BAB III
METODE PERANCANGAN
Gedung Dua8 terletak di wilayah kemang, tepatnya pada Jl. Kemang Utara.
Bangunan ini dikelilingi oleh penghijauan karena kemang utara dekat dengan kawasan
perumahan yang masih termasuk asri. Terdapat juga beberapa bangunan komersil
seperti klinik gigi, restoran, cafe dan furniture gallery.
Untuk mengakses tempat ini bisa melewati Prapanca, Antasari, Jl. Mampang
Prapatan, Jl. Pejaten Raya, dan Jl. Ampera Raya. Pencapaian dapat menggunakan
kendaraan umum metro mini nomor S 77, kendaraan umum metro mini nomor S 75,
bajaj, taksi, kendaraan pribadi roda empat dan kendaraan roda dua termasuk sepeda atau
ojek. Tempat ini tidak jauh dari Gedung Oktrooi Plaza dan Tryst Living.
Bangunan Arsitektur ini menghadap ke arah utara. Bangunan ini memiliki empat lantai
disertai dengan ground floor dan lahan yang cukup luas untuk sebuah perpustakaan sehingga
dapat memenuhi segala kebutuhan dan sirkulasi. Berikut data mengenai bangunan tersebut:
1. Bangunan memiliki dua enterance, main enterance terletak di sebelah kanan, dan side
enterance pada sebelah kiri. Serta terdapat dua pintu masuk, pintu pertama terletak
dekat area parkir (sebelah kanan), lalu pintu kedua terletak pada sebelah kiri. Bangunan
ini memiliki area luasan 4930 m2 luas ini cukup untuk menampung fasilitas-fasilitas
67
yang dibutuhkan oleh Art & Design Library serta bangunan ini juga memiliki level
lantai yang berbeda disisi kanan, tengah, dan kiri.
2. Bangunan ini dilengkapi dengan toilet umum, service area, pantry dan power resource
(genset). Serta dilengkapi juga dengan keamanan fisik bangunan seperti, smoke
detector, automatic sprinkler dan fire exit.
3. Bangunan ini menggunakan tangga dan ramp. Ramp digunakan karena banyak leveling
serta dapat difungsikan juga untuk jalur kursi roda.
4. Seluruh lantai pada bangunan ini menggunakan lantai plaster (concrete floor), dinding
finishing cat warna putih, dengan ketinggian ceiling 360 cm setiap lantainya dan
menggunakan exposed ceiling. Lalu terdapat sky-light serta atap bangunan
menggunakan void.
5. Ground floor mempunyai luas 1425 m2 dan difungsikan sebagai ruang multifungsi dan
terdapat ruang untuk karyawan/OB.
6. Lantai 1 mempunyai luas 1425 m2.
7. Lantai 2 mempunyai luas 1300 m2.
8. Lantai 3 mempunyai luas 780 m2.
9. Lantai 1 terdapat receptionist dan ruang untuk karyawan OB.
10. Lantai 2 terdapat akses service, dan dak pada lantai 3.
11. Lantai 4 hanya sebagai dak/rooftop.
12. Lahan parkir yang disediakan terbatas, namun pengunjung dibolehkan parkir pada area
parkir restoran Mirasari yang terletak di sebrang jalan.
Ground Floor mempunyai dua sisi kanan dan kiri yang dapat diolah menjadi
ruangan, pencahayaan di lantai ini sedikit lebih gelap dibanding lantai lainnya sehingga
ruangan yang akan di olah di lantai ini membutuhkan cahaya buatan.
First Floor dimanfaatkan sebagai enterance utama yang mempunyai dua pintu
masuk menuju bangunan ini. Pencahayaan di lantai cukup dan tidak terlalu terang,
pencahayaan alami dan buatan bisa di terapkan di lantai ini.
69
Second Floor mempunyai empat sisi bangunan yang bisa di olah menjadi
ruangan, lalu sisi kiri serta kanan mempunyai level lantai yang berbeda dengan sisi
tengah. Sisi ruangan sebelah kiri di bagian ramp untuk menuju ke Third Floor berbeda
dari sisi ruangan lain, sisi ini mempunyai ketinggian dinding yang berbeda yaitu 540cm
dan pencahayaan yang terang karena jendela yang melilingi sisi tersebut, sehingga sisi
kiri dapat menggunakan sistem pencahayaan alami. Sedangkan sisi kanan tidak ada
pencahayaan dari jendela melainkan dari void lantai Third Floor, namun cahaya yang
berasal dari void tersebut sangat cukup pada siang hari sehingga dapat menggunakan
sistem pencahayaan alami pada siang hari.
