Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA KEGIATAN (SAK)

TERAPI MEWARNAI
DI RUANG RAWAT INAP LANTAI 3 RS GRAHA HUSAHA

Oleh :

1. Reni Rahayu Yuspitasari (2022090018)


2. Dian Purnomo (2022090021)
3. Fauziyah Ningsih (2022090023)
4. Nanang Widyatmoko (2022090022)
5. Liya Widianti (2022090015)
6. Yeni Fatmawati (2022090044)
7. Fauziatul Hanifah (2022090014)
8. Faqihudin (2022090035)
9. Wahyu Indah Rizki Isnaini (2022090010)
10. Nahdiyatul Ilmiyah (2022090037)
11. Dina Rizky Febriana (2022090045)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS GRESIK
2022
SATUAN ACARA KEGIATAN
(SAK)

Topik : Terapi Mewarnai


Hari/tanggal : Kamis, 20 Oktober 2022
Waktu : 01.00 - selesai WIB
Sasaran : Anak Usia Pra Sekolah di Ruang Rawat Inap Lantai 3
Tempat : Ruang Rawat Inap Lantai 3 RS Grha Husada

A. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan terapi mewarnai anak dapat memberikan respon adaptif
selama perawatan di Rumah Sakit

2. Tujuan Instrksional Khusus (TIK)


Setelah dibrikan penyuluhan 1x45 menit, diharapkan anak mampu:
a. Meningkatkan perkembangan kognitif anak melalui pengenalan warna-
warna yang akan digunakan untuk mewarnai guna memberikan pengaruh
terhadap respon psikologis strees hospitalisasi yang dialami anak menuju
respon adaptif.
b. Mengembangkan ekspresi emosi seni anak dimana anak dipacu untuk
mengungkapkan apa yang telah dia rasakan setelah melihat gambar yang
telah diwarnai yang diharapkan mampu mengarahkan respon maladaptif
anak akibat hospitalisasi kearah respon adaptif.
c. Meningkatkan kreativitas aktivitas atau imajinasi anak melalui gambar
yang mereka warnai
d. Mencegah, mengurangi atau menghilangkan stress hospitalisasi yang
mereka alami.

B. METODE
Metode yang digunakan adalah memberikan gambar yang akan diwarnai
pada masing-masing peserta di Ruang Rawat Inap Lantai 3 Rumah Sakit Graha
Husada. Terapi mewarnai akan didampingi oleh Mahasiswa Fakultas
Keperawatan Universitas Gresik pada tanggal 20 Oktober 2022 pukul 10.00-
11.00.

C. MEDIA DAN ALAT


1. Kertas Gambar
2. Pesil Warna/Crayon
3. Tikar

D. RANCANGAN TEMPAT
Ket :
: Peserta
: Moderator
: Observer

: Fasilitator
E. PENGORGANISASIAN
: Dokumentasi
1. Pembimbing Klinik : Rudianto,.S.Kep.Ns
2. Pembimbing Akademik : Yuanita Syaiful, S.Kep.,Ns.,M.Kep
3. Moderator : Dina Rizky Febriana
4. Observed : Nahdiyatul Ilmiyah
Fauziatul Hanifah
Fauziyah Ningsih
5. Fasilitator : Yeni Fatmawati
Wahyu Indah
Liya Widianti
Reni Rahayu Yuspitasari
6. Dokumentasi : Faqihuddin
Nanang Widyatmoko
Dian Purnomo

Tugas anggota penyuluhan :

1. Moderator
• Membuka dan menutup acara kegiatan
• Memperkenalkan Diri dan tim kepala peserta
• Mengatur proses dan lama kegiatan
• Memimpin jalannya kegiatan
2.  Fasilitator
• Mendampingi anak saat anak mewarnai
• Memotivasi peserta untuk tetap mau mewarnai gambar yang diberikan
sampai selesai.
• Memotovasi keluarga untuk turut memotivasi dan memberi dukungan paa
anak.
3. Observer
• Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses kegiatan.
• Mengamati jalannya acara kegiatan dari awal hingga akhir kegiatan.
• Mengevaluasi hasil kegiatan sesuai dengan rencana kegiatan
4. Dokumentasi
• Mendokumentasi selama acara mulai sampai selesainya acara.

