Anda di halaman 1dari 61

2.

TINJAUAN DATA

2.1. DATA FISIK TAPAK DAN BANGUNAN


2.1.1. Data Luar Tapak
Nama bangunan : Billiard dan Café di Surabaya

Luas Perancangan : ± 1440 m2


Batas-batas lahan :
• Batas Utara : Lahan Kosong
• Batas Selatan : Jl Raya Dharma Husada Indah Timur dan sungai
• Batas Timur : Jl Kertajaya Indah Timur 1
• Batas Barat : Jl Raya Dharma Husada Indah
Dilihat dari batas-batas diatas, terlihat bahwa bangunan ini terletak di
salah satu bagian kota yang ramai. Pola sirkulasi kendaraan luar tapak relatif
lancar, dengan arah lalu lintas yang searah dan memiliki lebar jalan yang cukup
besar (12 m). Untuk pencapaiannya, dibedakan sesuai dengan sirkulasi:
1. Untuk kendaraan umum, direncanakan halte khusus pada sisi jalan Kertajaya
Indah Timur.
2. Untuk pengunjung dengan kendaraan pribadi, mereka dapat masuk melalui
akses masuk yang terletak di sisi jalan Kertajaya Indah Timur (bagian timur
tapak) dan jalan Dharma Husada Indah Timur (bagian barat tapak).

2.1.2. Data Tapak Dalam


Dalam satu lahan Billiard dan Café ini, terbagi menjadi 2 gedung. Kedua
gedung ini dipisahkan oleh foyer, teras dan taman. Untuk perancangan Billiard
dan Café di Surabaya ini, dipakai gedung yang memiliki luasan lebih kecil
(gedung barat)
Main Entrance pada gedung ini cukup banyak. Ada 4 main entrance
• 1 menghadap utara berada tepat di depannya tempat parkir (sangat
menguntungkan).

14
Universitas Kristen Petra
15

• 1 menghadap barat berada tepat menghadap di jalan.


• 2 menghadap timur tepat beradapan dengan gedung bagian timur.

2.2. TINJAUAN DATA PEMBANDING


2.2.1. Q-Club
Nama : Q-Club (Q-Club Billiard)
Alamat : Jalan Mayjen Sungkono 77
Telepon : 031- 5623219

2.2.1.1. Data Lingkungan Sekitar Tapak Luar


Q-Club terletak dikawasan Surabaya Barat, di jalan Mayjen Sungkono 77
komplek Wonokitri.
Batas Tapak luar dari lokasi Q-Club adalah sebagai berikut:
Batas Utara : Jalan Mayjen Sungkono
Batas Timur : Kompleks Pertokoan
Batas Selatan : Perumahan Penduduk
Batas Barat : Kompleks Pertokoan
Kriteria kebisingan disekitar luar tapak, antara lain:
• Batas Utara adalah jalan Mayjen Sungkono dimana memiliki tingkat
kebisingan paling tinggi karena merupakan jalan utama.
• Batas Timur merupakan kompleks pertokoan yang dimana tingkat kebisingan
cukup tinggi.
• Batas Selatan adalah perumahan penduduk yang memiliki tingkat kebisingan
yang cukup tinggi.
• Batas Barat adalah kompleks pertokoan yang memiliki tingkat kebisingan
cukup tinggi.

2.2.1.2. Data Lingkungan Tapak Dalam


Q-Club berada dilantai 2 sehingga untuk mencapai area tersebut harus
menaiki tangga terlebih dahulu. Q-Club dahulu adalah sebuah tempat bioskop dan
yang sekarang dirombak menjadi tempat bermain Billiard.

Universitas Kristen Petra


16

Bentuk bangunan persegi panjang dan memiliki beberapa ruang, antara


lain:
Area depan:
• Lounge
• Reception dan kasir
• Area bermain
• Minishop
• Toilet
Area dalam
• Area bermain
• Kasir
• Bar dan live musik
• Dance floor
• Kantor
• Gudang

2.2.1.3. Struktur Organisasi


Owner

General Manajer

Manajer Operasional

PR Kitchen Bar

Kep. Supervisi Band DJ

Supervisi Cleaning Service

Universitas Kristen Petra


17

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Q-Club


Tugas dan tanggung jawab
a. Owner
• Mengawasi jalannya perusahaan
b. General Manajer
• Mengawasi keuangan
• Mengurus publikasi
• Mengecek data yang keluar masuk
• Bertanggung jawab terhadap owner mengenai data dan keuangan
perusahaan
c. PR
• Bertanggung jawab terhadap masalah periklanan
• Melakukan promosi
• Bertanggung jawab terhadap semua acara yang akan diselenggarakan
d. Kep Supervisi
• Mentraining karyawan
• Mangawasi kinerja karyawan
• Menjaga operasional billiard
• Bertanggung jawab terhadap general manajer mengenai operasional
perusahaan
e. Marketing
• Bertanggung jawab terhadap jumlah pengunjung melalui promosi
• Menerima saran dan kritik dari para pengunjung
f. Supervisi
• Mengelola minishop
• Mencari barang yang akan dijual
• Mengawasi kerja karyawan, security, dan cleaning service
• Bertanggung jawab terhadap kepala supervisior

2.2.1.4. Aktivitas Pengguna

Universitas Kristen Petra


18

• Pengunjung
Datang → pesan meja → bermain → pulang
Datang → duduk di bar → melihat-lihat → pulang
Datang → duduk di bar → bermain → pulang
Datang → bermain → duduk-duduk di bar → dance → pulang
• Karyawan
Datang → mengisi jadwal masuk → mempersiapkan diri → melayani
pengunjung → mengisi jadwal pulang → pulang

2.2.1.5. Sistem Operasional


• Jam buka mulai 11.00 sampai dengan 02.00 WIB (untuk malam weekend
sampai jam 03.00).

2.2.1.6. Sistem Pembayaran


Untuk bermain pertama menggunakan sistem perjam, baru untuk
penambahan waktu permainan menggunakan sistem detik.
• Perjam Rp 27.500 (malam)
• Perjam Rp 15.000 (siang)
• Untuk hari biasa + weekend

2.2.1.7. Fasilitas
Fasilitas yang terdapat di tempat bermain billiard (semua smoking area)
ini antara lain:
• 22 unit table billiard 9 feet dengan standart internasional
• 1 unit table untuk tournament
• 2 bar counter
• Dance floor
• Billiard pro shop
• Restaurant dan lounge (jika makan sampai Rp 150.000 @ meja billiard di
area lounge dapat digunakan gratis)
• Dj performance (sound sistem)

Universitas Kristen Petra


19

• Live band performance


• Full AC (hidup terus) sentral, manual, split
• Area parkir yang cukup luas

2.2.1.8. Program Kegiatan


• Selasa dan Jumat (18.00-22.00) : Ladies Night (free)
• Rabu sampai dengan Sabtu : Live Music
• Setiap hari (23.00-24.00) : Sexy Dancer

2.2.1.9. Aspek Pembentuk Ruang


Aspek Pembentuk Ruang:
• Lantai
Pada Main Entrance menuju area reception menggunakan keramik warna abu-
abu yang dapat menunjukan arah kepada pengunjung untuk menuju ke area
reception. Sedangkan pada area kiri dan kanan dari reception menggunakan
bahan karpet warna biru dan merah yang digunakan untuk area lounge dan
bermain billiard.
• Dinding
Pada area main entrance, lounge, dan area bermain menggunakan bahan kaca
yang diberi gorden, untuk mencegah sinar matahari yang masuk secara
langsung kedalam ruangan. Sedangkan dinding pada area dalam bermain
billiard terbuat dari gypsum warna kuning yang divariasi melengkung dan
berlubang kemudian diberi lampu. Untuk bagian dinding yang melengkung di
bawahnya diberi lapisan karpet warna abu-abu tua dan muda yang disusun
vertikal.
• Plafon
Pada area reception terbuat dari gypsum yang dibentuk melingkar dan diberi
warna putih. Pada area bermain, plafon dibuat bergelombang dan diberi warna
kuning serupa dengan warna dindingnya.

2.2.1.10. Aspek Pendukung Ruang


Aspek Pendukung Ruang:

Universitas Kristen Petra


20

• Pintu
Main entrance menggunakan double door yang terbuat dari kaca dengan
pegangan yang terbuat dari stainless steel dan untuk pintu lainya
menggunakan bahan kayu yang difinishing dengan melamin.
• Jendela
Untuk area reception, lounge, dan area bermain di area depan menggunakan
jendela yang terbuat dari kaca sedangkan diarea bermain dalam tidak terdapat
jendela.
• Tangga
Anak tangga untuk naik ke area bermain diberi railing yang terbuat dari besi
yang diberi warna emas dan multiplek yang diberi lapisan karpet warna biru.

2.2.1.11. Karakteristik Ruang


• Pencahayaan
Pada area depan menggunakan pencahayaan alami melalui dinding yang
terbuat dari kaca, dan dibantu dengan pencahayaan buatan menggunakan
lampu downlight, lampu halogen, lampu hias, lampu sorot, dan lampu gantung
khusus untuk meja billiard.
• Penghawaan
Menggunakan penghawaan buatan, yaitu menggunakan AC split yang
diletakan di dinding.
• Akustik
Menggunakan speaker yang diletakan di dinding.
• Sistem Keamanan
Untuk keamanan pengunjung, menggunakan jasa security, sedangkan untuk
keamanan kebakaran menggunakan sprinkler, tabung kebakaran, dan smoke
detector pada plafon.

2.2.1.12. Aspek Dekoratif


Aspek Dekoratif:

Universitas Kristen Petra


21

Pada area bar bagian depan terdapat pregola yang digunakan sebagai
plafon, sedangkan untuk kolom mengunakan bahan kayu yang difinishing
melamin yang juga difungsikan sebagai tempat menaruh stik billiard. Untuk bar
pada area dalam terdapat railing yang terbuat dari besi warna emas digunakan
sebagai pembatas antara dance floor dengan area duduk. Dinding yang dibuat
maju mundur yang kemudian diberi lampu, sebagai penerangan.

2.2.1.13. Perabot Ruang


Perabot Ruang:
• Lantai 1
Terdapat 10 meja dimana setiap meja terdiri dari 4 orang untuk makan dan
bersantai, 4 buah sofa, 2 buah meja billiard, 1 meja reception, 1 lemari dan 2
kursi untuk receptionist, 1 lemari yang difungsikan sebagai minishop, meja
bar dan lemari.
• Lantai 2
Terdapat 10 buah meja billiard dengan 20 kursi, 5 buah sofa, 10 buah kursi
bar, dan 1 meja bar.
• Lantai 3
Terdapat 4 buah meja billiard dengan 8 kursi.
• Lantai 4
Terdapat 2 meja billiard dengan 4 kursi, 2 buah sofa, meja kasir, dan meja DJ.
• Lantai 5
Terdapat 6 buah meja billiard dengan 8 buah sofa.

Foto survey di Q-Club


1 2

3 4

Universitas Kristen Petra


22

5 6

KETERANGAN:
1: Reception
2: Main Entrance
3: Area Lounge
4: Area Bar
5 dan 6: Area Billiard
Gambar 2.2. Foto Suasana di Q-Club (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2007)

2.2.2. HOT SHOT


Nama : HOT SHOT (Pool and bar)
Alamat : Tunjungan Center lt 5-6
Telepon : 031 - 5348195, 031 - 5348194

2.2.2.1. Data Lingkungan Sekitar Tapak Luar


HOT SHOT terletak dikawasan Surabaya Selatan di Jalan Tunjungan
Center lt 5-6
Batas Tapak luar dari lokasi HOT SHOT adalah sebagai berikut:
Batas Utara : Jl Kramat Gantung
Batas Timur : Jl Praban
Batas Selatan : Jl Tunjungan
Batas Barat : Jl Genteng kali
Kriteria kebisingan disekitar luar tapak, antara lain:
• Batas Utara adalah jalan Kramat Gantung dimana memiliki tingkat kebisingan
cukup tinggi karena merupakan jalan menuju ke pertokoan.

