Anda di halaman 1dari 5

Judul Jurnal EVALUASI TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DI

DINAS PERTANIAN GIANYAR MENGGUNAKAN COBIT 2019


Nama Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK)
Volume dan halaman Vol.10,No. 3,Dan,hlm.513-522
Tahun 2023
Penulis I NyomanRai Widartha Kesuma, Irman Hermadi, Yani Nurhadryani
Latar belakang Penerapan e-government di Indonesia, termasuk di Dinas Pertanian
Gianyar, memiliki potensi besar untuk meningkatkan pelayanan
publik dan efisiensi tata kelola pemerintahan. Namun, upaya ini
sering menghadapi kendala, seperti masalah pembiayaan, kurangnya
keahlian TI, dan infrastruktur yang belum siap.

Dinas Pertanian Gianyar memiliki tujuan meningkatkan kinerja dan


akuntabilitas organisasi melalui pemanfaatan TI. Salah satu
kerangka kerja yang dapat digunakan untuk mengevaluasi tata kelola
TI adalah COBIT 2019, yang belum pernah diterapkan sebelumnya
di Dinas Pertanian Gianyar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tata kelola TI dengan


menggunakan COBIT 2019. Hasil evaluasi diharapkan dapat
mengidentifikasi kelemahan dan memberikan rekomendasi
perbaikan, sehingga penggunaan TI dalam proses yang dievaluasi
menjadi lebih optimal, meningkatkan efisiensi dan kualitas
pelayanan publik.
Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian:

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tata kelola teknologi


informasi (TI) di Dinas Pertanian Gianyar menggunakan kerangka
kerja COBIT 2019. Dengan melakukan evaluasi ini, penelitian
bertujuan:

1. Mengukur tingkat kapabilitas tata kelola TI dalam berbagai proses


(core model) di Dinas Pertanian Gianyar.
2. Mengidentifikasi kelemahan dalam pengelolaan TI yang mungkin
menghambat efisiensi dan akuntabilitas organisasi.
3. Memberikan rekomendasi perbaikan yang dapat
diimplementasikan oleh Dinas Pertanian Gianyar untuk
meningkatkan penggunaan TI dalam proses yang dievaluasi.

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu Dinas Pertanian


Gianyar dalam meningkatkan pelayanan publik, mengoptimalkan
penggunaan aset, dan meningkatkan efisiensi tata kelola
pemerintahan di bidang pertanian.
Permasalahan Permasalahan utama yang muncul dari latar belakang penelitian
tersebut adalah sebagai berikut:

1. **Kegagalan Implementasi E-Government**: Penerapan e-


government di Indonesia, termasuk di Dinas Pertanian Gianyar, telah
mengalami kegagalan dalam mencapai peningkatan layanan publik.
Hal ini menunjukkan bahwa masih ada hambatan dan tantangan
dalam mengadopsi dan mengelola teknologi informasi secara efektif
di konteks pemerintahan daerah.

2. **Faktor Penyebab Kegagalan**: Beberapa faktor yang menjadi


penyebab kegagalan implementasi e-government meliputi masalah
pembiayaan yang tinggi, kekurangan sumber daya manusia yang
menguasai TI, kurangnya tata kelola pemerintahan, dan infrastruktur
TI yang belum siap. Faktor-faktor ini merinci masalah spesifik yang
perlu diatasi untuk mencapai efektivitas dalam penerapan e-
government.

3. **Pentingnya Tata Kelola TI**: Efisiensi dan akuntabilitas


organisasi, termasuk Dinas Pertanian Gianyar, sangat tergantung
pada pengelolaan teknologi informasi yang baik. Tata kelola TI yang
baik dapat meningkatkan kinerja organisasi, sementara tata kelola TI
yang buruk dapat menyebabkan masalah biaya operasional yang
tinggi, pemanfaatan aset yang tidak optimal, pengambilan keputusan
yang buruk, dan kontrol pelayanan yang buruk.

4. **Kerangka Kerja COBIT 2019**: Dalam konteks penelitian ini,


kerangka kerja COBIT 2019 dianggap sebagai solusi potensial untuk
mengukur dan meningkatkan tata kelola TI di Dinas Pertanian
Gianyar. Namun, penggunaan kerangka kerja ini di lembaga tersebut
belum pernah dievaluasi sebelumnya.

