Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH HUKUM ADAT

PENELITIAN

SITUS KAWALI

Dosen Pengampu Fahrul Rozi Edward.S.H.,M.H

Semester 3A

Disusun Oleh :

Muchammad Farid 202129075


Farhan Ananta 202129009
Muhammad Nooh 202129022
Puji Pyrosena Putri 202129036
Agnia Nur Fitriani 202129046
Selvi Setiawanty 202129063
Fuja Febrianti 202129003

SEKOLAH TINGGI HUKUM GARUT

2022
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Tanpa adanya penelitian secara lapangan, maka ilmu pengetahuan tidak akan
bertambah maju, terutama dalam penelitian di sebuah daerah peradaban kerajaan
masyarakat indonesia. Dimana dalam setiap aspek kehidupan manusia sejak jaman
kerajaan hingga jaman modern saat ini tidak terlepas dari yang namanya sebuah
peraturan, peraturan itu tidak tertulis dalam bentuk hukum adat. Dengan kata lain
hukum adat mempunyai fungsi manfaat dalam pembangunan. Karena hukum adat
merumuskan keteraturan perilaku mengenai peranan, perilaku perilaku dengan segala
akibat-akibatnya dirumuskan secara menyeluruh, pola penyelesaian sengketa yang
kadang bersifat simbiolis.
Hukum adat ini lahir dan dipelihara oleh putusan-putusan para warga
masyarakat hukum terutama keputusan kepala rakyat atau kepala pemimpin atau raja
yang membantu pelaksanaan perbuatan hukum itu atau dalam hal bertentangan
kepentingan dan keputusan para hakim mengadili sengketa sepanjang tidak
bertentangan dengan keyakinan hukum rakyat.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan hukum adat di
Indonesia ini, diantaranya magis dan animisme, pengaruh faktor magis dan animisme
di indonesia berpengaruh besar dalam perkembangan hukum adat terutama hal ini
pada lingkungan wilayah kerajaan. Adapun faktor agama, dan faktor kekuasaan.
Hukum adat harus dipertahankan keadaannya karena adanya kesadaran hukum dari
masyarakatnya.

2. Rumusan Masalah
 Bagaimana sejarah keberadaannya Situs Kawali ?
 Apa bukti peradaban Kerajaan Galuh di Situs Kawali?
 Bagaimana pengaruh adat di lingkungan Situs Kawali ?
3. Tujuan
 Untuk mengetahui sejarah Situs Kawali.
 Untuk peninggalan peradaban Kerajaan Galuh di kawali jaman dahulu.
 Untuk mengetahui pengaruh adat di lingkungan kawali.
BAB II
PEMBAHASAN

Situs Astana Gede Kawali terletak di Dusun Indrayasa, Desa Kawali, Kecamatan
Kawali, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat. Situs yang berjarak sekitar 15 km arah
utara dari kota ciamis berada di bagian timur kaki gunung Sawal.

Secara umum, situs astana gede kawali merupakan komplek makam, terbagi atas
beberapa halaman yang berundak-undak. Di teras paling atas terdapat makam tokoh penyebar
agama islam. Pada halaman bawahnya terdapat peninggalan arkeologis berupa enam prasasti
dan batu palinggih. Prasasti prasasti tersebut walaupun tidak mencantumkan angka tahun,
namun berdasarkan bentuk huruf dan bahasanya, diperkirakan berasal dari abad ke-14
Masehi. Tokoh yang disebutkan di dalam prasasti ialah Niskalawastu Kancana, yakni salah
seorang raja sunda yang cukup terkenal. Situs astana gede kawali diperkirakan merupakan
bagian dari keraton Surawisessa yang berfungsi sebagai kabuyutan, yang dalam naskah Ratu
Pakuan disebut Sunialaya. Pada saat Niskalawastu Kencana menjadi raja, keraton Surawisesa
yang tadinya berfungsi sebagai kbuyutan menjadi pusat pemerintahan. Kerajaan galuh dan
sunda merupakan kerajaan besar di tatar sunda pada sekitar abad VIII M. Dua kerajaan ini
merupakan keberanjutan dari kerajaan Tarumanegara. Meskipun dalam perjalanan sejarahnya
dua kerajaan ini bersatu dibawah nama kerajaan sunda, namun berpisah lagi menjadi kerajaan
galuh dan kerajaan sunda. Hingga akhirnya pada masa pemerintahan Sri Baduga Maharaja
(1482-1521 M), kedua kerajaan ini bersatu lagi dibawah nama kerajaan sunda. Kemudian
pusat pemerintahan berpindah dari galuh pakuan (ciamis) ke pakuan pajajaran di bogor
hingga runtuhnya 1579 M. Situs astana gede kawali memiliki dua lapisan budaya, yakni masa
pengaruh hindu yang merupakan peninggalan kerajaan galuh dan kerajaan sunda, serta masa
pengaruh islam yang ditandai oleh makam-makam keturunan kesultanan cirebon. Penamaan
astana gede berasal dari bahasa sunda yang berarti ‘’KUBURAN BESAR”. Kuburan besar
yang dimaksud adalah tempat dimakamkannya tokoh-tokoh yang berperan penting dalam
sejarah tatar sunda.