Universitas Kristen Petra


23

• Batas Timur merupakan jalan Praban yang dimana tingkat kebisingan cukup
tinggi.
• Batas Selatan adalah jalan Tunjungan yang memiliki tingkat kebisingan yang
cukup tinggi.
• Batas Barat adalah jalan Genteng kali dimana memiliki tingkat kebisingan
tinggi

2.2.2.2. Data Lingkungan Tapak Dalam


HOT SHOT berada dilantai 5-6 sehingga untuk mencapai area tersebut
harus naik tangga yang ada di dalamnya.
Bentuk bangunan persegi panjang dan memiliki beberapa ruang, antara
lain:
• Lantai 5:
o 17 unit table billiard mega 7 feet (pakai koin @ Rp 1500)
o Café
o Meja Snoker (1)
o Kantor
o Toilet
• Lantai 6
o 24 unit table billiard 9 feet
o Kasir
2.2.2.3.StrukturOrganisasi

Universitas Kristen Petra


24

Owner

Manajer

Administrasi Pembelian Pengurus

Kasir CS
Server

Gambar 2.3. Struktur Organisasi HOT SHOT


2.2.2.4. Aktivitas Pengguna
• Pengunjung
Datang → pesan meja bermain → pulang
Datang → duduk di cafe → pulang
Datang duduk di café → bermain → pulang
• Karyawan
Datang → mengisi jadwal masuk → mempersiapkan diri → melayani
pengunjung → mengisi jadwal pulang → pulang

2.2.2.5. Sistem Operasional


• Jam buka mulai 10.00 sampai dengan 02.00 WIB
• Jam buka mulai 10.00 sampai dengan 03.00 WIB (untuk hari Sabtu)

2.2.2.6. Sistem Pembayaran


Perjam Rp 15.000 perjam dan juga mendapatkan diskon 20% untuk
pelajar (hari Minggu sampai kamis).

2.2.2.7. Fasilitas
Fasilitas yang terdapat di tempat bermain billiard ini antara lain:
• 24 unit table billiard 9 feet dengan standart internasional, snooker (1)

Universitas Kristen Petra


25

• 17 unit table billiard mega 7 feet (pakai koin 1500)


• Café
• Sound system
• Kasir
• Full AC (hidup terus) sentral, split
• Area parkir yang cukup luas
• Diskon 20% untuk pelajar (hari Minggu sampai kamis)

2.2.2.8. Aspek Pembentuk Ruang


Aspek Pembentuk Ruang:

• Lantai
Pada lantai 5 dan 6 menggunakan karpet warna abu-abu dan pada area
bermain billiard menggunakan bahan karpet warna abu-abu.
• Dinding
Pada area billiard di lantai 5 dan 6 menggunakan dinding bata yang bewarna
merah keunguan.
• Plafon
Pada lantai 5 dan 6 terbuat dari gypsum bewarna merah keunguan.

2.2.2.9. Aspek Pendukung Ruang


Aspek Pendukung Ruang:
• Pintu
Pintu Main entrance terdapat pada lantai 5 dan 6, jadi bila kita parkir mobil di
lantai 5 dan 6 pun kita dapat masuk.
• Jendela
Jendela hanya terdapat pada area billiard pada lantai 5.

2.2.2.10. Karakteristik Ruang


• Pencahayaan

Universitas Kristen Petra


26

Pada area billiard dan cafe menggunakan pencahayaan buatan melalui


menggunakan lampu gantung yang tergantung di plafon.
• Penghawaan
Menggunakan penghawaan buatan, yaitu menggunakan AC split yang
diletakan di dinding.
• Akustik
Menggunakan speaker yang diletakan di dinding.
• Sistem Keamanan
Untuk keamanan pengunjung, menggunakan jasa security, sedangkan untuk
keamanan kebakaran menggunakan tabung kebakaran.

2.2.2.11. Perabot Ruang


Perabot Ruang:
• Lantai 5
Terdapat 17 unit table billiard mega 7 feet (pakai koin Rp 1500)
Terdapat 1 buah meja snooker
Meja dan kursi Café
Bangku panjang
Papan skor
Kantor
Meja kecil
• Lantai 6
24 unit table billiard 9 feet
Kasir
Bangku panjang
Papan skor
Meja kecil

Foto survey di HOT SHOT

1 2

Universitas Kristen Petra


27

3 4

5 KETERANGAN:
1: Reception
2: Area Billiard
3: Area Billiard
4: Area Cafe
5: Area Duduk Cafe
Gambar 2.4. Foto Suasana di Hot Shot (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2007)

2.2.3. AJBS
Nama : PT AJBS
Alamat : Jalan Ratna 14, Surabaya
Telepon : 031- 5029349

2.2.3.1. Data Lingkungan Sekitar Tapak Luar


AJBS terletak dikawasan Surabaya Selatan, di jalan Ratna 14, Surabaya
Batas Tapak luar dari lokasi AJBS adalah sebagai berikut:
Batas Utara : Perumahan dan Gereja
Batas Timur : Perumahan dan Gudang
Batas Selatan : Hotel Bintang
Batas Barat : Lahan Kosong
Kriteria kebisingan disekitar Luar tapak, antara lain:

Universitas Kristen Petra


28

• Batas Utara adalah Perumahan dan Gereja dimana memiliki tingkat


kebisingan paling tinggi karena merupakan jalan utama.
• Batas Timur merupakan Perumahan dan Gudang yang dimana tingkat
kebisingan tidak seberapa tinggi.
• Batas Selatan adalah Hotel Bintang yang memiliki tingkat kebisingan yang
cukup tinggi.
• Batas Barat adalah Lahan Kosong dimana memiliki tingkat kebisingan tidak

2.2.3.2. Data Tapak Dalam AJBS


Main Entrance berada tepat di depannya tempat parkir (sangat
menguntungkan). Pada area bermain tersebut seluruh dindingnya menggunakan
beton jadi tidak ada view dari luar maupun dalam. Jadi satu-satunya cara untuk
menarik pengunjung yaitu dengan menggunakan main entrance yang menarik.
Daerah ini terbagi menjadi 3 area. Area yang pertama yaitu area yang
dekat dengan pintu masuk sebagai area dengan tingkat visibilitas tinggi, dimana
sesuai untuk area control counter. Area yang kedua memiliki visibilitas sedang,
sesuai untuk ruang yang aktivitasnya tenang tidak terganggu dengan aktivitas
pengunjung. Area yang ketiga yaitu area yang berada pada bagian belakang
sebagai area dengan tingkat visibilitas rendah, sesuai untuk area service. Bentuk
bangunan persegi dan memiliki beberapa ruang, antara lain:
• Café
• Reception dan kasir
• Area bermain billiard dan bowling
• Toilet

2.2.3.3. Struktur Organisasi

Universitas Kristen Petra


29

Owner

Direktur

Manajer Manajer
Administrasi Operasional

Manajer Café Manajer


Admin Billiard
Accounting

Supervisior Teknisi
Billiard

Bartender+Cook
Billiard Assistant

Waiter

Gambar 2.5. Struktur Organisasi AJBS


2.2.3.4. Aktivitas Pengguna
• Pengunjung
Datang → ke café → mengobrol → pulang
Datang → bermain → melihat-lihat → pulang
Datang duduk di cafe → bermain → pulang
• Karyawan
Datang → absen → mempersiapkan diri → membersihkan dan menyiapkan
peralatan → melayani customer → membereskan peralatan → absent →
pulang

2.2.3.5. Sistem Operasional


• Jam buka mulai 10.00 sampai dengan 01.00 WIB

Universitas Kristen Petra


30

• Untuk karyawan masuk mulai pukul 09.00 - selesai

2.2.3.6. Sistem Pembayaran


• Mulai pukul 10.00 – 18.00 Perjam Rp 15.000
• Mulai pukul 18.00 – 01.00 Perjam Rp 12.000

2.2.3.7. Fasilitas
Fasilitas yang terdapat di tempat bermain billiard ini antara lain:
• 30 unit table billiard 9 feet dengan standart internasional dilengkapi dengan 2
buah sofa kecil dan 1 meja di pinggir ruangan.
• Cafe
• Sound system
• Full AC (hidup terus) sentral, manual, split
• Area parkir yang cukup luas

2.2.3.8. Program Kegiatan


• Live Music

2.2.3.9. Aspek Pembentuk Ruang


Aspek Pembentuk Ruang:
• Lantai
Pada area café dan reception menggunakan keramik bewarna coklat sehingga
kesan yang ditampilkan hangat. Sedangkan pada area bermain billiard
menggunakan bahan karpet warna abu-abu dan juga sebagai peredam suara,
untuk area main entrance menggunakan keramik bewarna putih.
• Dinding
Pada area cafe menggunakan gypsum bewarna putih yang dikombinasi dengan
warna krem. Area bermain menggunakan dinding bata yang difinishing
dengan cat. Dinding tersebut juga diberi gambar sebagai dekoratif.
• Plafon

Universitas Kristen Petra


31

Pada area reception terbuat dari gypsum bewarna putih yang dibentuk
melingkar Pada area bermain, plafon dibuat dari gypsum dan bergelombang
bewarna kuning.

2.2.3.10. Aspek Pendukung Ruang


Aspek Pendukung Ruang:
• Pintu
Main entrance menggunakan pintu kaca, dan untuk ke tempat bermain billiard
dan café tidak terdapat dinding lagi hanya dibatasi dengan perabot saja.
• Jendela
Jendela pada gedung ini tidak ada karena semuanya terbuat dari beton.

2.2.3.11. Karakteristik Ruang


• Pencahayaan
Pada area lobby menggunakan pencahayaan buatan melalui menggunakan
lampu downlight. Selain itu juga pada pagi sampai siang hari dapat juga
menggunakan pencahayaan alami yang didapat dari pintu masuk yang terbuat
dari kaca.
Pada area billiard dan café menggunakan pencahayaan buatan. Untuk tempat
billiard dapat dilihat dari pemakaian lampu gantung yang terletak di atas meja
billiard dan juga dari lampu bohlam. Untuk area café menggunakan lampu
downlight
• Penghawaan
Menggunakan penghawaan buatan, yaitu menggunakan AC sentral yang
diletakan di plafon.
• Akustik
Menggunakan speaker yang diletakan di dinding dan juga karpet pada lantai
juga digunakan sebagai peredam. Pada area main entrance tidak mengganggu
peredam.
• Sistem Keamanan

Universitas Kristen Petra


32

Untuk keamanan pengunjung, menggunakan jasa security, sedangkan untuk


keamanan kebakaran menggunakan tabung kebakaran, dan sprinkler pada
plafon.

2.2.3.12. Aspek Dekoratif


Dinding yang diberi hiasan gambar-gambar, plafon pada area billiard yang
diekspose.

