Rully Seno
Pendahuluan
Fly ash Jeneponto adalah satu dari beberapa residu yang
diciptakan selama pembakaran batubara di PLTU Bosowa
Energy 2x125 MW di desa Punagaya kecamatan Bangkala
kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan. Butiran halus yang
muncul dari gas cerobong asap yang dikumpulkan dengan bags
filter atau electrostatistic precipation.
Class C
Dihasilkan dari pembakaran batu bara lignite dan sub bituminous
Memiliki kandungan alkali dan sulfate yang lebih tinggi
Mengandung 20% kapur
Memiliki sifat seperti semen
Tidak digunakan pada kondisi sulfate tinggi
Umumnya untuk kontruksi perumahan
Dibatasi kandungan fly ashpada campuran beton
Beton Dengan Fly Ash Class C vs.
Class F
1. Fly Ash Class C tidak seefektif Class F dalam mengurangi
serangan reaksi silika sulfate.
2. Class C akan menghasilkan panas yang lebih dibandingkan
Class F.
3. Class C akan umumnya tidak tahan terhadap serangan sulfate.
ASTM C 618 melarang penggunaan Fly Ash Class C pada
lingkungan yang berhubungan langsung dengan sulfate.
4. Class C akan menghasilkan kuat tekan yang lebih tinggi pada
umur awal dibandingkan dengan Class F.
Umumnya Class F dapat digunakan untuk beton dengan
kandungan Fly Ash tinggi ( sampai 40% dari campuran semen )
sedangkan Class C digunakan dengan kandungan rendah.
Pengaruh Fly Ash Terhadap Warna
Beton
Fly ash memiliki warna yang bervariasi sesuai dengan
kandungan kimia yang ada pada batubara tersebut dan
proses pembakarannya.
Portland Silica
CEM II/A-D 90 - 94 - 6 - 10 - - - - 0 -5
fume Cement
CEM II/A-V 80 - 94 - - - - 6 - 20 - 0 -5
CEM II
Portland Fly CEM II/B-V 65 - 79 - - - - 21 - 35 - 0 -5
Ash Cement CEM II/A-W 80 - 94 - - - - 6 - 20 0 -5
CEM II/B-W 65 - 79 - - - - 21 - 35 0 -5
55% (C3S), 19% (C2S), 10% (C3A), 7% (C4AF), 2.8% MgO, 2.9% (SO3), 1.0%
51% (C3S), 24% (C2S), 6% (C3A), 11% (C4AF), 2.9% MgO, 2.5% (SO3), 0.8%
57% (C3S), 19% (C2S), 10% (C3A), 7% (C4AF), 3.0% MgO, 3.1% (SO3), 0.9%
28% (C3S), 49% (C2S), 4% (C3A), 12% (C4AF), 1.8% MgO, 1.9% (SO3), 0.9%
38% (C3S), 43% (C2S), 4% (C3A), 9% (C4AF), 1.9% MgO, 1.8% (SO3), 0.9%
Penggunaan Jenis Semen pada Kondisi
Lingkungan yang Aggresive
Serangan yang sering muncul pada kondisi lingkungan yang aggesive
adalah :
Serangan Sulfate dan Serangan Chloride
Biasanya untuk daerah yang memiliki kandungan sulfate sedang akan
menggunakan semen typeII dan untuk daerah yang memiliki
kandungan sulfate tinggi akan menggunakan semen type V.
Beton high volume ground fly ash mempunyai ketahanan terhadap
ion klorida yang baik . Demikian pula produksi fly ash terus meningkat
dari tahun ke tahun. Fly Ash bisa dijadikan sebagai bahan tambahan
campuran beton, untuk meningkatkan kualitas beton dalam hal
kekuatan, kekedapan air dan ketahanan terhadap sulfat [ Sofwan Hadi ;
2000]. Beton Fly ash lebih tahan terhadap serangan oleh sulfat, mild
acid, soft water [ lime hungry water ] dari air laut [ America’s Coal Ash
Leader ; thn 2007].
