Anda di halaman 1dari 17

JENIS JENIS SEMEN

1. Semen Portland (Portland Cement)


a. Ordinary Portland Cement (OPC / Tipe I)
Semen jenis ini dipakai untuk semua macam konstruksi apabila tidak diperlukan sifat–sifat
khusus seperti ketahanan terhadap sulfat, panas hidrasi dan kekuatan awal. Semen ini
cocok dipakai pada tanah dan air yang mengandung sulfat antara 0 - 0,1 %. OPC
mengandung C3S 56,54%, C2S 16,84%, C3A 8,18%, dan C4AF 9,64%.
Tabel I. 1 Komposisi Portland Tipe I

Oksida Komposisi (% berat)


CaO 64,39
SiO2 20,75
Al2O3 5,11
Fe2O3 3,17
MgO maks 6
CaO bebas 0,79
Alkali total 0,39

Gambar I. 1 Ordinary Portland Cement (OPC)

b. Moderate Sulfate Resistance Cement (Tipe II)


Semen jenis ini banyak mengandung C2S dan sedikit mengandung C3A. Semen ini
digunakan untuk konstruksi dengan syarat ketahanan terhadap sulfat pada tingkat sedang
yaitu dengan kandungan sulfat pada air tanah atau tanah 0,08 % - 0,17 % dan mengandung
125 ppm SO3 serta pH tidak kurang dari 6. Selain itu juga memiliki ketahanan terhadap
panas hidrasi sedang (lokasi dengan suhu tinggi). Jenis ini umumnya digunakan untuk
pembuatan jalan, bendungan, pelabuhan dan pondasi-pondasi besar lainnya. Moderate
Sulfate Resistance Cement mengandung C3S 53,6%, C2S 22,35%, dan C3A 3,35%.

Tabel I. 2 Komposisi Portland Tipe II

Oksida Komposisi (% berat)


CaO 63,41
SiO2 min 20
Al2O3 maks 6
Fe2O3 maks 6
MgO maks 6
SO3 maks 3
CaO Bebas 0,49
Alkali Total maks 0,6

c. High Early Portland Cement (Tipe III)


High Early Portland Cement adalah jenis semen portand yang memilki karakteristik cepat
mengeras dan cepat mengeluarkan kalor, serta memilki pengembangan kekuatan awal
yang tinggi. Semen ini biasanya digunakan untuk keadaan-keadaan darurat, dipakai pada
pengecoran untuk keadaan khusus musim dngin, dan digunakan untuk peroduksi beton
tekan. High Early Portland Cement mengandung C3S 35%, C2S 40%, dan C3A 15%.
Tabel I. 3 Komposisi Portland Tipe III

Oksida Komposisi (% berat)


CaO 60–67
SiO2 20
Al2O3 3,5–4,5
Fe2O3 0,5–6
MgO 6
SO3 3,5–4,5

d. Low Heat Portland Cement (Tipe IV)


Low Heat Portland Cement adalah jenis semen portland yang biasanya digunakan untuk
bangunan dengan panas hidrasi rendah dan bangunan dengan beton besar dan tebal yang
baik untuk mencegah keretakan. Low Heat Portland Cement mengandung C3S 35%, C2S
40%, dan C3A 7%. Kandungan C3S dan C3A pada semen ini lebih rendah dari OPC (Tipe
I) namun dengan kandungan C3S yang lebih tinggi, sehingga semen ini memilki sifat:
- Panas hidrasi rendah yang cocok untuk concrete construction
- Kuat tekan awal rendah
- Tahan terhadap serangan sulfat
Tabel I. 4 Komposisi Portland Tipe IV

Oksida Komposisi (% berat)


CaO 60–67
SiO2 17–25
Al2O3 3–8
Fe2O3 6,5
MgO 6
SO3 2,3

e. High Sulfate Resistance Cement (Tipe V)


Semen ini mempunyai ketahanan terhadap sulfat yang tinggi dan memiliki panas hidrasi
yang rendah. Semen ini memiliki kuat tekan awal pada 28 hari yang lebih rendah dari
OPC. Semen ini dipakai untuk semua jenis konstruksi, apabila kadar sulfat pada air tanah
atau tanah masing-masing 0,17% - 1,67% dan SO3 125–1250 ppm. Semen ini banyak
digunakan untuk konstruksi pada saluran air buangan atau konstruksi dibawah tanah
seperti terowongan, selokan dan bangunan tepi laut. High Sulfate Resistance Cement
mengandung C3S 59,42%, C2S 16,87%, C3A 5%, dan C4AF 12,7%.
Kapasitas produksi untuk produk semen ini sebesar 5,5 juta ton/tahun.
Tabel I. 5 Komposisi Portland Tipe V

