Anda di halaman 1dari 11

Monitoring & Evaluasi

Patient Safety
Oleh Nada Nailah
Irwan Hadi
Ketua WHO
Kementrian Kesehatan (2016)
(2006-2007) “Suatu sistem yang aman yang dilakukan
Republik Indonesia
oleh setiap tenaga kesehatan yang
“Pelayanan kesehatan (2011) dimulai dari assesment, identifikasi
yang aman bagi pasien
“Suatu sistem dimana rumah sakit sampai dengan analisis kejadian yang
bukan sebuah pilihan
membuat asuhan pasien lebih aman. bertujuan untuk meningkatkan mutu
akan tetapi merupakan
Sistem tersebut meliputi : assesment pelayanan kesehatan.”
hak pasien untuk
percaya pada resiko, identifikasi dan pengobatan hal
pelayanan yang yang berhubungan dengan resiko pasien,
diberikan oleh suatu pelaporan dan analisis insiden,
sistem pelayanan kemampuan belajar dari insiden dan
kesehatan” tindak lanjutnya serta implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya resiko Definisi
dan mencegah terjadinya cidera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat Keselamatan
melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya
diambil.”
Pasien
Definisi
Monitoring & Evaluasi

Monitoring Evaluasi
Monitoring merupakan suatu kegiatan Evaluasi merupakan kegiatan yang
mengamati secara seksama suatu keadaan atau menilai hasil yang telah dihasilkan dari
kondisi, termasuk juga perilaku atau kegiatan suatu rangkaian program sebagai dasar
tertentu, dengan tujuan agar semua data mengambil keputusan tentang tingkat
masukan atau informasi yang diperoleh dari hasil keberhasilan yang telah dicapai dan
pengamatan tersebut dapat menjadi landasan tindakan selanjutnya yang diperlukan.
dalam mengambilan keputusan tindakan Tindakan diperlukan, jika hasil
selanjutnya yang diperlukan. Monitoring pengamatan menunjukkan adanya hal
bertujuan untuk mengamati/ mengetahui atau kondisi yang tidak sesuai dengan
perkembangan dan kemajuan, identifikasi dan yang direncanakan semula.
permasalahan serta antisipasinya/ upaya (Mulyono,2017)
pemecahannya. (Mulyono,2017)
Pencatatan & Pelaporan Patient Safety
Rumah Sakit
• Rumah sakit wajib melakukan • Pelaporan insiden terdiri dari :
pencatatan dan pelaporan insien  Pelaporan internal yaitu mekanisme/alur pelaporan KPRS
yang meliputi kejadian tidak di internal rumah sakit.
diharapkan (KTD), kejadian nyaris  Pelaporan eksternal yaitu pelaporan dari rumah sakit ke
cedera dan kejadian sentinel. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Pelaporan
eksternal wajib dilakukan oleh rumah sakit sesuai
• Pencatatan dan pelaporan insiden ketentuan dalam instrumen akreditasi rumah sakit yaitu
(KTD, KNC dan Sentinel) mengacu pada Instrumen Akreditasi Administrasi dan Manajemen.
kepada Buku Pedoman Pelaporan • Unit kerja Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Insiden Keselamatan Pasien (IKP) melakukan pencatatan kegiatan yang telah
yang dikeluarkan oleh Komite dilakukan dan membuat laporan kegiatan kepada
Keselamatan Pasien Rumah Direktur Rumah Sakit secara berkala.
• Sistem pelaporan
Pencatatan & Pelaporan Patient Safety

Komite Keselamatan Pasien


• Merekapitulasi laporan insiden dari rumah sakit dan menjaga
kerahasiaan.
• Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit melakukan kajian dan
analisis dari laporan insiden rumah sakit serta melakukansosialisasi
hasil analisis dan solusi masalah ke rumah sakit-rumah sakit.
• KKPRS membuat laporan tahunan kegiatan yang telah dilaksanakan
ke Kementerian Kesehatan.
• Melakukan pengembangan dan pengelolaan sistem pelaporan
insiden untuk pembelajaran di RS.
Pembinaan dan Pengawasan Serta Evaluasi Patient Safety