Prasasti Kawali
Prasasti Kawali I

Prasasti ini dipahatkan pada batu andesit berbentuk persegi empat tidak beraturann. Tulisan
yang dipahatkan berjumlah 10 baris di bagian depan dan juga terdapat tulisan lainnya di
tepian batu. Isi atau maksud dari prasasti tersebut adalah agar para penerus Niskalawastu
Kancana selalu berbuat kebajikan sehingga mendapat kebahagiaan selama hidup di dunia.

Alih bahasa :

Ia

Inilah tanda bekas beliau yang mulia Prabu Raja Wastu yang berkuasa di kota kawali, yang
memperindah kedaton surawisesa, yang membuat parit di sekeliling ibu kota, yang
memakmurkan seluruh desa. Semoga ada penerus yang melaksanakan berbuat kebajikan agar
lama jaya di dunia

Ib

Jangan dirintangi

Janganlah diganggu

Yang memotong akan hancur

Yang menginjak akan roboh.


Prasasti Kawali II

Prasasti kawali II dipahatkan pada lempengan batu andesit, berbentuk segi lima tak beraturan.
Terdapat tujuh baris tulisan. Prasasti kawali II ini menunjukan atau berisi sebuah harapan
kepada orang-orang yang tinggal di daerah kawali untnuk melaksanakan keadilan dan
kemakmuran agar dapat menang di dalam peperangan.

Alih bahasa :

Semoga ada yang menghuni di kawali ini yang melaksanakan kemakmuran dan keadilan agar
unggul dalam perang.

Prasasti Kawali III

Prasasti ini berbentuk batu tegak.aksara pada batu ini tertulis “Sang Hyan Linga Binba”.
Prasasti ini disebut juga sebagai batu panyandaan oleh msayarakat sekitar. Panyandaan
diartikan sebagai tempat bersandar. Prasasti ini juga dipercaya masyarakat sekitar sebagai
tempat disemayamkannya abu jenazah Prameswari Dewi Lara Lingsing, istri Prabu Lingga
Buwana, yang gugur dalam perang bubat.

Prasasti Kawali IV
Berbentuk batu tegak, berbahan batu andesit. Pada prasasti ini terdapat tulisan “sang Hyan
Linga Hyan”. Menurut cerita masyarakat, prasasti ini disebut sebagai batu panyandungan,
yang berarti mempunyai istri lebih dari satu. Prasasti ini dipercaya oleh masyarakat sekitar
sebagai tempat disemayamkannya abu jenazah Prabu Lingga Buana yang gugur dalam perang
bubat.

Prasasti Kawali V

Prasasti ini dipahatkan pada batu andesit berbentuk segi lima tidak beraturan. Pada bidang
atas terdapat pahatan sepasang telapak kaki dan telapak tangan kiri, goresan-goresan
membentuk bidang-bidang segi empat dengan ukuran berbeda.bidang-bidang segi empat ini
terdiri dari perpotongan lima garis sejajar dan sembilan garis melintang. Dari perpotongan
kedua garis ini menghasilkan 45 kotak dengan ukuran yang berbeda-beda terdapat pendapat
yang mengatakan bahwa gambar kotak-kotak yang terdapat pada prasasti ini merupakan
kalender yang digunakan untuk menghitung atau menentukan hari yang dianggap baik,
adapun telapak kaki dan tangan diartikan sebagai simbol kekuasaan. Di sebelah kiri bidang-
bidang datar persegi tersebut terdapat tulisan “anana” yang berarti sendiri.

Prasasti Kawali VI
Dipahatkan pada lempeng batu andesit berbentuk segi empat tak beraturan.

Alih bahasa :

Ini peninggalan dari [yang] astiti [dari] rasa yang ada, yang menghuni kota ini jangan berjudi
bisa sengsara.

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran

DAFTAR PUSTAKA
https://simpus.mkri.id

https://ejournal.iahntp.ac.id

Selebaran dari kementrian pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi balai pelestarian cagar
budaya provinsi banten.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai