Anda di halaman 1dari 14

KLINIK TANTYA

SUDHIRAJATI POLRES TUAL


Jl. Dihir No 1, Kota Tual

KEBIJAKAN PENGUKURAN DAN PELAPORAN


INDIKATOR MUTU KLINIK
KLINIK TANTYA SUDHIRAJATI POLRES TUAL
TAHUN 2023

KLINIK TANTYA SUDHIRAJATI POLRES TUAL


Jl. Dihir No 1, Kota Tual
PEMILIHAN INDIKATOR PENGUMPULAN DATA

A. Indikator Mutu Klinik


Indikator adalah suatu cara untuk menilai penampilan dari suatu kegiatan
dengan menggunakan instrumen, sedangkan Indikator merupakan variabel yang
digunakan untuk menilai suatu perubahan. Indikator yang ideal harus memiliki 5 kriteria,
yaitu :

1. Sahih (Valid, yaitu benar-benar dapat dipakai untuk mengukur aspek yang akan
dinilai.
2. Dapat dipercaya (Reliable), yaitu mampu menunjukkan hasil yang sama untuk
pada saat yang berulang kali, untuk waktu sekarang maupun yang akan datang.
3. Sensitif, yaitu cukup peka untuk mengukur, sehingga jumlahnya tidak perlu
banyak.
4. Spesifik, yaitu memberikan gambaran perubahan ukuran yang jelas, tidak
bertumpang tindih.
5. Berhubungan (Releven), variabel yang dinilai relevan/berhubungan dengan
peningkatan mutu.
Indikator Mutu Pelayanan Klinik Teratai yang tertuang diseluruh unit pelayanan
akan mempunyai manfaat yang sangat banyak bagi pengelola Klinik, terutama
untuk mengukur kinerja unit pelayanan itu sendiri (self assessment). Manfaat tersebut
antara lain sebagai alat untuk melaksanakan manajemen kontrol dan alat untuk
mendukung pengembalian keputusan dalam rangka perencanaan kegiatan untuk masa
yang akan datang.

Dalam rangka menjaga dan meningkatkan Mutu Pelayanan dan Keselamatan


Pasien di Klinik Teratai secaraa terus menerus, manajemen sepakat untuk
mengimplementasikan dalam bentuk pemantauan pencapaian Indikator Mutu dan
Keselamatan Pasien di seluruh unit pelayanannya. Berikut ini dijabarkan kegiatan upaya
peningkatan mutu dan keselamatan pasien di Klinik Teratai berdasarkan sasaran dan
tujuan yang ingin dicapai.
B. Memilih dan Menentukan Prioritas Indikator

Mengingat sumber daya Klinik Teratai tersedia dalam jumlah yang terbatas, diperlukan
sistematika penentuan prioritas masalaah sehingga penggunaan sumber daya Klinik
dalam upaya peningkatan mutu dapat dilakukan secara berdaya guna dan berhasil.
Penentuan prioritas masalah tersebut akan mengacu pada indikator yang ditinjau dari
tiap masalah, sebagai berikut :

1. Memiliki resiko tinggi (high risk) / K1


2. Sering kali dilakukan (high volume) / K2
3. Merupakan rawan masalah (problem prone) / K3

Masing-masing indikator tersebut kemudian diberikan penilaian dari masing


masing unit / bidang / seksi / staf yang kerap menemui masalah tersebut dalam
tugas yang dijalankan sehari-hari di Klinik Teratai dengan tingkat frekuensi masing-
masing indikator.

Cara melakukan skoring dapat dilihat pada tabel matriks prioritas berikut :

No Topik Indikator High Risk High Volume Problem Prone

Keterangan Penjelasan Skor Skor


Min Max

High Risk Apabila topik indikator yang diangkat merupakan 1 5


suatu kondisi yang berisiko tinggi pada pasien

High Volume Apabila topik indikator yang diangkat merupakan 1 5


suatu kondisi yang sering terjadi

Problem Apabila topik indikator yang diangkat merupakan 1 5


Prone suatu kondisi yang rawan masalah

Setelah melakukan scoring, Penanggung Jawab Pengumpul Data (PJ) membuat


prioritas, selanjutnya dilakukan scoring ulang, scoring untuk menyesuaikan
kebutuhan standar untuk dijadikan indikator Klinik dengan tetap memantau
indikator unit khusus (yang di bawa PJ).

