I. LANDASAN TEORI
REKAM MEDIS adalah catatan fakta tentang ciri-ciri dan kondisi pasien, permintaan diagnosis
dan pengobatan, hasil pemeriksaan dan kemajuan yang dicapai dan persetujuan pasien atas
tindakan-tindakan.
1
TUJUAN REKAM KESEHATAN
Tujuan Primer:
1. Bagi pasien
a. Mencatat jenis pelayanan yang diterima
b. Bukti pelayanan
c. Memungkinkan tenaga kesehatan dalam menilai dan menangani kondisi resiko
d. Mengetahui biaya pelayanan
2. Bagi pihak pemberi pelayanan kesehatan
a. Membantu kelanjutan pelayanan (sarana komunikasi)
b. Menggambarkan keadaan penyakit dan penyebab (sebagai pendukung diagnostik kerja)
c. Menunjang pengambilan keputusan tentang diagnosis dan pengobatan
d. Menilai dan mengelola resiko perorangan pasien
e. Memfasilitasi pelayanan sesuai dengan pedoman praktek klinis
f. Mendokumentasi faktor resiko pasien
g. Menilai dan mencatat keinginan serta kepuasan pasien
h. Menghasilkan rencana pelayanan
i. Menentapkan saran pencegahan atau promosi kesehatan
2
j. Saranan pengingat klinis
k. Menunjang pelayanan pasien
l. Mendokumentasikan pelayanan yang diberikan
3. Bagi manajemen pelayanan pasien
a. Mendokumentasikan adanya kasus penyakit gabungan dan praktiknya
b. Menganalisis kegawatan penyakit
c. Merumuskan pedoman praktik penanganan resiko
d. Memberikan corak dalam penggunaan pelayanan
e. Dasar penelaahan dalam penggunaan saranan pelayanan (utilisasi)
f. Melaksanakan kegiatan menjaga mutu
4. Bagi penunjang pelayanan pasien
a. Alokasi sumber
b. Menganalisis kecenderungan dan mengembangkan dugaan
c. Menilai beban kerja
d. Mengkomunikasikan informasi berbagai unit kerja
5. Bagi pembayaran dan penggantian biaya
a. Mendokumentasikan unit pelayanan yang memungut biaya pemeriksaan
b. Menetapkan biaya yang harus dibayar
c. Mengajukan klaim asuransi
d. Mempertimbangkan dan memutuskan klaim asuransi
e. Dasar dalam menetapkan ketidakmampuan dalam pembayaran (mis. Kompensasi pekerja)
f. Menangani pengeluaran
g. Melaporkan pengeluaran
h. Menyelenggarakan analisis aktuarial
3
d. Studi keluaran pasien
e. Studi efektifitas serta analisis manfaat dan biaya pelayanan pasien
f. Mengidentifikasi populasi yang berisiko
g. Menggembangkan registrasi dan basis/pangkalan data
h. Menilai manfaat dan biaya sistem rekaman
4. Pengambilan kebijakan
a. Mengalokasikan sumber-sumber
b. Melaksanakan rencana strategis
c. Memonitor kesehatan masyarakat
5. Industri
a. Melaksanakan riset dan pengembangan
b. Merencanakan strategi pemasaran
BAB II
KEGIATAN ADMINISTRASI YANMED PADA
TEMPAT PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN (TPPRJ),
UNIT RAWAT JALAN (URJ)
DAN TEMPAT PENERIMAAN PASIEN RAWAT DARURAT (TPPRD)
A. IDENTIFIKASI PASIEN
Identifikasi adalah merupakan suatu proses pengumpulan data dan pencatatan segala
keterangan tentang bukti-bukti dari seseorang sehingga dapat menetapkan dan menyamakan
keterangan tersebut dengan individu seseorang. Dengan kata lain idenfikasi dapat membedakan
identitas seseorang dan dengan orang lain. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
identifikasi:
1. Mengenali secara fisik :
a. Melihat fisik/wajah seseorang secara langsung
b. Membandingkan seseorang dengan gambar/foto
2. Memperoleh keterangan pribadi
Yang dimaksud dengan keterangan pribadi adalah:
a. Nama lengkap pasien
b. Alamat lengkap, nomor telepon
c. Nama, alamat, nomor telepon keluarga (relasi) terdekat
d. Jenis kelamin
e. Agama
f. Tempat/tanggal lahir
g. Pekerjaan
h. Tanda tangan
i. Nama keluarga (orang tua/suami/istri dsb.)
3. Mengadakan penggabungan antara pengenalan fisik dengan ketrangan pribadi, dari
penggabungan tersebut yang sering dijumpai adalah berupa kartu pengenal (KTP, pasport,
SIM dll).
