Anda di halaman 1dari 6

Perang

Diponegoro
sejarah indonesia
Nama Kelompok

Irvan Maulana

Fauzan Rizki
Latar Belakang
Perang Diponegoro

Secara umum Perang Diponegoro dilatarbelakangi oleh adanya ikut


campur Belanda pada urusan kerajaan. Pihak keraton tidak berdaya
akan pengaruh politik pemerintahan kolonial dan justru hidup mewah
serta tidak mempedulikan rakyatnya. Selain itu, sebab khusus dari
Perang Diponegoro adalah pemasangan tonggak – tonggak untuk membuat
rel kereta api yang melewati makam dari leluhur Pangeran Diponegoro.
Perlawanan
Perang Diponegoro dimulai pada 20 Juli 1825, ketika
pasukan Jawa-Belanda mengejar Pangeran Diponegoro
dan Mangkubumi. Diponegoro berhasil melarikan diri,
tetapi kediamannya dibakar. Perang melibatkan elemen
masyarakat, termasuk petani dan priyayi yang
mendukungnya. Dibantu oleh tokoh spiritual Kyai
Mojo, Diponegoro merebut Yogyakarta dalam tiga
minggu. Pergerakan meluas ke timur, mencapai Madiun,
Magetan, dan Kediri. Belanda merespons dengan taktik
Bentengstelsel, membangun benteng strategis. Pada
1827, puncak perang terjadi dengan 23.000 serdadu
Belanda. Kyai Mojo ditangkap pada 1829, diikuti oleh
Mangkubumi dan Alibasah Sentot Prawirodijo.
Diponegoro setuju untuk gencatan senjata pada 1830
setelah pertemuan dengan Jenderal de Kock. Pada 25
Maret 1830, pasukan Belanda bersiap menangkap
Diponegoro, dan pada 28 Maret 1830, ia menyerah.
Diponegoro ingin diakui sebagai sultan Jawa di
selatan. Ditangkap pada 1830, ia diasingkan dan
meninggal di Makassar pada 8 Januari 1855.
Dampak Perang
Diponegoro
Korban kurang lebih 200.000 jiwa dari
penduduk Jawa
Korban 8.000 tentara Belanda dan 7.000
serdadu pribumi yang membantu Belanda
Penegasan dominasi Belanda pasca kekalahan
Diponegoro
Raja dan Bupati tunduk kepada Belanda
Terima
Kasih
Telah menyimak presentasi dari kelompok kami.
Semoga presentasi ini memberikan wawasan
yang mendalam tentang sejarah kepada Anda.

Anda mungkin juga menyukai