A. FUNGSI MARKA
Marka jalan adalah suatu tanda yang berada di permukaan jalan atau di
atas permukaan jalan yang meliputi tanda membentuk garis membujur, garis
melintang, garis serong, serta lambang lainnya yang berfungsi untuk
mengarahkan arus lalu lintas dan membatasi kepentingan lalu lintas.
B. BAHAN MARKA
1. Jenis bahan untuk marka jalan yang digunakan adalah thermoplastic dan
memenuhi standar rujukan minimal:
a. AASHTO M 429 – 98 (Full Spec) / setara untuk material cat
Thermoplastic;
b. Potters Type B / setara untuk butiran kaca (Glass Beads).
2. Bahan markajalan tidak licin dan memantulkan cahaya pada malam hari
(Retroreflektif) bila terkena sinar lampu kendaraan, dengan komposisi
prosentase (%) berat:
a. Bahan binder 18%;
b. Glass bead 20% (intermix);
c. TiO10%;
d. Filler 52%.
3. Waktu pengeringan setelah diaplikasikan pada permukaan jalan maksimum
10 menit dengan ketahanan pada suhu render -9,4 ± 1,7 °C
4. Titik lunak 102,5 ± 9,5 °C
5. Marka jalan (putih) harus memiliki tingkat retroreflektif dan luminance
faktor minimal 100 mcd m² l x 1 (candela) bila diukur pada siang (Qd)
maupun malam (RL) hari setelah diukur dengan alat retroreflektometer pada
saat 0-1 bulan, 13 bulan dan 3-6 bulan setelah diaplikasikan pada
permukaan jalan dengan kondisi jalan kering.
C. BENTUK, UKURAN DAN CARA PENEMPATAN
1. Bentuk, ukuran dan warna marka disesuaikan dengan Keputuan Menteri
Perhubungan Nomor 67 Tahun 2018 tentang Marka Jalan.
2. Untuk marka membujur pada lokasi tertentu yang rawan kecelakaan untuk
pemisah jalur dan batas tepi jalur lalu lintas dapat digunakan marka profil
dengan penambahan bentuk yang menonjol lebih tinggi pada interval
tertentu (lihat gambar), dengan tujuan agar:
a. Efek pantulan lebih jelas.
b. Memberikan efek kejut.
c. Tetap memberikan pemantulan pada saat hujan (tidak sepenuhnya
terendam air).
d. Dapat berfungsi seperti paku marka.