F. STRATEGI PELAKSANAAN KEGIATAN


No Tahap Metode PJ
Waktu Kegiatan Audience
. Kegiatan
1. Pembukaan 5 1. Membuka kegiatan 1. Menjawab salam Ceramah MC &
menit dengan mengucapkan 2. Memperhatikan Moderator
salam. penyuluhan.
2. Memperkenalkan diri.
3. Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan.
4. Kontrak Waktu
5. Menggali pengetahuan
peserta tentang materi
yang akan di sampaikan

2. Inti 25 Pelaksanaan : 1. Menrima media


menit 1. Memberikan media mewarnai dari Ceramah Pemateri
mewarnai pada anak mahasiswa
2. Mengajak anak untuk 2. Memulai
mewarnai mewarnai
3. Memberikan pujian pada 3. Menerima pujian
anak atas gambar yang dari mahasiswa
telah diwarnainya atas gambar yang
4. Mengumumkan 3 telah diwarnainya
gambar yang terbaik 4. Mendengarkan
pada anak pengumuman 3
5. Memberikan reward gambar yang
pada anak-anak dengan terbaik
gambar terbaik. 5. Anak-anak
dengan gambar
terbaik menerima
reward dari
mahasiswa
3. Penutup 10 1. Mengucapkan 1. Menjawab Ceramah Moderator
menit terimakasih ucapan terima &
2. Memberikan souvenir kasih Fasilitator
pada peserta 2. Menerima
3. Mengakhiri pertemuan souvenir
dengan mengucapkan 3. Menjawab
salam salam.

G. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. Kontrak waktu dan tempat diberikan 1 hari sebelum kegiatan dilaksanakan
b. Pembuatan susunan rangkaian acara kegiatan dan media untuk kegiatan
mewarnai dilakukan sebelum kegiatan dilakukan
c. Pengorganisasian penyelenggaraan kegiatan mewarnai dilakukan sebelum
dan saat kegiatan dilaksanakan
2. Evaluasi proses
1) Pembukaan
a. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri.
b. Menyampaikan tujuan, maksud dan manfaat dari kegiatan
c. Menjelaskan mekanisme kegiatan, kontrak waktu dan susunan dari
rangkaian acara kegiatan mewarnai.
2) Pelaksanaan
a. Masing-masing anggota tim terapi bermain bekerja sesuai dengan tugas
anggota masing-masing.
b. Kegiatan berjalan sesuai dengan rencana
c. Peserta antusias terhadap kegiatan mewarnai.
d. Memberikan media menggambar yang sesuai dan aman digunakan oleh
anak.
e. Selama kegiatan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh anak.
3. Evaluasi hasil
a. Acara dimulai tepat waktu
b. Peserta antusias terhadap kegiatan mewarnai dimana anak mampu untuk :
1) Menerima kehadiran mahasiswa
2) Memulai mewarnai objek gambar yang telah diberikan.
3) Menyelesaikan mewarnai objek gambar yang diberikan
c. Anak dikatakan antusias jika anak mampu melaksanakan 2 dari 3 indikator
pada poin diatas ( point b)
d. Antusiasme peserta secara keseluruhan antusias jika jumlah peserta yang
antusias (point c ) lebih dari 50%.
Lampiran Materi

LAMPIRAN MATERI

A. KONSEP BERMAIN
1. PENGERTIAN BERMAIN
Bermain adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya tanpa
mempertimbangankan hasil akhir, dilakukan secara suka rela dan tidak ada paksaan atau tekanan
dari luar (Hurlock, 2005).
Bermain sama dengan bekerja pada orang dewasa, dan merupakan aspek terpenting dalam
kehidupan anak serta merupakan satu cara yang paling efektif untuk menurunkan stres pada anak,
dan penting untuk kesejahteraan mental dan emosional anak (Campbell & Glasper, 1995). Bermain
merupakan suatu aktifitas dimana anak dapat melakukan atau memperaktekkan keterampilan,
memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan
berperilaku dewasa (Hidayat, 2005)
Bermain sebagai suatu ativitas yang memberikan simulasi dalam kemampuan keterampilan,
kognitif, dan afektif maka sepatutnya diperlukan suatu bimbingan, karena bermain bagi anak
merupakan suatu kebutuhan bagi dirinya sebagian kebutuhan lainnya seperti makan, kebutuhan rasa
aman, kebutuhan kasih sayang, dan lain-lain (Hidayat, 2005)
2. FUNGSI BERMAIN BAGI ANAK
Menurut wong (2003), fungsi bermain adalah merangsang perkembangan sensorik-
monorik, kognitif (intelektual), perkembangan sosialisasi dan moral, kreativitas, kesadaran diri, dan
nilai terapeutik.
1) Perkembangan sensorik-monorik
a. Memperbaiki keterampilan motorik kasar dan halus serta koordinasi.
b. Meningkatkan perkembangan semua indra.
c. Mendorong eksplorasi pada sifat fisik dunia.
d. Memberikan pelampiasan kelebihan energi.
2) Perkembangan kognitif (intelektual)
a. Memberikan sumber-sumber yang beranekaragam untuk pembelajaran.
b. Eksplorasi dan manipulasi bentuk, ukuran, tekstur dan warna.
c. Pengalaman dengan angka, hubungan yang renggang, konsep abstrak.
d. Kesempatan untuk meperaktikan dan meperluas keterampilan berbahasa
e. Meberikan kesempatan untuk melatih pengalaman masalalu dalam upaya mengasimilasinya
ke dalam persepsi dan hubungan baru.
f. Membantu anak memahami dunia dimana mereka hidup dan membedakan fantasi dan
realita.

3) Perkembangan Sosialisasi dan Moral


a. Mengajarkan peran orang dewasa, termasuk perilaku peran seks.
b. Memberikan kesempatan untuk menguji hubungan.
c. Mengembangkan keterampilan sosial.
d. Mendorong interaksi dan perkembangan sikap yang positif terhadap orang lain
e. Menguatkan pola perilaku yang telah disetujui dan standart moral.
4) Kreatifitas
a. Memberikan saluran ekspersif untuk ide dan minat yang kreatif.
b. Memungkinkan fantasi dan imajinasi.
c. Meningkatkan perkembangan bakat dan minat khusus.
5) Kesadaran Diri
a. Memudahkan perkembangan identitas diri.
b. Mendorong pengaturan perilaku sendiri.
c. Memungkinkan pengujian pada kemampuan sediri (kealihan sendiri)
d. Memberikan perbandingan antara kemampuan sendiri dan kemampuan orang lain.
e. Memungkinkan kesempatan untuk belajar bagaimana perilaku sendiri dapat mempengaruhi
orang lain
6) Nilai Terapeutik
a. Memberikan pelepasan stress dan ketegangan.
b. Memungkinkan ekspresi emosi dan pelepasan impuls yang tidak dapat diterima dalam
bentuk yang secara sosial dapat diterima
c. Mendorong cobaan dan pengujian situasi yang menakutkan dengan cara yang aman.
d. Memudahkan komunikasi verbal tidak langsung dan non verbal tentang kebutuhan, rasa
takut dan keinginan.
3. PRINSIP-PRINSIP BERMAIN PADA ANAK
Menurut soebjiningsi (1995), terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam aktifitas
bermain pada anak, yaitu :
1) Ektraenergi
Untuk bermain, anak memerlukan energi yang lebih banyak. Anak yang sakit mempunyai lebih
sedikit keinginan untuk bermain dibandingkan dengan anak yang sehat.
2) Waktu
Anak harus memiliki banyak waktu untuk bermain.
3) Alat Permainan
Untuk bermain, anak memerlukan alat permainan yang sesuai dengan umur dan tahap
perkembangannya.
4) Ruangan Untuk Bermain
Ruangan untuk bermain bagi anak tidak perlu terlalu luas. Anak dapat bermain dimana saja,
misalnya diruang tamu, halaman rumah, bahkan diruang tidurnya.
5) Pengetahuan Cara Bermain
Anak belajar bermain melalui mencoba-coba sendiri, meniru teman-temannya atau diberitahu
caranya oleh orang lain. Cara yang terakhir adalah adalah cara yang terbaik, karena anak tidak
terbatas pengetahuannya dalam mengunakan alat permainannya dan anak-anak akan mendapat
keuntungan lain yang lebih banyak.
6) Teman Bermain
Anak harus merasa yakin bahwa ia mempunyai teman bermain kalau ia memerluka, baik itu
saudaranya, orangtua atau temannya. Jika anak bermain sendiri, anak akan kehilangan
kesempatan belajar dari teman-temannya. Tetapi jika anak terlalu banyak bermain dengan anak
lain, maka akan mengurangi kesempatannya untuk menghibur diri sendiri dan menemukan
kebutuhannya sendiri. Jika anak bermain bersama orangtuanya, maka hubungan anak dengan
orangtuanya akan menjadi akrab dan memudahkan orangtuanya mengetahui setiap kelainan
yang terjadi pada anak mereka secara dini.
4. KELASIFIKASI BERMAIN
Berdasarkan isi dan karaktr sosial, bermain dibagi menjadi (Suheman, 2000) :
1) Bermain berdasarkan isi permainan
a. Social affective play
Permainan yang membuat anak belajar brhubungan dengan orang lain.
b. Sense pleasure play
Permainan yang memberikan kesenangan pada anak
c. Skill play
Permainan yang bersifat membina keterampilan anak.
d. Dramatic role play
Permainan yang mengunakan simbol-simbol.
2) Bermain berdasarkan karakteristik sosial
a. Solitary play
Permainan sendiri
b. Pararl play
Bermain dengan teman tetapi tidak berinteraksi. Anak tampak ingin berteman tetapi
sosisalnya belum adekuat sehingga mereka tidak membentuk kelompok.
c. Assosiative play
Bermain bersama temannya dan masing-masing anak bermain sesuai keinginannya, tetapi
tidak ada tujuan kelompok
d. Cooperative play
Bermain dalam kelompok, berdiskusi dan merencanakan kegiatan untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan dan juga memperoleh tujuan kompetisi.