PROSES SERANGAN SULFAT
PROSES SERANGAN SULFAT
EFEK DARI PENGGUNAAN SEMEN TIPE V
TERHADAP DURABILITY BETON PADA BANGUNAN
YANG BERHUBUNGAN / DEKAT DENGAN LAUT
PENGGUNAAN SEMEN TIPE V BILA DIGUNAKAN PADA
BANGUNAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAUT AKAN
SANGAT AMAN… SELAMA TIDAK ADA TULANGAN DI DALAM BETON TERSEBUT
Dua reaksi kimia utama (Hydrasi semen) yang terjadi pada semen bila semen
dicampur dengan air:
Reaksi Utama 1
Tricalcium silicate + Air---> Calcium silicate hydrate + Calcium hydroxide +
panas
Rumus reaksi kimia:
2 Ca3SiO5 + 7 H2O ---> 3 CaO.2SiO2.4H2O (C-S-H gel) + 3 Ca(OH)2 + 173.6kJ
Reaksi Utama 2
Dicalcium silicate + Air---> Calcium silicate hydrate + Calcium hydroxide +
panas
Rumus reaksi kimia:
2 Ca2SiO4 + 5 H2O---> 3 CaO.2SiO2.4H2O (C-S-H gel) + Ca(OH)2 + 58.6 kJ
Catatan:
Semua reaksi utama dari Semen+Air menghasilkan sisa reaksi yaitu Calcium
hydroxide Ca(OH) 2 yang sangat rawan terhadap serangan sulfat yang terkandung
pada air laut, sebab bila Ca(OH) 2 terkena sulfat maka Ca(OH) 2 akan
mengembang dan akan menyebabkan beton pecah.
Semua tipe semen juga mengandung C3A yang juga rawan terhadap serangan sulfat
karena bila terkena sulfat maka C3A akan mengembang. Untuk mengurangi
serangan sulfat terhadap C3A maka untuk semen Tipe V kandungan C3A dikurangi.
Serangan Sulfat Serangan Sulfat adalah serangan terhadap sisa reaksi semen
Ca(OH)2 dan C3A atau dengan kata lain serangan terhadap matrix beton
Disisi lain C3A sebetulnya juga berfungsi untuk menahan chloride agar tidak
mencapai tulangan. Dari kondisi ini maka dapat dilihat pada tabel bahwa
ketahanan beton dengan Semen Tipe V terhadap serangan Cloride menjadi sangat
rendah karena koefisien difusi atau penyerapan sangat tinggi, bahkan jauh lebih
parah dibandingkan dengan OPC (Ordinary Portland Cement) atau semen tipe I
Pengganti Semen Type II & V
COMPRESSIVE STRENGTH K 400 WT
OPC + FA 25% OPC + FA 30%
Age
PENGGANTI SEMEN TYPE II PENGGANTI SEMEN TYPE V
Kg/cm² % Kg/cm² %
3 358.3 347.8
3 372.2 386.1
Average 365.25 91.3 366.95 91.73
7 570.5 511.3
7 556.5 476.5
Average 563.5 140.9 493.9 123.47
28 629.9 594.0
28 592.0 574.1
Average 610.95 152.73 584.05 146.01
Test Absorbsi Beton
SNI 03-2914-1990
Pengujian : Penyerapan
Air
Mutu : K 400 Fly ash 25%
Jeneponto
Berat Setelah di Penyerapan air Syarat Beton
Berat SSD Keterangan
oven (%) Kedap Air
Resapan Memenuhi
4860 4620 5.19
Maksimum 6.5 Syarat
Rata-rata 5.18
FLY ASH JENEPONTO
PENCAMPURAN BETON
SAMPLE PENGUJIAN PERMEABILITY
SAMPLE PENGUJIAN ABSORBSI
SAMPLING KUAT TEKAN BETON
Refferensi:
Fly ash - Matthew Jones, Andrew Motzkus, and Jason Outlaw.
http://www.flyash.com/
redgreenandblue.org/.../tva-coal-ash-disaster-much-worse-than-
originally- thought/ -
http://pubs.usgs.gov/fs/1997/fs163-97/FS-163-97.htm
Alternative Cement For Durable Concrete In Offshore Enviroments -
Philip S. Zacarias, ShawCor Ltd.
BS EN 197-1:2000