Anda di halaman 1dari 105

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN

KEBUTUHANBBM
DIINSTALASI SURABAYA GROUP UPMS V
SKMPSI
pr »*»» •* i r-

\ ^"^ai^«v^W^/

Memperoleh
Diajukan Guna Memen
IV Pemasaran danNiaga
Sebuton Profesi Sarjana Sain Te.gpan

Oleh:
IWANWDWAN

Nomor.Mahasiswa 320606/D
PDN
Jurusan
Pemasaran DanNiaga
Program Studi
IV
Diploma

DEPARTEMEN ENERGID^£°HD^S^TCRAL
BADANPENDIDI^^
PERGURUAN TINGGI«™^*£^ .STEM

Cepu, Mei 2007


ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN
KEBUTUHANBBM

DI INSTALASI SURABAYA GROUP UPMS V

SKRIPSI

Okli

Nama
lw.ui Uidwan

NoMaluMsvui i20diMi/D

Jurusnn Piou Siudi 1M)\

Diploma l\

Disetujui Oleh Penguji

Penguji I «bs..i. c
Penguji II ..Ll^^^te^ "c
Penguji III

Penguji IV

Penguji V •^&.$$4£fa.M>--

WHwaw
ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN
KEBUTUHANBBM
DI INSTALASI SURABAYA GROUP UPMS V

SKRIPS1

CSleh

Nama : IwanRidwan
NoMahasiswa 320606/D

Jurasan/Prdg4Studi :PDN

Diploma :IV

PEMBIMBING PRAKTlK KERJA LAPANGAN

Mengetahui:

Pembimbi
-- ir-

( Sumintoro ) ( Thomas Mangisengi)

«w
ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN
KEBUTUHAN BBM
DI INSTALASI SURABAYA GROUP UPMS V
SKRIPSI

Oleh:
IWANRIDWAN
Nomor.Mahasiswa : 320606 / D
Jurusan : PDN
Program Studi Pemasaraii dan Niaga
Diploma • IV
Disetujui Oleh Pembimbing:
Pembimbing I, Pembimbing II,
r/=o

(Ir. Alfian Nasution) (Dfs. Isnu Sy. Hartoko, MPd)


Mengetahui,
Ketua Program Studi Pemasaran dan Niaga

(Drs. L. Riyatnc^M.)

mmnmum w
Nama '• Iwan Rtdwan

MM : 320606/D

Jurusan : PDN

Program Studi Diploma P7


Dosen Pembimbing/ NIP : Drs. Ism* Sy. Hartoko, MJM.
Judul Skripsi : ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN
KEBUTUHAN BBM DI INSTALASI
SURABAYA GROUP UPMS V

No Tanggal Ringkasan Mated Birabingan Skripsi ParafPembimbing Selesai Perbaikan

Tanggal Paraf

I *6*02*'O} -t -t

1* f-03«fy fyrtkS/ *%t>. ?**&*> » -t ?


haiaty dan tinwhth.

Cepu,Mei2007
Ketua Program Studi Pemasaran dan Niaga

(Drs. L. Riyatnql M.M.)

^MWfiNWIWI^*—
TflMBARAN PF-NCATATAN KECIATAN PEMBTMBINGAN SKRIPSI
Nama IwanRidwan

KIM 320606/D

Jurusan PDN

Program Studi Diploma IV


Dosen Pembimbing / NIP Ir. Alfian Nasution / 738586

Judul Skripsi ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN


KEBUTUHAN BBM DFINSTALASI
SURABAYA GROUP UPMS V

Ringkasan Mated Bimbingan Skripsi Paraf Pembimbing Selesai Perbaikan


No Tanggal
Tanggal Paraf

^m logins ^p\ V/^Iq^


^kW ftxAkhff*^
fr^tic
rilo*>Wr - ifUrOL imtfT^
baj^iA, HflortAfl^ h^krWd-^
Hoh &bl ^r/*"Wl- f^oP ^
& h^»p j^fply
Waft fcv ???
H&> ^W ft.UfPilN {g-0 f ^i ^/tr~
Ifrh dUW

Cepa,Mei2007
Ketua Program Studi Pemasaran dan Niaga

(Drs. L. Riyatno/M.M.)

WHWBIWqjHIWil fjiimmiiwi iii|ij«ftii>'<imiwwwi


PVM
KATAPENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alllah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan
judul : "ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN KEBUTUHAN BBM
DI INSTALASI SURABAYA GROUP UPMS V".

Skripsi ini diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
sebutan profesi Sarjana Sain Terapan pada Program Diploma IV Pemasaran Dan
NiagaPTK Akamigas - STEMCepu.

Skripsi ini dapat penulis selesaikan berkat dorongan, saran, serta bantuan
pemikiran dari berbagai pihak. Oleh karena itu perkenalkan dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya:
1. General Manager Pertamina UPMS VI Balikpapan.
2. Kepala Depot Banjarmasin yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk belajar diPTK AKAMIGAS-STEM Cepu.
3. Kepala Instalasi Surabaya Group Unit Pemasaran V.
4. Bapak Ir. Hermadi Sayono, M.M. selaku Direktur PTK Akamigas-STEM
Cepu.
5. Bapak Drs. L. Riyatno, M.M. selaku Ka. Program Studi PDN.
6. Bapak IrAlfian Nasution dan Bapak Drs. Isnu Sy. Hartoko, M.Pd selaku
pembimbing penulisan skripsi.
7. Bapak dan Ibu Dosen PTK AKAMIGAS-STEM, khususnya dari Program
Studi Pemasaran DanNiaga, yangtidak bisa disebutkan satu persatu.
8. Istri dan anak-anakku tercinta yang telah memberikan dorongan
semangat.
9. Semua pihak yang telah turut membantu penyusunan Skripsi ini.

Cepu, Mei 2007

Pemj

320606/D

IMIKPMPi*
mm^mmmivfmmmmmmmi^mtm'm W
ABSTPvAK

Pengendalian persediaan BBM adalah kegiatan untuk mengelola, memantau


dan mengevaluasi ketersediaan BBM itu sendiri serta sarana dan fasilitas
pendukuhgnya agar dapat dioptimalkan, sehingga kebutuhan konsumen akan
BBM tetap terjamin. Selain itu pengendalian berfungsi menentukan tingkat
keseimbangan agar persediaan BBM yang ada tidak terlalu banyak (over stock),
karena persediaan yang terlalu banyak adalah bentuk inefisiensi (pemborosan).
Begitu juga sebaliknya persediaan yang terlalu sedikit mempunyai efek menekan
keuntungan akibat kehilangan kesempatan sehingga perusahaan tidak bekerja
secara optimal.
Berdasarkan analisis data kegiatan diInstalasi Surabaya Group, kemampuan
persediaan tangki timbun yang ada hanya mampu mencukupi ketahanan stock
idealnya saja. Untuk menjamin kebutuhan BBM di Jawa Timur di masa yang akan
datang dalam hal penyediaan BBM yang disuplai baik dari kilang dalam negeri
maupun import diperlukan program tanker yang berkapasitas 35.000 DWT.
Dengan menggunakan tanker yang berkapasitas 35.000 DWT, dalam satu bulan
khusus premium, minyak tanah dan minyak solar jumlah kedatangan tanker rata-
rata 13 call.

Apabila dibandingkan dengan pemakaian tanker pada tahun 2006 dengan


program tanker yang sama akan menghemat biaya sebesar ±Rp 41.3 milyard per
tahun.

vmmm
ABSTRACT

Oil inventory control includes all the activities to manage, monitor and
evaluate the availability of it self and the optimization ofthe supporting means
and fesilities in order to ensure the availability ofthe consumers needs. Besides,
the control has the function to determine the degree ofbalance ofthe stock, so that
the oil stock is not excessive or overstock because it means inefficiency. On the
other hand, insufficient stock will result in less profits due to the loss of
opportunity and the company inability to work to maximum.
Based on the data analysis in Surabaya Group Installation, the existing
capacity of the storage is only sufficient to meet the need of the ideal survival
stock only. To assure the oil need in East Java in the future in the form ofoil stock
supplied by the domestic refineries or imported from abroad, a programmed
tanker with the capacity of35,000 DWT is needed. By using this type oftanker to
transport premium, kerosene, and diesel oil, Hie number of the tanker arrival
required isatthe average of13 calls monthly.
Compared to the use oftankers in the year 2006 with the same programmed
tanker, atotal cost ofRp. 41.3 billion ayear can be saved.

gSgiW
DAFTARISI

Halaman

1
KATAPENGANTAR
ii
ABSTRAK
iii
ABSTRACK
iv
DAFTARISI
vi
DAFTARTABEL
vii
DAFTARGAMBAR
DAFTARLAMPIRAN vm

I. PENDAHULUAN J
1.1 Latar Belakang l
1.2 Perumusan Masalah 3
1.3 Tujuan dan Manfaat 3
1.4 Batasan Masalah 4
1.5 Metodologi 4
1.5.1 Teknik Pengumpulan Data 4
1.5.2 Teknik Analisis Data 5
1.5.3 Arti dan Kegunaan Data •>
1.6 Sistematika Penulisan '
H. TINJAUANPUSTAKA 9
2.1 Pola Suplai dan Distribusi BBM 9
2.1.1 Pola pembekalan BBM secara langsung 9
2.1.2 Pola Pembekalan BBM secara tidak langsung 11
2.2 Manajemen Persediaan dan Operasi BBM 13
2.2.1 Ketahanan Stock Nasional 14
2.2.2 Persediaan ideal suatu lokasi 14
2.2.3 Round Trip Days (RTD) 15
2.2.4 Ketahanan Stock Tangki Timbun 15
2.2.5 Utillitas Dermaga ^
2.3 Pengertian Pengendalian Persediaan 15
2.3.1 Safety Stock ~ l5
2.3.2 Reorder Point (ROP) }«
2.3.3 Economic Order Quantity (EOQ) J'
2.4 Strategi Distribusi BBM 19
2.5 Program Penunjang Sarana dan Fasilitas 20
2.6 Forecast Menggunakan Data Berkala (Time Series Data) 21
2.7 Ekonomi Teknik 24

IV

wwwmiiwiMW—i—wwwuwww—P"w
25
2.8 Pengadaan ImportBarang
26
2.8.1 Sistem Pengangkutan BBM Import
26
2.8.2 Permasalahan Dalam Pengadaan BBM Import
27
2.8.3 Pembebasan BBM Import
29
III. PEMBAHASAN
29
3.1 Umum
29
3.2 PolaSuplai dan Distribusi
34
3.3 Operasi dan Sarfas Penerimaan BBM
38
3.4 Analisis Penerimaan BBM
3.4.1 Tingkat Pemanfaatan Dermaga (Jetty Occupancy) 38
39
3.4.2Analisis Pengendalian Tanker
42
3.5 Operasi dan Sarfas Penimbunan BBM
44
3.6 Analisis Ketahanan Stock Tangki Timbun
3.7 Perkiraan Kebutuhan BBM pada Tahun 2011 di Instalasi
48
Surabaya Group UPMS V
66
3.8 Analisis Persediaan BBM
68
3.9 Pengendalian Persediaan BBM
69
3.9.1 Menentukan Minimum Inventory
70
3.9.2 Menentukan ReorderPoint
78
IV. PENUTUP
78
4.1 Simpulan
81
4.2 Saran

82
DAFTARPUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 : Data Penerimaan BBM Tahun 2006 36


Tabel 3.2 : Data Kedatangan Tanker Tahun 2006 37
Tabel 3.3 : TarifAngkutan Tanker 40
Tabel 3.4 : Data Aktifitas Instalasi Surabaya Group UPMS V Tahun 2006 43
Tabel 3.5 : Ketahanan Stok Berdasarkan data Aktual 2006 47
Tabel 3.6 : Data Penyaluran Premium Di Instalasi Surabaya Group Periode
Tahun2002s.d. Tahun2006 51
Tabel 3.7 : Tabel Penolong Mencari Trend Least Square 51
Tabel 3.8 : Nilai Trend Premium 52
Tabel 3.9 : mdex Musim Premium berdasarkan Rata-rata Sederhana 53
Tabel 3.10: Menghitung Index Siklis Premium 53
Tabel 3.11 :Forcesting Kebutuhan Premium Periode Tahun 2007 s.d
Tahun 2011 54
Tabel 3.12: Tracking Signal Produk Premium 54
Tabel 3.13: Data Penyaluran Minyak Tanah di Instalasi Surabaya Group
Periode Tahun 2002 s.d.2006 56
Tabel 3.14: Tabel Penolong Mencari Trend Least Square 56
Tabel 3.15 : Nilai Trend Minyak Tanah 58
Tabel 3.16: Index Musim Minyak Tanah berdasarkan Rata-rata Sederhana 58
Tabel 3.17: Menghitung Index Siklis Minyak Tanah 58
Tabel 3.18: Forecasting Kebutuhan Minyak Tanah Periode Tahun 2007 s.d.
Tahun 2011 59
Tabel 3.19: Tracking Signal Produk Minyak Tanah 60
Tabel 3.20: Data penyaluran Minyak Solar di Instalasi Surabaya Group
periode Tahun 2002 s.d. Tahun 2006 61
Tabel 3.21: Tabel Penolong Mencari Trend Least Square 61
Tabel 3.22: Nilai Trend Minyak Solar 63
Tabel 3.23 : Index Musim Minyak Solar berdasarkan Rata-rata Sederhana 63
Tabel 3.24: Menghitung Index Siklis Minyak Solar 63
Tabel 3.25 : Forecasting Kebutuhan Minyak Solar Periode Tahun 2007 s.d.
Tahun 2011 64
Tabel 3.26: Tracking Signal Produk Minyak Solar 65
Tabel 3.27: Minimum Inventory dan Re Order Point 73

vi
DAFTAR GAMBAR

Halaman

11
Gambar2.1 : Pola Pembekalan BBM
Gambar 2.2 : Pola Pengadaan BBM Nasional 12
18
Gambar 2.3 : Model Persediaan
Gambar 3.1 : Pola Suplai Distribusi BBM UPMS V 31
Gambar 3.2 : Pola Suplai Distribusi BBM ISG 32
33
Gambar 3.3 : PolaPelayanan BBM ISG
36
Gambar 3.4 : Gratik data Penerimaan BBM (PKS)
50
Gambar 3.5 : Grafik data Penyaluran BBM (PKS)
Gambar 3.6 : Peta Kontrol Tracking Signal Produk Premium 55
Gambar 3.7 : Peta Kontrol Tracking Signal Produk M.Tanah 60
Gambar 3.8 : Peta Kontrol Tracking Signal Produk M.Solar 65
75
Gambar 3.9 : Grafik EOQ

vu
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 :Biaya Angkutan BBM ke Instalasi/T.Transit/Depot


Lampiran 2 : Laporan Harian Stock BBM ISG
Lampiran 3 : Lay Out Instalasi Tanjung Perak
Lampiran 4 : Lay Out Instalasi Bandaran
Lampiran 5 :Dena Operasi Penimbunan& Penyaluran BBM di ISG
Lampiran 6 :Tabel Compound Interest Factor pada 9%
Lampiran 7 :Tabel ADistribusi Normal Standart

vin

PjWHPMSSWSIHStPW^S* (pBff^^P^WPJB
BmaaEWiiHiyjBiiawwirawW
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Menghadapi pasar global yang telah mulai bergulir, pemerintah telah


menerbitkan sekaligus membenahi Undang - Undang dan Peraturan yang terkait
yang tujuannya antara lain untuk mendorong perusahaan - perusahaan / pelaku
ekonomi berbenah diri dan menyesuaikan dengan kondisi yang akan datang dalam
era persaingan yang semakin tajam, sehingga Perusahaan tetap tangguh dalam
menghadapi perubahan - perubahan tersebut.
Salah satu faktor yang perlu dilaksanakan dalam kondisi seperti itu adalah
peningkatan kwalitas kerja, kwalitas pelayanan dan efisiensi biaya sehingga
perusahaan bisa bertahan dengan daya saing yang semakin kuat.
Dalam mengantisipasi pasar global dan sesuai dengan UU Migas Nomor 22
tahun 2001, PT.Pertamina (Persero) telah melakukan banyak perubahan -
perubahan antara lain:
> Mengusahakan keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan
secara efektif dan efisien.

> Memberikan kontribusi dalam meningkatkan kegiatan ekonomi untuk


kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Untuk pencapaian tujuan tersebut maka PTPertamina (Persero) harus
berbenah dengan perhitungan dan analisis yang matang dalam setiap kebijakan
yang akan dikeluarkan / diambil.

ilWBII^TWiWil III I Mill i™™


Agar mampu bersaing dengan kompetftornya, PT Pertamina Persero
dituntut untuk dapat mengendalikan berbagai biaya yang dikeluarkan dengan
meningkatkan efesiensi pada berbagai aktivitas perusahaan sehingga Pertamina
dapat tetap exsist, tumbuh dan berkembang. Kesiapan disemua sisi merupakan
syarat mutlak dalam pencapaian memenangi persaingan dalam era mendatang.
Kesiapan |uga harus diimban^i dengan tingkat efesiensi yan| paling optimum.
Salah satu aktivitas Perusahaan yang perlu ditingkatkan efesiensinya adalah
pengelolaan persediaan, dimana persediaan merupakan sekumpulan produk fisik
pada berbagai tahap proses transpormasi dari bahan mentah ke barang dalam
proses dan kemudian menjadi barangjadi.
Seiring dengan perkembangan waktu, kebutuhan BBM dalam negeri terus
mengalami peningkatan yang cukup pesat sejalan dengan penambahan jumlah
penduduk, pertumbuhan ekonomi, industri dan transportasi serta perkembangan
kegratan-kegmtan lainnya. Untuk mengantisipasi pningkatannya, maka PT
Pertamina Persero Unit Pemasaran Vkhususnya Instalasi Surabaya Group perlu
menganalisis pengendalian persediaan kebutuhan BBM , agar peningkatan
kebutuhan BBM tersebut secara operasional untuk menjamin security ofsupply
dapat dikendalikan, sehingga langkah pen|adaan bisa dilakukan secara efektifdan
efesien sesuai kebutuhan.

im»t»um#><mwii wmiim*"*""*1"
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dalam uraian diatas, maka rumusan
masalah dapat disimpulkan MBagaimana cara pengendalian persediaan kebutuhan
BBM di Instalasi Surabaya Group agar dapat menjamin security ofsupply dalam
menghadapi era pasar bebas yang sedang bergulir saat ini.

1.3 Tujuan dan Manfaat


Tujuan penulisan adalah mengetahui/menghitung jumlah persediaan yang
optimal untuk mencapai efesiensi penggunaan biaya pengadaan BBM, serta guna
men^atur persediaan produk dan mengendalikannya agar kebutuhan atau
permintaan yang akan datang dapat terpenuhi.
Selain itu, sebagai salah satu syarat ujian negara untuk memperoleh sebutan
Profesional Sarjana Sain Terapan pada Program Studi Pemasaran dan Niaga
Diploma IV angkatan tahun akademik 2006/2007.
Sedangkan manfaat yang diharapkan dari hasil permasalahan ini agar dapat
memberi masukan kepada pihak manajemen perusahaan didalam usaha
meningkatkan efesiensi serta dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam
pengmnbilan keputusan, bagj penulis sebagai penambah wawasan dalam
mengaplikasikan teori pada persoalan yang sebenarnya.
1.4 Batasan Masalah

Untuk memfokuskan pembahasan yang ada supaya diperoleh hasil yang

maksimal, maka penulis membatasi permasalahan yaitu analisis pengendalian

persediaan kebutuhan premium, minyak tanah dan minyak solar.