Dengan demikian, permasalahan utama yang perlu dipecahkan


adalah bagaimana meningkatkan pengelolaan dan pemanfaatan
teknologi informasi, khususnya dalam konteks e-government di
Dinas Pertanian Gianyar. Evaluasi menggunakan kerangka kerja
COBIT 2019 diharapkan dapat mengidentifikasi kelemahan dan
memberikan rekomendasi perbaikan yang konkret untuk mengatasi
permasalahan ini dan menjadikan pelayanan publik lebih optimal.
Metode Penelitain Penelitian ini dilakukan menggunakan metode wawancara dan
pemberian kuesioner kepada Dinas Pertanian Gianyar yang dalam
hal ini diwakilkan oleh Kepala Dinasnya. Kepala Dinas
Pertanian Gianyar memiliki kewenangan dalam mengatur tata kelola
Dinas Pertanian Gianyar termasuk tata kelola TI dan bertugas untuk
mengevaluasi, mengarahkan, membuat keputusan atau kebijakan,
dan memantau operasional organisasi.Wawancaradan pengolahan
data dilakukan di Gianyar pada periode waktu Maret2022-Juli2022.
Hasil Penelitain Lingkup Awal Tata Kelola dan Manajemen
Penentuan lingkup awal tata kelola dan manajemen untuk
mengevaluasi tata kelola TI di Dinas Pertanian Gianyar pada
penelitian ini menggunakan faktor desain 1 sampai 4 yang tersedia
pada kerangka kerja COBIT 2019, yaitu strategi organisasi,
tujuan organisasi, profil risiko TI dan permasalahan terkait TI.
Hasil dari faktor desain 1 sampai 4 didapatkan melalui pengisian
kuesioner dan wawancara terhadap Kepala Dinas Pertanian
Gianyar. Adapun hasil dari faktor desain 1 sampai 4 dapat dilihat
sebagai berikut:
• Faktor Desain 1: Strategi Organisasi
• Faktor Desain 2 : Tujuan Organisasi
• Faktor Desain 3 : Profil Risiko TI
• Faktor Desain 3 : Profil Risiko TI
• Lingkup Awal Tata Kelola dan Manajemen
Penyempurnaan Lingkup Awal Tata Kelola dan Manajeme
Penyempurnaan ruang lingkup tata kelola dan manajemen dari
suatu organisasi dapat menggunakan penambahan faktor desain
dari 5 sampai 11 yaitu lanskap ancaman TI organisasi,
persyaratan kepatuhan atau peraturan, peran TI bagi organisasi,
model sumber daya TI organisasi, metode implementasi TI,
strategi organisasi dalam mengadopsi TI dan ukuran organisasi.
Hasil dari faktor desain 5 sampai 11 didapatkan melalui
pengisian kuesioner dan wawancara terhadap Kepala Dinas
Pertanian Gianyar.
Penilaian Tingkat Kapabilitas Proses
Pengukuran tingkat kapabilitas pada setiap proses yang
diprioritaskan akan dilakukan secara bertahap dengan mengikuti
panduan kerangka kerja COBIT 2019 yaitu dimulai dari tingkat
terendah sampai ke tingkat tertinggi. Pengukuran pada proses
MEA03 (Managed Compliance with External Requirements),
BAI04 (Managed Availability & Capacity), dan EDM03 (Ensured
Risk Optimization) dimulai dengan pengukuran di tingkat
kapabilitas pada level 2 dan seandainya organisasi tersebut telah
menyelesaikan seluruh aktivitas-aktivitas pada tingkat
kapabilitas pada level 2, maka dapat dikatakan bahwa organisasi
telah mencapai tingkat kapabilitas level 2 dan pengukuran ke
tingkat kapabilitas yang lebih tinggi dapat dilakukan. Jika terdapat
aktivitas yang belum terlaksanakan pada setiap tingkatan
kapabilitas dari proses yang diukur maka pengukuran ke tingkat
kapabilitas yang lebih tinggi tidak dapat dilakukan.
Penentuan Nilai Gap
Nilai gap/kesenjangan didapatkan dengan cara mengurangi
expected capability(EC) dengan current capability(CC). Tingkat
kapabilitas pada proses (core model) berdasarkan kondisi
organisasi saat ini disebut sebagai current capability(CC) dan tingkat
kapabilitas yang diharapkan oleh organisasi disebut sebagai
expected capability(EC). Berdasarkan hasil yang didapatkan pada
tahapan sebelumnya, Dinas Pertanian Gianyar baru mencapai
tingkat kapabilitas level 1 pada proses MEA03, BAI04, dan
EDM03sehingga current capability(CC) bernilai 1. Dinas Pertanian
Gianyar mengharapkan tingkat kapabilitas pada proses
MEA03, BAI04, dan EDM03 mencapai tingkat kapabilitas level
2 sehingga nilai dari expected capability (CC) adalah bernilai
2
Tingkat kapabilitaslevel 1 artinya proses yang diukur dapat
terbilang sudah banyak atau sedikit memenuhi tujuannya melalui
penerapan serangkaian kegiatan yang tidak lengkap dan dapat
dikategorikansebagai awal atau intuitif (tidak terorganisir dengan
baik). Tingkat kapabilitaslevel 2 artinya proses telah mencapai
tujuan dengan melakukan serangkaian kegiatan dasar namun
lengkap, yang dapat dikategorikan sebagai telah
I NyomanRaiWidartha,dkk,EvaluasiTataKelola... 521dilakukan.
Nilai gap/kesenjangan Dinas Pertanian Gianyar berdasarkan
tingkat kapabilitas harapan dan kondisi saat ini pada proses
MEA03, BAI04, dan EDM03 adalah bernilai 1, artinya Dinas
Pertanian Gianyar masih perlu melakukan serangkaian
kegiatan/aktivitas dasar pada proses yang dipilih agar tercapainya
tujuan dari proses tersebut. Rekomendasi dibutuhkan oleh Dinas
Pertanian Gianyar untuk melengkapi aktivitas dasar yang masih
belum lengkap dilakukan sehingga dapat mengurangi nilai
gap/kesenjangannya setelah rekomendasi dilakukan

