Anda di halaman 1dari 37

FLY ASH

Rully Seno
Pendahuluan
Fly ash Jeneponto adalah satu dari beberapa residu yang
diciptakan selama pembakaran batubara di PLTU Bosowa
Energy 2x125 MW di desa Punagaya kecamatan Bangkala
kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan. Butiran halus yang
muncul dari gas cerobong asap yang dikumpulkan dengan bags
filter atau electrostatistic precipation.

Fly ash di Sulawesi Selatan masih belum dimanfaatkan untuk


industri beton dimana fly ash ini memiliki manfaat yang sangat
besar sebagai bahan tambahan dalam beton selain dari
karakteristik beton tersebut namun dari nilai ekonomis yang
terkandung didalamnya.
Proses Produksi
Pengertian pozzolan
 Pozzolan adalah bahan alam atau buatan yang sebagian
besar terdiri dari unsur-unsur silikat (SiO2) dan atau
aluminat (Al2O3) yang reaktif.
 Pozzolan sendiri tidak mempunyai sifat semen, tetapi
dalam keadaan halus ( lolos ayakan 0,21 mm) jika dicampur
dengan kapur padam aktif (Ca(OH)2) dan air (H2O) dalam
beberaa waktu pada suhu kamar (24-27C) dapat bereaksi
membentuk suatu massa yang padat dan sukar larut dalam
air.
Sifat-sifat material pozzolan
 Reaksi pozzolanic bersifat lambat, sehingga
pengaruhnya lebih kekeuatan akhir beton.
 Panas hidrasi jauh lebih kecil.
 Material pozzolan lebih murah dari pada semen
portland, sehingga biasa digunakan sebagai pengganti
semen.
 Mempengaruhi kelecakan pada beton
Karakteristik fisik dari material pozzolan
Material Ukuran Luas Bentuk Massa
rata-rata Permukaan Partikel jenis
(µm) (m²/g) ( spesific
grafity )

Semen Pozzolan 10-15 <1 Anggular, ~3,2


irregular
Pozzolan alamiah 10-15* <1 Anggular, bervariasi
irregular
Fly ash ( F dan C) 10-15 1-2 Mostly 2,2-2,4
spherical
Silikafume 0,1-0,3 15-25 Spherical 2,2
Rice husk ash 10-20* 50-100 Cellular, <2,0
Irregular
Analisa Kimia Bahan Pozzolan
Class F Class C Ground Silicafume Calcined Metakaolin
Fly Ash Fly Ash slag shale
SiO2 52 35 35 90 50 53
Al2O3 23 18 12 0,4 20 43
Fe2O3 11 6 1 0,4 8 0,5
CaO 5 21 40 1,6 8 0,1
SO3 0,8 4,1 9 0,4 0,4 0,1
Na2O 1,0 5,8 0,3 0,5 - 0,05
K2O 2,0 0,7 0,4 2,2 - 0,4
Alkali 2,2 6,3 0,6 1,9 - 0,3
LOI 2,8 0,5 1,0 3,0 3,0 0,7
Blaine 420 420 400 20000 730 19000
Relative 2,38 2,65 2,94 2,40 2,63 2,50
density
Keunggulan Fly Ash
1. Meningkatkan workabilitas beton
2. Meningkatkan kuat tekan beton
3. Mengurangi terjadinya bleeding pada beton
4. Meningkatkan ketahanan beton terhadap serangan sulfate dan
chloride
5. Mengurangi penggunaan air pada beton
6. Mengurangi hydrasi pada beton sehingga baik sekali untuk
pengecoran mass concrete
7. Meningkatkan density beton sehingga beton lebih padat karena
butiran fly ash akan mengisi pori atau celah yang ditinggalkan
butiran semen
8. Mengurangi penusutan beton
9. Bahan tambahan yang ekonomis
10. Ramah Lingkungan untuk mengurangi emisi gas buang dari
pembuatan semen
Kekurangan Fly Ash
1. Warna tidak konstan sehingga akan
mempengaruhi terhadap warna beton
2. Termasuk bahan B3 sehingga harus berhati-hati
dalam penyimpnannya
3. Kelebihan fly ash akan mempengaruhi setting
dan kuat tekan beton
SYARAT MUTU POZZOLAN MENURUT
ASTM C.618-99)
SiO2 + Al2O3 + Fe2O3, …………………Min 70 %
SO3 ………………………………………..Max 4 %
Loss On Ignition ………………………….Max 10 %
Pozzolanic Activity Index ………………..Min 75 %
Pembagian Fly Ash
ASTM C618 membagi Fly Ash :
 Class C
 Class F
Class F
 Dihasilkan dari pembakaran batu bara anthracite dan bituminous .
 Mengandung kurang dari 20% lime
 Memiliki sifat cementing agent seperti Portland Cement
 Digunakan pada kondisi yang berhubungan dengan sulfate tinggi
 Digunakan untuk beton struktural dan High Performance Concrete
 Dapat digunakan dengan kandungan tinggi pada campuran beton

