Anda di halaman 1dari 2

Kisah Hidup St.

Fransiskus Asisi

Cerita dimulai sekitar pertengahan abad ke – 12. Hiduplah seorang bernama Pietro Bernardone
yang bekerja sebagai pedagang kain. Karena ketekunannya dalam berdagang kain dan juga
peninggalan kekayaan dari keluarganya, Pietro menjadi seorang yang sangat kaya raya. Ia lalu
menikah dengan seorang wanita Perancis bernama Pica De Bourlemont. Dari pernikahan
tersebut, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang tampan dan mereka memberinya nama
Fransiskus. Fransiskus lahir sekitar tahun 1181. Karena hidup dalam keluarga kaya, Fransiskus
terdidik untuk hidup glamor dan suka menghambur-hamburkan harta ayahnya.

Di tahun 1202, Fransiskus ikut dalam perang Asisi melawan Perugia. Saat itu ia tertangkap dan
di sekap selama setahun sampai akhirnya ia jatuh sakit yang sangat serius. Dimasa inilah dia
mulai berubah. Dia mendapat panggilan dari Tuhan untuk hidup meninggalkan hidup duniawi.
Rasa cintanya pada Tuhan terus tumbuh hingga suatu peristiwabenar-benar membuatnya yakin
untuk mengikuti Tuhan.

Pada waktu itu Fransiskus sedang bepergian menggunakan kuda. Tiba-tiba di tengah jalan ia
bertemu dengan seseorang yang menderita sakit kusta. Walanya ia berpikir untuk
meninggalkan orang tersebut dan memutar arah berlawanan, namun ia kembali teringat akan
tekadnya untuk terus mencintai Tuhan. Akhirnya ia mencoba memberanikan diri untuk
mendatangi orang kusta itu, lalu mencium tangannya dan memberikan sedekah untuknya.
Setelah itu ia kembali naik keatas kudanya. Ketika ia berbalik untuk mengucapkan selamat
tinggal kepada orang itu ternyata ia tidak melihat seorangpun disana. Betapa terkejutnya dia,
namun disini ia tahu bahwa orang kusta itu sebenarnya adalah Yesus yang menampakkan diri
kepadanya dalam wujud penderita kusta. Dari pengalaman inilah ia kemudian begitu mencintai
orang-orang miskin dan sakit, lalu memutuskan juga untuk hidup miskin. Pada saat ia pergi ke
Roma ia menukarkan bajunya yang mahal dengan baju dari sorang pengemis. Uang yang ia
dapat lalu ia bagi-bagikan kepada setiap pengemis yang dijumpainya. Mulai sejak saat itu ia
mulai mengemis dan hasilnya ia bagikan kepada pengemis-pengemis lainnya.

Pada suatu hari, Fransiskus sedang berdoa di Gereja San Damiano dan hal mengejutkan lainnya
terjadi lagi. Dia mendengar suara Tuhan yang berkata “Fransiskus, Fransiskus, pergi dan
perbaiki rumahku yang seperti kamu lihat, hampir roboh”. Ia lalu berpikir bagaimana caranya
memperbaiki sebuah gereja dengan penghasilannya setiap hari cuma dari mengemis.

Akhirnya ia berpikir untuk kembali ke rumah ayahnya dan menjual setumpuk kain ayahnya
yang sangat mahal sebagai modal untuk membangun gereja tua itu.
Ayahnya mengetahui hal tersebut dan menjadi sangat marah. Ia memanggil Fransiskus dan
mengurungnya didalam kamar. Namun Fransiskus berhasil kabur dengan bantuan ibunya dan
pergi kepada Uskup Asisi. Namun, Pietro ayah dari Fransiskus mengejarnya dan
mendapatinya. Kemudian Pietro mengancam Fransiskus untuk mencabut hak warisnya dan
tidak akan mengakuinya lagi sebagai seorang anak.

Ketika mendengar hal tersebut, Fransiskus malah melepaskan pakaiannya dan mengembalikan
semuanya kepada ayahnya termasuk uang yang dimilikinya saat itu. Disinilah ia benar-benar
kehilangan semua harta duniawinya.

Melihat Fransiskus yang tidak mengenakan pakaian, Bapa Uskup kemudian memberinya
sebuah jubah milik seorang tukang kebun tua. Sejak saat itu fransiskus mulai memakai pakaian
kasar yang diikat dengan tali dan tanpa sepatu. Ia mulai masuk pada kehidupan yang sangat
miskin dan mulai mengajarkan penebusan dosa ditahun 1208.

Ternyata gaya hidup mulai diikuti oleh beberapa pemuda lainnya. Mereka berjumlah sebelas
orang. Mereka pergi ke Roma dimana Bapa Paus Inosensius ketiga memberikan restu pendirian
Ordo Fransiskan di tahun 1209. Teladan kesederhanaan dan kemiskinan yang dianut oleh Ordo
ini bersumber dari perkataan Yesus sendiri, yang berbunyi demikian “Jikalau engkau hendak
sempurna, pergilah, jualah segala milikmu dan berikanlah itu pada orang-orang miskin, maka
engkau akan beroleh harta di Surga. Kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku”.

Karya Fransiskus semakin lama semakin berkembang sehingga ia turut membuka jalan untuk
menuju kesempurnaan dengan mendirikan ordo kedua Fransiskan yang dipimpin oleh St.
Clara. Beberapa saat setelah itu, ia juga mendirikan ordo ketiga bagi semua orang yang hidup
di luar biara tetapi ingin hidup dengan spiritualitas Fransiskan.

Cintanya kepada Tuhan membuatnya hidup semakin kudus dan menganggap seluruh makhluk
hidup adalah saudaranya sendiri.

Beberapa tahun sebelum meninggalnya, Fransiskus mulai buta dan menderita sakit parah. Di
tahun 1224, ia menerima karunia dari Tuhan yang paling istimewa. Dia diizinkan ikut
menderita lima luka Yesus dikedua tangan, kaki, dan lambungnya lewat suatu luka yang
dinamakan stigmata. Luka yang menyakitkan dan tidak dapat disembuhkan ini tidak lantas
membuatanya menjadi sedih. Hidupnya hanya dia fokuskan kepada Tuhan dan bukan kepada
dirinya sendiri. Fransiskus wafat pada tanggal 4 Oktober tahun 1226 di kota Asisi.

Anda mungkin juga menyukai