4
Proses Pengumpulan data identifikasi:
Dalam proses pengumpulan data identifikasi dapat dilakukan derrgan cara:
a. Wawancara langsung dengan sumber atau orang lain/keluarga/teman
(sebelum memulai wawancara sudah disiapkan pertanyaan-pertanyaan yang diperlukan)
b. Mengisi formulir identiflkasi oleh yang bersangkutan
(dalam membuat format isian buatlah pertanyaan-pertanyaan yang jelas serta mudah
dimengerti sehingga mudah diisi)
c. Gabungan wawancara dan mengisi formulir
(setelah formulir diisi dilanjutkan dengan wawancara untuk meyakinkan isian yang telah
dibuat, sehingga informasi yang diperoleh akan lebih akurat)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengumpulan data identifikasi:
a. Data identifikasi dapat tidak akurat/benar karena memang dengan sengaja dibuat tidak
benar dengan tujuan-tujuan tertentu dari pasien
b. Pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas (dalam formulir) dapat menimbulkan salah tafsir
sehingga data yang diperoleh kurang akurat/jelas.
5
10. Pekerjaan
Ditulis sesuai pekerjaan pasien berikut dengan alamat tempat kerja dan No Telp.
11. Kartu Tanda Pengenal
Ditulis lengkap berikut dengan Nomornya
12. Nama keluarga terdekat
Tulis nama dan alamat dengan lengkap serta hubungan keluarga dengan pasien
13. Penanggung jawab biaya perawatan
Tulis nama, alamat jika perorangan tulis hubungan keluarga, jika instansi tulis nama instansi
dan alamat serta nomor telepon.
6
C. FORMULIR YANG DIGUNAKAN
a. TPPRJ atau Tempat Penerimaan Pasien Rawat Jalan (Loket Pendaftaran Rawat Jalan)
bertanggung jawab terhadap penerimaan dan pendaftaran pasien rawat jalan menggunakan
formulir berikut ini:
1. Kartu Identitas Berobat (KIB)
Formulir KIB berisi identitas pasien dan No. RM dibuat dan diisi untuk
diserahkan kepada pasien dengan pesan untuk dibawa setiap saat berobat di rumah sakit
ybs. Formulir ini dapat dikatakan sebagai bukti bahwa pasien telah mendaftarkan dan
tercatat sebagai pasien RS.
8
tindakan medik. Untuk itu perlu dipersiapkan formulir persetujuan tindakan medik.
Formulir yang berisi informasi tentang tindakan dan perstujuan pasien atau keluarganya
ini harus ditandatangani kedua pihak yang memberi penjelasan atau yang akan melakukan
tindakan dan pasien atau keluarganya. Formulir ini sangat penting artinya untuk alat bukti
hukum.
8. Register Pasien Rawat Jalan, yang berisi :
- Tanggal, No. urut & No.RM
- Identitas pasien
- Kunjungan baru/lama yang dapat berasal dari TPPRJ atau tidak
- Pasien yang datang sendiri atau kiriman dokter, klinik, Puskesmas, atau RS lain
- Keadaan pasien setelah pelayanan
- Cara pembayaran pasien rawat jalan
9. Sensus Marian Rawat Jalan
Formulir ini setiap kali setelah pelayanan selesai untuk diserahkan bersama
dokumen RM pasien yang tidak dirawat inap ke Unit RM bagian Assembling. Pada
dasarnya isi sensus harian ini adalah catatan adanya transaksi pelayanan dan hasil
pelayanannya. Selanjutnya oleh bagian analising di Unit RM akan digunakan dasar untuk
menyusun RL1 (laporan kegiatan RS).
10. Register / Catatan Tindakan
Setiap tindakan medis harus dicatat didalam register tindakan yang meliputi waktu
pelaksanaan, No.RM, identitas pasien. asal pasien, jenis tindakan, No.Kode ICD 9 CM,
nama dokter pelaksana/penanggungjawab dan cara pembayaran. Formulir ini digunakan
untuk mencatat ke sensus harian dan pembuatan indeks operasi/tindakan.
11. Buku Ekspedisi
Digunakan untuk serah terima dokumen RM ke TPPRJ atau ke bagian Assembling
12. Kartu tunggu
Agar pelayanan di Poliklinik lancar maka sering kali diperlukan kartu tunggu
pasien yang dipanggil secara berurutan nomor kedatangannya.
c. UGD (unit Gawat Darurat / Inslatasi Gawat Darurat / Instalasi Rawat Darurat)
Formulir yang digunakan disini sama dengan formulir di sini sama dengan formulir
yang digunakan di URJ ditambah dengan formulir visum et repertum. Visum et repertum
yang disediakan untuk melayani permintaan kepolisian terhadap kasus-kasus penyakit atau
kematian yang tidak wajar dan diperlukan keterangan atau saksi ahli. Formulir ini akan
digunakan sebagai alat bukti hukum pengadilan. Oleh sebab itu aturan pembuatan dan
pengirimannya harus mengikuti undang-undang yang berlaku.