B. KONSEP MEWARNAI GAMBAR


1. DEFINISI MEWARNAI GAMBAR
Mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang kreatif untuk mengurangi stress dan
kecemasan serta meningkatkan komunikasi pada anak.
2. MANFAAT MEWARNAI GAMBAR
1) Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat terapeutik(sebagai
permainan penyembuh/ therapeutic play)
2) Dengan menggambar berarti anak dapat mengekspresikan “feelingnya” atau memberikan pada
anak suatu cara untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.
3) Sebagai terapi kognitif, pada saat anak menghadapi kecemasan karena proses hospitalisasi,
karena pada keadaan cemas dan stress, kognitifnya tidak adan akurat dan negatif.
4) Mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk meningkatkan eksprrsi emosional anak,
termasuk pelepasan yang aman dan benci.
5) Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan metode penyuluhan
kesehatan untuk mrrubah perilaku anak selama dirawat di Rumah Sakit.
C. KONSEP ANAK PRASEKOLAH
1. PENGERTIAN
Anak usia pra sekolah adalah anak dengan usia 3-5 tahun (Donna L Wong, 493). Menurut
Sugeng dan Weni (2010) Pengkajian tumbuh kembang anak adalah suatu cara untuk mendapatkan
informasi tentang anak dan keluarganya dengan menggunakan semua panca indra baik subyektif
maupun objektif. Menurut Biechler dan Snowman (1993) dalam Dr.Soemiarti (2003) yang
dimaksud dengan anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara 3-6 tahun. Di Indonesia,
umumnya mereka mengikuti program Tempat Penitipan Anak (3 bulan – 5 tahun) dan kelompok
Bermain (usia 3 tahun), sedangkan pada anak usia 4-6 tahun biasanya mereka mengikuti program
Taman Kanak-kanak.
Teori Pieget dalam Hermawati Mansur (2009) yang membicarakan perkembangan kognitif,
perkembangan dari fase sensorimotor (0-2 tahun), praoperasional (2-7 tahun), operasional konkret
(7-12 tahun), dan operasinal formal (12-15 tahun), maka perkembangan kognitif anak masa
prasekolah berada pada fase praoperasional.
2. TUMBUH DAN BERKEMBANG ANAK PRASEKOLAH
Tumbuh berarti bertambah dalam ukuran. Perkembangan anak tidak sama dengan
pertumbuhannya. Bila pertumbuhan menjelaskan perubahan dalam ukuran, sedangkan
perkembangan adalah perubahan dalam kompleksitas dan fungsinya.
Apabila anak berinteraksi dengan lingkungan berarti sekaligus anak dipengaruhi dan
mempengaruhi lingkungan. Dengan demikian hubungan anak dengan lingkungan bersifat timbal
balik, baik yang berifat perkembangan psikologis maupun pertumbuhan dan perkembangan fisik.
Perkembangan kognitif dan sosial dipengaruhi oleh pertumbuhan sel otak dan perkembangan
hubungan antar sel otak (Dr.Soemiarti, 2003).
Pada masa ini anak mengalami proses perubahan dalam pola makan dimana anak pada
umumnya mengalami kesulitan untuk makan. Proses eleminasi pada anak sudah menunjukkan
proses kemandirian dan masa ini adalah masa dimana perkembangan kognitif sudah mulai
menunjukkan perkembangan dan anak sudah mempersiapkan diri untuk memasuki sekolah dean
tampak sekali kemampuan anak belum mampu menilai sesuatu berdasarkan apa yang mereka lihat
dan anak membutuhkan pengalaman belajar dengan lingkungan dan orang tuanya. Sedangakan
perkembangan psikososial anak sudah menunjukkan adanya rasa inisiatif, konsep diri yang positif
serta mampu mengidentifikasi identitas dirinya (Azis, 2008).