2.2.3.13. Perabot Ruang


Perabot Ruang:
• Lobby
Terdapat 1 meja reception dan juga 6 buah sofa dan 2 meja
• Area billiard
30 unit table billiard 9 feet dengan standart internasional dilengkapi dengan 2
buah sofa kecil dan 1 meja
• Café
Beberapa kursi, meja dan 6 buah sofa, panggung, meja café besar

Foto survey di AJBS


1 2

3 4

5
KETERANGAN:
1: Area Cafe
2: Reception

Universitas Kristen Petra


33

3: Area Billiard
4: Loker pegawai
5: Area Duduk Billiard
Gambar 2.6. Foto Suasana di AJBS (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2007)

2.3. DATA LITERATURE


2.3.1. Sejarah Billiard
Knuchell (1970) menyatakan bahwa kata Billiard berasal dari bahasa
Perancis kuno yang berarti “Playing Stick” atau bermain tongkat. Permainan ini
mulai berkembang sejak tahun 1565, ketika seorang bangsa Spanyol membawa
meja billiard ke St.Agustine, Florida. Permainan tersebut berkembang pesat dan
dimulai dengan mengadakan perlombaan antar individu dan kelompok. Pada akhir
1800-an, kejuaraan billiard mulai menjalar ke berbagai penjuru dunia.
Mrs.Dorothy Wise adalah seorang pemilik dan yang menjalankan Bay
Billiard, yang percaya bahwa permainan billiard adalah permainan yang sangat
sempurna dan cocok bagi wanita yang menginginkan “relax”.
Ribuan rumah didesain untuk menyediakan ruang rekreasi yang
diperlengkapi dengan meja billiard. Alasan untuk hal tersebut adalah karena
billiard adalah permainan keluarga yang sangat ideal, disamping itu juga
mempunyai banyak keuntungan yaitu dapat melatih otot perut. Sekarang ini
permainan billiard dapat dinikmati oleh ribuan orang di dunia.

2.3.1.1. Spasial Ruang Billiard


Untuk persyaratan ruang billiard meliputi berbagai macam teori, yaitu:
1. Sirkulasi
Jarak antar meja minimal 1,5m. Jarak antara meja dengan dinding 1,5m-2,1 m.
Kebutuhan gerak manusia minimal 1,5m.
2. Macam-macam Billiard
Ada 2 jenis yaitu bola 9 dan bola 15. Ukuran meja billiard ada berbagai
macam diantaranya:
• 152 cm x 305cm
• 175 cm x 350cm

Universitas Kristen Petra


34

• 140 cm x 280cm
• 270 cm x 135cm
3. Berat meja
Beratnya berkisar 1-5 ton

Berikut ini adalah gambar stick billiard berikut bagian-bagiannya:

Gambar 2.7. Stick Billiard

Gambar 2.8. Mechanical Bridge, Play Cue, Jump Cue (dari atas ke bawah)

Gambar 2.9. Perlengkapan Pribadi Pemain

Gambar 2.10. Persyaratan untuk Bola Sodok dan Meja Permainan

2.3.1.2. Macam Permainan Billiard dan Peralatannya

Universitas Kristen Petra


35

Permainan billiard ada 3 macam jenisnya yaitu bola 8, bola 9, dan bola
15 (Richard Holt, 1991, p.9).
Peralatan Billiard
1. Meja Billiard
Meja billiard merupakan bidang permainan yang dilakukan diatas meja,
dialasi dengan menggunakan kain karpet khusus untuk meja billiard. Meja
billiard ini memiliki lubang yang terletak pada bagian tepi meja.

Gambar 2.11. Gambar Meja Billiard (Sumber: Jawa Timur. Brosur. Surabaya:
Murrey)

2.3.1.3. Ukuran meja billiard ada beberapa macam, diantaranya:


• Untuk merk isak billiard meja billiard ukuran 9 feet adalah
1 feet = 12 inci
1 inci = 2.54 cm
1 feet = 13 x 2.54 = 30.48
Panjang meja billiard ukuran 9 feet = 274.32 cm.
Lebar meja billiard 4 feet = 30.48 x 4 = 147.32 cm
Tinggi meja billiard = 80 cm
Sehingga untuk 9 feet = P x L x T
= 274.32 x 147.32 x 80 cm
Pengukuran yang dimaksudkan di dalam pengukuran feet, dihitung dari jarak
antara lubang pemasuk bola dari ujung ke ujung. Sehingga untuk ukuran meja
9 feet setelah ditambah dengan lebar setelah lubang menjadi 289 x 160 x 80
cm.

Universitas Kristen Petra


36

Ukuran meja billiard yang ada di Indonesia rata-rata berukuran 140 cm x 280
cm.

Gambar 2.12. Gambar karpet Meja Billiard (Sumber: SJawa Timur. Brosur.
Surabaya: Murrey)

2. Tongkat atau Stik Billiard


Stik billiard ini digunakan untuk mengarahkan bola “gacoan” yang bewarna
putih supaya mengenai bola sasaran. Untuk hasil maksimal, stik billiard
haruslah lurus supaya tidak salah sasaran. Cara mengetesnya yaitu dengan
cara menggelindingkan stik billiard diatas permukaan rata. Stik billiard bisa
dikatakan lurus jika selama digelindingkan, seluruh permukaan stik billiard
selalu bersinggungan dengan permukaan tersebut.

Gambar 2.13. Gambar Stik Billiard (Sumber: SJawa Timur. Brosur. Surabaya:
Murrey)

Untuk ukuran stik billiard merk isak billiard:


Untuk bagian pangkal stik = Ø 3.2 x 3.14
= 10.048 cm
Untuk bagian ujung = Ø 1.3 x 3.14
= 4.08 cm
Ukuran panjang stik billiard dari pangkal - ujung 149 – 150 cm.

Universitas Kristen Petra


37

3. Chalk
Chalk berupa semacam kapur digunakan untuk memperhalus ujung stik
billiard. Bila kekurangan kapur tersebut maka ujung daripada stik billiard bisa
menjadi keras dan licin. Akibatnya, ketika memukul bola putih, “slip” sering
kali terjadi yang mengakibatkan bola putih tidak terarah dengan benar kearah
bola sasaran.

Gambar 2.14. Gambar Chalk (Sumber: Jawa Timur. Brosur. Surabaya:


Murrey)

4. Bola Billiard
Bola billiard terdiri dari satu bola putih dan 15 bola sasaran. Bola sasaran
dibedakan dengan angka dan warna yang berbeda-beda satu sama lain. Bola
nomor 1 sampai 8 bermotif solid, sedangkan bola 9 sampai 15 bermotif
stripes.
Ukuran bola billiard: Ø 5.7 x 3.14
: 17.898 cm.

Gambar 2.15. Gambar bola Billiard. (Sumber: Isak.“billiard’s.”


www.080.com. 10 Maret 2007. (http://
www.isakbilliard.com/htm/tables/tables-brunswick.htm)

2.3.1.4. Pola Penataan Billiard

Universitas Kristen Petra


38

Dalam permainan billiard dibutuhkan konsentrasi yang tinggi, sehingga


dalam kegiatan untuk pertandingan klub dan kejuaraan memerlukan ruangan
yang terpisah. Dimana tidak dapat dimainkan dalam ruangan umum.
Untuk kejuaraan-kejuaraan, ekspedisi atau pertandingan khusus lainnya,
lebih diinginkan bila hanya ada satu meja dalam permainan pada suatu waktu,
yang secara permanent ditempatkan untuk dikelilingi oleh penonton
pertandingan yang bersangkutan. Meja-meja lain kemudian ditutup untuk
pertandingan dan cahaya ruangan dimatikan atau diredupkan.
Cara yang terbaik adalah mengatur meja-meja secara end to end untuk
membatasi hambatan yang mungkin terjadi antara pemain-pemain dalam meja
yang berdekatan dengan jarak minimum tertentu (Helen, 1995).

2.3.1.5. Cara bermain Billiard


Tujuan dari setiap pemain adalah memasukan bola sasarannya kedalam
lubang-lubang yang terdapat di meja billiard dengan cara memukul bola
sasaran tersebut dengan bola putih memakai tongkat atau stik billiard. Bola-
bola sasaran dibedakan dengan pemberian angka dan warna yang berbeda
kepada masing-masing bola tersebut. Prinsip momentum yang sudah diajarkan
dipelajaran fisika waktu SMA dapat diaplikasikan di permainkan billiard yaitu
dengan menarik garis lurus dari lubang incaran ke bola sasaran. Titik
pertemuan di bola sasaran itulah titik yang harus dipukul dengan bola putih.

Gambar 2.16. Gambar cara memukul bola sasaran dengan bola putih memakai stik
billiard

Universitas Kristen Petra


39

Gambar 2.17. Gambar pemain billiard sedang mengasah ujung dari stik
billiard dengan menggunakan chalk. (Sumber: Isak.“billiard’s.”
www.080.com. 10 Maret 2007. (http:// www.indogroove.net/tut biliar.php)

Stik billiard perlu diletakan direl khusus supaya bisa diayunkan secara
lurus untuk memukul bola putih. Umumnya, menggunakan tangan dan dimana
tangan memiliki bermacam-macam bentuk khusus, sesuai dengan kesukaan
masing-masing orang.
Ada beberapa bentuk, seperti dibawah ini:

Gambar 2.18.Gambar berbagai macam teknik tangan dalam bermain billiard.


(Sumber: Isak.“billiard’s.” www.080.com. 10 Maret 2007.
(http://www.indogroove.net/tut biliar.php).

Adakalanya jarak bola putih dari tepi meja billiard terlalu jauh sehingga
membuat pemain tidak bisa menggunakan tangannya sebagai tumpuan, bila
hal itu terjadi maka dapat menggunakan tongkat tumpuan. Kegunaanya
sebagai tumpuan atau rel khusus untuk stik billiard supaya dapat diayunkan
dengan lurus.

Universitas Kristen Petra


40

Gambar 2.19 Gambar teknik menggunakan tongkat pembantu yang salah (kiri)
dan yang benar (kanan). (Sumber: Isak.“billiard’s.” www.080.com. 10 Maret
2007. (http:// www.indogroove.net/tut biliar.php)

2.3.2 Tinjauan tentang café


Di bawah ini merupakan pengertian café menurut beberapa ahli. Café
adalah:
• Tempat makan dan minum yang pengunjungnya dihibur dengan musik atau
tempat yang menyediakan makanan dan minuman ringan (Soekresno, 2000, p.
76).
• Tempat yang biasanya di pakai untuk bertemu dengan teman, relasi. Jenis
restaurant yang paling sederhana dengan menu yang sederhana pula.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan dari berbagai sumber yang
ada, maka secara umum café merupakan tempat yang menyediakan makanan dan
minuman yang mendekati restaurant dalam sistem pelayanan pengunjung yang
didalamnya terdapat hiburan musik dan juga digunakan sebagai tempat santai dan
mengobrol.
Persyaratan Sebuah Café
Dibawah ini terdapat beberapa persyaratan ruang sebuah café, yaitu:
• Dilihat dari segi keamanan
• Dilihat dari segi keselamatan
• Dilihat dari segi kesehatan
• Dilihat dari segi kenikmatan

Satu hal yang merupakan prinsip utama pada café adalah persyaratan
tentang kenikmatan manusia yang dititik beratkan pada kebutuhan ruang gerak
atau individu. Kebutuhan ruang gerak bagi manusia atau individu adalah 1.4-1.7
m2 (Neufert, 1990).

Universitas Kristen Petra


41

Menurut Chiara (1973), untuk mendukung kebutuhan ruang gerak atau


individu pada sebuah café, maka diperlukan suatu sirkulasi yang jelas dan terarah.
Beberapa teori tentang sirkulasi dalam café, antara lain:
• Sirkulasi antara pengunjung dan karyawan tidak boleh bersilangan.
Sehingga bisa terjadi peristiwa saling menunggu atau bertabrakan antara
pengguna.
• Sirkulasi dalam café dapat dilalui oleh pengunjung, kereta makanan dan
waiter ketika melayani.

Gambar 2.20. Sirkulasi dan Jarak Bersih Meja (Sumber: Hall, Edward. (1963)
Interior Space and Human Dimention. New York: Leisure Press).

