Kelompok 3 / Kelas E :
Nurwahida (23324787)
Pinkan Essa Nastiti (23324788)
Putri Agustin (23324789)
Putri Arini Maharani P. (23324790)
Riva Nariza Wibowo (23324795)
DOSEN PENGEMPU/INSTRUKTUR :
➢ Poligon Tertutup
Poligon tertutup adalah poligon yang mempunyai satu titik awal dan satu titik akhir.
Poligon jenis ini merupakan poligon yang paling direkomendasikan di lapangan karena
tidak memerlukan banyak titik sambungan yang sulit ditemukan di lapangan, namun
hasilnya masih terkendali. Poligon tertutup memberikan validasi sudut dan jarak
tertentu, Ini adalah pertimbangan yang sangat penting.
Contoh gambar poligon tertutup sebagai berikut :
a.
5
6 β5
β6
β4 4
7 β7
β3
φ12 3
β1 β2
1 2
7 7 3
3
1 φ 12 2
1 2
Perencanaan Poligon
B. Tujuan Kegiatan
Dengan dilaksanakannya praktikum ini, diharapkan praktikan mampu
menaruh patokan agar dapat menjadi acuan bidikan dalam pengukuran
menggunakan theodolite dan waterpass dengan tepat.
G. Kesimpulan
Mata acara praktikum ilmu ukur tanah pada Selasa, 31 Oktober 2023
adalah pengukuran jarak langsung pada titik poligon tertutup menggunakan pita
ukur.
B. Tujuan Kegiatan
1. Meteran
2. Jalon
3. alat tulis
4. unting-unting
5. Kalkulator
E. Langkah-langkah
1. Mempersiapkan alat-alat seperti Jalon, paku payung, pita ukur;
2. Mengammbil dua titik yaitu titik A dan B diatas permukaan tanah, kemudian
memasang jalon sebagai tanda dari titik tersebut;
3. Mengambil satu titik yaitu titik X diantara titik A dan titik B sebagai pelurusan,
letakkan juga jalon di titik X;
4. Mengamati pada titik A apakah titik B dan titik X telah lurus. Apabila belum lurus
jalon pada titik X harus diluruskan dengan titik A dan titik B;
5. Kemudian mengambil pita ukur untuk mengukur jarak pergi dan pulang dari titik
tersebut;
6. Mengukur jarak pergi yang dimulai dari titik A ke X lalu titik X ke B menggunakan
pita ukur;
7. Kemudian ukur jarak pulang yang dimulai dari titik B ke titik X kemudian titik X
ke titik A mengunakan pita ukur;
8. Mencatat hasil ukuran yang telah didapat, kemudian hitunglah ketelitiannya;
Berikut adalah sketsa pengukuran jarak langsung yang dilakukan oleh kelompok
tiga :
29,872+29,874
Rata-rata jarak = = 29, 873 𝑚
2
0,002 1
Ketelitian jarak = 29,873 = 14.936,5 ( masuk toleransi )
➢ Jarak 2-3
Jarak
2-A A-3
Pergi 26,220 37,742
Total: 63,962
Jarak
Pulang 3-A A-2
38,356 25,614
Total: 63,970
Selisih: 0,008
63,962+63,970
Rata-rata jarak = = 63,966 𝑚
2
0,004 1
Ketelitian jarak = 63,966 = 7995 ( masuk toleransi )
➢ Jarak 3-4
Jarak Pergi Pulang Selisih
29,062+29,066
Rata-rata jarak = = 29, 064 𝑚
2
0,004 1
Ketelitian jarak = 29,064 = 7.266 ( masuk toleransi )
➢ Jarak 4-1
Jarak
4-B B-1
Pergi 26,220 37,742
Total: 63,844
Jarak
Pulang 1-B B-1
38,356 25,614
Total: 63,838
Selisih: 0,006
63,838+63,844
Rata-rata jarak = = 63,841 𝑚
2
0,006 1
Ketelitian jarak = 63,841 = 10.640 ( masuk toleransi )
G. Kesimpulan
Berdasarkan pengukuran jarak langsung ini dapat disimpulkan bahwa
praktikan mampu mengoperasikan alat ukur manual dan semua pengukuran
setelah dilakukan berulang kali datanya masuk toleransi. Untuk meminimalisir
kesalahan hasil ukuran dapat dengan cara fokus pada saat pengukuran sedang
berlangsung dan sabar.
