Anda di halaman 1dari 169

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR (MODUL)

TEORI KEJURUAN
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

MUHAMAD KHALIM, S.Sn

SMK BINA NUSANTARA


UNGARAN KAB. SEMARANG
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR (MODUL)

TEORI KEJURUAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

OLEH: MUHAMAD KHALIM, S.Sn

PROGRAM KEAHLIAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

SMK BINA NUSANTARA UNGARAN

2020

DKV BINUSA I
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat-

Nya sehingga kami dapat menyelesaikan modul Desain Komunikasi Visual (DKV)

untuk peserta didik kelas XII SMK Bina Nusantara Ungaran. Modul ini disusun

berdasarkan Kisi-kisi Ujian Nasional tahun 2019 sebagai acuan belajar peserta

didik untuk menghadapi Ujian Nasional 2020. Modul ini juga dilengkapi dengan

latihan soal untuk menguji pemahaman siswa terkait dengan materi yang terdapat

pada modul. Dalam modul Desain Komunikasi Visual ini akan dibahas tentang

“Dasar DKV, Komputer Grafis, Karya DKV, Fotografi, Videografi, dan Cetak

karya DKV”.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan modul ini.

Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan

kesempurnaan modul ini.

Semarang, 30 Januari 2020

Penyusun

DKV BINUSA II
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................... ii

DAFTAR ISI .......................................................................................... iii

PENDAHULUAN ................................................................................. iv

BAB 1 Dasar- Dasar Desain Komunikasi Visual ................................... 1

1.1 Sketsa ............................................................................................... 1

1.2 Perspektif ......................................................................................... 5

1.3 Unsur-unsur media komunikasi visual ............................................. 9

1.4 Prinsip desain komunikasi visual ..................................................... 16

1.5 Ruang lingkup desain komunikasi visual ......................................... 19

1.6 Tata Letak Perwajahan ..................................................................... 20

BAB 2 Komputer Grafis ........................................................................ 28

2.1 CorelDraw ........................................................................................ 28

2.2 Photoshop ......................................................................................... 54

BAB 3 Karya Desain Komunikasi Visual ............................................... 79

3.1 Karya Indoor dan Outdoor ............................................................... 79

3.2 Iklan .................................................................................................. 83

BAB 4 Fotografi dan Videografi............................................................. 87

4.1 Komponen Peralatan Fotografi ........................................................ 87

4.2 Komponen Peralatan Videografi ...................................................... 97

4.3 Penggunaan kamera dan alat Fotografi ............................................ 99

4.4 Angle kamera ................................................................................... 104

DKV BINUSA III


4.5 Editing .............................................................................................. 143

BAB 5 Mencetak Karya Desain Komunikasi Visual .............................. 147

5.1 Teknik Cetak saring/ sablon ............................................................. 147

5.2 Komponen alat dan bahan cetak saring/ sablon ............................... 148

5.3 Langkah pembuatan cetak saring/ sablon ........................................ 158

5.4 Digital Printing Mug dan Pin ........................................................... 159

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 163

DKV BINUSA IV
BAB 1

DASAR DASAR DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

1.1 SKETSA

Sketsa secara etimologis berasal dari bahasa Yunani schedios, “done

extempore” adalah karya gambar yang biasanya tidak dimaksudkan sebagai

hasil karya akhir (Diana Davies, 1990). Sedangkan arti kata sketsa meliputi

sebagai sebuah garis-garis, gambar, ilustrasi, buram, coretan, rencana, konsep,

serta konsep, skenario, garis besar, bingkai, rentang, dan bentuk. Jika

disederhanakan, gagasan sketsa ini yakni sebuah gambar yang dapat dirancang

sebelumnya dengan media garis.

Berikut pengertian menurut para pakar sketsa diantaranya;

a) Ekoprawoto

Sketsa ialah sebuah desain awal atau sketsa atau planning ketika

menciptakan sebuah lukisan, yang berarti sketsanya dapat mengarah ke

gambar sementara yang garang baik di atas kertas maupun di atas

kanvas. Sehingga suatu hari nanti sanggup menjadi ‘lukisan asli’ yang

aktual.

b) H.W Flower

Sketsa yakni hal yang begitu saja tanpa persiapan apapun. Dan juga

merupakan sebuah gambaran atau lukisan pendahuluan yang kasar,

ringan dan juga semata-mata garis besar.

DKV BINUSA 1
c) Muliono

Sketsa yaitu sesuatu hal yang berupa adegan pendek ditiap pertunjukan

suatu drama.

d) But. Muchtar

Sketsa ialah sebuah ungkapan yang paling esensial, yang juga memiliki

suatu fungsi sebagai media dalam proses kreativitas dan juga sekaligus

sebagai sebuah karya.

e) Effendi

Sketsa yakni sebuah perpaduan dari melihat, merasakan, menghayati,

dan juga berpikir, ekspresi, empati serta bersikap. Sketsa ini juga

merupakan sebuah kepekaan dari suatu intuisi.

Berdasarkan pendapat pada pakar di atas, dapat disimpulkan bahwa sketsa

ialah sebuah gambar kasar ataupun ringan yang digunakan untuk mengawali

proses kreativitas dan sebuah karya seni.

Teknik arsiran dalam sketsa dan gambar bentuk menjadi karakter

tersendiri bagi seniman. Teknik arsir yang sering digunakan dalam sketsa dan

gambar bentuk ialah Teknik arsir silang (Cross hatching), teknik arsis searah

(Hatching), teknik arsir searah kontur (Counter hatching), Teknik Arsiran

Bebas (Scumbling), Teknik Arsis titik (Stippling/ Pointilis), teknik arsis

circulism (dusel),

DKV BINUSA 2
Teknik Arsir Silang (Cross Hatching)

Teknik Arsir Searah (Hatching)

DKV BINUSA 3
Teknik Arsir Searah Kontur (Counter Hatching)

Teknik Arsir Coretan Bebas (Scumbling)

DKV BINUSA 4
Teknik arsir Circulism (Dusel)

Teknik Arsir Pointilism

1.2 PERSPEKTIF

Gambar perspektif adalah sebuah gambar yang dibuat sesuai dengan

pandangan mata oleh manusia. Pandangan manusia biasanya melihat suatu

objek benda apabila semakin jauh makan akan semakin kecil sehingga gambar

yang dihasilkan akan terlihat lebih realitis.

Kata perspektif diambil dari bahasa Itali yaitu “Prospettiva” yang berarti

gambar pandangan.Yakni suatu gambar yang dibuat sedemikian rupa agar

terbentuk sebuah objek atau gambar dari besar ke kecil dengan menggunakan

satu titik hilang, dua titik hilang atau tiga titik hilang.

Sudut pandang manusia memiliki tiga sudut pandang, yaitu: sudut pandang

tinggi, normal dan rendah. Sudut pandang tinggi juga sering disebut dengan

sudut pandang mata burung adalah sebuah pandangan yang seolah- olah

melihat objek dari atas. Sudut pandang normal adalah sebuah sudut pandang

DKV BINUSA 5
yang seakan-akan melihat objek atau benda dari posisi biasa yaitu dari arah

depan. Sudut pandang rendah atau sering juga disebut dengan sudut

pandang kucing adalah sebuah sudut pandang yang seolah – olah kita melihat

objek dari bawah.

Di dalam sebuah penglihatan terdapat beberapa tipe perspektif titik sudut

pandang perspektif, yaitu berdasarkan posisi jarak mata kita melihat objek.

Tipe perspektif tersebut di bagi menjadi dua macam yakni:

a. Gambar Perspektif Sejajar (Aereal Perspektif)

Tipe gambar perspektif sejajar atau dapat kita sebut juga dengan sebutan

aereal perspektif ini adalah cara menggambar berdasarkan garis dan warna,

terhadap penilaian dalam penglihatan mata. Misalnya seperti pada saat kita

melihat benda yang dekat dengan mata kita.

Maka garis-garis batas akan nampak dan terlihat, terhadap benda yang jauh

tersebut akan terlihat mengerucut serta pada satu titik akan tidak nampak lagi

dan menghilang. Begitu juga dengan warna tehadap objek yang kita lihat,

semakin jauh akan semakin memudar.

b. Gambar Perspektif Sudut (Linear Perspektif)

Linear perspektif adalah cara menggambar perspektif yang menggunakan

titik lenyap dalam garis memusat pada satu titik yang terlihat, sebagai acuan

sebagai pola tumpuan untuk pembuatannya.

Keterbatasan pada jarak pandang mata manusia, akan menimbulkan

sebuah titik hilang pada sebuah objek pandangan yang horizontal. Sebagai

DKV BINUSA 6
contoh, ketika kita berada di sebuah pantai, pada saat memandang laut lepas

akan dapat melihat pertemuan antara langit dengan laut.

Disitulah letak keterbatasan pandangan mata manusia, maka dari itu dibuat

dengan media alat bantu berupa teleskop, teropong bintang atau binocular.

Sehingga timbulah pemikiran manusia dalam menggambarkan sebuah alam

atau benda, maka lahirlah teknik gambar perspektif.

Adapun berdasarkan titik hilang, bagas perspektif dibagi menjadi 3 yakni

satu titik hilang, dua titik hilang , dan tiga titik hilang.

Satu Titik Hilang

DKV BINUSA 7
Dua Titik Hilang

DKV BINUSA 8
Tiga Titik Hilang

1.3 UNSUR-UNSUR MEDIA KOMUNIKASI VISUAL

Unsur-unsur Desain meliputi: bentuk, raut, ukuran, arah, tekstur, warna,

value, dan ruang. Unsur-unsur seni rupa dan desain sebagai bahan merupa

(menyusun seni). Satu sama lain saling berhubungan sehingga merupakan satu

kesatuan. Setiap karya seni/ desain di dalamnya pasti memiliki semua unsur

tersebut. Adapun hubungan-hubungan antar unsur adalah:

DKV BINUSA 9
a) Benda apa saja, termasuk karya seni pasti memiliki bentuk dan setiap

bentuk tersebut dapat disederhanakan menjadi titik, garis, bidang, dan

gempal (volume).

b) Setiap bentuk (titik, garis, bidang, gempal) mempunyai raut, ukuran, arah,

warna, value, dan tekstur.

c) Setiap bentuk selalu dan pasti menempati ruang, baik berupa ruang

dwipatra (2D) ataupun trimatra (3D).

Bentuk dalam ruang memiliki kedudukan, jumlah, jarak, dan gerak. Empat

hal tersebut merupakan pertalian antara bentuk dan ruang. (Sanyoto, 2009: 7)

Unsur/ elemen seni dan desain adalah sebagai berikut;

1.3.1 Bentuk (Shape)

Benda apa saja di alam ini, juga karya seni/ desain tentu mempunyai

bentuk (form). Bentuk apa saja yang ada di alam dapat disederhanakan menjadi

titik, garis, bidang, gempal. Kerikil, pasir, kelereng dan semacamnya yang

relatif kecil dan “tidak berdimensi” dapat dikategorikan titik. Kotak, tangki

minyak, rumah, dan semacamnya yang memiliki dimensi panjang dan lebar

dapat disederhanakan menjadi gempal/ volume. (Sanyoto, 2009: 83).

Bentuk ini betul-betul mencerminkan kondisi fisik dari suatu objek.

Seperti gambar manusia secara detil, hewan atau benda lainnya.

Sementara pada kategori sifatnya, bentuk dapat dikategorikan menjadi tiga,

yaitu:

DKV BINUSA 10
1.3.1.1 Huruf (Character) yang direpresentasikan dalam bentuk visual yang dapat

digunakan untuk membentuk tulisan sebagai wakil dari bahasa verbal

dengan bentuk visual langsung, seperti A, B, C, dsb.

1.3.1.2 Simbol (Symbol) yang direpresentasikan dalam bentuk visual yang

mewakili bentuk benda secara sederhana dan dapat dipahami secara umum

sebagai simbol atau lambang untuk menggambarkan suatu bentuk benda

nyata, misalnya gambar orang, bintang, matahari dalam bentuk sederhana

(simbol), bukan dalam bentuk nyata (dengan detail).

1.3.1.3 Bentuk Nyata (Form)

1.3.1.4 Bentuk ini betul-betul mencerminkan kondisi fisik dari suatu objek.

Seperti gambar manusia secara detil, hewan atau benda lainnya.

Gambar 1.2.1 : Shape


https://www.sangdes.com/2015/02/unsur-unsur-desain-komunikasi-visual.html

DKV BINUSA 11
1.3.2 Garis (Line)

Sebuah garis adalah unsur desain yang menghubungkan antara satu titik

poin dengan titik poin yang lain sehingga bisa berbentuk gambar garis lengkung

(curve) atau lurus (straight). Garis adalah unsur dasar untuk membangun bentuk

atau konstruksi desain. Di dalam dunia komunikasi visual seringkali kita

menggunakan dotted line, solid line, dan garis putus-putus. (Sanyoto, 2009: 85).

Gambar 1.2.2 : Line


https://www.sangdes.com/2015/02/unsur-unsur-desain-komunikasi-visual.html

1.3.3 Warna (Color)

Warna dari kamus bahasa Indonesia susunan W.S.J. Poerwadarminta

penulis hanya menemukan bahwa warna artinya rupa atau corak. Dalam kamus

bahasa Inggris susunan Webster tertulis bahwa “Color is general name for the

non spatial component of the sensation arising from the activity of the retine of

the eye and its associated nerve system ” (warna adalah nama umum dari bagian

komponen sensasi dari sebuah aktivitas retina mata terhadap sistem syaraf

terkait). (Prawira, 1989: 4) Selanjutnya, Warna merupakan fenomena getaran/

DKV BINUSA 12
gelombang yang diterima indra penglihatan. Warna dapat didefinikan secara

objektif/ fisik sebagai cahaya yang dipancarkan, atau secara subjektif/ psikologis

sebagai bagian dari pengalaman indra penglihatan. (Sanyoto, 2009: 11).

Menurut kejadiannya, warna dibagi menjadi dua, yaitu warna additive dan

subtractive. Additive adalah warna-warna yang berasal dari cahaya yang disebut

spektrum. Sedangkan warna subtractive adalah warna yang berasal dari pigmen.

Warna pokok additive ialah red, green, blue (merah, hijau, biru), dalam

komputer disebut warna model RGB. Warna pokok subtractive menurut teori

adalah sian (cyan), magenta, dan kuning (yellow)., dalam komputer disebut

warna model CMY. (Sanyoto, 2009: 13)

Gambar 1.2.3 : Lingkaran Warna


http://docplayer.info/

DKV BINUSA 13
1.3.4 Ukuran (Size)

Setiap bentuk (titik, garis, bidang, gempal) tentu memiliki ukuran, bisa

besar, kecil, panjang, pendek tinggi, rendah. Ukuran-ukuran ini bukan

dimaksudkan dengan besaran sentimeter atau meter, tetapi ukuran yang bersifat

nisbi. Nisbi artinya ukuran tersebut tidak mempunyai nilai mutlak atau tetap,

yakni bersifat relatif atau tergantung pada area dimana bentuk tersebut berada.