Café identik dengan suara musik yang dapat membuat pengunjung


merasa lebih santai dan rileks. Agar suara musik yang berada di café tidak
terdengar cukup keras dan membuat gaduh area sekitar, maka diperlukan suatu
elemen akustik. Maka akustik untuk café sebaiknya memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
• Bahan penyerap suara dapat digunakan pada lantai, dinding, plafon.
• Permainan bentuk plafon, lekuk dan cove mempengaruhi tingkat suara dalam
café.

Universitas Kristen Petra


42

Yang terutama untuk sebuah café adalah ruang makan. Ruang makan
seharusnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
• Penataan layout untuk ruang makan pada café dipengaruhi dengan sistem
makanan.
• Sistem servis juga mempengaruhi material yang dipakai.
Sebuah café tidak cukup menarik apabila tidak diikuti dengan desain
entrance yang menarik. Entrance sebuah café memiliki ciri sebagai berikut:
• Tanda pada bangunan harus dapat dibaca dalam waktu yang singkat.
• Tanda yang unik harus membuat konsumen mudah mengingat.
Cara penyajian makanan pada café ada beberapa cara penyajian, yaitu:
a. Self Service
Pengunjung melakukan pelayanan bagi dirinya sendiri. Pengunjung datang
kemudian mengambil makanan dan minuman yang mereka inginkan,
kemudian menuju ke kasir untuk membayar lalu duduk di tempat yang sudah
disediakan.
b. Waiter or waitress Service tables
Pengunjung datang dan duduk pada tempat yang sudah disediakan, kemudian
para pelayan akan melayani mereka. Mulai dari pencatatan makanan,
pengantaran makanan, dan pemberian bon.
c. Counter service
Terdapat area khusus yaitu display makanan, biasanya digunakan untuk
pelayanan yang cepat dan tidak formal.
d. Automatic Vending
Menggunakan mesin otomatis. Pengunjung memasukan koin kemudian dari
mesin tersebut keluar makanan yang dipesan.
Beberapa teori menurut John F. Pile dalam bukunya Interior Design 3rd
Edition tentang pencahayaan dalam café, antara lain:
• Pencahayaan yang terlalu terang atau kurang dapat mengakibatkan mata
menjadi sakit. Hal itu berkaitan dengan waktu penggunaan yang cukup lama.
• Pencahayaan yang terlalu tajam menyebabkan makanan terlihat tidak nikmat
untuk dimakan. Pencahayaan yang tidak tepat dapat mengubah warna
makanan menjadi kurang memancing selera pengunjung untuk memakannya.

Universitas Kristen Petra


43

• Pencahayaan yang seragam menyebabkan atmosfer terasa membosankan .


• Pencahayaan mencerminkan tingkat harga, kualitas, dan kecepatan pelayanan.
• Untuk tingkat aktivitas tinggi seperti di dapur, gudang dan kasir pembayaran
harus menggunakan pencahayaan yang terang.
Menurut Soekresno (2000), menyatakan bahwa jasa pelayanan makanan
dan minuman dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan yang memadai dari
segi kualitas sebagai salah satu faktor penunjang kelancaran operasional. Menurut
jenisnya peralatan dibagi menjadi delapan yaitu:
• Cutlery
Peralatan operasional dari bahan perak atau stainlessteel yang biasanya
dipakai untuk menyantap makanan.

Gambar 2.21. Peralatan Cutlery. (Sumber: Soekresno, Food and Beverage Service
Hotel, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000, p. 180)

• Silverware
Peralatan service dari bahan perak atau stainlessteel selain cutlery.

Gambar 2.22. Peralatan Silverware (Sumber: Soekresno, Food and Beverage


Service Hotel, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000, p. 184).

• Chinaware

Universitas Kristen Petra


44

Peralatan operasional dari barang pecah belah yang dibuat dari porselin,
keramik, tanah liat yang biasanya dipakai untuk tempat makanan.

Gambar 2.23. Peralatan Chinaware (Sumber: Soekresno, Food and Beverage


Service Hotel, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000, p. 187).

• Glassware
Peralatan operasional yang terbuat dari bahan gelas, kebanyakan peralatan
untuk penyajian minuman.

Gambar 2.24. Peralatan Glassware (Sumber: Soekresno, Food and Beverage


Service Hotel, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000, p. 188)

• Service Equipment
Peralatan penunjang operasional di restoran yang tidak secara langsung
dipergunakan pelanggan.

Gambar 2.25. Peralatan Equipment (Sumber: Soekresno, Food and Beverage


Service Hotel, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000, p. 189)

• Furniture

Universitas Kristen Petra


45

Perabot dari bahan kayu dan lainnya yang dipakai sebagai fasilitas penunjang
makanan.

Gambar 2.26. Peralatan Furniture (Sumber: Soekresno, Food and Beverage


Service Hotel, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000, p. 194)

• Linen dan Stationary


Peralatan dari jenis bahan kain, kertas, dan sejenisnya yang biasa dipakai
untuk kelengkapan dan penunjang pelayanan makan dan minum serta proses
administrasi.

• Peralatan Musik dan Entertainment


Peralatan musik, sound system, dan lighting yang ada dan dipergunakan
sebagai fasilitas hiburan.

2.3.3. Tinjauan tentang shop


Toko adalah sebuah tempat dimana barang-barang atau material
dikumpulkan untuk digunakan dimasa yang akan datang. Toko Juga merupakan
sebuah bangunan atau bagian dari bangunan dimana anda bisa membeli barang-
barang atau jasa yang diperdagangkan.
Peletakan barang-barang memegang peranan yang sangat penting.
Peletakkan barang yang baik yaitu dengan meletakan barang yang mempunyai
potensi terbaik untuk menarik perhatian pengunjung atau yang bisa dilihat orang
dengan mudah.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam meletakkan barang-barang
supaya terlihat menarik bagi pengunjung, antara lain:
• Time

Universitas Kristen Petra


46

Hal ini adalah peletakkan objek yang lebih mudah dilihat seperti di show
window sehingga objek tersebut dapat bercerita kepada pengunjung dengan
waktu yang singkat.
• Size
Objek yang besar akan lebih mudah dilihat oleh pengunjung.
• Contrast
Tingkat kontras yang tinggi antara objek dengan background dapat menarik
perhatian pengunjung dengan baik.
• Brightness
Dapat memberikan bentuk yang jelas terhadap suatu objek.
• Color
Prinsip ini menganjurkan untuk menggunakan warna-warna dingin sebagai
display background, dan warna-warna hangat berada di depannya.
Proses perancangan sirkulasi toko harus memperhatikan karakteristik
sirkulasi keluar-masuk pada toko dan menentukan peletakan barang penjualan.
Ketentuan tentang area sirkulasi manusia yang berhubungan dengan
display:
• Harus ada ruang yang cukup untuk dilewati secara perlahan untuk
pengunjung.
• Harus ada ruang yang cukup untuk diletakan secara bebas obyek seni yang
berdiri di situ.
• Harus ada ruang yang cukup bagi pengunjung menghindar dari keramaian atau
sirkulasi utama untuk melihat display secara detail.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mendesaian sebuah display:
• Obyek yang akan ditampilkan.
• Fungsi yang ingin ditampilkan, maupun maksud yang ingin disampaikan
kepada pengunjung.
• Besaran area yang disediakan.
• Efek yang ingin dicapai.
• Tingkat pemeliharaan yang dibutuhkan.
Pada umumnya ada tiga jenis toko, yaitu:

Universitas Kristen Petra


47

• Toko yang terbuka (open space shop), cirinya:


1. Tanpa pintu.
2. Pengunjung bebas masuk dari arah manapun.
3. Membuat pengunjung lebih tertarik untuk masuk ke dalam toko.
• Toko yang tertutup kaca (close-non massif space), cirinya:
1. Bagian depan took tertutup kaca secara keseluruhan.
2. Pintu juga menggunakan bahan kaca.
3. Pengunjung hanya bisa masuk dan keluar dari arah pintu.
4. Pengunjung yang berada didalam toko menjadi merasa eksklusif dan
memiliki privasi.
• Toko yang tertutup sebagian (semi closed non-masifspace), cirinya:
1. Bagian depan toko yang tertutup kaca hanya sebagian saja.
2. Pintu toko merupakan bagian depan toko yang tidak tertutup oleh kaca/
tidak ada pintu khusus (Time-Saver Standards for Building Types,3rd ed. ).
• Penempatan sebuah pintu masuk ditentukan oleh:
1. Arus sirkulasi pengunjung yang beada di luar took.
2. Jumlah lantai yang dimiliki toko (hanya satu lantai atau dua lantai, dan
sebagainya).
3. Tata layout toko.
Kriteria sebuah pintu masuk adalah sebagai berikut:
1. Pintu masuk harus mudah dijangkau oleh pengunjung.
2. Pintu masuk tidak menyulitkan pengunjung yang ingin masuk ke dalam toko.
3. Penempataan pintu masuk sesuai dengan arus sirkulasi didalam dan di luar
toko.
4. Lebar dan tinggi pintu masuk harus disesuaikan dengan peralatan yang
digunakan didalam took baik oleh pengunjung toko maupun oleh karyawan
toko itu sendiri (Time-Saver Standards for Building Types, Third edition).
Jenis Penataan Display
Pada umumnya ada dua jenis penataan display toko berkaitan dengan pintu masuk
toko, yaitu:
1. Pintu masuk berhadapan langsung dengan display.

Universitas Kristen Petra


48

2. Letak pintu masuk saling berhadapan, sedangkan letak display berada di


sekeliling pintu masuk.

2.3.4. Tempat hiburan yang ada di Surabaya saat ini dibedakan menjadi tiga kelas,
yaitu:
• Kategori kelas atas
Tempat hiburan kelas atas mempunyai target pasar kalangan kelas atas atau
orang yang berduit tebal. Walaupun jasa yang ditawarkan sama, tetapi
pelayanan yang diberikan dan fasilitasnya berbeda.
• Kategori kelas menengah
Untuk kelas menengah mempunyai target pasar kelas menengah pula. Jasa
yang mereka tawarkan sama saja hanya harga mereka patok lebih ekonomis
apabila dibandingkan dengan kelas atas, untuk tempat dan fasilitasnya lebih
standart, tidak selengkap kelas atas.
• Kategori kelas bawah
Target pasarnya adalah kelas bawah. Dalam kelas ini yang paling
memprihatinkan karena merupakan yang paling rendah tingkatannya. Tempat
mereka tidak terurus dengan baik dan terletak digang-gang yang kotor.
Fasilitasnya sangat minim, dan juga biasanya digunakan untuk perjudian.