H. Lampiran
Acara 3
Mata acara praktikum ilmu ukur tanah pada Selasa, 7 November 2023
adalah pengukuran sudut dua seri rangkap dengan menggunakan theodolit pada
target yang telah ditentukan.
B. Tujuan Kegiatan
1. Teodolit (analog)
2. Statif
3. Paku payung
4. Alat Tulis
5. Kakulator
6. Unting-unting
E. Langkah Kerja
1. Mempersiapkan peralatan yang terdiri dari theodolite (dapat menggunakan
theodolit analog maupun digital) dan statif-nya, memastikan bahwa
peralatan tersebut berada dalam kondisi baik dan dapat digunakan dalam
masalah;
2. Mendirikan statif dan Set up alat diatas permukaan tanah yang telah ditandai
dengan paku payung dan patok kayu sebelumnya;
3. Mentukan dua titik target, yaitu titik pada poligon yaitu titik 4 dan titik 2
(kiri dan kanan). Titik 2 adalah titik awal, sementara titik 4 adalah titik
kedua atau titik akhir;
4. Membidik titik 2 dengan mengatur bacaan sudut horizontal hingga
mencapai 0°, praktikan memastikan pada saat membuka dan mengunci
limbus dengan benar dan mengunakan penggerak halus pada limbus untuk
mempermudah penyesuaian sudut horizontal menjadi 0° lalu kunci
limbusnya;
5. Selanjutnya, memutar teropong theodolite kearah titik 4 dan catat sudut
horizontal (sudut biasa);
6. Memutar kembali teropong theodolite ke posisi reverse (balik), lalu bidik
kembali ke titik 4 dan catat sudut horizontalnya (sudut luar biasa);
7. Membidik teropong kearah titik 2 dan catat sudut horizontalnya (sudut luar
biasa);
8. Menambahkan 90° kepada hasil sudut horizontal luar biasa yang telah
dicatat pada langkah ke 7,contoh hasil yang didapat adalah 180°0’8”, maka
hasilnya menjadi 270°0’8”;
9. Membidik teropong kearah sudut 270°’8”, kemudian kunci sudutnya dan
arahkan kembali ke titik 2 (sudut luar biasa + 90°);
10. Kemudian, membidik teropong ke titik 4 dan catat sudutnya (sudut luar
biasa) .
11. Putar teropong theodolite ke posisi reverse agar menjadi sudut biasa, lalu
bidik kembali .ke titik 4 dan catat sudut horizontalnya (sudut biasa);
12. Setelah itu bidik titik 2 dan catat sudutnya (sudut biasa);
13. Setelah semua data telah didapatkan hitunglah menggunakan rumus.
2 4
G. Kesimpulan
Mata acara praktikum ilmu ukur tanah pada Jumat, 17 November 2023
adalah perhitungan bowdith KKH dengan menggunakan data yang didapat, dan
kakulator.
B. Tujuan Kegiatan
1. Buku
2. Alat tulis
3. Kakulator
E. Langkah Kerja
= -0° 0' 10
3. Koreksi sudut pada masing - masing titik
β terkoreksi = β terukur + Ks
β terukur Ks Β terkoreksi
89º 29' 25" -0º 0' 10" 89º 29' 15"
89º 48' 20" -0º 0' 10" 89º 48' 10"
90º 01' 35" -0º 0' 10" 90º 01' 25"
90º 41' 20" -0º 0' 10" 90º 41' 10"
6. Hitung d x i
𝑑𝑖
d x i = Ʃ𝑑 x – Kx
29,873
Titik 1 = 186,744 x -0,041816049
= -0,006689215352
63,966
Titik 2 = 186,744 x -0,041816049
= - 0,01432338
29,064
Titik 3 = 186,744 x -0,041816049
= - 0,006508062632
63,841
Titik 4 = 186,744 x - 0,041816049
= - 0,01429539
Ky = Ʃd cos α
= -0,01008955
9. Hitung dyᵢ
𝑑ᵢ
dyᵢ = Ʃ𝑑 × −hy
29, 873
Titik 1 = 186,744 × −(−0,100895)
= 0, 001614001666
63,966
Titik 2 = 186,744 × −(−0,100895)
= 0,003455987646
29, 064
Titik 3 = 186,744 × −(−0,100895)
= 0,001570284604
63,841
Titik 4 = 186,744 × −(−0,100895)
= 0,003449234082
10. Hitung koordinat terkoreksi
y₂ = y₁ + d cos α +dy₁
Titik 1 = 5.000
Titik 2 = 5.000 + (-29,3197185) + 0,001614001666
= 4.970,681896
Titik 3 = 4.970,681896 + 12,47002269 + 0,003455987646
= 4.983,155374
Titik 4 = 4.983,155374 + 28,50870025 + 0,001570284604
= 5.011,665645
Titik 1 = 5.011,665645 + (-11,66909399) + 0,003449234082
= 5.000
11. Hitung FL
2
FL = √(𝑘𝑥)2 + (𝑘𝑦)²
2
= √(0,041816049)2 + (−0,01008955)²
2
= √0,001850380973
= 0,043016054
Titik X Y
1 3.000 5.000
2 3.005,716093 4.970,681896
3 3.068,44095 4.983,155374
4 3.062,779776 5.011,665645
H. Kesimpulan
Berdasarkan pengukuran yang dilakukan dengan kecermatan dan
keakuratan yang tinggi, dapat disimpulkan bahwa hasil pengukuran kerangka
kontrol horizontal memenuhi persyaratan TOR yang telah ditetapkan.
Penggunaan metode pengukuran yang tepat, seperti penggunaan theodolit,
memastikan bahwa sudut horizontal dalam kerangka kontrol dapat diukur
dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Hal ini memungkinkan data yang
diperoleh menjadi valid, akurat, dan konsisten.
Mata acara praktikum ilmu ukur tanah pada Selasa, 21 November 2023
adalah pengukuran beda tinggi dengan menggunakan alat waterpass.
B. Tujuan Kegiatan
1. Waterpass
2. Alat tulis
3. Buku
4. Statif
5. Unting-unting
6. Pita ukur
7. Rambu ukur
E. Langkah Kerja
(𝐵𝑎 + 𝐵𝑏)
2
6. Pengukuran diselesaikan dalam satu kali jalan pergi dan pulang (satu slag)
7. Setelah semua pengukuran terselesaikan beda tinggi dihitung dengan rumus:
BtBelakang-BtMuka
Beda tinggi merupakan perbedaan vertikal antara dua titik atau jarak dari
bidang referensi yang telah ditetapkan ke suatu titik tertentu sepanjang garis
vertikal. Pada pengukuran kali ini, praktikan mengukur beda tinggi menggunakan
waterpass dengan prinsip dasar garis horizontal yang melalui sumbu teropong dan
memotong rambu ukur vertikal terhadap bidang nivo yang melalui titik tersebut di
permukaan. Metode yang dilakukan yaitu instrumen waterpass diletakkan berada di
antara titik perapatan poligon, sebagaimana digambarkan dalam gambar 1.1
Gambar 5.1 C=Iustrasi pengukuran
Untuk mengetahui beda tinggi, diperlukan data ukuran bacaan rambu ukur
Benang atas (Ba), Benang bawah (Bb), dan Benang tengah (Bt). Kemudian
jarak dicari menggunakan rumus:
d = (Ba-Bb) x 100
d total = dBelakang + dMuka
Dalam membidik bacaan perlu dilakukan koreksi terhadap bacaan Benang
tengah (Bt) dengan rumus:
(𝐵𝑎+𝐵𝑏)
Koreksi Bt = 2
Agar masuk ketelitian, selisih antara Bacaan tengah hasil bidikan dengan hasil
koreksi harus tidak lebih dari 2 mm. Setelah semua bacaan dipastikan benar,
kemudian dilanjutkan menghitung beda tinggi dengan rumus:
∆𝐻 = BtBelakang - BtMuka
- Data Hasil Pengukuran :
Pergi
Jarak Bacaan Belakang Koreksi Bt = Bacaan Muka (mm) Koreksi Bt =
(mm) (𝐵𝑎+𝐵𝑏) (𝐵𝑎+𝐵𝑏)
2 2
a. Syarat statis:
Mata acara praktikum ilmu ukur tanah pada Selasa, 21 November 2023
adalah perhitungan bowditch kerangka kontrol vertikal dengan menggunakan data
yang didapat, dan kalkulator.
