Anda di halaman 1dari 2

Makalah

Akhlak dalam Sosial

1. Latar Belakang
Seperti diketahui Indonesia merupakan negara pluralisme yang mana artinya
adalah negara yang menganut paham untuk menghargai adanya perbedaan dalam
suatu masyarakat dan memperbolehkan kelompok yang berbeda untuk tetap menjaga
keunikan budayanya masing-masing. Namun pada faktanya penerapan paham tersebut
tidak sempurna bukti nyatanya dapat kita lihat ketika penganut agama non islam ingin
membangun sebuah tempat ibadah sering kali mendapatkan penolakan-penolakan dari
masyarakat sekitar.

2. Pembahasan
Islam sebenarnya telah mengajarkan umatnya untuk memiliki rasa toleransi
dalam bersosial tidak terkecuali toleransi terhadap umat agama lain. Umat muslim
mempunyai dasar yang kuat untuk memahami perbedaan pada masyarakat yang
tercermin pada surat Al-Hujurat ayat 13 yang berbunyi “Hai manusia, sesungguhnya
Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah
orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi
Maha Mengenal.”
Dalam ayat tersebut tersirat sebuah sunnatullah yaitu terdapat perbedaan
diantara umat manusia di muka bumi. Sebuah bukti toleransi umat islam dapat kita
lihat pada perjanjian Madinah yang dilakukan oleh nabi SAW dengan masyarakat
Madinah yang heterogeny, nabi menyadari akan perbedaan tersebut dan akhirnya
membuat perjanjian tersebut.
Allah Swt. menetapkan perbedaan sebagai sunnah-Nya sangat beralasan.
Pertama, penghargaan terhadap kehidupan umat manusia. Artinya manusia dibimbing
oleh Allah Swt. untuk melihat perbedaan bukan sebagai dalih permusuhan atau
perseteruan namun sebagai tolak ukur manusia untuk menyadari seberapa jauh
mereka menghargai sebuah kehidupan manusia di bumi tanpa adanya saling menekan
satu sama lain tetapi menyelaraskan dengan saling membantu dan tolong menolong.
Kedua, kebutuhan dasar manusia untuk bersaing. Jika dilihat sepintas
kebutuhan ini berkonotasi negatif, namun jika dipahami lebih jauh hal ini wajar
karena sifat manusia secara individual memerlukan pengakuan eksistensi dirinya.
Ketiga, perintah Allah bagi setiap muslim untuk berlaku adil terhadap
siapapun meski mempunyai keyakinan yang berbeda. Penekanan berbuat adil
menggambarkan sifat manusia yang kerapkali cenderung menyimpang dari nilai-nilai
yang seharusnya seperti keadilan disebabkan perbedaan yang diyakininya. Asbabun
nuzul dari surat an-Nisaa ayat 105-113 menunjukkan pembelaan Allah terhadap umat
Yahudi yang diperlakukan tidak adil. Tidak seharusnya seseorang diperlakukan tidak
adil hanya karena berbeda keyakinan. Keempat, pemuliaan wujud manusia sebagai
bani Adam yang semua harus diperlakukan sama.
3. Kesimpulan dan Pesan
Dari penjelasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa perbedaan yang
kita alami saat ini merupakan sunnahtullah Allah Swt. menciptakan umatnya berbeda-
beda untuk saling mengenal dan menghargai serta untuk bersaing dalam hal yang
positif karena sifat manusia yang membutuhkan pengakuan.
Pesan yang ingin saya sampaikan adalah perbedaan yang terjadi seharusnya
bukan menjadi sebuah problematika justru menjadi ajang untuk saling mengenal dan
bekerjasama dalam bidang sosial.

Daftar Pustaka
Kurdi, S. (2017). Masyarajat ideal dalam al-qur’an (pergulatan pemikiran
ideologi negara dalam islam antara formalistic dan substansialistik). Jurnal
Khazanah: Jurnal Studi Islam dan Humaniora, 14(1), 43-57.

Anda mungkin juga menyukai