2.3.5. Psikologi Sosial


Menurut Koentjaraningrat (1974), individu berasal dari kata latin
“individuum”artinya “yang tak terbagi”. Jadi merupakan suatu sebutan yang dapat
dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas.
Individu bukan berarti manusia sebagai suatu kesatuan yang terbatas,
yaitu sebagai manusia perseorangan. Sifat dan fungsi orang-orang disekitarnya
kita adalah makhluk yang berdiri sendiri.
Kehadiran individu dalam suatu masyarakat biasanya ditandai oleh
perilaku individu yang berusaha menempatkan dirinya di hadapan individu-
individu lainnya yang telah mempunyai pola-pola perilaku yang sesuai dengan
norma-norma dan kebudayaan di tempat ia merupakan bagiannya. Di sini individu

Universitas Kristen Petra


49

akan berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya untuk membentuk


perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang ada.
Manusia sebagai individu selalu berada di tengah-tengah kelompok
individu yang sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi. Proses dari
individu untuk menjadi pribadi, tidak hanya didukung dan dihambat oleh dirinya,
tetapi juga didukung dan dihambat oleh kelompok sekitarnya.
Masyarakat tidak dapat dipisahkan daripada manusia karena hanya
manusia saja yang hidup bermasyarakat, yaitu hidup bersama-sama dengan
manusia lain dan saling memandang sebagai penanggung kewajiban dan hak.
Sebaliknya manusiapun tidak bisa dipisahkan dari masyarakat. Seorang manusia
yang tidak pernah mengalami hidup bermasyarakat tidak dapat menuaikan bakat-
bakat kemanusiaannya yaitu mencapai kebudayaan. Karena pengertian
kebudayaan itu amat luas, maka Koentjaraningrat merumuskan bahwa sedikitnya
ada tiga wujud kebudayaan:
1. Wujud ide, gagasan, nilai-nilai, norma, peraturan.
Wujud pertama adalah wujud ide, sifatnya abstrak, tak dapat diraba, lokaisnya
ada di dalam kepala kita.
2. Wujud kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat
Wujud kedua adalah kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat,
misalnya manusia melakukan kegiatan berinteraksi, berhubungan, bergaul satu
sama lain.
3. Wujud benda-benda hasil karya manusia
Wujud ketiga adalah hasil karya manusia. Wujud ini sifatnya makin konkrit,
nyata, dapat diraba, dilihat, dan difoto.
Menurut Johnson & Johnson (2001), mendefinisikan sedikitnya ada tujuh
jenis kelompok dengan penekanan yang berbeda, yaitu:
1. Kumpulan individu yang saling berinteraksi.
2. Satuan (unit) sosial yang terdiri atas dua orang atau lebih yang melihat diri
mereka sendiri sebagai bagian dari kelompok itu.
3. Sekumpulan individu yang saling tergantung.
4. Kumpulan individu yang bersama-sama bergabung untuk mencapai satu
tujuan.

Universitas Kristen Petra


50

5. Kumpulan individu yang mencoba untuk memenuhi beberapa kebutuhan


melalui penggabungan diri mereka.
6. Kumpulan individu yang interaksinya diatur oleh atau dengan seperangkat
peran dan norma.
7. Kumpulan individu yang saling mempengaruhi.
Sebuah kelompok adalah dua individu atau lebih yang berinteraksi tatap
muka, yang masing-masing menyadari keanggotaannya dalam kelompok,
maasing-masing menyadari keberadaan orang lain yang juga anggota kelompok,
dan masing-masing menyadari saling ketergantungan secara positif dalam
mencapai tujuan bersama.

2.3.6. Bentuk Partisipasi Wanita Dalam Kegiatan Olahraga


Menurut Boutilier (1982), kesadaran bahwa gender sebagai pembatas
keterlibatan dua kaum yang berseberangan ini menjadi semakin tipis dan nyaris
tanpa batas sejak menjelang habisnya abad 21. Padahal kalau menilik pada sejarah
masa lampau, betapa perjuangan kaum mayoritas (wanita) agar dapat diakui
eksistensinya, tidak saja terjadi dalam dunia olahraga namun juga kaum wanita
harus berkutat dengan beragam hambatan di bidang lain.
Rujukan berbagai sumber mengisyaratkan, bagaimanapun juga kaum
wanita dianggap sebagai kaum lemah yang keberadaannya tidak pernah
melampaui kaum laki-laki. Bahkan sekalipun di dunia olahraga yang sarat dengan
“sportifitas dan peduli pada fair play”. Kehadiran wanita selalu dianggap sebagai
kelompok yang sarat dengan berbagai kekurangan dibandingkan dengan kaum
laki-laki.
Tuntutan persamaan hak untuk menjalani aktivitas fisik sebagaimana
kaum laki-laki, kerap dianggap sesuatu yang muskil yang bisa terlaksana. Dunia
olahraga yang sarat budaya fair play kiranya dapat dijadikan media utnuk
menghantarkan kaum wanita agar mampu mensejajarkan diri, berdiri dengan
leluasa sebagaimana keberadaan kaum laki-laki. Tinjauan sejarah serta tilikan
perkembangan keterlibatan wanita yang terjadi saat ini, diharapkan dapat
menyuguhkan fakta, bahwa pada dasarnya potensi yang menyertai kaum wanita

Universitas Kristen Petra


51

tidak semestinya menjadi hambatan untuk dapat berperan serta dalam kegiatan
olahraga, sebagaimana kaum laki-laki.
Olahraga kerap dipandang sebagai dunianya kaum laki-laki. Tinjauan
kaum wanita dari berbagai sisi menggiring pada satu pemahaman yang seharusnya
mampu membuka mata (hati) setiap individu agar mampu memberi tempat yang
lebih lapang bagi kaum hawa untuk berperan aktif dan kondusif, beriringan jalan
dengan kaum adam.
Sejak awal era 70-an, terjadi perubahan yang cukup dramatis berkaitan
dengan peranan wanita dalam kegiatan olahraga. Beberapa alasan mengemukakan
antara lain adanya perubahan yang terjadi dikaitkan dengan nilai sosial yang
terjadi pada masyarakat. Perubahan tersebut yakni berkaitan dengan peningkatan:
• Kesempatan baru
Sebelum datangnya tahun 1970 kaum wanita tidak ikut ambil bagian dari
kegiatan olahraga dengan satu alasan yang sangat sederhana, yakni tidak
adanya perkumpulan dan program yang tersedia bagi mereka. Pikiran tersebut
lambat laun berkurang dan akhirnya menghilang. Meskipun sebagian orang
tua belum memiliki pemahaman yang sama terhadap perubahan pola pikir
tersebut, kegiatan olahraga sudah mulai menarikminat kaum wanita.
Kesadaran akan adanya kesempatan baru yang cukup menantang ini semakin
mengundang kehadiran para remaja putri untuk ikut kegiatan olahraga di
sekolahnya.
• Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah yang mulai menerima keberadaan wanita dalam
kegiatan olahraga serta kegiatan lainnya seperti ekonomi, politik dan lain-lain,
pada awalnnya mendapat tantangan cukup keras dari masyarakat. Setelah
melalui debat yang cukup panjang dan melelahkan, penuturan tentang perlu
adanya perubahan sikap terhadap masalah gender mulai diangkat. Akhirnya
kongres memutuskan untuk mengeluarkan kebijakan yang tertuang dalam
pasal IX pada tahun 1972. pasal ini mengatur segala sesuatu yang secara
spesifik diarahkan pada pengesahan dan perlindungan terhadap kaum wanita
yang berpartisipasi dalam segala kegiatan. Aturan tersebut berbunyi: “Setiap

Universitas Kristen Petra


52

orang (tanpa memperhatikan perbedaan jenis kelamin) memiliki kebebasan


untuk berpartisipasi dalam segala kegiatan”.
• Perkembangan keterlibatan wanita dalam olahraga
Gagasan bahwa kaum wanita memiliki kesempatan dan kemampuan yang
sama dengan kaum laki-laki mendorong kaum wanita dari segala tingkat dan
kalangan untuk lebih berpartisipasi dan menunjukan kemampuannya dalam
segala olahraga. Adanya perubahan tatanan budaya dalam kehidupan
masyarakat, ditandai dengan mulainya pemberian nilai yang sama antara anak
laki-laki dan perempuan dalam kehidupan olahraga. Olahraga bahkan
dijadikan sebagai alat untuk mengeliminir kekurangan yang selama ini
dijadikan landasan pembedaan kemampuan fisik.
• Kesehatan dan kebugaran jasmani
Meningkatnya kesadaran akan perlunya kesehatan dan kebugaran jasmani
menjelang pertengahan 70-an mendorong kaum wanita untuk mengambil
bagian dalam aktivitas fisik, termasuk olah raga. Tujuan utama untuk
mengikuti sebuah olahraga ini berkaitan dengan keindahan fisik dan juga
kestabilan kesehatan. Segala perubahan yang terjadi dalam kehidupan sosial
kaum wanita tidak lantas saja mempengaruhi secara langsung bahkan tidak
juga mengubah kedudukan wanita di masyarakat.

2.3.7. Dasar-dasar Gerakan Olahraga dan Pedoman tentang Pendidikan Jasmani


dan Olahraga
A. Dasar pemikiran
1. Berkurangnya gerakan fisik dalam kehidupan modern dewasa ini dapat
diseimbangkan dengan metode saja, yaitu:
a. Meniadakan standart teknologi kendaraan bermotor dan listrik yang
menggerakan mesin dan kembali pada cara hidup abad ke XVIII.
b. Memberikan motivasi kepada mereka agar menjadi aktif secara fisik
sebagai kebiasaan sepanjang hayat secara teratur dan sukarela.
2. Dilihat dari konsep yang mendasari sebuah olahraga yang dapat
diinventariskan sebagai berikut:
a. Kebutuhan masyarakat

Universitas Kristen Petra


53

Masyarakat menginginkan untuk menjadi sehat, bebas untuk memilih


kegiatan olahraga yang digemari, untuk mendapatkan kegemaran
kehidupannya.
b. Sebagai reaksi atas gerakan Olympic
Meskipun tujuan dari paham olimpik adalah menempatkan olahraga di
mana saja untuk pelayanan perkembangan manusia secara harmonis
dengan maksud untuk mendorong terciptanya masyarakat yang damai
yang terkait dengan pemeliharaan martabat manusia. Sebaiknya
olahraga didasarkan atas kegembiraan dari kebutuhan, hobi, dan
pilihannya sendiri.
c. Kerja sama dan solidaritas internasional
Gerakan olahraga hanya dapat dikembangkan dengan baik bila ada
kerja sama antar negara, dalam arti saling membantu dalam bidang-
bidang seperti:
• Kampanye lewat mass media
• Merancang metode
• Merancang program
• Merancang fasilitas
B. Dasar hukum
1. Artikel 1 Piagam Internasional tentang Pendidikan Jasmani dan
Olahraga dari UNESCO, yaitu Badan P.B.B yang menyatakan bahwa
“Praktek akan Pendidikan Jasmani dan Olahraga merupakan hak asasi
untuk semua orang”, yang kemudian dijelaskan dalam 3 ayat sebagai
berikut:
• Setiap manusia memiliki hak asasi untuk mendapatkan kemudahan
pendidikan dan olahraga yang penting untuk perkembangan watak
sepenuhnya. Kebebasan untuk mengembangkan kekuatan fisik,
intelektual, dan moral melalui pendidikan jasmani dan olahraga
harus dijamin baik dalam lingkungan sistem pendidikan maupun
dalam aspek-aspek kehidupan yang lainnya.
• Setiap orang harus mendapatkan kesempatan yang sama, sesuai
tradisi olahraga nasionalnya untuk mempraktekkan pendidikan

Universitas Kristen Petra


54

jasmani dan olahraga, mengembangkan kesegaran jasmaninya dan


mencapai tingkat kemampuannya dalam olahraga yang sesuai
dengan bakatnya.
• Kesempatan-kesempatan khusus harus diberikan pada orang-orang
muda termasuk usia anak-anak pra sekolah, untuk orang tua, dan
para penyandang cacat jasmaniah, agar dapat mengembangkan
bakat sepenuhnya melalui program-program pendidikan jasmani
dan olahraga yang disesuaikan dengan kemampuan mereka
(UNESCO, 1978).
2. Undang-undang RI No 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan
Nasional yang menimbang “bahwa pembinaan dan pengembangan
keolahragaan nasional yang menjamin pemerataan akses terhadap
olahraga, peningkatan kesehatan dan kebugaran, peningkatan prestasi,
dan manajemen keolahragaan yang mampu menghadapi tantangan
serta tuntutan perubahan kehidupan nasional dan global memerlukan
sistem keolahragaan nasional”.
• Olahraga Profesional adalah kegiatan olahraga yang dilakukan
diselenggarakan secara sah dengan tujuan untuk dapat lebih
mencapai tingkat kemahiran dengan tetap mendasarkan pada jiwa
keolahragaan , disamping memperoleh pendapatan dan/atau
keuntungan-keuntungan materiil lainnya;
• Olahraga Amatir adalah kegiatan olahraga, baik untuk bertanding
maupun berlatih guna semata-mata, mendapat kepuasan pribadi,
hiburan dan kesenangan dan oleh karenanya menjadikan olahraga
atas dasar kecintaan dan kegemarannya;
• Olahraga Rekreasi adalah olahraga yang dilakukan oleh
masyarakat dengan kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan
berkembang sesuai dengan kondisi dan nilai budaya masyarakat
setempat kesehatan, kebugaran, dan kegembiraan.
3. Peraturan Daerah No 11 Tahun 2003 tentang usaha rekreasi dan
hiburan umum, menyatakan bahwa

Universitas Kristen Petra


55

• Usaha rekreasi dan hiburan umum adalah setiap usaha komersial


yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan fasilitas rekreasi dan
hiburan umum;
• Taman rekreasi adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan
berbagai jenis fasilitas untuk memberikan kesegaran jasmani dan
rohani yang mengandung unsur hiburan, pendidikan dan
kebudayaan sebagai usaha pokok di suatu kawasan tertentu dan
dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makan dan
minum serta akomodasi;
• Rumah billiard adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan
fasilitas untuk bermain billiard sebagai usaha pokok dan dapat
dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makan dan minum.