1.5 Metodologi

Adapun metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, yaitu dengan
teknik pengumpulan data selama pelaksanaan praktek kerja lapangan yang dikaji
berdasarkan perhitungan teoritis yang didapat selama mengikuti pendidikan di
bangku perkuliahan Sekolah Tinggi Energi dan Mineral.

1.5.1 Teknik Pengumpulan Data

> Studi Pustaka

Menggunakan teori-teori sesuai dengan literatur yang mendukung


dalam penulisan skripsi
> Studi Lapangan

a. Wawancara, pengumpulan data yang diperoleh melalui tanya


jawab secara langsung dengan pekerja dilapangan mengenai hal
yang diperlukan.
b. Observasi, mengadakan pengamatan secara langsung pada obyek
penelitian untuk mendapatkan gambaran yang lebih nyata.

mmmimJ1—airrn"--"H""*™
c. Dokumentar, pengumpulan data dengan mencatat informasi,
berdasarkan data tertulis yang ada baik data internal maupun
data eksternal.

1.5.2 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh disusun secara sistematis sesuai dengan kebutuhan


guna kepentingan analisis. Analisis data dilakukan dalam penulisan ini mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasikan dan merumuskan masalah yang ada di instalasi
Tanjung Perak Surabaya yang berkaitan dengan pengendalian persediaan
BBM,

b. Menganalisis penerapan sistem pengendalian persediaan kebutuhan BBM


yang ada di Instalasi Tanjung Perak Surabaya.
c. Membandingkan analisis pengendalian persediaan kebutuhan BBM di
Instalasi Tanjung Perak sehingga dapat dikaji kekurangan yang ada
d. Berdasarkan analisis pengendalian perseddiaan kebutuhan BBM dapat
diambil suatu kesimpulan dan kemudian dikemukakan usul dan saran
yang mungkin berguna bagi Instalasi Surabaya Group.

1.5.3 Arti dan Kegunaan Data


Data berarti keterangan yang diperoleh baik secara lisan maupun tulisan,
untuk diolah/dianalisis menjadi informasi tentang suatu keadaan ataupun
persoalan. Pada umumnya data tentang sesuatu dikaitkan dengan tempat dan
waktu, misalnya thruput BBM di Instalasi Surabaya Group pada bulan Agustus
2006 sampai dengan Januari 2007. Penyebutan tempat dan waktu ini sangat
penting, sebab selain data thruput tersebut akan berubah-ubah dari waktu ke
waktu serta berbeda-beda menurut tempat. Kegunaan dari data dijadikan suatu
bahan keterangan dalam pengambilan keputusan.
Jika dikaitkan dengan masalah manajemen, maka data bisa dipergunakan untuk:
- Dasar suatu perencanaan.

- Alat pengendalian

- Dasar evaluasi.

Data yang dipergunakan sebaiknya data yang akurat sesuai dengan


kenyataan yang ada, karena apabila data tersebut salah/tidak akurat maka jika
dipergunakan untuk dasar pembuatan keputusan, mengakibatkan keputusan itu
akan kurang sesuai.

Data yang baik diantaranya sebagai berikut:


Data harus obyektif, maksudnya sesuai dengan keadaan sebenarnya
Data harus relevan, maksudnya data yang dikumpulkan harus ada
hubungannya dengan masalah yang akan terjadi
Data harus bisa mewakili

Data terbagi antara lain sebagai berikut:


a. Data Primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama,
misalnya dari individu atau perorangan. Data ini bisa berwujud
hasil wawancara, pengisian kuesioner, atau bukti transaksi seperti
tanda bukti pembelian barang dan lainnya.

iBjKC8MWIBW8»l¥W*'W,^'''*l*j:
«HrfWI*<Ml«»»*'«^-
Data Secunder merupakan data primer yang telah diolah lebih
lanjut menjadi bentuk seperti tabel, grafik, diagram, gambar dan
sebagainya sehingga lebih informatifoleh pihak lain.

c.
Data Internal, yaitu data yang didapat dari dalam perusahhan atau
organisasi dimana riset dilakukan.
Data Eksternal, yaitu data yang didapat dari pesaing atau pihak lain.

1.6 Sistematika Penulisan

Urutan sistematika penulisan dalam skripsi ini terdiri dari 4 (empat) bab
antara lain.

Bab. I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan gambaran mengenai latar belakang, perumusan


masalah, batasan masalah, metodologi dan sistematika penulisan.
Bab.H TTNJAUANPUSTAKA

Bab ini berisikan dasar teori yang digunakan sebagai referensi/acuan


dalam membahas analisis pengendalian persediaan kebutuhan BBM di
Instalasi SurabayaGroup.

Bab. D3 PEMBAHASAN.

Bab ini merupakan inti dari penulisan skripsi yang membahas tentang
analisis pengendaliaan kebutuhan BBM dan pengendaliaan tanker yang
sesuai dengan kapasitas dermaga dan ruang kosong (ullage) tangki
timbun yang tersedia, gambaran pola suplai dan distribusi BBM secara
umum pada saat ini dan perkiraan kebutuhan BBM 5tahun yang akan

wnimmfawwiwwBww1'
datang guna menjamin keamanan suplai dalam memenuhi kebutuhan
BBM di Instalasi Surabaya Gruop serta menjamin persediaan BBM
yang efektifdan efesinsi dari segi biaya opersi.
Bab. IV PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi yang


menampilkan simpulan dan saran dari semua pembahasan yang di
uraikan pada bab III.

liWlWyHH|Hmii>l|illllKH
;H
II. TINJAUANPUSTAKA

2.1 Pola Suplai dan Distribusi BBM


Suplai adalah operasi pembekalan BBM dari Kilang/STS/Import (Dit
Pengolahan) ke Terminal Transit/Instalasi/Depot/DPPU (Dit Pemasaran dan
Niaga).

Distribusi adalah operasi pengadan BBM dari Terminal


Transit/mstalasi/Derx)t/DPPU (Dit PDN) ke Depot/DPPU (Dit PDN) atau ke
konsumen.

2.1.1 Pola Pembekalan BBM secara langsung

Pola pembekalan BBM secara langsung adalah sistem penjualan BBM dari
Pertamina langsung kepada konsumen (tanpa melalui agen penjualan), dilakukan
Melalui:

a. Inland Depot, adalah tempat penimbunan BBM yang pembekalannya


dilaksanakan dengan sarana angkutan seperti mobil tangki, RTW, ISO
Tank dan pipa.

b. Seafed Depot, adalah tempat penimbunan BBM yang pembekalannya


dilaksanakan dengan menggunakan sarana angkutan laut/air seperti
tanker ataupun tongkang, yang berasal dari kilang/Import/Floating
Storage/STS atau dari Seafed Depot lainnya.
c. Instalasi, adalah Seafed Depot yang memiliki sarana penimbunan serta
penyaluran BBM dalam skala besar, salah satunya adalah Instalasi
Surabaya Group.

d. Terminal Transit, adalah Seafed Depot atau Inlet Depot yang berfungsi
juga sebagai tempat penimbunan sementara untuk disalurkan kelokasi
kerja (sebagai supply point), baik dilingkungan UPMS yang
bersangkutan maupun UPMS lainnya.

e. Supply Point, adalah Seafed Depot atau Inland Depot yang berfungsi
juga sebagai tempat penimbunan sementara untuk disalurkan ke lokasi
kerja lainnya di lingkungan UPMS yang bersangkutan.
f. Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU), adalah tempat penimbunan
khusus untuk bahan bakar penerbangan yang pembekalannya

dilaksanakan menggunakan sarana angkutan darat, pipa atau sarana


angkutan air dari Kilang/lnstalasi/Seafed Depot dalam negeri/import dan
menyerahkan langsung kepada konsumen.
g. Bunker Service, adalah sarana untuk pelayanan Bunker (khususnya
minyak solar, minyak diesel dan minyak bakar) melalui tongkang dan
pelayanan bunker di pelabuhan melalui mobil tangki yang dikenakan
tambahan jasatarifangkutan diluar harga jualBBM.

10

mm
p|||BMBIiWWSWWH|WWW»g
2.1.2 Pola Pembekalan BBM secara tidak langsung.

Yang dimaksud Pola Pembekalan BBM secara tidak langsung adalah sistem

pendistribusian BBM dari Pertamina ke konsumen melalui agen/penyalur, yang


dapatditunjuk menjadi agen/penyalur antara lain:

@ Perorangan Warga Negara Indonesia.

@ Badan Hukum dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT).

@ Koperasi.

Pola pembekalan BBM secara tidak langsung dilakukan melalui:

a. Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak Untuk Umum (SPBU)

b. Premium Solar Packed Dealer (PSPD)

c. Agen Premium dan MinyakSolar (APMS)

d. Pool Konsumen

e. Agen Bunker

f. Perusahaan Pemasok Premix

g. Pengusaha Minyak Tanah (PMT)

Pola Pembekalan BBM.

Langsung
1 '

Konsumen

Pertamina i i

(EX. Instalasi/Depot/ p,

DPPU)
Tidak Langsung( melalui
lembaga Penyalur):
• Agen/Dealer
•_ CTTRTT PCDTI A DMC
&rMU,jra>x l*tt%j. iim u
• POOL

Gambar 2.1 Pola Pembekalan BBM

11

BBBBaasaapB^^^
Kilang dalam negeri (70% s/d 80%) konsumsinasional.

Kekurangnya dipenuhi dari:

- Import (25% s/d 30%) dengan sistem:

" Long term deal

•Spot

• CPD ( crude processing deal), merupakan kerja sama dengan refinery

asing untuk mengelolah crude milik kita dengan cara pembayaran fee

untuk setiap barrel yang diolah, seperti yang dilakukan dengan Shell

Singapore beberapa waktu yang lalu.

Pola Pengadaan BBM Nasional:

Rencana
Produksi
Kilang

Rencana
Import
BBM
Rencana
Kebutuhan

Berdasarkan konsumsi dan


rencana produksi kilang
kekurangannya diadakan dengan
import baik secara term maupun
spot.

Gambar2.2 Pola PengadaanBBM Nasional

12
2.2 Manajemen Persediaan dan Operasi BBM

Pengadaan persediaan BBM adalah bagian yang sangat penting dalam suatu

siklus bisnis Pertamina. Manajemen persediaan diartikan sebagai serangkaian

kebijakan dan pengendalian yang memonitor tingkat persediaan dan menentukan

tingkat persediaan yang harus tetap tersedia agar kebutuhan dan permintaan

pelanggan terpenuhi. Pertimbangan lain perlunya menerapkan manajemen pada

persediaan BBM adalah meminimalkan lamanya waktu penyimpanan yang dapat

menimbulkan cost ofmoney atau hilangnya kesempatan modal untuk berkembang.

Persediaan merupakan salah satu unsur paling aktif dalam operasi

perusahaan yang secara terus menerus diperoleh, diubah dan kemudian dijual

kembali. Nilai persediaan harus dicatat, digolong-golorigkan menurut jenisnya

yang kemudian dibuat perincian masing-masing barangnya dalam suatu periode

yang bersangkutan.

Pengendalian persediaan adalah kombinasi semua alat dan teknik yang

dipergunakan untuk mengendalikan persediaan material dengan menggunakan

biaya yang efisien dan operasi perusahaan berjalan lancar sesuai program

produksi.

Jadi persediaan merupakan sejumlah bahan-bahan yang disediakan oleh

perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barangjadi yang disediakan untuk

memenuhi permintaan konsumen/langganan setiap waktu. ( Rangkuti, Freddy.

2000:2-3).

13

jjMmwiraawwiHgBiSiwewHMsg'
2.2.1 Ketahanan Stock Nasional

Ketahanan stock BBM secara nasional yang menjadi acuan sekarang adalah

21 hari konsumsi, dengan rincian sbb:

• 4 hari di Kilang Pengolahan

• 2 hari di Tanker Perkapalan

• 15 hari di Tangki Timbun Pemasaran

Keterangan:

• Stock di tangki Depot (Bidang Pemasarandan Niaga) 15 hari berdasarkan

2 x RTD {Round Trip Days) seluruh Depot dari suplai pointnya, dimana

RTD rata-rata Depot adalah 8,5 hari.

• Stock Bidang Pengolahan 4 hari berdasarkan kemampuan produksi dan

kapasitas sarana penimbunan yang ada di Kilang.

• Stock di Kapal {Sailing Vessel) 2 hari berdasarkan 33,3% kapasitas

tonnage yang tersedia dengan pertimbangan adanya waktu dimana kapal

tersebut tidak terisi BBM yaitu saat kembali ke suplai point, setelah selesai

discharge dan saat menunggu pengisian di Kilang / bongkar di Depot.

2.2.2 Persediaan Ideal Suatu Lokasi

Persediaan ideal suatu lokasi, adalah suatu persediaan minimal yang harus

tersedia untuk dapat melayani kebutuhan konsumen dengan formulasi sebagai

berikut:

Persediaan Ideal = (2 x RTD) + Stock Kritis.

14

aass^s^^sits^m^^f^msii^ssmismssms^^Sis^i^iis mmfflzmamwmmm&mfi*l>z^'Pi8ix ~
2.2.3 Round Trip Days (RTD)

Adalah waktu yang dibutuhkan tanker untuk menempuh perjalanan dari

dermaga muat (loading port) menuju dermaga bongkar ( discharge port) yang

dihitung mulai pelaksanaan pemuatan di dermaga muat sampai kembali ke


dermaga muat, dengan formasi:

RTD= 2 x waktu sandar (bongkar-muat) + 2 x waktu perjalanan.

2.2.4 Ketahanan Stock Tangki Timbun

Adalah kemampuan kapasitas yang dimiliki tangki timbun di suatu lokasi

dibandingkan dengan penjualan harian, dengan formasi:

Ketahanan Stock Tangki Timbun - ^1 kapasitas aman tangki


rata - rata penjualan harian

2.2.5 Utilitas Dermaga

Tingkat pemanfaatan dermaga (jetty occupancy ) adalah persentasi dari

tingkat pengoperasian dermaga selama satu bulan. Tingkat pemanfaatan yang

ideal adalah 60%, sedangkansisanya 40% adalah untuk perawatan.

total waktu sandar dalam satu bulan


Jetty Occupancy— x 100%
waktu yang tersedia selama satu bulan

2.3 Pengertian Pada Pengendalian Persediaan

2.3.1 Safety Stock

Safety Stock (persediaan pengaman) adalah persediaan tambahan yang

diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan

15

«tsm^imsi^'!i^^smm^sig^»Sri^m^«^mm¥iliM HBMBPBMI^BiBWBHJWBBWi^MH^^
bahan {stock out). Ada beberapa faktor yang menentukan besarnya persediaan
pengaman yaitu:

a. Penggunaan bahan baku rata-rata

b. Faktor waktu

c. Biaya-biaya yang digunakan.

Tujuannya adalah untuk menentukan berapa besar stock yang dibutuhkan


selama masa tenggang guna memenuhi besarnya permintaan. (Rangkuti, Freddy.
2000:9).

2.3.2 Reorder Point (ROP)

EOQ model menjawab pertanyaan berapa banyak pemesanan yang optimal,


tetapi ROP menjawab pertanyaan kapan mulai mengadakan pemesanan. ROP
model terjadi apabila jumlah persediaan yang terdapat didalam stock berkurang
terus sehingga kita harus menentukan berapa banyak batas minimal tingkat
persediaan yang harus dipertimbangkan sehingga tidak terjadi kekurangan
persediaan.

Pemesanan kembali {reorder point) ditentukan berdasarkan kebutuhan

selama tenggang waktu pemesanan. Jika posisi persediaan cukup untuk memenuhi
permintaan selama tenggang waktu pemesanan, maka pemesanan kembali harus
dilakukan sebanyak Q unitatau EOQ.

Penentuan Reorder Point

Model yang akan dibahas dalam penentuan Reorder Point dalam skripsi ini
adalah Variabel Demand Rate dan Variabel Lead Time, dimana model ini

16

!|ipEiHreiiM»«BiPiTi«raiWWIlp^l^
besarnya permintaan dan masa tenggang merupakan variabel (dapat berubah-
ubah) sesuai dengan perubahan lead time atau masa tenggang, melalui suatu
distribusi normal denganformula:

ROP - Resariija permintaan >ann ifiharapkan + Nafci> Stock selama masa


tong^ing.

ROP= d {LT) +Z4LTod2+d2oLT2


Keterangan:

d = Rata-rata tingkat kebutuhan

LT = Rata-rata masa tenggang (lead time)

ad = Standardeviasi dari tingkatkebutuhan

crLT = Standar deviasi dari lead time

Nilai Reorder Point ini merupakan jumlah persediaan minimum yang ada
didalam tempat penyimpanan, atau apabila persediaan ditempat penyimpanan
telah mencapai jumlah tersebut maka manajemen harus segera membuat pesanan
ulang.

2.3.3 EconomicOrder Quantity ( EOQ)

EOQ adalah salah satu model pengendalian persediaan yang dipergunakan


untuk menghitung berapa unit dan kapan material untuk persediaan harus dipesan
agar diperoleh total biaya minimum. Jumlah pemesanan yang dapat
meminimumkan total biaya persediaan disebut Economi Order Quantity (EOQ).

17

ayBapHrmwi (fr^aiMnij^TOBreapPHai^^ WBWWwawBWfrWBWiawiPTWB


Secara klasik model persediaan yang dianggap ideal adalah gambar 2.3, Q
adalah jumlah pembelian dan ketika pesanan diterima jumlah persediaan sama
dengan Q. Dengan tingkat penggunaan tetap, persediaan akan habis dalam waktu
tertentu dan ketika persediaan tinggal sebanyak kebutuhan selama tenggang
waktu, pemesanan kembali harus dilakukan. (Yamit, Zulian. 1999:47).
Pada gambar 2.3 pemesanan kembali pada titik ROP, garis vertical
menunjukkan penerimaan pesanan ketika persediaan nol, dengan demikian rata-
rata persediaan adalah Q/2.

c d e f
WAKTU

uamDar z,5 : Model

Dimana:

Q = Jumlah pemesanan

Q/2 = Rata-rata persediaan

B = Reorder Point

ac=ce = Interval pemesanan

18

W^WBWW«aWB»HigWHIi!f|||iffi I
ab-cd=ef = Tenggang waktu

2.4 Strategi Distribusi BBM

Beroperasi dengan sistem distribusi fisik yang terpadu secara efektif dan
efesiensi yang mendukung implementasi strategi pemasaran.
Strategi distribusi BBMini dilaksanakan melalui:

1. Mengusahakan optimasi manajemen mata rantai (program) suplai ke


wilayah-wilayah pemasaran

2. Secara selektif mengusahakan suplai ke daerah-daerah yang kurang


padat, didasarkan pada asas efektifitas biaya. Tujuan penetapan strategi
pasokan dan distribusi BBM adalah untuk menyediakan dasar-dasar
pelaksanaan dalam upaya meningkatkan kinerja atas keseluruhan rantai
pasoikan BBM dengan terciptanya keamanan pasokan BBM {security of
supply), distribusi yang efektif dari segi biaya ( economic ofsupply )
serta tingkat pelayanan yang lebih tinggi dalam memenuhi kepuasan
pelanggan {flexibility ofsupply andcustumer satisfaction ).
Dalam memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri yang akan meningkat
sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia dimasa yang akan datang dalam
mengantisipasi memasuki eraglobalisasi, perusahaan akan semakin dituntut untuk
bekerja lebih efisien dan efektif sehingga biaya operasi dapat ditekan yang
akhirnya profit dapat ditingkatkan tanpa mengabaikan terciptanya security of
supply keseluruhwilayah Indonesia.