C. Pemantauan Indikator Mutu


Peningkatan mutu dan keselamatan pasien dilakukan berdasarkan tersedianya
data. Penggunaan data secara efektif dapat dilakukan berdasarkan elfidence-
basect praktek klinik dan evidence-based praktek manajemen. Pemantauan dan
pengumpulan data indikator mutu tersebut didasarkan atas elemen penilaian yang
telah ditentukan oleh Standar Akreditasi LPA PKP, yaitu sebagai berikut:

1. Penentuan dan evaluasi capaian indicator mutu klinik;


2. Pelaporan insiden keselamatan pasien;
3. Pelaporan indicator mutu klinik;
4. Penerapan manejemen resiko terintegrasi mencakup pelaksanaan proses
manajemen resiko yang dibuktikan dengan membuat daftar resiko dan
melakukan mitigasi resiko .

Pemantauan Indikator Kejadian Tidak Diharapkan. Pemantauan dilakukan


terhadap hal-hal berikut :

1. Semua reaksi transfusi yang terjadi di Klinik.


2. Semua reaksi obat yang tidak diharapkan yang serius, sesuai defenisi yang
ditetapkan Klinik.
3. Semua kesalahan medis (medical error) yang signifikan jika terjadi, sesuai
dengan defenisi Klinik.
4. Semua ketidacocokan (discrepancy) antara diagnosis pra dan pasca
operasi
5. Kejadian tidak diharapkan (KTD) atau pola KTD selama sedasi moderat atau
dalam dan pemakaian anastesi
6. Kejadian lainnya yang ditetapkan oleh Klinik, seperti wabah (outbreak)
7. Ledakan infeksi mendadak (infection outbreak)

D. Pengumpulan Data

Pengumpulan data indikator mutu dilaksanakan oleh penanggung jawab


pengumpul data di masing-masing unit pelayanan. Data yang dikumpulkan
harus mengacu pada profil indikator yang tercantum dalam Kamus Indikator.
Frekuensi pengambitan data dan waktu pengumpulan data dari sumber
data untuk tiap indikator disesuaikan dengan indikator yang akan dimonitoring.
ANALISIS DAN VALIDASI DATA

A. Analisis Data Mutu


Data adalah informasi tentang sesuatu. Data yang dikumpulkan
berapapun banyaknya, bukanlah merupakan tujuan dari pemantauan mutu
pelayanan. Akan tetapi data dapat merupakan sarana untuk memudahkan
penafsiran dan memahami maknanya. Jadi pengambilan ( pengumpulan)
data merupakan langkah yang penting dalam pemantauan mutu
pelayanan. Agar memudahkan untuk penafsiran, data yang sudah
terkumpul harus ditabulasikan. Cara- cara tabulasi data dapat dipelajari
saat kita mempelajari statistik.

Data yang sudah ditabulasi, jika diperhatikan dengan cermat dan


sungguh - sungguh menimbulkan sejumiah penyataan, atau dapat
mengungkapkan hal-hal tertentu. Kemungkinan, kita akan melihat sejumlah
keganjilan atau penyimpanan sehingga menimbulkan pertanyaan mengapa
bisa terjadi demikian. Meskipun tanpa atau belum menggunakan
perhitungan-perhitungan statistik, hanya menggunakan pikiran, imajinasi
dan kecermatan pengamatan kita dapat mendekati makna data yang kita
hadapi. Dengan selalu menggunakan pertanyaan- pertanyaan kita
mencoba berusaha memperoleh jawaban dari data ini.

Dengan menggunakan statistik data dapat diolah dengan lebih


seksama. Dengan statistic mungkin pula dapat mengungkapkan aspek-aspek
baru , sehingga dapat memancing pemahaman baru yang dapat membantu
kita dalam menelaah data yang kita hadapi.
STATISTIKA
METODE
PENGUMPULAN DATA
METODE ANALISIS
DATA

AKURAT

INFORMASI SUMBER
DATA
EMPIRIK DATA
EMPIRIK

Gambar : Peranan Statistik dalam analisis data mutu

B. Skala Pengukuran Data


Kesesuaian antara macam data dengan metode analisis statistiknya didasarkan
pada skala pengukuran datanya. Berdasarkan skala pengukurannya, data
dibedakan menjadi 4 macam yaitu :

1. Skala Nominal

Data yang diukur menggunakan skala nominal menghasilkan data yang


sifatnya hanya penamaan atau membedakan saja. Data nominal merupakan
data yang tingkatannya paling rendah. Data nominal hanya berupa kategori
saja. Misalnya: jenis kelamin, agama dan sebagainya. Sering juga data
nominal diberi simbol bilangan saja. Misalnya: laki-laki diberi nilai 1 dan
perempuan diberi nilai 2.

2. Skala Ordinal
Data yang diukur menggunakan skala ordinal selain mempunyai ciri
nominal, juga mempunyai ciri berbentuk peringkat atau jenjang. lstilah ordinal
berasal dari kata ordo yang berarti tatanan atau deret. Misalnya tingkat
pendidikan, nilai ujian (dalam huruf) dan sebagainya.

