DISERTASI
MARNI
NIM K013191017
HALAMAN PENGAJUAN
Disertasi
Program Studi
MARNI
NIM K013191017
Kepada
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat, rahmat dan bimbingan-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan
disertasi dengan judul “Strategi Komunikasi Kultural Dalam Upaya
Pencegahan Stunting Di Daerah Lahan Kering Kabupaten Kupang Provinsi
Nusa Tenggara Timur,” sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan
Program Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat Sekolah Pascasarjana Universitas
Hasanuddin.
Penulis menyadari bahwa dalam proses mengikuti pendidikan dan
penyusunan disertasi tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak yang telah
memberikan masukan sangat berarti. Dukungan dan masukan tersebut
membuat saya dapat menyusun disertasi ini dengan baik.
Pada kesempatan ini, perkenankan penulis menghaturkan terima kasih yang
tulus dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc., selaku Rektor, yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di
Universitas Hasanuddin.
2. Bapak Dr. drh. Maxs U.E. Sanam, M.Sc., selaku Rektor Universitas Nusa
Cendana, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melanjutkan
Studi Program Doktor.
3. Bapak Prof. Dr. Sukri Palutturi, SKM., M.Kes., M.Sc. PH. Ph.D selaku
Dekan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis melanjutkan
studi Program Pascasarjana di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
hasanuddin.
4. Bapak Prof. Apris A. Adu, S.Pt, M.Kes Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Nusa Cendana Kupang, yang telah memberikan
izin tugas belajar untuk melanjutkan Studi Program Doktor.
5. Bapak Prof. Dr. Ridwan Amiruddin, SKM., M.Kes., M.Sc.PH, selaku Ketua
Program Studi S3 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin,
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis melanjutkan studi
Program Pascasarjana di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Hasanuddin.
6. Bapak Prof. Dr. drg. Andi Zulkifli, M.Kes., selaku Promotor, Bapak Dr.
Ridwan Mochtar Thaha, MSc., Ibu Dr. Healthy Hidayanty, SKM., M.Kes.,
selaku Co-Promotor yang selalu meluangkan waktu, tulus dan ikhlas
memberikan arahan, bimbingan, perhatian, motivasi kepada penulis mulai
dari pengembangan topik hingga penulisan disertasi ini.
7. Bapak Prof. Dr. Aloysius Liliweri, M.S., selaku penilai eksternal, Bapak
Prof. Dr. H. Amran Razak, SE, M.Sc., Prof. Dr. Drs. Stang, M.Kes., Prof.
Dr. dr. Muhammad Syafar, MS selaku penilai internal yang telah banyak
vi
Penulis,
vii
viii
ix
DAFTAR ISI
1. Sikap……………………………………………………………………. 174
2. Keyakinan Diri…………………………………………………………. 177
C. Niat Ibu Terhadap Upaya Pencegahan Stunting pada Anak………… 183
D. Praktik Pola Asuh Terkait Upaya Pencegahan Stunting Pada
Anak……………………………………………………………………...... 186
E. Peran Sosial Budaya Terhadap Kejadian Stunting pada Anak……… 199
F. Implikasi Penelitian…………………………………………………….…. 207
G. Keterbatasan Penelitian………………………………………………….. 207
H. Novelty……………………………………………………………………… 207
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI …………………………….. 209
A. Kesimpulan……………………………………………………………....... 209
I. Kesimpulan Tahap 1………………………………………………….. 209
II. Kesimpulan Tahap 2………………………………………………….. 210
III. Kesimpulan Tahap 3………………………………………………….. 210
B. Rekomendasi……………………………………………………………… 211
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 212
LAMPIRAN – LAMPIRAN…………………………………………………….. 221
xii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR ISTILAH
HAZ : Z-Score
Unicef : United Nations International Children’s Emergency Fund
WHO : World health organization
NTT : Nusa Tenggara Timur
SSGBI : Studi Status Gizi Balita Terintegrasi
SSGI : Survei status gizi indonesi
BPS : Badan Pusat Statistik
P2PTM : Pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular
1000 HPK : 1000 hari pertama kehidupan
I-Change Model : Integrated change model
Stunted : Balita pendek
Saverely Stunted : Sangat pendek
PB/U : Panjang badan per umur
TB/U : Tinggi badan per umur
MGRS : Multi centre growth reference study
Catch up growth : Tumbuh kejar
IUGR : Intrauterine growth restriction
WASH : Water, sanitation and hygiene
ASI : Air susu ibu
ISPA : Infeksi saluran pernafasan akut
SQ-LNS : Suplemen nutrisi berbasis lipid
TRA : Theory of reasoned action
TPB : Theory of planned behavior
PRECEDE : Predisposing, reinforcing, enabling, constructs in
educational/ecological diagnosis evaluation
PROCEED : Policy, regulatory, organizational, constructsin, education,
environmental development
MES : Model ekologi sosial
RT : Rukun tetangga
RW : Rukun warga
KPM : Kader pembangunan manusia
MCH-ECD : Early childhood growth and development
CF : Complementary feeding
RAP : Rapid assessment procedures
Covid-19 : Corona virus disease 2019
FGD : Fokus group discussion
KIA : Kesehatan ibu Anak
STBM : Sanitasi total berbasis masyarakat
PAUD : Pendidikan anak usia dini
SPSS : Statistikal Package for the Social Sciens
Toga : Tokoh Agama
Toma : Tokoh Masyarakat
Kemenkes : Kementerian Kesehatan
Naketi : Pengakuan dosa/mengakui kesalahan
SD : Standar deviasi
Tatobi : Kompres Air Panas
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada Tahun 2020 terdapat 149,2 juta anak di bawah usia 5 tahun
(yaitu lebih dari dua standar deviasi di bawah median populasi) (Unicef,
2021).