Third Floor mempunyai level lantai yang berbeda, sisi kanan lebih rendah
daripada sisi kiri. Lantai ini mendapatkan cahaya yang terang sehingga bisa
digunakannya sistem pencahayaan alami. Sisi kiri mempunyai jendela yang dapat
melihat keluar, namun sisi kanan hanya mempunyai void untuk sumber cahaya dan
cukup terang untuk menggunakan sistem pencahayaan alami.
(Sumber: jobs.designweek.co.uk)
• Staf
Staf/karyawan yang bekerja disini dibagi dua, yaitu:
a. Tetap, staf yang akan terus ada berjaga sampai malam/perggantian shift:
− Security:
− Pengelola Perpustakaan:
Bertanggung jawab atas segala hal dalam Art & Design Library.
Pengelola biasa melakukan pengecekan rutinitas ke perpustakaan dan
mengadakan pertemuan dengan staf lainnya.
a. Manager Perpustakaan
− IT:
• Tamu (Visitor)
Siapapun dengan bebas dapat berkunjung serta melakukan studi berkait
dan menggunakan layanan informasi dan menggunakan fasilitas yang disediakan
di dalam Art & Design Library, namun tamu/visitor tidak diizinkan meminjam
buku karena bisa dari segi bisnis dapat merugikan pihak perpustakaan. Maka di
berlakukannya sistem member/keanggotaan agar tamu/visitor mendaftarkan diri
untuk menjadi anggota Art & Design Library dan menikmati layanan tanpa
batas.
Diharapkan pengunjung dapat menjaga ketertiban dalam setiap interaksi
antara pustakawan dan para pemakai perpustakaan. Serta untuk tidak
mengganggu tata tertib dan memberikan dampak negatif kedalam perpustakaan
Art & Design Library.
• Anggota (Member)
Para anggota/member Art & Design Library diperbolehkan untuk
meminjam buku baik buku yang sudah tersedia maupun buku dari perpustakaan
lain untuk data literatur atas kerjasama pihak Art & Design Library dengan
pihak perpustakaan lainnya, serta anggota/member dapat memakai fasilitas semi-
public tanpa terkena charge, lalu anggota/member diwajibkan membayar iuran
pertahun sesuai dengan ketentuan yang ada.
Untuk para anggota Art & Design Library diharapkan dapat mematuhi
aturan-aturan keanggotaan yang sudah ditetapkan oleh pihak perpustakaan
dengan mengembalikan pinjaman tepat pada waktunya serta dapat membayar
biaya administrasi pertahun, dan tetap menjaga ketertiban agar tidak
mengakibatkan kerugian kepada kedua belah pihak.
• Staf
Karyawan-karyawan baik yang tetap dan tidak tetap memiliki tanggung jawab
kepada Art & Design Library. Karyawan diharapkan untuk dapat memastikan
kelancaran segala aktifitas dan terpenuhinya segala kebutuhan di perpustakaan.
76
(Sumber: Penulis)
77
• Anggota (Member)
(Sumber: Penulis)
78
• Pengelola Perpustakaan
(Manager Perpustakaan, Koordinator Layanan Pengguna, dan Koordinator
Pengadaan & Pengolahan).
(Sumber: Penulis)
79
• Staf/Karyawan Perpustakaan
(Staf Perpustakaan, seperti Pengadaan & Pengolahan, Layanan Sirkulasi,
Layanan Referensi, Layanan Bimbingan Pengguna, dan IT).
(Sumber: Penulis)
• OB
80
(Office Boy/Janitor).
(Sumber: Penulis)
• Security
81
(Sumber: Penulis)
• Back Office
Pengolahan masuknya bahan pustaka/koleksi baru.
(Sumber: Penulis)
• Library
83
Contoh kode:
691
600 Technology
690 Buildings
penelitian dan sejenisnya dalam bidang seni dan desain, baik dalam bentuk
tercetak maupun media rekam dan media lainnya.
704
Special topics in fine and
decorative arts
700
705
Fine Arts
(Fine & Decorative Serial publications of fine and
Arts) decorative arts
706
Organizations and
management
707
Education, research, and
related topics
708
Galleries, museums, and
private collections
709
Historical, geographic and
85
persons treatment
731
Processes, forms and subjects
of sculpture
732
Sculpture to ca. 500
730 733
(Plastic Art & Greek, Etruscan and Roman
Sculpture) Sculpture
734
Sculpture from ca. 500 to 1399
735
Sculpture from 1400
736
Carving and carvings
737
Numismatics and sigillography
738
Ceramic arts
739
Art metalwork
751
Techniques, equipment,
materials, and form
752
750
Color
(Painting &
753
Paintings)
Symbolism, allegory,
mythology and legend
754
Genre paintings
86
755
Religion
757
Human Figures
758
Other subjects
759
Historical, geographic and
persons treatment
781
General principles and
musical forms
782
Vocal music
783
Music for single voices; voice
Vocal 780 784
and Music (Music) Instruments and instrumental
ensembles
785
Ensembles with one instrument
per part
786
Keyboard and other
instruments
787
Stringed instruments
788
Wind instruments
791
87
Public performances
Drama, 790 792
Theather (Recreational & Stage presentations
(Sumber: www.westland.lib.mi.us)
742 Perspective
89
(Sumber: www.westland.lib.mi.us)
• Coffeeshop
Pola aktifitas masuknya persedian makanan dan minuman.
91
(Sumber: Penulis)
• Merchandise Shop
Pola aktifitas barang yang baru datang dan penyimpanan stock barang.
92
(Sumber: Penulis)
TOTAL 99,99%
548,61 m²
• Sirkulasi Zona
TOTAL 615.852 m²
97
• Sirkulasi Ruang
Dekat
Sangat dekat
Jauh
99
• Diagram Sirkulasi
3.3.4 Zoning
Zoning ground floor ini terpilih karena semi-public seperti function room tidak
terlalu sering dipakai melainkan jika ada event saja, lalu jika function room dipakai
untuk event, area tersebut dapat dijangkau langsung (dibuka) dari halaman bangunan
karena ground floor menggunakan folding door (level menurun). Meeting room juga
diperkirakan jarang digunakan untuk umum karena harus membutuhkan izin, dan kedua
ruangan tersebut harus dekat area service seperti OB untuk membantu instalasi alat dan
sebagainya. Untuk musholla lebih sering digunakan oleh staf/karyawan, sebagian besar
pengunjung perpustakaan akan menghabiskan waktunya untuk membaca saja dan jika
ada keperluan lain maka biasanya pengunjung akan pergi meninggalkan perpustakaan.
Zoning first floor ini terpilih karena terdapat main enterance pada lantai ini yang
bagus sekali untuk area public, dan zona area private akan tidak terganggu dengan
aktifitas zona lainnya. Lalu pada area zona private dan public terdapat toilet yang tidak
jauh untuk dijangkau, hal ini bagus sekali untuk sirkulasi. Serta terdapat ruang kosong
dari bangunan yang bisa difungsikan sebagai area service/storage.
Zoning second floor ini terpilih karena area private (back office) harus ada yang
terpisah untuk menjangkau/mengontrol beberapa area public. Serta area service bisa
menjangkau lantai dua ini tanpa harus melawati tangga utama atau ramp yang biasa
dilalui oleh public.
Dikarenakan area public adalah area yang mempunyai kebutuhan paling besar,
maka diputuskan lantai tiga digunakan untuk memenuhi kebutuhan ruang yang terbilang
masih belum terpenuhi.
3.3.5 Grouping
a. Ground Floor
Grouping ground floor ini terpilih karena ruang function room dan meeting
room adalah ruangan yang harus dekat dengan area service seperti ruang OB dan
storage, guna untuk membantu instalasi alat dan sebagainya. Kedua ruangan tersebut
juga dapat dijangkau dari halaman jika sedang digunakan, tanpa harus mengganggu
aktifitas yang ada pada Art & Design Library. Jika ruang meeting room dan function
room sedang digunakan secara bersamaan, masing-masing tidak akan terganggu
sirkulasinya. Untuk musholla juga dapat dijangkau dekat dari toilet, serta tangga dari
lantai 1, dan juga area service. Sehingga staf/karyawan maupun penggunjung tidak
mengalami kesulitan jika ingin beribadah.
108
b. First Floor
Grouping first floor ini terpilih karena pengunjung dapat langsung tertuju pada
coffeeshop, merchandise shop dan lobby. Hal ini dapat menguntungkan dalam segi
bisnis untuk Art & Design Library melalui coffeeshop dan merchandise shop karena
kedua ruang tersebut akan menjadi atensi untuk visitor yang baru tiba. Kemudian
tersedia public toilet yang dekat dengan merchandise shop dan coffeeshop sehingga
pengunjung yang tidak berkepentingan untuk membaca tidak akan mengganggu
aktifitas pada Library. Untuk merchandise shop terdapat area service dan storage yang
sudah ada dari bangunan dan dapat dihubungkan dengan back office melalui jalur
service sehingga memudahkan loading barang.
Jika dipertimbangkan oleh coffeeshop dan merchandise shop, back office adalah
area private yang tidak perlu terpampang serta sengaja dibuat untuk tidak bisa di akses
oleh pengunjung. Maka back office diletakan pada area sebelah kiri, lalu untuk
109
mengakses back office dapat melewati side enterance dan tangga menurun yang
terdapat sebelum masuk ke area lobby.
Pada lantai ini terdapat area service yang sudah ada dari bangunan. Dilengkapi
dari ruang OB, storage, toilet umum sampai toilet karyawan.
c. Second Floor
Grouping second floor ini terpilih karena area baca dan koleksi sekaligus self-
copy terdapat pada lantai yang sama agar pengunjung Art & Design Library tidak
merasa bingung atau kehilangan arah. Selain itu penempatan self-copy harus terjangkau
pula dari area baca dan koleksi agar pengunjung yang mempunyai kebutuhan tidak
harus berjalan ujung ke ujung untuk mencapainya. Maka dari itulah self-copy terletak di
110
tengah-tengah agar mudah dijangkau oleh public, service, maupun back office jika ada
hal-hal yang berkaitan.
Area baca dan koleksi tidak terkena paparan langsung sinar matahari, karena
area bagian timur yang terletak di sebelah kanan bangunan (arah matahari pada siang
hari) tidak terdapat jendela. Kemudian area baca dan koleksi yang terletak dibagian kiri
bangunan hanya terkena sedikit bias cahaya dikarenakan bangunan pada sebelah kanan
lebih tinggi, sehingga cahaya yang masuk masih didalam batas normal. Bias cahaya
matahari pada siang hari dari void, jatuh ditengah-tengah dari pukul 12 siang sampai
dengan 2 siang.
Terdapat area back office yang terletak di lantai dua dan hanya dapat di akses
melalui area service. Back office di lantai ini difungsikan untuk mengontrol kegiatan
perpustakaan.
d. Third Floor
Grouping third floor ini terpilih dikarenakan bias cahaya matahari yang muncul
dari sky-light di siang hari, jatuh ditengah-tengah pada pukul 12 siang sampai dengan 2
111
siang. Jika kedua ruang ini dibandingkan, ruang e-resources tidak dapat terkena bias
matahari terlalu lama dikarenakan dapat menyebabkan kerusakan pada komputer, serta
ruangan ini membutuhkan luas yang lebih besar dibandingkan ruang audiovisual.
Berikut adalah tinjauan garis dan bentuk yang dapat di aplikasikan ke dalam
interior dan furnitur.
a. Garis
Garis yang akan digunakan adalah garis yang tegas dan kaku, bisa berupa
diagonal, horizontal, atau vertical. Efek dari garis ini berkesan memberi energi untuk
pengguna/pengunjung perpustakaan, diharapkan agar memicu spirit atau keinginan
untuk membaca dan menggali rasa keingin tahuan terhadap ilmu seni dan desain. Kesan
garis yang diciptakan juga tergantung dari faktor ukuran, tebal tipis, dan penempatannya
terhadap garis yang lain. Berikut adalah garis dan karateristiknya:
GARIS KARATERISTIK
dan keluwesan.
(Sumber: file.upi.edu)
b. Bentuk
Bentuk yang akan digunakan bervariasi, namun bentuk yang akan ditonjolkan
adalah bentuk yang memiliki sifat diam, dan terarah sehingga memberikan efek
ppsikologis kepada pengguna agar lebih terfocus dalam kegiatan membaca. Sedangkan
bentuk yang memiliki sifat bergerak atau flowing hanya dipergunakan pada beberapa
furniture dan tidak dominan.
pinggirannya, permukaan tidak keras agar tidak melukai pengguna. Untuk furnitur
tertentu seperti pemilihan kursi dianjurkan tidak berat bila disesuaikan/digeser tidak
menimbulkan noise.
• Layar
Layar pada ruang audiovisual berhubungan dengan daya pandang manusia dan
akustik. Daya pandang manusia mempunyai jarak-jarak tertentu, adapun jarak yang
nyaman bagi pengunjung adalah dilihat dari sudut pandang 30-33 derajat. Hindari layar
115
yang sempit karena dapat mengakibatkan kelelahan maupun kejenuhan pada mata,
sebaiknya digunakan layar wide-screen karena sesuai dengan kenyamanan mata.
• Tempat Duduk
Tempat duduk yang digunakan untuk perpustakaan ini harus memiliki ergonomi
yang sesuai dengan bentuk tubuh dan tulang manusia untuk menunjang aktifitas duduk
dengan jangka waktu yang lama agar tidak cepat pegal-pegal dan penuh dengan
kenyamanan sehingga terciptalah kondisi baca yang kondusif. Material yang digunakan
untuk furniture juga harus diperhatikan, sebaiknya menggunakan material yang awet,
tahan lama, mudah dibersihkan, permukaan tidak kasar, dan tidak membuat berkeringat.