3. Skala Interval

Data yang diukur menggunakan skala interval selain mempunyai ciri


nominal dan ordinal, juga mempunya ciri interval yang sama. Misalnya nilai
ujian (dalam angka), suhu (temperatur) dan sebagainya.

4. Skala Rasio

Data yang diukur menggunakan skala rasio merupakan skala


pengukuruan data yang tingkatannya paling tinggi. Skala rasio ini selain
mempunyai ketiga ciri dari skala pengukuran diatas, juga mempunyai nilai nol
yang bersifat mutlat (absolut). Artinya jika suatu data skala rasio mempunyai
nilao nol maka data tersebut tidak mempunyai ukuran sama skali. Misalnya:
umur, BB, pendapatan dan sebagainya. Skala rasio dapat ditransformasikan
dengan cara mengalikan dengan suatu konstanta. Misalnya: umur amir dua
kali umur Tono.

C. Metode Analisis Data


Analisis data adalah proses penguraian suatu hasil data atas berbagai
bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk
memperoleh pengertiannya yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan data.

Analisis data dilakukan dengan tujuan tersedianya data dan informasi mutu yang
valid sebagai dasar manajemen Klinik mengambil keputusan dalam
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi program dan
peningkatan kewaspadaan serta respon terhadap kejadian luar biasa yang cepat
dan tepat. Berikut ini diuraikan langkah-langkah dalam analisis data.

D. Pemeriksaan Data (Editing)


1. Dilakukan dengan cara meneliti semua data yang dikumpul dari penyebaran
alat ukur/format pemantauan.
2. Dilakukan untuk mengetahui apakah data yang terkumpul sudah cukup balk
dari segi kelengkapan pengisian format, kejelasan tulisan, kejelasan makna
jawaban, serta kesesuaian antara jawaban.
3. Mewujudkan Kode (Coding)
Coding dilakukan sebagai usaha meringkas data yaitu dengan memberi
simbol angka pada masing-masing kategori/variabel jawaban dari seluruh
4. Penyajian Data
Tujuan penyajian data adalah memberi gambaran yang sistematis tentang
peristiwa- peristiwa yang merupakan hasil penelitian atau observasi, data
lebih cepat ditangkap dan dimengerti, memudahkan dalam membuat analisis
data, membuat proses pengambilan keputusan dan kesimpulan lebih tepat,
cepat dan akurat.

E. Penyajian Data
Cara penyajian data ada dua macam, yaitu
1. Tabel
Tabel yaitu kumpulan angka-angka yang disusun menurut kategori-
kategori. Misalnya BB menurut jenis kelamin , jumlah pegawai menurut
pendidikan dan sebagainya. Penyajian data dalam tabel yang dapat dan
sebagai penyajian data yang lebih baik dari pada penyusunan data secara
naskah/narasi.
Tabel merupakan bentuk langkah awal untuk menyajikan data dalam
bentuk diagram/grafik yang lain.
2. Grafik
Grafik yaitu gambar-gambar yang menunjukkan secara visual data berupa
angka atau simbol-simbol yang biasanya dibuat berdasarkan data dari tabel
yang telah dibuat.
Grafik merupakan gambar-gambar yang menunjukkan secara visual
data berupa angka yang biasanya juga berasal dari tabel-tabel yang telah
dibuat.
a. Pie charts ( Grafik Lingkaran)
Grafik l ingk aran menunjuk kan ukuran dari suatu i tem dalam s
uatu rangkaian data, secara proporsional terhadap jumlah dari
keseluruhan item. Poin atau nilai dari item-item tersebut ditunjukkan
dalam bentuk presentasi dari keseluruhan data (dalam bentuk satu
lingkaran).
b. Bar charts ( Grafik Batang)
Grafik batang menggambarkan perbandingan antar beberapa
antar beberapa item.

F. Intepretasi Data
Interpretasi data merupakan suatu kegiatan yang menggabungkan
hasil analisis dengan pernyataan, kriteria, atau standar tertentu untuk
menemukan makna dari data yang dikumpulkan untuk menjawab
permasalahan pembelajaran yang sedang diperbaiki.

G. . Periode Analisis Data


Adalah rentang waktu pelaksanaan kajian terhadap indikator mutu
yang dikumpulkan. Berdasarkan kesepakatan Klinik maka periode
analisis dilakukan setiap 3 bulan.