Kementrian Kesehatan &


Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit

Secara berjenjang melakukan pembinaan,


pengawasan dan evaluasi terhadap kegiatan
Keselamatan Pasien di Rumah Sakit sesuai tugas
dan fungsi masing-masing. Dalam melaksanakan Komisi Akreditasi RS/ KARS
pembinaan, pengawasan dan evaluasi tersebut
diatas, Menteri Kesehatan, Komite Keselamatan KARS melakukan monitoring dan
Pasien Rumah Sakit, Kepala Dinas Kesehatan evaluasi pelaksanaan program
Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / keselamatan pasien dengan
Kota dapat mengikut sertakan asosiasi perumah menggunakan instrumen akreditasi
sakitan dan organisasi profesi kesehatan serta rumah sakit
Institusi pendidikan.
Pembinaan dan Pengawasan Serta Evaluasi Patient Safety

Rumah Sakit

• Pimpinan rumah sakit secara berkala melakukan monitoring dan


evaluasi program keselamatan pasien yang dilaksanakan oleh Unit Kerja
Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
• Unit Kerja Keselamatan Pasien Rumah Sakit secara berkala (paling lama
2 tahun) melakukan evaluasi pedoman, kebijakan dan prosedur
keselamatan pasien yang dipergunakan di rumah sakit.
• Unit Kerja Keselamatan Pasien Rumah Sakit melakukan evaluasi
kegiatan setiap triwulan dan membuat tindak lanjutnya Kepala rumah
sakit secara berkala wajib melakukan pembinaan, pengawasan dan
evaluasi kegiatan keselamatan pasien yang dilaksanakan oleh TKPRS.
Teguran Lisan

Bagaimana Jika
Teguran Tertulis
Rumah SakitTidak
Melaksanakan
KetentuanTersebut ?
Penundaan atau Penangguhan maka dalam rangka pembinaan dan
Perpanjangan Izin Operasional pengawasan, Menteri, Pemerintah
Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota dapat mengambil
tindakan administratif kepada rumah Contoso
Pharmaceuticals
sakit yang bersangkutan
Kewenangan dan tanggung
jawab untuk menerapkan
keselamatan pasien dan upaya
perbaikan pelayanan kesehatan
sebagai prioritas strategis ada
pada para pimpinan rumah sakit
dan harus dimulai dari para
pimpinan di rumah sakit. Untuk
itu para pimpinan rumah sakit
wajib melaksanakan
kegiatan- kegiatan keselamatan
pasien, antara lain:
Phase 3
Phase 1
Rumah sakit mengembangkan indikator-indikator tentang
pelaksanaan keselamatan pasien, seperti:
Ronde eksekutif keselamatan
pasien rumah sakit • Indikator pelaksanaan cuci tangan, baik di ruang rawat intensif,
kamar operasi, ruang persalinan, ruang perawatan, poliklinik, dll.
• Indikator pelaksanaan Surgical Safety Checklist (bila tidak
dilaksanakan sama sekali, dianggap suatu Kejadian Nyaris Cedera)

Phase 2 • Penggunaan identitas pasien, dan labeling pada pasien-pasien


dengan riwayat alergi, pasien risiko jatuh.
Secara berkala rumah sakit • Labeling obat – obat berisiko (high alert medication), obat- obat
mengadakan pelatihan internal yang anestesi, obat – obat yang diberikan melalui infus.
berkaitan dengan keselamatan pasien
dan mensimulasikan praktik-praktik
untuk keselamatan pasien, antara lain
seperti:
• Simulasi pelaksanaan cuci tangan Phase 4
yang benar
Mengembangkan tools - tools / SPO yang berkaitan dengan
• Simulasi Surgical Safety Checklist keselamatan pasien, seperti:
yang juga melatihkan bergantian
peran. • Formulir dan tata cara hand over pasien.
• Simulasi Situation Awareness. • Tata cara komunikasi SBAR.
Thank You
Contoso
Pharmaceuticals

Anda mungkin juga menyukai