Oksida Komposisi (% berat)


CaO 60–67
SiO2 17–25
Al2O3 3–8
Fe2O3 6,5
MgO 0,5–6
SO3 2,3
2. Portland Composite Cement (PCC)
Portland Composite Cement (PCC) adalah semen Portland yang dipakai untuk segala
macam konstruksi yang tidak memerlukan sifat khusus seperti rumah, bangunan tinggi,
jembatan, jalan beton, beton pre-cast dan beton pre-stress. PCC mempunyai kekuatan yang
sama dengan Portland Cement Tipe I. Portland Composite Cement (PCC) mempunyai
komposisi yang berbeda dengan OPC yaitu pada jumlah pemakaian clinker dan bahan
aditifnya. Untuk PCC menggunakan bahan aditif berupa trass, gypsum dan limestone.
Tabel I. 6 Komposisi Portland Composite Cement

Komposisi Berat (%)

Clinker 66 ̶ 68

Gypsum 1,55 ̶ 1,85

Slag/Trass 14,5 ̶ 15,5

Limestone Corrective 14,5 ̶ 15,5

Gambar I. 2 Portland Composite Cement (PCC)

3. Oil Well Cement (OWC)


Oil Well Cement (OWC) adalah tipe semen khusus untuk pengeboran minyak dan gas
baik di darat maupun lepas pantai. Semen jenis ini dipakai dalam bentuk slurry semen (colloid)
yang dipompakan ke formasi yang dalam dan sempit. Sebagai contoh dalam pengeboran sumur
minyak, semen diperlukan untuk mencegah runtuhnya formasi batuan sekitar sumur. OWC
dicampur menjadi suatu adukan semen (slurry) dan dimasukkan antara pipa bor dan cetakan
sumur bor dimana semen tersebut dapat mengeras dan kemudian mengikat pipa pada
cetakannya. Semen sumur minyak ini memilki waktu pengikatan pada tekanan dan temperatur
yang tinggi dan tahan terhadap sulfat. Semen ini diproduksi sebanyak 2,8 juta ton/tahun, untuk
kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri.
Tabel I. 7 Komposisi Oil Well Cement

Oksida Komposisi (% berat)


CaO 60–67
SiO2 17–25
Al2O3 3–8
Fe2O3 6,5
MgO 6
SO3 2,3
Na2O (alkali) 0,75

Gambar I. 3 Oil Well Cement (OWC)

4. Semen Putih (White Cement / WC)


Semen putih (White Cement/WC) digunakan untuk dekorasi eksterior dan interior
gedung. Sebagai satu-satunya produsen semen putih di Indonesia, saat ini PT Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk. dapat mencukupi kebutuhan semen putih pasar domestik. Hal paling
utama yang harus diperhatikan dalam pembuatan semen putih adalah pencegahan terhadap ikut
masuknya komponen Fe2O3. Karena jika terdapat pembakaran Fe dapat menyebabkan warna
gelap sehingga merusak warna semen putih. Oleh karena itu, dalam pembuatan semen putih,
batu kapur yang digunakan harus dicuci terlebih dulu sehingga kadarnya tidak mencapai 0,3 %
serta digunakan gas sebagai bahan bakar di kiln agar tidak menghasilkan residu pembakaran.
Kapasitas produksi pada semen ini sebanyak 3,7 juta ton/tahun.
Tabel I. 8 Komposisi White Cement

Oksida Komposisi (% berat)


CaO 65,8
SiO2 24,2
Al2O3 4,2
Fe2O3 0,39
MgO 1,1
SO3 0,02

Gambar I. 4 White Cement (WC)

5. White Mortar TR-30 (Semen Acian Putih TR-30)


Acian Putih TR30 merupakan semen yang sangat sesuai untuk pekerjaan acian dan nat.
Komposisi Acian Putih TR30 antara lain Semen Putih ”Tiga Roda”, kapur (kalsium karbonat)
dan bahan aditif khusus lainnya. Keuntungan menggunakan Acian TR30 antara lain,
permukaan acian lebih halus, mengurangi retak dan terkelupasnya permukaan, karena
mempunyai sifat plastis dengan daya rekat tinggi; cepat dan mudah dalam pengerjaan; hemat
karena acian lebih tipis; serta dapat digunakan pada permukaan beton dengan menambahkan
lem putih. Kapasitas produksi pada semen ini sebanyak 930 ribu ton/tahun.