2.3.8. Persyaratan standart pelayanan


Menurut Helen (1995), pelayanan sebuah tempat hiburan harus dilakukan
dengan standart tertentu dalam rangka melindungi masyarakat dari
kesalahpahaman dan image negative. Aspek-aspek yang harus distandarisasi
adalah:
• Legalitas institusi pengelola
Institusi pengelola pelayanan tempat hiburan wajib mempunyai legalitas.
Sebuah tempat hiburan tercatat di instansi social terkait (Dinas sosial
setempat, departemen sosial Republik Indonesia), mempunyai struktur
organisasi, anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) dan akte
notaris.
• Pemenuhan kebutuhan konsumen
Kebutuhan para konsumen dipenuhi oleh pengelola tempat hiburan dengan
mempertimbangkan kelayakan dan proporsionalitas. Kebutuhan yang harus
dipenuhi adalah:
1. lingkungan perawatan dan fasilitas perawatan yang memadai dalam arti
kata lingkungan harus bersih dan terawat serta memiliki fasilitas sesuai
dengan kebutuhan yang diperlukan oleh konsumen.

Universitas Kristen Petra


56

2. pelayanan rekreasional, dalam bentuk penyediaan sarana hiburan seperti


alat musik, televisi, tempat olahraga.

2.3.8.1. Sumber daya manusia


Pelayanan ditempat hiburan harus dilaksanakan oleh para tenaga
profesional. Dalam mencapai target yang baik, maka diperlukan sumber daya
manusia yang mempunyai kualifikasi tertentu. Dalam bidang administrasi tempat
hiburan membutuhkan:
• Pimpinan/kepala/direktur
• Petugas administrasi/keuangan
• Office boy/pesuruh
• Petugas keamanan
• Karyawan

2.3.8.2. Sarana dan prasarana


Menurut Helen (1995), sesuai dengan fungsi tempat hiburan, maka
sarana dan prasarana dikelompokan menjadi:
• Sarana bangunan gedung misalnya kantor, ruang hiburan, ruang serbaguna
• Prasarana misalnya jalan, listrik, air minum, pagar, saluran air, peralatan
kantor, peralatan pelayanan.
Untuk terlaksananya tugas dan fungsi tempat hiburan secara efektif dan
efisien, diperlukan sarana dan prasarana yang memadai, baik jumlah maupun
jenisnya termasuk letak lokasi tempat hiburan, yang disesuaikan dengan
kebutuhan. Untuk pembangunan tempat hiburan sebaiknya dicarikan dan
ditetapkan lokasi luas tanah dan persyaratan yang sesuai kebutuhan, sehingga
dapat menunjang pelayanan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
• Pada daerah yang aman dan nyaman
• Kondisi lingkungan yang sehat
• Tersedia sarana air bersih
• Tersedianya jaringan telepon

2.3.8.3. Ketentuan-ketentuan lain

Universitas Kristen Petra


57

• Dalam melaksanakan pelayanan pada di tempat hiburan, pemberi pelayanan


wajib memperhatikan prinsip-prinsip kewaspadaan umum (universal
precaution) .
• Perlu dibuat tata tertib untuk penerimaan pelayanan dan staf tempat hiburan
untuk mendukung kualitas pelayanan.

2.3.9. Tinjauan tentang organisasi ruang


Ada beberapa organisasi ruang yang ditentukan berdasarkan tuntutan
program bangunan dengan memperhatikan pengelompokan fungsi, kebutuhan
ruang, arah pandang, pencahayaan.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam sebuah organisasi ruang antara lain:
• Kejelasan dan kelancaran
• Keamanan terutama dalam keadaan darurat
• Besaran jalur sirkulasi dalam bangunan
Macam-macam organisasi ruang
1. Organisasi Ruang Terpusat
- sebuah ruang besar dan dominan sebagai pusat-pusat

diruang-ruang sekitarnya

- ruang sekitar mempunyai bentuk, ukuran, dan fungsi sama


dengan ruangan lain
- ruang sekitar berbeda antara satu dengan yang lain, baik
bentuk ukuran dan fungsi

2. Organisasi Ruang Linier


- merupakan deretan ruang
- masing-masing dihubungkan dengan ruang lain yang
sifatnya memanjang
_____ ____ - ruang mempunyai bentuk dan ukuran berbeda, tapi yang
berfungsi penting diletakan pada deretan ruang
3. Organisasi Ruang secara Radikal
- kombinasi dari organisasi yang terpusat dan linier

Universitas Kristen Petra


58

- organisasi terpusat mengarah ke dalam sedangkan radikal


O mengarah ke luar
- lengan radial dapat berbeda satu dengan yang lain tergan
tung dengan kebutuhan dan fungsi ruang
4. Organisasi Ruang Mengelompok
- merupakan pengulangan bentuk fungsi yang sama tetapi
komposisi dari ruang-ruang berbeda ukuran, bentuk dan
fungsi

5. Organisasi Ruang secara Grid


- terdiri dari beberapa ruang yang posisi ruangnya tersusun
dengan pola grid (3 dimensi)
- organisasi ruang membentuk hubungan antar ruang dari
seluruh fungsi posisi dan sirkulasi

2.3.10. Tinjauan tentang warna


Menurut Mahnke (1993) adalah kekuatan sebuah tempat sangat
mempengaruhi orang yang ada di dalamnya. Lingkungan yang membosankan
akan berakibat hilangnya fungsi saraf sensori dalam menerima rangsangan,
sehingga kemampuan seseorang untuk berinteraksi dan beraktivitas semakin
menurun. Keadaan ini akan membuat seseorang terjebak dalam kejenuhan dan
semakin sulit untuk berinteraksi dalam dunia nyata.
Menurut Marian L. David dalam bukunya Visual Design in Dress (1987),
menggolongkan warna menjadi dua, yaitu warna eksternal dan internal. Warna
eksternal adalah warna yang bersifat fisika dan faali, sedangkan warna internal
adalah warna sebagai persepsi manusia, cara manusia melihat warna kemudian
mengolahnya di otak dan cara mengekspresikan. Sudah umum diketahui bahwa
warna dapat mempengaruhi jiwa manusia dengan kuat atau dapat mempengaruhi
emosi manusia. Warna juga dapat menggambarkan suasana hati seseorang.

Universitas Kristen Petra


59

Menurut Yusuf Affendi dalam penelitiannya tentang warna yang berjudul


“Desain warna, susunannya, dan fungsinya”, 1978: 66, warna memiliki efek-efek
tertentu yaitu:
• Warna merah:
Digunakan dalam ruang yang membutuhkan aktivitas yang tinggi. Warna ini
merangsang aktivitas fisik, memberi rasa aman, stabil, percaya diri, dan
memberikan kehangatan.
• Warna oranye:
Warna ini merangsang metabolisme pencernaan, daya tahan terhadap
penyakit, energi fisik dan emosi. Mengatur keseimbangan gula dan cairan
dalam tubuh. Sebaiknya digunakan dalam ruang latihan, ruang olahraga, dan
tempat perkumpulan social.
• Warna kuning:
Warna ini digunakan dalam ruang pertemuan yang membutuhkan
pembicaraan yang hidup. Warna ini merangsang aktivitas mental dan kekuatan
kemauan.
• Warna hijau:
Warna bersifat lebih netral. Pengaruh emosi lebih mendekati pasif; lebih
bersifat istirahat. Warna ini digunakan pada ruang yang membutuhkan
ketenangan dan kedamaian.
• Warna biru langit:
Warna ini memiliki karakteristik sejuk, pasif, tenang, damai. Warna ini
digunakan pada ruang untuk beristirahat.

• Warna ungu:
Gunakan apabila ingin mengilhami imajinatif dan spiritualitas. Warna ini
merangsang otak bagian atas dan sistem syaraf, memacu kreativitas,
kemampuan artistik.

2.3.11. Tinjauan tentang pencahayaan

Universitas Kristen Petra


60

Menurut Le Corbusier dalam “menuju sebuah Arsitektur Baru”,


menyatakan bahwa arsitektur adalah suatu permainan massa yang mengagumkan,
tepat dan sangat indah, dipadukan bersama-sama dalam cahaya. Mata kita dibuat
untuk melihat bentuk-bentuk didalam cahaya: cahaya dan bayangan yang
membentuk bentuk-bentuk tadi.
Pencahayaan di interior dapat dicapai dengan penerangan buatan maupun
alami, atau keduanya secara langsung. Penerangan alam pada umunya digunakan
cahaya matahari. Matahari adalah sumber cahaya terbesar untuk menerangi
bentuk-bentuk di dalam sebuah ruangan. Apabila radiasi matahari meningkat
maka kualitas cahaya yang dipancarkan ke bentuk-bentuk sebagai cahaya
langsung maupun tidak langsung bervariasi dari waktu ke waktu. Energi matahari
yang jatuh ke permukaan di dalam ruang menghidupkan warna-warna dan
menegaskan teksturnya. Ukuran sebuah jendela atau jendela atap dapat
mengendalikan jumlah cahaya siang hari yang masuk ke sebuah ruangan. Ukuran
bukaan pada dinding juga diatur oleh faktor-faktor lain di luar cahaya. Sedangkan
untuk penerangan buatan menggunakan konsumsi tenaga listrik melalui berbagai
macam tipe lampu terkadang dengan menggunakan cahaya lilin atau dengan alat
berbahan bakar gas maupun minyak.
Untuk memenuhi tujuan penerangan, ada beberapa metode penerangan
yang dapat digunakan sendiri atau digabung:
• General Lighting
Menyediakan keseragaman, dan penerangan menyebar keseluruh ruangan.
Tipe ini berguna untuk menyajikan aktivitas sehari-hari dan untuk mengurangi
penerangan di sekitarnya pada saat penerangan lokal dinyalakan di area kerja.
pencahayaan ini cocok digunakan di area lobi, koridor, ruang kelas.