Apabila bagian filling tidak buka 24 jam sehingga dokumen RM pasien lama tidak
dapat disediakan langsung, maka UGD dapat diberi kewenangan untuk melayani layaknya
TPPRJ yaitu dengan diberi alokasi No RM, KIB, dan KIUP sementara yang selanjutnya
diproses oleh TPPRJ pada keesokan harinya.
9
BAB III
KEGIATAN ADMINISTRASI YANMED PADA TEMPAT PENERIMAAN
PASIEN RAWAT INAP (TPPRI), UNIT RAWAT INAP (URI)
DAN INSTALASI PENUNJANG MEDIS (IPP)
g. Catatan pengobatan
h. Lembar konsultasi danjawaban konsultasi
i. Ringkasan perawatan dan pengobatan
j. Identitas bayi baru lahir
k. Catatan harian bayi baru lahir
l. Catatan harian berat badan bayi baru lahir
m. Formulir RM Penyakit Dalam
n. Formulir RM Penyakit Kandungan
o. Formulir RM Kebidanan
p. Formulir RM Unit Bedah
q. Formulir RM Penyakit Jiwa
r. Formulir RM Penyakit Saraf
s. Formulir RM Penyakit Mata
t. Fonnulir RM Penyakit THT
u. Formulir RM Penyakit Kulit dan Kelamin
v. Dan lain-lain sesuai dengan jenis pelayanan rawat inap.
11
penting artinya bagi petugas TPPRI karena ditempat itulah pasien rawat inap akan
diarahkan dan , para pengunjung yang akan menengok pasien dapat bertanya disini
untuk diberitahu diruang mana pasien yang akan ditengok.
b. Catatan Penggunaan Tempat Tidur
Biasanya bentuknya papan tulis, yang tertera nama pasien dirawat diruang apa kelas
perawatannya sehingga mudah dibaca tanpa bertanya.
c. Buku Catalan Pengunaan Formulir
Buku ini sama dengan catatan penggunaan formulir di TPPRJ.
2.URI
a. Sensus Harian Rawat Inap
Dikerjakan pada pukul tertentu. (misalnya 21.00), artinya apabila ada pasien masuk pada
pukul lebih dari 21.00 maka dicatatkan pada hari berikutnya. Sensus ini dikirim ke unit
RM bersama dokumen RM yang telah selesai untuk diolah lebih lanjut.
Dengan sensus ini dapat dihitung LOS dan BOR setiap ruangan karena berisi:
- Identitas ruangan/kelas perawatan
- Pasien masuk yang terdiri dari pasien masuk dan pindahan dari ruang lain
- Pasien keluar yang terdiri dari pasien dipindahkan ke ruang lain dan pasien keluar
termasuk cara keluar pasien, mati < atau >= 48 jam.
- Resume sensus harian rawat inap
b. Buku Register Pasien Rawat Inap
Formulir ini berisi:
- Identitas pasien
- ruang & kelas perawatan
- asal penerimaan pasien (lewat UGD, URJ, atau TPPRI)
- perpindahan pasien rawat inap
- keluar dan keadaan keluarnya pasien
- diagnosis utama & komplikasi
- dokterpenanggungjawab
- cara pembayaran
c. Buku Register Persalinan dan Abortus
Catatan ini berguna untuk mencegah tertukarnya bayi lahir dan informasi tentang
persalinan seorang ibu. Data yang hams diisikan adalah:
- Waktu kedatangan pasien, No. Urut & No. RM
- Identitas pasien
- Riwayat kehamilan, riwayat persalinan
- Jenis persalinan
- Akhir kehamilan (lahir hidup/mati & jenis kelamin)
- Abortus (septic - non septic)
- Persalinan sekarang (jam, menit, normal, dg. komplikasi, jenis tindakan)
- Berat badan bayi
- Ditolong oleh
- Cara pembayaran
d. Buku register tindakan ,
Seperti halnya register lainnya fornulir ini isinya ditambah dengan jenis tindakan dan
nomor kode ICD 9CM
12
3.IPP
a. Register Penerimaan Spesimen
Buku ini dimaksudkan untuk mencatat semua jenis spesimen yang diperiksa dengan
memberikan no. unit spesimen agar hasil pemeriksaannya sesuai dengan spesimen
yang dimaksud. Selain itu juga dicatat, identitas pasien, asalnya, cara pembayaran serta
tanggal pengambilan hasil.
b. Register Pemeriksaan Penunjang
Catatan yang berisi jenis pemakaian penunjang dan kategon nngan, sedang besar dan
khusus serta dokter pengirim dan waktu penerimaan dan selesainya pemeriksaan,
digunakan untuk mencatat kegiatan unit kerja yang dapat untuk dasar pembuatan
sensus harian.
c. Sensus Harian Pemeriksaan Penunjang
Sama dengan kegunaan sensus harian lainnya,, sensus ini ditulis setiap hari terhadap
kegiatan yang dijalankan untuk dikirim ke unit RM guna penyusunan RL1.