19

mmjjiTOBWflMlllwhwpi^
2.5 Program Penunjang Sarana dan Fasilitas

Kehandalan sarana dan fasilitas merupakan syarat mutlak yang tidak boleh
ditawar-tawar lagi guna menunjang keberhasilan pemasaran produk suatu
perusahaan. Dampak sarana dan fasilitas pada security ofsupply dan penekanan
biaya pemeliharaan maupun investasi yang akan berpengaruh pada biaya produk
merupakan aspek utama yang menjadi sasaran dalam perbaikan usaha di bidang
sarana dan fasilitas. Dalam pelaksanaan program restrukturisasi pola suplai BBM
beberapa upaya mengoptmalkan seluruh infrastruktur distribusi direncanakan
pengaturan penyediaan BBM kebutuhan dalam negeri dari Kilang dalam negeri
dan kekurangannya diperoleh dari import. Kegiatan yang menjadi ruang lingkup
distribusi BBM untuk kebutuhan dalam negeri dikelola oleh Direktorat Hilir
Bidang Pemasaran dan Niaga meliputi :

1. Perencanaan lifting produksi Kilang dalam negeri ke Instalasi/Terminal


Transit/Depot/DPPU serta penyerahan loko kilang untuk konsumen
langsung.

2. Pengaturan tingkat persediaan BBM disetiap tingkat rantai distribusi


yang terkait dengan periode pemasaran bagi kebutuhan BBM disuatu
tempat, sehingga diperoleh tingkat persediaan yang paling effisien di
suatu lokasi.

3. Perencanaan import BBM dalam hal konfigurasi parcel lifting, sarana


angkutannya serta tujuan pembongkaran BBM yang diupayakan
langsung ke Instalasi/Terminal Transit/Depot/DPPU dengan

20

mm» mwrmmmmm'S'sW'Wmwww umiWh. w i ibiim m>mmmmsBffiemmm»mw3ii0am ataawwiii^iwBBranssBiiiaw^^


I
mempertimbangkan tingkat kemampuan penerimaan,penimbunan dan
penyalurannya.

4. Penataan fasilitas floating storage yang akan diperlukan guna menjaga


tingkat persediaan yang memadai terhadap kemampuan penyediaannya
atasjenis, waktu dan jumlah BBM yang diperlukan.

2.6 Forcasting Menggunakan Data Berkala (Times Series Data)


Forcasting adalah perkiraan mengenai sesuaru yang belum terjadi. Dalam
ilmu sosial segala sesuatu itu serba tidak pasti lain halnya dengan ilmu-ilmu
ememinimumkan pengaruh ketidakpastian ini terhadap perusahaan. Dengan kata
lain forcasting bertujuan mendapatkan forecast yang bisa meminimumkan
kesalahan meramal, {forecast error) yang biasanya diukur dengan mean squared
error, absolute error, dan sebagainya.

Kerja dengan menggunakan forecast akan jauh lebih baik daripada tanpa
forecast sama sekalidimamforecast dapat diambil dari data berkala. Data berkala

adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk menggambarkan


perkembangan suatu kegiatan yang dilaksanakan (penjualan BBM). Dengan data
berkala tersebut dapat dilakukan perkiraan penjualan BBM untuk beberapa tahun
yang akan datang berdasarkan analisis trend.

Metode yang digunakan xmtukforecast dalam skripsi ini adalah metode time

series. Dimana pada metode time series biasanya data yang sudah terjadi akan
berulang denganpola yang samayaitu:

> Yang biasanya naikakan naikatausebaliknya.

21

Sa^iqF^pBMgraMlffKWWffiSfcM*^^
> Yangbiasanya berfluktuasi akan berfluktuasi.

> Yang biasanyatidak teratur akan tidak teratur.

Sehingga sulit untuk dianalisa dan diramal, maka dilakukan dekomposisi


(pemecahan) dalam4 pola yaitu:

♦ Trend (T).

♦ Fluktuasi Musiman (M) dalam angka index.

♦ Fluktuasi Siklis (S) dalam angkaindex.

♦ Random (R).

Yang masing-masing pola akan dicari siftataya dan akan digabung menjadi nilai,
taksiran, ramalan dengan cara menambahkan dan mengalikan dengan formula:

V = T«r«'»d) X M<muMni) X Sfeikli*) X ll<riiml«m> I

Dimana:

• Trend merupakan kecenderungan pada suatu perubahan yang dipengaruhi


oleh jumlah penduduk, produktifitas perubahan teknologi dan inflasi.

• Musim merupakan fluktuasi yang terjadi pada data kuartal, bulan mungkin
mingguan yang berulang kembali tidak lebih dari satu tahun, misalnya
permintaan BBMakanmeningkat padahari raya/hari-hari besar/hari libur.

• Siklis merupakan perubahan fluktuatif atau daur berperiode lebih dari satu

tahun umumnya antara 5-10 tahun.

• Random merupakan gelombang pasang / surut sesuatu yang terjadi secara


tiba-tiba dan sukar diperkirakan misalnya perubahan cuaca, pemogokan,
perang, issue pemilu, dan sebagainya.

22

gigaw^iBjpiWBiwwiitfiP*w '*m niBimfsm*i smiimmwmsvmmim&ivm


Untuk analisis trend ini menggunakan metode kuadrat terkecil {least square
method) dimana persamaan yang diperoleh mengakibatkan jumlah kesalahan
forecast kuadrat terkecil jika dibandingkan dengan persamaan yang dihasilkan
metode lain.

Formula Metode Trend Least Square


F* = a + bjc

_ (Ly){IX2)-(Sx(Lxy) Sv .... ^ TY
n(ZX2)-(LX)2 iT't6tapiJ ^ =°'maka nilai a=
«
»

. _ «(LST)-(2^)(E7) ..., ^ yvv


—k^-CX2) 'tetapiJlka ^ =°>makanilai b"ffr
Dimana:

♦ a = Constanta

♦ b=Koefisien kecondongan garis trend (slop)


♦ X= periode (tahun, bulan)

♦ Y' = Nilaiforecast

♦ N = Banyak data

Untuk mengukur keakuratan dari suatu peramalan maka harus dilakukan


pengecekan dengan menggunakan tracking signal. Tracking Signal adalah suatu
ukuran bagaimana baiknya suatu ramalan mempekirakan nilai-nilai actual dengan
menghitung Running Sum Of Forecast Error {RSFE) dibagi dengan Mean
Absolute Deviation {MAD).

23

ajWH8pgWWWW«jBB8W
mm BgBBHSjBjBWHBPWM
RSFE
t(A~Ft)
Tracking Signal = 1=1

MAD
lliA-F,}
t-i

Tracking signal yang positif menunjukkan bahwa nilai actual permintaan


lebih besar dari pada peramalan, sedangkan tracking signal yang negative berarti
nilai actual permintaan lebih kecil dari peramalan. Tracking signal yang baik
apabila memiliki RSFE rendah dan memiliki positive error sama banyak atau
seimbang dengan negative error, sehingga pusat tracking signal mendekati nol.
Sedangkan untuk menghitung prosentase laju pertumbuhan konsumsi BBM
dapat dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut:

X=[(-^)
P
' -l]xl00%
-

Keterangan:

• Pt = Jumlahpenjualan padaakhir periode

• Po = Jumlah penjualan padaawalperiode

• X = rata - rata pertumbuhan (yang akan diketahui)

• t = Jumlah periode

2.7 Ekonomi Teknik

Ekonomi Teknik adalah disiplin ilmu yang digunakan untuk aspek-aspek


ekonomi dari usulan investasi yang bersifat teknis dimana dalam

persediaan BBM digunakan untuk mengetahui suku bunga dari lamanya


penyimpanan yang sering digunakan dalam dunia perbankkan adalah

24

«tn»wiBiiga)BitifcwjwnffmiBw«gi t»tMja^).l»^Jll»>'il.irtr.nCWJ.WilWU3»*>>>KK|J)fl»iJg.;jitf»>
bunga majemuk. Bunga majemuk merupakan besarnya bunga pada suatu
periode dihitung berdasarkan besarnya induk ditambah dengan besarnya
bunga yang telah terakumulasi pada periode sebelumnya dengan formula
sebagai berikut: F- P (l+i)°

Keterangan:

• F = Nilai mendatang {Future Worth), nilaiekuivalen dari satuatau

Lebih aliran kas pada suatu titik yang didefinisikan sebagai


waktu mendatang.

• P = Nilai sekarang {Present Worth) atau nilai ekuivalen dari satu atau

Lebih aliran kas pada suatu titik yang didefinisikan sebagai


Waktu saat ini.

• i = Tingkat bungaefektifper periode.

• n = Jumlah

2.8 Pengadaan Import BBM

Pola Pengadaan dilakukan secara:

a Term deal (kontrak jangka waktu tertentu) hal ini dimaksudkan untuk

mendapatkan jaminan pasokan dan harga yang relatif rendah. Sehubungan


dengan hal tersebut adjustment harga selalu dilakukan untuk periode
tertentu.

bSpot (dengan tender ) terbuka melalui undangan ke Major Oil Company


seperti Shell, BP serta Trader. Adapun komposisi term dengan spot pada
kondisi norma adalah +/- 60:40.

25

fmwWmm
2.8.1. Sistem Pengangkutan BBM Import

CNF (cost and freight ) angkutan oleh pemasok, diterima di lokasi


Pertamina.

FOB (free on board) angkutan dilakukan Pertamina dari lokasi pemasok.


Spec BBM:

• Spec BBM import mengacu pada spec Migas.

• Khusus Peremium, produk yang di import adalah unleaded Premium.

2.8.2.Permasalahan dalam Pengadaan BBMImport


♦ Tidak seragamnya aturan yang ada pada Bea & Cukai masing-masing
daerah sehingga sering dijumpai kendala dalam pembebasan BBM
importyang berdampak pada timbulnya demurage akibat kapal terlambat
bongkar dan adanya denda administrasi yang harus dibayar oleh
Pertamina ke Bea & Cukai.

♦ Perubahan produksi kilang (tidak sesuai rencana / target tidak tercapai)


dan peningkatan konsumsi BBM yang diluar prediksi sehingga
mengakibatkan perlu dilakukan adjustment {advancement/additional)
pada import yang kadang kala berpengaruh pada harga.
♦ Kualifikasi surveyor yangtidak standar.

♦ Keterbatasan kemampuan pipa penerimaan di instalasi / terminal (


beberapa line sudah tua ), sehingga flow rate penerimaan terpaksa harus
dibatasi yang tentunya berpengaruh besarnya lay time allowed kapal

26

jraqBhffflKgSHfc wwjKwifc'wgWIWaitf. ^Mj-HlVnN


♦ Keterbatasan lokasi penerima {discharge port) BBM import akibat
kapasitas dermaga yang terbatas dan draft yang dangkal, sehingga
penerimaan import ti&kflexibk (hanya lokasi tertentu saja).
♦ Keterlambatan dalam pengurusan pembebasan import akan berdampak
pada denda administrasi yang harus dibayarkan ke Bea &Cukai sebesar
10 %dari Bea masuk. Nilai ini tidaklah sedikit sehingga sangat diperlukan
perhatian dari lokasi penerima untuk penyelesaian PIB (pemberitahuan
import barang). Penangguhan dan juga kantor pusat untuk penyelesaian
PIB Definitif

2.8.3.Pembebasan BBM Import

> Sebelum BBM import dibongkar terlebih dahulu dilaksanakan


pembebasan atas import dengan pihak Bea &Cukai dilokasi setempat
dengan mengajukan Penangguhan atas Bea import dengan membuat
PIB (pemberitahuan import barang). Penangguhan yang berlaku 30
hari dan dapat diperpanjang 30 hari lagi, ( saat ini sedang diusahakan
agar PIB Penangguhan dapat langsung berlaku 60 hari) dan dengan
jaminan central dariDirektur Utama Pertamina.

> Dokumen yang diperlukan dalam pengajuan PIB Penangguhan


sebagai berikut:

- B/L

ProformaInvoice

- Manifest

27

MgSMH^^wHWSWawiMgW'WtliBSiilWW^^
STHS&S?
> Setelah PIB Penangguhan desetujui oleh Bea & Cukai dilokasi
discharge port, dikirimkan ke S&DBBM Pusat untuk selanjutaya
diselesaikan PIB Defenitifdan pembayaran oleh Keuangan Pusat yang
meliputi:

Bea Masuk : 5 %dari nilai produk

PPN : 10 %dari (nilai produk +bea masuk)

28

mmmmivim/Rimfo&wfimmmsi miMWWMKlF*m&f&&& »—wwwmwwpm


IE. PEMBAHASAN

3.1 Umum

Instalasi Surabaya Group berada dalam wilayah kerja PT Pertamina Unit

Pemasaran V Surabaya yang berfungsi melaksanakan penerimaan, penimbunan


dan penyaluran BBM dan non BBM untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di
Jawa Timur. Instalasi Surabaya Group terdiri dari 2 (dua) lokasi yaitu Instalasi
Tanjung Perak yang terletak di Jalan Perak Baratno 277 dan Instalasi Bandaran

di jalan Pati Unus Ujung Surabaya (DBAL) yang secara operasional berada
dalam satu manajemen dibawah satu Kepala Instalasi yang berkedudukan di
Instalasi Tanjung Perak.

Dalam hal persediaan BBM, Instalasi Tanjung Perak menimbun produk,


Avtur, Pertamax, Premium, Minyak Tanah, Minyak Solar, Minyak Diesel dan

Minyak Bakar. Sedangkan Instalasi Bandaran menimbun produk Avgas, Avtur,


Premium, Minyak Tanah, Minyak Solar, Minyak Diesel dan Minyak Bakar.

3.2 Pola Suplai dan Distribusi Premium, Minyak Tanah dan Minyak Solar
Pola suplai dan distribusi sebagai bagian dari sistem pembekalan dan

pemasaran minyak dan gas bumi. Pada hakekatnya mempunyai fungsi utama yaitu
mengusahakan dan menyediakan BBM, non BBM, BBG dan produk Petrokimia

secara tepat mutu, tepat jumlah, tepat waktu dankeamanannya terjamin.

Kondisi pasar untuk BBM saat ini masih merupakan monopoli usaha
pemerintah dengan menugaskan PT Pertamina sebagai operatornya. Oleh karena

29

^©§jf?rp®i^3npL^r*£
itu sifat usaha BBM bagi PT Pertamina sendiri bukanlah merupakan suatu

"business entity" melainkan hanya sebagai "agent of Development" untuk

memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri yang merupakan kebutuhan pokok

masyarakat.

Dulunya sebagai operator pemerintah didalam usaha BBM ini, PT Pertamina

mendapat fee (processing fee dan distribusi fee) yang besarnya sangat kecil,

bahkan fee tersebut menjadi tidak ada artinya dibandingkan dengan "cost of

money" biaya operasi PT Pertamina yang harus dikeluarkan sebelum

mendapatkan ganti dari pemerintah. Dengan demikian pola usaha BBM bersifat

"cost center" , dimana strategi usaha lebih bersifat upaya efesiensi biaya tanpa

mengorbankan misi yang diemban dalam memenuhi kebutuhan masyarakat,

namun demikian pada kondisi tertentu yang bersifat "emergency", misi jauh lebih

penting sehingga seringkali efesiensi biaya terpaksa harus dikorbankan untuk

memenuhi misinya.

Sejalan dengan program restrukturisasi internal PT Pertamina, desakan

reformasi dari dalam negeri serta desakan globalisasi dari masyarakat

internasional, saat ini Pertamina telah melakukan perubahan sistem dengan

kontrak sebesarMOPS (Mid Oil Plats ofSingapore) +14,1% denganPemerintah.

Artinyajika Pertamina bisa beroperasi lebih kecil dari kontrak tersebut, tentunya

akan mendapat keuntungan yang besar. Namun jika sebaliknya, maka Pertamina

akan mengalami kerugian.

30

mmmwmmmmmi'mmmummmmmmmmtmmmim*mmmi^Hm»m^
Dengai fcata lain PT Pertamina yang dahulu merupakan satu-satunya

perusahaan muj;yak yang beroperasi di Indonesia, namun pada saat ini tidak lagi

memonopoli kegiatan minyak dan gas bumi karena telah masuknya para pesaing

dari luar dengan adanya pasar global yang telah bergulir.

Pola suplati bahan bakar minyak ke Instalasi Surabaya Group, sarana yang

digunakan adalah sarana transportasi laut dengan menggunakan kapal tanker yang

disuplai dari Kilang Balongan, Kilang Cilacap, Kilang Balikpapan, Kilang

Dumai,Kilang Plaju, STS Kalbut, Import dari China dan Singapore ( khusus

produk Premiurh)

Pola Suplai dan Distribusi BBM UPMS V

PERTAMINA
POLA SUPLAI DAN DISTRIBUSI

REWULU
TTM

Ganbar3.1

Pola Suplai dan Distribusi BBM ISG

31
Pola Suplai Distribusi BBMISG gM PERTAMINA
Import
Inst Tg. Perak K INDUSTRI VIA TONGKANG
HSD/MFOWOF
0
N HSDMMefo
SPBU-A/INDUSTRI/AMT
PremiuWeiMax
S
U
BUNKER SERVICE
HSMMFOMf '
M
E
N WFO INDUSTRI piTU)

K
AVGAS/AVTUR/MDF
I AUK
MLANGPAJU.DUMAI.BAUK 1 TNI/lhDUSlipT.KA]/
PAPAN.BAIONGAN& K
L eitAGAP mwd/bwa DPPU
0
A N Preraium/Kero/ Solar
KE INLANDDEPQT/DPPU
AVTUR
N FLOATING STORAGE
S
TELUKSEAWNGKA/STS
G mm vim
U
Inst. Bandaran
M WFO INDUSTRI
E
N
HS0/MFOM)F

Gambar 3.2

32

Ml
Pola Pelayanan BBM ISG

POLA PELAYANAN *'mmm


ISGUPms-V

Gambar 3.3

33

djswimyiwugiqpuMHiWT^
mmmmimmmmmmm •*** ti, \*<'li3fl 3We^(
3.3 Operasi dan Sarfas Penerimaan BBM

KegiaBin pefieTfiffiaari BBM di Instalasi Surabaya Gfoup UPMS V

dilaksanakan dengan menggunakan 3 (tiga) buah dermaga yaitu Dermaga

Goespier, Dermaga Semampir Barat, Dermaga Semampir Timur, yang masing-

masing memepunyai kapasitas tambat 35.000 DWT. Sarana dan fasilitas

pembongkaran BBM dari dermaga Goespier sampai ke manifold fangki timbun

menggunakan jalur pipa sepanjang ± 2.312 meter Diameter masing-masing pipa

produk untuk produk premium menggunakan 016", produk minyak tanah

menggunakan 0 12" & 0 16" dan minyak solarmengunakan 012" dimana BBM

langsung dipompakan dari dermaga ke Instalasi Surabaya Group. Kegiatan

tersebut dimulai sejak diterimanya nominasi kedatangan tanker yang secara umum

berisikan:

