Anda di halaman 1dari 4

Tugas 2

Nama : INDRA VIRWANDI, ST, M. Eng


HERVITA NANDASARI, S.IP, M. Si
Unit Kerja/Instansi : PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG

PENDAHULUAN
Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2021 tentang
Badan Riset dan Inovasi Nasional pada pasal 68 huruf e, salah satu fungsi dari BRIDA (Badan
Riset dan Inovasi Daerah) adalah pemantauan dan evaluasi penelitian, pengembangan,
penyelenggaraan pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi di daerah. Dimana hasil
penelitian dibutuhkan untuk menghimpun validitas data yang tepat dan akurat dalam mengelola
potensi sumber daya yang ada. Hasil kajian dan analisa memilki peran penting dalam menyusun
kebijakan berbasis penelitian yang relevan. Sebab, penelitian yang tidak akurat dapat
menyebabkan penerapan kebijakan menjadi gagal. Hasil penelitian juga dapat menjadi bukti
ilmiah dari proses penyusunan kebijakan.1 Namun berdasarkan pada realitas di lapangan selama
ini, fungsi evaluasi penelitian jarang atau bahkan hampir tidak dilaksanakan di Kota Padang
Panjang. Kebanyakan hasil kajian hanya menjadi dokumen saja tanpa ada tindak lanjut dari
kajian tersebut.
Pada tahun 2019, Kota Padang Panjang mengeluarkan Peraturan Walikota Padang Panjang
Nomor 10 Tahun 2019 tentang Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Padang Panjang
Tahun 2018-2023 yang memuat rencana kajian apa saja yang akan dilaksanakan tiap tahunnya
sehingga bisa menjadi acuan dalam melaksanakan kajian di Kota Padang Panjang.
Bidang Penelitian dan Pengembangan pada Badan Perencanaan, Pengembangan, dan
Penelitian Kota Padang Panjang sebagai leading sector kajian di Kota Padang Panjang
sebenarnya telah menampung aspirasi dan isu actual yang berkembang untuk dibuatkan
kajiannya. Beberapa hasil kajian sebenarnya bisa mencarikan solusi atas berbagai permasalahan
yang ada. Tetapi dalam realitas yang ada hasil kajian ini belum optimal dilaksanakan atau
dengan kata lain hasil rekomendasi dari kajian tersebut masih sebagian kecil yang diterapkan
oleh pemangku kepentingan.

DESKRIPSI MASALAH
Jika dibandingkan data-data tentang kajian di Kota Padang Panjang dari tahun 2019 – 2022,
maka dapat ditemukan beberapa permasalahan dalam mengevaluasi hasil kajian. Pada Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyelenggaraan Penelitian dan
Pengembangan di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah bahwa
Pemerintah Daerah menyediakan anggaran 1% dari APBD untuk Penelitian dan Pengembangan.
Sedangkan APBD Kota Padang Panjang, anggaran untuk Penelitian dan Pengembangannya tidak
sampai 1%.

1
https://setkab.go.id/kebijakan-berbasis-penelitian/, diakses tanggal 29 Maret 2023.

1|L a t s u s J F A K
Selain itu kajian yang dihasilkan sangatlah sedikit tiap tahunnya malahan ada tahun tidak ada
sama sekali kajian yang dihasilkan. Selain itu proporsi kajian yang dihasilkan dengan rencana
yang tercantum dalam dokumen rencan induk kelitbangan juga tidak sampai 40% tiap tahunnya.
Lebih lagi hasil kajian yang ditindaklanjuti juga sedikit, serta tindaklanjut terhadap hasil kajian
juga tidak semuanya diterapkan.