13
BAB IV
SISTEM PENOMORAN DAN PENYIMPANAN
BERKAS REKAM MEDIS
A. SISTEM PENOMORAN
Nomer RM adalah nomor identitas seorang pasien, dimaksudkan sebagai nomer identitas
karena nomor RM merupakan pengendali dari kumpulan berkas yang tersimpan di RM. jadi
Nomor RM adaiah pengganti jatidiri pasien, sehingga untuk mencari berkas / dokumen seorang
pasien, petugas harus mendapatkan terlebih dahulu no. RM-nya.
Sistem penomoran yang dianjurkan yaitu Sistem Unit, karena memiliki kelebihan, yaitu:
1. Semua RM penderita memiliki satu nomor dan terkumpul dalam satu map (folder),
2. Secara tepat memberikan kepada RS / staf medis satu gambaran yang lengkap mengenai
riwayat penyakit pasien dan pengobatan seorang penderita.
3. Menghilangkan kerepotan mencari / mengumpulkan RM seorang penderita yang terpisah-
pisah dalam sistem seri.
4. Menghilangkan kerepotan mengambil RM lama, untuk disimpan ke nomor baru dalam
system seri unit
1. Ada dua cara menyimpan berkas rekam medis jika ditinjau dari pemusatan/penyatuan
berkas rekam medis yaitu:
a. Sentralisasi
Adalah penyimpanan berkas rekam medis rawat jalan, rawat darurat dan rawat inap seorang
pasien dalam satu kesatuan folder/map
Kebaikan :
- Mengurangi terjadinya duplikasi dalam pemeliharaan dan penyimpanan berkas
rekam medis
- Mengurangi beban biaya dan ruang penyimpanan berkas rekam medis
- Tata kerja dan peraturan mengenai kegiatan penyimpanan berkas rekam medis
mudah distandarisasi
- Mudah menerapkan numbering unit system
Kekurangan :
- Petugas penyimpanan menjadi lebih sibuk karena harus menangani pasien rawat
jalan, rawat inap dan rawat darurat
- Tempat penerimaan pasien harus harus bertugas selama 24 jam
b. Desentralisasi
Adalah berkas rekam medis rawat jalan dan rawat inap disimpan secara
terpisah.
Kebaikan:
- Efisiensi waktu sehingga pasien dapat terlayani lebih cepat, hal in!
- dikarenakan umumnya tempat penyimpanan berkas rekam medis
- rawat jalan dekat dengan poliklinik tujuan.
- Beban kerja petugas penyimpanan menjadi lebih ringan.
Kekurangan :
- Terjadi duplikasi berkas rekam medis untuk satu pasien
- Biaya yang dibutuhkan untuk peralatan dan ruang penyimpanan lebih banyak
15
2. Jenis-Jenis Sistem Penyimpanan :
a. Alfabetis
b. Numerik
1) Sistem nomor langsung
2) Sistem angka akhir
3) Sistem angka tengah
c. Kronologis
d. Subyek/kasus
e. Wilayah(Family folder)
10 - 82 - 64
Primer Sekunder Tersier
(1) (2) (3)
Contoh 1: Contoh 2:
10-82-96 10-99-96
10-82-97 10-99-97
10-82-98 10-99-98
10-82-99 10-99-99
10-83-00 11-00-00
10-83-01 11-00-01
Keuntungan:
- Petugas biasa dengan cara ini dan mudah dilatih
- Mudah retriev untuk keperluan riset urut waktu
- Mudah memilah RM inaktif
Kekurangan:
- Mudah misfile
- Mudah salah menstranskrip nomor
Misalnya : BILA SALAH TULIS (CONTOH 1 DITULIS 7)
- Mudah untuk transpose bila nomor tertulis terbalik (misal: 19435 tertulis 19453)
- Nomor yang besar adalah nomor terbaru sehingga file aktif akan terkumpul
padat pada lokasi file yang sama
- Sulit mempekerjakan dan membagi kepada banyak petugas karena akan
berdesakan pada lokasi yang sama.