(Sanyoto, 2009: 116)

Gambar 1.2.4 : Lingkaran Warna


www.komunikasipraktis.com

1.3.5 Tekstur (Texture)

Setiap bentuk atau benda apa saja di alam ini termasuk karya seni mesti

memiliki permukaan atau raut. Setiap permukaan atau raut memiliki nilai atau

ciri khas. Nilai atau ciri khas permukaan tersebut dapat kasar, halus, polos,

bermotif/ bercorak, mengkilat, buram, licin, keras, lunak, dan sebagainya. Itulah

tekstur atau ada yang menyebut barik. Dengan demikian, tekstur adalah nilai

atau ciri khas suatu permukaan atau raut. Dari berbagai tekstur tersebut ada yang

bersifat teraba, disebut tekstur raba. Ada yang bersifat visual disebut tekstur

lihat. Tekstur raba adalah tekstur yang dapat dirasakan lewat indra peraba (ujung

DKV BINUSA 14
jari). Termasuk tekstur raba adalah tekstur tekstur kasar-halus, licin-kasar, dan

keras-lunak. Sedangkan, tekstur lihat adalah tekstur yang dirasakan lewat panca

indra penglihatan. (Sanyoto, 2009: 120)

Gambar 1.2.5 : Lingkaran Warna


www.komunikasipraktis.com

1.3.6 Ruang (Space)

Ruang merupakan unsur rupa yang mesti ada, karena ruang merupakan

tempat bentuk-bentuk berada (exist). Dengan kata lain bahwa setiap bentuk pasti

menempati ruang. Dikarenakan suatu bentuk dapat dua dimensi atau tiga

dimensi, maka ruang pun meliputi ruang dua dimensi (dwimatra) dan ruang tiga

dimensi (trimatra). (Sanyoto, 2009: 125)

DKV BINUSA 15
Gambar 1.2.6 : Lingkaran Warna
www.komunikasipraktis.com

1.3.7 Arah (Direction)

Arah merupakan unsur seni/ rupa yang menghubungkan bentuk raut

dengan ruang. Setiap bentuk (garis, bidang, atau gempal) dalam ruang tentu

mempunyai arah terkecuali bentuk raut lingkaran dan bola. Arah bisa horizontal,

vertikal, diagonal atau miring ke dalam membentuk sudut dengan tafril. Arah

horizontal, diagonal, dan vertikal akan lebih membentuk ruang dua dimensi, dan

arah ke dalam membuat sudut dengan tafril akan lebih membentuk ruang maya.

(Sanyoto, 2009: 118)

1.4 PRINSIP DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

Prinsip desain komunikasi visual sebagai dasar seorang desainer dalam

membuat sebuah karya supaya menciptakan karya yang baik (Good Design).

Prinsip desain dibagi menjadi 5 jenis, diantaranya;

DKV BINUSA 16
1.4.1 Keseimbangan (balance)

Sesuai namanya keseimbangan di sini berarti keseluruhan komponen-

komponen desain harus tampil seimbang. Tidak berat sebelah. Desainer harus

memadukan keseimbangan antara tulisan, warna, atau pun gambar sehingga

tidak muncul kesan berat sebelah. Ada dua pangkal pokok yang dipakai dalam

menerapkan keseimbangan, yaitu keseimbangan simetris dan asimetris. Di mana

simetris berdasarkan pengukuran dari pusat yang menyebar ke arah sisi dan

kanan. Sedangkan asimetris berarti pengaturan yang berbeda dengan berat benda

yang sama di setiap halaman.

1.4.2 Kesatuan (unity)

Kesatuan dalam prinsip desain grafis adalah kohesi, konsistensi,

ketunggalan atau keutuhan, yang merupakan isi pokok dari komposisi. Dengan

prinsip kesatuan dapat membantu semua elemen menjadi sebuah kepaduan dan

menghasilkan tema yang kuat, serta mengakibatkan sebuah hubungan yang

saling mengikat. Karena penting adanya menyuguhkan klien sebuah desain yang

mengandung arti yang kuat sesuai dengan tema yang diminta.

1.4.3 Ritme (rhythm)

Ritme adalah pembuatan desain dengan prinsip yang menyatukan irama.

Bisa juga berarti pengulangan atau variasi dari komponen-komponen desain

grafis. Irama dihasilkan oleh unsur-unsur yang berbeda dengan pola yang

berirama dan unsur serupa serta konsistensi. Jenis irama meliputi regular,

mengalir (flowing), dan prosesif atau gradual.

DKV BINUSA 17
Gambar 1.3.1 : Contoh jenis irama

1.4.4 Penekanan (emphasis)

Dalam setiap bentuk desain ada hal yang perlu ditonjolkan lebih dari yang

lain. Tujuan utama dari penekanan ini adalah untuk mewujudkan hal itu sehingga

dapat mengarahkan pandangan khalayak sehingga apa yang mau disampaikan

tersalur. Tapi yang perlu diingat adalah tidak semua elemen harus ditonjolkan

karena bila itu terjadi, desain akan berakhir terlalu ramai dan pensan tidak dapat

disampaikan.

1.4.5 Proporsi

Proporsi merupakan hubungan perbandingan antara bagian dengan bagian

lain atau bagian dengan elemen keseluruhan. Dapat diartikan pula sebagai

perubuhan ukuran/size tanpa perubahan ukuran panjang, lebar, atau tinggi,

sehingga gambar dengan perubahan proporsi sering terlihat distorsi.

DKV BINUSA 18
Gambar 1.3.2 : Contoh Prinsip Desain

1.5 RUANG LINGKUP DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

Era teknologi seperti sekarang ini, sangat banyak dibutuhkan pakar/ ahli

dalam hal desain komunikasi visual. Adapun ruang lingkup desain komunikasi

visual diantaranya;

1.5.1 Advertising (periklanan)

Menekankan untuk mempengaruhi dan merubah orientasi konsumen

untuk kepentingan ekonomi, seperti iklan TV, iklan majalah.

1.5.2 Animasi

Berupa gambar bergerak, baik 2D maupun 3D, contohnya anime dan CGI

(Computer Generated Image).

1.5.3 Desain identitas Usaha (corporate identity)

Pembuatan identitas sebuah perusahaan, seperti seragam, logo.

DKV BINUSA 19
1.5.4 Desain Marka lingkungan

Antara lain adalah pembuatan tanda-tanda penunjuk jalan.

1.5.5 Multimedia

Lebih fleksibel karena tidak terpaku pada 1 jenis media.

1.5.6 Desain Grafis Industri (promosi)

Hampir sama dengan iklan, mungkin bedanya hanya tidak berorientasikan

ekonomi (untuk menambah konsumen loyal dan keuntungan) tapi hanya sekedar

memberi informasi

1.5.7 Desain Grafis Media

Pembuatan media tulis-menulis seperti buku, surat kabar, majalah

1.5.8 Cerita Bergambar

Pembuatan cerita bergambar seperti komik, karikatur, Poster

1.5.9 Fotografi, Tipografi dan ilustrasi

Tentang pengambilan gambar, jenis dan bentuk tulisan, serta

pemvisualisasian sebuah ide.

1.6 TATA LETAK PERWAJAHAN (Layout)

Ketika berbicara mengenai layout, maka kita tidak bisa terpaku pada satu

hal tertentu. Jenis layout sendiri dapat diklasifikasikan sebagai layout majalah,

layout periklanan, layout statis/dinamis serta layout adaptif/responsif.

Layout yang dibuat oleh seorang desainer grafis haruslah sesuai dengan

latar belakang serta tujuan yang ingin dicapai. Pada dasarnya, jenis layout dalam

desain grafis dapat dibedakan menjadi 10 yaitu:

DKV BINUSA 20
1.5.1 Mondrian Layout

Jenis layout Mondrian mengacu pada bentuk kotak, landscape (horizontal)

atau portrait (vertikal). Pada jenis ini, setiap bidang akan sejajar dengan ruang

presentasi yang berisi konten informasi atau gambar untuk membentuk

komposisi yang konseptual.

Gambar 1.5.1 : Mondrian Layout

1.5.2 Axial Layout

Tata letak yang memiliki tampilan visual yang kuat di tengah halaman

dengan tampilan element pendukung di sekeliling gambar utama biasanya

berupa gambar atau tulisan yang berhubungan dengan tampilan di tengah

halaman sebagai titik pusatnya.

DKV BINUSA 21
Gambar 1.5.2 : Axial Layout

1.5.3 Picture Window Layout

Tampilan gambar yang besar menjadi ciri utama tata letak ini, dan di ikuti

dengan headline, keterangan gambar hanya memiliki porsi yang kecil

Gambar 1.5.3 : Picture Window Layout

DKV BINUSA 22
1.5.4 Silhouette Layout

Tata letak tulisan yang mengikuti alur bentuk gambar yang di gunakan

menjadi ciri design jenis ini. dan kadang di gunakan juga tampilan negatife

gambar (silhouette) untuk menguatkan pesan yang disampaikan.

Gambar 1.5.4 : Silhouette Layout

1.5.5 Big-type Layout

Jenis tata letak yang menggunakan huruf yang besar sebagai unsur utama,

gambar yang digunakan hanya berfungsi sebagai unsur pendukung saja.

DKV BINUSA 23
Gambar 1.5.5 : Big Type Layout

1.5.6 Circus Layout

Penyajian iklan yang tata letaknya tidak mengacu pada ketentuan baku.

Komposisi gambar visualnya, bahkan kadang-kadang teks dan susunannya tidak

beraturan. Susunan yang “tidak beraturan” dalam penempatan gambar/tulisan

tapi tertata dengan baik, tampilan biasanya berupa banyak gambar produk dalam

satu halaman.

DKV BINUSA 24
Gambar 1.5.6 : Circus Layout

1.5.7 Frame Layout

Menggunakan bingkai sebagai unsur utama design ini, dimana pesan atau

gambar utama diletakan di dalam bingkai, atau bingkai tersebut menjadi tema

dalam design yang digunakan. dimana border/bingkai/frame nya membentuk

suatu naratif (mempunyai cerita).

Gambar 1.5.7 : Frame Layout

1.5.8 Rebus Layout

Gambar dan tulisan saling menjalin di dalam design, menggunakan

gambar sebagai penggati tulisan. misal: tulisan smile diganti dengan gambar.

Susunan layout iklan ini menampilkan perpaduan gambar dan teks sehingga

membentuk suatu cerita.

DKV BINUSA 25
Gambar 1.5.8 : Rebus Layout

1.5.9 Type Speciment Layout

Menggunakan Satu macan jenis huruf tertentu [Font].Tulisan diatur

sedemikian rupa untuk menampilkan pesan secara visual dan literal (mendasar,

contoh mesjid = tempat ibadah agama Islam). Dan biasanya design jenis ini di

dominasi oleh tulisan besar dan umumnya berupa headline.

DKV BINUSA 26
Gambar 1.5.9 : Type Speciment Layout

1.5.10 Covy Heavy Layout

Tata letaknya mengutamakan pada bentuk copy writing (naskah iklan) atau

dengan kata lain komposisi layout-nya didominasi oleh penyajian teks (copy).

Gambar 1.5.10 : Covy Heavy Layout

DKV BINUSA 27
BAB 2

KOMPUTER GRAFIS

2.1. CORELDRAW

2.1.1 Mengenal CorelDraw

CorelDraw adalah program untuk ilustrasi grafis yang bekerja dalam

sistem operasi Windows. CorelDraw merupakan perangkat lunak yang handal

dan lengkap dalam hal perancangan grafis, CorelDraw ini mempunyai

keistimewaan yang sulit ditandingi oleh perangkat lunak lainnya. Konversi

terhadap objek, misalnya penggunaan node secara otomatis dengan hanya meng-

klik ganda pada objek yang akan dikonversi, efek distortion, bekerja dengan

bitmap dan lainnya adalah sebagian dari fasilitas dan kelebihan yang

dimilikinya. Adapun ekstensi file dari aplikasi CorelDraw ialah “.cdr”.

Program grafis ini memang begitu besar pengaruhnya terhadap

perkembangan desain komputer pada umumnya. Banyak pengguna yang

menyatakan bahwa perkembangan CorelDraw telah begitu pesat mempengaruhi

perkembangan seni grafis digital yang semakin mempesona. perkembangan

software desain grafis telah mempengaruhi pula pandangan tentang seni digital

yang baru ini.

Pemanfaatan CorelDraw telah merambah kesemua bidang tidak hanya

desain grafis semata, sehingga pemakaian CorelDraw semakin banyak diminati

karena keluwesannya serta kemudahannya dalam hal pemakaian tool yang

disediakan untuk memenuhi segala kebutuhan publikasi.

DKV BINUSA 28
Beberapa fasilitas telah begitu berkembang seperti sebuah evolusi menuju

kesempurnaan dan kemudahan. Telah menjadi ciri software dimana

perkembangan perangkat serta tool yang menyertainya selalu diperbarui dan

ditampilkan dengan wajah baru akan tetapi tidak meninggalkan esensi dasar dari

perintah-perintah dibalik tool tersebut.

Berikut langkah-langkah membuka aplikasi CorelDraw;

1) Buka aplikasi yang sudah terinstall pada komputer/ laptop.

2) Setelah terbuka, maka pilihlah New Blank Document. Tampilannya

sebagai berikut;

Gambar 2.1.1 : Tampilan CorelDraw


https://medium.com/

3) Setelah memilih New blank document, maka seperti ini tampilannya.

Templet yang itu berfungsi untuk mengatu ukuran kertas yang akan kita

gunakan.

DKV BINUSA 29
Gambar 2.1.2 : Tampilan CorelDraw
https://medium.com/

4) Klik saja OK maka kita akan memiliki bidang kerja baru, dan kita dapat

mulai menggambar desain yang kita inginkan.

Gambar 2.1.3 : Tampilan CorelDraw


https://medium.com/

DKV BINUSA 30
5) Sebelum kita mulai menggambar, alangkah indahnya kita mengetahui

tools dan kegunaannya dulu. Tampilan utama CorelDraw saat kita buka

pertama bidang menggambar dengan CorelDraw.

Gambar 2.1.4 : Tampilan CorelDraw


https://medium.com/
Keterangan :
a. Title Bar
b. Menu Bar
c. Standard Tool Bar
d. Property Bar
e. Horizontal Ruler
f. Printable area
g. Color Pallete
h. Tool Box
i. Vertical Scrool Bar
j. Vertical Ruler
k. Horizontal Scrool Bar
l. Status Bar

Layer pada CorelDraw :

a. Title Bar

Memberi informasi tentang nama file dan aplikasi yang sedang

dibuka. Pada ujung pojok kanan atas terdapat tombol Maximize

Button untuk membuat tampilan CorelDraw satu layar penuh,

DKV BINUSA 31
Minimize button untuk meletakkan program pada Taskbar menu,

sedangkan Close button untuk mengakhiri program.

b. Menu Bar

Menu Bar adalah barisan menu yang terdiri dari File, Edit, Layout,

Type, Element, Utilities, View, Window dan Help. Semua perintah-

perintah terdapat pada menu menu tersebut.

c. Standard Tool Bar

Perintah-perintah yang sering digunakan dapat juga diakses

melalui Standard Tool Bar. Pada Standard Tool Bar terdapat icon —

icon perintah yang sering kita gunakan, misalnya untuk membuat file

baru, membuka file, menyimpan, mencetak dan sebagainya. Hanya

dengan klik sekali pada icon yang dimaksud maka perintah akan

langsung dijalankan oleh CorelDraw.

d. Property Bar

Property Bar merupakan baris perintah yang unik, karena

tampilannya akan selalu berubah dan perintah-perintah yang ada

didalamnya akan menyesuaikan dengan icon yang sedang aktif

pada tool Box. Misalnya tool Box sedang aktif pada Zoom Tool, maka

akan memunculkan property dari Zoom tool, demikian juga dengan

tool-tool yang lain. Disini kita akan dapat lebih cepat dalam mengakses

perintah-perintah yang berhubungan dengan tool yang sedang aktif.