• Local of Function Lighting


Penerangan yang memiliki intensitas yang lebih besar pada area yang kecil
yang digunakan untuk suatu aktivitas, seperti membaca, menjalankan mesin.
• Accent Lighting

Universitas Kristen Petra


61

Merupakan sebuah penerangan setempat, dan memiliki fungsi untuk


memberikan sebuah aksen pada sebuah ruangan, memberikan penekanan pada
display.
• Decorative Lighting
Merupakan sebuah penerangan yang memiliki warna dan menghasilkan
sebuah bayangan yang menarik perhatian, menghasilkan kenikmatan visual
atau suasana yang nyaman atau untuk menciptakan sebuah efek estetis. Dapat
digunakan pada semua ruangan yang perlu dan membutuhkan suatu dekorasi.
• Indirect Lighting
Pencahayaan ini sekitar 90 sampai 100% cahaya diarahkan secara langsung
pada area plafon dan bagian dinding atas, dan hampir semua cahaya dihasilkan
oleh pemantulan dari cahaya ini.
• Semi indirect Lighting
Pencahayaan ini sekitar 60 sampai 90% cahaya diarahkan secara langsung
pada plafon dan dinding bagian atas, sisanya diarahkan ke bawah. Komponen
cahaya yang mengarah ke bawah perlu diberi kaca untuk mengurangi cahaya
yang menyilaukan dan juga untuk membantu penyebaran cahaya.
• Direct Lighting
Hampir seluruh cahayanya di pantulkan ke bawah
• General Diffuse or Direct-Indirect Lighting
Cahaya yang mengarah ke atas dan ke bawah memiliki prosentase yang sama.
Penerangan umum menyertakan sumber cahaya dalam material tembus cahaya
untuk menyebarkan cahaya dan menghasilkan cahaya menyebar ke seluruh
ruangan.
Dalam memilih sebuah armature lampu pada sebuah ruangan sangat
bergantung pada beberapa faktor yaitu:
1. Jenis ruangan
2. Desain ruangan
3. Jenis pencahayaan yang diinginkan
• Down Light
Armamatur lampu dipasang di dalam plafon, sebagian terbenam atau di
permukaan dan menggunakan lampu jenis pijar, PL, SL, atau halogen.

Universitas Kristen Petra


62

o Jenis penyinaran: kearah bidang horizontal


o Penggunaan:
- Pada ruangan yang memiliki plafon gantung
- Untuk koridor kantor, hotel
- Untuk etalase toko
- Untuk ruangan konferensi
- Untuk ruangan yang memakai plafon miring
- Untuk ruangan makan
o Keuntungan:
- Mudah penggantian bila terjadi kerusakan
- Memberikan kesan mewah pada sebuah ruangan
- Penerangannya bagus dan tidak menyilaukan mata
o Pemasangan:
- Dapat disesuaikan dengan interiornya
- Dapat dipasang berkelompok atau berderet sesuai dengan
kebutuhan
• Spot Light
Armamatur lampu dipasang di permukaan, menempel di plafon, dapat
berdiri sendiri, atau memakai sliding spot rail
o Jenis penyinaran: kearah bidang horizontal dan vertikal
o Penggunaan:
- Untuk etalase toko
- Untuk ruangan pamer
- Untuk menyinari lukisan yang hendak diekspose
o Keuntungan:
- Memberikan kesan menarik untuk benda-benda yang disinari
- Arah penyinaran dapat dengan mudah diubah-ubah

o Pemasangan:
- Dipasang menempel di langit-langit
4. Perabot dan benda-benda yang ada di ruangan tersebut

Universitas Kristen Petra


63

2.3.12. Tinjauan tentang penghawaan (tata udara)


Secara geografis Indonesia termasuk dalam golongan daerah tropis yang
memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musin hujan, dengan kondisi
o
temperatur rata-rata 28 sampai 34o. Manusia menginginkan kenyamanan dan
kesejukan udara yang konstan dan terjamin yaitu dengan menggunakan suatu alat
pengatur udara mekanis yang disebut AC dan system kerjanya disebut Air
Conditioning.
Definisi tata udara adalah suatu proses pengaturan udara sehingga dapat
mencapai temperature dan kelembapan yang sesuai dengan syarat yang ditentukan
bagi pengkondisian udara pada suatu ruangan tertentu, sekaligus mengatur aliran
udara serta kebersihannya.
Manfaat dari sistem tata udara, yaitu:
1. Untuk kenyamanan
• Menyegarkan udara ruangan
• Memberikan kenyamanan bagi orang yang bekerja disitu
2. Untuk industri
• Menyegarkan udara ruangan
• Baik untuk proses pengerjaan
Tujuan penataan udara dengan menggunakan Air Conditioner:
1. Mengatur temperatur ruang (mendinginkan)
2. Mengatur kelembapan (supaya udara kering)
3. Mengatur aliran udara (dari ujung ruangan ke ruangan lain)
4. Menjaga kebersihan udara (melalui filter AC)
Jenis-jenis mesin AC beserta keuntungan dan kerugian, yaitu:
1. AC-Window (Packaged System)
+ Praktis (mudah dipindah-pindah)
+ Mudah pemasangan
+ Mudah perawatan
+ Relatif murah
+ Diletakan dekat udara luar
- Agak berisik (karena bergetar)
- Kapasitas kecil, tidak cocok bagi ruang yang relatif lebih besar/luas

Universitas Kristen Petra


64

2. AC Split (Split system)


a. Single Split
+ Tidak berisik
+ Mudah pemasangan
+ Mudah perawatan
- Kapasitas terbatas, untuk ruangan yang tidak terlalu besar
b. Multi Split
+ Menghemat tempat
- Bila terjadi kerusakan terjadi pada outdoor maka seluruh indoor menjadi
tidak berfungsi
- Relatif mahal bila dibandingkan dengan 2 atau lebih tipe single split
c. Ceiling Cassette
+ memiliki nilai estetis
+ Tidak berisik
+ Bisa diletakan ditengah ruangan karena menggunakan pompa air/drain
pump head didalam plafon lalu disalurkan ke luar
- Relatif mahal, karena memiliki nilai estetis lebih
d. Ceiling Mounted
+ Bila kondisi sisi dinding tidak memungkinkan untuk penempatan jenis
single split maka bisa memakai jenis ceiling mounted
+ Kapasitas lebih besar, jangkauan aliran air lebih jauh
- Relatif lebih mahal
- Outdoor maksimum 5 m
3. AC-Split-Duct
+ Jangkauan aliran udara bisa sampai jauh dan merata
+ Lebih rapi, karena mesin diletakan di dalam plafon
+ Tidak mengganggu struktur bangunan, dan penempatan titik lampu
+ Memudahkan merenovasi ruang
4. AC Sentral air dingin berpendingin air
+ Jangkauan aliran udara sampai jauh dan merata
+ Lebih dingin, untuk ruangan luas
- Butuh ruang khusus untuk Air Handling Unit dan Fan Coil Unit

Universitas Kristen Petra


65

- Butuh perawatan dan pengolahan air untuk mensupply Cooling Tower


- Relatif lebih mahal (Sumber: Heidy, Mata Kuliah Fisika Bangunan “Sistem
Tata Udara" ).

2.3.13. Tinjauan tentang akustik


Bunyi aadalah getara mekanis dengan amplitude yang kecil dan
mengenai telinga/pendengaran kita. Bunyi dapat dibagi menjadi 2 golongan besar,
yaitu:
• Bunyi yang diharapkan (musik)
• Bunyi yang tidak diharapkan (kebisingan)
Adapun media pembawa detaran mekanis (bunyi) tersebut, yaitu:
• Gas
• Udara
• Zat cair dan zat padat
Pada bangunan yang terletak di kawasan dagang di pinggir jalan raya
tentu tidak terlepas dari kebisingan yang berasal dari mesin kendaraan. Keadaan
ini dapat dimanipulasi dengan memasang peredam suara pada dinding dan dapat
juga dengan memperdengarkan musik yang mengalun dan memberikan bahan
penyerap bunyi seperti:
• Bahan berpori/berserat
• Bidang tipis panel
• berongga
Suara yang dapat diterima manusia bergantung pada:
• Faktor subjektif (usia)
• Faktor fisik (kesehatan orang)
• Faktor psikologis (kondisi tertentu disekitar kita, masalah keluarga, dst)

Sistem tata suara umumnya diperlukan untuk keadaan sebagai berikut:


• Sumber suara terlalu lemah untuk bisa didengar, apalagi pendengar dibagian
belakang.

Universitas Kristen Petra


66

• Ruang yang volumenya melebihi 1.700 m3 atau jarak antara sumber bunyi dan
penerima melebihi 18 m.
• Pengunjung yang meluap, mengingat tubuh manusia adalah sound absorber
yang baik sekali.
• Tidak mendapat “sight line” yang cukup. Walaupun bunyi bisa defraksi,
namun paling tidak terjadi pengaruh pada penerapan bunyi.
• Daerah baying-bayang bunyi yang terbentuk oleh kondisi fisik sebagai akibat
perancangan yang kurang cermat. Namun sering kali tidak bisa dihindari
(Sumber: Heidy, Mata Kuliah Fisika Bangunan “Sistem Tata Suara” ).

2.3.14. Tinjauan tentang Proteksi Kebakaran


Klasifikasi Bahaya Kebakaran, yaitu:
1. Bahaya Kebakaran Ringan
Bahaya kebakaran pada tempat dimana terdapat hanya sedikit barang jenis A
yang dapat terbakar, termasuk perlengkapan, dekorasi dan semua isinya.
Tempat Yang Mengandung Bahaya Ini Meliputi:
- Bangunan Perumahan
- Ruang Kelas
- Kebudayaan
- Kesehatan Dan Keagamaan
2. Bahaya Kebakaran Menengah
Bahaya kebakaran pada tempat dimana terdapat barang jenis A yang mudah
terbakar dan jenis B yang dapat terbakar dalam jumlah yang lebih banyak dari
pada yang terdapat di tempat yang mengandung bahaya kebakaran ringan.
3. Bahaya Kebakaran Tinggi
Bahaya kebakaran pada tempat dimana terdapat barang jenis A yang mudah
terbakar dan jenis B yang dapat terbakar dalam jumlah yang lebih banyak dari
yang diperkirakan dari jumlah yang terdapat pada bahaya kebakaran
menengah.
Tempat ini meliputi bangunan transportasi (terminal), perniagaan (tempat
pameran hasil produksi, showroom), pertokoan, pasar raya, gudang.

Universitas Kristen Petra


67

2.3.15. Tinjauan tentang lantai


Menurut Pamudji (1999), lantai merupakan tempat berpijak dan
merupakan media gerak manusia dari satu tempat ke tempat yang lain. Lantai juga
dapat membentuk dasar ruang dengan batas-batas teritorinya.
Penutup lantai merupakan lapisan final dari struktur lantai. Oleh karena
lantai akan mengalami problem aus dan merupakan bagian terbesar dari luasan
permukaan ruang, sebaiknya bahan lantai dipilih berdasarkan pertimbangan baik
fungsi maupun estetikanya.
Macam-macam bahan penutup lantai:
• Karpet
Memiliki permukaan yang empuk, sehingga membuat lantai menjadi lembut,
lentur, dan hangat baik dari segi visual maupun tekstural. Memiliki pola warna
yang beragam, dan sifatnya untuk meredam suara. Karpet biasanya dipasang
langsung di atas lantai dan bantalan pengisi di bawahnya, tanpa memerlukan
lantai akhir. Karpet juga dapat dipasang di atas permukaan lantai yang sudah
ada.
• Marmer
Kesan yang ditampilkan oleh marmer sangat indah dan mewah. Marmer ini
tahan api dan juga mampu menahan beban yang berat. Marmer tersebut juga
dapat digunakan sebagai permukaan dinding batu bata.
• Keramik
Penggunaan keramik sangat mudah, pengerjaan dan perawataannya juga
cukup mudah. Tidak membekas saat terkena cairan atau kotoran. Untuk
ruangan yang terkena air sebaiknya menggunakan keramik yang bertekstur
kasar supaya tidak licin.
• Granit
Granit merupakan batuan beku yang sangat padat dan kuat atau keras.
Umumnya tersedia dalam warna-warna yang gelap dari merah muda, coklat
tua, dan hitam.
• Kaca

Universitas Kristen Petra


68

Bersifat transparan. Biasanya dijadikan sebagai ornament dekoratif dengan


berbagai macam warna dan bentuk atau motif. Ada beberapa jenis kaca yang
khusus:
- Laminated or safety glass
- Tempered Glass
- Wire Glass
- Thermal Glass
- Suspended-particle-device glass
- Mirror
- Decorative Glass
Kenyamanan kaki berkaitan dengan tingkat elastisitas material lantai
yang digunakan dan untuk tingkat tertentu rasa hangatnya. Rasa hangat lantai
mungkin memang benar-benar nyata atau hanya seolah-olah saja. Material lantai
dapay dihangatkan dengan radiasi panas dan dipertahankan dengan insulasi yang
ada pada lantai. Lantai juga dapat terasa hangat jika mempunyai permukaan
dengan tekstur yang lembut, kekuatan cahaya menengah sampai gelap atau
bewarna hangat. Sudah barang tentu ditempat beriklim panas permukaan lantai
sejuk lebih nyaman dari pada yang hangat.

2.3.16. Tinjauan tentang dinding


Menurut Pamudji (1999), dinding merupakan unsur penting dalam
pembentukan ruang, baik sebagai penyekat atau pembagi, dapat juga sebagai
dekorasi. Dalam perkembangannya, dinding juga merupakan elemen penahan
struktur dari bangunan selain kolom.
Hampir semua dinding terbuat dari beberapa lapisan material. Rangka
dindingnya sendiri biasanya terdiri dari tiang-tiang kayu atau logam yang
dipasang dengan plat dasar dan plat puncaknya. Pada rangka ini dipasang satu
atau lebih lapisan bahan berbentuk lembaran seperti papan kayu lapis atau gips
yang membantu mempekokoh dinding. Untuk mengendalikan masuknya udara
panas, kelembapan dan suara melalui tebal dinding, konstruksi suatu dinding
dapat dibuat dilapisi atau diisi dengan material insulator dan ditutup dengan
lapisan pencegah uap air.

Universitas Kristen Petra


69

Macam-macam penutup dinding:


• Kayu
Dipakai sebagai dinding partisi, biasanya dipilih yang bermotif agar terlihat
indah. Finishing dengan cat, pernis, coating.
• Batu bata
Dari campuran tanah liat dengan air, memiliki warna standart yaitu merah.
Tahan lama jika dilapisi dengan plester atau coating.
• Yumen board
Penyelesaian terakhir dapat berupa natural, cat, plesteran, dilapisi keramin,
karpet. Sifatnya adalah kedap suara, tahan terhadap api, air, rayap.

2.3.17. Tinjauan tentang plafon


Menurut Pamudji (1999), elemen utama arsitektur yang ketiga dari ruang
interior adalah langit-langit. Meskipun berada diluar batas jangkauan tangan kita
dan tidak digunakan seperti halnya lantai dan dinding. Langit-langit memainkan
peran visual penting dalam pembentukan ruang interior dan dimensi vertikalnya.
Langit-langit adalah elemen yang menjadi naungan dalam desain interior, dan
menyediakan perlindungan fisik maupun psikologis untuk semua yang ada di
bawahnya.
Bahan penutup plafon:
• Gypsum
Berbentuk lembaran atau list (panjang maksimum 2,7 m). Sifat dari gypsum
ini dapat dibentuk-bentuk sesuai dengan keinginan. Tidak mudah terbakar,
tidak mudah dimakan rayap, finishingnya cukup dengan cat tembok dan cat
khusus plafon.
• Kayu
Dek kayu atau papan yang membentang diantara balok-balok dan membentuk
bidang struktural lantai atau atap. Bagian bawah papan tersebut dapat
dibiarkan terlihat sebagai langit-langit akhir.

• Metal

Universitas Kristen Petra


70

Pada atap baja gelombang membentuk semacam struktur panggung sebagai


insulasi dan material penutup atap. Sel-sel atau dek baja gelombang juga
menjadi bekisting yang permanent dan tulangan untuk beton pada waktu
membuat slab lantai komposit.
• Modul
Material langit-langit modul biasanya disangga oleh grid metal yang
digantung dari struktur atau atap atau langit unit-unit langit akustik berbentuk
pola grid bujursangkar atau segi empat yang kuat dan lembut.
• KlasiBoard
Panel kalsium-silikat yang menggunakan serat selulosa sebagai penguat.
Tahan api dan air, tidak mudah lembab, tidak mangalami muai susut.

2.3.18. Tinjauan tentang manusia, ruang, lingkungan, dan sirkulasi


Menurut Neufert (1999), manusia mempunyai kepribadian individual,
tetapi manusia juga makhluk sosial, hidup dalam masyarakat dalam suatu
kolektivitas. Fenomena ini menunjukan pada pola-pola perilaku pribadi, yang
berkaitan dengan lingkungan fisik yang ada, dalam hal ini adalah di dalam suatu
ruang budaya, terkait dengan perilaku interpersonal manusia atau perilaku sosial
manusia.
Di bawah ini ada beberapa hal tentang perilaku interpersonal manusia,
yang meliputi:
• Ruang personal (personal space) berupa dominan kecil sejauh jangkauan
manusia yang dimiliki setiap orang.
• Teritorialitas (teritorality) adalah kecenderungan untuk menguasai daerah
yang lebih luas bagi penggunaan oleh seorang atau kelompok pemakai atau
bagi fungsi tertentu.
• Privasi (privacy) sebagai usaha untuk mengoptimalkan pemenuhan kebutuhan
sosial manusia.
• Kepadatan (density), yaitu keadaan apabila ruang fisik yang tersedia sangat
terbatas dibandingkan dengan jumlah penghuninya.

Sebuah ruang juga dibagi menjadi dua jenis ruang, yaitu:

Universitas Kristen Petra


71

1. Ruang Sosiofugal
Cenderung untuk memisahkan masing-masing individu sehingga tercipta
suasana yang lebih privat, misalnya perpustakaan, ruang tunggu, kafetaria.
Pada kondisi ruang seperti ini orang tidak mengharapkan untuk berhubungan
dengan orang lain, karena pada umumnya orang-orang tersebut tidak saling
mengenal.
Ruang sosiofugal dapat dibentuk dengan
- membuat sekat.dinding sebatas dengan pandangan mata
- peraturan perabot
- tempat duduk diatur agak tidak saling berhadapan satu sama lain, dapat
juga saling berhadapan dengan jarak yang cukup jauh.
2. Ruang Sosiopetal
Cenderung untuk menyatukan individu-individu sehingga tercipta interaksi
sosial. Hal ini jelas terlihat pada ruang keluarga, ruang pertemuan. Pada ruang
keluarga dimana pada ruangan ini orang mengharap adanya hubungan dengan
anggota keluarga lain secara intim.
Menurut Hall (1963) berpendapat bahwa ruang personal adalah suatu
jarak komunikasi, dimana jarak antar individu yang saling berkomunikasi. Hall
membagi jarak tersebut menjadi empat jenis, yaitu:
• Jarak intim
Fase dekat (0.00-0.15m) dan fase jauh (0.15-0.50m), dengan jarak ini tidak
diperlukan usaha keras untuk berbicara seperti berteriak cukup dengan
berbisik.
• Jarak personal
Fase dekat (0.50-0.75m) dan fase jauh (0.75-1.20m), jarak percakapan dua
orang sahabat atau antara komunikan. Gerakan tangan diperlukan untuk
berkomunikasi normal.
• Jarak sosial
Fase dekat (1.20-2.10m) dan fase jauh (2.10-3.60m), merupakan batas normal
bagi individu dengan kegiatan serupa atau kelompok sosial yang sama. Pada
jarak ini komunikasi dapat berjalan dengan baik apabila seseorang berbicara
dengan suara yang agak keras dan dengan bantuan gerak tubuh. Jarak ini

Universitas Kristen Petra


72

merupakan patokan dasar dalam pembentukan ruang atau dalam perancangan


ruang.
• Jarak publik
Fase dekat (3.60-7.50m) dan fase jauh (>7.50m), untuk hubungan yang lebih
formal saperti penceramah di depan kelas atau actor dengan hadirinnya. Suatu
jarak yang tidak digunakan dalam interaksi antar dua individu, tetapi dalam
suatu pembicaraan antara satu orang dan tiga puluh atau lebih. Pada jarak ini,
orang sudah tidak mengindahkan sesamanya dan diperlukan usaha keras untuk
bisa berkomunikasi dengan baik.
Menurut Keynes (1971), menyatakan bahwa sirkulasi dalam pergerakan
dalam ruang merupakan alur gerak kita yang menghubungkan ruang-ruang pada
suatu bangunan atau ruang interior dan eksterior, bersama-sama. Karena kita
bergerak dalam waktu, melalui suatu tahapan di dalam ruang maka kita merasakan
suatu ruang dalam hubungan akan dimana kita berada dan dimana kita
menetapkan suatu tujuan. Sirkulasi dalam sebuah bangunan merupakan unsur-
unsur positif yang mempengaruhi kita tentang bentuk dan ruang bangunan.

2.3.19. Tinjauan tentang Pemilihan Perabot


Manusia hidup membutuhkan ruang yang lengkap dengan peralatan yang
sesuai dengan keperluan seperti alat penerangan, alat pengatur udara, furniture.
Ruang kosong tanpa ada benda satupun didalamnya tentu tidak akan memuaskan
kebutuhan manusia, apabila ruang sudah dilengkapi dengan furniture barulah
ruang tersebut dapat berfungsi.
Dalam perencanaan kita harus mengetahui lebih dahulu jenis aktivitasnya
sehingga kita tahu bentuk furniture yang akan kita desain. Desain furniture dibagi

atas dua kategori:

1. Furniture yang berbentuk case (kotak) termasuk chests, meja tulis kerja lemari
buku, dan kursi yang tidak mempunyai pelapis, tipe furniture semacam ini di
Indonesia masih dibuat dari kayu walaupun bahan-bahan lain makin
bertambah popular.
2. Furniture yang dilapisi, misalnya sofa, kursi-kursi yang seluruhnya atau
sebagian diberi pelapis termasuk pelengkapan-pelengkapan tidur.

Universitas Kristen Petra


73

Desain furniture akan terkait oleh berbagai macam aspek antara lain:
1. Siapa yang mempergunakan furniture dalam ruang tersebut:
• Pasangan Remaja
• Pasangan Setengah Umur
• Laki-Laki Atau Perempuan
• Orang Penting Atau Berada
• Orang Sehat, Atau Penderita Cacat
2. Terhadap bentuk ruang
• Faktor Geografi
• Tipe Rumah, Apartement, Gaya Arsitektur
3. Bagaimana bentuk yang diinginkan atau suasana yang ingin dicapai
• Setiap orang mempunyai keinginan yang berbeda, tergantung pada
kebiasaan hidup mereka masing-masing seperti taraf hidup, fungsi tiap
ruang
• Suasana yang ingin dicapai:
- Elegant
- Sophisticated
- Formal
- Informal
4. Cost atau biaya yang diperlukan
• Keadaan ekonomi ikut menentukan pemilihan jenis furniture. Desain
furniture berhubungan erat dengan gaya hidup yang lebih menjurus pada
pernyataan status dalam masyarakat kemudian baru kenyamanan, praktis
dicari mutu yang baik sehingga kadang-kadang dihasilkan bentuk furniture
yang melampaui persyaratan sehingga sulit dibersihkan (Pamudji, 1999).

Universitas Kristen Petra


13

14
Universitas Kristen Petra

Anda mungkin juga menyukai