3. HAL- HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN PADA ANAK PRASEKOLAH


Anak yang berusia 1-5 tahun merupakan kelompok yang rawan gizi dan rawan penyakit.
Beberapa kondisi yang menyebabkan usia ini rawan gizi dan rawan kesehatan, antara lain sebagai
berikut.
1) Anak usia 1-5 tahun masih berada dalam masa transisi dari makanan bayi ke makanan dewasa.
2) Usia ini anak sudah mulai bermain di tanah dan sudah bisa main di luar rumah sendiri, sehingga
lebih terpaksa terpapar dengan lingkungan yang kotor dan kondisi yang memungkinkan untuk
terinfeksi dengan beragai penyakit.
3) Anak sudah bisa mengurusi dirinya sendiri, dan termasuk dalam hal memilih makanan. Di pihak
lain, ibunya sudah tidak begitu memperhatikan lagi makanan anaknya, karena dianggap anak
sudah dapat makanan sendiri (Merryana Andriani, 2012;205).
4. CIRI TAHAPAN PERKEMBANGAN BERDASARKAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK
PRASEKOLAH
Terdapat beberapa ciri tahapan perkembangan anak prasekolah menurut Dr.Soemiarti
(2003), yang antara lain sebagai berikut.
1) Perkembangan jasmani
Pada saat anak mencapai tahapan prasekolah (3-6 tahun) ada ciri yang jelas berbeda antara
anak usia bayi dan anak prasekolah. Pada anak prasekolah telah tampak otot-otot tubuh yang
berkembang dan memungkinkan bagi mereka melakukan berbagai ketrampilan.
Pada usia antara 4-5 tahun, biasanya mereka sudah mampu membuat gambar, gambar
orang. Pada usia 4 tahun anak-anak telah memiliki ketrampilan yang lebih baik, mereka mampu
melambungkan bola, melompat dengan satu kaki, telah mampu menaiki tangga dengan kaki
yang bergantiganti.
2) Perkembangan Kognitif
Kognitif seringkali diartikan sebagai kecerdasan atau berfikir. Kognitif adalah pengertian
yang luas mengenai berfikir dan mengamati, jadi merupakan tingkah laku – tingkah laku yang
mengakibatkan orang memperoleh pengetahuan atau yang dibutuhkan untuk menggunakan
pengetahuan. Perkembangan kognitif dinyatakan dengan pertumbuhan kemampuan merancang,
mengingat dan mencari penyesalan masalah yang dihadapi.
Walaupun pada umumnya usia anak prasekolah dikaitkan dengan tahapan perkembangan
dari Piaget, yakni fase sensikmotorik (0-2 tahun), fase praoperasional (3-6 tahun), kecepatan
perkembangan anak bersifat pribadi, tidak selalu sama untuk masing-masing anak.
3) Perkembangan Bahasa
Dalam proses tumbuh kembangnya, seorang anak akan tumbuh dan berkembang bersama
dengan produk bahasa mereka yang akan meningkat dalam segi kuantitas, keluasan dan
kerumitannya. Dalam membicarakan perkembangan bahasa terdapat 3 butir yang perlu
dibicaarakan, antara lain sebagai berikut.
a) Ada perbedaan antara bahasa dan kemampuan berbicara. Bahasa biasanya dipahami
sebagai sistem tatabahasa yang rumit dan bersifat semantik, sedangkan kemampuan bicara
terdiri dari ungkapan dalam bentuk kata-kata. Walaupun bahasa dan kemampuan berbicara
sangat dekat hubungannya, keduanya berbeda.
b) Terdapat dua daerah pertumbuhan bahasa yaitu bahasa yang bersifat pengertian / reseptif
(understanding) dan pernyataan atau ekspresif (producing). Bahasa pengertian (misalnya
mendengarkan dan membaca) menunjukkan kemampuan anak untuk memahami dan
berlaku terhadap komunikasi yang ditujukan kepada anak tersebut. Bahasa ekspresif (bicara
dan tulisan) menunjukkan ciptaan bahasa yang dikomunikasikan kepada orang lain.
c) Komunikasi diri atau bicara dalam hati, juga harus dibalas. Anak akan berbicara dengan
dirinya sendiri apabila berkhayal, pada saat merencanakan menyelesaikan masalah, dan
menyerasikan gerakan mereka. Anak prasekolah biasanya telah mampu mengembangkan
ketrampilan bicara melalui percakapan yang dapat memikat orang lain. Sejak anak berusia
dua tahun anak memiliki minat yang kuat untuk menyebutkan berbagai nama benda. Minat
tersebut akan terus berlangsung dan meningkat yang sekaligus akan menambah
perbendaharaan kata yang telah dimiliki.
Anak dapat menggunakan bahasa dengan ungkapan yang lain, misalnya : bermain peran,
isyarat yang ekspresif, dan melalui bentuk seni (misalnya menggambar). Ungkapan tersebut
dapat merupakan petunjuk bagaimana anak memandang dunia dalam kaitan dirinya kepada
orang lain.
4) Berkembangan emosi dan sosial
Perkembangan emosi berhubungan dengan seluruh aspek perkembangan anak. Setiap anak
mempunyai emosi rasa senang, marah, jengkel dalam menghadapi lingkungannya sehari-hari.
Pada tahapan ini emosi anak prasekolah lebih rinci, bernuansa atau disebut teridentifikasi.
Masing-masing anak menunjukkan ekspresi yang berbeda sesuai dengan suasana hati dan
dipengaruhi oleh pengalaman yang diperoleh sepanjang perkembangannya. Tingkah laku
sosialisasi adalah sesuatu yang dipelajari, bukan sekedar hasil dari kematangan.