DKV BINUSA 32
e. Horizontal Ruler

Berfungsi untuk membantu kita dalam membuat desain dengan

ukuran yang tepat. karena terdapat mistar horizontal dengan satuan

ukuran yang dapat kita ubah sewaktu-waktu.

f. Printable area

Merupakan area dimana desain kita diletakkan untuk dicetak.

Untuk mendesain kita boleh di luar printable area, namun ketika akan

dicetak maka harus dimasukkan ke printable area tersebut.

g. Color Pallete

Warna merupakan unsur penting dalam sebuah desain

grafis. CorelDraw memberikan berbagai kemudahan untuk mengakses

dan memilih berbagai model warna. Kita dapat mengakses tool-tool

warna melalui on-screen color palette, Color dialog box,

maupun Color Roll-up untuk memilih warna isi, outline, kertas dan

lain- lain. Namun langkah yang tercepat untuk mengakses warna

adalah melalui On-screen color palette yan gtesedia di sebelah

kanan window.

h. Tool Box

Merupakan barisan icon yang menyimpan berbagai macam

perintah untuk pembuatan obyek dasar, editing obyek, efek-efek

interaktif dan lain lain.

DKV BINUSA 33
i. Vertical Scrool Bar

Penggulung halaman secara vertical. Anda dapat

menggeser scrool bar ke atas dan kebawah untuk memperluas lembar

kerja atau untuk melihat bagian tertentu dari gambar yang belum

terlihat.

j. Vertical Ruler

Vertical ruler berfungsi untuk membuat garis bantu vertical.

k. Horizontal Scrool Bar

Penggulung halaman secara horisontal. Anda dapat

menggeser horizontal scrool bar untuk melihat bagian kanan atau

bagian kiri laembar kerja yang belum terlihat.

l. Status Bar

Memberikan informasi tentang operasi yang sedang dilakukan,

koordinat posisi mouse berada dan juga informasi tentang warna pada

obyek yang sedang diaktifkan, baik warna fill maupun outline. Yang

perlu diperhatikan pada setiap bagian window CorelDraw adalah, kita

dapat mengakses suatu perintah melalui berbagai cara yang kita sukai.

Misalnya untuk membuat file baru, dapat memalui menu bar, tool bar,

maupun menggunakan perintah Short Cut.

2.1.2 Fungsi-fungsi ToolBox

Tool Box merupakan sekumpulan alat untuk mempercepat pengolahan

gambar vektor. Adapun fungsi-fungsinya sebagai berikut;

DKV BINUSA 34
2.1.2.1 Pick Tool

a. Pick Tool, untuk memilih atau menyeleksi dan mengatur ukuran,

memiringkan, dan memutar objek.

b. Freehand Pick Tool, untuk menyeleksi objek dengan bebas.

2.1.2.2 Shape Edit Tool

a. Shape Tool, untuk mengedit bentuk objek.

b. Smudge Brush Tool, untuk mengubah objek vektor dengan cara men-

drag sepanjang garis luar.

c. Roughen Brush Tool, untuk mengubah garis luar dari objek vektor

dengan cara men-drag sepanjang garis luar.

d. Free Transform Tool, untuk mengubah suatu objek dengan

menggunakan Free rotation, angle rotation, Scale, dan Skew tool.

e. Twirl Tool, untuk mengubah bentuk menjadi putaran seperti pusaran

angin.

f. Attract Tool, untuk mengubah outline menuju arah kursor layaknya

magnet.

g. Repel Tool, untuk sama dengan attact tool, tetapi ke adah yang

berlawanan.

DKV BINUSA 35
2.1.2.3 Croop Tool

a. Croop Tool, untuk memotong dan mengambil bagian gambar yang

terseleksi dari gambar bitmap, dan membuang bagian gambar yang

tidak terseleksi.

b. Knife Tool, untuk memotong gambar.

c. Eraser Tool (X), untuk menghapus bagian dari sebuah gambar yang

tidak diperlukan.

d. Virtual Segment Delete, untuk memotong bagian gambar yang

berpotongan dengan gambar lain.

2.1.2.4 Zoom Tool

a. Zoom Tool (Z), untuk memperbesar atau memperkecil tampilan

gambar.

b. Pan Tool (H), untuk memindahkan tampilan gambar pada layar.

DKV BINUSA 36
2.1.2.5 Freehand Tool

a. Freehand Tool, untuk menggambar kurva dan segmen garis lurus.

b. 2-Point Line Tool, untuk menggambar garis lurus dengan cara

menariknya dari titik awal ke titik akhir.

c. Bezier Tool, untuk menggambar kurva satu segmen pada satu

waktu.

d. Artistic Media Tool (I), berfungsi untuk menambahkan brush,

menyemprot, serta menambahkan efek kaligrafi dengan

menggunakan freehand stroke.

e. Pen Tool, untuk menggambar kurva dalam segmen, dan setiap

segmen preview gambar.

f. B-Spline Tool, untuk menggambar garis lengkung dengan

menetapkan titik kontrol yang membentuk kurva.

g. Polyline Tool, untuk menggambar kurva yang terhubung, dan garis

lurus dalam satu tindakan berkesinambunga.

h. 3-Point Curve, untuk menggambar kurva dengan menariknya dari

titik awal ke titik akhir kemudian menuju posisi titik pusat.

DKV BINUSA 37
2.1.2.6 Smart Fill Tool

a. Smart Fill Tool, untuk membuat obyek dari dua gambar yang tupang

tindih dan menrapkan obyek tersebut.

b. Smart Drawing (Shift+S), untuk mengkonversi freehand stroke

dengan membentuk dasar-dasar atau kurva yang diperhalus.

2.1.2.7 Rectangle Tool (F6)

a. Rectangle Tool (F6), berfungsi untuk menggambar kotak dan persegi

panjang dengan menariknya dalam halaman gambar.

b. 3-Point Rectangle, berfungsi untuk menggambar kotak dan persegi

panjang dengan dasar 3 titik. Yaitu dengan menariknya dari titik awal

ke titik akhir kemudian menuju posisi titik pusat.

DKV BINUSA 38
2.1.2.8 Ellips Tool (F7)

a. Ellips Tool (F7), untuk menggambar objek berbentuk lingkaran dan

elips dengan menariknya dalam halaman gambar.

b. 3-Point Ellips, untuk menggambar objek berbentuk lingkaran dan

elips dengan dasar 3 titik. Yaitu dengan menariknya dari titik awal ke

titik akhir kemudian menuju posisi titik pusat.

2.1.2.9 Polygon Tool (Y)

a. Polygon Tool (Y), untuk menggambar poligon dengan menariknya

dalam halaman gambar.

b. Star Tool, untuk menggambar objek berbentuk bintang.

c. Complex Star Tool, untuk menggambar bintang yang memiliki sisi

berpotongan.

d. Graph Paper Tool(D), untuk menggambar grid.

e. Spiral Tool (A), untuk menggambar spiral simetris dan logaritmik.

DKV BINUSA 39
2.1.2.10 Basic Shapes Tool

a. Basic Shapes Tool, untuk menggambar objek berbentuk lingkaran,

silinder, hati dan sebagainya.

b. Arrow Shapes Tool, untuk membuat gambar objek berbentuk anak

panah dengan berbagai arah.

c. Flowchart Shapes Tool, untuk menggambar simbol flowchart.

d. Banner Shapes, untuk membuat gambar objek berbentuk pita dan

ledakan.

e. Callout Shapes, untuk membuat gambar objek berbentuk gelembung

atau label yang biasanya dibuat untuk keterangan sesuatu.

2.1.2.11 Text Tool (F8)

Berfungsi untuk membuat dan mengedit teks / tulisan dan paragraf.

2.1.2.12 Table Tool

Berfungsi untuk membuat, memilih dan mengedit gambar tabel.

2.1.2.13 Parallel Dimension Tool

a. Parallel Dimension Tool, untuk menggambar garis miring dimensi.

DKV BINUSA 40
b. Horizontal or Vertical Dimension Tool, untuk membuat

gambar horizontal atau vertical dimensi.

c. Angular Dimension Tool, untuk menggambar garis dimensi sudut.

d. Segment Dimension Tool, untuk menampilkan jarak antara node

terakhir pada segmen tunggal atau beberapa.

e. 3-Point Callout, untuk menggambar callout dengan dua segmen

garis terdepan.

2.1.2.14 Straight-Line Connector Tool

a. Straight-Line Connector Tool, untuk menggambar garis lurus untuk

menghubungkan dua buah objek.

b. Right-Angle Connector Tool, untuk membuat gambar sudut kanan

untuk menghubungkan dua buah objek.

c. Right-Angle Round Connector Tool, untuk menggambar sudut siku-

siku dengan sudut ronded untuk menghubungkan dua buah objek.

d. Edit Anchor, untuk memodifikasi titik garis konektor dalam

gambar.

DKV BINUSA 41
2.1.2.15 Blend Tool

a. Blend Tool, campuran objek dengan menciptakan perkembangan

objek peralihan dan warna.

b. Contour Tool, untuk menerapkan serangkaian bentuk konsentris

yang menyebar ke dalam atau keluar obyek.

c. Distort Tool, untuk transportasi objek dengan

menerapkan push dan pull, zipper atau efek twister.

d. Drop Shadow Tool, untuk menambah efek bayangan dibelakang

atau di bawah sebuah gambar.

e. Envelope Tool, untuk mengubah bentuk objek dengan menerapkan

dan menyeret node.

f. Extrude Tool, untuk menerapkan efek 3D untuk objek dalam

menciptakan ilusi kedalaman.

g. Transparency Tool, untuk mengungkap area gambar dibawah

objek.

DKV BINUSA 42
2.1.2.16 Color Eyedropper Tool

a. Color Eyedropper Tool, untuk menunjukan sampel warna dan

menerapkannya pada objek.

b. Attribute Eyedropper Tool, untuk menyalin objek atribut seperti

isi, outline, ukuran, dan efek, serta menerapkannya ke objek lain.

2.1.2.17 Outline Pen (F12)

a. Outine Pen (F12), untuk menetapkan garis besar sifat seperti

ketebalan baris, sudut bentuk dan jenis arrow.

b. Outline Colors (Shift+F12), untuk memilih warna outline dengan

menggunakan color viewer dan color palettes.

c. No Outline, untuk menghapus outline dari objek yang dipilih.

d. Hairline Outline, untuk membuat outline tipis pada sebuah objek.

e. Color, untuk menetapkan pilihan warna secara detail untuk sebuah

gambar yang dipilih.

DKV BINUSA 43
2.1.2.18 Fill Tool

a. Uniform Fill (Shift+F11), untuk memilih warna isi yang solid untuk

suatu benda dengan menggunakan color palettes, color viewers,

color harmonies, atau color blends.

b. Fountain Fill (F11), untuk mengisi objek dengan sebuah gradien

warna atau bayangan.

c. Pattern Fill, untuk menerapkan pola preset pattern fill ke objek atau

membuat pola custom pattern fill.

d. Texture Fill, untuk menerapkan preset texture Fill pada objek untuk

menciptakan ilusi dari berbagai tekstur, seperti air, awan dan batu.

e. PostScript Fill, untuk menerapkan tekstur yang cukup rumit untuk

obyek

f. No Fill, untuk menghapus fill pada objek.

g. Color, untuk mengatur pilihan warna pada sebuah objek.

DKV BINUSA 44
2.1.2.19 Interactive Fill Tool

a. Interactive Fill Tool (G), untuk membuat fill secara dinamis dengan

menggunakan penanda di halaman gambar dan property bar untuk

mengubah sudut, titik tengah, dan warna.

b. Mesh Fill (M), untuk mengisi sebuah objek dengan cara

pencampuran beberapa warna atau bayangan diatur grid mesh.

2.1.3 Penggunaan shaping tool

Shaping pada CorelDRAW adalah salah satu fasilitas yang disediakan oleh

CorelDRAW, yang mana fungsi shaping memungkinkan anda untuk membuat

bentuk objek tertentu dari dua atau lebih objek dengan cara menggabungkan,

memotong atau membuat objek baru dari dua bagian objek awal.

Shaping pada CorelDRAW terdiri dari Weld, Trim, Intersect,

Simplify, Front minus Back, Back minus Front, dan Create Bondary. Setiap

fungsi yang ada di Shaping memiliki kegunaan yang berbeda.

DKV BINUSA 45
Cara menampilkan perintah fungsi shaping;

1. Cara pertama menuju Menu Bar > Window > Dockers > Shaping, maka

akan tampil sebuah kotak dialog di sebelah kanan lembar kerja

CorelDRAW, seperti gambar dibawah.

2. Cara kedua yaitu dengan menyeleksi dua atau lebih objek yang ingin diedit,

setelah ke dua objek atau lebih itu terseleksi...maka secara otomatis akan

menampilkan perintah seperti gambar dibawah.

Berikut macam-macam kegunaan atau fungsi dari shaping;

1. Weld

Weld berfungsi untuk mmenggabungkan dua objek atau lebih yang saling

bersingungan atau menindih.

DKV BINUSA 46
Caranya :

Setelah anda menseleksi semua objek, maka akan tampil perintah Shaping.

Kemudian Klik Weld

2. Trim

Trim berfungsi untuk memotong dua objek yang saling bersinggungan tanpa

menghilangkan objek pemotong.Geser objek lingkaran, maka akan terpihat

perpotongannya.

Caranya :

DKV BINUSA 47
Setelah anda menseleksi semua objek, maka akan tampil perintah Shaping.

Kemudian Klik Trim.

3. Intersect

Intersect berfungsi untuk membuat sebuah atau menciptakan objek baru dari

hasil perpotongan dari dua objek yang bersinggungan. Perhatikan gambar,

warna hijau adalah hasil potongan dari Intersect, akan terlihat setelah anda

menggeser lingkaran.

Caranya :

Setelah anda menseleksi semua objek, maka akan tampil perintah Shaping.

Kemudian lalu Klik Intersect.

DKV BINUSA 48
4. Simplify

Fungsi dari Simplify sama dengan Trim...sama-sama digunakan untuk

memotong, perbedaannya objek yang terpotong objek yang berada di bagian

bawah...misal saya buat posisi lingkaran di bagian bawah...maka yang akan

terpotong adalah objek lingkaran.

Caranya :

Setelah anda menseleksi semua objek, maka akan tampil perintah Shaping.

Kemudian Klik Simplify.

5. Front Minus Back

Front Minus Back berfungsi untuk memotong objek yang berada dibagian

depan dengan menghilangkan objek bagian belakang.

DKV BINUSA 49
Caranya :

Setelah anda menseleksi semua objek, maka akan tampil perintah Shaping.

Kemudian Klik Front Minus Back.

6. Back Minus Front

Back Minus Front berfungsi untuk memotong objek yang berada dibagian

belakang dengan menghilangkan objek bagian depan.

Caranya :

Setelah anda menseleksi semua objek, maka akan tampil perintah Shaping.

Kemudian Klik Back Minus Front.

DKV BINUSA 50
7. Create Boundary

Create Boundary berfungsi untuk menggabungan dua objek yang

bersinggungan atau menindih tanpa menghilangkan dua objek aslinya.

Perhatikan gambar, objek yang transparan adalah hasil dari perintah

boundary, anda dapat mewarnainya.