16
2) Sistem Terminal Digit Filing (Sistem Angka Akhir)
Pada TDF suatu angka akan dibagi menjadi 3 bagian :
98 - 20 - 94
Tersier Sekunder Primer
(3) (2) (1)
Contoh 1: Contoh 2:
98- 20 -94 98- 99 -94
99- 20 -94 99- 99 -94
00- 20 -94 00-00 -95
01- 21- 94 01 -00 -95
02- 21 -94 02-00 -95
03- 21 -94 03-00 -95
Keuntungan :
- RM akan tersebar di 100 seksi secara merata
- Tidak akan terjadi kongesti petugas pada waktu kerja
- Kepada petugas bisa ditentukan seksi yang menjadi tanggungjawabnya
- Pekerjaan akan tersebar rata di antara petugas
- Misfile akan terkurangi (apalagi bila dengan kode warna)
Kerugian :
- Memerlukan tempat/ruang yang lebih besar
15 - 20 - 12
Sekunder Primer Tersier
(2) (1) (3)
Contoh 1: Contoh 2:
10-82-96 99-82-96
10-82-97 99-82-97
10-82-98 99-82-98
10-82-99 99-82-99
11-82-00 00-83-00
11-82-01 00-83-01
Keuntungan :
- Konversi dari Straight Numerical lebih mudah
- RM dapat ditransfer dengan blok (seksi) terdiri dari 100
Kerugian :
- Sulit dipelajari daripada TDF & SN
17
- Tidak ada distribusi petugas secara merata
- Banyak blok akan lowong karena dipindah ke file inaktif
- Tidak bisa dipakai bila nomor terdiri lebih dari 6 angka
KEGIATAN PRAKTIKUM
1. Buatlah cover map menggunakan kertas manila dan diketik computer seperti contoh
dibawah ini : (untuk kode warna silahkan didesain sesuai dengan rancangan kode warna
pada kegiatan 2 dan 3)
No. RM RAHASIA
Rancang
logo disini
2. Buatlah perencanaan kode warna untuk map rekam medis sesuai terminal digit numbering
system, mulai nomor 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 pada kertas HVS
3. Buatlah perencanaan kode warna untuk tahun kunjungan terakhir selama 10 tahun,
misalnya seperti dibawah ini :
18
Nomor Kode Warna Tahun Kunjungan Terakhir
0 2021
1 2022
Dan seterusnya ke bawah sampai Dan seterusnya Dan seterusnya
9 tempel disini warna
BAB V
REGISTER, ASSEMBLING
A. Register
Definisi register menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah : Buku catatan atau daftar
(Nama, Alamat dll) yang disusun secara sistematis dan urut abjad.
Dari definisi tersebut dapat menyimpulkan bahwa catatan tersebut adalah merupakan catatan
yang bersifat kolektif serta dalam bentuk buku. Selanjutnya dalam penyelenggaraan Rekam
Medis, terdapat satu rangkaian kegiatan yang mencakup secara keseluruhan tentang
pelaksanaan Rekam Medis.
Bentuk catatan menurut sifatnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu catatan yang bersifat
kolektif dan catatan yang bersifat individual.
19
Buku register ini dibuat oleh petugas-petugas di masing-masing unit pelayanan. Selain
membuat buku register, petugas ini juga masih menyiapkan (membuat) sensus harian, baik itu
sensus harian rawat jalan maupun sensus harian rawat inap yang keseluruhannya bersumber
pada register.
Keterangan :
1. Register Penerimaan Pasien Rawat Jalan
Pengertian : Register penerimaan pasien rawat jalan adalah buku pencatatan yang
dibuat pada tempat pendaftaran pasien rawat jalan (TPP RJ), untuk
seluruh pasien rawat jalan yang mendaftar melalui TPP RJ.
Tujuan : Untuk memperoleh informasi mengenai identitas pasien, jenis
pengunjung, cara pembayaran dari seluruh pasien rawat jalan yang datang
melalui TPP RJ.
Kegunaan : Untuk mengetahui jumlah pengunjung baru dan lama yang mendapatkan
pelayanan di rumah sakit selanjutnya dapat pula digunakan sebagai dasar
dalam penyusunan RL1
20
kasus persalinan atau abortus
Kegunaan : - Untuk mengetahui jumlah dan jenis kegiatan yang dilakukan di
ruang persalinan/abortus
- Sebagai dasar pembuatan laporan extern untuk kegiatan
persalinan/abortus di rumah sakit
5. Register Pembedahan
Pengertia : Register pembedahan adalah buku pencatatan tentang seluruh
n pasien yang mendapatkan tindakan pembedahan yang dilakukan
di unit bedah sentral (tidak termasuk yang dilakukan di
poliklinik)
Tujuan : Untuk memperoleh informasi semua tindakan pembedahan yang
dilakukan di unit bedah sentral.
Kegunaan : - Untuk mengetahui jumlah dan jenis kegiatan pembedahan yang
dilakukan di unit bedah sentral untuk setiap harinya.