Gambar I. 5 White Mortar TR30


-STANDAR SEMEN-

 SEMEN PORTLAND (OPC)

SNI 15-2049-2004

Tabel 1 Syarat kimia utama

satuan dalam %

Jenis semen portland


No Uraian
I II III IV V
b,c)
1 SiO2, maksimum - 20 - - -
2 Al2O3, maksimum - 6 - - -
b,c)
3 Fe2O3, maksimum - 6 - 6,5 -
4 MgO, maksimum 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0
SO3, maksimum
5 Jika C3A ≤ 8,0 3,0 3,0 d) 3,5 2,3 d) 2,3 d)
Jika C3A > 8,0 3,5 4,5
6 Hilang pijar, maksimum 5,0 3,0 3,0 2,5 3,0
7 Bagian tak larut, maksimum 3,0 1,5 1,5 1,5 1,5
a) b)
8 C3S, maksimum - - - 35 -
a) b)
9 C2S, minimum - - - 40 -
a) b) b)
10 C3A , maksimum - 8,0 15 7 5
a)
11 C4AF + 2 C3A atau C4AF + C2F , c)
- - - - 25
maksimum
CATATAN

a) Persyaratan pembatasan secara kimia berdasarkan perhitungan untuk senyawa potensial


tertentu tidak harus diartikan bahwa oksida dari senyawa potensial tersebut dalam keadaan
murni.
C = CaO, S = SiO2, A = Al2O3, F = Fe2O3, Contoh C3A = 3CaO.Al2O3

Titanium dioksida (TiO2) dan Fosfor pentaoksida (P2O5) termasuk dalam Al2O3
Nilai yang biasa digunakan untuk Al2O3 dalam menghitung senyawa potensial (misal : C3A)
untuk tujuan spesifikasi adalah jumlah endapan yang diperoleh dengan penambahan NH4OH
dikurangi jumlah Fe2O3 (R2O3 – Fe2O3) yang diperoleh dalam analisis kimia basah.

Apabila: % Al2O3 ≥ 0,64 , maka persentase C3S, C2S, C3A


% Fe2O3 dan C4AF dihitung sebagai berikut:
C3S = 3CaO.SiO2 = (4,071 x % CaO) – (7,600 x %SiO2) – (6,718 x % Al2O3) –

(1,430 x % Fe2O3) – (2,852 x % SO3) C2S = 2CaO.SiO2 = (2,867 x %SiO2) – (0,7544 x %


C3S)

C3A = 3CaO. Al2O3 = (2,650 x % Al2O3) – (1,692 x % Fe2O3)

C4AF = 4CaO. Al2O3.Fe2O3 = (3,043 x % Fe2O3)

Apabila: % Al2O3 < 0,64 , terbentuk larutan padat


% Fe2O3 ( C4AF + C2F) = 4CaO. Al2O3.Fe2O3

maka (C4AF + C2F) dan C3S dihitung sebagai berikut:

Semen dengan komposisi ini didalamnya tidak terdapat C3A.


C2S tetap dihitung dengan menggunakan rumus di atas: Perhitungan untuk semua senyawa
potensial adalah berdasarkan hasil penentuan oksidanya yang dihitung sampai sedekat
mungkin 0,1%. Semua hasil perhitungan dilaporkan sampai sedekat mungkin dengan 1,0%.

b) Apabila yang disyaratkan adalah kalor hidrasi seperti yang tercantum pada tabel syarat
fisika tambahan (Tabel 4), maka syarat kimia ini tidak berlaku.

c) Apabila yang disyaratkan adalah pemuaian karena sulfat yang tercantum pada tabel syarat
fisika tambahan (Tabel 4), maka syarat kimia ini tidak berlaku.

d) Tidak dapat dipergunakan

Tabel 2 Syarat kimia tambahan a)

satuan dalam %

Jenis semen portland


No Uraian
I II III IV V
1 C3A , maksimum - - 8 - -
2 C3A , minimum - - 5 - -
b)
3 (C3S + 2 C3A) , maksimum - 58 - - -
Alkali, sebagai
4 (Na2O + 0,658 K2O), 0,60 c) 0,60 c) 0,60 c) 0,60 c) 0,60 c)
maksimum
CATATAN

a) Syarat kimia tambahan ini berlaku hanya secara khusus disyaratkan.

b) Sama dengan keterangan untuk b) pada syarat kimia utama.


c) Hanya berlaku bila semen digunakan dalam beton yang agregatnya bersifat reaktif
terhadap alkali.

