Anda di halaman 1dari 13

Tugas Agama Katolik Makalah

Nama : Mario Fransisco Leonardo Antonio

Sekolah : SMKN 1 Kintap

Kelas : XI TKR

Sto. Fransiskus Assisi


 Kronologi Hidup Santo Fransiskus Assisi
26 September 1181 lahir di Assisi, Italia.

1201 Ikut berperang membela Assisi melawan Perugia, dan tertawan selama 1 tahun.

1204 Sakit parah hingga mengalami krisis iman.

1205 Pergi ke Puglia untuk berperang dan singgah di Spoleto.

24 Februari 1209 menyerahkan seluruh hidupnya kepada Tuhan.

1209 Bersama kesebelas temannya menghadap Paus Inosensius III di Roma.

28 Maret 1211 mendirikan Ordo Klaris yang dipimpin Oleh Klara Assisi.

8 Mei 1213 diberi sebidang tanah di Gunung La Verna oleh bangsawan bernama Orlando
di Chiusi.

1215 Menghadiri Konsili Lateran IV di Roma.

1216 Menerima anugerah Bapa Paus Honorius III atas kapel Porziuncula sebagai kapel
pengampunan dosa.

1217 Mengirim anggota ordonya ke seluruh Italia, lalu ke Prancis , Jerman, Spanyol, dan
ke Timur.

1219 Pergi ke Mesir bersama beberapa temannya.

1220 Berziarah ke tanah suci Palestina

1221 -.1222 Berkeliling Italia hingga pulau Sicilia dan Bologna, Italia Utara.

29 November 1223 Paus Honorius III mengakui secara resmi aturan ordo Fransiskan.

13 September mendapat stigmata ketika sedang berdoa di Gunung La Verna.

3 Oktober 1226 meninggal dunia di Porziuncula.

16 Juli 1228 dinyatakan kudus oleh Bapa Paus Gregorius IX.


 Suka Berfoya–foya
Fransiskus Bernardone lahir di Assisi, di daerah Pegunungan Umbria, Italia pada tanggal 26
september 1181. Ayahnya adalah Pietro Bernardone, seorang pedagang kain yang kaya raya
sedangkan Ibunya adala Pica Bourlemont, seorang putri bangsawan Prancis. Saat Francis lahir,
ayahnya sedang pergi untuk urusan dagangnya. Ibunya lalu membaptisnya dengan nama
Giovani Bernardone pada hari raya Yohanes Pembaptis dengan harapan kelak menjadi
pemimpin agama seperti Yohanes Pembatis.

Saat ayahnya pulang, ia tidak setuju anaknya diberi nama itu, maka ia pun mengganti nama
anaknya dengan Francesco( Fransiskus). Fransiskus adalah salah satu dari tujuh anak Pietro
Bernardone. Fransiskus tidak suka dengan ayahnya yang selalu berpergian untuk urusan
dagang, meski atas usaha ayahnya, Fransiskus dan keluarganya hidup bergelimang harta.
Sebagai bentuk perlawanan kepada ayahnya, Fransiskus lebih suka mengurung diri dengan
dengan membaca buku bermacam-macam bahasa. Maka, tak heran jika ia sangat fasih bicara
berbagai bahasa asing, termaksud Latin.

Ia juga bersekolah di sekolah yang paling bagus dan mahal atas biaya ayahnya. Sikapnya
memang aneh. Di satu sisi ia tidak menyukai ayahnya yang selalu mengejar harta, tapi ia tidak
menyadari bahwa uang ayahnyalah yang membuatnya bisa membaca banyak buku dan
bersekolah disekolah yang bagus. Fransiskus seorang anak yang periang. Ia juga menyukai
keramaian dan pesta. Bagi Fransiskus, tidak ada yang lebih menyenangkan dari pada berpesta
dengan teman – temannya. Hidupnya yang bergelimang harta menjadikannya seorang pemuda
yang suka berfoya-foya.
Para pemuda dikota Assisi senang bergaul dengan Fransiskus karena ia tidak kikir. Semua
orang bahkan ingin menjadi temannya. Setiap malam ia berhura-hura bersama teman-
temannya. Sering kali mereka membawa alat musik dan memintanya untuk menyanyi karena
ia pandai bernyayi, dan suaranyapun merdu. Fransiskus juga selalu memberi mereka makanan
dan minuman.