- Sebagai data dasar pembuatan laporan pembedahan pada
laporan RL1 yang terinci menurut spesialis, jenis operasi,
sebagai data dasar untuk pembuatan laporan anestesi pada RL1
B. ASSEMBLING
Assembling adalah kegiatan perakitan lembar-lembaran rekam medis menjadi satu-kesatuan
21
urutan berkas yang telah ditentukan. Fungsi dari assembling adalah meneliti kelengkapan
setiap lembaran rekam medis.
Contoh urutan:
22
SEKAT HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK
DAN RADIOLOGI
20 Hasil pemeriksaan laboratorium
21 Salinan hasil pemeriksaan laboratorium
SEKAT LAIN - LAIN (Perjanjian)
22 Surat pengantar dirawat
23 Surat persetujuan rawat inap
24 Surat persetujuan tindakan medis
SAMPUL BELAKANG
BAHAN PRAKTIKUM
1. foto copy dokumen dari lampiran buku Modul Praktikum RM yang tebal dengan kertas buram.
2. Setiap dokumen diberi nama rumah sakit sesuai dengan rancangan masing-masing.
3. Buatlah 4 buah sekat folder dengan buffalo warna kuning seperti dibawah ini :
Manila folio
utuh
4. 1 lembar manila (BC) warna hijau untuk sekat sub folder sejumlah 5 buah.
5. 1 lembar manila (BC) warna orange untuk sekat subsubfolder sejumlah 3 buah.
6. Lem dan gunting
7. Dokumen RM Yang harus disediakan :
23
DOKUMEN RAWAT INAP SEKAT FOLDER
Ringkasan Masuk dan Keluar
Pengantar Rawat Inap
25
Catatan Pemberian Obat Copi sama bolak
balik
Tempelan Kopi Resep
Menu Makan (recall 24 jam) Copi sama bolak
balik
Laporan persalinan 1
Laporan Persalinan 2
Patogram Persalinan
Lembar Nifas
26
BAB VI
KODING DAN INDEKSING
A. KODING
Fungsi ICD sebagai sistem klasifikasi penyakit dan masalah terkait kesehatan
digunakan untuk kepentingan informasi statistik morbiditas dan mortalitas
Struktur ICD-10 Terdiri atas 3 Volume Cari di materi Kuliah Rekam Medis
B. INDEKS
Indeks merupakan suatu petunjuk yang memberikan referensi kepada pengguna. Indeks dapat
dibuat dalam format manual (kertas) atau elektronik.
Jenis-jenis indeks:
1. Indek Utama Pasien (Master Patient Index)
2. Indek Penyakit dan Operasi
3. Indek Dokter
28
BAB VII
OPTIMALISASI DATA REKAM MEDIS
Berkas rekam medis akan berguna secara maksimal apabila secara periodik
dilakukan/dilaksanakan proses analisa berkas rekam medis.
Ada 3 (tiga) jenis analisa berkas rekam medis :
a. Analisa Kuantitatif
b. Analisa Kualitatif
c. Analisa Statistik
Waktu menganalisis :
- Retrospective Analysis, analisis rekam medis dilakukan sesudah pasien keluar dari rumah
sakit
- Concurrent Analysis, analisis rekam medis dilakukan pada saat pasien masih dirawat
A. ANALISA KUANTITATIF
Telaah/review bagian-bagian tertentu dari isian rekam medis dengan maksud menemukan
kekurangan-kekurangan khusus yang berkaitan dengan pendokumentasian rekam medis
Dilakukan oleh Tenaga Perekam Medis yang tahu tentang :
- Jenis formulir yang harus digunakan
- Siapa yang berhak dan harus mengisi
- Siapa yang harus melegalisasi penulisan
- Formulir apa saja yang harus disertakan
Contoh :
- Ada tidak tandatangan ?
- Ada/tidak ada kekurangan lembar progress note?
- Apa perlu ada laporan hasil pemeriksaan PA sudah ada atau belum
- Apakah resume sudah dibuat ?
29
- Apakah diagnosis sudah ditulis ?
- Apakah penulisannya sesuai ICD-10?
- Apa perlu informed concent?
Apakah penandatangan informed concent sudah benar dan lengkap?
B. ANALISIS KUALITATIF
Analisis kualitatif yaitu suatu review yang ditujukan terhadap dokumen rekam medis
untuk mengidentifikasi tentang ketidak lengkapan dalam pengisian dokumen rekam medis, dalam
30
analisa kualitatif harus memerlukan pengetahuan tentang terminologi medis, anatomi dan
fisiologi, dasar-dasar ilmu penyakit, serta isi catatan medis.
Adapun tujuan dilakukan analisis kualitatif yaitu:
1. Agar rekam medis lengkap dan dapat digunakan bagi referensi pelayanan kesehatan,
melindungi minat hukum, sesuai dengan peraturan yang ada.