• Nama Tanker

• Jenis dan jumlah produk yang diangkut

• Pelabuhan muat

• Perkiraan kedatangan

Setelah nominasi diterima, Instalasi Surabaya Group segera meneliti persediaan

BBM dan ruang kosong pada tangki timbun penerimaan dan mengatur persdiaan

sampai tanggal kedatangan tenker. Adapun kegiatan pembongkaran meliputi:

a. Sebelum pembongkaran:

o Surat-surat muat kapal dari Loading Port

o Femeriksaanjaminan mum di laboratorium

34

imwmfmmv«my^vmmmmm^mi^mmfmmwmmwmmimt aqpffiiHlfflW,A"WWPWWI lim


o Pengukuran ruang kosong tangkipenerimaan

b. Selama pembongkaran:

o Setengah jam pertama dilakukan pemeriksaan visual meliputi density

atau SG dan temperatu

o Selanjutaya setiap satu jam sekali

o Mengukur tangki penerima yang meliputi tinggi cairan, SG dan

temperatur setiap jam sekali

c. Setelah pembongkaran:

o Pengukuran tangki penerima ( tinggi cairan, meliputi pengukuran

minyak dan air, SG dan temperatur)

o Perhitungan jumlah volume penerimaan

o Membuat Dry Certificate dan dokumen lainnya

Dalam melaksanakan aktivitas operasional BBM tersebut seluruhnya harus

berdasarkan security ofsupply1*, flexibility ofsupply2* dan economic ofsupply3*. Data


penerimaan premium, minyak tanah dan minyak solar periode tahun 2002 s.d tahun

2006 seperti terlihat pada gambar 3.4, data penerimman BBM tahun2006 dapat dilihat

pada tabel 3.1 dan data kedatangan tanker periode januari s.d desember 2006 dapat

dilihar pada tabel 3.2 berikut ini:

1. Security ofsupply adalall keamanan pasokati BBM


2. flexibility ofsupply adalah tingkat pelayahaH yaftglebih tinggi (fleksibel)
3. Economic ofsupply adalall distribusi BBM ydtig efektif dan segl biaya

35

Wi««|MMBTO«PBpiW^^
Tabel 3.1: Data Penerimaan BBM Tahun 2006

Penerimaan
Produk Total
I II III TV

Avgas 0 623 1.318 1.588 3.529

Avtur 74.707 57.389 66.296 89.276 287.668

Pertamax 9.540 3.792 3.944 8.080 25.356

Premium 412.354 480.087 463.826 491.652 1.847.919

M.Tanah 333.427 329.385 303.062 336.058 1.301.932

M. Solar 355.096 362.685 416.031 372.918 1.507.000

M. Diesel 20.257 27.025 18.926 27.217 93.425

M. Bakar 166.497 167.718 176.303 111.739 622.257

Total 1.371.878 1.428.704 1.449.706 1.438.528 5.689.086

Rata-rata perlBulan 474.091

(Sumber data: Distribusi Instalasi Surabaya Group)

36

wannwmifswm) iffapEiWiii(»g«SRM«»i^^ «MH*)BIMMWB«WW


Tabel 3.2: Data Kedatangan Tanker
Periode Januari 2006 s.d. Desember 2006

Dermaga
Bulan Jumlah Berthing
Goespier Semampir Semampir Call Time
Barat Timur
Januari 5 7 12 24 1.162,11

Pebruari 3 9 10 22 1.228,25

Maret 6 10 10 26 1.042,21

April 8 6 8 22 932,25

Mei 8 11 10 29 1.078,04

Juni 7 9 7 23 1.156,48

Juli 9 9 8 26 1.109,30

Agustus 8 10 7 25 840,39

September 12 11 10 33 2.859,01

October 12 9 8 29 875,40

Nopember 6 12 7 25 1.079,37

Desember 10 6 8 24 993,05

Total 94 109 105 308 14.357,46

Rata- 8 9 9 26 1.196
rata/Bulan
(Sumber data: Distribusi Instalasi Surabaya Group)

Catatan: Kedatangan Tanker di Dermaga Goespier tidak termasuk Tanker LPG.

37

MM
3.4 Analisis Penerimaan BBM

BefdasaTkari grifik dam peaeUffiMH BBM pada tahun 2006 khusus

premium, minyak tanah dan minyak solar diatas, maka dapat dihitung penerimaan

rata-rata perbulan sebagai berikutnya:

o Premium : 153.993 KL/ bulan

o Minyak Tanah : 108.494 KL / bulan

o Minyak Solar : 125.583 KL / bulan

Sehingga total penerimaan BBM ( PKS ) adalah 388.070 KL/buian, tetapi kalau

dilihat dari jumlah rata-rata BBM secara keseluruhan adalah 474.091 KL/bulan

dengan kedatangan tanker rata-rata 26 call/bulan, sehingga jumlah muatan tanker

per call adalah 474.091 KL/call + 26 call/bulan = 18.234 KL/call. Dari hasil

« i tersebut maka jumlah call tanker untuk BBM (PKS) adalah 388.070 KL/bulan +

18.234 KL/call = 22 call/bulan.

3.4.1 Tingkat Pemanfaatan Dermaga di Instalasi Surabaya Group ( Jetty

Occupancy)

Jetty Occupancy (JO), tingkat utilitas yang ideal bila telah mencapai 60%,

artinya pemanfaatan 60% dari total waktu selama satu bulan, sisanya 40%

digunakan untuk perawatan. Dari data kedatangan tanker dengan rata-rata waktu

sandar (berthing time) 1.196 jam per bulan maka tingkat pemanfaatan dermaga di

dermaga Instalasi Surabaya Group bila dibandingkan dengan pemanfaatan ideal

suatu lokasi adalah sebagai berikut:

38

m-nvrnvmrnm
Tingkat Pemamfaatan Ideal - ^^-^taBerthingTimeperBulan ^10Q%
waktu yang tersediaselamasatubulan

*no/- Total Berthing time per bulan ,„„„,


60/o ———— xl00%
720 jam /bulan

Sedangkan berthing time untuk BBM pada tahun 2006 rata-rata perbulan
1.196 jam dengan memakai tiga buah dermaga maka rata-rata untuk satu buah
dermaga perbulan sebagai berikut:

Tingkat Pemanfaatan : — x 100%= 55,37 %


720

Dari perhitungan tersebut maka tingkat pemanfaatan dermaga di Instalasi


Surabaya Group untuk saat ini belum mencapai tingkat pemanfaatan ideal sebesar
60%.

3.4.2 Analisis Pengendalian Tanker

Pengendaliafl ranker yang dimaksud adalah sebelumnya mengpfiakan


kapasitas kecil, kemudian akan diganti dengan menggunakan tanker yang
kapasitasnya lebih besar. Penggantian penggunaan kapasitas tanker tersebut tetap
memperhatikan kemampuan dari kapasitas tangki timbun dan kemampuan
dermaga lokasi tujuan(penerima).

Kondisi sekarang di Instalasi Surabaya Group dari analisis penerimaan


diatas rata-rata masih menggunakan tanker GP n yang berkapasitas 18.230 KL
dengan jumlah kedatangan tanker rata-rata untuk BBM (PKS) adalah 22
call/bulan. Jika menggunakan tanker dengan kapasitas 35.000 DWT atau tanker

MR sesuai dengan kapasitas dermaga maka jumlah kedatangan tanker untuk BBM

39
35.000 D^
&#***
^|bu\a»
3S8 .010
(j*S) datV
efesVe^
dVViltutvS
beti^1'
f0rra^a

iftdauai**&«***" .PortcnaiScs +
Bunk6*-
petvge1
pasatpet^^- MU*'
:&oy
Co*1
Da&Op***
Cost : (Sbip
VoyaS6

«}•'•'*.""••''-r 7ja

;.+•••. £••••--• :-
^v?!.- * ••
:•:•>+••,-'- ;• •
iv? .•.-41.- • • ••t .
5"' - . -.•• ^

>&.;*.-» -,' ••„> • "J


s&'.o-V-'•' '• '
]'%<S~H- '-•-;.'
.'• * ,«-..r »**• *

£"*•;> *••&** U80/«x0.8H8davl +\ +5i77&6()


•.'i**:"v--,f"\ *".', * -•
Voyage
Cost -(10,581.
^^^•::' - =TJS.$75,758.81/catt.
r j'^v. •*• t.' -* •
'.'«*.-.:' -•;•.'' " " tic* 75 75S.&
vn angkui
Maka ongkos angK." sebesar : Ub.> » \230.00D
x^ liter x
Rp.9.000/US.$ -Rp-37,40/liter. Jumlah ca ^ ^ .^
••-'-•"•'fc.'J :•'."•"',•,, ,

^"."-!**-. \ •'• . .
- i - r:*j. • •V '* -
»=- . ,"»•* .v.''.' >-.'-.* *

*.js•.'.' •."'.-•"''.-^ '' • 40

tS>Kx -.• '


-.?:'.'-..•W--l>..\ -..-
..>.<«.•,.••<»•• •;• -
•"•'..••? •'. iV''-'• *

•^y^ ,••'.'i •- '•


1

tanker GP per bulan untuk produk premium,minyak tanah dan minyak solar
sebanyak 22 can, maka biaya yang timbul adalah:
i 22 call xUS.$ 75,758.81 /voyage =US.$ 1,666,693.82 /bulan.
♦ Tanker MR kapasitas 35.000 DWT
Voyage Cost - (13,349.20/day x0.8 x8day) +3,231.23 +6,725.25
= US.$ 95,391.36/calI.

Jumlah call tanker pada tahun 2006 bila menggunaka jenis tanker MR
perbulan untuk produk premium, minyak tanah dan minyak solar sebanyak
13 call, maka biaya yang timbul sebagai berikut:
13 call xUS.$ 95,391.36 /voyage =US.$ 1,188,087.68 /bulan.
Dari hasil perhitungan tersebut diatas bila menggunakan tanker jenis MR
yang berkapasitas 35.000 DWT maka biaya yang dapat dihemat sebesar US.$
478,606.14 /bulan. Sehingga dalam satu tahun khusus untuk produk premium,
minyak tanah dan minyak solar dapat menghemat biaya transportasi senilai US.$
5,743,273.68. Jika diasumsikan US.$1= Rp. 9000,- dan bunga bank 9%/tahun
maka efisiensi yang didapat senilai :
Diketahui :

• P- US.$ 5,743,273.68 xRp. 9.000,-/US.$


= ±Rp51,7milyar

• i = 9% (0,09)

• n = l

Ditanyakan:

• F = ?

41

^^mw^^mm^mv^mmmmmtmf
Penyelesaian:

F = F(I+i)B

F = ±Rp 51,7 milyar ( 1+ 0,09)1


F = ± Rp 56,4milyar/ tahun.

Sehingga dalam satu tahun bila diasumsikan dengan bunga bank maka biaya
yang dapat dihemat sebesar ±Rp 56,4 milyar.

3.5 Operasidan SarfasPenimbunan BBM

Kegiann eperasi peHimbtflian bbm mm §uatu kegiatan diffiana BBM


diterima dari kilang/import dengan menggunakan Tanker kemudian ditimbun
sesuai jenis produk yang diterima untuk selanjutaya disalurkan kepada konsumen.
Kelancaran operasi penimbunan BBM harus diciptakan keseimbangan antara
penimbunan dan penyaluran BBM sehingga tidak menimbulkan masalah. Masalah
itu terjadiapabila:

♦ Thruput lebih besar dari pada suplai, hal ini akan mengganggu
kelancaran penyaluran, ullage tangki timbun menjadi besar sehingga
penguapan besar (khusus untuk produk Pertamax dan Premium).
♦ Thruput lebih kecil dari pada suplai, akan menimbulkan kesulitan dalam
penyediaan ullage pada tangki timbun.

♦ Masalah itu mungkin saja terjadi, tergantung dari kondisi kebutuhan


konsumen dan perkiraan kebutuhan yang kurang akurat. Akan tetapi
bisajuga disebabkan oleh factor-factor lain yang terkait seperti:
o Suplai point.

42
* -,-> » ", t ?^&^vW&¥&&*%*e&s£,

o Jumlah thruput oleh masing-masing produk.

o Kapasitas tangki timbun.


o DWTkapal.
Fasffitas pentad BBM di ^ ^^ ^ ^ ^ ^
Instate! Tanjung Perak ^ produk p^ ^ ^ ^ ^ ^
sebagai beriku. :^ tlmSm 4(empat) ^ ^ ^ ^ ^
-an 40.203 KL, mmyak ^ 3(tiga) buah ^ .^^ ^ ^.^
aman 29.808 KL dan minyak soiar 4(empat) buan ^ ^ ^ ^
fl-fc. aman 38.353 KL. Sedangkan yang .erfapa. di InStaIasi Bandar unfc*
prcduk prcmiun,, dan mtayak ^ ^ beritut ;^ ^.^ 3^
buah .angki dengan „„, ^^ „ 1JJa ^ ^ ^ 2^ ^
•angki .tabun dengan ,„*, k^ ^ 1MM ^ ^ ^ ^ ^
buah.angki timbun dengan total ^^^ g203 ^ ^^ ^ ^ ^
diiiha. pada lampfan, 3). un.uk total ^^ ^ ^ ^ ^ ^
masing prcduk dapa, diiiha.pada.abe. 3.4da«a akSvitas Instolasi SurabayaGmup
tahun 2006 sebagai berikut:

Tabel 3.4 Data Aktivitas Instalasi


Surabaya Group UPMS VTahun 2006
DalaffiKL
Produk
Kapasitas Aman
Penerimaan Ketahanan
tangki Timbun Penyaluran
Stock
Premium "55?726 1.847.919 1.856.747 11
Minyak Tanah 49.146
IMLW 1.305.490 13.7

43

<tm
Minyak Solar 46.556 1.507.000 1.528.118 11.1

Total 151.428 4.656.851 4.690.355

3.6 Analisis Ketahanan Stok Tangki Timbun


Bgmasarkari dam kapasitas mm taiigki timbtoi yang tersedia dan
penyaluran BBM Instalasi Surabaya Group tahun 2006 maka dapat dihitung
ketahanan stok rata-rata yaitu:

• Produk Premium

♦ Kapasitas tangki = 55.726 KL

♦ Penyaluran = 1.856.747 KL/tahun

♦ Jumlah hari pelayanan = 365 hari/iahun

♦ Rata-rata penyaluran -l^1Kf'[ahun =5.087 KL/Hari


365 hari I tahun

55.126KL
♦ Ketahanan stok = 11 hari
5.087 KL I Hari

Produk Minyak Tanah

♦ Kapasitas fangki = 49.146KL

♦ Penyaluran = 1.305.490 KL/tahun

♦ Jumlah hari pelayanan = 365 hari/tahun

♦ Rata-rata penyaluran • ^"^J,™™ -3.577 KL/Hari


565 Hari I Tahun

49.146 AX
♦ Ketahanan stok = 13.7 hari
3.577KL/Hari

Produk Minyak Solar

44
♦ Kapasitas tangki =46.556 KL
♦ Penyaluran - 1.528.IISKL/Tahun
♦ Jumlah hari pelayanan - 365 Hari/tahun
♦ Rata-rata penyaluran = h52^^KL/Tahun
365Hari/Tahun -4-187KUHari
♦ Ketahanan stok 46.556 KL
4.187'KL/Harir—11.1 hari

Berdasarkan pembahasan dan perhitungan diatas maka ketahanan persediaan


Tangki Timbun di Instalasi Surabaya Group adalah :
Premium =11 hari kapasitas timbun =55.726 KL
M. Tanah =13.7 hari kapasitas timbun =49.146 KL
M. Solar =1U hari kapasitas tifflbun =4g ^ ^
ToW kapasHas tagki .tobun yang *,*. ^ fflM ^ ^ .. ^
151.428 KL.

** "*"' SK>k U" d«Mto — -bagai Woman daiam


menyediakan kapasias ,tabun ^ kootinutas ^^ ^ ^^
«e,an,in, n^ka kapasite tobon yang „„ ^ ^ ^ ^
adalah:

• Premiun 15 hari x5.087 KL/hari =76.305 KL


• M. Tanah 15 hari x3.577 KL/hari= 53.655 KL
• M. Solar 15 hari x4.187 KL/hari =62.805 KL
Dengan total kapasitas timbun yang harus tersedia untuk BBM (PKS) adalah
192.765 KL. Ditinjau dari ketahanan stok ideal suatu lokasi yang formulasinya

45
adaiah :2xRTD +Stok ^ maka ^ ^ ^ ^
berdasarkan data penjuaian tahun 2006 sebagai berikut:
*♦* Premium:

• Ketahanan stok ideal =(2x8) +3hari =19hari


• Penjualan =5.087 KL/hari
• Stok ideal =5.087KL/harix 19 hari =96.653 KL
♦ Minyak Tanah

• Ketahanan stok ideal =(2x6) +3hari - 15 hari


• Penjualan =3.577 KL/hari
=3.577KL/hari x15 hari =53.655 KL
♦ Minyak Solar

• Ketahanan stok ideal =(2x4) +3hari= 11 hari


• Penjualan =4.187 KL/hari
• Stokideal =4.187KL/harixlIhari =46.057KL
Berdasarkan stok ideal lokasi Instalasi Surabaya Group =196 365 KL
dibandingkan dengan total kapasitas tangki timbun yang ada, maka kapas^
tangki timbunyangtersediamasihbelum mencukupi untukmendukungketahanan
sfok ideal suatu lokasi maupun stock nasional untuk saat ini.
Ketahanan stok berdasarkan data persediaan aktual per bulan dan data
Penjualan rata-rata per hari pada tahun 2006 dapat dilihat pada tabel 3.5 sebagai
berikut

46
Tabel 3.5 Ketahanan Stok Berdasarkan data Aktual Tahun 2006
di Instalasi Surabaya GroupUPMS V
Premium ( dalam KL )

No Bulan Rata-rata Daya tahan


Persediaan Penjualan
Penjualan/hari (Hari)
1 Januari 8.497 151.323 4.881 1.7
2 Pebruari 38,694 134,173 4,621 8.4
3 Maret 22.130 148.052 4.776 4.6
4 April 5.808 134.603 4.487 1.3
5 Mei 19.265 161.930 5.224 3.7
6 Juni 45.517 157.555 5.252 8.7
7 Juli 26.695 161.049 5.195 5.1
8 Agustus 11.551 162.766 5.227 2.2
9 September 29.475 159.184 5.306 5.6
10 Oktober 25.212 165.516 5.339 4.7
11 Nopember 21.011 163.633 5.454 3.9
12
Desember 36.327 156.962 5.063 7.2
Total 1.856.746
Rata-rata/hari 5.087 4.8
(Sumber data: Distribus i BBM Instalasi Surabaya Group

Minyak Tanah ( dalam KL )

No Bulan Rata-rata Daya tahan


Persediaan Penjualan
Penjualan/hari (Hari)
1 Januari 46.248 103.511 3.339 13.9
2 Pebruari 19,076 104.230 3.594 5-3
3 Maret 37.296 109.198 3.523 10.6
4 April 25.336 106.907 3.564 7.1
5 Mei 29.377 110.765 3.573 8.2
6 Juni 36.691 112.494 3.750 9.8
7 Juli 7.017 112.817 3.639 1.9
8 Agustus 8.025 111.768 3.605 2.2
9 September 6.116 109.322 3.644 1.7
10 Oktober 35.596 107.836 3.479 10.2
11 Nopember 20.865 106.551 3.551 5.9
12 Desember 17.830 110.090 3.551 5.0
Total 1.305.489
Rata-rata/hari 13.577 6.8
(Sumbe r data: Distribus i BBM Instalasi Surabaya Group)

47

™ I11" "**^^rnr^nmr7f^mnwnimm^^mmmimn
Minyak Solar ( dalam KL)
No Bulan Rata-rata Daya tahan
Persediaan Penjualan
Penjualan/hari (Hari)
1 Januari 29.341 132.053 4.260 6.9
2 Pebruari 25.833 115.310 3.976 6,5
3 Maret 35.045 128.476 4.144 8.5
4 April 15.336 121.041 4.035 3.8
5 Mei 11.658 125.481 4.048 2.9
6 Juni 19.280 132.229 4.408 4.4
7 Juli 43.482 132.715 4.281 10.2
8 Agustus 25.415 137.216 4.426 5.7
9 September 32.114 133.794 4.460 7.2
10 Oktober 33.912 112.655 3.634 9.3
11 Nopember 23.461 129.328 4.3II 5.4
12 Desember 22.865 127.820 4.123 5.5
Total 1.528.118
Rata-rata/hari 4.187
(Sumber data: Distribusi BBM Instalasi Surabaya Group)
6.4 J

Befdasarkan data diatas maka ketahanan stok aktual Instalasi Surabaya Group
rata-rataper hari beradadibawah ketahanan stok ideal.

