Anda di halaman 1dari 6

PENEMUAN KASUS PENYAKIT

YANG DAPAT DICEGAH DENGAN


IMUNISASI (PD3I)
SOP No.Dokumen : SOP/UKM/04/2023
No.Revisi : 00
Tanggal terbit : 10 Januari 2023
Halaman : 1/3

UPTD
PUSKESMAS SETIAWAN, S.S.T.
KLUMBAYAN NIP.197404082006041002
BARAT

1. Pengertian Menemukan dan melakukan tata laksana terhadap setiap kasus suspek
PD3I dan Survielans Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi

2. Tujuan Sebagai acuan dalam Survielans Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan
Imunisasi (PD3I).

3. Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Klumbayan Barat Nomor


16 Tahun 2023 tentang Pembentukan Tim Gerak Cepat ( TGC )
Pencegahan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa ( KLB ) di
UPTD Klumbayan Barat.
2. Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Klumbayan Barat Nomor
25 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat ( UKM )
4. Referensi 1. Permenkes 1116/2003 tentang penyelenggaraan Survielans
Epidemiologi Nasional
2. Permenkes 1116/2003 tentang penyelenggaraan Survielans
Terpadu Penyakit
3. Permenkes 1501/2010 tentang penyakit yang dapat menimbulkan
wabah dan upaya penanggulangannya

5. Prosedur/ 1. Persiapan alat dan bahan


Langkah –
a. Komputer dan jaringan internet
langkah
b. Formulir laporan kegiatan
c. Hasil kegiatan
d. Logistik pengembalian spesimen

2. Petugas yang melaksanakan


Tim TGC
.
3. Langkah-langkah
a. Ka. Puskesmas mengistruksikan staf untuk melakukan kegiatan
SKD terhadap kasus PD3I.
b. Staf juga meminta puskesmas untuk melaporkan setiap suspek PD3I
yang ditemukan diwilayah kerjanya.
c. Bila kasus ditemukan di Puskesmas pembantu merupakan informasi
dari masyarakat, staf melaporkan kepada Ka. Puskesmas untuk
selanjutnya melakukan verifikasi terhadap kebenaran informasi yang
diterima. Jika kasus itu benar, maka staf melaporkan kepada Ka.
Puskesmas dan Ka. Puskesmas memerintahlan staf untuk
melakukan tata laksana berupa pengambilan specimen dan PE
kontak. Staf juga diperintahkan untuk membuat laporan hasil
penyelidikan.
d. Bila setuju, Ka. Puskesmas akan langsung menandatangani laporan
penyelidikan lalu menyerahkan kepada staf. Bila ada koreksi,
konsep laporan akan dikembalikan kepada staf untuk diperbaiki. Staf
memperbaiki konsep laporan penyelidikan lalu menyerahkan
kembali kepada Ka. Puskesmas untuk ditandatangani.
e. Ka. Puskesmas menandatangani laporan lalu menyerahkan kembali
kepada staf dan melaporkan kejadian ini ke DSO Dinas Kabupaten
Tanggamus.
f. Staf mengirimkan laporan penyelidikan beserta specimen ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Tanggamus dan mengarsipkan seluruh
laporan yang dibuat
g. Jika bukan KLB staf mengirimkan SMS/Whatsapp ke DSO
Kabupaten untuk verifikasi

Ka. Puskesmas
mengistruksikan staf untuk
6. Bagan Alir melakukan kegiatan SKD
terhadap kasus PD3I

Staf juga meminta puskesmas untuk melaporkan setiap suspek PD3I yang
ditemukan diwilayah kerjanya.
evaluasi

Bila kasus ditemukan di Puskesmas pembantu merupakan informasi dari


masyarakat, staf melaporkan kepada Ka. Puskesmas untuk selanjutnya
melakukan verifikasi terhadap kebenaran informasi yang diterima

Bila setuju, Ka. Puskesmas akan langsung menandatangani laporan


penyelidikan lalu menyerahkan kepada staf.

Ka. Puskesmas menandatangani laporan lalu menyerahkan kembali kepada


staf dan melaporkan kejadian ini ke DSO Dinas Kabupaten Tanggamus.

Staf mengirimkan laporan penyelidikan beserta specimen ke Dinas Kesehatan


Kabupaten Tanggamus dan mengarsipkan seluruh

Jika bukan KLB staf


mengirimkan SMS/Whatsapp
ke DSO Kabupaten untuk
verifikasi resiko pada masing-
masing layanan/program
7. Hal-hal Berisi hal-hal yang wajib disampaikan pada pasien atau tindakan yang
yang perlu
harus dilakukan atau hal-hal yang harus diwaspadai setelah melakukan
diperhatika
n langkah-langkah kerja
8. Unit terkait 1. Kepala Puskesmas
2. Ka. Subbag. Tata Usaha
3. Penaggung Jawab Program
9. Dokumen 1. Laporan capaian kinerja program
terkait
2. Format pencapaian kinerja
10. Rekama NO Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal mulai
historis diberlakukan
perubahan 1
2
3
4
Standar Operasional Prosedur (SOP)

Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan
mengenai berbagai proses penyelenggaraan aktivitas.
a. Tujuan Penyusunan SOP
Agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif, konsisten/seragam dan
aman, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui pemenuhan standar yang
berlaku.
b. Manfaat SOP adalah:
1) Memenuhi persyartan standar pelayanan Puskesmas
2) Mendokumentasi langkah-langkah kegiatan
3) Memastikan staf Puskesmas paham cara melaksanakan pekerjaannya.
c. Format SOP
1) Prinsip
Format SOP yang digunakan dalam satu institusi harus “SERAGAM”.
2) Format yang disusun merupakan format minimal, oleh karena itu format ini dapat diberi
tambahan materi/ kolom, misalnya nama penyusun SOP dan unit yang memeriksa SOP.
Untuk SOP tindakan agar lebih mudah melihat langkah-langkahnya maka menggunakan
bagan alir, persiapan alat, bahan dan lain-lain, namun tidak boleh mengurangi item-item
yang ada di SOP.
d. Petunjuk Pengisian SOP
1) Logo Pemerintah Kabupaten Tanggamus di kiri, logo Puskesmas di kanan.
2) Kotak Kop/ Heading:
a) Heading hanya dicetak pada halaman pertama.
b) Kotak Puskesmas diberi nama UPTD. Puskesmas Klumbayan Barat
c) Kotak judul diberi Judul SOP sesuai proses kerjanya
d) Nomor sesuai dengan ketentuan penomoran di Puskesmas.
e) No. Revisi diisi dengan status revisi, diisi menggunakan angka, misal untuk dokumen
baru diberi nomor 00, sedangkan dokumen revisi pertama diberi nomor 01, revisi
kedua diberi nomor 02, dan seterusnya.
f) Tanggal terbit: sesuai tanggal diberlakukannya SOP tersebut.
g) Halaman: mencantumkan total halaman SOP. Halaman pertama pada heading SOP
ditulis 1/5, halaman kedua pada footer 2/5, halaman terakhir 5/5.
h) Diberi tanda tangan, nama jelas dan NIP. Kepala Puskesmas,
3) Isi SOP
a) Pengertian
Diisi definisi judul SOP, berisi penjelasan atau definisi tentang istilah yang mungkin
sulit dipahami atau menyebabkan salah pengertian/ menimbulkan multi persepsi.
b) Tujuan
Berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata kunci: “Sebagai acuan
penerapan langkah-langkah untuk …”.
c) Kebijakan
Berisi kebijakan Kepala Puskesmas yang masih berlaku sebagai dasar dibuatnya
SOP tersebut
d) Referensi
Berisi dokumen eksternal sebagai acuan penyusunan SOP bisa berbentuk buku,
peraturan perundang-undangan, atau bahan pustaka.
e) Prosedur/ langkah-langkah
Merupakan bagian utama yang menguraikan langkah-langkah kegiatan untuk
menyelesaikan proses kerja tertentu. Terdiri dari :
1. Persiapan alat & bahan
2. Petugas yang melaksanakan
3. Langkah-langkah
Dalam bentuk kalimat perintah/ instruksi atau kalimat aktif (dengan subjek
predikat atau predikat tanpa subjek), contoh :
 Ambil spuit 2 cc (kalimat perintah)
 Mengambil spuit 2 cc (kalimat aktif, predikat tanpa subjek) atau
 Petugas mengambil spuit 2 cc (kalimat aktif , subjek predikat)
f) Bagan alir
SOP dilengkapi dengan bagan alir untuk memudahkan pemahaman langkah-
langkahnya, yaitu:
(1) Diagram alir makro
Untuk menunjukkan kegiatan-kegiatan secara garis besar dari proses yang ingin
kita lakukan.

(2) Diagram alir mikro, menunjukkan awal atau akhir dari rincian kegiatan, bentuk
simbolnya sebagai berikut:

Awal kegiatan

Akhir kegiatan

g) Hal-hal yang perlu diperhatikan


Berisi hal-hal yang wajib disampaikan pada pasien atau tindakan yang harus
dilakukan atau hal-hal yang harus diwaspadai setelah melakukan langkah-langkah
kerja
h) Unit terkait
Berisi unit-unit yang terkait dalam proses kerja SOP
i) Dokumen terkait
Berisi dokumen-dokumen apa saja yang terkait dalam proses kerja SOP
j) Rekaman histori perubahan
Berisi catatan perubahan yang dilakukan jika ada revisi SOP, contoh:

Tanggal mulai
No. Yang diubah Isi perubahan
diberlakukan

SK Nomor 800/001/Pusk K II/2022


1 Kebijakan 19 Januari 2022
menjadi SK Nomor 1 tahun 2023

e. Syarat Penyusunan SOP:


1) SOP harus ditulis oleh petugas/ unit kerja yang melakukan pekerjaan tersebut agar
sesuai dengan kegiatan yang dilakukan.
2) SOP harus merupakan flow charting (diagram alur) dari suatu kegiatan.
3) Di dalam SOP harus dapat dikenali dengan jelas siapa melakukan apa, dimana, kapan,
dan mengapa.
4) SOP menggunakan bahasa sederhana yang dikenal dan mudah dipahami pemakai.
5) SOP harus jelas, ringkas, dan mudah dilaksanakan dengan memperhatikan aspek
keselamatan, keamanan, kenyamanan pasien, sesuai standar profesi, standar
pelayanan, serta mengikuti perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
kesehatan.
6) Langkah-langkah SOP idealnya sekitar 3 - 5 langkah, maksimal 7 langkah agar mudah
dihapal & dipahami.

Anda mungkin juga menyukai