Pada tahun 1201 terjadi perang saudara antara Assisi dan Perugia. Fransiskus bersama
teman-temannya berusaha mempertahankan kota Assisi. Tetapi ,usaha mereka tidak berhasil.
Mereka ditangkap lalu dikurung didalam penjara di Collestrada selama setahun. Meski
demikian, Fransiskus tidak merasa sedih. Ia tetap riang gembira. Teman-temannya merasa
kesal namun dengan tertawa Fransisikus menjawab mereka dengan berkata agar mereka tidak
putus asa. Tahun 1203, Fransiskus kembali ke Assisi. Dan pada tahun 1204 ia sakit parah. Hal ini
membuatnya krisis Iman.

 Ingin Menjadi Kesatria


Tahun 1205 Fransiskus ikut berperang dan mendapat gelar Kesatria. Itulah keinginanya dan
ayahnya, namun tidak demikian kehendak Tuhan. Namun pada malam harinya Fransiskus
bermimpi. Ia seperti berada dalam sebuah ruangan luas. Pada dindingnya tampak banyak
senjata dan perisai. Fransiskus asyik memilih senjata dan perisai. Fransiskus menafsirkan
mimpinya bahwa ia pantas menjadi kesatria.

Besoknya Fransiskus berangkat ke Puglia unutk bergabung dengan pasukan Gualtiero Brienne.
Dalam perjalanannya menuju Puglia, Fransisikus berhenti di Spoleto untuk beristirahat. Dalam
tidurnya ia bermimpi mendengar suara ‘’ Fransiskus kembalilah ke rumah! Mengapa engkau
mengabdi kepada hamba, bukan kepada Tuan? Siapa yang lebih besar, Tuan atau hamba?’’
‘’ Tentu saja Tuan,’’ jawab Fransiskus.

Sesaat kemudian, Fransiskus terjaga. Ia merenungkan arti mimpinya. Hati kecilnya berkata
bahwa itu adalah suara Tuhan yang hendak mengingatkan dia. Bukankah Tuhan yang memiliki
segala-galanya? Maka keesokan harinya Fransiskus kembali ke Assisi. Keinginannya untuk
menjadi seorang kesatria dibuangnya jauh-jauh. Penduduk Kota Assisi heran begitupulah
dengan teman-temannya. Mereka mengejek Fransiskus karena tidak mendapat gelar kesatria.
Fransiskus tidak menjawab ejekan teman-temannya. Ia, diam tidak mengeluarkan sepata
katapun. Tidak ada gunanya, pikir Fransiskus. Suara itupun tidak dapat dilupakan Fransiskus.
Dan kini Fransisikun sudah bosan berpesta. Uang yang dipakainya untuk berhura-hura kini
diberikannya kepada orang-orang miskin. Fransiskus yang dulunya senang dengan keramaian
kini lebih suka mencari tempat yang sunyi untuk berdoa. Dan satu –persatu temannyapun pergi
meninggalkannya.

 Menghayati Kemiskinan
Pada suatu hari Fransiskus pergi ke Roma untuk berziarah di makam Santo Petrus. Setelah
berdoa, Fransiskus melihat kotak derma yang hanya berisi sedikit uang. Fransiskus lalu
berderma cukup banyak. Setelah itu ia mengganti pakaiannya dengan pakaian compang -
camping lalu mengemis di depan pintu gereja. Hasilnya ia dermakan kepada gereja. Fransisikus
sungguh – sungguh ingin mereasakan dan menghayati makna kemiskinan.