3.7 Perkiraan Kebutuhan BBM sampai dengan Tahun 2011 di Instalasi


Surabaya Group UPMS V

Untuk mengetahui akan kebutuhan BBM di tahun yang akan datang sampai
dengan tahun 2011 perlu dibuat estimasi akan penjualan baik tahunan maupun
harian sebagai patokan rencana kerja bagi bagian terkait dalam operasi
transportasi/distribusi, biaya pemeliharaan asset dan lain sebagainya.
Perhitungan akan perkiraan (forecasting) kebutuhan BBM dimasa
mendatang salah satu yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode time series.
Metode time series merupakan gabungan dari 4 (empat) komponen dengan
persamaan sebagai berikut:

48

w
H^W WiSw'WW w^'g^rsf?"? 1*s- ifgj"
dmyatakan daian, inde* sikiis dan .ndon, Oaian, pert™ kebutuhan fiflM „.
*— Surabaya C^up ^asa^an data ya„g didapa, me„ggllnakan w
leastsquare dengan rumus sebagai berikut :
Metode trp*Jieast ^unvo
Y = a + bx

a =
#

b= S:

Dimana:

=Perk4raanrata-ratadalamsatup,riode(eontanta)
b
=Koefisienkecondongangaris trend (slope)
X
- Faktor untuk tahun yang bersangkutan (periode)
Y'
- Perkiraan kebutuhan tahun yang bersangkutan (nilai forecast)
N Banyak data

49
.-•:•• *.•**:!?.»•?,!

j*; v .www, i
•••IB V",. v^'i'v' '

(surnber data: Distribusi BBM Instalasi Surabaya Group)


Gambar 3.5

Laju peningkatan penjualan BBM (PKS) di Instalasi Surabaya Group UPMS V


tahun 2002 s/d 2006 adalah sbb:

• Premium, ^(j'^V-1 ]x 100% =3.55%I.oID.173

• M. Tanah, -[(1^5i£)^-1]x 100% =.2.28%


' M-Solar =t^ri?^j) *-nx 10°%- -3.98 %
1.797.364

50

r^^^^w^^^f "j^t
^wpwiiwwiwwpiwwiwwi
I
Tabel 3.6 Data Penyaluran Premium di Instalasi Surabaya Group
Periode tahun 2002 s.d. tahun 2006

Dalam KL
Tahun Kuartal I Kuartal 11 Kuartal HI Kuartal IV Jumlah
2002 376.929.238 385.383.279 424.516.185 428.344.230 1.615.173
2003 382.932.656 4.6.960.779 436.290.517 436.062.334 1.662.246
2004 419.037.137 438.151.010 474.300.542 501.588.836 1.833.078
2005 457.817.336 480.215.185 560.312.750 462.528.861 1.960.174
2006 433.548.085 454.088.403 482.999.085 486.110.985 1.856.747

Tabel 3.7 Tabel penolong untuk mencari Trend Least Square

Tahun Y X XY X2 Y' = a + b(x)


2002 1.615.173 -2 -3.230.346 4 1.629.268
2003 1.662.246 -1 -1.662.246 1 1.707.376
2004 1.833.078 0 0 0 1.785.484
2005 1.960.174 1 1.960.174 1 1.863.592
2006 1.856.747 2 3.713.494 4 1.941.700
I 8.927.418 0 781.076 10

Metode trendleast square

Y = a + bx

SY 8.927.418
a = = 1.785.484

ZXY 781.076
78.108
SX2 10

Y'= 1.785.484 + 78.108(x)

Untuk menentukan trend kuartalan sesuai dengan data, maka persamaan

trendnya sebagai berikut:

Persamaan trendtahunan: Y' = 1.785.484 + 78.108 (x) origin tahun 2004

Trend kuartalan: Y'= (1.785.484/4) + (78.108/16) (x)

Y'= 446.371+ 4.882. (x)

Dimana origin terletak pada pertengahan kuartal II dan kuarta III tahun 2004.

51

^TSS'iffilFlljwlJ
KWI KWII KWIII KWIV

Tahun 2004 -IK -% 0 Y2 Wz

Nilai trend kuartalan :KwI : Y' = 446.371 + 4.882 (-114) = 439.048

KwII : Y'» 446.371 + 4.882 (-1/2) = 443.930

KwIII : Y' = 446.371 + 4.882 (1/2) = 448.812

KwIV : Y' = 446.371 + 4.882(I %) = 453.694

Pada perhitangan nilai trend kuartalan diatas diperoleh nilai x yang akan
disubstitusikan pecahan maka untuk mempermudah, origin dirubah menjadi
kuartal yang terdekat (Kw II atau Kw III). Dalam hal ini origin dirubah pada
kuartal II tahun 2004 maka nilai a diganti dengan nilai trend pada Kw II / 2004 =
443.930 dan nilai b tetap4.882sehingga persamaan trend:

Y' = 443.930 + 4.882 (x)

Nilai x kuaitalan diubah m tenjadi:

Kwl KwII KwIII Kwrv

Tahun 2002 -9 -8 -7 -6

Tahun 2003 -5 -4 -3 -2

Tahun 2004 -1 0 1 2

Tahun 2005 3 4 5 6

Tahun 2006 7 8 9 10

Nilai trend dari persamaan: Y' = 443.930 + 4.882 (x)dapat dilihat pada tabel 3.8

Tabel 3.8 Nilai Trend Premium


Tahun Kuartal I Kuartal II Kuartal III Kuartal IV Jumlah
2002 399.992 404.874 409.756 414.638 1.629.260
2003 419.520 424.402 429.284 434.166 1.704.372
2004 439.048 443.930 448.812 453.694 1.785.484
2005 458.576 463.458 468.340 473.222 1.863.596
2006 478.104 482.986 487.868 492.750 1.941708

52

1^M»<^^^a^liaHilMi**W^VNIhJW7HhEW<^
Dari data penyaluran premium periode 2002 s.d. 2006 dapat dicari index
musimnya dengan menggunakan metode rata-rata sederhana yang dapat dilihat
pada tabel 3.9

Tabel 3.9 Index Musim Premium berdasarkan


Metode Rata-rata Sederhana
Rata- Nilai b Index
2002 2003 2004 2005 2006
Period rata Z kumul sisa musim
(1) (2) (3) (4) (5)
1-5 atif (%)
Kwl 376.929 382.932 419.037 457.817 433.548 414.053 0 414.053 94,30
Kwll 385.383 406.961 438.151 480.215 454.088 432.960 4.882 428.078 97,49
KwIH 424.516 436.291 474.301 560.313 482.999 475.684 9.764 465.920 106,11
KwIV 438.344 436.062 501.589 462.529 486.111 462.927 14.646 448.281 102,09
Rata-
rata 439.083

Tabel 3.10 Menghitung Index Siklis Premium.

Index Variasi Jumlah


Penyaluran Trend Musim Normal Siklis & Bergerak Index
Th/Kuartal
Premium (T) (M) TxM Random Tertimb. Siklis
(%) SxR(%) 3 Kuartal
2002 Kwl 376.929 399.992 94,30 377.192 99,93 _ _

KwH 385.383 404.874 97,49 394.712 97,64 392,85 98,21


KwIH 424.516 409.756 106,11 434.792 97,64 394,11 98,53
KwIV 428.344 414.638 102,09 423.304 101,19 396,82 99,21
2003 Kwl 382.932 419.520 94,30 395.607 96,80 393,15 98,29
Kwll 406.961 424.402 97,49 413.750 98,36 389,36 97,33
KwIII 436.291 429.284 106,11 455.513 95,78 388,30 97,08
KwIV 436.062 434.166 102,09 443.240 98,38 393,75 98,44
2004 Kwl 419.037 439.048 94,30 414.022 101,21 402,04 100,51
KwH 438.151 443.930 97,49 432.787 101,24 403,28 100,82
KwHI 474.301 448.812 106,11 476.234 99,59 408,71 102,18
KwIV 501.589 453.694 102,09 463.176 108,29 422,02 105,51
2005 Kwl 457.817 458.576 94,30 432.437 105,87 426,31 106,58
Kwll 480.215 463.458 97,49 451.825 106,28 431,18 107,80
Kwm 560.313 468.340 106,11 496.956 112,75 427,52 106,88
KwIV 462.529 473.222 102,09 483.112 95,74 400,39 100,10
2006 Kwl 433.548 478.104 94,30 450.852 96,16 384,50 96,13
Kwll 454.088 482.986 97,49 470.863 96,44 382,34 95,59
KwIH 482.999 487.868 106,11 517.677 93,30 379,67 94,92
KwIV 486.111 1 492.750 102,09 503,048 96,63 1 - -

53

•MUM
Pada metode time series forecasting menggabungkan komponen-komponen
yang telah diperoleh : Trend, Index Musim, Index Siklis dan Random. Dimana

faktor yang mempengaruhi gerak siklis banyak sehingga sukar untuk diperkirakan
polanya begitu juga gerak random sulit diperkirakan dengan adanya hal tersebut
maka forecasting hanya mengandung komponen Trend (T) dan Index Musim (M)
dengan ramus:

F(forecast)-T (trend) XM (musim)

Trend = 443.930 + 4.882 (x) origin pada kuartal n ffi. 2004 dari perhiflihgan
tersebut diatas maka nilai forecast kebutuhan premium untuk 5 (lima) tahun yang
akan datang (th. 2011) diInstalasi Surabaya Group dapat dilihat pada tabel 3.11
Tabel 3.11. Forecasting Kebutuhan Premium di Instalasi Surabaya Group
Periode tahun 2007 s.d. tahun 2011
Dalam KL
Tahun Kuartal I Kuartal II Kuartal HI Kuartal IV Jumlah
2007 469.267 489.901 538.398 522.985 2.020.551
2Q08 487.682 508,939 559.119 542^921 2.098.661
2009 506.097 527.977 579.840 562.857 2.176.771
2010 524.512 547.014 600.561 582.793 2.254.880
2011 542.927 566.052 621.283 602.729 2.332.991
Untuk mengukur keakuratan peramalan maka digunakan tracking signal yang
dapat dilihat pada tabel 3.10.

Tabel 3.12 Tracking Signal Produk Premium

(4) (5) (6)


(1) (2) (3) (8)
Kumuiatif Absolut Kumuiatif (7)
Demand Forecast Deviation Tracking
(F)
dari(3) Error Absolut MAD
(A) (A-F) Signal
(RSFE) [A-Fl Error
1.615.173 1.630.000 -14.827 -14.827 14.827 14.827 14.827 -1
1.662.246 1.707.167 -44.921 - 59.748 44.921 59.748 29.874 -2
1.833.078 1.786.219 46.859 -12.889 46.859 106.607 35.536 -0,36
1.960.174 1.864.330 95.844 82.955 95.844 202.451 50.613 1,64
1.856.747 1.942.440 - 85.693 -2.738 85.693 288.144 57.629 -0,05

54

mm wmmmm IW^Pi^W^W
Para ahli menyatakan bahwa batas control tracking signal yang
diperbolehkan adalah ± 4 sebagai batas pengendalian untuk tracking signal.
Sehingga dari perhitungan tracking signal tabel diatas untuk forecast premium
dengan menggunakan metoda time series trend least square sangat cocok, dimana
batas control tracking signal yang didapat adalah ± 1,64

UCL=+4

-ft©> CL=0

Tahun UCL=-4

Gambar 3.6

Laju pertumbuhan thruput premiun :

9 7'?9 Q01 I

55

•MM ••MMM
Tabel 3.13 Data Penyaluran M. Tanah di Instalasi Surabaya Group
Periode Tahun 2002 s.d. Tahun 2006

Dalam KL
Tahun Kuartal I Kuartal II Kuartal HI Kuartal IV Jumlah
2002 364.125 359.900 357.696 350.122 1.431.843
2003 348.198 378.081 375.220 373.887 1.475.386
2004 368.811 376.533 384.940 385.311 1.515.595
2005 375.826 377.579 388.814 335.404 1.477.623
2006 316.939 330.166 333.907 324.477 1.305.489

Tabel 3.14 Tabel penolong untuk mencari Trend Least Square


Tahun Y X XY X* Y' = a + b(x)
1999 1.431.843 -2 - 2.863.686 4 1.491.966
2000 1.475.386 -1 - 1.475.386 1 1.466.919
2001 1.515.595 0 0 0 1.441.872
2002 1.477.623 1 1.477.623 1 1.416.825
2003 1.305.489 2 2.610.978 4 1.391.778
5" 7.205.936 0 - 250.471 10

Metode trend least square

Y'=a + bx

ZY 7.205.936
a = = 1.441.872

SXY
b= ~ = - 250.471 /10 = - 25.047

Y' = 1.441.872-25.047 (x)

Untuk menentukan trend kurtalan sesuai dengan data maka persamaan trendnya
sebagai berikut:

Persamaan Trend tahunan : Y* = 1.441.872 - 25.047 (x) origin tahun 2004


Trend kuartalan : Y' = (1.441.872 / 4) - (25.047 / 16) (x)

Trend kuartalan : Y* = 360.468 -1.565 (x)

56
Dimana origin terletak pada pertengahan kuratal II dan kuartal III tahun 2004.

KWI KWH KWIH KWIV

Tahun 2004 -1 Vz Vz o y2 i y2

Nilai trend kuartalan : Kw I : Y' = 360.46S - 1.565 (-1 lA) = 362.816

Kwll : Y' = 360.468 - 1.565 (-Vz) = 361.251

Kwffl : Y' = 360.468 - 1.565 (Vz) = 359.686

KwIV : Y' = 360.468 - 1.565 (1 Vz) = 358.121

Pada perhitungan nilai trend kuartalan diatas diperoleh nilai x yang akan

disubstitusikan pecahan, maka untuk mempermudah, origin dirubah menjadi

kuartal yang terdekat (Kw II atau Kw III). Dalam hal ini origin dirubah pada

kuartal II tahun 2004 maka nilai a diganti dengan nilai Trend pada Kw 11 / 2004 =

361.251 dan nilai b tetap 1.565 sehingga persamaan trend:

Y' = 361.251-1.565 (x)

Nilai x kaanalan dirabah menjadi:

Kwl KwH Kwm KwIV

TahUn 2002 -9 -8 -7 -6

Tahun 2003 -5 -4 -3 -2

Tahun 2004 -I 0 1 2

Tahun 2005 3 4 5 6

Tahun 2006 7 8 9 10

Nilai trend dari persamaan : Y' = 361.251 - 1.565 (x) dapat dilihat pada tabel

3.15.

57

M<iH«^M8gMMIM«i>lHWfflroi inpmr. jf<rei»Timi k**.' tPT»»Mihmwi *» sb^wkx*


Tabel 3.15 Nilai Trend Minyak Tanah

Tahun Kuartal I Kuartal H Kuartal in Kuartal IV Jumlah


2002 337.336 373.771 372.206 370.641 1.453.954
2003 369.076 367.511 365.946 364.381 1.466.914
2004 362.816 361.251 359.686 358.121 1.441.874
2005 356.556 354.991 353.426 351.861 1.416.834
2006 350.296 348.731 347.166 345.601 1.391.794

Untuk mencari index musimnya minyak tanah dalam forecast ini seperti halnya

mencari index musim pada premium dengan menggunakan metode rata-rata

sederhana yang dapat dilihat pada tabel 3.16.

Tabel 3.16. Index Musim M Tanah berdasarkan


Metode Rata-rata Sederhana
Rata- Nilai b Index
2002 2003 2004 2005 2006
Period rata £ kumul sisa musim
(1) (2) (3) (4) (5)
1-5 atif (%)
Kwl 364.125 348.198 368.811 375.826 316.939 354.780 0 354.780 99,11
KwH 359.900 378.081 376.533 377.579 330.166 364.452 1.565 362.887 101,38
Kwm 357.696 375.220 384.940 388.814 333.907 368.115 3.130 364.985 101,97
KwIV 350.122 373.887 385.311 335.404 324.477 353.840 4.695 349.145 97,54
Rata-
357.950
rata

Tabel 3.17 Menghitung Index Siklis Minyak Tanah

Variasi Jumlah
Index
Th/K«artal
Penyaluran Trend Normal Siklis & Bergerak Index
M Tanah (T) TxM Random Tertimb. Siklis
(M)(%)
SxR(%) 3 Kuartal
2002 Kwl 364.125 375.336 99,11 372.000 97,88 - -

KwH 359.900 373.771 101,38 378.929 94,98 382,09 95,52


KwHI 357.696 372.206 101,97 379.538 94,25 380,33 95,08
KwIV 350.122 370.641 97,54 361.523 96,85 383,14 95,79
2003 Kwl 348.198 369.076 99,11 365.791 95,19 388,71 97,18
Kwll 378.081 367.511 101,38 372.583 101,48 398,70 99,68
KwHI 375.220 365.946 101,97 373.155 100,55 407,78 101,95
KwIV 373.887 364.381 97,54 355.417 105,20 414,38 103,60
2004 Kwl 368.811 362.816 99,11 356.587 103,43 414,87 103,72
Kwll 376.533 361.251 101,38 366.236 102,81 414,00 103,50
KwIH 384.940 359.686 101,97 366.772 104,95 423,02 105,76
KwIV 385.311 358.121 97,54 349.311 110,31 431,92 107,98

58
2005 Kwl 375.826 356.556 99,11 353.383 106,35 427,93 106,98
Kwn 377.579 354.991 101,38 359.890 104,92 424,08 106,02
KwHI 388.814 353.426 101,97 360.388 107,89 418,43 104,61
KwIV 335.404 351.861 97,54 343.205 97,73 394,70 98,68
2006 Kwl 316.939 350.296 99,11 347.178 91,29 373,70 93,43
Kwn 330.166 348.731 101,38 353.543 93,39 372,39 93,10
KwIH 333.907 347.166 101,97 354.005 94,32 378,29 94,57
KwIV 324.477 345.601 97,54 337.099 96,26 - -

Pada metode time series forecasting menggabungkan komponen-komponen

yang telah diperoleh : Trend, Index Musim, Index Siklis dan Random. Dimana

faktor yang mempengaruhi gerak siklis banyak sehingga sukar untuk diperkirakan

polanya begitu juga gerak random sulit diperkirakan dengan adanya hal tersebut

maka forecasting hanya mengandung komponen Trend (T) dan Index Musim (M)

dengan ramus:

F(forecast)= T (trend) XM (musim)

Trend s 361.251 - 1.565 (x) origin padakuartal n th. 2004 dariperbitangaa

tersebut diatas maka nilai forecast kebutuhan minyak tanah untuk 5 (lima) tahun

yang akan datang (th. 2011) di Instalasi Surabaya Group dapat dilihat pada tabel

3.18.

Tabel 3.18. ForecastingKebutuhan Minyak Tanah di Instalasi Surabaya


Group Periode tahun 2007 s.d. tahun 2011
Dalam KL
Tahun Kuartal I Kuartal II Kuartal ED Kuartal IV Jumlah
2007 340.974 347.197 347.622 330.993 1.366.786
2008 334.770 340.851 341.239 324.887 1.341.747
2009 331.781 334.504 334.855 318.781 1.319.921
2010 322.361 328.158 328.472 312.675 1.291.666
2011 316.157 321.812 322.089 306.569 1.266.627

Untuk mengukur keakuratan peramalan maka digunakan tracking signal yang

dapat dilihat pada tabel 3.19

59
Tabel 3.19Tracking Signal Produk Minyak Tanah

(4) (5) (6)


(1) (2) (3) (8)
Kumuiatif Absolut Kumuiatif (7)
Demand Forecast Deviation Tracking
dari(3) Error Absolut MAD
(A) (F) (A-F) Signal
(RSFE) TA-Fl Error
1.431.843 1.454.324 -22.481 -22.481 22.481 22.481 22.481 -1
1.475.386 1.437.383 38.003 15.522 38.003 60.484 30.242 0,51
1.515.595 1.441.906 73.689 89.211 73.689 134.173 44.724 1,99
M77.623 1.416.866 60.757 149.968 60.757 194.930 48.733 3,08
1.305.489 1.391.825 - 86.336 63.632 86.336 281.266 56.253 1,13

Dari perhitungan tracking signal tabel diatas, untuk forecast minyak tanah

dengan menggunakan metode time series trend leastsquare sangat cocok, dimana

batas control tracking signal yang didapat adalah ± 3,08

UCL = +4

a
c
O)
tarn

CO
»

CL = 0
a
A

•MM

z
-3.00 4.
-4.00
Tahun
UCL = -4

Gambar 3.7

Laju pertumbuhan thruput minyak tanah:

1.266.627
-K ) 5 -l]x 100% = -0,60%
1.305.489

60

mmm
Tabel 3.20 Data Penyaluran M. Solar di Instalasi Surabaya Group
Periode Tahun 2002 s.d. Tahun 2006.

Tahun Kuartal I Kuartal II Kuartal D3 Kuartal IV Jumlah


2002 469.003 480.513 536.640 493.208 1.797.364
2003 447.201 476.238 503.183 481.366 1.907.988
2004 605.987 521.302 664.234 538.522 1.330.045
2005 502.705 528.369 570.129 439.562 2.030.765
2006 375.839 378.751 403.725 369.803 1.528.118

Tabel 3.21 Tabel penolong untuk mencariTrend Least Square

Tahun Y X XY X2 Y' = a+b(x)


2002 1.797.364 -2 - 3.594.728 4 2.002.000
2003 1.907.988 -1 -1.907.988 1 1.960.428
2004 2.330.045 0 0 0 1.918.856
2005 2.030.765 1 2.030.765 1 1.877.284
2006 1.528.118 2 3.056.236 4 1.835.712
I 9.594.280 0 -415.715 10

Metode trendleast square

Y'=a + bx

TV
A = — = 9.594.280 / 5 = 1.918.856
n

B= =^- =- 415.715 / 10 = -41.572


EX2

Y'= 1.918.856-41.572 (x)

Untuk menentukan trend kurtalan sesuai dengan data maka persamaan trendnya

sebagai berikut:

PersamaanTrend tahunan : Y' = 1.918.856 - 41.572 (x) origin tahun 2004

Trend kuartalan : Y' = (1.918.856/4) - (41.572/42) (x)


Y' = 479.714-2.597 (x)

Dimana origin terletak pada pertengahan kuratal H dan kuartal in tahun 2004.

61
KWI Kwn Kwm kwiv

Tahun 2004 -I Vz -Vz 0 Vz IVz

Nilai trend kuartalan : Kw I : Y' = 479.714 - 2.597 (-V/z) = 483.610

KwH : Y' = 479.714 - 2.597 (-Vz) = 481.013

KwIH : Y' = 479.714 - 2.597 (Vz) = 478.416

KwIV : Y' = 479.714 - 2.597 (1 Vz) = 475.819

Pada perhitungan nilai trend kuartalan diatas diperoleh nilai x yang akan

disubstitusikan pecahan, maka untuk mempermudah, origin dirabah menjadi

kuartal yang terdekat (Kw U atau Kw IU). Dalam hal ini origin dirabah pada

kuartal H tahun 2004 maka nilai a digantidengannilai Trend pada Kw n / 2004 =

481.013 dan nilai b tetap 2.597 sehingga persamaan trend:

Y'= 481.013-2.597 (x)

Nilai x kuartalan dirubah menjadi:

Kw I Kw II Kw III KwLV

Tahun 2002 -9 -8 -7 -6

Tahun 2003 -5 -4 -3 -2

Tahun 2004 -1 0 1 2

Tahun 2005 3 4 5 6

Tahun 2006 7 8 9 10

Nilai trend dari persamaan : Y' = 481.013 - 2.597 (x) dapat dilihat pada tabel

3.22.

62

m
Tabel 3.22 Nilai Trend Minyak Solar
Tahutt Kuartal I Kuartal II Kuartal III Kuartal IV Jumlah
2002 504.386 501.789 499.192 496.595 2.001.962
2003 493.998 491.401 488.804 486.207 1.960.118
2004 483.612 481.013 478.416 475.819 1.918.860
2005 473.222 470.625 468.028 465.431 1.877.306
2006 462.834 460.237 457.640 455.043 1.835.754

Untuk mencari index musimnya minyak solar dalam forecast ini seperti halnya
mencari index musim pada premium atau minyak tanah dengan menggunakan
metode rata-rata sederhana yang dapat dilihat pada tabel 3.23.

Tabel 3.23. Index Musim M Solar berdasarkan Metode Rata-rata Sederhana

2002 2003
Rata- Nilai b Index
2004 2005 2006
Period rata £ kumul sisa musim
(1) (2) (3) (4) (5)
1-5 atif (%)
Kwl 469.003 447.201 605.987 502.705 375.839 480.147 0 480.147 99,06
Kwll 480.513 476.238 521.302 518.369 378.751 475.035 2.597 472.438 97,43
KwHI 536.640 503.183 664.234 570.129 403.725 535.582 5.194 530.388 109,38
KwIV 493.208 481.366 538.522 439.562 369.803 464.492 7.791 456.701 94,18
Rata-
rata 484.919

Tabel 3.24Menghitung Index Siklis Minyak Solar

Jumlah
Variasi
Index Bergerak
Th/Kuartal
Penyaluran Trend Normal Siklis & Index
Musim Tertimb.
M Solar (T) TxM Random Siklis
(M)(%) 3
S x R (%)
Kuartal
2002 Kwl 469.003 504.386 99,06 499.645 93,87
KwH 480.513 501.789 97,43 488.893 98,29 388,73 97,18
Kwlll 536.640 499.192 109,38 546.016 98,28 394,17 98,54
KwIV 493.208 496.595 94,18 467.693 99,32 388,31 97,08
2003 Kwl 447.201 493.998 99,06 489.354 91,39 381,58 95,40
KwH 476.238 491.401 97,43 478.772 99,47 384,44 96,11
Kwffl 503.183 488.804 109,38 534.654 94,11 392,81 98,20
KwIV 481.366 486.207 94,18 457.910 105,12 430,84 107,71
2004 Kwl 605.987 483.612 99,06 479.066 126,49 469,33 117,33
Kwll 521.302 481.013 97,43 468.651 111,23 475,88 118,97

63

•MMI
KwlU 664.234 478..416 109,38 523.319 126,93 485.26 121,32
Kwrv 538.522 475.819 94,18 448.126 120,17 474,51 118,63
2005 Kwl 502.705 473.222 99,06 468.774 107,24 447,70 111,93
Kwn 518.369 470.625 97,43 458.530 113,05 444,71 111,18
KwHI 570.129 468.028 109,38 511.929 111,37 436,07 109,02
KwIV 439.562 465.431 94,18 438.343 100,28 393,90 98,48
2006 Kwl 375.839 462.834 99,06 458.483 81,97 348,69 87,17
KwH 378.751 460.237 97,43 448.409 84,47 331,56 82,89
KwHI 403.725 457.640 109,38 500.567 80,65 332,06 83,02
KwIV 369.803 455.043 94,18 428.559 86,29 - -

Pada metode time series forecasting menggabungkan komponen-komponen


yang telah diperoleh : Trend, Index Musim, Index Siklis dan Random. Dimana

faktor yang mempengaruhi gerak siklis banyak sehingga sukar untuk diperkirakan
polanya begitu juga gerak random sulit diperkirakan dengan adanya hal tersebut
maka forecasting hanya mengandung komponen Trend (T) dan Index Musim (M)
dengan ramus:

^(forecast)- T (trend) XM (musim)

Trend = 481.013 - 2.597 (x) origin pada kuartal Em. 2004 dari perhiraiigafl
tersebut diatas maka nilai forecast kebutuhan minyak solar untuk 5 (lima) tahun
yang akan datang (th. 2011) di Instalasi Surabaya Group dapat dilihat pada tabel
3.25.

Tabel 3.25. Forecasting Kebutuhan M Solar di Instalasi Surabaya Group


Periode tahun 2007 s.d. tahun 2011

DiIlaffiKL
Tahun Kuartal I Kuartal II Kuartal III Kuartal IV Jumlah
2007 448.193 438.288 489.204 418.776 1.794.461
2008 437.903 428.167 477.842 408.993 1.752.905
2009 432.134 418.046 466.479 399.209 1.715.868
2010 417.322 407.925 455.117 389.426 1.669.790
2011 407.032 397.804 443.755 379.642 1.628.233

64

•H Ml •MM-*
Untuk mengukur keakuratan peramalan maka digunakan tracking signal yang

dapat dilihat pada tabel 3.26

Tabel 3.26 Tracking Signal Produk Minyak Solar

(4) (5) («)


(1) (2) (3) (8)
Kumuiatif Absolut Kumuiatif (7)
Demand Forecast Deviation Tracking
dari(3) Error Absolut MAD
(A) (F) (A-F) Signal
(RSFE) Error
1.797.364 2.002.247 - 204.883 - 204.883 204.883 204.883 204.883 -1
1.907.988 1.960.690 - 52.702 -257.585 52.702 257.585 128.793 -2
2.330.045 1.919.087 410.958 153.373 410.958 668.543 222.848 0,68
2.030.765 1.877.576 153.189 306.562 153.189 821.732 205.433 1,49
1.528.118 1.836.018 - 307.900 -1.338 307.900 1.129.632 225.926 0,00

Dari perhitungan tracking signal tabel diatas untuk forecast minyak solar

dengan menggunakan metode time series trendleast square sangat cocok, dimana

batas control tracking signal yang didapat adalah ± 1,49

UCL = +4
4.00

3.00
ii.

C 2.00
m
CO 1.00
O)
c
M 0.00
O CL^O
{?
-1.00
CC
-2.00
1
-3.00

-4.00
Tahun UCL=-4

3.8 Gambar

65

y&mmmm&towmmimmmwimMmiammmmQm%*i**m
&w<)wttw¥m®W9f&ism
Laju pertumbuhan thruput minyak solar:

1.628.233
=K ) 5 -l]xl00%= 1,28 %
1.528.118

3.8 Analisis Persediaan BBM

Dari hasitprbituflpn forecasting dengan ffiengguiiakaH metede time series

kebutuhan BBM (PKS) di Instalasi Surabaya Group berdasarkan data perkiran


tahun2011 (5 tahunke depan) adalah sebagai berikut:

• Premium :

o KebuTuHan - 2.332.991 KL/tahan

o Jumlah hari pelayanan= 365 hari/tahun

o Rata-rata kebutuhan - 2.332.991 KL/tahun + 365 hari/tahun

= 6.392 KL/hari

o Ketahanan stok ideal = (2 x 8) + 3 hari = 19 hari

o Stok ideal = 6.392 x 19 hari = 121.448 KL

• Minyak Tanah:

o Kebutuhan = 1.266.627 KL/tahun

o Jumlah hari pelayanan= 365 hari/tahun

o Rata-rata kebutuhan = 1.266.627 KL/tahun * 365 hari/tahun

= 3.470 KL/hari

o Ketahanan stok ideal = (2x6) + 3 hari =15 hari

o Stok ideal = 3.470 KL/hari x 15 hari = 52.050 KL

• Minyak Solar:

6 Kebutuhan -1.628.233 KL/tahun

66

HBIWBHWroWSgWWWTOMi^^ 5WS5W?
o Jumlah hari pelayanan= 365 hari/tahun

o Rata-rata kebutuhan = 1.628.233 KL/tahun + 365 hari/tahun

= 4.461 KL/hari

o Ketahanan stok ideal = (2x4) + 3 hari =11 hari

o Stok ideal =4.461 KL/hari x 11 hari = 49.071 KL

Berdasarkan perhitungan stok ideal diatas, total kapasitas timbun secara

keseluruhan BBM (PKS) adalah 222.569 KL, sehingga dapat disimpulkan bahwa

sampai tahun 2011 kapasitas timbun Instalasi Surabaya Group masih belum

mencukupi untuk mendukung ketahanan stok idealnya (kapasitas timbun saat ini

151.428 KL). Jika dilihat dari masing-masing produk berdasarkan stok idealnya,

untuk produk premium, minyak tanah dan minyak solar tidak dapat mendukung

ketahanan stok ideal, dikarenakan jumlah kebutuhannya meningkat. Untuk

mencukupi kapasitas timbunberdasarkan stok idealnya dapat menambah kapasitas

tangki bila anggaran memungkinkan sesuaikebutuhannya, agar stock yang ada di

Instalasi Surabaya Group sesuai dengan perhitungan stock ideal. Dengan hal

tersebut maka tidak terjadi stok yang kurang dan kebutuhan konsumen tetap

terjamin.

67

W—WP
3.9 Pengendalian Persediaan BBM

PenpHdaliaa persediaan merapakan ttadakaa yang sanpt pentteg dalam

menghitung berapa jumlah optimal tingkat persediaan yang diharapkan, serta

kapan saatnya mulai mengadakan pemesanan kembali..

Dalam usaha pengadaan BBM (PKS) di Instalasi Surabaya Group UPMS V

yang memiliki kapasitas aman tangki timbun sebesar 151.428 KL, termasuk dead

stock sebesar 4.391 KL. Dead stock merapakan stok yang berada dibawah outlet

tangki timbun dan tidak bisa dikeluarkan yang dianggap sebagai safety stock.

Jumlah dari dead stock ini selalu tetap karena posisinya yang telah permanen

didalam tangki timbun, dimana untuk produk premium sebesar 1.397 KL, minyak

tanah sebesar 1.486 KL dan minyak solar sebesar 1.508 KL.

Jika terjadi krisis persediaan maka dead stock dalam keadan tertentu atau

mendsak dapat disalurkan dengan cara melakukan dongkrak isi tangki, namun

jumlah ini belum tentu dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang mendesak.

Karena dead stock yang berada didalam tangki sebagian telah tercampur dengan

air yang tentu mutunya tidak murni lagi. Selain melakukan dongkrak isi tangki

juga dalam memenuhi kebutuhan BBM di Jawa Timur bila terjadi krisis

persediaan di Instalasi Surabaya Group dilakukan alih suplai point dari Depot

Tanjung Wangi, Instalasi Semarang dan Depot Rewulu dengan menggunakan

sarana mobil tangki yang tentunya membutuhkan biaya operasional lebih tinggi.

Untuk menghindari hal tersebut diatas PT Pertamina Persero Instalasi

Surabaya Group perlu melakukan perencanaan pengelolaan persediaan

berdasarkan forecasting kebutuhan BBM dimasa yang akan datang, kemudian

68

WJHBWW m¥mmmmgfmm^^
ditentukan berapa kali pesanan yang haras dilakukan dan berapa seharasnya
jumlah safety stock yang digunakan sebagai pengaman jika ada fluktuasi sewaktu-

waktu terhadap thruput penjualan BBM.

3.9.1 Menentukan Minimum Inventory di Instalasi Surabaya Group


Selama tei ma^ng-masing fokasi belum selarahnya melakukan penentuan
minimum inventory yang harus disimpan dengan tepat. Padahal inventory
(persediaan ) bagi suatu lokasi sangat berguna karena sebagai buffer stock bila

terjadi kekurangan BBM yang akan dikeluarkan.

Minimum inventory untuk kebutuhan BBM berdasarkan thruput tahun 2006


dapat dihitung sebagai berikut:

* Keterlambatan kedatangan tanker rata-rata 3 hari

• Kebutuhan penyaluran = (total penyaluran * 365 hari)

* Minimum inventory adalah 3 x rata-rata penyaluran perhari

Premium (dalam KL)

* Keterlambatan kedatangan tanker rata-rara « 3 hart

• Rata-rata penyaluran per hari = 5.087 KL

• Minimum inventory adalah 3 x 5.087 KL - 15.261 KL

Minyak Tanah (dalam KL)

* Ketertaffibatan kedatangan tanker rata-fata - 3 hari

• Rata-rata penyaluran per hari = 3.577 KL

• Minimum inventory adalah 3 x 3.577 KL = 10.731 KL

69

•m^9»m^»»*immimm'^mmm^mm^mmm^^mi!mm< wiwiipwwpwgpiiw^^w^^
I
Minyak Solar (dalam KL)

* Keterlambamn kedatangan tanker rata-rata

• Rata-rata penyaluran per hari = 4.187 KL

• Minimum inventoryadalah 3 x 4.1S7 KL = 12.561 KL

3.9.2 Menentukan Reorder Point di Instalasi Surabaya Group


Reorder Point (ROP) terjadi apabila jumlah persediaan yang terdapat
didalam stok berkurang terus sehingga haras menentukan berapa banyak batas
minimal tingkat persediaan yang harus dipertimbangkan sehingga tidak terjadi
kekurangan persediaan. Untuk menentukan Reorder Point di Instalasi Surabaya
Group menggunakan variable demand rate dan variable lead time, dimana lay
time dari kilang Cilacap dan Kilang Balikpapan dengan STS Situbondo yang
merupakan suplai point BBM ke Instalasi Surabaya Group berbeda dengan
formula sebagai berikut :

ROP = Bcsarn>a permintaan vung diharnpkan + Safety Stock


Selama Masa 'I enggang

ROP = d(LT) +Z *\LTad1+d1aLT1


Dimana :

d Rata-rata tingkat kebutuhan

If Rata-ratamasa tenggeng (LeadTime)

ad Standar devisi dari tingkat kebutuhan

<r~LT Standartdevisi dari lead time dengan asumsi = 1 hari

70

mtmw^mmwmi-mm'M), •Wlilil
Nilai z dengan menggunakan level ofservice atau tingkat keyakinan 95% adalah

sebesar 1.645 dapat dilihat pada label z Areas under the standardized normal,

Dengan data hasil forecasting diatas dapat ditentukan Re Order Point Instalasi

Surabaya Group sebagai berikut:

Premium ( Supply ex Singapore )

Rata-rata penyaluran per hari - 2.176.771/ 365 - 5.964

Rata-rata lead time = 4 hari

Periode X X (X-x) (X-x)2


2007 2.020.551 2..176.771 - 15.622 244.046.884
2008 2.098.661 2..176.771 -78.110 6.101.172.100
2009 2.176.771 2..176.771 0 0
2010 2.254.880 2..176.771 78.109 6.101.015.881
2011 2.332.991 2..176.771 . 15.622 244.046.884
Total 10.883.854 12.690.281.749

12.690.281.749
Standar deviasi (o d) =
5-1

= 56.326 KL/Tahun = 154 KL/hari.

