Anda di halaman 1dari 5

KLINIK TANTYA

SUDHIRAJATI POLRES TUAL


Jl. Dihir Nomor 1 Tual

KEBIJAKAN PENGUKURAN DAN PELAPORAN


INDIKATOR MUTU KLINIK KLINIK TANTYA
SUDHIRAJATI POLRES TUAL

KLINIK TANTYA SUDHIRAJATI POLRES TUAL


Jl. Dihir Nomor 1 Tual
PEMILIHAN INDIKATOR PENGUMPULAN DATA

A. Indikator Mutu Klinik

Indikator adalah suatu cara untuk menilai penampilan dari suatu kegiatan
dengan menggunakan instrumen, sedangkan Indikator merupakan variabel yang
digunakan untuk menilai suatu perubahan. Indikator yang ideal harus memiliki 5 kriteria,
yaitu :

1.Sahih (Valid)iya yaitu benar-benar dapat dipakai untuk mengukur aspek yang akan
dinilai.
2.Dapat dipercaya (Reliable), yaitu mampu menunjukkan hasil yang sama untuk pada
saat yang berulang kali, untuk waktu sekarang maupun yang akan datang.

3.Sensitif, yaitu cukup peka untuk mengukur, sehingga jumlahnya tidak perlu
banyak.
4.Spesifik, yaitu memberikan gambaran perubahan ukuran yang jelas, tidak
bertumpang tindih.
5.Berhubungan (Releven), variabel yang dinilai relevan/berhubungan dengan
peningkatan mutu.

Indikator Mutu Pelayanan Klinik Tantya yang tertuang diseluruh unit pelayanan
akan mempunyai manfaat yang sangat banyak bagi pengelola Klinik, terutama
untuk mengukur kinerja unit pelayanan itu sendiri (self assessment). Manfaat tersebut
antara lain sebagai alat untuk melaksanakan manajemen kontrol dan alat untuk
mendukung pengembalian keputusan dalam rangka perencanaan kegiatan untuk masa
yang akan datang.

Dalam rangka menjaga dan meningkatkan Mutu Pelayanan dan Keselamatan


Pasien di Klinik Tantya secara terus menerus, manajemen sepakat untuk
mengimplementasikan dalam bentuk pemantauan pencapaian Indikator Mutu dan
Keselamatan Pasien di seluruh unit pelayanannya. Berikut ini dijabarkan kegiatan upaya
peningkatan mutu dan keselamatan pasien di Klinik Tantya berdasarkan sasaran dan
tujuan yang ingin dicapai.
B. Memilih dan Menentukan Prioritas Indikator

Mengingat sumber daya Klinik Tantya tersedia dalam jumlah yang terbatas, diperlukan
sistematika penentuan prioritas masalaah sehingga penggunaan sumber daya Klinik
dalam upaya peningkatan mutu dapat dilakukan secara berdaya guna dan berhasil.
Penentuan prioritas masalah tersebut akan mengacu pada indikator yang ditinjau dari tiap
masalah, sebagai berikut :

1.Memiliki resiko tinggi (high risk) / K1


2.Sering kali dilakukan (high volume) / K2
3.Merupakan rawan masalah (problem prone) / K3

Masing-masing indikator tersebut kemudian diberikan penilaian dari masing


masing unit / bidang / seksi / staf yang kerap menemui masalah tersebut dalam
tugas yang dijalankan sehari-hari di Klinik Teratai dengan tingkat frekuensi masing-
masing indikator.

Cara melakukan skoring dapat dilihat pada tabel matriks prioritas berikut :

No Topik Indikator High Risk High Volume Problem Prone

Keterangan Penjelasan Skor Skor


Min Max

High Risk Apabila topik indikator yang diangkat merupakan 1 5


suatu kondisi yang berisiko tinggi pada pasien
High Volume Apabila topik indikator yang diangkat merupakan 1 5
suatu kondisi yang sering terjadi

Problem Prone Apabila topik indikator yang diangkat merupakan 1 5


suatu kondisi yang rawan masalah

Setelah melakukan scoring, Penanggung Jawab Pengumpul Data (PJ) membuat


prioritas, selanjutnya dilakukan scoring ulang, scoring untuk menyesuaikan
kebutuhan standar untuk dijadikan indikator Klinik dengan tetap memantau indikator
unit khusus (yang di bawa PJ).
C. Pemantauan Indikator Mutu

Peningkatan mutu dan keselamatan pasien dilakukan berdasarkan tersedianya


data. Penggunaan data secara efektif dapat dilakukan berdasarkan elfidence-basect
praktek klinik dan evidence-based praktek manajemen. Pemantauan dan
pengumpulan data indikator mutu tersebut didasarkan atas elemen penilaian yang
telah ditentukan oleh Standar Akreditasi LPA PKP, yaitu sebagai berikut:

1.Penentuan dan evaluasi capaian indicator mutu klinik;


2.Pelaporan insiden keselamatan pasien;
3.Pelaporan indicator mutu klinik;
4.Penerapan manejemen resiko terintegrasi mencakup pelaksanaan proses
manajemen resiko yang dibuktikan dengan membuat daftar resiko dan
melakukan mitigasi resiko .

Pemantauan Indikator Kejadian Tidak Diharapkan. Pemantauan dilakukan


terhadap hal-hal berikut :

1.Semua reaksi transfusi yang terjadi di Klinik.


2.Semua reaksi obat yang tidak diharapkan yang serius, sesuai defenisi yang
ditetapkan Klinik.
3.Semua kesalahan medis (medical error) yang signifikan jika terjadi, sesuai
dengan defenisi Klinik.
4.Semua ketidak cocokan (discrepancy) antara diagnosis pra dan pasca
operasi
5.Kejadian tidak diharapkan (KTD) atau pola KTD selama sedasi moderat atau
dalam dan pemakaian anastesi
6.Kejadian lainnya yang ditetapkan oleh Klinik, seperti wabah (outbreak)
7.Ledakan infeksi mendadak (infection outbreak)

D. Pengumpulan Data

Pengumpulan data indikator mutu dilaksanakan oleh penanggung jawab


pengumpul data di masing-masing unit pelayanan. Data yang dikumpulkan
harus mengacu pada profil indikator yang tercantum dalam Kamus Indikator.
Frekuensi pengambitan data dan waktu pengumpulan data dari sumber
data untuk tiap indikator disesuaikan dengan indikator yang akan dimonitoring.

Anda mungkin juga menyukai