Sepulang dari Roma Fransiskus benar – benar berubah. Ia sering berkeliling kota dengan
penampilan yang mencerminkan kemiskinan sambil tak henti-hentinya menyampaikan kabar
gembira kepada orang – orang yang dijumpainya. Banyak orang geli melihatnya. Tak jarang,
anak-anak mengejeknya. Ia menerima semua ejekan, penghinaan, dan penderitaan itu dengan
hati gembira. Fransiskus juga menjadi sahabat dan penghibur orang-orang miskin dan para
penderita kusta.
Pada suatu hari Fransiskus berdoa di depan salib Yesus yang ada di dalam gereja San
Damiano. Tiba-tiba terdengar suara ,’’ Fransisikus perbaikilah rumahku!’ Fransiskus
menafsirkan mimpinya sebagai perintah Tuhan agar dirinya memperbaiki bangunan gereja.
Maka, Fransiskus mengambil kain dagangan milik ayahnya dan menjualnya. Uangnya ia berikan
kepada imam gereja San Damiano dengan pesan agar uang itu digunakan untuk memperbaiki
gereja.

Ayah Fransiskus sering mendengar cerita penduduk tentang perubahan sikap Fransiskus. Ia
merasa malu dan terhina dengan sikap Fransiskus. Maka ketika Fransiskus kembali ke
rumah,ayahnya memarahinya. Ayahnya tidak ingin fransiskus melakukan hal yang dianggapnya
konyol itu. Lalu ia menbujuk Fransiskus supaya mau kembali seperti dulu lagi, tetapi Fransiskus
menolaknya. Hal itu membuat ayahnya marah. Fransiskus dilarang pergi dari rumah. Ia
dikurung ayahnya. Fransiskus merasa sedih tapi ia tidak mungkin kembali seperti dulu lagi
karena sudah jelas baginya bahwa ini adalah kehendak Tuhan yang telah memanggilnya.
 Bersama Uskup Guido dan memperbaiki Gereja
Beberapa hari kemudian, ketika ayah Fransiskus pergi, ibu Fransisikus segera
membebaskannya. Fransiskus sangat berterima kasih. Ia segera pergi dari rumah dan tinggal di
kediaman Uskup Guido, Uskup Assisi. Mengetahui bahwa Fransiskus telah dibebaskan oleh
ibunya dan pergi dari rumahnya, ayah Fransiskus marah besar. Bergegas ia pergi ke kediaman
Uskup Guido dan mengadukan semua perbuatan Fransiskus kepada Uskup itu.

Fransiskus berusaha menjelaskan alasan-alasan perbuatannya., tapi sepertinya ayahnya tidak


mau tau. Tanpa diduga, Fransiskus mengembalikan semua uang yang masih ada padanya dan
melepas baju yang pakainnya. Dan dengan tegas ia mengatakan ‘’ Jika ini semua yang ayah
permasalahkan, ambilah aku sudah tidak membutuhkan apa-apa lagi!’’ ‘’Mulai sekarang,
Bapaku adalah bapa disorga!’’ Pak Bernardone tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ia
meninggalkan kediaman uskup dengan hati kecewa.

Uskup Guido memandang Fransiskus dengan Kagum. Belum pernah ia melihat pemuda dengan
ketegaran mempertahankan panggilannya. Dengan penuh kasih Uskup Guido menyelimuti
badan Fransiskus yang setengah telanjang dengan mantelnya. Lalu, seorang pelayan Uskup
memberi Fransiskus sebuah baju yang sudah tua. Fransiskus menggambari baju itu dengan
gambar salib di bagian dada. Dengan baju itulah ia berkelana untuk mewartakan kabar gembira
dengan semangat membara. Tak jarang ia menjumpai halangan dan cobaan selama
perjalanannya. Meski demikian ia menerima dengan lapang dada. Semua penderitaanya itu ia
serahkan kepada Kristus.
Pada suatu kali Fransiskus melewati sebuah gereja. Ia tertegun melihat bangunan gereja yang
rusak itu. Segera terlintas dalam pikirannya pesan Tuhan yang ia terima di Gereja San Damiano.
Saat itu Tuhan memintanya memperbaiki rumahnya. Maka, tanpa membuang waktu Fransiskus
segera meminta kesana-kemari. Untunglah banyak umat yang mau membantunya. Maka semua
bahan terkumpul, Fransisku segera bekerja sendirian. Tidak hanya sebuah gereja yang ia
perbaiki, tapi sangatlah banyak. Pekerjaan itu memberikannya kepuasan dan kebahagiaan
baginya. Termasuk Kapel Maria Ratu Para Malaikat di Porziuncula, di luar kota Assisi, yang
kelak menjadi tempat favoritnya untuk berdoa. Perbuatan dan kesuciannya menarik perhatian
banyak orang. Lalu, banyak orang menyatakan kekagumannya bahkan ingin menjadi
pengikutnya.

Fransiskus menerima mereka sebagai pengikut yang pertama. Mereka memakai pakaian dan
hidup menurut tata cara yang ditentukan Fransiskus. Pada tahun 1209 Fransiskus dan pengikut
pertamanya yang bernama Bernardo Qintavalle tinggal bersama di sebuah lumbung tua di Rivo
Torto. Tempat itu sangat sunyi. Memang bukan tempat yang layak, tapi hal itu tidak
menimbulkan halangan bagi mereka berdua. Kemudian pengikut Fransiskus bertambah menjadi
empat belas orang.

Setiap hari mereka berdoa bersama didepan salib besar yang ditancapkan di halama lumbung.
Fransiskus juga menyusun anggaran dasar pertama untuk kelompoknya, diantaranya tentang
kewajiban pengikut Fransiskus yang harus bersedia hidup miskin dan saleh menurut semangat
Injil.

 Ordo Saudara Hina – Dina


Pada tahun 1209, Fransiskus bersama kesebelas pengikutnya menghadap Bapa Paus
Inosensius III untuk memohon izin mendirikan ordo baru bagi mereka. Namun, Bapa Paus
menolak menemui mereka. Dan pada malam harinya Bapa Paus bermimpi melihat sebuah
Gereja runtuh, lalu datanglah para pengemis untuk memperbaiki Gereja itu.

Keesokan harinya Bpa Paus memanggil Fransiskus dan teman-temannya. Saat melihat
Fransiskus dan teman-temannya, Bapa Paus terkejut.Mereka persis seperti yang ada di dalam
mimpinya. Maka, tanpa ragu – ragu Bapa Paus Inosensius III memberi kepada mereka dan
mengesahkan kelompok Fransiskus yang beranggotakan sebelas orang sebagai pewarta Injil
penggembara. Saat itulah permulaan berdirinya Ordo Saudara – saudara Hina Dina yang
dipimpin Fransiskus. Ordo Fransiskus berkembang pesat. Tak ketinggalan para wanita pun
bergabung dengan Fransiskus dan pada hari Minggu Paskah tanggal 28 Maret 1211 Fransiskus
membentuk ordo untuk mereka. Ini adalah Ordo kedua yang dibentuk Fransiskus. Ordo ini
dipimpin oleh Klara sehingga sering disebut Ordo Klaris.
Pada musim gugur tahun 1211 Fransiskus pergi ke Yerusalem bersama seorangtemannya. Tapi,
kapal yang mereka tumpangi karam sehingga mereka terpaksa kembali ke Italia. Tahun 1213
seorang bangsawan bernama Orlando Chiusi memberi sebidang tanah di bukit La Verna,
Tuscan. Oleh Fransiskus, La Verna dijadikan tempat berdoa dan bermeditasi. Pada tahun yang
sama Fransiskus berlayar menuju Yerusalem. Kali ini ia akan melewati Maroko. Sekali lagi
niatnya tidak bisa terlaksana karena ia jatuh sakit. Fransiskus terpaksa menghentikan
perjalanannya di Spanyol, lalu kembali ke Assisi. Di Assisi banyak orang ingin bergabung
dengannnya, termasuk bangsawan dan orang-orang terpelajar. Di antaranyaadalah Tommaso
de Celano yang kelak penulis biografi Sto. Fransiskus Assisi.

Dua tahun kemudian, tepatnya tahun 1215 Fransiskus kembali pergi ke Roma untuk
menghadiri Komisili Lateran IV. Di sini ia bertemu dengan Dominic de Guzman. Tahun berikutnya
Fransiskus menerima surat dari Paus Honorius II yang mengatakan bahwa barang siapa berdoa
di Porziuncula, dosanya akan diampuni.

Tahun 1217 Fransiskus mengirim semua anggota kelompoknya ke setiap provinsi yang ada di
Italia, juga ke Prancis, Jerman, Hungaria, Spanyol, dan di Timur. Mereka berhasil mendarat di
Dmiette, di daerah Delta sungai Nil, Mesir. Fransiskus ditemui oleh raja Mesir bernama Melek-
el-Kamel. Di depan Raja Mesir, Fransiskus ingin menunjukan ajaran benar yang dianutnya
dengan cara berdiri di atas api yang berkobar tanpa luka sedikitpun. Kemudian Fransiskus
meminta orang-orang yang ada di tempat itu untuk berjalan di atas api, tapi tidak ada dari
antara mereka yang bersedia. Raja Mesir begitu kagum kepada Frnsiskus hingga ia bersedia
mendengarkan Khotbah Fransiskus tentang Yesus Kristus. Walaupun ia tidak berhasil
mempertobatkan Raja Mesir, ia senang diberi kesempatan untuk menyampaikan kabar
gembira.
Dari Mesir, Fransiskus pergi ke tanah suci Palestina dan tinggal di sana selama beberapa
waktu sampai akhirnya kembali ke Assisi pada tahun 1220. Natal tahun itu Fransiskus
merayakannya di daerah Greccio, dekat Assisi. Perayaan ini diselenggarakan di halaman gereja
dengan tokoh orang, bukan patung. Tiba-tiba ada salah satu orang melihat seorang bayi di
palungan . Orang itu menceritakannya kepada semua orang yang hadir disana. Mereka gembira
bayi Yesus hadir di tengah mereka. Perayaan ini menjadi awal mula penghormatan kepada
kanak-kanak Yesus.

Selama dua tahun(1221-1222) Fransiskus berkeliling Italia untuk berkotbah, bahkan ia sampai
di Catania yang ada di pulau Sicilia dan sampai di Bologna, Italia utara. Pada tanggal 29
November 1223, Fransiskus dipanggil pulang oleh komunitasnya. Lalu ia menyempurnakan
aturan hidup komunitasnya dan mendirikan Ordo ketiga Fransiskan atau sering juga disebut
sebagai kelompok ‘’Tertier’’. Ordo ketiga ini dikhususkan bagi orang awam yang ingin mengikuti
cara hidup dan ajaran Fransiskus tanpa menarik diri dari dunia. Ordo ini berkembang pesat.
Dalam waktu singkat komunitas Fransiskan bertambah banyak jumlahnya hingga mencapai
lima ribu orang. Melihat hal ini Paus Honorius III secara resmi mengakui komunitas ini dan
aturan-aturan ordonya.

 Bicara Dengan Binatang


Selain penuh kasih kepada sesame, Fransiskus juga dikenal sebagai orang yang penuh kasih
kepada binatang. Dan binatangpun mengasihi dirinya. Pada suatu hari Fransiskus tiba di kota
Gubbio. Ia heran melihat penduduk kota itu tampak gelisah dan takut. Ternyata ada seekor
serigala yang setiap hari datang kepermukiman penduduk untuk memakan ternak milik
mereka. Lalu Fransiskus meminta mereka untuk mengantarnya kepada serigala itu. Seorang
anak kecil berusaha mencegahnya karena takut ia akan dimangsa.

Maka banyak orang pergi bersama Fransiskus ke hutan yang ada di luar kota. Setiba di sana,
Fransiskus hanya diam, menunggu serigala itu keluar. Dan tak lama keluarlah serigala itu.
Dengan buas ia lari menghampiri Fransiskus. Fransiskus tetap diam ditempatnya. Ia
mengangkat tangannya dan membuat tanda salib di udara. Lalu dengan lembut ia memanggil
agar serigala itu mendekatinya. Ajaibnya, serigala itu mendadak berhenti tepat didepan
Fransiskus.

Sekali lagi ia memanggil serigala itu dengan lembut. Serigala itu berjalan pelan-pelan
mendekati Fransiskus. Fransiskus berjongkok lalu menjabat kaki serigala itu. Ia menasehati
serigala itu yang membuat penduduk desa ketakutan. Dan serigala itu mengeluarkan suara
dengan lembut. Ia pun berkata supaya serigala itu menghentikan perbuatannya agar manusia
juga mau berkawan dengannya. Serigala itu seolah-olah mengerti dengan apa yang dikatakan
Fransiskus.

Sambil menepuk kepala serigala itu ia berkata ‘’ jika kamu lapar aku akan meminta kepada
penduduk agar mereka menyediakan makanan bagimu, supaya kamu tidak kelaparan’’. Orang-
orang yang melihat sangat heran. Beberapa orang tampak memberanikan diri mendekati serigala
itu. Dan serigala itu memandang mereka dengan mata yang bersahabat.

Sejak saat itu serigala bersahabat dengan penduduk kota Gubbio. Setiap hari serigala itu
berkeliling dari rumah kerumah untuk meminta makanan. Dan penduduk memberinya makanan
dengan gembira. Itu terjadi selama bertahun-tahun hingga akhirnya serigala itu mati, banyak dari
mereka menangis karena sedih.
 Mendapat Stigmata

Pada Tahun 1224, Fransiskus bertapa digunung La Verna selama empat puluh hari. Pada
malam yang keempat puluh, tepatnya tanggal 13 september 1224, saat Fransiskus berdo tiba-
tiba Gunung La Verna terguncang, dan langit terbelah oleh halilintar yang seakan-akan turn ke
puncak gunung itu. Fransiskus terkejut. Ia mendongak ke atas, dan dalam terang tampak
olehnya seorang manusia terpaku pada kayu salib. Sayap yang sangat besar dan bersinar
terang menyelimuti badan-Nya.

Sebelum Fransiskus sempat berbuat apa-apa api yang berasal dari kayu salib itu menyambar
ke Fransiskus. Fransiskus merasa kesakitan seperti terpaku pada kayu salib. Beberapa menit
kemudian, pemandangan ajaib itu lenyap namun rasa sakit tetap ada padanya. Fransiskus telah
tertembus luka seperti yang dialami sang penebus. Pad kaki,tangan,dan badannya tampak
lubang yang dalam dan berdarah. Selama hidupnya Fransiskus mempunyai tanda itu dan luka-
luka itu menjadi sumber rasa sakit dan kelemahan tubuhnya. Tanda itu di sebut Stigmata.
Fransiskus begitu suci hingga patut menerima tanda luka sang penebus.

Sejak mempunyai luka itu, Fransiskus selalu mengenakan sepatu dan menyembunyikan kedua
tangannya dibalik jubahnya. Selain menerima stigmata, matanya juga sakit. Ia sempat dirawat
diberbagai rumah sakit di kota Siena,Cortona,dan Nocera, tapi tidak membuahkan hasil.
Akhirnya ia kembali ke Porziuncula. Dalam kondisi kesehatan yang makin menurun, Fransiskus
menyusun karya besar berjudul ‘’Gita Sang Surya’’. Salah satu kidung dalam karya itu dipakai
untuk mendamaikan uskup dan penguasa Assisi yang bertikai. Lama-lama kondisi Fransiskus
makin menurun. Ia mengundurkan diri dari tugas-tugasnya. Apalagi di antara saudara-saudara
seordonya terjadi kesalahpahaman tetang penghayatan hidup miskin. Dan pada tanggal 3
oktober 1226 malam, pada usianya yang ke 44, Fransiskus meninggal dunia di Porziuncula
setelah mengidungkan Mazmur 141.

Dua tahun kemudian tepatnya tanggal 16 Juli 1228, ia ditetapkan sebagai orang kudus oleh
Bapa Gregorius IX dan diangkat sebagai pelindung semua binatang, para pedagang, dan
lingkungan. Keesokan harinya Paus meletakkan batu pertama pada pembangunan Basilika
Santo Fransiskus Assisi. Peta Santo Fransiskus Assisi dirayakan setiap tanggal 4 oktober dan ia
dilambangkan dengan biarawan dengan stigmata.

 Keutamaan- Keutamaan

Rela berkorban demi tanah air

Rela hidup miskin

Teguh dalam iman

Rajin mewartakan kabar gembira

Patang menyerah

Mau hidup menderita

Anda mungkin juga menyukai