait kurikulum MBKM. Kurikulum
sebagai suatu perangkat dalam membangun sistem rencana dalam pembelajaran yang
dijadikan sebagi pedoman pelaksanaan pembelajaran pendidikan formal maupun nonformal
agar lancar sehingga dapat mencapai tujuan belajar. Kurikulum yang dikembangkan dalam
rancangan program MBKM diadaptasi sesuai dnegan kebijakan MBKM mencakup perencanaan,
proses pembelajaran, penilaian dan evaluasi pembelajaran. Disisi lain, dalam literature lain
menyampaikan kurikulum yang disusun bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki
kemampuan literasi baru, yakni literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia yang
berporos kepada pengembangan karakter lulusan yang berakhlak mulia. Salah satu upaya
menjawab tantangan tersebut adalah lahirnya kebijakan hak belajar bagi mahasiswa di luar
program studi sesuai dengan peraturan (Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar
Pendidikan Tinggi), mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan yang berguna
untuk memasuki dunia kerja. Kebijakan ini juga bertujuan untuk meningkatkan link and match
dengan industry dan dunia kerja (IDUKA) dalam mempersiapkan kompetensi mahasiswa masuk
dan menciptakan dunia kerja sejak awal.
Temuan kajian literatur lain membahas kebijakan MBKM di perguruan tinggi di Indonesia
[11]–[13] dalam artikel yang berjudul “Analisis Tantangan Implementasi Kebijakan MBKM Pada
Perguruan Tinggi Islam Negeri Di Indonesia” [11] menyatakan bahwa aturan merdeka belajar
kampus merdeka di perguruan tinggi Islam belum dapat dijalankan secara maksimal. Pada
bagian ini terdapat beberapa kontra dari kegiatan MBKM sendiri; seperti 1) Implementasi
kurikulum MBKM belum dapat diterapkan dalam perguruan tinggi Islam karena faktor utama
yang dijelaskan yakni pembiayaan yang cukup besar dalam penerapannya. Perguruan tinggi
yang memiliki keterbatasan dari segi ekonomi (sarpras, sumbersaya, dan lainnya) dirasa sulit
untuk menjalankan program ini, tanpa adanya mekanisme yang jelas antara kementrianlain dan
kemendikbud dapat memunculkan masalah dalam penerapan/implementasinya.
Program percepatan PTN-BH memberikan harapan besar bagi perguruan tinggi untuk siap
bersaing secara nasional hingga go internasional. Kebijakan PTN-BH sebelumnya telah dirasakan
sangat berat, diantaranya adalah PTN harus mendapat akreditasi A sebelum dapat menjadi
PTN-BH, mayoritas prodi PTN harus terakreditasi A sebelum menjadi PTN-BH, PTN Badan

5
Layanan Umum (PTN BLU) dan Satker kurang memiliki fleksibilitas finansial, kurikulum dan
kebijakan dibandingkan PTNBH. persyaratan yang rumit, tidak adanya Batasan minimal
akreditasi, dan fleksibilitas waktu pengajuan PTN-BH selama PTN merasa siap dan memenuhi
kualifikasi untuk alih status. Kebijakan ini diharapkan dapat memacu PTN untuk menjadi world
class university. Saat ini hanya terdapat 8 kampus negeri yang masuk dalam 1000 kampus
internasional terbaik (8 Universitas Negeri Indonesia Yang Masuk Peringkat 1.000 Terbaik
Dunia, n.d.). Melihat realitas ini menjadi keharusan bagi pemerintah untuk berani mematok
target tinggi bagi PTN dengan kemudahan birokrasi dan pasokan anggaran yang cukup untuk go
international, tidak hanya mampu bersaing di dalam negeri.
Penerapan program MBKM di setiap perguruan tinggi juga haruslah menyertakan delapan
program namun juga disesuaikan dengan kemampuan perguruan tinggi masing-masing. Saling
bersinergi juga sangat dibutuhkan karena kurikulum yang sudah ada tidak mudah untuk diubah
begitu saja.
Selanjutnya penelitian yang mendiskusikan implementasi MBKM menurut [4], [8], [14],
[15]. Implementasi MKBM di dunia kampus terus dilaksanakan guna mengembangkan
tekhnologi dan perkembangan zaman melalui sosialisasi, workshop, dan kegiatan lain dalam
menunjang perkembangan kampus itu sendiri. Dalam kajian lainnya mendeskripsikan bahwa
Implementasi MBKM, dibutuhkan adanya 3 hal yaitu 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan, serta 3)
Monitoring dan evaluasi. Namun, terdapat pula 2 faktor yang berpengaruh terhadap
implementasi ini yakniPada faktor pendukung, terdiri kebijakan, SDM Pelaksana, dan kanal
informasi. Melainkan, dosen, mahasiswa, dan variasi program menjadi faktor penghambat
dalam implementasi MBKM ini. Dengan demikian, perlu adanya dukungan dari universitas
terhadap implementasi MBKM hingga tersedianya informasi yang lengkap agar pelaksanaan
MBKM dapat berjalan dengan baik. Pada akhirnya kegiatan MBKM yang dijalankan juga
berguna dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan sebagai bekal bagi masa depan
mahasiswa.
Pelaksanaan program MBKM juga dibutuhkan dan semua dibahas dalam literature berikut
[16]–[20]. kegiatan yang menajdi unggulan dalam program ini adalah magang yang bertujuan
memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk mengapliaksikan berbagai teori yang telah