Class C
 Dihasilkan dari pembakaran batu bara lignite dan sub bituminous
 Memiliki kandungan alkali dan sulfate yang lebih tinggi
 Mengandung 20% kapur
 Memiliki sifat seperti semen
 Tidak digunakan pada kondisi sulfate tinggi
 Umumnya untuk kontruksi perumahan
 Dibatasi kandungan fly ashpada campuran beton
Beton Dengan Fly Ash Class C vs.
Class F
1. Fly Ash Class C tidak seefektif Class F dalam mengurangi
serangan reaksi silika sulfate.
2. Class C akan menghasilkan panas yang lebih dibandingkan
Class F.
3. Class C akan umumnya tidak tahan terhadap serangan sulfate.
ASTM C 618 melarang penggunaan Fly Ash Class C pada
lingkungan yang berhubungan langsung dengan sulfate.
4. Class C akan menghasilkan kuat tekan yang lebih tinggi pada
umur awal dibandingkan dengan Class F.
Umumnya Class F dapat digunakan untuk beton dengan
kandungan Fly Ash tinggi ( sampai 40% dari campuran semen )
sedangkan Class C digunakan dengan kandungan rendah.
Pengaruh Fly Ash Terhadap Warna
Beton
Fly ash memiliki warna yang bervariasi sesuai dengan
kandungan kimia yang ada pada batubara tersebut dan
proses pembakarannya.

Warna fly ash ada yang berwarna coklat muda, coklat


tua, abu-abu muda dan ini akan mempengaruhi warna
pada beton tersebut.
BS EN 197 -1 2000
Table 1 — The 27 products in the family of common cements
Main Constituante
Minor
additional
Main Type Type of Common Cement Blast Pozzolana Fly Ash
Silica Constituant
Clinker furnance
Fume e
slag Natural Siliceo Calcar
Natural
calcined us eous
Portland
CEM I CEM I 95 - 100 - - - - - - 0 -5
Cement

Portland Silica
CEM II/A-D 90 - 94 - 6 - 10 - - - - 0 -5
fume Cement

CEM II/A-V 80 - 94 - - - - 6 - 20 - 0 -5
CEM II
Portland Fly CEM II/B-V 65 - 79 - - - - 21 - 35 - 0 -5
Ash Cement CEM II/A-W 80 - 94 - - - - 6 - 20 0 -5

CEM II/B-W 65 - 79 - - - - 21 - 35 0 -5

Composite CEM V/A 40 - 64 18 - 20 - 18 -30


CEM V
Cement CEM V/B 20- 38 31 - 50 - 31 -50
DESIGN OPC + FA 20%
Grade K 300 K 300 K 225 K 225 K 250
Type Cement OPC +FA20% OPC +FA20% OPC
Slump 10 ± 2 10 ± 2 10 ± 2 10 ± 2 10 ± 2
TM I TM II TM III TM IV TM VI
Material Sourse Size Design Design Design Design Design
Cement ( Kg ) Bosowa 370 320 310 273 330
Fly Ash ( Kg ) Jeneponto 0 80 0 68 0
Split 1 ( Kg ) Marros 20/30 590 590 580 580 590
Split 2 ( Kg ) Marros 10/20 400 400 390 390 400
Sand ( Kg ) Bili-bili 830 770 900 840 870
Water ( Lt ) Bor 185 185 185 185 185
Admixture 1 ( L ) Plast VZ 0.96 1.03 1.08 0.88 0.85
DESIGN OPC + FA 20%
K 250 K 350 K 350 K 400 K 450 K 500
+FA20% OPC OPC+FA 25% OPC+FA 20% OPC+FA 20% OPC+FA 20%
10 ± 2 10 ± 2 10 ± 2 10 ± 2 10 ± 2 10 ± 2
TM VII TM VIII TM IX TM X TM XI TM XII
Design Design Design Design Design Design
290 410 361 392 427 462
73 0 90 98 107 116
830 590 860 700 700 700
150 390 150 300 300 300
830 837 710 650 610 570
185 138 185 190 190 185
0.94 1.35 1.35 0.98 1.068 1.155
Design Pengganti Semen Type II dan V
Grade K 400 FA 25% K 400 FA 30%
Alternate Type Cement TYPE II TYPE V
Slump 12 ± 2 12 ± 2
Material Sourse Size Design Design
Cement ( Kg ) Bosowa 394 374
Fly Ash ( Kg ) Jeneponto 131 161
Split 1 ( Kg ) Bili-Bili 20/30 470 470
Split 2 ( Kg ) Bili-Bili 10/20 470 470
Sand ( Kg ) Bili-Bili 690 680
Water ( Kg ) Bor 175 175

Admixture 1 ( L ) Plastiment VZ 0.99 0.94


Hasil Test Kuat Tekan
COMPRESSIVE STRENGTH
Age
K 30010 ± 2 K 30010 ± 2 K 22510 ± 2 K 22510 ± 2
OPC OPC+FA20% OPC OPC+FA20%
( Days )
Kg/cm² % Kg/cm² % Kg/cm² % Kg/cm² %
3 272.00 240.2 149.6 176.8
3 283.33 224.0 154 185.8
Average 277.67 92.56 232.1 77.37 151.87 68.85 181.33 82.20
7 344.53 324.0 194.93 240.27
7 362.67 294.6 226.67 235.73
Average 353.60 117.87 309.3 103.13 211 95.56 238.00 105.78
28 398.9 362.6 253.87 294.67
28 394.4 367.1 235.73 281.07
Average 396.65 132.22 364.85 121.62 244.80 108.80 287.87 127.94
COMPRESSIVE STRENGTH
Age
K 25010 ± 2 K 25010 ± 2 K 35010 ± 2 K 35010 ± 2
OPC OPC+FA20% OPC OPC+FA20%
( Days )
Kg/cm² % Kg/cm² % Kg/cm² % Kg/cm² %
3 208.53 219.87 315.07 267.4
3 215.33 226.6 346.80 267.4
Average 211.93 84.77 223.24 89 330.93 94.55 267.4 76.40
7 201.73 308.27 344.53 405.6
7 185.87 321.87 376.27 389.8
Average 193.80 77.52 315.07 126 360.40 102.97 397.7 113.63
28 253.87 353.50 435.20 448.7
28 251.60 351.2 426.13 453.2
Average 252.73 101.09 352.35 140.94 430.67 123.05 450.95 128.84
COMPRESSIVE STRENGTH
Age K 40010 ± 2 K 45010 ± 2 K 50010 ± 2
( Days ) OPC+FA20% OPC+FA20% OPC+FA20%
Kg/cm² % Kg/cm² % Kg/cm² %
3 327.0 333.9 502.2
3 330.4 358.3 437.7
Average 328.70 82.18 346.10 76.91 469.95 93.99
7 379.3 445.2 515.2
7 374.9 435.6 510.8
Average 377.10 94.27 440.4 97.86 513.00 102.6
28 512.4 524.6 756.2
28 495.3 609.8 650.7
Average 503.85 125.96 567.2 126.04 703.45 140.69
Tipe Semen Berdasarkan ASTM C150
Tipe I : Semen normal penggunaan umum (Ordinary Portland Cement/OPC)