Tabel 1.
Kajian Kota Padang Panjang Tahun 2019-2022
Tahun Jumlah Anggaran Jumlah Anggaran APBD Proporsi Kajian
Kajian (000) Kajian (000) (000) Anggaran yang
sesuai yang Kelitabangan ditindak-
Rencana Ada terhadap lanjuti
Induk APBD
Kelitbangan (%)
2019 12 1.250.000 7 1.259.855 619.867.812 0,20 2
2020 10 950.000 - - 595.419.550 - -
2021 8 700.000 1 289.859 582.302.360 0,05 -
2022 4 500.000 2 795.575 595.219.550 0,13 -
Sumber : Data Olahan, Bappeda Kota Padang Panjang, 2023.

Seyogyanya Penelitian dan pengembangan merupakan salah satu penentu kemajuan bangsa.
Kegiatan Penelitian dan Pengembangan menjadi dasar dalam merumuskan setiap kebijakan
strategis dalam melaksanakan kebijakan/program pembangunan daerah.2 Hasil-hasil penelitian
bisa digunakan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan public seperti kesejahteraan sosial,
kemiskinan, kesehatan, iptek, dan lain sebagainya yang dapat menghasilkan kebijakan yang
inklusif dan sesuai kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, tidak heran mengapa banyak negara
maju yang menjadikan penelitian dan pengembangan sebagai ujung tombak dalam membuat
kebijakan, Sehingga kebijakan-kebijakan yang diambil tepat sasaran dan berjalan sesuai
perencanaan. Namun, di Indonesia yang dalam hal ini khususnya di Kota Padang Panjang
anggaran untuk penelitian dan pengembangan ini tergolong kecil serta anggaran penelitian dan
pengembangan mayoritas juga masih bersumber dari pemerintah.
Melihat dari belum optimalnya penerapan hasil Kajian di Kota Padang Panjang dapat dicari
permasalahan yang ada dengan menggunakan pendekatan analisis pohon masalah dengan rincian
sebagai berikut:
1. Proses perencanaan belum berbasis kajian sehingga hasil kajian tidak sinkron dengan
perencanaan yang berujung pada penyusunan rencana kerja pembangunan daerah yang
tidak berdasarkan penelitian. Sehingga ada isu-isu yang harusnya masuk ke dalam
rencana kerja justru belum terjangkau sehingga tidak dapat dilaksanakan.
2. Keterbatasan anggaran di daerah membuat hasil rekomendasi tidak dapat dijalankan.
Hasil rekomendasi dari penelitian memerlukan anggaran yang besar sedangkan
2
https://bkpsdmd.babelprov.go.id/content/litbang-dalam-perencanaan-pembangunan-daerah, diakses tanggal
29 Maret 2023.

2|L a t s u s J F A K
Pemerintah Daerah mempunyai skala prioritas dan seringkali hasil penelitian ini tidak
termasuk dari prioritas dari Pemda.
3. Hubungan antara instansi yang menghasilkan penelitian dengan pihak pengambil
keputusan masih belum berjalan optimal yang berakibat pada kurangnya kualitas dan
kuantitas penelitian yang relevan dengan prioritas kebijakan pemerintah.
4. Kurangnya komitmen dari pimpinan dalam menggerakkan OPD untuk memanfaatkan
hasil penelitian, hal ini terlihat dari belum adanya regulasi yang dapat mendorong OPD
untuk memanfaatkan dan menindaklanjuti hasil kajian yang telah dilaksanakan.
5. Kurangnya Sumber Daya Manusia baik secara kualitas maupun kuantitas dalam
menerapkan hasil kajian yang telah disusun. Dimana saat ini terdapat 1 orang Fungsional
peneliti di Kota Padang Panjang, serta SDM pada OPD juga masih terbatas untuk dapat
menjabarkan dan menindaklanjuti hasil kajian.