6
diperoleh selama dibangku kuliah dan dilaksanakan secara real di duni kerja. Tentunya kegiatan
ini memberi dampak positif karena mahasiswa didorong untuk dapat melawan ketakutan,
melatih keahlian dan siap untuk terjun langsung menghadapi pengalaman kerja yang berguna
dan menambah skill setelah lulus dalam menempuh jenjang pendidikan. Hal tersebut secara
nyata dapat dibuktikan dengan ahsil survey dari penelitia yang dilakukan oleh Yulius Laga, dkk
yang menjelaskan bahwa mahasiswa yang mengikuti kegiatan MBKM berhasil mengembangkan
kompetensi dan keterampilan bekerja. selain itu juga mahasiswa menjadi lebih fleksibel
terhadap proses perkuliahan, berpengalaman dalam kehidupan bermasyarakat (tidak anti-
sosial).

Conclusion
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan oleh penulis dengan menelaah berbagai
literature terkait program MBKM yang mengkaji kurikulum, kebijakan, implementasi hingga
pelaksanaan tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan yang telah dirancang oleh pemerintah
dalam hal ini yaitu kementrian pendidikan tentu memiliki tujuan yang mulia dan baik untuk
mempersiapkan mahasiswa calon penerus bangsa dalam menghadapi kehidupan
sesungguhnya, karena tidak hanya berkutat dipembahasan seputar teori saja melainkan
memberi kesempatan bagi seluruh mahasiswa yang memenuhi persyaratan untuk merasakan
secara langsung bahwa di masa depan mereka perlu mempersiapkan diri bukan hanya secara
pemikiran melainkan hard skill untuk dapat bersaing di masa depan seiring dengan
perkembangan zaman, tekhnologi. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa agenda, rencana dan
kesiapan yang ada saat ini perlu untuk dilakukan pengkajian ulang, hal itu wajar karena setiap
program yang dijalankan tidak sedikit yang akan menemukan kendala sehingga sudah menjadi
tugas kita bersama untuk mendukung dan memberi saran dan masukkan demi penyelengaraan
pendidikan dan sistem yang lebih baik di kemudian hari.

Reference

[1] UPT. PDK-Universitas Andalas, “Program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM),”
2020. [Online]. Available:
http://merdeka.akademik.unand.ac.id/mbkm/sejarah/#:~:text=Program Merdeka Belajar

7
– Kampus Merdeka,tahun 2020 melalui beberapa peraturan.

[2] Dirjen-Dikti, “Kampus Merdeka-Indonesia Jaya,” 2021. [Online]. Available:


https://kampusmerdeka.kemdikbud.go.id/web/about/latar-belakang.

[3] KejarCita, “10 Kebijakan Pendidikan yang Baru dari Pak Nadiem,” 2020. [Online].
Available: https://blog.kejarcita.id/10-kebijakan-pendidikan-yang-baru-dari-pak-nadiem/.

