“MANAJEMEN LAKTASI”
Dosen Pembimbing:
Diah Eko Martini, S.Kep., Ns., M.Kep
Disusun Oleh:
Kelompok 9
1. Adib Rizaluddin 2202013588
2. Andira Feby Aisyah 2202013543
3. Annisa Nur Jannah 2202013584
4. Ariska Dwi Yunitasari 2202013559
5. Devia May Zafirah 2202013597
6. Eka Rahmawati 2202013608
7. Erlistya Bunga Nur Tantri 2202013523
8. Isabela Selvi Rahmawati 2202013579
9. Khofifatul Isnaini 2202013595
10. Listin Devi Oktafiana 2202013578
11. Monica Dwi Prameswari 2202013565
12. M. Risky Setyawan 2202013558
13. M. Umar Faruq 2202013570
14. Nadhaturrahma Cahaya S 2202013563
15. Syalaisyah Nearlyan A 2202013602
16. Zahrotul Laily 2202013580
Waktu : 30 Menit
I. TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 30 menit Ibu Menyusui
diharapkan dapat mengetahui tentang Manajemen Laktasi.
II. TUJUAN KHUSUS
1. Mengetahui Pengertian Manajemen Laktasi
2. Mengetahui Manfaat ASI bagi bayi dan menyusui bagi Ibu
3. Mengetahui Hal-Hal yang memengaruhi produksi ASI
4. Mengetahui Cara Memerah ASI
5. Mengetahui Cara Menyimpan ASI Perah
6. Cara Penyajian dan Pemberian ASI
III. SASARAN
Ibu menyusui di Posyandu Ds Moropelang Kec Babat Kab Lamongan.
IV. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
V. MEDIA
1. Sound System
2. Leaflet
3. Stand Banner
VI. STRATEGI PELAKSANAAN
: Media
: Moderator
: Penyaji
: Notulen
: Observer
: Fasilitator
: Audience
: Dokumenter
X. KRITERIA PENYULUHAN
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan Materi
b. Kesiapan SAP
c. Kesiapan Media
d. Peserta hadir di tempat penyuluhan
e. Penyelengaraan dilaksanakan
f. Pengorganisasian penyelenggara penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
c. Suasana penyuluhan tertib
d. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penuluhan
Lampiran Materi
MANAJEMEN LAKTASI
1.1 Pengertian
Manajemen laktasi adalah segala daya upaya yang dilakukan untuk membantu
ibu mencapai keberhasilan dlam menyusui bayinya. Usaha ini dilakukan terhadap
dalm 3 tahap, yakni : pada masa kehamilan (Antenata), sewaktu ibu dalam persalinan
sampai keluar rumah sakit (Perinatal), dan masa menyususi selanjutnya sampai anak
berumur 2 tahun (Postnatal) (Susiana, H, 2009).
Laktasi adalah produksi dan pengeluaran ASI, dimana calon ibu harus siap
secara psikologis dan fisik. Jika laktasi baik maka bayi cukup sehat menyusu.
Produksi ASI disesuaikan dengan kebutuhan bayi, volume ASI 500-800 ml/hari
(Rukiyah, dkk, 2011).
ASI eksklusif merupakan pemberian hanya ASI saja selama enam bulan tanpa
tambahan cairan apapun, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan
tanpa pemberian makanan tambahan lain, seperti pisang, bubur susu, biscuit, bubur
atau nasi tim. Setelah bayi berusia enam bulan, barulah bayi diberikan makanan
pendamping ASI dengan ASI tetap diberikan sampai usia bayi 2 tahun atau lebih
(Wiji, 2013).
1.2 Manfaat ASI bagi Bayi dan Menyusui bagi Ibu
A. Manfaat ASI bagi Bayi
1) Manfaat ASI bagi bayi
2) Sebagai makanan terbaik yang mudah dicerna dan sesuai dengan
pencernaan bayi
3) Memberikan kekebalan tubuh alami bagi bayi dan mencegah infeksi
4) Mencegah terjadinya alergi pada bayi Menunjang perkembangan rahang,
gigi dan gusi bayi dikemudian hari
5) Pertumbuhan dan perkembangan lebih optimal dan mencerdaskan otak
bayi
B. Manfaat menyusui bagi ibu
1) Memperkuat ikatan batin dan kasih sayang antara ibu dan bayi
2) Mempercepat berhentinya pendarahan setelah melahirkan
3) Mempercepat pengembalian bentuk dan ukuran Rahim
4) Menjarangkan kehamilan atau sebagai alat KB alami
5) Mengurangi kemungkinan terjadinya kanker payudara
6) Menghemat pengeluaran uang karena asi gratis
1.3 Hal Hal yang Mempengaruhi Produksi ASI
1) Makanan
Kualitas dan produksi ASI dipengaruhi oleh makanan yang ibu konsumsi sehari-
hari. Selama masa menyusui, ibu harus mengkonsumsi makanan yang sehat, beragam
dan mengandung gizi yang seimbang. Jika pola makan ibu tidak tepat dan ibu tidak
mengkonsumsi makanan sehat, maka akibatnya produksi ASI akan menjadi
terpengaruh. Jenis makanan yang dapat mempengaruhi produksi ASI, di antaranya
yaitu daun katuk, sayuran hijau, daun pepaya dan lain sebagainya.