2. Menunjang informasi untuk aktifitas penjamin mutu quality assurance.
3. Membantu penetapan diagnosis dan prosedur pengkodean penyakit.
4. Bagi riset medis, studi administrasi dan penggantian biaya perawatan.
5. Komponen Analisis Kualitatif Administratif
Analisis kualitatif administratif (AKLA), menelaah kelengkapan 6 unsur administrarif perawatan
yaitu:
1. Kejelasan masalah dan kondisi/diagnosis
Adanya hubungan yang jelas antara informasi dari pasien dengan tindakan yang
dilakukan.
2. Masukan konsisten
Adanya hubungan antara data dalam rekam medis dengan informasi tentang kondisi
pasien.
3. Alasan pelayanan
Setiap pelayanan yang diberikan harus jelas alasan yang mendasarinya.
4. Informed consent, diberikan bila ada tindakan medis khusus yang memerlukan alternatif
lain dan jelaskan secara tertulis. Alternatif yang diambil ditandatangani pasien atau
keluarga.
5. Telaah rekaman, dilakukan untuk menjamin bahwa rekaman yang dihasilkan mempunyai
kondisi yang baik, meliputi:
a. Mutakhir
Informasi dalam rekam kesehatan dicatat segera, tidak ditunda hingga ke hari
berikutnya. Bila ada korespondensi medis untuk pihak luar dikerjakan dalam
waktu kurang dari 7 hari.
b. Tulisan terbaca
Dapat terbacanya masukan informasi berupa abjad dan angka yang ditulis dalam
rekam kesehatan.
31
c. Singkatan baku
Penggunaan peristilahan medis yang sudah disepakati dalam dunia kesehatan dan
atau di sarana pelayanan kesehatan.
d. Menghindari sindiran
Tulisan medis dalam rekam kesehatan tidak saling menjatuhkan sesama rekan.
e. Pengisian tidak senjang
Pencatatan dilakukan setiap pasien ke klinik tanpa adanya kekosongan meski
dalam keadaan darurat, sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
f. Tinta
Rekam kesehatan hanya menggunakan tinta warna biru atau hitam dalam
penulisan. Khusus untuk suhu, nadi, pernafasan (grafik) boleh menggunakan
warna merah atau hijau.
g. Catatan jelas
h. Kelengkapan informasi rekam kesehatan berdasarkan urutan kronologis sesuai
tahapan kunjungan dan pemberian pelayanan kesehatan, sehingga informasi medis
jelas dan mudah dipahami.
i. Informasi ganti rugi, misalnya Informasi penanggung biaya perawatan pasien.
BAHAN PRAKTIKUM
1. Dokumen Rekam Medis yang akan dianalisis
2. Lembar rekapitulasi hasil analisa kuantitatif, seperti dibawah ini :
1. Nomor RM
2. Nama
3. Jenis Kelamin
4. Tgl.lahir
5. Umur
32
6. Alamat
7. Pendidikan
8. Agama
9. Pendidikan
1 . Diagnosa sementara
2. Diagnosa Utama
3. Keadaan keluar
4. Tgl.masuk
5. Tgl. keluar
6. Jenis operasi
7. Laporan operasi
8. Laporan Anestesi
9. Informed Concent
10. •
C. AUTENTIKASI ( Tanda tangan dan nama terang )
B TB B TB
1 . Identifikasi
2. Diagnosis
3. Pembetulan kesalahan
33
BAB VIII
STATISTIK PELAYANAN KESEHATAN
Statistik dapat diartikan sebagai "angka" yaitu gambaran suatu keadaan yang dituangkan
dalam bentuk angka. Angka dapat diambil dari laporan, penelitian atau sumber catatan medis dan
masih banyak lagi pengertian dari statistik.
Guna Statistik :
Pengetahuan statistik penting untuk melakukan penelitian, baik ketika mendisain
penelitian, mengumpulkan data sampai menganalisanya sampai pada interpretasi dan presentasi.
Juga dengan pengetahuan statistik seseorang dapat membuat kesimpulan yang obyektif.