ALTERNATIF SOLUSI
Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka ada beberapa alternative solusi yang bisa
diidentifikasi sebagai berikut:
1. Pembuatan MoU antara Walikota dengan stakeholder Pelaksana Hasil Kajian. Agar hasil
rekomendasi dari penelitian dilaksanakan oleh Pihak yang terkait maka perlu dibuat suatu
bentuk komitmen bersama yang dituangkan dalam MoU. Inti dari Mou tersebut adalah
secara bersama-sama berkomitmen untuk untuk mempertimbangkan hasil penelitian
dalam perumusan kebijakan pemerintah. Solusi ini menjawab permasalahan nomor 3, 4,
dan 5
2. Membuat Regulasi berupa Peraturan Walikota yang mengatur tentang pedoman
Penelitian dan Pengembangan serta mengatur dalam perumusan kebijakan di Kota
Padang Panjang harus dilakukan kajian-kajian kebijakan terlebih dahulu. Hal ini dapat
menjadi landasan yuridis pelaksanaan penelitian dan pengembangan di Kota Padang
Panjang, serta bentuk komitmen Pimpinan Daerah terhadap pemanfaatan hasil-hasil riset
yang dihasilkan. Solusi ini bisa mengatasi permasalahan nomor 1, 2, dan 4.
3. Sinkronisasi antara Perencanaan dengan Penelitian. Dalam pelaksanaan siklus
perencanaan di daerah yang dimulai dengan Musrenbang sampai dengan penyusunan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) seharusnya juga berpedoman pada hasil dan
dapat mengakomodir rekomendasi dari kajian penelitian yang telah dilaksanakan.
Sehingga apapun kebutuhan dan rekomendasi dari penelitian dan pengembangan dapat
menjadi acuan dalam merencanakan pembangunan kota. Solusi ini dapat dijadikan dari
permasalahan nomor 1, 2, dan 4.

Dari alternative solusi yang ditawarkan tersebut, selanjutnya dilakukan penilaian untuk
menentukan rekomendasi kebijakan yang menggunakan kriteria tertentu. Untuk melakukan
penilaian terhadap alternative solusi menggunakan pendekatan kriteria dari Bardach (2012)
yaitu:

3|L a t s u s J F A K
No Kriteria Penjelasan
1 Technical Feasibility Alternatif kebijakan secara teknis dapat memenuhi
kebutuhan evaluasi penelitian

2 Economic and Menilai besaran pembiayaan yang diperlukan dari setiap


Financial Possibility alternatif kebijakan (biaya dan hasil)
3 Political Vialibility Mengukur apakah setiap alternatif kebijakan akan diterima
oleh aktor kebijakan dan kelompok sasaran,
4 Administrative Mengukur kemungkinan diterapkannya alternatif kebijakan
Operatibility tersebut dari perspektif administratif (ketersediaan sumber
daya manusia, dukungan instansi terkait, sarana, maupun
waktu) untuk penyelenggaraan evaluasi penelitian

Penentuan bobot dari masing-masing kriteria tersebut dilakukan melalui upaya brainstorming
dengan memberikan bobot terbesar pada kebutuhan evaluasi penerapan hasil penelitian yaitu
pada aspek Political Vialibility (30%). Selanjutnya penilaian alternatif kebijakan yang paling
tepat berdasarkan kriteria (rekomendasi kebijakan) dilakukan melalui pendekatan analisis
matriks (Grid Analysis) sebagai berikut:
Alternatif Solusi Kriteria Total
Technical Economic and Political Administrative
Feasibility Financial Vialibility Operatibility
(25%) Possibility (25%) (30%) (20%)
ALT 1 2 2,25 2,7 1,6 8,55
Pembuatan Mou antara
Walikota dengan stakeholder
Pelaksana Hasil Kajian
ALT 2 1,75 2 2,1 1,4 7,25
Membuat Peraturan Walikota
yang mengatur tentang
Penelitian dan Pengembangan
di Kota Padang Panjang
ALT 3 2 2 2,4 1,8 8,2
Singkronisasi antara
Perencanaan dengan Penelitian
*skor alternatif pada setiap kriteria antara 1 (kesulitan penerapan sangat tinggi) sampai dengan 10 (kesulitan
penerapan sangat rendah)

4|L a t s u s J F A K

Anda mungkin juga menyukai