Tabel 3 Syarat fisika utama

Jenis semen portland


No Uraian
I II III IV V
Kehalusan:
Uji permeabilitas udara, m2/kg
1 Dengan alat :
Turbidimeter, min 160 160 160 160 160
Blaine, min 280 280 280 280 280
Kekekalan :
2 0,80 0,80 0,80 0,80 0,80
Pemuaian dengan autoclave, maks %
Kuat tekan:
-
Umur 1 hari, kg/cm2, minimum -
120 - -
125 100
Umur 3 hari, kg/cm2, minimum 240 - 80
3 70 a)
Umur 7 hari, kg/cm2, minimum 200 175
- 70 150
- 170 210
120 a)
Umur 28 hari, kg/cm2, minimum 280 -
Waktu pengikatan (metode alternatif) dengan alat:
Gillmore :
- Awal, menit, minimal 60 60 60 60 60
4 - Akhir, menit, maksimum 600 600 600 600 600
Vicat
- Awal, menit, minimal 45 45 45 45 45
- Akhir, menit, maksimum 375 375 375 375 375
CATATAN

a) Syarat kuat tekan ini berlaku jika syarat kalor hidrasi seperti tercantum pada tabel syarat
fisika tambahan (Tabel 4) atau jika syarat C3S + C3A seperti tercantum pada tabel syarat
kimia tambahan disyaratkan (Tabel 2).

Tabel 4 Syarat fisika tambahana)

Jenis semen portland


No Uraian
I II III IV V
Pengikatan semu penetrasi akhir, %
1 50 50 50 50 50
minimum
Kalor hidrasi
b)
2 Umur 7 hari, kal/gram, maks - 70 - 60 -
Umur 28 hari, kal/gram, maks - - - 70 -
Kuat tekan:
3 - 280 - - -
Umur 28 hari, kg/cm2, minimum
Pemuaian karena sulfat 14 hari, %, b)
4 - 220 - - 0,040
maksimum
Kandungan udara mortar, % volume,
5 12 12 12 12 12
maksimum
CATATAN

a) Persyaratan fisika tambahan ini berlaku hanya jika secara khusus diminta.
Bila syarat kalor hidrasi ini disyaratkan, maka syarat C3S + C3A seperti tercantum pada
tabel kimia tambahan (Tabel 2) tidak diperlukan.

b) Syarat kuat tekan ini berlaku bila syarat kalor hidrasi seperti yang tercantum pada tabel
syarat fisika tambahan (Tabel 4) atau bila syarat C3S + C3A seperti yang tercantum pada
tabel syarat kimia tambahan (Tabel 2) disyaratkan.

Standard Semen Portland Dunia :

1. ASTM Standards C 150-02a, Standard specification for portland cement


2. ASTM Standards C 150-02a, Standard specification for portland cement
3. BS 12-1996, Specification for portland cement
4. BS 12-1996, Specification for portland cement
5. EN 197-1:2011

 SEMEN PORTLAND POZZOLAN (PPC)


SNI 0302-2014
NRP 113-002-160930

Syarat kimia (Jenis IP-U dan IP-K)

Persyaratan
No Jenis uji Satuan
IP-U IP-K

1. MgO % Maks. 6,0 Maks. 6,0

2. SO3 % Maks. 4,0 Maks. 4,0

3. Hilang pijar % Maks. 5,0 Maks. 5,0

Syarat fisika (Jenis IP-U dan IP-K)

No Jenis uji Satuan Persyaratan


IP-U IP-K

1. Kehalusan dengan alat blaine m2/kg Min. 280 Min. 280

2. Kekekalan bentuk dengan


autoclave :
- pemuaian % Maks. 0,8 Maks. 0,8
- penyusutan % Maks. 0,2 Maks. 0,2
3. Waktu pengikatan dengan alat
vicat :
- pengikatan awal menit Min. 45 Min. 45
- pengikatan akhir jam Maks. 7 Maks. 7

4. Kuat tekan :
- umur 3 hari kg/cm2 Min. 125 Min. 110
- umur 7 hari kg/cm2 Min. 200 Min. 165
- umur 28 hari kg/cm2 Min. 250 Min. 205
5. Pengikatan hidrasi :
- umur 7 hari Kal/g - Maks. 70
- umur 28 hari Kal/g - Maks. 80
6. Kandungan udara dalam mortar % volume Maks. 12 Maks. 12

Syarat kimia (Jenis P-U dan P-K)

Persyaratan
No Jenis uji Satuan
P-U P-K

1. MgO % Maks. 6,0 Maks. 6,0

2. SO3 % Maks. 4,0 Maks. 4,0

3. Hilang pijar % Maks. 5,0 Maks. 5,0

Syarat fisika (Jenis P-U dan P-K)

Persyaratan
No Jenis uji Satuan
P-U P-K

1. Kehalusan dengan alat blaine m2/kg Min. 280 Min. 280

2. Kekekalan bentuk dengan


autoclave : % Maks. 0,8 Maks. 0,8
- pemuaian % Maks. 0,2 Maks. 0,2
- penyusutan
3. Waktu pengikatan dengan alat
vicat :
- pengikatan awal menit Min. 45 Min. 45
- pengikatan akhir jam Maks. 7 Maks. 7

4. Kuat tekan :
- umur 3 hari kg/cm2 - -
- umur 7 hari kg/cm2 Min. 115 Min. 90
- umur 28 hari kg/cm2 Min. 215 Min. 175
5. Pengikatan hidrasi :
- umur 7 hari Kal/g - Maks. 60
- umur 28 hari Kal/g - Maks. 70
6. Kandungan udara dalam mortar % volume Maks. 12 Maks. 12

Standard Semen Portland Pozzolan Dunia :

ASTM C 595-03, Standard specification for blended hydraulic cement.

 SEMEN PORTLAND KOMPOSIT (PCC)


SNI 15-7064-2014

Syarat kimia untuk semen portland komposit yakni kandungan SO3 maksimum 4 %

Syarat fisika

No Uraian Satuan Persyaratan

1. Kehalusan dengan alat blaine m2/kg Min. 280

2. Kekekalan bentuk dengan autoclave :


- pemuaian % Maks. 0,8
- penyusutan % Maks. 0,2
3. Waktu pengikatan dengan alat vicat :
- pengikatan awal menit Min. 45
- pengikatan akhir menit Maks. 375

4. Kuat tekan :
- umur 3 hari kg/cm2 Min. 125
- umur 7 hari kg/cm2 Min. 200
- umur 28 hari kg/cm2 Min. 250
5. Pengikatan semu : % Min. 50
- penetrasi akhir
6. Kandungan udara dalam mortar % volume Maks. 12

Standard Semen Portland Komposit Dunia :


1. ASTM C 595-03, Standard specification for blended hydraulic cement.
2. ASTM 1157-02, Standard performance specifications for hydraulic cement.
3. EN 197-1part 1 : Composition, specification and conformity criteria for common
cements (CEM A - M atau CEM B - M).

 SEMEN PORTLAND PUTIH (WHITE CEMENT)


SNI 15-0129-2004

Syarat Kimia

No Jenis uji Satuan Persyaratan

1. MgO % Maks. 5,0

2. SO3 % Maks. 3,5

3. Fe2O3 % Maks. 0,4

4. Hilang pijar % Maks. 5,0

5. Bagian tak larut % Maks. 3,0

6. Alkali sebagai Na2O % Maks. 0,6

Syarat Fisika

No Uraian Satuan Persyaratan

1. Kehalusan dengan alat blaine m2/kg Min. 280

2. Kekekalan bentuk dengan autoclave :


- pemuaian % Maks. 0,8
3. Waktu pengikatan dengan alat vicat :
- pengikatan awal menit Min. 45
- pengikatan akhir menit Maks. 375

4. Kuat tekan :
- umur 3 hari kg/cm2 Min. 180
- umur 7 hari kg/cm2 Min. 250
- umur 28 hari kg/cm2 Min. 350
5. Pengikatan semu :
- penetrasi akhir % Min. 50
6. Derajat warna putih (whiteness) :
- alat hunter lab % Min. 90
- alat kett meter % Min. 80

Standard Semen Portland Putih Dunia :

MS 888:1984, Specification for Portland white cement.

-MERK, HARGA SEMEN DI PASARAN-


-PERUSAHAAN SEMEN TERBESAR DI DUNIA-
Kapasitas
Perusahaan Jumlah pabrik Negara
(juta ton/tahun)
Lafarge-Holcim 345,2 220 pabrik Swiss

Heidelberg Cement 185,4 141 pabrik Jerman

Cemex 91,6 61 pabrik Meksiko

Ultra Tech Cement 91,4 39 pabrik India

Votorantim 70,8 59 pabrik Brazil

Inter Cement 53,5 42 pabrik Brazil

CRH 50,5 42 pabrik Irlandia

Buzzi Unicem 49,2 37 pabrik Italia

Eurocement 47,2 19 pabrik Rusia

Dangote Cement 43,8 12 pabrik Nigeria

Siam Cement Group 40,3 10 pabrik Thailand

Talhelyo Cement 39,8 15 pabrik Jepang

VICAT 34,9 16 pabrik Prancis

Semen Indonesia 32,2 7 pabrik Indonesia

VICEM 28,8 12 pabrik Vietnam

Anda mungkin juga menyukai