anak di antara umur <5 tahun (Black RE et al., 2013) and (García Cruz et al.,
2017), dan kasus kematian ini telah digambarkan sebagai 'puncak gunung es'
Secara global, jumlah anak yang menderita stunting lebih banyak yang
Negara bagian Asia memiliki jumlah anak dibawah lima tahun yang
2
hanya terdapat 41% (Unicef, 2021). Beban stunting dari 36 Negara yaitu 90%.
dalam kandungan dan anak usia dini. Anak-anak yang menderita stunting
Data dari WHO (World Health Organization), Unicef, dan World Bank
Group dalam mapping masalah kesehatan anak di bawah lima tahun pada
tinggi jumlah anak yang mengalami stunting yaitu ≥ 30% (Unicef, 2021).
Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018 sebesar 30,8%. (SSGI, 2021) dan balita
yang berstatus normal terjadi peningkatan dari 48,6% tahun 2013, menjadi
3
angka tersebut masih jauh dari target WHO yaitu 20%. Dalam artian bahwa,
Indonesia masih termasuk dalam kategori angka stunting tertinggi yaitu 25%
(UNICEF, 2019).
prevalensi stunting pada anak yaitu 37,8% (SSGI, 2021). Dari keseluruhan
prevalensi stunting cukup tinggi yaitu 33,9% dari 8.859 balita pada tahun
Timur sebesar 27,2% atau sebanyak 1.015 balita yang mengalami stunting.
Timur dikenal sebagai daerah lahan kering (BPS, 2018). Lahan kering adalah
suatu hamparan lahan yang tidak pernah digenangi atau tergenang air pada
semi-arid, dengan periode hujan yang berlangsung 3-4 bulan dan periode
kering 8-9 bulan. Kondisi iklim demikian men determinasi pola pertanian
dari pengaruh iklim global yang dimaksud antara lain adalah waktu on set
dan off set musim hujan yang sulit diprediksi dan fenomena kondisi musim
kemarau dan musim hujan yang ekstrim. Akibatnya adalah antara lain:
kekeringan, gagal tanam, gagal panen, banjir dan gangguan hama dan
dilakukan oleh PIKUL (Matheus, 2017) menunjukkan kondisi iklim yang tidak
terjadinya gagal panen bagi petani dan ketidak cukupan pangan keluarga.
Kab. Kupang yang berada dalam wilayah Nusa Tenggara tergolong sangat
rawan pangan sebesar 14,5% yaitu pemenuhan energi kurang dari 70%
kebutuhan yang dianjurkan untuk hidup sehat (Sitti, 2015). Tentunya kondisi
perkembangan fisik dan otak. Ada banyak bukti bahwa gizi buruk akibat
menyebabkan gizi buruk berupa sunting (Vella et al., 1992). Hal Ini sering
and D’Souza, 1986) (Vella et al., 1992) (Rahman et al., 1997) (Ricci J. A
besar penyebab stunting pada anak, yaitu faktor keluarga dan rumah tangga,
infeksi (World Health Organization, 2013). Rendahnya asupan gizi pada 1000
hari pertama kehidupan, yakni sejak janin hingga bayi umur dua tahun,
Kemenkes RI, 2018). Faktor keluarga seperti pengetahuan ibu, pola asuh
Pendidikan ibu juga dikaitkan dengan stunting (Janevic T et al., 2010). Ibu
6
dengan tingkat pendidikan < SMP memiliki risiko 1,56 kali memiliki anak
terhadap pola asuh dan pemberian makanan pada anak. Budaya berupa
kurangnya asupan nutrisi di masa tumbuh kembang anak (Faith and Kerns
2018).
Provinsi Nusa Tenggara Timur, 2020). Namun, upaya tersebut belum dapat
untuk mencegah terjadinya stunting pada anak. Terlebih lagi dengan adanya
berjalan dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan sebuah strategi komunikasi
langsung kesadaran para ibu untuk mencegah terjadinya stunting pada anak.
(komunikasi) yang penting tapi tidak urgent (membutuhkan proses dan waktu
2020).
daerah yang masih memegang teguh adat istiadat dan kepercayaan leluhur,
tokoh agama yang secara aktif menyampaikan informasi gizi di mimbar dan
masyarakat untuk mengadopsi gaya hidup sehat (H and Mitchell, 2013). Oleh
karena itu dibutuhkan pelatihan dan media yang dapat membantu mereka
2019).
jelas bahwa perubahan perilaku dapat terjadi dengan adanya faktor informasi
kesadaran motivasi, niat dan praktik perilaku positif (Vries HD et al., 2003).
Sama halnya penelitian yang dilakukan oleh (Nierkens et al., 2005) dengan
berupa sikap, pengaruh sosial dan keyakinan diri yang diidentifikasi dalam
teori kognisi sosial di replikasi pada penelitian tersebut (Nierkens et al., 2005)
kultural. Oleh karena itu, dalam penelitian ini digunakan teori I-Change Model
kesadaran, motivasi, niat, dan praktik ibu yang kurang tepat dalam
yaitu:
dan praktik ibu dalam upaya pencegahan stunting di daerah lahan kering
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum
Tujuan Khusus
Kabupaten Kupang.
niat dan praktik pola asuh dan pemberian makan pada anak dalam
Kabupaten Kupang.
D. Manfaat Penelitian
1) Manfaat Ilmiah
2) Manfaat Praktis
13
pencegahan stunting.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Stunting
1. Pengertian Stunting
terlalu rendah. Stunting atau terlalu pendek berdasarkan umur adalah tinggi
badan yang berada di bawah minus dua standar deviasi (<-2SD) dari tabel
status gizi WHO child growth standard. Stunting adalah kondisi gagal
tumbuh pada anak balita (bayi dibawah lima tahun) akibat dari` kekurangan
gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi
terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir.
Akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun.
balita dengan panjang badan (PB/U) atau tinggi badan (TB/U) menurut
dicapai pada pra dan pasca persalinan dengan indikasi kekurangan gizi
jangka panjang, akibat dari gizi yang tidak memadai dan atau kesehatan.
potensi genetik sebagai akibat dari pola makan yang buruk dan penyakit
(ACC/SCN, 2000).
Stunting yang telah tejadi bila tidak diimbangi dengan catch-up growth
162 juta balita pendek pada tahun 2012, jika tren berlanjut tanpa upaya
Sebanyak 56% anak pendek hidup di Asia dan 36% di Afrika (Madiba,
Consequences
Stunted Growth and Development
Causes
Household and Familiy Factors Inadequate Complementary Feeding Breastfeedin Infection
g
Material Factors Home Environment Foor Quality Foods Inadequate Practices Food and Water Inadequate Practices Clinical and Nonclinical
Poor nutrition during Inadequate child Poor micronutrient Infrequent feeding Safety Delayed inisiation Infection
pre-conception, stimulation and activity quality Inadequate feeding Contaminated Non-exclusive Enteric infection
pregnancy and lactation Poor care practices Low dietary diversity during and after food and water breastfeeding Diarrhoeal disease,
Short maternal stature Inadequate sanitation and intake of ilness Poor hygiene Early cessation of environmental
Infection and water supply animal- source Thin foods practices breastfeeding enteropathy,
Food insecurity foods consistency Unsafe storage helminths
Adolescent pregnancy
Anti-nutrient content and preparation Respiratory infection
Mental health Inappropriate intra- Feeding insufficient
of foods Malaria
IUGR and preterm birth household food Low energy content quantities
Reduced appetite doe
Short birth spacing allocation of complementary Non-responsive
to infection
Hypertention Low caregiver education foods feeding implammation
Context
Comunity and Societal factors
Political Economy Health and Healthcare Education Society and Culture Agriculture and Food Water Sanitation and
Food prices and trade policy Acces to healthcare Acces to quality education Beliefs and norms System Environment
Marketing regulations Qualified healthcare Qualified teachers Social support networks Food production and Water and sanitation
Political stability providers Qualified health educators Child caregivers (parental processing infrastructure and services
Powerty, income and wealth Availability of supplies Infrastructure (schools and and non-parental) Availability of Population density
Financial services Infrastructure training institutions) Women’s status micronutrient-rich foods Climate change
Employment and livelihoods Healthcare systems and Food safety and quality Urbanization
policies Natural and manmade disasters
Gambar 2.1. WHO conceptual framework on Childhood Stunting: Context, Causes, and Consequences, with an emphasis on
complementary feeding (Stewart, 2013)
17
yang dibagi menjadi 4 kategori besar yaitu faktor keluarga dan rumah
tinggi badan ibu yang rendah, infeksi, kehamilan pada usia remaja,
anak menjadi stunting (He and Bishwajit, 2018). Kondisi sanitasi dan
et al., 2018).
cenderung memiliki anak yang gizi nya kurang baik, serta kualitas
pemberian Air Susu Ibu (ASI) yang salah bisa karena inisiasi yang
ada dalam kolostrum ASI (dalam jumlah yang lebih sedikit), akan
dapat mencegah kematian bayi dan infant yang lebih besar dengan
mereduksi risiko penyakit infeksi, hal ini karena (WHO, 2010): 1).
proteksi aktif dan pasif terhadap berbagai jenis pathogen. 2). ASI
dan niat pemberian air susu dan durasi pemberian ASI eksklusif
masalah penting dan utama pada anak dibawah usia tiga tahun di
lainnya seperti anak cacat dan berat badan kurang (Milton et al.,
2018).
d. Faktor Infeksi
inflamasi (Atsu, Guure and Laar, 2017). Infeksi adalah invasi (masuk
inflamasi.
yang normal karena kejadian penyakit lain, seperti infeksi akut atau
3. Dampak Stunting
dua yang terdiri dari jangka pendek dan jangka panjang. Dampak
Salah satu konsekuensi utama dari ukuran tubuh dewasa anak yang
Prevention Program in Ntchisi, berusia 6 hingga 23 bulan. bahwa kualitas makanan kurang penting
Malawi untuk diperhatikan.
5 (Akombi BJ et Child malnutrition in sub- Sampel penelitian Studi ini memberikan meta Cross sectional Intervensi nutrisi yang tepat perlu
al., 2017) Saharan Africa: A meta- diambil dari survey analisis tentang prevalensi study diprioritaskan di Afrika Timur dan Afrika
analysis of demographic and demografi dan indikator malnutrisi (stunting, Barat jika Afrika sub-Sahara ingin
health surveys (2006-2016) kesehatan terbaru wasting dan underweight) memenuhi nutrisi global WHO target
(2006-2016 dari 32 dalam empat sub-wilayah peningkatan nutrisi ibu, bayi dan anak di
negara di sub sahara Afrika sub-Sahara. tahun 2025 dan mengurangi jumlah
afrika (n=5.000-30.000 stunting pada anak.
rumah tangga)
6 Daily consumption of growing- Sampel pada Penelitian ini bertujuan untuk Cross sectional Konsumsi 300 ml GUM setiap hari dapat
(Sjarif, Yuliarti up milk is associated with less penelitian ini mengevaluasi hubungan study dipertimbangkan untuk mencegah stunting
and Iskandar, stunting among Indonesian sebanyak 172, terdiri antara konsumsi sumber pada balita. Produk daging merah (sosis,
2019) toddlers dari 41 stunted (skor z protein hewani dan stunting nugget, dan bakso), yang biasa
tinggi badan untuk pada balita dikonsumsi karena kepraktisan nya, tidak
usia kurang dari -2) dapat dianggap sebagai sumber protein
dan 131 anak normal. hewani yang signifikan karena variasi
kandungan gizi nya yang luas.
7 Effect of community-based Sampel pada Untuk menilai keberhasilan Cohort Study Program tambahan makanan selama10
(Pulungan and food supplementation on penelitian ini adalah program suplementasi bulan untuk anak-anak balita di Distrik
Mirasanti, 2017) improving growth of anak-anak di bawah makanan berbasis Paruga tidak berhasil meningkatkan berat
underweight children under usia lima tahun yang masyarakat dalam badan dan tinggi badan.
five years of age in West Nusa beratnya di bawah meningkatkan pertumbuhan
Tenggara. garis merah, menurut anak-anak di Nusa Tenggara
kurva KMS pada Barat.
Januari 2012 (n=25)
8 (Sultana, Correlates of stunting among Sampel pada Penelitian ini bertujuan untuk Jenis penelitian Pemerintah dan organisasi non-
Rahman and under-five children in penelitian ini sebanyak menentukan prevalensi dan analisis deskriptif pemerintah harus menghasilkan program
Akter, 2019) Bangladesh: a multilevel 6965 anak usia 0-59 mengidentifikasi faktor risiko dan analisis yang efektif untuk menyadarkan wanita
approach bulan. terkait kekurangan gizi anak regresi linear usia reproduksi tentang efek buruk dari
di Bangladesh menggunakan berganda interval stunting, dan untuk mengetahui
model regresi logistik multilevel dengan orang tua tentang tinggi dan berat badan
bertingkat pada data dari struktur data standar sesuai dengan usia dan jenis
Bangladesh Demographic cluster. kelamin anak.
and Health Survey(BDHS)
26
9 Underweight, Stunting and Populasi penelitian penelitian ini ingin bertujuan Cross sectional Hasil penelitian menunjukkan perlunya
(Mgongo et al., Wasting among Children in terdiri dari keluarga prevalensi dan faktor risiko study pendekatan multi-sektoral untuk
2017) Kilimanjaro Region, Tanzania; dengan anak-anak yang terkait dengan memperbaiki gizi buruk pada anak di
a Population-Based Cross- (usia 0–36 bulan) di kekurangan berat badan, bawah usia dua tahun. Perlunya
Sectional Study enam distrik di stunting dan wasting di memperbaiki pendidikan ibu dan status
Kilimanjaro. Setelah antara anak-anak berusia 0- sosial ekonomi perempuan. Ini mungkin
dilakukan sampling 24 bulan di enam distrik di bermanfaat untuk mengurangi masalah
maka di dapatkan 50 wilayah Kilimanjaro, kekurangan gizi pada anak.
anak yang akan Tanzania utara.
diteliti.
10 (Milton et al., Assessment of Nutritional Penelitian ini Untuk mengetahui apakah Cohort study Tingkat kekurangan gizi di Bangladesh
2018) Status of Infants Living in mengikuti status gizi terdapat hubungan antara adalah yang tertinggi di dunia, pada
Arsenic-Contaminated Areas dari 120 bayi sejak paparan arsenic pada ibu penelitian ini tidak ditemukan hubungan
in Bangladesh and Its lahir hingga usia 9 dengan anaknya. antara paparan arsenik ibu atau bayi
Association with Arsenic bulan di daerah yang terhadap stunting pada bayi. Satu studi
Exposure terkontaminasi arsenik Bangladesh melaporkan hubungan yang
di Bangladesh. lemah antara paparan arsenik ibu dan
cacat lahir, tetapi tidak dengan stunting
dan kekurangan berat badan di antara
anak-anak.
11 (Aguayo et al., Infant and young child feeding Sampel menggunakan Survei ini bertujuan untuk Metode penelitian Dalam analisis ini, praktik IYCF yang
2018) (IYCF) practices and hasil survey nutritional mengetahui gambaran yang digunakan relatif lebih baik yang mungkin
nutritional status in Bhutan. survey data 2015. pemberian makan bayi dan yaitu kuantitatif berkontribusi dan dianggap sebagai
Pengambilan sampel anak kecil dan status gizi di dengan cross "model" profil risiko gizi untuk wilayah
dengan menggunakan Bhutan. sectional study. Asia Selatan. Namun, masih memerlukan
strategi multilevel beberapa perbaikan dapat terus
(n=441) mempromosikan praktik-praktik yang
dapat memastikan kecukupan pola makan
untuk anak-anak di bawah dua tahun.
Fokus utama pada penelitian adalah
pemberian ASI eksklusif dalam 6 bulan
pertama kehidupan.
12 (Sánchez- An Educational Intervention to Sampel pada penelitian Tujuan penelitian ini untuk A quasi- Iintervensi kepada ibu tentang
Encalada, Mothers Improved the ini yaitu anak berusia 1- mengetahui apakah intervensi experimental peningkatan gizi anak menghasilkan nilai
Talavera-Torres Nutritional Status of Mexican 5 tahun, kepada ibu dapat study. yang positif, sehingga terjadi peningkatan
and Wong- Children Younger Than 5 meningkatkan status gizi anak pengetahuan ibu dan berpengaruh pada
Chew, 2019) Years Old With Mild to atau tidak. status gizi anak.
Moderate Malnutrition.
27
B. Konsep Perilaku
1. Pengertian Perilaku
aktivitas dari pada manusia itu sendiri, perilaku juga adalah apa yang
(Skinner, 1938).
2. Bentuk-Bentuk Perilaku
(Skinner, 1938):
lain.
a. Pengetahuan (kognitif)
1) Tahu (Know)
2) Memahami (Comprehension)
sebagainya.
3) Aplikasi (Application)
4) Analisis (Analysis)
5) Sintesis (Synthesis)
6) Evaluasi (Evaluation)
b. Sikap
atau perilaku.
atau stimulus.
pertimbangan-pertimbangan individu.
c. Tindakan (psikomotor)
1) Persepsi (Perception)
pertama.
kedua.
3) Mekanisme (Mechanisme)
4) Adaptasi (Adaptation)
masyarakat.
proses tersebut tidak selalu seperti teori di atas, bahkan di dalam praktik
dibentuk
2005) (JO and WF, 1997)). Fase perubahan perilaku pada I-Change
persepsi risiko dari orang tentang perilaku sendiri (tidak semua orang
juga diperlukan.
adat pemberian makanan untuk bayi atau anak), dan informasi faktor
dibaca.
2002).
a. Media Televisi
b. Media Internet
kesehatan.
c. Media Cetak
siapapun. Efek atau media informasi adalah bukan pada apa yang
Pencegahan Stunting
Ekologi Sosial (MES), yaitu sebuah kerangka kerja berbasis teori untuk
dan lain-lain.
melakukan perubahan.
4. Aksi atau tindakan, pada tahap ini individu atau masyarakat mulai
sehari-hari.
untuk mengambil keputusan yang baik atau positif (Null et al., 2018).
sosial dan perilaku kepada pengasuh atau orang tua anak. Hasil
khusus gizi pada indikator terpilih status gizi, dimana didapatkan hasil
yang terlibat aktif dalam promosi ASI eksklusif dan memulai menyusui
49
dalam satu jam pertama setelah lahir, kemudian perilaku ibu dalam
signifikan.
Indonesia.
nasional
(gizi ibu).
namun dapat disesuaikan dengan konteks dan cara yang lebih efektif di
tingkat lokal. Pesan kunci ini dibuat berbasis fakta, menyasar kelompok
peneliti lain dan mendapatkan hasil yang positif seperti penelitian yang
al., 2015)
54
2006).
Gambar 2.5.
system yaitu: pertama adalah inti elemen yang terdiri dari sejarah,
sebagai daerah aktifitas yang terdiri dari aturan, adat, dan system
dari institusi ekonomi, keluarga, politik, Kesehatan dan agama. Hal ini
komunikasi, karena dasar dari komunikasi itu sendiri adalah budaya yang
dalam masyarakat,
sistem sosial.
dalam kesadaran dan adopsi perilaku dengan cepat menjadi perilaku yang
Kebijakan
(Nasional, Advokasi
Kabupaten/Kota, Desa)
Organisasi (Organisasi
dan Institusi Sosial) Mobilisasi Sosial
Masyarakat
(Hubungan Antar
Organisasi/Komunikasi) Perubahan Komunikasi
Interpersonal Sosial
(Keluarga, Teman
dan Kelompok
Sosial) Komunikasi Perubahan
Perilaku & Komunikasi
Perubahan Sosial
Individu
(Pengetahuan,
Sikap dan Komunikasi Perubahan Perilaku
Perilaku)
kepada bayi dan anak kecil” karena ini akan sejalan dengan praktik
gizi disela-sela ibadah memiliki kontribusi dalam pencapaian gizi yang baik
dalam mengadvokasi kesehatan dan gizi yang lebih baik (Abiyinza Sonia
Bwekembe, 2019).
anak dalam kurun waktu 2 tahun (Kim, Kim and Kang, 2019).
terdapat tiga kegunaan utamanya seperti dapat memahami budaya sendiri dan
orang lain, komunikasi yang dilakukan bersifat terbuka dan sensitive dan strategi
baik terkait manajemen diri untuk menjaga diri dari penyakit kronik yang
3 (Hoddinott et Behavior Change Menganalisis data Untuk menguji Desain Hasil penelitian menunjukkan Diperlukan
al., 2017) Communication Activities dari 300 ibu yang dampak pada study bahwa peserta juga dapat penelitian lebih
Improve Infant And Young berpartisipasi pengetahuan gizi Kuantitatif memperoleh manfaat dari lanjut dan kebih
Child Nutrition Knowledge dalam intervensi bayi dan anak kecil intervensi BCC. Implikasi terkait terperinci terkait
And Practice Of Neighboring BCC gizi. Sampel dan praktik ibu yang efektivitas biaya BCC gizi juga intervensi BCC.
Nonparticipants In A Cluster- 900 rumah tangga bertetangga dengan dapat diperbaiki setelah
Randomized Trial In Rural diundang untuk ibu yang melakukan penelitian.
Bangladesh berpartisipasi berpartisipasi dalam
dalam studi ini, 450 intervensi
di Utara dan 450 di Komunikasi
Selatan. Perubahan Perilaku
(BCC) gizi di
pedesaan
Bangladesh
4 (Null et al., Effects of water quality, Sampel pada Untuk menilai apakah Cluster Perubahan perilaku dengan Intervensi terkait
2018) sanitation, handwashing, and penelitian ini intervensi air, sanitasi, Randomised melakukan intervensi terkait sistem faktor penyebab
nutritional interventions on adalah Desa-desa cuci tangan, dan Trial pengelolaan air, peningkatan stunting perlu lebih
diarrhoea and child growth in yang sebagian nutrisi mengurangi sanitasi rumah tangga dapat ditingkatkan lagi dan
rural Kenya: a cluster- besar penduduk diare atau mengurangi diare dan stunting kegiatan lain yang
randomised controlled trial mengandalkan memperbaiki pada anak bahkan tingkat harus diperhatikan
sumber air pertumbuhann kepatuhan anak menjadi tinggi adalah metode
komunal, memiliki (stunting) untuk melakukan kegiatan lainnya komunikasi
sanitasi yang perubahan perilaku
buruk Peserta di daerah Kenya.
diidentifikasi
melalui sensus
lengkap desa yang
memenuhi syarat.
5 (Danaei et al., Risk Factors for Childhood Sampel dalam Tujuan penelitian ini Survei Fetal growth restriction (FGR) dan Untuk Mengurangi
2016) Stunting in 137 Developing penelitian yaitu adalah untuk berbasis sanitasi yang tidak ditingkatkan beban stunting
Countries: A Comparative jumlah kasus mengetahui faktor populasi adalah faktor risiko utama untuk membutuhkan
Risk Assessment Analysis at stunting yaitu yang berhubungan (Cross terhambat di negara berkembang. perubahan
Global, Regional, and anak-anak berusia dengan stunting di Sectional) paradigma dari
Country Levels 24-35 bulan risiko Negara berkembang. intervensi yang
di 137 negara hanya berfokus
berkembang pada anak-anak dan
bayi ke yang
menjangkau ibu dan
63
keluarga dan
meningkatkan
lingkungan hidup
dan gizi mereka.
6 (Nu and Collaborating With Alaska Sampel dalam Tujuan penelitian Penelitian Perubahan perilaku dan interaksi Mengadakan
Bersamin, Native Communities to penelitian adalah untuk merancang kualitatif sesama (komunikasi kultural) kelompok budaya
2017) Design a Cultural Food kelompok budaya intervensi nutrisi memiliki hubungan yang signifikan secara terpisah
Intervention to Address Yup’ik yang multilevel yang dengan intervensi lokal makanan berdasarkan
Nutrition Transition memiliki riwayat menghubungkan untuk memperbaiki gizi. kelompok kerja
pendidikan komunitas Yup’ik untuk memberikan
perguruan tinggi terpencil di Alaska perasaan yang
yang akan diangkat Barat. nyaman bagi
menjadi peserta sehingga
coordinator. informasi yang
Terdapat 10 diberikan dapat
kelompok kerja. tersampaikan secara
optimal.
7 (Hong, 2018) Gendered Cultural Identities: Sampel sebanyak Tujuan penelitian Penelitian Penelitian menunjukkan bahwa Melihat itu, maka
The Influences of Family and 317 (47,7%) untuk menyelidiki menggunak norma subjektif partisipan, stigma, perlunya
Privacy Boundaries, Amerika, 169 pengarah komunikasi an metode keyakinan dan batasan penambahan
Subjective Norms, and Stigma (25,5%) Korea, budaya terhadap Regresi keluarga/privasi dirasakan secara pendekatan
Beliefs on Family Health dan 178 (26,8%) norma riwayat positif terkait dengan komunikasi (komunikasi) tentang
History Communication Cina. Sebanyak kesehatan keluarga di riwayat kesehatan keluarga. peran sistem keluar,
360 (54,2%) Budaya Amerika, Hasil menunjukkan bahwa dalam norma subjektif dan
perempuan dan Cina, dan korea identifikasi interaksi budaya keyakinan stigma
304 (45,8%) Laki- (komunikasi) memiliki batasan- dalam komunikasi
laki. batasan/privasi yang sulit untuk survey kesehatan
diubah. keluarga.
8 (Wilner et al., Effective delivery of social and Sampel dalam Tujuan dalam Penelitian Hasil penelitian menunjukkan Diperlukan
2017). behavior change penelitian yaitu penelitian ini yaitu cross- bahwa berdasarkan aanalisis koordinasi yang
communication through a anak berusia 6-59 untuk melakukan sectional aliran SBCC dan pertukaran lebih baik antara
Care Group model in a bulan intervensi terhadap informasi menunjukkan bahwa petugas kesehatan
supplementary feeding pemberian makanan 100% pengasuh melaporkan dan kelompok
program tambahan dan minyak tentang jumlah minyak dan CSB perawatan sehingga
pada anak melalui yang akan digunakan saat tidak terjadi tumpang
model care group menyiapkan bubur. tindi informasi
diantara keduanya.
64
9 (Abiyinza The Contribution Of Religious Sampel sebanyak Tujuan penelitian Penelitian Advokasi yang dilakukan tokoh Para calon
Sonia Leaders Towards Nutrition 24 peserta yang yaitu untuk menilai kualitatif agama diatas mimbar disela-sela pemimpin atau tokoh
Bwekembe, Advocacy In Semi-Urban And dipilih secara kontribusi para ibadah memiliki dampak besar agama harus tetap
2019) Urban Communities In acak. pemimpin agama bagi masyarakat karena dapat melaksanakan
Kampala District: dalam advokasi gizi di meningkatkan pengetahuan program advokasi
komunitas mereka tentang gizi. gizi sehat sehingga
dan Negara secara diperlukannya
umum. pelatihan dan
kerjasama antara
tokoh agama dan
pemerintah
10 (Perry et al., Care Groups I: An Innovative Sampel dalam Tujuan penelitian Penelitian Model care group merupakan Untuk menjadi
2015) Community-Based Strategy penelitian diambil untuk meningkatkan kualitatif inovasi yang berkembang pesat di seorang kelompok
for Improving Maternal, dari hasil kesehatan ibu, beberapa Negara. Kelompok perawatan
Neonatal, and Child Health in penelitian di 28 neonatal dan anak keperawatan banyak diperlukan pelatihan
Resource-Constrained negara. melalui strategi diimplementasikan untuk yang cukup dan
Settings berbasis komunikasi intervensi kesehatan maternal, komitmen yang
dengan membentuk neonatal dan intervensi kesehatan tinggi agar tujuan
kelompok perawatan. gizi anak karena telah banyak kesehatan dapat
berhasil. tercapai sesuai
dengan keinginan.
65
teori tersebut terdapat faktor sosial budaya dan faktor informasi yang
Peneliti, Negara Judul Tahun Sampel Teori yang di Bentuk Intervensi Desain Penelitian Hasil
Gunakan
(Huver RME, Are anti-smoking 2006 Siswa-siswi I-Change Model Pelatihan anti- Regresi logistik dilakukan Hubungan antara praktek dan
Engels RCME and parenting SMA merokok secara cross-sectional kognisi kebanyakan signifikan.
Vries Hd, 2006) practices related pada dua titik waktu Sementara beberapa praktek
to untuk membandingkan dikaitkan dengan kurang
adolescent model merokok (komunikasi tentang
smoking anak-anak ketika pada risiko kesehatan dari merokok,
cognitions and usia yang berbeda, serta risiko kesehatan pernapasan,
behavior? secara longitudinal, di kualitas adiktif merokok dan
mana variabel T1 perhatian untuk merokok di
digunakan untuk sekolah), yang terkait dengan
memprediksi T2 peningkatan peluang merokok
(imbalan untuk tidak merokok,
frekuensi komunikasi tentang
merokok, komunikasi tentang
diperbolehkan untuk merokok,
harga rokok dan teman-teman
yang merokok).
(Nierkens et al., Beliefs of Turkish 2005 Masyarakat I-Change Model Mengisi Kuesioner Kuantitatif Hasil menunjukkan bahwa
2005) and Moroccan Turki dan berbeda dengan dengan
immigrants in Maroko perokok, mantan perokok
The Netherlands yang merasakan lebih sedikit
about smoking berusia keuntungan dari merokok dan
cessation: 35–54 lebih banyak keuntungan dari
implications for berhenti% dari varian yang di
prevention amati.
(Elfeddali I et al., The role of self- 2012 121 I-Change Model Menggunakan Quasi-Experimental Relaps yang terjadi pada
2012) efficacy, recovery Perokok kuesioner melalui perokok yang telah berhenti
self-efficacy, and Dewasa internet 2 minggu disebabkan rendahnya self
preparatory sebelum berhenti dan efficacy.
planning in 1 dan 3 bulan setelah
predicting short- berhenti
term smoking
relapse
68
(Hilberlink SR et Characteristics of 2006 633 I-Change Model Melalui pengisian Cross-Sectional Study Perokok pada tahap
al., 2006) patients with Perokok kuesioner precontemplation terkait
COPD in three dengan keuntungan yang dirasakan
motivational COPD dari secara signifikan lebih sedikit
stages related to 67 tempat berhenti merokok. Seseorang
smoking praktek yang memiliki rencana untuk
cessation umum berhenti merokok secara
signifikan lebih tinggi
kemungkinannya untuk
berhenti. Perokok pada tahap
contemplating berhenti
merokok dan mempersiapkan
pengembangan rencana untuk
mengubah niat ke dalam
sebuah tindakan berhenti
merokok.
(Vries, 2017) An Integrated 2017 I-Change Model Literature Review Integrasi lebih dari sekadar
Approach for menggabungkan teori.
Understanding Menggabungkan teori
Health Behavior; menyiratkan penggunaan
The I-Change model aditif sederhana.
Model as an Integrasi, menjelaskan
Example pengujian kritis dari konstruksi
ini, dan konstruksi hanya akan
ditambahkan jika mereka
memiliki nilai tambahan
secara teoritis dan empiris dan
akan mengarah pada
pengembangan dan pengujian
hipotesis baru.
69
angka stunting. Pada penelitian ini, akan berfokus pada pilar ke-dua yaitu
seperti yang dijelaskan pada Model Ekologi Sosial. Model Ekologi Sosial
dan interaksi dari faktor pribadi dan lingkungan yang menentukan perilaku.
Yang artinya bahwa komunikasi yang dilakukan baik itu antar pribadi,
70
kesadaran, motivasi dan aksi. Dalam teori tersebut terdapat satu poin
yang dilihat dari pesan, saluran dan sumber informasi yang dapat
diharapkan, Teori ini dinamakan “Teori Kultural Natoni”. Untuk nama teori
ini diambil dari kata Natoni, yang mengandung nilai sejarah dan
kebersamaan yang amat tinggi kepada sesama, alam dan Sang Khalik
Kupang.
kultural. Pada tahap tersebut, ada dua kegiatan yang berjalan yaitu
Sosial Kelompok
Budaya Intervensi I
Pemberian
Informasi oleh
tokoh agama
Kesadaran Pembuatan Kesadaran
dengan
modul komunikasi
kultural dan
Pengemba- Pengapli- menggunakan
Motivasi Perilaku
ngan model kasian modul Pencegahan
Motivasi Uji Coba model
komunikasi Komuni-
Stunting
kultural kasi pada Anak
kultural Niat
Niat Pelatihan Kelompok
Tokoh Intervensi II
Agama Pemberian Praktik
Informasi oleh
Praktik tokoh agama
= VariabeI Penelitian
76
J. Definisi Konsep
1. Sosial budaya adalah sistem tata nilai yang berlaku dalam sebuah
masyarakat yang menjadi ciri khas dari masyarakat tersebut terkait pola
risiko atau kemauan ibu untuk menerapkan pola asuh yang baik
3. Motivasi adalah dorongan, hasrat atau pun minat di dalam diri ibu untuk
yang bernutrisi pada anaknya) dilihat dari sikap ibu (keuntungan yang
orang lain, dan dukungan orang lain) dan keyakinan terhadap pola asuh
pada anak.
kebersihan diri anak, Perawatan ketika anak sakit, Penjagaan anak dan
pencegahan stunting.
kebersihan diri anak, Perawatan ketika anak sakit, Penjagaan anak dan
diri anak, Perawatan ketika anak sakit, Penjagaan anak dan pemberian
L. Hipotesis Penelitian
1. Ada perbedaan tingkat kesadaran, motivasi, niat dan praktik ibu dalam
2. Ada perbedaan tingkat kesadaran, motivasi, niat dan praktik ibu dalam
kelompok intervensi.
kontrol.