B. Tujuan Kegiatan
1. Buku
2. Alat tulis
3. Kalkulator
E. Langkah Kerja
Hasil pengukuran :
Pergi
Jarak Belakang Muka
3-2 Ba: 1,724 Ba: 1,719
Bb: 1,388 Bb: 1,418
Bt: 1,556 Bt: 1,568
2-1 Ba: 1,338 Ba: 0,792
Bb: 1,190 Bb: 0,640
Bt: 1,265 Bt: 0,715
1-4 Ba: 1,139 Ba: 1,362
Bb: 0,710 Bb: 1,150
Bt: 0,925 Bt: 1,257
4-3 Ba: 1,312 Ba: 1,525
Bb: 1,158 Bb: 1,387
Bt: 1,235 Bt: 1,455
Pulang
Jarak Belakang Muka
3-4 Ba: 1,500 Ba: 1,300
Bb: 1,373 Bb: 1,130
Bt: 1,437 Bt: 1,217
4-1 Ba: 1,434 Ba: 1,166
Bb: 1,178 Bb: 0,788
Bt: 1,307 Bt: 0,978
1-2 Ba: 0,826 Ba: 1,366
Bb: 0,664 Bb: 1,229
Bt: 0,745 Bt: 1,298
2-3 Ba: 1,800 Ba: 1,776
Bb: 1,468 Bb: 1,469
Bt: 1,634 Bt: 1,622
Hitungan KKV
Benang Tengah Jarak Slag Pengukuran Benang Tengah Jarak Slag Pengukuran Beda Tinggi (∆𝐻) (m)
Pengukuran Pergi (mm) Pergi (m) Pengukuran Pulang Pulang ( m)
(mm) BtBelakang-BtMuka
Belakang Muka d = 100 (ba-bb) Belakang Muka d = 100 (ba-bb) Pergi Pulang
1556 1568 dBelakang = 100 (1724-1388) 1634 1622 dBelakang = 100 (1800-1468) 1,556-1,568 1,634-1,622
= 33,6 m = 33,2 m = -0,012 = 0,012
dMuka = 100 (1719-1418) dMuka = 100 (1776-1469)
= 30,1 m = 30,7 m
Σ𝑑 = 187 𝑚 Σ𝑑 = 187 𝑚
∆𝐻 rata-rata (m) KH (m) Tinggi titik (m)
G. Kesimpulan
Pada acara pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (KKV) ini diperoleh kesimpulan bahwa
praktikan dapat menghitung pengukuran jarak, beda tinggi, dan titik tinggi. Hasil pengukuran dan
1
perhitungan praktikan dapat dikatakan baik yaitu , dimana hasil tersebut memenuhi ketelitian TOR
5.18921
1
yaitu < 3000.
Acara 7
Pengukuran Detail
Mata acara praktikum ilmu ukur tanah pada Selasa, 5 Desember 2023 adalah pengukuran
detail menggunakan alat waterpass.
B. Tujuan Kegiatan
1. Buku
2. Alat tulis
3. Kakulator
4. Waterpass
5. Statif
6. Unting-unting
7. Rambu ukur
E. Langkah Kerja
1. Menyiapkan sketsa lokasi daerah yang akan diukur titik detilnya, dan alat tulis untuk mencatat
hasil ukuran;
2. Mendirikan Theodolit diatas titik P1 dan stel pesawat tepat diatas titik tersebut. Theodolite
didirikan (kedudukan biasa) pada salah satu titik perapatan poligon (misal titik 1). Dari titik 1
dapat dibidik pojok bangunan: titik a dan titik b;
3. Mengukur tinggi instrumen atau tinggi Theodolite di ukur untuk mendapatkan data tinggi alat;
4. Membidik titik 2 (titik poligon) yang berfungsi sebagai acuan/Reference Object (RO). Kemudian
bacaan horizontal di set 00o00o00o
5. Mendirikan rambu ukur pada titik yang ingin dibaca detailnya. Misal titik a pada pojok bangunan;
6. Membidik rambu ukur yang telah didirikan;
7. Membaca dan mencatat Ba, Bb, Bt, bacaan horizontal, dan bacaan vertical serta menambahkan
nama titik – titik bacaan dalam sketsa gambar lokasi yang telah digambar sebelumnya;
8. Mengukur semua detail yang dapat dilihat. Kemudian mengulangi langkah nomor 7;
9. Jika semua detail pada titik 1 telah selesai dibidik, theodolite diarahkan menuju RO untuk
mengecek apakah kembali dalam bacaan 00o00o00 o.. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah
alat yang praktikan pakai bergeser atau tidak, agar data yang didapatkan akurat;
10. Memindahkan theodolite pada titik perapatan poligon lainnya. Langkah
pengukuran dimulai kembali dari langkah 1. Dalam hal ini, ditentukan RO baru;
11. Menghitung semua koordinat titik detail yang telah diukur
Dalam kegiatan ini didapatkan hasil pengukuran berupa besaran sudut vertikal,
horizontal, Benang Atas, Benang Tengah, Benang Bawah dan Tinggi Alat. Pada
kegiatan ini praktikan mendapatkan data ukuran detail sebanyak 75 titik yang
didalamnya terdapat hasil ukuran detail jalan, bangunan asrama taruni Sekolah
Tinggi Pertanahan Nasional, dan spot height. Adapun hasil pengukuran yang
didapatkan adalah sebagai berikut :
G. Kesimpulan :
Mata acara praktikum ilmu ukur tanah pada Selasa, Desember 2023 adalah perhitungan detail
dengan menggunakan data yang didapat, dan kakulator serta penggambaran peta pada kertas
milimeter.
B. Tujuan Kegiatan
Dengan dilaksanakannya praktikum ini, diharapkan praktikan mampu menghitung detail dari
data yang di dapat setiap titik yang telah ditentukan dan penggambaran peta pada kertas millimeter
dengan tepat dan akurat serta masuk dalam toleransi ketelitian hasil pengukuran.
1. Buku
2. Alat tulis
3. Kakulator
4. Kertas millimeter
E. Langkah Kerja
1. Menyiapkan data hasil ukuran yang telah didapatkan pada acara tujuh;
2. Menyiapkan kerta milimeter ukuran A1 sesuai dengan ketentuan Instruktur masing – masing
kelompok;
3. Menghitung data hasil ukuran dengan rumus – rumus yang telah ditentukan dan telah didapatkan
hasil perhitungan koordinat X dan Y serta Z untuk penggambaran kontur;
4. Memberikan titik grid pada kertas milimeter setiap 5 cm tiap grid diberi harga koordinat pada
skala peta 1:250;
5. Mengeplotkan hasil ukuran X dan Y yang telah didapatkan, pengeplotan dimulai dari titik-titik
poligon (X, Y). Setiap titik poligon yang telah diplot diberi identitas seperti yang ada di lapangan
dan di lembar catatan/sketsa lapangan (misal: P1, P2, …..), Setiap detail yang telah diplot diberi
identitas seperti yang ada di lembar catatan/sketsa lapangan;
6. Menarik garis antar titik-titik detail yang berupa bangunan, jalan, selokan, dan sebagainya dengan
pensil dan penggaris. Beri nama dan/atau simbolisasi objek-objek yang telah terpetakan,
7. Membuat format peta pada lembar milimeter tersebut, seperti batas muka peta, kotak keterangan
peta, dan garis tepi peta. Beri keterangan peta, seperti judul, arah utara, skala, legenda, pembuat
peta, pengesahan, dan sebagainya,
tidak ada rumus yang pasti, namun tergantung posisi saat pengambilan
sudut dan Set 0 pada saat pengambilan ukuran titik detail )
Setiap ukuran detail dihitung dengan rumus – rumus diatas yang telah
ditentukan. Adapun hasil penghitungan setiap titik detail yaitu sebagai
berikut :
- Hitungan Azimut Setiap Detail
Tinggi Bacaan Rambu Bacaan Sudut
Titik Target Azimuth Jarak DSINa DCOSa D TAN H X Y Z
alat BT BA BB Horizontal Vertikal
G. Kesimpulan
Dengan ini dapat disimpulkan bahwa praktikan dapat melaksanakan
praktikum poligon tertutup dengan baik dan mampu menghitung detail
dengan benar dan menggambarkan titik koordinat yang telah didapatkan
pada kertas milimeter blok. Namun pada saat penggambaran peta situasi
praktikan menemukan kendala dalam menggambarkan kontur, hal ini
disebabkan oleh terbatasnya waktu dan kurangnya komunikasi dengan
pembimbing praktikum sehingga menyebabkan peta situasi yang
digambarkan oleh praktikan kurang lengkap.