H. Validasi Data
Validasi data adalah alat penting untuk memahami mutu dari data dan
penting untuk menetapkan tingkat kepercayaan (confidence level) dari
pengambil keputusan terhadap data itu sendiri. Validasi data menjadi salah
satu langkah dalam proses menetapkan prioritas evaluasi, memilih apa
yang harus di evaluasi, memilih dan mengkaji indikator, mengumpulkan
data. Validasi data dan menggunakan data untuk peningkatan mutu.
Elemen penting dari validasi data yang terpercaya mencakup sebagai berikut
:

1. Mengumpulkan data kembali oleh orang kedua yang tidak terlibat


dalam pengumpulan data sebelumnya,
2. Menggunakan sampel statistik sahih dari catatan, kasus dan data lain.
Sampel 100% hanya dibutuhkan jika jumlah pencatatan, kasus atau data
lainnya sangat kecil jumlahnya,
3. Membandingkan data asli dengan data yang dikumpulkan kembali,
4. Kalkulasi akurasi dengan membagi jumlah elemen data yang ditemukan
dengan total jumlah data elemen dikalikan dengan 100. Untuk
benchmark yang baik akurasi levelnya 90%,
5. Jika data yang ditemukan ternyata tidak sama, tidak diketahui sebabnya
(seperti data tidak jelas defenisinya) dan tidak dilakukan koreksi.
6. Koreksi sampel baru setelah semua tindakan koreksi dilakukan untuk
memastikan tindakan menghasilkan tingkat yang diharapkan.

I. Rencana Kegiatan
Kegiatan pengumpulan data disesuaikan dengan kebutuhan periode waktu
pengumumpulan data dapat dilakukan 3 bulan sekali sesuai dengan laporan
kegiatan triwulan dengan time line sebagai berikut :

Bulan
Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Mempersiapkan
kebutuhan dan alat
ukur validasi

Mengumpulkan data
PENCATATAN DAN DOKUMENTASI

A. Pencatatan
Data hasil pemantauan yang ditulis pada Format ditentukan oleh Penanggung
Jawab (PJ) secara berkala sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati. Data
hasil pencatatan tersebut masih data mentah yang selanjutnya dilakukan verifikasi
kelengkapan dan tabulasi data sehingga memudahkan untuk diolah menjadi
informasi yang berguna.
Data hasil tabulasi kemudian dilakukan perhitungan sesuai dengan formula
indikator mutu masing-masing untuk menentukan hasil capaian target.
Data hasil capaian target dicatat dalam format pelaporan capaian hasil indikator
mutu. Unit Penjamin Mutu selanjutnya akan memproses lebih lanjut data yang telah
terkumpul.

B. Dokumentasi
Data hasil indikator mutu didokumentasikan dalam format pemantauan
indicator.
PELAPORAN DAN EVALUASI

A. Pelaporan Data

Pelaporan adalah proses penyusunan dan distribusi laporan ke unit yang lebih
tinggi sebagai bahan pertanggung jawaban data dan bahan informasi ke unit
yang membutuhkan. Proses pelaporan meliputi kegiatan sebagai berikut :

1. Sajikan data yang telah dilakukan analisis dan validasi data kedalam format
capaian indikator mutu,
2. Sampaikan hasil laporan capaian indikator mutu kepada Direktur dan Unit
terkait serta lembaga tata kelola / Dewan Pengawas,
3. Permohonan rekomendasi dari Direktur dan Unit terkait serta lembaga tata
kelola /Dewan Pengawas setelah penyampaian hasil,
4. Laksanakan pelaporan resmi setiap bulan.
5. Distribusi laporan kepada Direktur dan unit lain serta lembaga tata kelola /
Dewan Pengawas .
6. Meminta umpan balik dan tindak lanjut laporan yang telah didistribusikan
sesuai ketentuan administrasi Klinik.

B. Evaluasi

Hasil pengolahan dan analisa data dari masing-masing Penanggung Jawab (PJ)
indikator mutu dituangkan dalam bentuk laporan yang kemudian akan dilaporkan
kepada Direktur setiap 3 (tiga) bulan sekali dalam rapat evaluasi triwulan.

Evaluasi juga diselenggarakan secara tahunan guna merangkum hasil


pencapaian semua instalasi dan unit kerja selama setahun. Evaluasi tahunan
mengahasilkan laporan tahunan yang disampaikan / dilaporkan kepada Direktur
dalam Rapat Direktur.

Rapat evaluasi Triwulan dan Tahunan mengasilkan rekomendasi-rekomendasi


yang harus dilakukan oleh instalasi dan unit kerja. Rekomendasi yang dihasilkan
merupakan cara atau sarana untuk melakukan perbaikan dan pengembangan
kualitas pelayanan selanjutnya klinik akan memantau pelaksanaan rekomendasi
tersebut.

Ditetapkan di : Ambon
Pada Tanggal : 23 Agustus 2023
KEPALA KLINIK TANTYA SUDHIRAJATI POLRES TUAL

dr. NABILA N. OHOIRAT


INSPEKTUR POLISI DUA NRP : 97010975

Anda mungkin juga menyukai