Caranya :

Setelah anda menseleksi semua objek, maka akan tampil perintah Shaping.

Kemudian Klik Create Boundary.

2.1.4 Shortcut coreldraw

Shortcut sendiri adalah jalan pintas/cara cepat untuk menjalakan suatu

diprogram komputer pada suatu sistem yang terinstal di komputer. Shortcut

coreldraw bertujuan untuk menghemat waktu dan tenaga dalam proses desain

dan editing sehingga kita tidak perlu memilih menu atau tool CorelDRAW

cukup dengan menekan shortcut dari keyboard (mudah dan sangat efisien).

Shortcut CorelDRAW Toolbox

DKV BINUSA 51
Spasi Pick Tool
F10 Shape Tool
E Eraser Tool
Z Zoom Tool
H Hand Tool
F5 Freehand Tool
Shift + S Smart Drawing Tool
F6 Rectangle Tool
F7 Ellipse Tool
Y Polygon Tool
D Graph Paper Tool
A Spiral Tool
F8 Text Tool
G Interative Fill Tool
M Mesh Fill Tool
F12 Outline Pen Tool
I Artistic Media Tool

Pada tabel di atas adalah daftar Shortcut CorelDRAW yang sudah ada,

beberapa tool yang belum tersedia shortcutnya bisa anda buat sendiri, dengan

cara sebagai berikut :

DKV BINUSA 52
Klik Menu Tools > Customization

Klik Tanda Plus (+) pada Kategori Customization, Pilih Commands (No 1

pada gambar), Pada List Box (No 2 pada gambar) Pilih Toolbox

Tentukan Tool yang mau dibuat Shortcut, Aktifkan Tab Shortcut Keys (No 3

pada gambar), Masukkan kombinasi tombol keyboard di New Shortcut Key (No

DKV BINUSA 53
4 pada gambar), misal (Shift + D), Lalu klik Tombol Assign, Selanjutnya Klik

Tombol OK.

2.2. PHOTOSHOP

2.2.1 Mengenal Adobe Photoshop

Adobe Photoshop, atau biasa disebut Photoshop, adalah perangkat lunak

editor citra buatan Adobe Systems yang dikhususkan untuk pengeditan

foto/gambar dan pembuatan efek. Perangkat lunak ini banyak digunakan oleh

fotografer digital dan perusahaan iklan sehingga dianggap sebagai pemimpin

pasar (market leader) untuk perangkat lunak pengolah gambar/foto, dan,

bersama Adobe Acrobat, dianggap sebagai produk terbaik yang pernah

diproduksi oleh Adobe Systems. Versi kedelapan aplikasi ini disebut dengan

nama Photoshop CS (Creative Suite), versi sembilan disebut Adobe Photoshop

CS2, versi sepuluh disebut Adobe Photoshop CS3, versi kesebelas adalah Adobe

Photoshop CS4, versi keduabelas adalah Adobe Photoshop CS5, versi

ketigabelas adalah CS6, dan versi terbaru adalah Adobe Photoshop CC. Adapun

konversi file pada aplikasi adobe Photoshop ialah “.psd”.

Berikut langkah membuka aplikasi Adobe Photoshop;

a. Buka aplikasi Adobe Photoshop yang sudah terinstall pada komputer/

laptop.

b. Pilih menubar File, kemudian pilih New. Maka akan keluar tampilan

sebagai berikut:

DKV BINUSA 54
Keterangan:
Name >> digunakan untuk memberi nama file kerja yang akan
dibuat.
Present >> digunakan untuk memilih ukuran printlayer/ canvas
yang sudah ada
Widht >> digunakan untuk mengatur lebar printlayer/ canvas
Height >> digunakan untuk mengatur tinggi printlayer/ canvas
Resolition >> digunakan untuk mengatur resolusi pixel printlayer/
canvas
Color Mode >> digunakan untuk menentukan jenis warna yang
digunakan
Background Contens >> digunakan untuk memilih background pada
printlayer/ canvas

c. Setelah sudah diatur, silahkan klik OK.

Adobe Photoshop memiliki beberapa tool yang harus diketahui,

diantaranya sebagai berikut;

DKV BINUSA 55
1. Move Tool

Move tool di gunakan untuk memindahkan objek baik itu berupa

gambar maupun teks

2. Marque Tool

 Rectangular marquee berfungsi membuat seleksi berbentuk segi empat

 Elliptical marquee berfungsi membuat seleksi berbentuk lingkaran atau

ouval

 Single row marquee berfungsi membuat seleksi berbentuk garis horizontal

 Single couloumn marque berfungsi membuat seleksi berbentuk garis

vertikal

3. Lasso tool

 Lasso tool berfungsi membuat seleksi sesuai dengan gerakan mouse

 Polygonal lasso tool berfungsi membuat seleksi garis lurus

 Magnetic lasso tool berfungsi membuat seleksi sesuai bentuk objek

4. Quick selection & Magic wand tool

DKV BINUSA 56
 Quick selection tool berfungsi membuat sleksi dengan cepat sesuai objek

 Magic wand tool berfungsi membuat sleksi pada objek yang memiliki

warna yang sama tapi bisa di atur toleransinya pada option bar

5. Croping & Slice tool

 Croop tool berfungsi untuk memotong berbentuk persegi empat atau

persegi panjang

 Perspective crop tool berfungis untuk memotong yang bentuknya bisa di

sesuaikan

 Slince tool berfungsi untuk membuat potongan potongan gambar

 Slince select tool berfungsi untuk memilih potongan gambar jika kita ingin

menggesernya

6. Eyedropper tool

 Eye dropped tool berfungsi untuk mengambil sampel warna pada gambar

dan menyimpannya di box warna

DKV BINUSA 57
 Ruler tool berfungsi untuk mengukur panjang ,sudut kemiringan, dan

posisi pada gambar

 Note tool berfungsi untuk membuat catatan pada gambar

7. Brush & Patch tool

 Spot healing brush tool berfungsi untuk menghilangkan bagian tertentu di

gambar dengan cara menyamakan warna di sekitarnya, biasanya tool ini

digunakan untuk mengilangkan jerawat dll

 Healing brush tool berfungsi untuk menduplikat bagian tertentu sesuai

dengan gerakan mouse

 Patch tool untuk menggantikan bagian yang di sleksi dengan bagian lain

yang kita pilih dengan bentuk yang sama

 Content aware move tool berfungsi untuk memindahkan objek ke bagian

lain dan otomatis akan menyesuaikan daerah tersebut dengan objek

disekitarnya

 Red eye tool berfungsi untuk menghapus warna merah pada mata

8. Brush tool

DKV BINUSA 58
 Brush tool berfungsi untuk mewarnai objek dengan bentuk yang

bervariasi,yang di sediakan photoshop atau bisa di download di internet

 Pencil tool berfungsi untuk membuat objek coretan pensil

 Color replacement tool berfungsi untuk merubah warna pada gambar

 Mixer brus tool berfungsi untuk memberikan polesan dengan

mencampurkan warna brus dan warna gambar

9. Clone stamp tool

 Clone stamp tool berfungsi untuk mengkloning area gambar

 Pattern stamp tool berfungsi untuk mengkloning pola pada suatu objek

gambar

10. History brush tool

 History brus tool berfungsi untuk mengembalikan gambar yang sudah di

brush ke kondisi awal

 Art history brush tool sama fungsinya dengan history brus tool namun

dengan gaya tertentu

11. Eraser tool

DKV BINUSA 59
 Eraser tool berfungsi untuk menghapus gambar

 Background eraser tool berfungsi untuk menghapus background pada

suatu gamabar

 Magic eraser tool berfungsi untuk menghapus area pada gambar yang

memiliki gambar padat

12. Gradient tool

 Gradient tool berfungsi untuk membuat warna pada gambar atau layer

 Paint bucket tool untuk memberi warna pada suatu gambar atau layer

 3D material drop tool berfungsi untuk memberi warna 3D pada gambar

atau layer

13. Blur tool

 Blur tool berfungsi untuk membuat gambar blur / mengaburkan gambar

 Sharpen tool untuk menajamkan warna gambar

 Smudge tool berfungsi untuk memberi efek seperti gosokan pada cat basah

DKV BINUSA 60
14. Dodge, Burn and Sponge tool

 Dodge tool berfungsi untuk meningkatkan kecerahan gambar

 Burn tool untuk menghitamkan atau menggelapkan gambar

 Sponge tool untuk menigkatkan saturation pada gambar

15. Pen tool

 Pen tool berfungsi untuk membuat seleksi titik-titik yang nantinya akan

membentuk objek gambar

 Freeform pen tool berfungsi untuk membuat path dengan bentuk yang

bebas

 Add anchor point tool berfungsi untuk menambahkan titik pada objek yang

sedang kita buat

 Delet anchor point tool berfungsi untuk menghapus titik pada objek yang

sedang kita buat

 Convert poin tool berfungsi untuk menyeleksi objek yang ingin kita

pindahkan

DKV BINUSA 61
16. Shape tool

 Horizontal type tool berfungsi untuk membuat teks dengan arah horizontal

 Vertical type tool berfungsi untuk membuat teks dengan arah vertikal

 Horizontal type Mask tool berfungsi untuk membuat area seleksi

berbentuk teks dengan arah horizontal

 Vertical type Mask tool berfungsi untuk membuat area seleksi berbentuk

teks dengan arah vertikal

17. Path selection tool

 Path selection tool berfungsi untuk memilih objek path

 Direct selection tool berfungsi untuk memilih titik-titik atau point pada

suatu objek path

18. Shape tool

 Rectangular tool berfungsi untuk membuat objek kotak

DKV BINUSA 62
 Rounded rectangle tool berfungsi untuk membuat objek kotak dengan

sudut tumpul

 Elipse tool berfungsi untuk membuat objek elips

 Polygon tool berfungsi untuk membuat objek segi banyak / bintang

 Line tool befugnsi untuk membuat garis

19. Hand & rotate view tool

 Hand tool berfungsi untuk menggeser tampilan gambar dalam dokumen

saja.

 Rotate view tool berfungsi untuk memutar tampilan gambar dalam

dokumen kerja

20. Zoom tool

 Zoom tool berfungsi untuk meperbesar dan memperkecil tampilan gambar

dalam dokumen kerja

21. Set foreground & background

 Set foreground & background berfungsi untuk mengganti warna

foreground dan background.

DKV BINUSA 63
22. Quick mask mode

 Quick mask mode berfungsi untuk mengolah file gambar atau foto ke

dalam mode normal dan Quick Mask

23. Screen mode

 Screen mode berfungsi untuk merubah tampilan jendela dari tampilan

standar, full screen dengan menu, atau full screen.

2.2.2 Bagian-bagian pada Adjusment Panel

Adjusment panel berada pada menubar layer kemudian pilih

adjusment. Pada adjusment tersebut memiliki banyak fitur-fitur untuk

mengedit sebuah gambar, diantaranya;

1. Brightness/Contrast

Adjustment Brigthness dan Contrast. Fungsi dari adjustments ini

sangatlah penting dikala kita ingin meningkatkan kepadatan warna suatu

gambar dengan Contrast maupun tingkat kecerahannya dengan Brightness.

2. Levels

Level - adjustment yang satu ini pasti sudah sangat familiar di

telinga kita, sebab sering digunakan di kalangan Desainer sebagai alat

untuk mengatur tinggi rendahnya tonal (komposisi warna) pada gambar

yaitu Hitam(dark tones) - Abu abu(mid tones) - Putih (highlight). selain

DKV BINUSA 64
itu kita juga bisa menganalisis tingkat warna pada suatu gambar dengan

melihat Histogram pada panelnya.

3. Curvers

Adjustment Curves - hampir sama seperti Levels namun curves

pengaturannya berbentuk Kurva. fungsinya untuk memberikan filter

warna pada gambar dari Gelap ke Terang. selain itu kita juga bisa

menambahkan beberapa campuran komposisi warna secara bersamaan.

sehingga foto kita bisa terlihat memiliki banyak campuran warna. teknik

Curves bisa digunakan untuk membuat foto seperti pengaturan warna pada

Instagram.

4. Exposures

Adjustment Exposure berfungsi untuk mengatur Exposure, Offset

dan gamma (midtones) pada suatu gambar. dengan Exposure anda dapat

mengatur bagian foto yang terang tanpa mempengaruhi bagian gelapnya.

adjusment ini juga sering digunakan dalam membuat HDR.

5. Vibrance

Vibrance adjustment merupakan salah satu langkah mudah untuk

mengatur intensitas warna pada foto. filter ini sangat baik digunakan untuk

mengatur warna pada kulit kita.

6. Hue / Saturation

Hue / saturation salah satu yang harus anda tahu karna ini juga sering

digunakan. fungsinya untuk memberikan komposisi warna pada gambar

DKV BINUSA 65
secara keseluruhan dan lebih spesifik. silahkan lihat tutorial penerapannya

untuk lebih mengerti.

7. Color Balance

Color Balance - ini termasuk Adjusment favorit saya. sebab kita bisa

menambahkan filter warna pada 3 bagian dalam suatu gambar, yaitu

Shadow (bagian yang gelap ), Midtones ( bagian tengah atau abu - abu)

dan Higlight ( bagian yang paling terang atau warna akibat pencahyaan).

dengan mengatur 3 Filter warna itu kita bisa mengubah Warna yang ada

pada foto sesuai keinginan kita.

8. Black and White

Black and White atau Hitam Putih. panel ini berfungsi untuk

membuat gambar menjadi terlihat hitam putih namun dengan pengaturan

yang ada kita bisa mengatur kopmposisi kepadatan warna hitam dan putih

agar lebih memberikan hasil yang di inginkan.

9. Photo Filter

Photo Filter ini sama halnya ketika kita memiliki plastik berwarna

biru yang bening lalu buat dia berada didepan mata dan lihat efek pada apa

yang kita lihat. maka semua akan memiliki pengaruh warna plastik biru

kita. begitupun pada photoshop. adjustment ini biasa digunakan untuk

memberikan efek sephia pada foto.

10. Channel Mixer

Channel mixer berguna untuk mencampur gambar grayscale. bisa

memncampur berbgai channel grayscale dengan pengaturan berbeda pada

DKV BINUSA 66
masing - masing channel. jika anda membuka foto dengan mode RGB

maka anda akan melihat 3 channel pada photoshop, nah itu adalah contoh

dari channel pada satu gambar, yang jika salah satunya rusak maka kita

akan memperbaikinya dengan informasi yang sudah kita dapat dari 2

channel lainnya.

11. Invert

Invert - yang satu ini memang tidak memiliki pengaturan untuk

memasukkan nilai - nilai. sebab fungsinya hanya memutar balik warna

pada objek. jika anda mempunyai gambar hitam lalu gunakan Invert maka

gambar anda akan putih. sebab kebalikan dari hitam adalah putih.

begitupun selanjutnya pada gambar yang memiliki beberapa komposisi

warna.

12. Posterize

Posterize berfungsi untuk memberikan pada warna. jika anda

menggunakannya maka warna pada gambar akan terlihat memiliki

degradasi dari gelap ke terang. atau terlihat sepertu sebuah kontur warna.

13. Treshold

Treshold ini adalah salah satu pilihan untuk membuat gambar

menjadi Hitam Putih. beda dengan no.8 disana kita masih bisa melihat

warna abu - abu. namun pada treshol warna akan dibawa menjadi hitam

dan putih saja. untuk komposis hitam dan putihnya bisa anda atur pada

panelnya.

14. Gradient Map

DKV BINUSA 67
Gradient map berfungsi untuk memberikan warna pada gambar

dengan teknik gradient. jadi kita bisa memberikan warna pada gambar

sesuai perpaduan warna yang kita buat pada gradient.

15. Selective Color

Selective color berguna untuk mengubah warna pada gambar yang

terseleksi menjadi warna lain yang di inginkan sesuai nilai pada

pengaturan CMYK nya. fungsi ini sangat baik jika anda menggunakan

mode CMYK pada lembar kerja. namun tetap akan bekerja dengan baik

pada mode RGB yang sering kita gunakan pada photoshop.

2.2.3 Mengenal editing menggunakan Layer Style

Layer style merupakan fitur yang ada pada aplikasi Photoshop untuk

mengedit layer. Langkah untuk masuk pada Layer Style dapat dilakukan

dengan mengklik dua kali pada layer atau klik kanan pada layer kemudian

pilih Blending Option. Maka akan keluar tampilan seperti di bawah ini.

DKV BINUSA 68
Berikut merupakan jenis-jenis Blending Option dan kegunaannya;

1. Bevel and Emboss : akan memberikan Effect pada Object berupa Efek

Timbul yang objek tersebut diberikan tambahan bayangan gelap dan

terang dibagian sisi yang bisa kita tentukan arahnya, sehingga objek yang

kita berikan Bevel and Emboss terlihat seperti timbul.

2. Stroke : akan memberikan efek garis pinggir dari objek yang bisa kita

tentukan letaknnya dibagian dalam objek, di luar objek atau pun campuran

di bagian dalam dan luar objek.

3. Shadow : akan memberikan efek bayangan pada objek tersebut, yang

arahnya dapat kita tentukan pada angle.

Drop Shadow : Memberikan bayangan di belakang Objek

DKV BINUSA 69
Inner Shadow : Memberikan bayangan di bagian dalam objek

4. Satin : akan memberikan efek pengulangan bentuk objek di bagian dalam

secara acak sehingga terlihat seperti bertekstur.

5. Glow : akan memberikan efek cahaya di keseluruhan bagian objek

sehingga objek pada layer terlihat seperti bersinar (Glow).

Outer Glow : memberikan efek cahaya di bagian luar objek

Inner Glow : memberikan efek cahata di bagian dalam objek

DKV BINUSA 70
6. Overlay : akan memberikan efek berupa perubahan warna pada

keseluruhan bagian objek. terdapat 3 macam efek overlay

 Color Overlay : merubah warna keseluruhan objek yang ada di layer

 Gradient Overlay : merubah warna keseluruhan objek yang ada di

layer dengan warna gradasi (gradient)

 Pattern Overlay : merubah warna keseluruhan objek yang ada di layer

dengan tekstur yang ada di Photoshop.

DKV BINUSA 71
Layer Style dapat diubah dan diganti sesuai dengan keingina. Semua efek

yang diinginkan dapat diterapkan sesuai dengan imajinasi yang ada. Memang butuh

terbiasa untuk membuat efek sesuai dengan yang diinginkan, karena harus disetting

satu per satu sehingga dapat sesuai dengan desain.

Layer Style dengan settingan yang sudah jadi dapat download di Internet.

Berbagai settingan layer style yang bisa digunakan pada desain dan membantu agar

lebih cepat dalam membuat desain. Format File Layer Style untuk Photoshop

adalah <nama_file>.ASL

2.2.4 Mengenal menubar Filter

Filter merupakan salah satu bagian dari MenuBar pada Adobe Photoshop.

Filter biasa digunakan untuk membuat efek-efek tertentu secara otomatis. Terdapat

beberapa filter built in dalam Photoshop. Diantaranya sebagai berikut;

DKV BINUSA 72
1. Last filter : untuk memilih filter yang baru saja di gunakan/dipakai

2. Convert for smart filters : untuk mengkonversi ke filter cerdas

3. Filter gallery : untuk membuka sebuah galeri filter yang mana sangat banyak

pilihannya.

4. Adaptive with Angle : untuk mengatur/ memperbaiki Angle foto

5. Lens Corections : untuk menyesuaikan foto dengan jenis lensa fotografi

6. Liquify : untuk membuat efek cair seakan akan bisa seperti tanah liat bisa

kita perkecil, perbesar dan lain sebagainya, tool ini sering saya gunakan

seperti untuk membuat efek terbakar, membuat karikatur dan lain

sebagainya.

7. Oil Paint : untuk memberikan efek lukisan media cat minyak

8. Vinishing point : untuk membuat sebuah titik vinishing

9. Blur : untuk membuka sebuah efek-efek blur atau mengaburkan sebuah

gambar atau objek.

DKV BINUSA 73
Terdapat beberapa pilihan pada submenu Blur, diantaranya; Average, Blur,

Blur More, Box Blur, Gaussian Blur, Lens Blur, Motion Blur, Radial Blur,

Shape Blur, Smart Blur, dan Surface Blur.

Gaussian Blur Box Blur

Motion Blur Radial Blur

Surface Blur

DKV BINUSA 74
10. Distort : untuk memberi efek distorsi

11. Noise : untuk memberi efek noise

Terdapat beberapa submenu pada noise, diantaranya; Add noise, Despeckle,

Dust & Scratches, Median, dan Reduce Noise.

Add noise Dust & Scratches

12. Pixelate : yang ini masalah pixel

13. Render : untuk merender

DKV BINUSA 75
Terdapat beberapa submenu pada Render diataranya; Clouds, Difference

Clouds, Fibers, Lens Flare, dan Light Effect.

Differernce Clouds Lens Flare

Light Effect

14. Sharpen : untuk memberikan efek sarpen atau mempertajam tampilan

Terdapat beberapa jenis pada submenu Sharpen diantaranya; Sharpen,

Sharpen Edges, Sharpen More, Smart Sharpen, dan Unsharp Mask.

Sharpen

15. Stylize : untuk menyesuaikan dengan mode

Terdapat beberapa jenis pada submenu Stylize diantaranya; Diffuse,

Embose, Extrude, Find Edges, Solaris, Tiles, Trace Conture, dan Wind.

16. Vidio : anda bisa memilih dua mode yaitu de-interlace dan NTSC color

17. Order : ingin mengetahui filter-filter yang lain

DKV BINUSA 76
2.2.5 Shortcut Adobe Photoshop

Berikut Shorthcut Adobe Photoshop;

DKV BINUSA 77
DKV BINUSA 78
BAB 3

KARYA DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

3.1 Karya Indoor dan Outdoor

Karya Desain Komunikasi Visual memiliki dua jenis berdasarkan

pengaplikasian karyanya yaitu Indoor dan Outdoor. Karya Indoor ialah karya

desain komunikasi visual yang diperuntukkan untuk promosi suatu perusahan yang

bersifat (pengaplikasiannya) dalam ruangan khusus. Sedangkan untuk karya

outdoor ialah karya desain komunikasi visual yang diperuntukkan untuk promosi

suatu perusahaan/ jasa yang bersifat (pengaplikasiannya) pada ruangan umum.

Adapun beberapa macam karya DKV indoor diantaranya;

a. Logo desain
b. Infografis
c. Stationary
d. Packaging
e. Merchandise
f. Uniform
g. Interior Design
Adapun beberapa macam karya DKV outdoor diantaranya;

a. Billboard
b. Baliho
c. Spanduk
d. Maskot
e. Vehicle
f. Neon Box
g. Neon Sign
h. Stand Banner
i. Umbul-umbul

DKV BINUSA 79
Membuat desain logo, perlu menerapkan prinsip logo supaya menjadi lebih

efektif. Prinsip tersebut biasa disingkat dengan seutan “SMART”. Yaitu, Simple

(sederhana), Memorable (mudah diingat), Appopriate (kesesuaian logo), Resize

(dapat diperbesar dan diperkecil), Timeless (bertahan dalam waktu yang sangat

lama).

Beberapa karya DKV indoor dan outdoor memiliki dua jenis jika dilihat dari

dimensi yang digunakan, yaitu 2 dimensi (dwimatra) dan 3 dimensi (trimatra).

Karya DKV yang termasuk dalam jenis karya 3 dimensi salah satunya ialah Neon

Box, Noen Sign, Maskot, packaging, dan merchandise.

Berikut contoh karya desain komunikasi visual;

Logo Design

DKV BINUSA 80
Stationary

Maskot

Packaging

DKV BINUSA 81
Baliho

Billboard

Banner

Spanduk

DKV BINUSA 82
Umbul-umbul

3.2 Iklan

Periklanan merupakan salah satu ruang lingkup desain komunikasi visual

yang terbilang sangat sering dijumpai di berbagai tempat. Baik iklan itu berisi

tentang sosialisasi terhadap masyarakat maupun untuk kepentingan individu

maupun kelompok tertentu.

Iklan pada mulanya menggunakan media cetak sebagai penyalur informasi,

seiring berjalannya jaman, media yang digunakan untuk kepentingan periklanan

sangat bermacam-macam walaupun belum secara total meninggalkan media cetak

sebagai alat periklanan.

Iklan memiliki tiga kategori diantaranya; iklan komersil, iklan layanan

masyarakat dan iklan sosial. Iklan Komersial ialah iklan yang bertujuan untuk

mendukung kampanye pemasaran suatu produk atau jasa. Iklan komersial ini

sendiri terbagi menjadi beberapa macam, yaitu :

DKV BINUSA 83
4.1. Iklan Strategis

Digunakan untuk membangun merek. Hal itu dilakukan dengan

mengkomunikasikan nilai merek dan manfaat produk. Iklan ini

mengundang konsumen untuk menikmati hubungan dengan merek serta

meyakinkan bahwa merek ini ada bagi para pengguna.

4.2. Iklan Taktis

Memiliki tujuan yang mendesak. Iklan ini dirancang untuk mendorong

konsumen agar segera melakukan kontak dengan merek tertentu. Pada

umumnya iklan ini memberikan penawaran khusus jangka pendek yang

memacu konsumen memberikan respon pada hari yang sama.

Sedangkan Iklan Layanan Masyarakat (ILM) ialah iklan yang

diperuntukkan kepada khalayak umum demi kepentingan masyarakat tanpa ada

unsur komersil (mencari untung). Ikaln ini biasanya berisi tentang haimbauan

kepada masyarakat tentang fenomena masyarakat yang sedang dialami dan untuk

segera ditindaklanjuti.

Sedangkan Iklan Sosial hamper sama dengan Iklan Layanan Masyarakat

(ILM) melainkan yang membedakan konten iklan untuk iklan sosial berisikan

tentang sosialisasi kepada masyarakat tentang empati dan simpati terhadap keadaan

masyarakat tertentu.

Berikut contoh-contoh iklan;

DKV BINUSA 84
Iklan Komersil

Iklan Layanan Masyarakat

DKV BINUSA 85
Iklan sosial

DKV BINUSA 86
BAB 4

FOTOGRAFI DAN VIDEOGRAFI

4.1. Komponen Peralatan Fotografi

Menjadi seorang fotografer memang impian beberapa orang. Tentunya

perlu memahami baik penggunaan kamera maupun peralatan yang

dibutuhkan supaya hasil karya sesuai konsep awal fotografer. Berikut

komponen peralatan fotografi;

4.1.1. Kamera

Kamera fotografi diusahakan menggunakan kamera yang dapa mengatur

eksposure secara manual. Adapun jenis kamera tersebut ialah SLR (Single-

lens Reflex) dan DSLR (Digital Single-lens Reflex).

Kamera Analog Kamera Digital

4.1.2. Lensa

Lensa merupakan perangkat yang wajib pada fotografi. Lensa dapat

menangkap objek dengan baik dengan menentukan ukuran, luas dan jarak

yang diinginkan.

DKV BINUSA 87
Berikut jenis-jenis lensa kamera;

a. Lensa Kit (lensa bawaan kamera)

Lensa kit adalah sebutan untuk lensa yang menjadi “standar”

pelengkap saat kita membeli sebuah kamera. Sebagian besar dari lensa

ini memiliki focal length 18-55mm, yang artinya kamu dapat

mengambil sisi wide di 18mm dan sisi telephoto di 55mm.

DKV BINUSA 88
Contoh Lensa Kit.
Sumber: https://busy.org/@wirr22/review-canon-eos-1300d-easy-to-
use-suitable-for-beginners

b. Lensa Telephoto (biasa disebut lensa Tele)

Sumber: https://review.bukalapak.com/gadget/ini-6-jenis-lensa-
kamera-dslr-dan-fungsinya-1059

Biasa disebut dengan lensa Tele. Lensa ini digunakan oleh

banyak fotografer karena kemampuan luar biasa dalam memperbesar

objek yang berada di posisi yang cukup jauh. Lensa tele memiliki

variasi jenis sesuai dengan focal length, bukaan diafragma dan

sebagainya. Lensa tele memberikan kenyamanan untuk mengambil

DKV BINUSA 89
gambar dari jarak jauh, terutama saat diperlukan jarak antara kamera

dan objek foto.

c. Lensa Makro

Sumber: https://review.bukalapak.com/gadget/ini-6-jenis-lensa-
kamera-dslr-dan-fungsinya-1059

Lensa Makro memiliki kemampuan memperlihatkan detail close up

serta fokus terhadap objek berukuran kecil. Tetesan embun, serangga,

serta objek mini lainnya adalah objek favorit sebagian besar fotografer

yang berkecimpung di fotografi Makro.

DKV BINUSA 90
d. Lensa Fixed Local (biasa disebut Lensa Prime)

Sumber: https://review.bukalapak.com/gadget/ini-6-jenis-lensa-
kamera-dslr-dan-fungsinya-1059

Lensa Fixed atau disebut juga dengan Prime Lens adalah salah

satu jenis lensa kamera yang memiliki satu focal length, alias tidak

memiliki kemampuan untuk zooming. Saat kamu terbiasa

menggunakan lensa Fixed yang hanya memiliki satu focal length,

pikiranmu perlahan terlatih untuk bisa membayangkan bagaimana

foto yang akan kamu hasilkan hanya dengan melihat set lokasi atau

suasana.

DKV BINUSA 91
e. Lensa Wide

Sumber: https://review.bukalapak.com/gadget/ini-6-jenis-lensa-
kamera-dslr-dan-fungsinya-1059

Lensa Wide-Angle atau biasa disebut hanya dengan lensa Wide

memiliki sudut pandang yang sangat luas. Dengan kata lain, lensa ini

punya kemampuan untuk menyertakan lebih banyak objek ke dalam

satu frame dalam scene yang sama dibandingkan lensa lainnya.

Lensa wide menarik cahaya dari kedua sisi, membuatnya mampu

memberikan efek luas. Tidak hanya efek luas, foto yang diambil

DKV BINUSA 92
menggunakan lensa wide juga memiliki karakternya sendiri. Sebagian

lensa wide akan menghasilkan distorsi pada sisi-sisinya. Sebagian

fotografer menggunakan lensa ini untuk travel dan landscape

photography.

f. Lensa Fish-eye

Sumber: https://review.bukalapak.com/gadget/ini-6-jenis-lensa-
kamera-dslr-dan-fungsinya-1059

DKV BINUSA 93
Lensa satu ini adalah jenis lensa yang tidak umum digunakan

untuk kegiatan sehari-hari. Hal ini disebabkan distorsi yang dimiliki

oleh lensa yang sebenarnya adalah lensa ultra wide-angle ini.

Dinamakan fisheye, lensa ini menghasilkan hasil foto dengan

proporsi yang cenderung cembung. Biasanya, lensa ini memiliki sudut

pandang antara 100 – 180 derajat dengan focal length antara 8mm –

10mm untuk foto circular dan 15–16 mm untuk foto dengan format

full-frame.

4.1.3. Flash Eksternal

DKV BINUSA 94
4.1.4. Lampu Studio

4.1.5. Softbox

DKV BINUSA 95
4.1.6. Standar Reflektor

4.1.7. Payung Reflektor

4.1.8. Kabel Sinkronikasi

DKV BINUSA 96
4.2. Komponen Peralatan Videografi

Komponen peralatan videografi tidak jauh berbeda dengan fotografi.

Namun beberapa peralatan tambahan yang diperlukan pada videografi

diantaranya;

a. Tripod

b. Slider Dolly

DKV BINUSA 97
c. Ring

d. Audio

DKV BINUSA 98
e. Komputer

Komputer merupakan peralatan yang dibutuhkan dalam videografi

untuk proses editing sampai dengan rendering/ finishing karya.

4.3. Penggunaan Kamera dan Alat Fotografi

Kamera SLR atau DSLR merupakan salah satu jenis kamera yang

popular digunakan untuk membuat karya fotografi. Karena tipe kamera

tersebut dapat mengatur eksposure secara manual.

Fotografer kenamaan, Bryan Peterson, telah menulis sebuah buku

berjudul Understanding Exposure yang didalamnya diterangkan konsep

exposure secara mudah. Peterson member ilustrasi tentang tiga elemen yang

harus diketahui untuk memahami exposure, dia menamai hubungan

ketiganya sebagai sebuah Segitiga Fotografi. Setiap elemen dalam segitiga

fotografi ini berhubungan dengan cahaya, bagaimana cahaya masuk dan

berinteraksi dengan kamera.

Ketiga elemen tersebut adalah:

1. ISO – ukuran seberapa sensitif sensor kamera terhadap cahaya

2. Aperture/ Diafragma – seberapa besar lensa terbuka saat foto diambil

3. Shutter Speed – rentang waktu “jendela’ di depan sensor kamera

terbuka

Interaksi ketiga elemen inilah yang disebut exposure. Perubahan dalam

salah satu elemen akan mengakibatkan perubahan dalam elemen lainnya.

DKV BINUSA 99
3 elemen penting dalam memahami exposure

Perumpamaan Segitiga Eksposur

Mungkin jalan yang paling mudah dalam memahami exposure adalah

dengan memberikan sebuah perumpamaan. Dalam hal ini kita umpamakan

segitiga exposure seperti halnya sebuah keran air.

 Shutter speed bagi saya adalah berapa lama kita membuka keran

 Aperture/ diafragma adalah seberapa lebar kita membuka keran

 ISO adalah kuatnya dorongan air

 Sementara air yang mengalir melalui keran tersebut adalah cahaya yang

diterima sensor kamera

Tentu bukan perumpamaan yang sempurna, tapi paling tidak kita

mendapat ide dasarnya. sebagaimana anda lihat, kalau exposure adalah

jumlah air yang keluar dari keran, berarti kita bisa mengubah nilai exposure

DKV BINUSA 100


dengan mengubah salah satu atau kombinasi ketiga elemen penyusunnya.

Jika kamu mengubah shutter speed, berarti mengubah berapa lama keran air

terbuka. Mengubah Aperture berarti mengubah seberapa besar debit airnya,

sementara mengubah seberapa kuat dorongan air dari sumbernya.

ilustrasi kran, air, gelas dalam memahami exposure

Kamera saat ini sudah memiliki kemampuan melihat gambar dan

menghitung exposure yang canggih. Bahkan informasi tentang kombinasi

antara Shutter Speed, Aperture dan ISO dapat tergambarkan dengan sangat

baik. Kamera DSLR ataupun kamera pocket/saku sudah memiliki fitur

pilihan mode exposure, apakah itu otomatis, semi otomatis atau manual.

Pada kamera DSLR terdapat mode Exposure (Manual) dan Otomatis

(Automatic, Program, Aperture Priority dan Shutter Speed Priority).

DKV BINUSA 101


Silahkan membuka kembali buku manual kamera masing-masing untuk

mengatur mode-mode tersebut pada kamera.

Untuk menggunakan manual exposure, kamu harus memahami terlebih

dahulu tentang Shutter Speed, Aperture dan ISO. Jika ketiganya dipahami,

kamu bisa menuangkan air di dalam gelas tanpa harus tumpah ataupun

kurang adalah hal yang mudah.

Exposure Compensation

Exposure Compensation adalah sebuah fitur kamera untuk mengubah

hasil perhitungan exposure baik dari manual ataupun auto expoosure.

Biasanya disimbolkan dengan sebuah tanda EV +/-

indikator light meter kamera

DKV BINUSA 102


Rumus Exposure = Shutter Speed + Aperture + ISO = Exposure

Exposure Compensation bukan bagian dari faktor penentu exposure.

Exposure Compensation hanya mengubah hasil perhitungan auto exposure

saja. Jika kita menerapkan Exposure Compensation positif, maka hasil

perhitungan auto exposure kamera akan lebih terang daripada sebelumnya.

Jika kita menerapkan Exposure Compensation negatif, maka hasil

perhitungan auto exposure akan lebih gelap dari sebelumnya.

contoh tombol untuk mengubah exposure compensation pada kamera dslr nikon

& canon

DKV BINUSA 103


penjelasan elemen exposure compensation pada layar kamera

4.4. Angle Kamera

Angle dalam fotografi adalah sudut pengambilan foto yang menekankan

posisi kamera pada situasi tertentu dalam membidik objek. Angle ini akan

menciptakan foto-foto yang berbeda. Bila sebuah objek lebih menarik jika

DKV BINUSA 104


difoto dengan low angle, belum tentu akan menarik jika dipotret dengan

angle lainnya. Ada 5 macam sudut pengambilan gambar (angle) yang umum

digunakan dalam fotografi, yaitu:

4.5.1. Bird eye view

Pada sudut pemotretan ini, posisi objek berada di bawah atau lebih

rendah dari kita berdiri. Dari sudut pandang ini, kita memiliki area pandang

yang sangat luas, termasuk juga perspektif objek dan hubungannya dengan

benda – benda di sekelilingnya.

Bird eye level


4.5.2. High level

Angle ini digunakan untuk menangkap kesan luas dari objek yang

difoto. Pada angle ini kamera diposisikan lebih tinggi dari objek, sehingga

memberi kesan kecil dari objek yang difoto. Dengan angle ini kita bisa

memasukkan elemen-elemen pendukung komposisi ke dalam frame.

Penerapan high angle bisa juga diterapkan pada foto pemandangan

(landscape).

DKV BINUSA 105


High level

4.5.3. Eye level

Sudut pandang ini adalah sudut pandang atau angle yang umum

digunakan. Pada angle ini lensa kamera dibidik sejajar dengan tinggi objek.

Posisi dan arah kamera memandang objek yang akan dipotret layaknya mata

kita melihat objek secara biasa. Pengambilan angle ini kebanyakan untuk

memotret manusia dan aktifitasnya (Human interest).

Eye level
4.5.4. Low Angle

DKV BINUSA 106


Pada sudut pengambilan foto ini, kamera diposisikan lebih rendah dari

objek. Low angle biasanya digunakan untuk menunjukkan kesan elegan,

megah dan tangguh. Sudut pandang pemotretan ini sering juga diterapkan

pada fotografi cityscape, contohnya pada foto gedung-gedung penacakar

langit.

Low angle
4.5.5. Frog eye view

Pada pemotretan dengan angle ini kamera disejajarkan dengan tanah.

Angle ini biasanya digunakan untuk objek yang posisinya di atas tanah.

Untuk memotret dengan sudut pandang ini terkadang fotografer harus

tiduran di tanah, untuk menghasilkan foto yang bagus

(http://digitalfotografi.net/mengenal-angle-dalam-fotografi/).

DKV BINUSA 107


Frog eye view

4.5. Teknik pengambilan gambar

Teknik pengambilan gambar adalah teknik untuk memilih luas area pada

frame foto. Beberapa macamnya teknik pengambilan gambar :

4.6.1. Extreme Long Shot

Teknik ini mencakup area yang sangat luas dan memasukkan objek-objek

di sekitar subjek utama. Biasanya subjek utama terlihat agak kecil. Penting

untuk kamu dapat mencari komposisi yang pas untuk menyatukan subjek

utama dengan kondisi sekitarnya sehingga terlihat sebagai satu kesatuan.

Teknik ini banyak digunakan untuk foto prewedding dengan

memperlihatkan pemandangan di sekitarnya.

DKV BINUSA 108


4.6.2. Long Shot

Teknik ini menggunakan area yang memperlihatkan seluruh tubuh subjek

tanpa terpotong frame. Teknik ini fokus pada subjek dengan segala ekspresi

dan kegiatannya tanpa ada bagian tubuh yang terpotong.

DKV BINUSA 109


4.6.3. Medium Long Shot

Teknik ini hampir mirip dengan long shot tetapi batas pengambilan gambar

biasanya mulai lutut hingga kepala. Ruang yang diambil lebih sempit dari

teknik long shot.

4.6.4. Medium Shot

Teknik ini lebih sempit lagi dari medium long shot. Pengambilan gambar

dimulai dari sekitar pinggang sampai kepala. Biasanya digunakan untuk

menonjolkan lebih detail bahasa tubuh dan ekspresi subjek.

DKV BINUSA 110


4.6.5. Close Up

Teknik ini biasanya diambil mulai bagian bawah bahu sampai kepala.

Teknik ini untuk memperlihatkan detail ekspresi dan mimik seseorang.

Biasanya digunakan untuk memotret ekspresi seseorang misalnya juga

memperlihatkan kerutan wajah pada subjek agar terlihat dramatis.

4.6.6. Big Close Up

Teknik ini memotret mulai dari leher sampai atas kepala. Tujuannya sama

dengan teknik close up tapi lebih memperlihatkan detail ekspresi dan

mimik wajah seseorang.

DKV BINUSA 111


4.6.7. Extreme Close Up

Teknik ini biasanya hanya fokus pada satu bagian tertentu, misalnya mata,

hidung, atau bibir. Teknik foto ini banyak digunakan untuk gambar katalog

seperti produk kosmetik (www.keeindonesia.com).

4.6. Komposisi Fotografi

Berbicara tentang seni/ karya, tak akan pernah lepas dari yang namanya

komposisi. Komposisi sebagai landasan eksekusi karya sehingga

menghasilkan karya yang luar biasa. Adapun pembagian atau istilah

komposisi dalam fotografi begitu banyak. Diantaranya sebagai berikut;

4.8.1. Komposisi Foto Rule of Third

Rule of Third merupakan salah satu komposisi foto paling mendasar dan

wajib diketahui oleh fotografer. Dalam rule of third, fotografer cukup

membagi bidang foto menjadi 9 kotak yang sama besar dan meletakkan

POI (point of interest) pada titik atau garis pada bidang yang terbagi menjadi

DKV BINUSA 112


3 x 3 tersebut. Interesting point (IP) ada 4 titik, sementara Interesting

Lines terdiri dari 2 garis horizontal dan 2 garis vertikal.

Prinsip ROT » dengan POI ditempatkan pada titik atau garis tersebut maka

foto akan terlihat lebih menarik dibandingkan dengan titik/garis lainnya.

Point of Interest yang diletakkan pada keempat titik atau garis di atas bisa

berupa objek atau bagian mata dari objek foto. Banyak kamera digital saat

ini yang telah memberikan fitur rules of third (grid) ini, baik pada

layar mode live view ataupun pada view finder-nya. Contoh foto dengan

komposisi Rule of Thirds.

DKV BINUSA 113


Elemen Rule of Thirds. (foto : Steve McCurry)

4.8.2. Komposisi Foto Golden Shape

Golden Shape adalah komposisi foto dengan membagi bidang foto baik

bertepi garis nyata atau bertepi maya menjadi positif-negatif sehingga

tampak seperti adanya kontras antara kedua bidang tersebut sehingga

membentuk satu kesatuan yang harmonis. Prinsip Golden Shape » dengan

membagi bidang positif-negatif dengan pas dan seimbang maka foto akan

tampak terkomposisi dengan baik. Contoh foto dengan komposisi Golden

Shape.

DKV BINUSA 114


Elemen Golden Shape. (foto : Steve McCurry)

Pembagian bidang antara positif dan negatif ada yang menggunakan

perbandingan 50 : 50 atau 30 : 50, tergantung selera. Namanya juga seni,

tidak ada yang benar-benar pasti.

4.8.3. Komposisi Foto Simetris (Centred Composition)

Komposisi foto ini meletakkan objek dan membagi bidang foto sama rata

kanan dan kiri sehingga terlihat simetris. Contoh foto dengan

komposisi Simetris.

DKV BINUSA 115


Elemen Symmetry. (foto : Steve McCurry)

Elemen Symmetry. (Foto : Barry O Carroll)

4.8.4. Komposisi Foto Repetition dan Pattern

Secara naluriah, manusia sangat tertarik dengan pattern atau pola yang

harmonis. Inilah mengapa foto dengan komposisi berpola atau perulangan

bisa menjadi sebuah karya foto yang bagus. Sebuah pola (pattern) dan

DKV BINUSA 116


perulangan (repetition) bisa didapatkan dengan pemilihan angle foto yang

tepat serta pemilihan jarak antara lensa dengan objek sedemikian rupa.

Contoh foto dengan komposisi Repetition dan Pattern.

Elemen Pattern dan Repetition. (foto : Steve McCurry)

Elemen Pattern dan Repetition. (foto : Steve McCurry)

DKV BINUSA 117


Elemen Pattern dan Repetition. (foto : Steve McCurry)

Elemen Pattern dan Repetition. (foto : Steve McCurry)

4.8.5. Komposisi Foto Perspektif

Perspektif adalah teknik pengambilan gambar dengan memanfaatkan

efek jauh dekat yang dihasilkan oleh lensa sehingga menimbulkan suatu

dimensi yang sangat menawan. Prinsip dalam komposisi Perspektif adalah

DKV BINUSA 118


memanfaatkan efek proporsi dan dimensi yang ditimbulkan untuk

memperkuat dan mengarahkan mata kita ke POI atau menampilkan

perspektif yang berdiri sendiri sebagai bentuk keindahan komposisi. Hal ini

bisa kamu peroleh dengan pengaturan angle dan jarak yang tepat sehingga

bisa mendapatkan foto yang berdimensi. Contoh foto dengan

komposisi Perspektif.

Elemen Perspektif. (foto : Steve McCurry)

Elemen Perspektif. (foto : Simon & His Camera)

DKV BINUSA 119


4.8.6. Komposisi Foto Frame in Frame

teknik frame in frame, fotografer sedang membuat sebuah komposisi

foto dengan mengarahkan atau menuntun mata untuk memperhatikan apa

yang ada didalam sebuah “frame” dengan mengesampingkan apa yang ada

di luar “frame”. Frame disini bukanlah sebuah frame foto dalam bentuk

fisik, tapi kamu mencari objek yang bisa dijadikan “frame” baik berbentuk

garis nyata ataupun maya. Carilah elemen seperti jendela, pintu, koridor,

spion, pilar gedung, lengkungan atau objek apapun yang umumnya

berbentuk geometris tertutup untuk membingkai POI. Frame juga tidak

mesti mengelilingi keseluruhan POI.

Elemen Frame in Frame. (foto : Steve McCurry)

DKV BINUSA 120


Elemen Frame in Frame. (foto : Steve McCurry)

Elemen Frame in Frame. (Foto : Barry O Carroll)

DKV BINUSA 121


4.8.7. Komposisi Foto Leading Lines

Leading Lines. Line atau garis bisa berbentuk maya atau nyata yang

menuntun mata kita ke objek yang menjadi POI. atau garis itu sendiri yang

menjadi POI dalam foto. Cari objek seperti jalan, dinding, jembatan atau

apapun yang bisa membentuk sebuah garis maya dan mengarahkan mata ke

objek sebenarnya (POI).

Elemen Leading Line. (foto : Steve McCurry)

Elemen Leading Lines. (foto : Catherine)

DKV BINUSA 122


Elemen Leading Lines. (Foto : Barry O Carroll)

Elemen Leading Lines. (foto : emoticone.info)

DKV BINUSA 123


Elemen Leading Lines. (Foto : Barry O Carroll)

4.8.8. Komposisi Foto Negative Space

Komposisi Negative Space merupakan salah satu komposisi kreatif

yang membiarkan banyak ruang kosong atau negative space pada foto.

Ruang kosong disini bisa berupa langit, hamparan padang pasir yang luas,

padang rumput atau apapun yang bisa memberikan “ruang kosong” pada

foto.Dengan memberikan ruang kosong yang tepat, foto kamu bisa terlihat

sangat menarik dan kreatif.

DKV BINUSA 124


Elemen Negative Space. (foto : Steve McCurry)

Elemen Negative Space. (Foto : Barry O Carroll)

4.8.9. Keseimbangan Elemen Foto

Komposisi dengan menyeimbangkan elemen pada foto merupakan

teknik yang sangat menarik dan membutuhkan kreatifitas lebih. Lebih

jelasnya, lihat foto berikut ini.

DKV BINUSA 125


Balancing Elemen in the Scene. (Foto : Barry O Carroll)

Sekilas foto lampu jalan pada sisi kiri foto sudah memenuhi kriteria Rule of

Thirds, tapi foto terasa kosong apabila tidak ada menara Eiffel pada sisi

kanan foto. Karena itulah, Barry O Carroll mengambil angle sedemikian

rupa agar menara Eiffel masuk dalam foto sehingga bisa menjadi POI

sekunder yang akan menyeimbangkan foto agar terlihat lebih kreatif dan

menarik. Pasti kamu berpikir, komposisi ini justru malah bertentangan

dengan komposisi Negative Space yang membiarkan ruang kosong pada

foto.

DKV BINUSA 126


Balancing Elemen in the Scene. (Foto : Barry O Carroll)

4.8.10. Komposisi Foto Golden Spiral atau Golden Ratio

Jika kamu membuat sebuah persegi panjang dengan proporsi 1 :

1.618, kemudian mengirisnya menjadi persegi empat yang lebih kecil, maka

didapat sebuah bentuk spiral atau biasa disebut Golden Spiral. Bentuk spiral

ini didapat dari perhitungan Fibonacci Number sehingga dikenal juga

dengan nama ‘Fibonacci Spiral’. Bayangkan sebuah rumah siput, seperti

itulah komposisi Golden Spiral. Jarak ke pusat makin lama makin mengecil,

namun bisa bergaris tidak nyata. Implementasinya bisa bermacam-macam,

seperti tangga menurun, bunga dengan kelopak berputar, bahkan yang

benar-benar maya seperti potret manusia jika dibandingkan dengan

komposisi di sekelilingnya.

DKV BINUSA 127


Golden Spiral. (Foto : Barry O Carroll)

Golden Spiral. (Foto : Barry O Carroll)

DKV BINUSA 128


Golden Spiral. (Foto : www.picmonkey.com)

4.8.11. Change your Point of View

Idealnya, sebuah foto biasanya diambil pada eye level atau sebagaimana

mata memandang. Nah, untuk mendapatkan hasil yang lebih kreatif, kamu

bisa mengubah sudut tembakan dengan memotret dari ketinggian, atau

meninggikan kamera (bird eye), juga sebaliknya, menurunkan kamera kamu

serendah-rendahnya (ant eye). Inilah maksudnya Change your Point of

View.

Banyak fotografer Cityscape atau Wild Life misalnya, yang sengaja

berbaring di lumpur untuk mendapatkan foto yang menarik dengan

memilih low angle.

DKV BINUSA 129


Change Your Point of View. (Foto : Barry O Carroll)

Change your Point of View. (Foto : Paul Kirui)

DKV BINUSA 130


Change your Point of View. (Foto : Craig Jones)

4.8.12. Komposisi Foto Refleksi

Refleksi pada foto bisa jadi sebagai elemen utama (point of

interest) atau dapat dieksplorasi hanya sebagai pelengkap saja. Jika refleksi

foto dijadikan elemen utama, harus bisa memberikan sebuah foto yang

bercerita meski hanya sebuah refleksi saja. Refleksi biasanya sangat akrab

dengan photographer yang suka akan keindahan abstrak atau minimalism

dengan komposisi refleksi sebagai POI utama.

Benda yang bias dijadikan untuk mendapatkan refleksi bisa bermacam-

macam, contohnya genangan air, danau yang tenang, sawah yang belum

ditanam, sungai, kaca jendela, cermin, spion bahkan kacamata dan lainnya.

Sementara yang dijadikan objek bisa berupa benda-benda, mahluk hidup,

manusia dan lainnya.

DKV BINUSA 131


Elemen Refleksi. (foto : Takashi Nakagawa)

Elemen Refleksi. (foto : webneel.com)

DKV BINUSA 132


Elemen Refleksi. (foto : webneel.com)

DKV BINUSA 133


Elemen Refleksi. (Image credits: Paul Apal’kin)

Elemen Refleksi. (Image credits: elessar91)

DKV BINUSA 134


Elemen Refleksi. (foto : Chris Percy)

4.8.13. Komposisi Foto Separasi

Separasi merupakan komposisi foto dimana terjadi perbedaan yang

sangat kontras antara objek foto dengan background.

Elemen Separasi. (foto : Steve McCurry)

DKV BINUSA 135


4.8.14. Komposisi Foto Motion Blur

Motion blur adalah elemen komposisi yang menunjukkan adanya

pergerakan objek baik background atau foreground bahkan bisa kedua-

duanya. Beberapa fotografer ada yang “berusaha” menghindari terjadinya

motion blur ini, namun banyak juga yang ingin mendapatkan foto dengan

efek motion blur. Dengan teknik ini, foto seolah-olah berbicara bahwa objek

dilihat sedang bergerak saat di foto. Kesan adanya pergerakan dalam foto

bisa disebabkan oleh objek yang bergerak atau malah kamu yang

menggerakkan kamera.

Elemen Motion Blur. (foto : Paolo Margari)

4.8.15. Komposisi Foto Noise

Noise pada foto adalah munculnya bintik-bintik atau grain pada foto

yang diakibatkan dari ketidaksempurnaan kerja sensor kamera akibat

kurangnya cahaya. Foto noise memang sering dihindari oleh para fotografer

DKV BINUSA 136


dengan menurukan ISO dan membesarkan aperture bahkan menggunakan

software penghilang noise seperti NIK Software.

Elemen Noise. (foto : Steve McCurry)

Elemen Noise. (foto : Tookapic)

DKV BINUSA 137


Elemen Noise. (foto : www.ifotosoft.com)

4.8.16. Komposisi Foto Penuhi Frame (Fill the Frame)

Sesuai namanya, penuhi frame foto dengan objek untuk mendapatkan

teknik komposisi ini. Mendekatlah ke objek dan ambil dari sudut tertentu

untuk mendapatkan foto yang kreatif dan menarik.

DKV BINUSA 138


Elemen Fill the Frame. (foto : Cruz Photography).

Elemen Fill the Frame. (foto : Cruz Photography).

DKV BINUSA 139


Elemen Fill the Frame. (foto : Cruz Photography).

4.8.17. Komposisi Foto Tekstur (Texture)

Tektur merupakan komposisi foto yang menampilkan tekstur dari objek

yang difoto. Dengan adanya tekstur maka detail benda akan lebih tampak

apalagi jika dibantu dengan pencahayaan yang baik. Contoh objek yang

biasa dijadikan komposisi tekstur adalah bebatuan, aspal, guratan tulang

pada daun, kayu, kulit, mata, kain dan masih banyak lagi.

Elemen Texture. (foto : pinterest.com)

DKV BINUSA 140


4.8.18. Komposisi Warna (Color)

Komposisi warna atau color bisa mewakili emosi, suasana, mood dan

pesan yang ingin disampaikan oleh fotografer. Foto hitam putih atau BW

juga bisa dimasukkan dalam komposisi Color ini. Komposisi Color akan

terlihat sangat menarik apabila ada interupsi seperti dalam gambar di bawah

ini..

Elemen Color. (foto : Steve McCurry)

4.8.19. Rule of Odds (Penggangu)

Komposisi Rule of Odds ini agak menarik. Teori ini mengatakan bahwa

sebuah foto akan terlihat menarik jika ada suatu objek yang ganjil atau yang

jadi “penggangu” pada foto. Dengan adanya elemen ganjil yang

mengganggu, maka membuat penikmat foto merasa “tidak yakin” mana

yang harus dijadikan pusat perhatian dari foto tersebut. Tapi tetap saja,

elemen ganjil ini harus senatural mungkin dan enak dipandang mata.

DKV BINUSA 141


Elemen Rule of Odds. (Foto : Barry O Carroll)

4.8.20. Isolasi Objek (Depth of Field)

Komposisi mengisolasi objek dengan membuat bagian background menjadi

blur biasanya digunakan untuk memotret manusia atau portaiture atau benda

apapun yang bertujuan agar penikmat foto hanya fokus pada objek yang

ditonjolkan.

Elemen Depth of Field. (Foto : Barry O Carroll)

DKV BINUSA 142


4.7. Editing

Editing video di adobe premiere pro sangat penting bagi kita untuk

mengetahui fungs-fungsi tool pada adobe premiere. Bisa dikatakan

memahami tools adobe premiere adalah bahan dasar yang harus kita ketahui

untuk melakukan editing video. Berikut ini adalah fungsi penting tool

Adobe premiere:

a. Selection Tool. Tool ini sesuai namanya yaitu alat seleksi, merupakan

tool yang digunakan untuk menselect atau memilih video dan

sebagainya. Selection tool dapat digunakan untuk menggeser atau

memindahkan video pada timeline kita. (Shortcut V)

b. Track Select Tool. Track select tool, sesuai namanya lagi yaitu alat

menseleksi track, yang artinya kita dapat menselect atau memilih 1

track penuh, misalnya ada banyak track namun kita ingin menseleksi 1

track penuh saja, maka kita dapat menggunakan tool ini. Jika ingin

menseleksi semua track, maka kita dapat menekan tombol shift. (A)

c. Ripple Edit Tool= Tool ini berfungsi untuk melakukan penyesuaian

titik edit atau untuk memindahkan klip lainnya ke dalam timeline kita.

(B) memindahkan klip lainnya ke dalam timeline kita. (B)

d. Rolling Edit Tool= untuk menyesuaikan titik pengeditan kita diantara

dua klip tanpa mengurangi atau menambahkan sisa timeline kita. (N)

e. Rate Stretch Tool = berfungsi untuk mempercepat speed (durasi) atau

untuk memperlambat speed pada video. Apabila speed dipercepat

otomatis durasi video akan semakin singkat dan sebaliknya (X)

DKV BINUSA 143


f. Razor Tool razor tool berfungsi untuk memotong clip video pada

timline kita. Kita juga bisa memotong audio dengan razor tool (C)

g. Slip tool berfungsi untuk memindahkan klip dalam menuju luar poin

dengan jumlah yang sama dengan jumlah awal secara serentak.

Sehingga tidak mengurangi atau menambah sisa timeline kita (Y)

h. Slide tool berfungsi untuk memindahkan klip video bolak-balik pada

timline kita (U)

i. Pen Tool berfungsi untuk membuat anchor (jangkar) pada klip, tool

ini juga berfungsi untuk membuat klip kita menjadi transparan,

misalkan transparan 10% menuju 100% secara bertahap (P)

j. Hand Tool berfungsi untuk menggerakan preview timeline kita ke atas

kebawah atau ke kanan ke kiri, dapat juga untuk menggerakan preview

hasil projek editing video kita (H)

k. Zoom tool berfungsi untuk memperbesar atau memperkecil preview

timeline kita (Z)

Pada editing video terdapat beberapa istilah diantaranya;

a. Capture Device: sebuah perangkat keras atau firmware yang

digunakan untuk mengkonversi video analog ke video digital.

b. Compressor & Codecs: software atau firmware yang digunakan untuk

mengkonversi dan dekompresi video digital. Kompresi membuat

ukuran file menjadi lebih kecil.

DKV BINUSA 144


c. Editing: proses menata ulang, menambah dan atau menghapus bagian

dari klip video. Juga, menciptakan transisi di antara klip. Editing adalah

bagian dari post produksi.

d. Encoding: proses konversi video digital ke format tertentu, misalnya,

menyimpan proyek dalam format MPEG-2 untuk didistribusikan dalam

keping DVD.

e. Layering: menambahkan beberapa lapisan video yang ditumpangkan.

f. Linear Editing: juga dikenal sebagai editing dari kaset ke kaset.

Sebuah metode editing dimana cuplikan disalin dari satu kaset[pita]ke

kaset yang lain dalam urutan yang dibutuhkan.

g. Non Linear Editing: sebuah metode editing yang menggunakan

perangkat lunak komputer untuk mengedit footage [cuplikan video]

h. Transition: sebuah perubahan satu shot ke shot berikutnya.

i. Post Production: segala sesuatu yang terjadi pada video dan audio

setelah produksi, contohnya setelah footage diambil. Post Produksi

termasuk editing video, editing audio, pemberian title, koreksi warna,

efek, dan lain-lain.

j. Logging: Mencatat dan memilih gambar yang akan kita pilih

berdasarkan timecode yang ada dalam masing-masing kaset.

k. NG Cutting: Memisahkan shot-shot yang tidak baik (NG/Not Good)

l. Capture / Digitize: Proses memindahkan gambar dari kaset ke

computer

m. Assembly: Menyusun gambar sesuai dengan scenario

DKV BINUSA 145


n. Rough Cut: Hasil edit sementara. Sangat dimungkinkan terjadinya

perubahan.

o. Fine Cut: Hasil edit akhir. Setelah mencapai tahapan ini, susunan

gambar sudah tidak bisa lagi berubah.

p. Visual Graphic: Penambahan unsur-unsur graphic dalam film. Seperti

teks, animasi, color grading, dsb.

q. Sound Editing/Mixing: Proses editing dan penggabungan suara. Suara

meliputi Dialog, Musik dan Efek Suara

r. Married Print: Proses penggabungan suara dan gambar yang tadinya

terpisah menjadi satu kesatuan.

s. Rendering: proses eksport hasil editing menjadi kesatuan film.

t. Master Edit: Hasil akhir film.

DKV BINUSA 146


BAB 5

MENCETAK KARYA DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

5.1. Cetak Saring (Sablon)

Seni cetak mencetak dengan alat screen yang sering disebut dengan

istilah menyablon, sudah lama dikenal orang. Sejak dahulu di Indonesia

orang juga telah mengenal ataupun mempraktekkan teknik ini. Akan tetapi

akhir-akhir ini teknik sablon makin sering dilakukan orang, karena adanya

krisis ekonomi yang berkepanjangan. Banyak industri yang merasakan

betapa berat dan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk mencetak dengan

menggunakan mesin cetak.

Maka dari itu, orang mulai mengalihkan perhatiannya kearah cetak

mencetak dengan alat screen. Teknik cetak mencetak dengan screen ini

dapat digunakan sebagai alternatif pencetakkan offset.

Film diapositis sangat diperlukan dalam teknik cetak saring/ sablon.

Film dalam teknik cetak saring adalah bahan yang tembus pandang yang

dapat digambari dengan objek yang akan dicetak. Bahan tembus pAndang

dapat berupa mika, transparansi yang biasa digunakan untuk OHP, kertas

kalkir, kertas biasa atau HVS. Pada bahan tembus pAndang ini, objek

digambar dengan mempergunakan tinta cina, tinta rapido, opaque ink,

difotokopi, dicetak dengan printer dan komputer.

DKV BINUSA 147


5.2. Komponen Alat dan Bahan Cetak Saring (Sablon)

Sceen Sablon Obat Afdur (Pasta + Sensitizer)

Rakel Hair Dryer

Busa Kaca .

DKV BINUSA 148


Harden (Penguat obat sablon) Kaporit

5.2.1. Jenis tinta sablon manual memiliki beberapa jenis, diantaranya;

1. Tinta Rubber

Sesuai namanya, tinta ini memang memiliki bahan dasar karet (Eng:

rubber). Maka ketika kamu memegang hasil sablon rubber, tekturnya

akan terasa begitu elastis dan padat. Bila diterapkan pada sebuah kaos,

DKV BINUSA 149


tinta ini cocok untuk dipakai pada semua jenis dan warna t-shirt.

Tinta Rubber pun cocok bila dipakai sebagai tinta underbase untuk kaos

berwarna gelap, sebelum ditimpa lagi dengan tinta berwarna. Perihal

ketahanan, tinta rubber terbilang awet dan tahan lama kendati dicuci

berkali-kali dengan sedemikian rupa.

2. Tinta Superwhite

Hasil cetakan dari tinta superwhite ini terbilang unik. Prosesnya yang

cepat menyerap pada kain, menghasilkan kualitas warna putih yang

transparan di kaos gelap.

Sementara untuk tinta warnanya pun demikian. Malah cenderung

terlihat lebih pudar bila diaplikasikan pada kaos terang. Kendati begitu,

warnanya itu ternyata sangat cocok lho bila diaplikasikan pada gambar

desain bertema classic atau vintage.

DKV BINUSA 150


3. Tinta Plastisol

Bahan dasar tinta tersebut adalah PVC atau dalam keseharian kita

mengenali nya dengan nama minyak. Berkat bahan tersebut, proses

pengeringan pada hasil cetakan tinta sablon plastisol cukup memakan

waktu yang lama (susah kering di bawah suhu 160 Celcius). Akan tetapi

kalau sudah berhasil, tinta plastisol akan mengakar kuat pada

kain (re:awet). Terlepas dari uniknya itu, ada pula kelebihan yang

menonjol bila dibandingkan dengan tinta sablon manual lainnya, yakni;

kemampuannya dalam hal mencetak desain berukuran kecil secara

presisi.

4. Tinta Discharge

Tinta Discharge adalah tinta kombinasi antara Superwhite dan bahan

khusus. Kedua zat kimiawi tersebut pun menghasilkan sebuah cetakan

DKV BINUSA 151


sablon yang soft and natural. Penggunaan tinta jenis ini sangat terbatas,

misalnya; hanya berfungsi maksimal pada kaos hitam dan dongker.

ilustrasi dari squarespace.com

5. Tinta Glow in the dark

Guna menghasilkan sebuah tinta sablon yang menyala dalam gelap,

diperlukan trik khusus dalam hal mengombinasikan bahan-bahannya.

Ilustrasi dari pojokjahitnusantara.files.wordpress.com

DKV BINUSA 152


Tinta sablon glow in the dark biasanya dicampur dengan bahan fosfor

yang dikenal dapat menyerap cahaya dan memantulkan nya kembali

ketika gelap. Selain fosfor, bisa juga ditambah lagi dengan tinta rubber,

dan plastisol sebagai underbase agar hasilnya lebih maksimal.

6. Flocking

Flocking sebetulnya bukan cat/tinta seperti sablon lainnya, melainkan

kertas seperti beludru, di mana proses pembuatannya adalah dengan

dipress menggunakan mesin heater (panas), setelah terlebih dahulu

kaos yang akan dipress diberi lem khusus, sehingga kertas flocking

akan pindah ke kaos.

Perawatan terhadap sablon flocking haruslah extra, di mana sablon

(gambar) flocking tidak boleh disterika langsung atau dicuci

menggunakan mesin cuci. Tapi sensasi sablon ini memang luar biasa…

karena media beludru yang dijadikan sebagai gambar memang keren

abis.

DKV BINUSA 153


7. Foil

Sablon foil adalah salah satu jenis sablon yang dalam proses

pembuatannya menggunakan bahan kertas logam, prosesnya yaitu

dengan menggunakan press heater maka bahan kertas foil akan pindah

ke kaos.

8. Glitter

Sablon glitter adalah salah satu jenis sablon yang dalam proses

pembuatannya menggunakan bahan serbuk glitter, prosesnya yaitu

dengan menggunakan press heater maka bahan glitter akan pindah ke

kaos.

DKV BINUSA 154


5.2.2. Jenis-Jenis Tinta untuk Sablon DTG

Untuk jenis tinta pada Sablon DTG, Ciptaloka akan membahas 3 yang

terbaik dan sering Kami gunakan pada setiap pesananan kaos satuan atau

banyakan. Diantaranya:

1. Tinta Neo-Pigment Kornit

Tinta Neo-pigment Kornit merupakan salah satu jenis tinta yang

terkenal karena kualitasnya yang maksimal. Benda tersebut

dikembangkan oleh orang-orang ahli dan paham betul tentang zat

kimia.

DKV BINUSA 155


Bahan dasar pembuatan tinta ini adalah 100% Water Based. Neo-

Pigment Kornit pun sangat ramah terhadap lingkungan, bebas racun,

aman untuk bayi, dan adaptif terhadap kulit manusia.

Hasil cetakan Kornit Neo-Pigment di Ciptaloka.com

Melalui kelebihan itu, bisa dikatakan tinta kornit sudah sesuai dengan

standarisasi lingkungan, kesehatan, serta memenuhi pula standarisasi

untuk penghematan biaya produksi. Selain itu, beberapa kelebihan lain

dari produk tinta improt ini adalah intensitas pigmen nya yang tinggi,

sangat tidak mudah luntur.

Lewat kombinasi pewarnaan yang unik, seperti; CMYK + Green + Red

+ Grey, tinta kornit mampu mencetak sablon desain kaos

satuan maksimal baik di kaos terang maupun gelap.

2. Tinta Artistri Duppont

Kalau nama tinta ini sudah banyak dikenal oleh para pelaku bisnis

DTG. Merek tinta Artsitri dari Duppont adalah tinta legendaris yang

DKV BINUSA 156


menemani perjalanan mesin DTG dari awal kemunculan sampai

sekarang. Duppont sendiri merupakan tinta yang diproduksi di Amerika

Serikat. Beberapa orang masih menganggapnya sebagai jawara di dunia

sablon direct to garment karena kualitas tinta putihnya nan solid dan

tebal.

Ilustrasi dari Ciptaloka.com

Tinta Artistri Duppont yang berbasis air ini pun sangat awet meresap

pada kain. Soal pencetakan, sudah terbukti bahwa warna yang

dihasilkan sangat cemerlang dan tahan luntur. Bila ditambah dengan

proses pre-treatment yang bagus, konon tinta ini akan menghasilkan

kekuatannya yang maksimal. Umumnya Tinta Duppont banyak

digunakan untuk sablon kaos berwarna gelap. Sebab yang terkenal dari

mereka adalah kualitas dari tinta putihnya.

DKV BINUSA 157


3. Tinta Image Armor

Terakhir, ada merek tinta lain asal Amerika bernama Image Armor.

Tinta ini sering Ciptaloka gunakan sebagai alat pendukung dalam

mencetak desain pada sebuah kaos.

5.3. Langkah Membuat Cetak Saring (Sablon)

Langkah pembuatan cetak saring/ sablon ialah sebagai berikut;

a. Menyiapkan alat dan bahan cetak saring/ sablon. Diantaranya Screen,

obat afdruk, pengoles obat afdruk, busa, kaca, film diapositif, obat

penguat sablon, penyempot obat, dsb.

b. Mengoleskan obat afdruk pada screen (pasta dan sensitizer) pada ruang

gelap.

c. Mengeringkan obat afdruk menggunakan hair dryer

d. Menjemuran atau penyinaran. Penyinaran menggunakan cahaya

matahari terik cukup dengan 3-5 detik. Sedangkan penyinaran

menggunakan lampu, dapat dilakukan ±10 menit.

e. Penyemprotan hasil penyinaran sampai desain terlihat sempurna.

Setelah tahapan ini, dapat mengeringkan kembali screen dengan hair

dryer atau sinar matahari.

f. Penyemprotan penguat obat afdruk. Kemudian dikeringkan. Setelah

tahapan ini, screen dapat digunakan untuk mencetak karya.

Pada tahapan cetak karya, perlu menyiapkan bahan-bahan cetak

diantaranya; screen dengan desain, meja sablon, lakban, rakel, dan

DKV BINUSA 158


tentunya tinta sablon. Selanjutnya proses gesut karya pada media dan

selajutnya proses pengeringan dengan press kaos. Kaos siap dipakai

atau didistribusikan.

5.4. Langkah membersihkan screen sablon

Langkah membersihkan screen sablon ialah sebagai berikut;

a. Menyiapkan alat dan bahan untuk membersihkan screen (screen yang

akan dibersihkan, kaporit, busa/ kain halus, dan alat penyempot).

b. Campurkan kaporit dengan air sampai warna air berubah.

c. Oleskan ramuan di atas screen yang akan dibersihkan

d. Diamkan dalam waktu ±10 menit. Jangan sampai screen mongering

(tetap basah karena kaporit)

e. Gosok screen menggunakan kain halus/ busa.

f. Bilas screen dan pastikan screen benar-benar sudah bersih.

5.5. Digital Printing Cetak Mug dan Pin

5.5.1. Cetak Mug

DKV BINUSA 159


Tahapan cetak mug adalah sebagai berikut;

1. Siapkan gambar yang akan di cetak. anda bisa membuat gambar atau

desain cetak mug di sofware edit photo seperti photosop atau software

design seperti coreldraw atau ilustrator. Gambar yang dibutuhkan untuk

cetak sublimasi normalnya berukuran 8cm x 20cm dengan resolusi

gambar yang bagus 300px/cm.

2. Print gambar yang sudah anda buat dengan printer dan tinta sublim

pada kertas sublim atau inkjet. Untuk print setting dengan kualitas

terbaik, dan di cetak dengan setting miror image.

3. Potong gambar yang sudah anda print

4. Tempelkan ke permukaan mug dengan sisi gambar menempel pada

permukaan mug.

5. Lekatkan dengan lakban anti panas

6. Masukan ke dalam mesin press mug dengan suhu 200 derajat celcius

selama 150 detik

7. Keluarkan mug dari mesin press

8. Lepas kertas yang menempel pada mug keramik coating

9. Mug sudah tercetak dengan gambar yang anda buat.

DKV BINUSA 160


5.5.2. Cetak Pin

Alat dan bahan baku yang dibutuhkan antara lain:

o Mesin press PIN + Moulding

o Printer

o Gunting atau Circle Cutter

o Kertas (dianjurkan menggunakan kertas inkjet, agar warna gambar

lebih cerah)

o Kaleng PIN, Plastik PIN, Peniti (bahan baku utama PIN)

o Sticker Laminasi (glossy, doff, kanvas, glitter)

Langkah-langkah pembuatan PIN:

1. Desain PIN terlebih dahulu (berbentuk lingkaran)

2. Print (cetak) desain dengan printer

3. Potong kertas yang sudah dicetak gambar (berbentuk lingkaran)

menggunakan gunting atau circle cutter

DKV BINUSA 161


4. Lapisi dengan sticker laminasi yang juga telah dipotong berbentuk

lingkaran

5. Taruh bahan baku utama PIN (kaleng, plastik, peniti) ke alat press

PIN

6. Taruh kertas bergambar yang telah dilapisi laminasi ke alat press PIN

7. Press PIN dengan alat press PIN. Pin telah siap.

DKV BINUSA 162


DAFTAR PUSTAKA

Cetak, Dapur Mug. 2018. Cara Cetak Mug Sublimasi. Dipublikasikan pada 11 Juli

2018. https://dapurmugcetak.id/2018/07/11/cara-cetak-mug/

Diana, Davies. 1990. Harrap's Illustrated Dictionary of Art and Artists. Harrap

Books Limited

Fotografi, Digital. 2015. Mengenal Angle dalam Fotografi. Dipublikasikan 2015.

http://digitalfotografi.net/mengenal-angle-dalam-fotografi/.

Indonesia, KEE. 2019. Beberapa Macam Teknik Pengambilan Gambar.

Dipublikasikan pada 24 Juli 2019.

https://www.keeindonesia.com/blogs/keelesson/beberapa-macam-teknik-

pengambilan-gambar.

Kamerashot. 2017. 20 Teknik Komposisi Foto untuk Meningkatkan Skill Fotografi.

Dipublikasikan pada 21 Agustus 2017. https://www.kamerashot.com/belajar-

komposisi-foto/

Media, Grafis. 2015. Mengenal Fungsi Adjusment panel tool di Photoshop.

Dipublikasikan pada Agustus 2015. https://www.grafis-

media.website/2015/08/mengenal-fungsi-adjustments-panel-tool.html

Muttaqin, Imam. 2016. Fungsi-fungsi Tool pada Menubar Filter Photoshop.

http://tentangwebsites.blogspot.com/2015/11/fungsi-fungsi-tool-pada-

menubar-filter.html

DKV BINUSA 163


Pendidikan, Guru. 2019. Sketsa : Pengertian, Manfaat, Fungsi, Jenis, Unsur,

Teknik & Contohnya Lengkap. Dipubliasikan 4 Maret 2019. Laman:

https://seputarilmu.com/2019/03/sketsa.html.

Riduan. 2018. Fungsi Shaping pada CorelDraw. Dipublikasikan pada 20 Mei 2018.

https://www.tutoriduan.com/2018/05/fungsi-shaping-pada-coreldraw.html

Sanyoto, Sadjiman Ebdi. 2010. Nirmana, Elemen-Elemen Seni dan Desain.

Yogyakarta: Jalasutra.

SanDesStock. 2015. Unsur Desain Komunikasi Visual. Dipublikasikan 2 Juli 2015.

https://www.sangdes.com/2015/02/unsur-unsur-desain-komunikasi-

visual.html

Studio, Kiirioi. 2014. Istilah dalam Editing Video. Dipublikasikan pada 11 Maret

2014. http://kiiroistudio.blogspot.com/2014/03/istilah-dalam-video-

editing.html

DKV BINUSA 164

Anda mungkin juga menyukai