Anda di halaman 1dari 2

PUBLIKASI HASIL ANALISIS DATA PENGUKURAN STUNTING KECAMATAN TEBING

Pada tahun 2020 Kabupaten Karimun telah ditetapkan sebagai salah satu kabupaten lokus Grafik di atas menunjukkan terjadi penurunan prevalensi balita stunting yang sangat rendah di
penanganan dan penurunan stunting. Setiap tahun kabupaten Karimun telah menetapkan desa Kecamatan Tebing yairu 0,3%, dari 8,7% pada tahun 2022 (dengan balita diukur sebanyak
lokus stunting yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Bupati Karimun berdasarkan jumlah 1686) menjadi 8.4% pada tahun 2023 (dengan balita diukur sebanyak 1745). Sebagian
prevalensi stunting pada apikasi e-PPGBM sehingga sampai tahun 2024 ke 42 desa sudah kelurahan mengalami kenaikan prevalensi stunting dan sebagian lagi mengalami penurunan.
ditetapkan sebagai lokus penanganan stunting. Kenaikan tertinggi 3,6% terjadi di Desa Pongkar dari 15,4% menjadi 19,0%, sementara
penurunan tertinggi 2,1% terjadi di kelurahan Teluk Uma dari 11,3% menjadi 9,2%.

A. Faktor Determinan Yang Memerlukan Perhatian


Konvergensi program / intervensi upaya percepatan pencegahan stunting di Kabupaten
Karimun sudah berjalan dengan baik. Pemerintah sudah berupaya maksimal mendata
semua sasaran dan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan dalam mendukung kegiatan
penurunan stunting agar mendapatkan data yang akurat sebagai bahan untuk intervensi.
SEBARAN STUNTING KECAMATAN TEBING Dilihat dari hasil analisis tabel indikator layanan KIA , ditemukan bahwa masih ada
indikator layanan KIA yang belum mencapai 100 %, yaitu cakupan bumil kek yang
TAHUN 2022/2023 mendapat PMT pemulihan, cakupan bumil mendapat IFA (TTD) minimal 90 tablet saat
kehamilan, cakupan ibu hamil K4, cakupan kehadiran_di_posyandu, cakupan bayi 0 – 11
bulan mendapatkan IDL, cakupan anak 6-59 bulan memperoleh vit A, dan cakupan
19.0
layanan ibu nifas. Faktor lainnya yaitu tingginya angka ibu hamil berisiko yang
mengakibatkan bayi yang dilahirkan juga berisiko.
17.0
B. Perilaku Rumah Tangga 1000 HPK Yang Masih Bermasalah
15.0 Dinas Kesehatan melalui puskesmas telah melakukan pemantauan sekaligus analisis
masalah yang terjadi di desa dan menunjukkan bahwa pola asuh balita dan pola
13.0 konsumsi masyarakat masih membutuhkan intervensi dan pembinaan. Perlu dilakukan
peningkatan pengetahuan ibu hamil tentang stunting melalui kelas ibu hamil, memantau
11.0 PMT ibu hamil dan balita yang sudah didistribusikan, penyuluhan kesehatan bagi calon
pengantin, edukasi dan pendampingan pemberian ASI eksklusif,pemberian MPASI yang
9.0 tepat, kelas stunting, membentuk KP-ASI dan meningkatkan pelayanan masing-masing
program (gizi, KIA, promkes, kesehatan lingkungan) serta pembinaan pencatatan data
7.0 hasil penimbangan posyandu yang terintegrasi untuk meningkatkan keakuratan data.
C. Kelompok Sasaran Berisiko
5.0 Tim Pendamping Keluarga (TPK) telah dibentuk di semua kelurahan/desa, sehingga
memudahkan untuk pendampingan dan pemantauan terhadap kelompok berisiko stunting
3.0 seperti remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, bayi,, dan baduta.Remaja putri perlu
disiapkan untuk menjadi calon pengantin pada usia ideal, sehingga saat hamil dapat
1.0
menjadi ibu yang sehat, dan bayi yang akan dilahirkan lahir dengan selamat, sehat, dan
Tebing Teluk Uma Kapling Pamak Harjosari Pongkar Kecamatan cerdas. Bayi yang telah dilahirkan tersebut berhak untuk mendapat ASI eksklusif dan
Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) yang sesuai sehingga pertumbuhan otaknya
Agus- 6.45161290 11.3300492 2.84810126 7.95454545 11.0738255 15.4440154 8.71886120 dapat optimal.
tus 322581 610837 582279 454545 033557 440154 996441
2022
Okto- 4.45344129 9.16334661 2.31788079 8.60215053 12.6245847 18.9573459 8.36676217
ber 554656 354582 470199 763441 17608 71564 765043
2023
Sumber : ePPBGM bulan Agustus 2022 dan Oktober 2023

Anda mungkin juga menyukai