Judul Indikator Kejadian Tidak Dilakukannya Inisisasi Menyusu Dini (IMD) pada Bayi Baru
Lahir
Dasar Pemikiran M
Mutu pelayanan obstetri neonatal emergensi komprehensif (PONEK),
Pedoman Pelayanan Maternal Neonatal
Dimensi Mutu Efisiensi Efektifitas, Keselamatan , Fokus kepada pasien , Kesinambungan
Efisiensi,
Tujuan Terwujudnya penyelenggaraan sistem pelayanan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
pada bayi baru lahir untuk :
1. Mensukseskan pemberian ASI Eksklusif
2. Efisiensi biaya perawatan
3. Peningkatan mutu dengan memprioritaskan pelanggan
4. Kesinambungan asuhan pasien
Definisi Operasional IMD adalah segera menaruh bayi di dada ibunya, kontak kulit dengan kulit
(skin to skin contact) segera setelah lahir setidaknya satu jam atau lebih
sampai bayi menyusu sendiri.
Kejadian tidak dilakukannya Inisisasi Menyusu Dini (IMD) pada bayi baru
lahir adalah bayi baru lahir yang tidak dilakukan IMD
Jenis Indikator Proses & Outcome
Numerator Jumlah bayi baru lahir hidup yang tidak dilakukan Inisisasi Menyusu Dini
(IMD)
Denumerator Total bayi yang lahir hidup
Target Pencapaian ≤
≤15%
Kriteria Inklusi dan Eksklusi Kriteria Inklusi : Semua ibu baru melahirkan yang memungkinkan menyusui
bayinya dan Vigorous baby (Skor APGAR 7-10 10 dalam hal ini bayi dianggap
sehat dan tidak memerlukan tindakan istimewa). ).
Kriteria Eksklusi : Kondisi ibu baru melahirkan yang tidak dapat menyusui menyusu
bayinya karena kondisi klinis dan bayi ayi baru lahir yang tidak dapat menyusu
ke ibunya karena kondisi klinis. klinis
Formula Jumlah bayi baru lahir hidup yang tidak dilakukan Inisisasi Menyusu
Dini (IMD)
--------------------------------------------------------------------------------------- x 100%
Total bayi yang lahir hidup
Metode Pengumpulan Data Concurrent
Sumber Data Rekam medis
medi
Instrumen Pengambilan Data Formulir pelaksanaan IMD
Populasi/ Sampel Total populasi
Periode Pengumpulan Data Harian
Periode Analisis dan Pelaporan Setiap bulan
Data
Penyajian Data Run chart
Penanggung Jawab Kepala Ruang Kamar Bersalin dan Rawat Gabung
PROFIL INDIKATOR MUTU
UNIT : KAMAR BERSALIN
Judul Indikator Waktu Tanggap Operasi Seksio Sesarea Emergensi
Dasar Pemikiran 1. Undang Undang mengenai Rumah Sakit
2. Berdasarkan SUPAS tahun 2015, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia
pada tahun 2015 adalah 305 per 100.000 kelahiran hidup, ini masih
merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara. Kejadian kematian ibu ini
terbanyak ditemukan di rumah sakit sebesar 78%. Tingginya Angka
Kematian Ibu ini mengindikasikan masih perlunya dilakukan peningkatan
tata kelola dan peningkatan mutu pelayanan antenatal care dan
persalinan.
3. Untuk itu diperlukan indikator untuk memantau kecepatan proses
pelayanan operasi seksio sesarea.
Dimensi Mutu Tepat Waktu, Efektif, Keselamatan
Tujuan Tergambarnya pelayanan kegawatdaruratan operasi seksio sesarea yang
cepat dan tepat sehingga mampu mengoptimalkan upaya menyelamatkan
Ibu dan Bayi.
Definisi Operasional 1. Waktu tanggap operasi seksio sesarea emergensi adalah waktu yang
dibutuhkan pasien untuk mendapatkan tindakan seksio sesarea
emergensi sejak diputuskan operasi sampai dimulainya
dim insisi operasi di
kamar operasi yaitu ≤ 30 menit.
2. Seksio sesarea emergensi adalah tindakan seksio sesarea yang bertujuan
untuk menyelamatkan ibu dan/atau bayi dan tidak dapat ditunda
pelaksanaannya.
3. Seksio sesarea emergensi kategori I adalah tindakan
tindak seksio sesarea pada
keadaan di mana terdapat ancaman langsung bagi kelangsungan hidup
ibu atau janin.
4. Pengukuran indikator waku tanggap operasi seksio sesarea emergensi
dilakukan oleh rumah sakit yang memberikan pelayanan seksio sesaria.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Presentase
Numerator (pembilang) Jumlah pasien yang diputuskan tindakan seksio sesarea emergensi kategori I
(satu) yang mendapatkan tindakan
akan seksio sesarea emergensi ≤ 30 menit
Denumerator (penyebut) Jumlah pasien yang diputuskan tindakan seksio sesarea emergensi kategori I
Target Pencapaian ≥ 80%
Kriteria Kriteria Inklusi :
Seksio sesarea emergensi kategori I
Misalnya : fetal distress menetap, prolaps tali pusat atau tali pusat
menumbung, gagal vakum/forsep, ruptur uteri imminent,
imminent ruptur uteri,
perdarahan ante partum dengan perdarahan aktif, Persalinan pada Bekas
Seksio Sesarea (PBS).