Tujuan :
- Untuk memperoleh informasi pasien yang mendapat pelayanan dirumah sakit selama 24
jam
- Untuk mendapatkan bahan pelaporan tentang kegiatan pelayanan pasien rumah sakit
35
Kunjungan Rawat Jalan
Cakupan pelayanan ADOA (Average Daily Outpatient
ADOA = JUMLAH KUNJUNGAN Attendance) adalah rata-rata
JML.HARI PELAYANAN kunjungan rawat jalan perhari
Rawat Inap
BOR = JML.HARI PERAWATAN X 100% Pemanfaatan tempat tidur BOR (Bed Occupancy Rate) adalah
JML.TT X HARI PERIODE TERTENTU 75% s/d 85% % jumlah tempat tidur terpakai
BTO = JML. PASIEN KELUAR H+M Efisiensi Penggunaan BTO (Bed Turn Over) adalah jumlah
JML. TEMPAT TIDUR Tempat Tidur 40 sd 50 pasien per TT dalam setahun
kali/tahun
TOI = (JML. TT X HARI PERIODE) - JML HP Efisiensi penggunaan tempat TOI (Turn Over Interval) adalah
JMLPASIEN KELUAR H+M tidur 1-3 hari jumlah rata2 TT kosong hingga
terisi lagi oleh pasien lain
AVLOS = JML.LAMA DIRAWAT Efisiensi dan mutu AVLOS (Average Length Of Stay)
JML.PASIEN KELUAR H+M Pelayanan 3 - 12hari adalah rata-rata lama dirawat pasien
GDR = JML. PASIEN MATI X 1000 Mutu pelayanan GDR (Gross Death Rate) adalah
JML. PASIEN KELUAR H+M <45 pasien /1000 angka kematian rawat inap
NDR = JML. PASIEN MATI > 48 JAM X1000 Mutu pelayanan NDR (Net Death Rate) adalah angka
JML.PASIEN KELUAR H + M < 25pasien /1000 kematian pasien < 48 jam dirawat
BAB IX
GRAFIK BARBER JOHNSON
Efisiensi pengelolaan Rumah Sakit secara garis besar dapat dilihat dari dua segi, yaitu se-
gi medis meninjau efisiensi dari sudut mutu pelayanan medis dan dari segi ekonomi meninjau
efisiensi dari sudut pendayagunaan sarana yang ada.
Barber Johnson menjelaskan bagaimana pemakaian empat parameter sebagai satu
indikator efisiensi Rumah Sakit. Empat parameter tersebut dibawah ini dapat digambarkan dalam
bentuk grafik :
a. Rata-rata lama rawat atau Length of stay atau mean duration of stay
b. Rata-rata waktu luang tempat tidur terisi atau turnover interval
c. Persentasi tempat tidur terisi atau percentage bed occupancy
d. Produktitas tempat tidur atau bed turnover atau throughput
Rumus-rumus :
1. BOR = O x (100/A)
2. LOS = O x (365/D)
3. TOI = (A-O) x (365/D)
4. BTO = D/A
Keterangan :
- O = rata-rata tempat tidur yang terisi (average of occupied beds)
- D = jumlah pasien yang keluar dalam keadaan hidup dan meninggal
- A = rata-rata tempat tidur yang siap pakai (average of available beds)
T = (A- 0) x 365 / D
(A - 1/2 A) x 365/ D
1
/2 A x 365/D
Jadi jika Average Occupied Beds (O) = 50%, maka Length of stay (L) sama dengan
turnover interval (T).
Dengan kata lain grafik percentage bed occupany rate = 50% adalah garis penghubung
antara titik (0,0) dan titik (1.1)
T = (A-O) x 365/D
(A-70/100 A) x 365/D
TxD = 30/100 Ax 365
100/30T x D = AX365
100/70 L x D = 100/30 TxD
3L = 7T
Jadi jika average occupied beds (O) = 70%, maka tiga kali Length of stay (L) sama
dengan tujuh kali turnover interval (T). Dengan kata lain grafik percentage bed
occupany rate = 70% adalah garis penghubung antara titik (0,0) dan titik (3,7)
BOR 70 % = dengan menghubungkan titik (0,0) dan (3,7)
37
jumlahnya
c. Rata-rata tenggang perputaran (TOI) tetap, AvLOS berkurang, BOR akan turun.
BAB X
RETENSI DAN PEMUSNAHAN
38
“Rekam medis pasien rawat inap di rumah sakit wajib disimpan sekurang-kurangnya
untuk jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung dari tanggal pasien berobat atau
dipulangkan (PerMenKes, RI. 2008)”.
Pengertian Pemindahan : Kegiatan memindahkan arsip inaktif dari central file yang terdapat di
unit kerja ke pusat arsip.
39
Artinya suatu proses kegiatan penghancuran secara fisik berkas rekam medis yang telah berakhir
fungsi dan nilai gunanya. Penghancuran harus dilaksanakan secara total dengan cara membakar
habis, mencacah atau daur ulang sehingga tidak dapat lagi dikenali isi maupun bentuknya.
b. Kasus Khusus
- Kasus Kriminal: Perkosaan, pembunuhan, dsb.
- Pasien orang asing
- Operasi plastik
- PenyakitJiwa
- Sterilisasi
40
DAFTAR PERTELAAN REKAM MEDIS YANG DAPAT DIMUSNAHKAN
No No Register No Nama Diagnosis Dirawat Tahun Keterangan
Urut Rekam Akhir Kunjungan
Medis Masuk Keluar Terakhir
1
2
dst
41