[4] B. M. Nehe, “Analisis Konsep Implementasi Merdeka Belajar - Kampus Merdeka dalam
Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0 di Masa Pendemik di STKIP Setia Budhi
Rangkasbitung 2021,” Pros. Semin. Nas. Setiabudhi, vol. 1, no. 1, pp. 13–19, 2021.

[5] Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Buku Panduan Merdeka Belajar - Kampus
Merdeka. 2020.

[6] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods).
Alfabeta, 2016.

[7] M. R. Baharuddin, “Adaptasi Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (Fokus: Model
MBKM Program Studi),” J. Stud. Guru dan Pembelajaran, vol. 4, no. 1, pp. 195–205, 2021.

[8] N. Sintiawati, S. R. Fajarwati, A. Mulyanto, K. Muttaqien, and M. Suherman, “Partisipasi


Civitas Akademik dalam Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM),” J.
Basicedu, vol. 6, no. 1, pp. 902–915, 2022.

[9] Mariati, “Tantangan Pengembangan Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka di


Perguruan Tinggi,” Semin. Nas. Teknol. Edukasi Sos. dan Hum., vol. 1, no. 1, pp. 749–761,
2021.

[10] R. Vhalery, A. M. Setyastanto, and A. W. Leksono, “Kurikulum Merdeka Belajar Kampus


Merdeka: Sebuah Kajian Literatur,” Res. Dev. J. Educ., vol. 8, no. 1, p. 185, 2022.

[11] N. N. Nofia, U. Islam, N. Imam, B. Padang, and N. A. Makarim, “ANALISIS TANTANGAN


IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ‘ MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA ’ PADA PERGURUAN
TINGGI ISLAM NEGERI DI INDONESIA,” vol. 1, pp. 61–72, 2020.

[12] R. Puspitasari and R. Nugroho, “Implementasi Kebijakan Merdeka Belajar Kampus


Merdeka Fisip Upn Veteran Jawa Timur,” Din. Gov. J. Ilmu Adm. Negara, vol. 11, no. 2,
pp. 276–292, 2021.

[13] K. Denny, P. Meke, R. B. Astro, and M. H. Daud, “EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN
Dampak Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka ( MBKM ) pada Perguruan Tinggi
Swasta di Indonesia,” vol. 4, no. 1, pp. 675–685, 2022.

[14] D. Wulandari, F. Noel, A. K. J. Hartmajaya, I. S. Mangula, and O. A. Sabrina, “Evaluasi


Implementasi Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka ( Mbkm ) Di Tingkat Program

8
Studi : Studi Di Universitas Paramadina,” Inq. J. Ilm. Psikol., vol. 13, no. 1, pp. 22–40,
2021.

[15] E. Sulistiyani et al., “Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) pada
Fakultas Kesehatan dan Non Kesehatan,” Edukatif J. Ilmu Pendidik., vol. 4, no. 1, pp.
686–698, 2021.

[16] T. Marjan Fuadi, “Konsep Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (Mbkm) : Aplikasinya Dalam
Pendidikan Biologi,” Pros. Semin. Nas. Biot., vol. 9, no. 2, p. 38, 2022.

[17] D. Aswita, “Merdeka Belajar Kampus Merdeka (Mbkm): Inventarisasi Mitra Dalam
Pelaksanaan Magang Mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan,” Pros. Semin.
Nas. Biot., vol. 9, no. 2, p. 56, 2022.

[18] R. N. Anwar, “Pelaksanaan Kampus Mengajar Angkatan 1 Program Merdeka Belajar


Kampus Merdeka di Sekolah Dasar,” J. Pendidik. Dan Kewirausahaan, vol. 9, no. 1, pp.
210–219, 2021.

[19] B. A. R. Rachman, Firyalita Sarah Fidaus, Nurul Lailatul Mufidah, Halimatus Sadiyah, and
Ifit Novita Sari, “Peningkatan Kemampuan Literasi dan Numerasi Peserta Didik Melalui
Program Kampus Mengajar Angkatan 2,” Din. J. Pengabdi. Kpd. Masy., vol. 5, no. 6, pp.
1535–1541, 2021.

[20] Y. Laga, R. V. Nona, L. Langga, and M. E. Jamu, “Persepsi Mahasiswa Terhadap Kebijakan
Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM),” Edukatif J. Ilmu Pendidik., vol. 4, no. 1, pp.
699–706, 2021.

Anda mungkin juga menyukai