Kriteria Eksklusi
Tidak ada
Formula Jumlah pasien yang diputuskan tindakan seksio sesarea emergensi kategori I
(satu) yangmendapatkan tindakan akan seksio sesarea emergensi ≤ 30 menit
------------------------------------------------------------------------------- x 100%
Jumlah pasien yang diputuskan tindakan seksio sesarea emergensi kategori I
Metode Pengumpulan Data Retrospektif
Sumber Data Data sekunder dari rekam medik, laporan operasi
Instrumen Pengambilan Data Formulir Waktu Tanggap Seksio Sesarea Emergensi
Besar Sampel Total Sampel
Cara Pengambilan Sampel Total Sampel
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel/ Run chart
Periode Analisis dan Pelaporan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Data
Penanggung Jawab Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan
PROFIL INDIKATOR MUTU
INSTALASI RAWAT INAP
Kriteria Eksklusi:
Pasien yang tidak dapat dilakukan asesmen ulang maupun edukasi seperti
meninggal, pasien gangguan
g jiwa yangg sudah melewati fase akut, dan pasien
menolak intervensi
Formula Jumlah pasien rawat inap berisiko tinggi jatuh yang mendapatkan ketiga
upaya pencegahan risiko jatuh
------------------------------------------------------------------------------- x 100%
Jumlah pasien rawat awat inap berisiko tinggi jatuh yang diobservasi
Metode Pengumpulan Data Retrospektif
Sumber Data Data sekunder dari rekam medis pasien
Instrumen Pengambilan Data Formulir Upaya Pencegahan Risiko Pasien Jatuh
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Pengambilan Sampel Probability Sampling – Stratified Random Sampling
(berdasarkan unit pelayanan)
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel/ Run chart
Periode Analisis dan Pelaporan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Data
Penanggung Jawab Bidang Keperawatan dan Komite Keselamatan Pasien
PROFIL INDIKATOR MUTU
KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
Kriteria Eksklusi :
Tidak ada
Formula Jumlah tindakan kebersihan tangan yang y dilakukan
------------------------------------------------------------------------------- x 100%
Jumlah total peluang kebersihan tangan yang seharusnya dilakukan dalam
periode observasi
Metode Pengumpulan Data Observasi
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Pengambilan Data Formulir Kepatuhan Kebersihan Tangan
Besar Sampel Minimal 200 Peluang
Cara Pengambilan Sampel Non probability Sampling – Consecutive sampling
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel/ Run chart
Periode Analisis dan Pelaporan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Data
Penanggung Jawab Komite PPI RS
PROFIL INDIKATOR MUTU
INSTALASI RAWAT INAP
Kriteria Eksklusi:
a. Pasien yang baru masuk rawat inap hari itu
b. Pasien konsul
Formula Jumlah pasien yang di-visite dokter pada pukul 06.00 – 14.00
------------------------------------------------------------------------------- x 100%
Jumlah pasien
Metode Pengumpulan Data Retrospektif
Sumber Data Data sekunder berupa laporan visite rawat inap dalam rekam medik
Instrumen Pengambilan Data Formulir Kepatuhan Waktu Visite Dokter
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Pengambilan Sampel Probability Sampling – Stratified Random Sampling Samplin (berdasarkan unit
pelayanan)
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel/ Run chart
Periode Analisis dan Pelaporan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Data
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Rawat Inap
PROFIL INDIKATOR MUTU
UNIT : KAMAR BERSALIN DAN RAWAT GABUNG
Judul Indikator Kepatuhan Kebersihan Tangan pada Pasien, Keluarga Pasien, dan
Pengunjung
Dasar Pemikiran a. Permenkes No. 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
b. Permenkes No. 27 tahun 2017
c. Buku pedoman PPI tahun 2011
Dimensi Mutu Efisiensi, efektivitas, keselamatan, dan fokus kepada pasien
Tujuan Terwujudnya layanan kesehatan yang berorientasi pada standar
keselamatan pasien untuk mengurangi risiko infeksi yang terkait pelayanan
kesehatan
Definisi Operasional Kebersihan tangan (hand ( hygiene)) adalah segala usaha yang dilakukan
untuk membersihkan kotoran yang secara kasat mata terlihat dan
pengangkatan mikroorganisme yang tinggal sementara di tangan dengan
menggunakan sabun dan air mengalir (hand ( wash atau dengan cairan
wash)
berbasis alkohol (handrub)
( ) dalam 6 langkah (WHO, 2009).
Pemantauan kebersihan tangan adalah prosedur penilaian kepatuhan
pasien, keluarga pasien, dan pengunjung melakukan kebersihan tangan
meliputi sebelum kontak dengan pasien, setelah terkena cairan tubuh
pasien, setelah kontak dengan pasien, dan setelah kontak dengan
lingkungan di sekitar pasien.