Rekomendasi untuk meningkatk

1.MEA03 (Monitoring and Evaluation of Internal Control)


- Melakukan penilaian internal atau melibatkan pihak independen
untuk mengevaluasi tingkat kepatuhan layanan TI.
- Membandingkan tingkat kepatuhan dengan penyedia layanan TI
lain terkait peraturan dan undang-undang yang berlaku.

2. BAI04 (Manage Availability and Capacity)


- Mempertimbangkan kebutuhan dan sumber daya seperti sumber
daya manusia, prioritas layanan, dampak anggaran, kemampuan TI,
dan tren dalam penilaian kinerja dan kapasitas layanan.

3. EDM03 (Ensure Risk Optimisation):


- Membuat pilihan tingkat risiko organisasi terkait TI yang bersedia
diambil oleh organisasi dalam mencapai tujuan.
- Menentukan tingkat toleransi risiko terhadap pilihan tingkat
risiko.
- Menyelaraskan strategi risiko TI dengan strategi risiko organisasi
dan memastikan pilihan tingkat risiko di bawah kapasitas risiko
organisasi.
- Mengintegrasikan strategi risiko TI ke dalam praktik manajemen
risiko dan kegiatan operasional.
- Melakukan pelaporan masalah manajemen risiko kepada komite
eksekutif atau pimpinan.

Rekomendasi ini diharapkan dapat membantu Dinas Pertanian


Gianyar meningkatkan pengelolaan teknologi informasi dan kinerja
organisasi secara keseluruhan. Dengan mengikuti rekomendasi ini,
Dinas Pertanian Gianyar dapat mengoptimalkan pemanfaatan
teknologi informasi dan mencapai tingkat kapabilitas yang lebih
tinggi dalam proses-proses yang dievaluasi.
Kesimpulan Dalam evaluasi tata kelola teknologi informasi di Dinas
Pertanian Gianyar menggunakan kerangka kerja COBIT 2019,
disimpulkan bahwa Dinas tersebut saat ini baru mencapai tingkat
kapabilitas level 1 pada proses MEA03, BAI04, dan EDM03. Karena
masih ada aktivitas yang belum dilakukan pada tingkat kapabilitas
level 2, maka pengukuran tidak dapat dilanjutkan ke tingkat
kapabilitas level 3.

Rekomendasi telah diberikan untuk membantu Dinas Pertanian


Gianyar mencapai tingkat kapabilitas level 2 pada proses MEA03,
BAI04, dan EDM03. Namun, perlu dicatat bahwa penelitian ini
hanya membatasi evaluasi pada proses-proses yang memiliki tingkat
kapabilitas harapan pada level 4 atau yang memiliki prioritas
tertinggi dalam organisasi. Oleh karena itu, masih diperlukan analisis
tingkat kapabilitas pada proses lain yang memiliki prioritas lebih
rendah dibandingkan dengan proses MEA03, BAI04, dan EDM03.

Anda mungkin juga menyukai