55% (C3S), 19% (C2S), 10% (C3A), 7% (C4AF), 2.8% MgO, 2.9% (SO3), 1.0%

Tipe II : Semen tahan sulfat sedang (moderate sulfate resistance cement)

51% (C3S), 24% (C2S), 6% (C3A), 11% (C4AF), 2.9% MgO, 2.5% (SO3), 0.8%

Tipe III : Semen cepat keras (High early strength)

57% (C3S), 19% (C2S), 10% (C3A), 7% (C4AF), 3.0% MgO, 3.1% (SO3), 0.9%

Tipe IV : Semen panas hidrasi rendah (low heat of hydration Cement)

28% (C3S), 49% (C2S), 4% (C3A), 12% (C4AF), 1.8% MgO, 1.9% (SO3), 0.9%

Tipe V : Semen tahan sulfat tinggi (sulfate Resistance Portland Cement)

38% (C3S), 43% (C2S), 4% (C3A), 9% (C4AF), 1.9% MgO, 1.8% (SO3), 0.9%
Penggunaan Jenis Semen pada Kondisi
Lingkungan yang Aggresive
Serangan yang sering muncul pada kondisi lingkungan yang aggesive
adalah :
Serangan Sulfate dan Serangan Chloride
Biasanya untuk daerah yang memiliki kandungan sulfate sedang akan
menggunakan semen typeII dan untuk daerah yang memiliki
kandungan sulfate tinggi akan menggunakan semen type V.
Beton high volume ground fly ash mempunyai ketahanan terhadap
ion klorida yang baik . Demikian pula produksi fly ash terus meningkat
dari tahun ke tahun. Fly Ash bisa dijadikan sebagai bahan tambahan
campuran beton, untuk meningkatkan kualitas beton dalam hal
kekuatan, kekedapan air dan ketahanan terhadap sulfat [ Sofwan Hadi ;
2000]. Beton Fly ash lebih tahan terhadap serangan oleh sulfat, mild
acid, soft water [ lime hungry water ] dari air laut [ America’s Coal Ash
Leader ; thn 2007].
PROSES SERANGAN SULFAT
PROSES SERANGAN SULFAT
EFEK DARI PENGGUNAAN SEMEN TIPE V
TERHADAP DURABILITY BETON PADA BANGUNAN
YANG BERHUBUNGAN / DEKAT DENGAN LAUT
PENGGUNAAN SEMEN TIPE V BILA DIGUNAKAN PADA
BANGUNAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAUT AKAN
SANGAT AMAN… SELAMA TIDAK ADA TULANGAN DI DALAM BETON TERSEBUT
Dua reaksi kimia utama (Hydrasi semen) yang terjadi pada semen bila semen
dicampur dengan air:
Reaksi Utama 1
Tricalcium silicate + Air---> Calcium silicate hydrate + Calcium hydroxide +
panas
Rumus reaksi kimia:
2 Ca3SiO5 + 7 H2O ---> 3 CaO.2SiO2.4H2O (C-S-H gel) + 3 Ca(OH)2 + 173.6kJ
Reaksi Utama 2
Dicalcium silicate + Air---> Calcium silicate hydrate + Calcium hydroxide +
panas
Rumus reaksi kimia:
2 Ca2SiO4 + 5 H2O---> 3 CaO.2SiO2.4H2O (C-S-H gel) + Ca(OH)2 + 58.6 kJ
Catatan:

Semua reaksi utama dari Semen+Air menghasilkan sisa reaksi yaitu Calcium
hydroxide Ca(OH) 2 yang sangat rawan terhadap serangan sulfat yang terkandung
pada air laut, sebab bila Ca(OH) 2 terkena sulfat maka Ca(OH) 2 akan
mengembang dan akan menyebabkan beton pecah.

Semua tipe semen juga mengandung C3A yang juga rawan terhadap serangan sulfat
karena bila terkena sulfat maka C3A akan mengembang. Untuk mengurangi
serangan sulfat terhadap C3A maka untuk semen Tipe V kandungan C3A dikurangi.

2 macam Serangan Air laut terhadap struktur beton:

Serangan Sulfat Serangan Sulfat adalah serangan terhadap sisa reaksi semen
Ca(OH)2 dan C3A atau dengan kata lain serangan terhadap matrix beton

Serangan ClorideSerangan Cloride adalah serangan ion Clorida (garam)


terhadap Tulangan
Serangan Sulfat Serangan Cloride
 Semen tipe V sangat baik untuk ketahanan terhadap sulfat (Sulfat Resistence
Portland Concrete/ SRPC) tetapi dari sisi ketahanan terhadap Cloride justru jauh
lebih parah dibandingkan Semen tipe I (OPC) seperti terlampir pada gambar
tabel. Hal ini karena semen tipe V memiliki kandungan C3A (tricalcium aluminat)
yang rendah agar tahan terhadap Sulfat (Philip S. Zacarias Report hal 6).

 Disisi lain C3A sebetulnya juga berfungsi untuk menahan chloride agar tidak
mencapai tulangan. Dari kondisi ini maka dapat dilihat pada tabel bahwa
ketahanan beton dengan Semen Tipe V terhadap serangan Cloride menjadi sangat
rendah karena koefisien difusi atau penyerapan sangat tinggi, bahkan jauh lebih
parah dibandingkan dengan OPC (Ordinary Portland Cement) atau semen tipe I
Pengganti Semen Type II & V
COMPRESSIVE STRENGTH K 400 WT
OPC + FA 25% OPC + FA 30%
Age
PENGGANTI SEMEN TYPE II PENGGANTI SEMEN TYPE V
Kg/cm² % Kg/cm² %
3 358.3 347.8
3 372.2 386.1
Average 365.25 91.3 366.95 91.73
7 570.5 511.3
7 556.5 476.5
Average 563.5 140.9 493.9 123.47
28 629.9 594.0
28 592.0 574.1
Average 610.95 152.73 584.05 146.01
Test Absorbsi Beton
SNI 03-2914-1990
Pengujian : Penyerapan
Air
Mutu : K 400 Fly ash 25%
Jeneponto
Berat Setelah di Penyerapan air Syarat Beton
Berat SSD Keterangan
oven (%) Kedap Air

4900 4680 4.70


Resapan Memenuhi
4900 4660 5.15
Maksimum 6.5 Syarat
Rata-rata 4.93
Pengujian : Penyerapan
Air
Mutu : K 400 Fly ash 30%
Jeneponto

Berat Setelah di Penyerapan air Syarat Beton


Berat SSD Keterangan
oven (%) Kedap Air

4880 4640 5.17

Resapan Memenuhi
4860 4620 5.19
Maksimum 6.5 Syarat

Rata-rata 5.18
FLY ASH JENEPONTO
PENCAMPURAN BETON
SAMPLE PENGUJIAN PERMEABILITY
SAMPLE PENGUJIAN ABSORBSI
SAMPLING KUAT TEKAN BETON
Refferensi:
 Fly ash - Matthew Jones, Andrew Motzkus, and Jason Outlaw.
 http://www.flyash.com/
 redgreenandblue.org/.../tva-coal-ash-disaster-much-worse-than-
originally- thought/ -
 http://pubs.usgs.gov/fs/1997/fs163-97/FS-163-97.htm
 Alternative Cement For Durable Concrete In Offshore Enviroments -
Philip S. Zacarias, ShawCor Ltd.
 BS EN 197-1:2000

Anda mungkin juga menyukai