2) Keadaan Psikis dan Emosi Ibu
Keadaan psikis dan emosi ibu dapat mempengaruhi refleks pengaliran susu.
Refleks ini berperan untuk mengontrol perintah, yang mana perintah tersebut dikirim
oleh hipotalamus yang terdapat pada kelenjar bawah otak. Apabila ibu mengalami
cemas, tegang, stres, dan kebingungan maka ASI tidak dapat turun dari alveoli
menuju ke puting. Refleks pengaliran susu itu sendiri dapat berfungsi dengan baik
apabila ibu dalam keadaan tenang, nyaman, rileks dan tidak tegang atau merasa
cemas.
3) Frekuensi Menyusui
Apabila bayi menyusui semakin sering, maka produksi ASI akan semakin
banyak. Selain menyusui langsung, anda juga dapat memerah ASI dengan pompa ASI.
Apabila menyusui bayi jarang dilakukan, ASI pun tidak akan dihisap oleh bayi anda
yang akan berpengaruh pada pengeluaran ASI.
4) Pemakaian Alat Kontrasepsi
Penggunaan alat kontrasepsi harus ibu perhatikan selama masa menyusui.
Pasalnya, pemakaian alat kontrasepsi yang tidak tepat dapat mempengaruhi produksi
ASI
1.4 Cara Memerah ASI
Memerah ASI diperlukan untuk merangsang pengeluaran ASI pada keadaan
payudara sangat bengkak, puting sangan lecet, dan pada bayi yang tidak dapat diberikan
minum ASI karena alasan tertentu. Memerah ASI yang dilakukan dengan rutin dapat
meningkatkan produksi ASI. Berikut cara memerah ASI dengan Tangan:
1.Cuci tangan terlebih dahulu dan duduk santai dengan mencondongkan badan
sedikit kedepan
2.Payudara dipijat dengan lembut dari dasar payudara ke arah puting susu
3.Letakkan ibu jari di bagian atas areola dan jari telunjuk serta jari tengah di bagian
bawah areola
4.Tekan jari kea rah dada, kemudian pencet dan tekan payudara diantara jari- jari,
lalu lepaskan, dorong ke puting seperti mengikuti gerakan mengisap bayi
5.Ulangi hal ini berulang-ulang sampai payudara menjadi lembek dan kosong
1.5 Cara Menyimpan ASI
Beberapa Cara Menyimpan ASI perah diantaranya :
1.Menyediakan tempat untuk menyimpan ASI perah, yaitu berupa botol kaca atau
botol dari plastic keras yang mempunyai penutup rapat dan polos. Volumenya
sesuai dengan kebutuhan bayi untuk sekali minum yaitu sekitar 80 ml - 100 ml.
2.ASI perah didinginkan terlebih dahulu selama 30 menit di dalam lemari pendingin.
Setelah itu barulah ASI perah dimasukan ke dalam freezer.
3.Menuliskan hari, tanggal dan jam saat ASI diperah.
4.Apabila akan diberikan kepada bayi maka ASI perah dicairkan terlebih dahulu
dengan cara diletakan di baskom yang berisi air hangat. Dan setelah ASI
dicairkan tidak diperbolehkan dimasukan lagi ke dalam freezer untuk di simpan.
Dengan kata lain hanya sekali minum saja.
5.Walaupun ASI yang sudah dibekukan dapat diberikan kepada bayi di saat ibu
berada di luar rumah namun setelah ibu berada di rumah sedapat mungkin
diusahakan untuk memberikan ASI langsung dari payudara ibu kepada bayi.
Karena ASI yang telah dibekukan kehilangan sebagian dari zat anti infeksinya.
Perlu diperhatikan juga untuk daya tahan ASI perah, diantaranya sebagai berikut:
(………………………………)