DAFTAR PUSTAKA

Alfiyanti, D., Hartiti, T., & Samiasih, A. (2007). Pengaruh terapi bermain terhadap tingkat kecemasan
anak usia prasekolah selama tindakan keperawatan di Ruang Lukman Rumah Sakit Roemani
Semarang. Jurnal Keperawatan, 35–44.
Andriana, D. (2011). Tumbuh kembang & terapi bermain pada anak. Jakarta: Salemba Medika.
Handayani, R., & Puspitasari. (2009). Pengaruhm terapi bermain terhadap tingkat kooperatif selama
menjalani perawatan pada anak usia prasekolah (3–5 tahun) di Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Surya Medika
Purwandari, H., Mulyono, W.A., & Sucipto, A. (2010). Terapi bermain untuk menurunkan kecemasan
perpisahan pada anak prasekolah yang mengalami hospitalisasi. JurnalKeperawatan
Profesional Indonesia, 52–59.Sue, D.C. (2010). Fundamentals of nursing:Standards &
practice, (2nd Ed.). New York: Delmar.
LEMBAR OBSERVASI PENYULUHAN
Hari/ Tanggal :
Tempat Penyuluhan :

TERCAPAI
KRITERIA EVALUASI KETERANGAN
YA TIDAK
1. Evaluasi Struktural :
a. Persiapan Media
Media yang digunakan dalam
penyuluhan semua lengkap dan
dapat digunakan dalam
penyuluhan yaitu :
 Kertas Gambar
 Pesil Warna/Crayon
 Tikar

b. Persiapan Materi
Materi disiapkan 2 hari sebelum
cara dalam bentuk makalah atau
SAK dan disediakan kertas
gambar
c. Persiapan peserta yang mengikuti
mewarnai
d. Semua peserta hadir dalam
kegiatan
e. Kontrak waktu dengan peserta
sudah dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses :
a. Moderator : membuka acara,
memperkenalkan diri,
menjelaskan tujuan, membuat
kesimpulan, menutup acara.
b. Pemateri : menggali
pengetahuan, memberikan
reinforcement, menyampaikan
materi
c. Fasilitatotor : menciptakan
suasana yang nyaman,
memotivasi peserta untuk ikut
aktif dalam penyuluhan dan
bertanya.
d. Peserta : antusias terhadap
materi yang diberikan, tidak
meninggalkan tempat
penyuluhan, mengajukan
pertanyaan dan menjawab
pertanyaan dengan benar.

3. Evaluasi Hasil
a. Jumlah peserta yang datang 100%
hadir dari target yang diharapkan
b. Peserta mampu:
 Menjelaskan tentang definisi
terapi mewarnai
 Menjelaskan tentang manfaat
mewarnai

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai