1
M. Ihsanuddin, Muhammad Yunus, dan M. Faqih.(2022).Pernikahan Online dalam Perspektif
Hukum Islam dan Hukum Negara.Jurnal Hukum Keluarga Islam, Volume 19, Nomor 1, Halaman 1-
17
2. Rukun dan Syarat Pernikahan Melalui Internet
Pernikahan melalui internet, yang merupakan fenomena baru dalam
ranah pernikahan modern, memunculkan pertanyaan tentang syarat dan
rukun pernikahan. Meskipun tidak ada standar global yang mengatur
pernikahan melalui internet, beberapa syarat umum dan prinsip-prinsip
yang harus dipenuhi biasanya mencakup aspek-aspek berikut.
b. Dokumentasi Identitas
Calon mempelai harus menyediakan dokumen identitas yang sah,
seperti paspor atau kartu identitas, untuk membuktikan identitas dan
keberadaan mereka. Dokumen ini penting untuk mengonfirmasi keabsahan
pernikahan dan menghindari penipuan.
d. Saksi
Dalam beberapa kasus, pernikahan melalui internet membutuhkan
kehadiran saksi yang dapat memastikan bahwa pernikahan dijalankan
dengan benar. Saksi ini seringkali harus bersaksi di depan notaris atau
pejabat yang sah untuk mengonfirmasi pernikahan.
e. Pembayaran Biaya dan Izin
Calon mempelai mungkin perlu membayar biaya dan memperoleh izin
resmi dari otoritas setempat atau nasional. Izin ini mengonfirmasi bahwa
pernikahan dapat dilaksanakan dan diakui oleh pemerintah setempat.
f. Pendidikan Pra-Nikah
Beberapa yurisdiksi mungkin memerlukan pasangan untuk mengikuti
pendidikan pra-nikah sebelum mereka dapat menikah secara sah.
Meskipun ini tidak selalu diperlukan dalam pernikahan melalui internet,
namun pendidikan ini dapat memberikan persiapan bagi pasangan untuk
menjalani kehidupan pernikahan yang sukses.
a. Ijab Kabul
Ijab kabul adalah rukun pertama dalam pernikahan Islam. Ijab adalah
tawaran atau penawaran dari pihak wali (atau calon pengantin pria jika
tidak memiliki wali) kepada calon pengantin wanita. Kabul adalah
penerimaan atau persetujuan dari calon pengantin wanita terhadap tawaran
tersebut. Ijab kabul ini merupakan ungkapan tegas dari kedua belah pihak
yang menunjukkan kesepakatan dan persetujuan untuk menikah.
b. Wali
Wali adalah seorang wakil dari calon pengantin wanita, biasanya ayah
atau saudara laki-laki terdekatnya, yang memiliki tanggung jawab untuk
memberikan izin pernikahan atas nama calon pengantin wanita.
Keberadaan wali sangat penting dalam menjamin sahnya pernikahan
dalam Islam. Wali ini bertanggung jawab untuk memastikan kesepakatan
pernikahan sesuai dengan hukum Islam dan mengikuti prinsip-prinsip
moral yang dianut dalam agama.
d. Mahar
Mahar adalah harta atau nilai yang diberikan oleh calon pengantin pria
kepada calon pengantin wanita sebagai tanda keseriusan dan tanggung
jawabnya dalam pernikahan. Mahar merupakan hak mutlak dari calon
pengantin wanita, dan jumlahnya dapat disepakati antara kedua belah
pihak. Pemberian mahar ini menunjukkan niat baik dan komitmen serius
dari calon pengantin pria untuk merawat dan memberikan perlindungan
kepada calon pengantin wanita.
e. Khutbah Nikah
Khutbah nikah adalah prosesi di mana seorang penceramah agama
memberikan nasihat-nasihat dan doa-doa kepada pasangan pengantin dan
para hadirin. Khutbah ini mencakup nasihat-nasihat moral, etika, dan tata
cara dalam membina rumah tangga yang islami. Khutbah nikah
memberikan arahan dan pedoman bagi pasangan pengantin agar mereka
memahami tanggung jawab mereka dalam membina rumah tangga yang
bahagia dan harmonis.
Dalam Islam, rukun-rukun ini membentuk dasar dari sebuah
pernikahan yang sah. Mereka mencerminkan prinsip-prinsip keadilan,
kesepakatan sukarela, tanggung jawab, dan rasa hormat dalam hubungan
pernikahan. Kehadiran dan pemenuhan rukun-rukun ini memberikan dasar
yang kuat untuk membangun hubungan pernikahan yang berlandaskan
cinta, pengertian, dan komitmen.
Penting untuk diingat bahwa rukun pernikahan ini tidak hanya
berlaku dalam pernikahan melalui internet, namun juga dalam pernikahan
konvensional. Oleh karena itu, baik pasangan yang menikah secara
tradisional maupun melalui internet harus memastikan bahwa mereka
memahami dan memenuhi semua rukun pernikahan ini dengan penuh
kesadaran dan integritas. Dengan memahami makna dan pentingnya rukun
pernikahan, pasangan dapat membangun ikatan pernikahan yang kokoh
dan langgeng, sesuai dengan ajaran agama dan nilai-nilai moral yang
dianut dalam Islam.2
2
A. M. Arief Satriawan.(2022).Pernikahan Online dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum
Perdata Indonesia.Jurnal Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah, Volume 17, Nomor 2, Halaman 199-212
a. Persiapan dan Persetujuan
Sebelum memulai proses pernikahan melalui internet, pasangan harus
mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan, seperti identitas
resmi, bukti persetujuan dari kedua belah pihak, dan persyaratan lain
sesuai hukum yang berlaku di negara mereka. Pasangan juga harus
menentukan waktu yang sesuai untuk melaksanakan pernikahan online ini
dan mendapatkan persetujuan dari semua pihak yang terlibat.
3
Izzatul Mubarokah.(2022).Pernikahan Online dalam Pandangan Hukum Islam di Indonesia.Jurnal
Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah, Volume 17, Nomor 2, Halaman 213-226