Safety stok = z^LTad2+d2 oLT


= 1,645 V4x(154)2+(5.964)212
= 9.824 KL

ROP = 5,964 x 4 + 9,824 KL = 33.480 KL

Minyak Tanah

Rata-raa penyaluran per hari =1.317.349/ 365 = 3.609

Rata-rata lead time = 3 hari

71

BilW«WBiSBBP»BlSWH TMWPHPHIM MPRSWPNP HBHttEWTOWWH


mffipm
Periode X X (X-x) (X-x)2
2007 1.366.786 1.317.349 19.437 377.796.969
2008 1.341.747 1.317.349 24.398 595.262.404
2009 1.319.921 1.317.349 2.572 6.615.184
2010 1.291.666 L317,349 - 25*683 659,616489
2011 1.266.627 1.317.349 - 50.722 2.572.721.284
Total 6.586.747 4.212.012.330

4.212.012.330
Standar deviasi (o d) =
5-1

= 32.450 KLATahun = 89 KL/Hari

Safety stock =z ^jlfad2 +d2aLT

= 1,645 V3x(89)2+(3.609)2i2
= 5.942 KL

ROP = 3.609x3 +5.942 KL= 16.769 k

Minyak solar

Rata-rata penyaluran per hari = 1.712.251 / 365 = 4.691

Rata-rata lead time = 2 hari

Periode X X (X-x) (X-x)2


2007 1.794.461 1.712.251 8.221 67.584.841
2008 1.752.905 1.712.251 40.654 1.652.747.716
2009 1.715.868 1.712.251 3.617 13.082.689
2010 1,669,790 1,712.451 -42,461 1.802,936,521
2011 1.628.233 1.712.251 - 84.018 7.059.024.324
Total 8.561.257 10.595.376.091

20.595.376.091
Standar deviasi (o d)
5-1

= 51.467 iO/rahun = 141 KL/Hari

72

ffHmawmmrawa BUHIMWMWilga jnw^awHwawiWiw^^^^^wi^w


Safety stock =zyJLTad2+d2crLT
= 1,645 V2x(141)2+(4.691)212
= 7.724 KL

ROP = 4.691 x 2 + 7.724 KL = 17.106 KL

Tabel 3.27 Minimum Inventory dan Re Order Point

(Dalam KL)
Produk Minimum Inventory Re Order Point (ROP)
Premium 15.261 33.680
Minyak Tanah 10.731 16.769
Minyak solar 12.561 17.106
Total 38.553 67.555

Untuk menjamin security of supply dalam pemenuhan kebutuhan BBM di

Instalasi Surabaya Group berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas maka

waktu pemesanan dilakukan apabila masing-masing produk stoknya sudah

mencapai Reorder Point. Sedangkan untuk menentukan berapa jumlah BBM yang

harus dipesan / diterima per bulan maka dapat ditentukan sebagai berikut:

Jumlah satu kali penerimaan = Safe Capacity - Safety Stock

Maka jumlah satu kali pemesanan untuk masing-masing produk adalah:

o Premium = 55.726KL-9.824KL = 45.902KL

o Minyak Tanah = 49.146 KL-5.942 KL = 43.204 KL

o Minyak Solar = 46.556 KL - 7.724 KL = 38.832 KL

Dari jumlah pemesanan yang didapat tidak memungkinkan dilakukan satu

kali pemesanan, karena kapasitas dermaga yang tersedia di Instalasi Surabaya

Group hanya mampu untuk tanker berkapasitas 35.000 DWT. Untuk hal tersebut

73

HiHWiwinw V'' HiyiW ifiWiii'iiiifPiffmiUBpriniipwwi i«WiW PWjBSftMjflElIWMt


perlu ditentukan waktu pesanan efektif yang harus dilakukan dan pada saat

persediaan berapa BBM dari kilang seharasnya diterima. Berdasarkan rata-rata

penyalurantahun 2007 s.d 2011 untuk thruput premium sebesar 5.964 KL dengan

ketahanan stok 9,3 hari, thruput minyak tanah sebesar 3.498 KL dengan ketahanan

stok 13,6 hari dan thruput minyak solar sebesar 4.691 dengan ketahanan stok 9,9

hari. Sea time antara kilang Cilacap dan kilang Balikpapan dengan Instalasi

Surabaya Group 2 hari dan sea time antara STS Sitobondo dengan Instalasi

Surabaya Group 1 hari, dengan waktu tenggang pengisian 2 hari maka jarak

waktu rata-rata pemesanan dengan posisi ketahanan stok adalah 2 s/d 3 hari.

Pada saat stok BBM untuk produk premium posisi 33.680KL, minyak tanah

posisi 16.769 KL dan minyak solar posisi 17.106 KL setelah kedatangan stok

awal, pemesanan BBM ke kilang atau STS sudah haras dilakukan, sehingga pada

saat posisi stok mencapai safety stock, BBM dari kilang atau STS sudah sampai di

Instalasi Surabaya Group. Khusus untuk produk premium selain disuplai dari

kilang dalam negeri, sebagian besar (90%) import dari China dan Singapore

dengan dengan sea time 3 hari, tetapi dalam pembahasan ini untuk produk Import

diabaikan.

Dengan adanya pengendaliaan persediaan berdasarkan reorder point dan

safety stock ini akan membantu Instalasi Surabaya Group untuk mengoptimalkan

persediaan BBM (PKS), sehingga palayanan penyaluran dalam pemenuhan

kebutuhan BBM kepada konsumen tetap terjamin dengan baik, disamping itu

dapat menghindari kemungkinan terjadinya krisis terhadap persediaan BBM.

74

PMM!
Grafik EOQ (Premium)

SC
55.726 KT,

ROP
33.680 KI

SS
9.824 KL
I I I
t I t
I I. I I I I! I I I »

Grafik EOQ (Minyak Tanah)

SC
49.146KL

ROP
16.769 KL

SS J! »
5.942 KL
I I
I i
' I i »
3 3 3

Grafik EOQ (Minyak Solar)

SC
46.556 KI.

ROP
17.106 KL

SS Ji Ji Ji »
7.724 KL
I I I
I I I

Gambar 3.9

75

i EWaapHfJ^WillrtpWMMll'W^^
Dari rata-rata thruput tahun 2007 sampai dengan tahun 2011, maka BBM

yang dibutuhkan rata-rata per bulan untuk produk premium 2.I76.77I KL + 12 =

181.398 KL, minyak tanah 1.317.349 + 12 = 109.779 KL dan minyak solar

1.712.251 * 12 = 142.688 KL. Dari data penerimaan tanker tahun 2006 volume

kompartemen tanker milik Pertamina, tanker carter keagenan dan tanker carter

voyage (tanker ex Singapore ) rata-rata sebesar 32.800 KL, maka dalam satu

bulan perlu mendatangkan tanker bermuatan sebagai berikut:

> Produk Premium dengan single grade 32.800 KL sebanyak 5 call tanker.

> Produk Minyak Tanah dengan single grade 32.800 KL sebanyak 3 call

tanker.

> Produk Minyak Solar dengan single grade 32.800 KL sebanyak 4 call

tanker.

> Untuk sisa premium 17.398 KL dapat menggunakan tanker GP ( 17.500

DWT) sebanyak I call tanker dengan single grade.

> Untuk sisa minyak tanah 11.379 KL dan minyak solar 11.488 KL dapat

menggunakan tanker MR sebanyal 1 call tanker dengan muliigrade.

Untuk mendatangkan tanker dengan isi muatan seperti tersebut diatas, haras

berdasarkan review persediaan pada masing-masing produk sesuai dengan

perhitungan safety stock. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya krisis

stock pada masing-masing produk. Dengan mendatangkan tanker seperti tersebut

diatas maka untuk masing-masing produk dapat melayani kebutuhan selama ±

30.4 hari. Sehingga total kedatangan tanker satu bulan dalam pengangkutatt BBM

(premium, minyak tanah dan minyak solar) untuk jenis MR sebanyak 13 call dan

76

wwjBm^fsmm^H^i^iiiwBmiim
jenis GP sebanyak lcall. Jika dibandingkan dengan biaya tanker pada tahun 2006
dimana biaya tanker pada tahun 2006 (jenis GP) sebesar US$ 1,666,693.82/bulan

dengan melakukan pengendalian persediaan maka biaya tanker menjadi:

= 13 call x US $ 95,391.36/vcyage + 1 call x US $ 75,758.81/voyage

= US$l,315,846.49/bulan.

Sehingga biaya yang dapat dihemat sebesar US $ 350,847.33 per bulan.

Maka dalam satu tahun bisa menghemat biaya sebesar US $ 4,210,167.96 jika

diasumsikan US.$ 1 = Rp. 9.000,- dan Bunga bank 9 % per tahun maka biaya

yang dapat dihemat senilai:

Diketahui:

♦ P =US.$ 4,210,167.96 xRp 9.000,-/US.$

= ± Rp 37.9 milyar

♦ i =9%(0,09)

♦ n =1

F =P(l+i)n

F = ±Rp 37.9 milyar (1+ 0,09)'


F = ± Rp 41.3milyar / tahun

Sehingga dalam satu tahun biladiasumsikan dengan bunga bank maka biaya

yang dapat dihemat sebesar ±Rp 41.3 milyar.

77

M8^«B|Bi8Rgl«gWSfflBW»MW» BBEWffBBaHWIWMWKIggM^^
IV. PENUTUP

4.1 Simpulan

Berdasarkan pengamatan langsung di lapangan, melakukan pengumpulan

dan analisis data, serta melakukan pembahasan-pembahasan pada bab-bab

sebelumnya, maka ada beberapa hal yang dapat disimpulkan tentang analisis

pengendalian persediaan BBM untuk menjamin security of supply di Instalasi

Surabaya Group sebagai berikut:

> Berdasarkan data-data tahun yang silam didapat forecasting / ramalan BBM

untuk tahun 2011 di Instalasi Surabaya Group sebagai berikut:

Produk Per Tahun Per Bulan Per Hari Pertumbuhan


Premium 2.332.991 KL 194.416 KL 6.392 KL 2,92%
Minyak Tanah 1.266.627 KL 105.552 KL 3.470 KL - 1,51 %
Minyak Solar 1.628.233 KL 135.686 KL 4.461 KL -1,93 %

Dari data tersebut menunjukan bahwa tingkat kenaikan atau penurunan penjualan

BBM tidak sama dengan naik turunnya antar jenis produk BBM itu sendiri.

a. Premium

Bahan bakar ini dalam angka maupun dalam persentase mengalami

kenaikan dari tahun ke tahun rata-rata sebesar 4,67 %. Hal ini menunjukan

bahwa jumlah pemakai produk premium meningkat, dan jumlah kendaraan

dengan bahan bakar premium semakinmeningkat setiap saat.

b. Minyak Tanah

. Menurannya bahan bakar minyak tanah sebesar 0,60 %, karena adanya

kebijakan Pemerintah saat ini mengenai transformasi energi yaitu program

peralihan/penyempurnaan dari pemakaian minyak tanah ke elpiji untuk

78

mmmwmmmmmmmmmi&*^
keperluan memasak dengan cara memberikan gratis kompor ps dan botol

tabung elpiji ukuran 3 kg kepada masyarakat kelas bawah serta subsidi harga

elpijinya, sehingga makin banyak masyarakat menggunakan elpiji. Serta

makin ketatnya Pemerintah dalam memberikan kuota minyak tanah pada


i

Pertamina dalam penyalurannya ke masyarakat.

c. Minyak Solar

Penggunaan bahan bakar produk minyak solar mengalami kenaikkan rata-

rata sebesar 1,28 %, hal ini disebabkan selain meningkatnya jumlah

transportasi yang memakai bahan bakar minyak solar juga banyak industri

yang menggunakan bahan bakar tersebut, sehingga permintaan akan minyak

solar makin meningkat dari tahun ke tahun.

> Pada kegiatan penerimaan BBM di Instalasi Surabaya Group memiliki 3 buah

dermaga yang kapasitas masing-masing 35.000 DWT dengan tingkat

pemanfaatan dermaga saat ini 55,37% yaitu belum mencapai tingkat

pemanfaatan idealnya (60%) dengan kedatangan tanker rata-rata per bulan 26

call dan waktu sandar (Berthing time) rata-rata 1.196 jam per bulan.

Sedangkan khusus untuk produk premium, minyak tanah dan minyak solar

rata-rata kedatangan tanker per bulan 22 call dengan jenis tanker yang rata-

rata jumlah muatan 18.234 KL/call.

> Berdasarkan analisis persediaan BBM di Instalasi Surabaya Group yang

memiliki kapasitas aman tangki timbun untuk produk premium 55.726 KL,

minyak tanah 49.146 KL dan minyak solar 46.556 KL dengan total kapasitas

aman 151.428 KL masih belum mencukupi untuk mendukung ketahanan stok

79

ISaBSHBPJUSjW* Mil)) WWW—


idealnya sampai tahun 2011, dimana stok ideal pada tahun 2011 untuk produk

premium 121.448 KL, minyak tanah 52.050 KL dan minyak solar 149.071 KL

dengan total stok ideal 222.569 KL.

> Dari hasil forecasting 2007 sampai dengan tahun 2011, rata-rata thraput per

hari untuk masing-masing produk sebesar premium 5.964 KL, minyak tanah

3.609 KL dan minyak solar 4.691 KL maka pemesanan yang harus dilakukan

untuk memenuhi persediaan BBM (premium, minyak tanah dan minyak solar)

dalam rangka menjamin security of supply di Instalasi Surabaya Group yaitu

dengan menggunakan tanker yang berkapasitas 35.00 DWT sesuai dengan

kapasitas dermaga. Dengan melakukan pengendalian menggunakan tanker

yang berkapasitas 35.000 DWT maka total penerimaan dalam satu bulan

untuk produk premium sebesar 181.398 KL, minyak tanah 109.779 KL dan

minyak solar 142.688 KL dapat melayani kebutuhan masing-masing selama

30 hari. Total kedatangan seluruh tanker dalam satu bulan untuk

pengangkutan BBM (premium, minyak tanah dan minyak solar) jenis MR

sebanyak 13 call dan jenis GP sebanyak 1 call. Bila dibandingkan dengan

pemakaian tanker pada tahun 2006 dengan dilakukan pengendalian persediaan

kebutuhan BBM, maka dapat menghemat biaya transportasi per tahun senilai

±Rp 41.3 milyar.

> Kita mulai melakukan Reorder Point, pada saat stok BBM untuk produk

premium posisi 33.680 KL, minyak tanah posisi 16.769 KL dan minyak solar

posisi 17.106 KL setelah kedatangan stok awal.

80

1 ipm mwiMwiMmi'iiMniiimmiiwi'w HMWWMWUnHjMIMIiw'lli HIM


4.2 Saran

Berdasarkan kondisi saat ini dan forecasting kebutuhan BBM pada tahun

2007 sampai dengan 2011 di Instalasi Surabaya Group UPMS V, maka penulis

mencobamengajukan beberapasaran yang mungkin berguna bagi manajemen dan

dapat dipertimbangkan untuk kelancaran operasi dimasa yang akan datang sebagai

berikut:

> Dalam usaha menjamin ketersediaan BBM untuk pemenuhan kebutuhan

BBMkepada konsumen dan di Instalasi Surabaya Group agartidakterjadi

kekurangan pasokan BBM dimasa yang akan datang, sebaiknya PT.

Pertamina Persero perlu meningkatkan suplai BBM dengan cara

melakukan pengendalian persediaan yang terencana dengan baik melalui

forecasting/peramalan thruput penjualan dengan metode trend least square

untuk tahun yang akan datang perperiodenya.

> Untuk mencukupi kapasitas timbun premium, minyak tanah dan minyak

solar berdasarkan stok idealnya dengan menambah kapasitas tangki

timbun bila anggaran memungkinkan sesuai kebutuhan. Dengan hal

tersebut maka tidak terjadi stok yang kurang dan kebutuhan konsumen

tetap terjamin.

> Dalam kegiatan suplai BBM dari kilang atau pun import di Instalasi

Surabaya Group sebaiknya menggunakan tanker yang berkapasitas 35.000

DWT disesuaikan dengan kapasitas dermaga yang dimiliki oleh suatu

lokasi.

81

wmm«mm8imttwwmi&&
DAFTARPUSTAKA

PERTAMINA, 1994, "Pengadaan dan Distribusi BBM", Direktorat


PPDN, Jakarta.
Rangkuti, Freddy, 2000, "Manajemen Persediaan ApUkasi di Bidang
Bisnis", PT Rajasa Grafindo Persada, Jakarta.
Pujawan, I Nyoman, 2003, "Ekonomi Teknik Edisi Pertama Cetakan
Kedua", Guna Widya, Surabaya.
4. Yamit, Zulian, 1999, "Manajemen Persediaan", Yogyakarta.
5. Sayono Hermadi, 2004, "Ekonomi Teknik", STEM, Cepu
6. Suharto, A.S, 2004, "Forecasting", STEM, Cepu.
7. Jakfar, 2003, "Operation Research 2", STEM, Cepu
8. Hadi Suwignyo, 2003, "Inventory Control", STEM, Cepu.
9. Said Salim, 2007,"Perencanaan dan Pengendalian Produksi", STEM,
Cepu.

82

MM mm!
_±r~m-u^am ,r i •nimiT—rwiitiTiiTir—*a-lMMMMfc-,ft-* wa&emtmsm*m

BIAYA ANGKUTAN BBM KE INSTALASI/T.TRANSIT/SEAFED DEPOT .AH'JN 2000 / 2001


Lampiran . 1
DASAR PERHITUNGAN

VOYAGE COST: (Ship Daily Operating Cost x 1 AIUR x RTD) + Port charge+ Bunker
-Tanp^Sasar: (dafarn US.$)
JNS.TKR DWT S.D.O.C ECC AIUR P.CHARGE BUNKER SPEED
Lighter 1.500 2.260.05 1.200 0.80 1.132.10 2.344.68 10
Small I! 6.500 5.215.85 5.800 0.80 1.323.29 4.905,81 12
GP 17.500 10.581,30 16.000 0.80 2.256.59 5.778,60 12
MR 35.000 13.349,20 30.000 0,80 3.231.23 6.725,25 12

SUPPLY POINT VOLBBM (KLV CARGO fTOW JNS.TKR ECC CALL.S/TKR

SURABAYA 5.107.825 4.086.260 MR 30.000 136


LOAD. PORT JARAK/RATA2 SPEED TIMEVQY. RTD
Balikpapan 488
Cilacap 546
1034/517 12 Knots 86jam [86 jam+ (2 portx 48 jam)]/244 jam
jam = 182
= 182 8 hari
JNS.TKR S.D.Q.C AIUR RTD BUNKER P.CHARGE COST/VOY CALLS TOTAL COST
MR
VOL COST/KL (US.$)
13.349,20 0,80 8 hari 6.725.25 3.231,23 95.391,36 136 12.973.224,36 5.107.825 2,54
SUPPLY POINT VOLBBM (KL1 CARGorrow JNS.TKR ECC CALLS/TKR
2 TG.WANG1 1.246.365 997.092 GP 16.000 62
LOAD. PORT JARAK/RATA2 SPEED TIMEVQY. RTD
Balikpapan 656
Cilacap 500
1156 /578 12 Knots 96 jam [96jam +(2portx48jam))/24jam = 192 8 hari
JNS.TKR S.D.Q.C AIUR BID BUNKER PCHARGE COSTA/OY CALLS TOTAL COST VOL COST/KL (US.$)
GP 10.581.80 0.80 8 hari 5.778,60 2.256,69 73.758.81 62 4.697.046,22 1.246.365 3.77

SUPPLY POINT VOLBBM (KL) CARGO(TOW JNS.TKR ECC

3 tt.manggis 2.496.726 1.997.381 MR 30.000 67


Load, port jarak/rata? SPEED TIMEVQY. RTD
Balikpapan 575
Cilacap 525
1100/550 12 Knots 92jam - \92jam +(2portx48jam)]/24jam = 188 8 hari
JNS.TKR S.D.O.C AIUR i RTD BUNKER P.CHARGE COSTA/OY CALLS TOTALICOST VOL COST/KL (US.$)
MR 13.349,20 0,80 : Shah 6.725,25 3.231.23 95.391,36 67 6.391.221,12 2.496.726 2.56

Sumberdata::S&D UPMS V Surabaya

1 '
.^—jidiaaJfaimhar*-*"-"•-•-JAjia&3AilfcA«JMBaM^*B^>jft Miii •—, ±^LAt^a^^aa^^^0^dti^^^^JM^^A •—a>i- *^iifc. h i . fim ujUawMlfigrffaiattfiJi

SUPPLY POINT VOLBBM fKLl CARGO (TON) JNS.TKR ECC CALLS/TKR


KUPANG 373.635 298.908 GP 16.000 Lampiran. 2
19
LOAD. PORT JARAK/RATA? SPEED TIMEVQY
Balikpapan 734 RTD

Cilacsp 888
1622/811 12 Knots 135 jam
JNS.TKR
f135 jam+ (2 port x 48jam)]/24 jam = 207 9 hari
S.D.O.C AIUR BIB BUNKER P.CHARGF COSTA/OY
G P 13.349,20 CALLS TOTAL COST
0,80 9hari 5.778,60 2.256,69 VOL COST/KL (US.$)
84.224.25 * 19 1.600.260,75
SUPPLY POINT VOLBBM no_\
373.635 4,28
CARGO iTON) JNS.TKR ECC CALLS/TKR
SANGGARAN 967.29 773.832 SMALL II 5.800
LOAD. PORT
133
JARAK/RATA? SPEED TIMEVQY,
TT. Mapggis RTD
20 12 Knots 2 jam
JNS.TKR
[2jam+(2portx36jam)]/24jam = 74 3 hari
S.D.O.C AIUR BIB BUNKER P.CHARGF COSTA/OY
SMALL II 10.581,80 0.80 CALLS TOTAL COST VOL
3hari 4.905.81 1.323,29 18.747,14
COST/KL (US.$)
133 2.493.369,62 967.290 2,58
SUPPLY POINT VOLBBM fKL\ cargo rroN) JNS.TKR E£S CALLS/TKR
6 Apenanan _ 346.357 TOTAL COST VOL
277.086 COST/KL (US.S)
47 70%
7 Badas 80.320 64.256 1.488.222,57 346.357
11 4,30
8 Bima 16%
65.325 5Z260 340.165,18 80.320 4,24
10 14%
Sub Total 492.002 297.644,51
393.602 SMALL II 5.800 65.325 4,56
68
LOAD. PORT JARAK/RATA2 SPEED TIMEVOY,
r r. Manggis RTD
431 12 Knots 36 jam [36jam +(3portx36jam)J/24jam = 144 6 hari
JNS.TKR S.DO.C AIUR BIB BUNKER P.CHARGF COSTA/OY
SMALL II 12 Knots 0,80
CALLS TOTAL COST VOL
6 hari 4.905,81 1323.29 31.265,18
SUPPLY POINT VOLBBM (KL>
68 2.126.032,24 492.002
CARGO frON) JNS.TKR ECC CALLS/TKR
9 Dili 73.042
TOTAL COST VOL
58.434 COST/KL (US.S)
10 55%
10 Ends 31.286 25.029 357.213,63 73.042 4,89
4 24%
11 Waingapu 27.061 21.649 153.091,56 31.286
4 4,89
Sub Total 21%
131.389 105.111. SMALL II 135.955,21 27.061
5.800 18 4,95
LOAD. PORT JARAK/RATA2 SPEED TIMEVOY.
Kupang RTD
733 12 Knots 61 jam t61jam +(3portx36jam)]/24jam = 169 7 hari
JNS.TKR S.D.O.C AIUR BIB BUNKER P.CHARGF COSTA/OY
SMALL II S.D.O.C 0.80 IOTALCOST VOL
7 hari 4.905.81 1.323,29 31.265.18 18 637.881.48
SUPPLY POIKT 131.389
VOLBBM fKll CARGO (TON) JNS.TKR ECC CALLS/TKR
12 Atapupu TOTAL COST VOL
40.029 32.023
COST/KL (US.$)
26 32%
13 Kalabahf 10:777 8.622 524.537,16 40.029
8 13,10
14 Larantuka 9%
16.677 13.342 147.526,08 10.777
11 13.69
15 Maumero 13%
26.362 21.090 213.093,22 16.677 12.78
16 Reo 17 21%
31.021 24.817 344.227,51 26.362 13.06
21 25%
3 Sub Total 124.866 409.794,65
99.893 Lighter 1.200 83 • 31.021 13.21
LOAD PORT
JARAK/RATA? SPEED TIME VOY,
Kupang .RTD
862 10 Knots 66 jam i86jam +(5portx36jan>))/24jam = 206
JNSJKg ; 9 hari
S.D.O.C AIUR BID BUNKER pr.HARrtc
c

si
C LI

*!l
u f- I-

S S 5

w 3>
J-LhL.
=» a @ c=» <g; ci) <g; gg) c=. igi <^ a g) <^ gg eg; a

•? est a® !>* ^ «=o «sj «e>,«=* ess cao eg e*g ^g

«•* W/!"f*>fto-*X':*;'v>^''!•?'!•''' VI'!-'??•!'• ' •'^•?"" ^«1!;!W"^'???^T•••" •*^-1**-r«*'-^**•«^-t*•«»**»v>n«»n««««9Mo«>^w>K^ft*V^v*j»v^v**-.*.-"


/
Out Instalasi Tg. Perak
Yls
LAY OUT INSTALASI BANDARAN

>
r-

2
>
V)

H-
Denah Operasi Penimbunan Dan Penyaluran
BBM / NBBM Di Instalasi Tg.Perak
TangM Timbun Pomps Elmot Fntmg Point

Prcmlx
(48) & it
'vv—afv1
Ives.,
Mo. 1
MHO. "•\. / — V /

V^iJqJ M».2
Pertamax

urin.

Premium
<3>
Manifold
Mr *)r*VASv/^4 ^ . 3, 4, $, 6, 7, «, », 10

SM7KL
•&
© Vvotiirvi *>-43'44'*s"u' *y

Kero

Mifia

(52)
f.141*1 c " V x o.24, 2?, M, 2», 3®

© In. 31, 32, 33,34,3S, 36

to, 37,38, 30,40,41, 42


(63)
io.oi7ia

Manifold Solar
Utara
iMim

"SUf'^1 , It, It, 13,14, IS, 16

i.s»n
—zUL if»»Jlfi *»• ",18, «9,20,21, n
(60)

A
>.n»ltt

(62) •a-
CAT-SB
L Itttttf BtBBC CM* j
ie.ui n.

M.D.F
SIMAMPiR i.wtia if " ys\s
T1MUR Ptrkh
p! No. 23,24,3S
Hiif^iKaimrfiiif* +

una
1A
L tomfeg Stawt DS*<te J
EIMOT

M. F.O
®

(56)
s:
A
SEMAMPIR 1.74* a

BARAT

MTJ

1 |PBgpilljM|IWH^#^i'»«^WWP ^Wfc^JIIWii7WWWRy^!tjt«MWW»W
Denah Operasi Penimbunan Dan Penyaluran
BBM / NBBM Di Instalasi Bandaran

TajM Tknbun Pomp* Ebnot

©
r-^T
©

(67)
I.OTIKL

Cftfocarot •
Avi Ga« 1.071 KL
r-£t |A. ?

©

i—@- lis

©
-^
(64)
S.07IKL

©
liA'iuiifei^ :'*™&mj3^

M F0
k~ ««aw

©
-^T
(~ax^f^B«fflft«fjKSt J
(U)
10.456 KL

©
fSi«. t% IS, M, lIB'- >!4 I1?7. <*, 1M*
(68)
I.OJt KL
L^-

Avoir
©

©
r-^
(58)
J.4MKL

©
^
4
lUwjfistaE iJ^wiiWiiJfapiEr

(12)
MDiF l.fMKL r-^T Hi-., I!1
,« S»*?3 iA SC*B

(66)
>.05lKl

C~ SistawWt]
9% Compound Interest factors 9%
1 Single Payment Uniform Payment Series
i Arithmetic Gradient
i Compound Present Sinking Capital Compound Present Gradient Gradient
1 Amount Worth Fund Recovery Amount Worth Uniform Present
I Factor Factor Factor Factor Factor Factor Series Worth
i Find F Find? Find A Find A . Find F Find A Find A FindP
Given P Given F Given F Given P Given A Given A Given G Given G
n F/P P/F A/F A/P F/A P/A A/O PIG n

1 1.090 .9174 1.0000 1.0900 ' 1.000 0.917 0 0 1


2 1.188 .8417 .4785 .5685 2.090 1.739 0.478 0.842 2
3 1.295 .7722 .3051 .3951 3.278 2.531 0.943 2.386 3
4 1.412 .7084' .2187 .3087 4.573 3.240 1.393 4.511 4
5 1.539 .6499 .1671 .2571 5.985 3.890 1.828 7.111 5

6 1.677 .5963 .1329 .2229 7.523 4.486 2.250 10.092 6


7 1.828 .5470 .1087- .1987 9.200 5.033 2.657 13:375 7
8 1.993 .5019 .0907 .1807 11.028 5.535 3.051 16.888 8
9 2.172 .4604 .0768 .1668 13.021 5.995 3.431 20.571 9
10 2.367 .4224 .0658 .1558 15.193 6.418 3.798 24.373 10

11 2.580 .3875 .0569 . ,.469 17.560 6.805 4Tl51 28.248 11


12 2.813 .3555 .0497 .1397 20.141 7.161 4.491 32.159 12
13 3.066 .3262 ' .0436 .1336. 22.953 7.487 4.818 36.073 13
14 3.342 .2992 .0384 .1284 26.019 7.786 5.133 '39.963 14
15 3.'642 .2745 .0341 .1241 29.361 8.061 5.435 43.807 15

16 3.970 .2519 .0303 .1203 33.003 8.313 5.724 47.585 16


17 4.328 .2311 .0270 .1170 36.974 8.544 6.002 51.282 17
18 4.717 .2120 .0242 .1142 41.301 8.756 6.269 54.886 18
19 5.142 .1945 .0217 .1117 46.019 8.950, 6.524 58.387 19'
20 5.604 .1784 .0195 .1095 51.160 9.12,9 6.767 61.777 20

21 6.109 .1637 .0176 .1076 56.765 9.292 7.001 65.051 21


22 6.659 .1502 .0159 .1059 62.873 9.442 7.223 68.205 22
23 7.258 .1378 .0144 .1044 69.532 9.580 7.436 71.236 23
24 7.911 .1264 . .0130 .1030 76.790 9.707 7.638 74.143 24
25 8.623 .1160 .0118 .1018 84.701 9.823 7.832 76.927 25

26 9.399 .1064 .0107 .1007 93.324 9.929 8.016 79.586 26


27 10.245 .0976 .00973 .0997 102.723 10.027 8.191 82.124 27
28 11.167 .0895 .00885 .0989 112.968 10.116 8.357 84.542 28
29 12.172 .0822 .00806 .0981 124.136 10.198 8.515 86.842 29
' 30 13.268 .0754 .00734 .0973 136.308 10.274 8.666 89.028 30

31 14.462 .0691 .00669 .0967 149.575 10.343 ' 8.808 91.102 31


32 15.763 .0634 .00610 .0961 164.037 10.406 8.944 93.069 32
33 17.182 .0582 .00556 .0956 179.801 10.464 9.072 94.931 33
34 18.728 .0534 .00508 .0951 196.983 10.518 9.193 96.693 34
35 20.414 .0490 .00464 .0946 215.711 10.567 9.308 98.359 35

40 31.409 .0318 .00296 .0930 337.883 10.757 9.796 105.376 40


45 48.327 .0207 .00190 .0919 525.860 10.881 10.160 110.556 45
74.358 .0134 .00123 .0912 ,815.085 10.962 10.430 114.325 50
50
S5 114.409 .00874 .00079 .0908 1 260.1 11.014 10.626 117.036 55
176.032 .00568 .00051 .0905 1 944.8 11.048 10.768 118.968 60
60

65 270.847 .00369 .00033 .0903 2 998.3 11.070 10.870 120.334 65


416.731 .00240 .00022 .0902 4 619.2 11.084 10.943 121.294 70
70
641.193 .00156 .00014 .0901 7 113.3 11.094 10.994 121.965 75
75
986.555 .00101 .00009 .0901 10 950.6 11.100 11.030 122.431 80
80
.00066 .00006 .0901 16 854.9 11.104 11.055 122.753 85
85 1 517.9

.00043 .00004 .0900 25 939.3 11.106 11.073 122.976 90


90 2 335.5
.00003 .0900 39 916.8 11.108 11.085 123.129 95
95 3 593.5 .00028
.00002 .0900 61 422.9 11.109 11.093 123.233 100
100 5 529.1 .00018

5 17

mwmwm'*mMmmw*m^mtiJ>m
4

Tabel

TABEL A. DISTRIBUSI NORMAL STANDAR

P(0< Z<z) = L(Z)


'Luas yangdiarsir

Gb. A
z ,00 ,01 ,02 ,03 ,04 ,05 ,06 ,07 ,08 ,09
0,0 ,0000 ,0040 ,0080 ,0120 ,0160, ,0199 ,0239 ,0279 ,0319 ,0359
0,1 ,0398 ,0438 ,0478 ,0517 .,0557 ,0596 ,0636 ,0675 ,0714 ,0754
0,2 ,0793 ,0832 ,0871 ,0910 ,0948 ,0987 ,1026 ,1064 ,1103 ,1141
0,3 ,1179 ,1217 ,1255 ,1293 ,1331 ,1368 ,1406 ,1443 ,1480 ,1517
0,4 ,1554 ,1591 ,1628 ,1664 ,1700 ,1736 ,1772 ,1808 ,1844 ,1879
0,5 ,1915 ,1950 ,1985 ,2019 ,2054 ,2088 ,2123 ,2157 ,2190 ,2224
0,6 ,2258 ,2291 ,2324 ,2357 ,2389 ,2422 ,2454 ,2486 ,2518 ,2549
0,7 ,2580 ,2612 ,2642 ,2673 ,2704 ,2734 ,2764 ,2794 ,2823 ,2852
0,8 ,2881 ,2910 ,29*39 ,2967 ,2996 ,3023 ,3051 ,3078 ,3106 ,3133
0,9 ,3159 ,3186 ,3212 ,3238 ,3264 ,3289 ,3315 ,3340 ,3365 ,3389
1,0 ,3413 ,3438 ,3461 ,3485 ,3508 ,3531 ,3554 ,3577 ,3599 ,3621
1,1 ,3643 ,3665 ,3686 ,3708 ,3729 ,3749 ,3770 ,3790 ,3810 ,3830
1,2 ,3849 ,3869 ,3888 ,3907 ,3925 ,3944 ,3962 ,3980 ^3997 ,4015
i- 1,3 ,4032 ,4049
(,<» ,4066 ,4082 ,4099 ,4115 ,4131 ,4147 ,4162 ,4177
M ,4192 ,4207 ,4222 ,4236 ,4251 ,4265 ,4279 ,4292 ,4306 ,4319
^J4
1,5 ,4332 ,4345 ,5357 ,4370 ,4382 ,4394 ,4406 • ,4418 ,4429 ,444!
1,6 ,4452 ,4463 ,4474 ,4484 ,4495 ,450'5,4515 ,4525 ,4535 ,4545
1,7 ,4554 ,4564 ,4573 ,4582 ,4591 ,4599 ,4608 ,4616 ,4625 ,4633
1,8 ,4641 ,4649 ,4656 ,4664 ,4671 ,4678 ,4686 ,4693 ,4699 ,4706
1,9 ,4713 ,4719 ,4726 ,4732 ,4738 ,4744 ,4750 ,4756 ,4761 ,4767
2,0 ,4772 ,4778 ,4783 ,4788 ,4793 ,4798 ,4803 ,4808 ,4812 ,4817
2,1 ,4821 ,4826 ,4830 ,4834 ,4838 ,4842 ,4846 ,4850 ,4854 ,4857
2,2 ,4861 ,4864 ,4868 ,4871 ,4875 ,4878 ,4881 ,4884 ,4887 ,4890
2,3 ,4893 ,4896 ,4898 ,4901 ,4904 ,4906 ,4909 ,4911, ,4913 ,49)6
2,4 ,4818 ,4820 ,4922 ,4925 ,4927 ,4929 ,4929 ,4931 ,4932 ,4936
2,5 ,4938 ,4940 ,4941 ,4943 ,4945 ,4946 ,4948 ,4949 ,4951 ,4952
2,6 ,4953 ,4955 ,4956 ,4957 ,4959 • ,5960 ,4961 ,4962 ,4963 ,4964
2,7 ,4965 ,4966 ,4967 ,4968 ,4969 ,4970 ,4971 ,4972 ,4973 ,4974
2,8 ,4974 ,4975 ,4976 ,4977 ,4977 ,4978 ,4979 ,4979 ,4980 ,4981
2,9 ,4981 ,4982 ,4982 ,4983 ,4984 ,4984 ,4985 ,4985 ,4986 ,4986
3,0 ,4987 ,4987 ,4987 ,4988 ,4988 ,4989 ,4989 ,4989 ,4990 ,4990
3,1 ,4990 ,4991 ,4991 ,4991 ,4992 ,4992 ,4992 ,4992 ,4993 ,4993
3,2 ,4993 ,4993 ,4994 ,4994 ,4994 ,4994 ,4994 ,4995 ,4995 ,4995
3,3 ,4995 ,4995 ,4995 ,4996 ,4996 ,4996 ,4996 ,4996 ,4996 ,4997
3,4 ,4997 ,4997 ,4997 ,4997 ,4997 ,4997 ,4997 ,4997 ,4997 ,4998
3,5 ,4998 ,4998 ,4998 ,4998 ,4998 ,4998 ,4998 ,4998 ,4998 ,4998
3,6 ,4998 ,4998 ,4999 ,4999 ,4999 ,4999 ,4999 ,4999 ,4999 ,4999
3,7 ,4999 ,4999 ,4999 ,4999 ,4999 ,4999 ,4999 44999 ,4999 ,4999
3,8 ,4999 ,4999 ,4999 ,4999 ,4999 ,4999 ,4999 ,4999 ,4999 ,4999
4,9 ,5000 ,5000 ,5000 ,5000 ,5000 ,5000 ,5000 ,5000 ,5000 ,5000

Anda mungkin juga menyukai