Berikut ini adalah syarat-syarat furnitur yang akan dipergunakan di ruang baca
sesuai dengan ergonomik tubuh:
− Kemiringan landasan tempat duduk 20-26 cm
− Sudut antara landasan dengan sandaran tempat duduk 105-
110 cm
− Tinggi landasan tempat duduk 35-40 cm
− Panjang dudukan ke belakang 47-48 cm
− Tebal bantalan kursi 6-10 cm
− Tinggi tempat duduk sebaiknya diukur dari tinggi ambang
permukaan meja yang idealnya 27-30 cm di bawah permukaan meja kerjanya
116
• Lantai
Berfungsi sebagai penutup ruangan bagian bawah untuk mendukung
perlengkapan tetap maupun gerak yang ada pada ruangan, serta untuk menunjang
lalu lintas manusia. Pertimbangan dalam memilih material pelapis lantai untuk
perpustakaan selain pertimbangan akustik dan pelindung terhadap panas dan dingin,
antara lain:
− Keselamatan
− Ketahanan Kenyamanan
− Pengaruh pada Lingkungan
− Pemasangan
− Perawatan
− Warna
− Pola
− Permukaan
− Harga bahan
− Biaya pemasangan
− Biaya perawatan
− Biaya penggantian
Kesimpulan dari analisa atau tabel material lantai tersebut, maka penulis
memutuskan untuk memilih lantai Plaster/Concrete dikarenakan material tersebut
mudah dibersihkan dan mempunyai sifat dingin untuk menyerap energi panas dari sinar
cahaya dan memberi perasaan lebih dingin, dari segi kelemahan concrete memang
mudah retak namun bisa dihindari dengan pemilihan brand material tersebut serta
permukaan lantai concrete dengan kelebihan dan kekurangan yang mudah atau sedikit
118
retak cocok dengan look/ambiance yang ingin ditampilkan pada Art & Design Library
ini.
• Dinding
Dinding berwarna terang akan memantulkan cahaya secara efektif, dapat dipakai
sebagai latar belakang bagi elemen-elemen yang ada ditempatnya. Warna-warna
terang dan pada dinding dapat menimbulkan semangat pada pengguna perpustakaan
serta memberikan kesan hangat pada ruang karena suhu pada perpustakaan
diharuskan sejuk-dingin. Lalu selain dinding struktural, dinding partisi maupun panel
dinding juga dapat diterapkan pada perpustakaan, panel berfungsi sebagai pelapis
untuk mempercantik dinding. Sedangkan partisi berfungsi untuk pemisah ruangan
sekaligus merupakan cara alternatif untuk mempercantik ruangan pada perpustakaan
dan ada banyak ide gaya partisi.
Partisi dapat bermacam-macam, ada yang tetap dan ada yang dapat dipindah
secara mudah seperti dapat dibuka tutup dalam sekejap seperti partisi yang bergerak
pada rel yang berada di lantai dan di plafon.
Dinding partisi bisa transparan, semi-transparan, solid, tergantung pada desain
dan jenis material yang dipilih. Berikut ini adalah material yang biasa digunakan
untuk dinding partisi:
PARTISI KETERANGAN
Kesimpulan dari analisa atau tabel material dinding partisi tersebut, maka
penulis memutuskan untuk memilih gypsum karena mudah pemasangannya jika ada
renovasi lanjut atau penambahan ruangan, begitupun pada multiplex. Serta partisi dari
furniture sebagai dinding partisi dikarenakan dari segi pemanfaatan furniture yang ada
serta kesan terbuka yang ingin diberikan pada ruangan.
• Ceiling
Ceiling yang baik untuk perpustakaan adalah yang harus memiliki daya tahan
jangka panjang agar tidak cepat rusak ataupun memerlukan perbaikan berulang-
120
CEILING KETERANGAN
b. Plaster
Ceiling plaster relative mahal, namun dapat mencapai segala bentuk,
lengkung, tekstur, pola, figure desain yang bersifat sculpture.
WARNA KARAKTERISTIK
MERAH
JINGGA
HITAM
dan obsesif.
UNGU
EMAS
126
(Sumber: www.edupaint.com)
• Pencahayaan Buatan
127
• Lighting
Posisi lampu dapat menghasilkan cahaya. Cahaya yang dipantulkan oleh lampu
dari arah atas kepala akan lebih baik untuk kegiatan membaca. Karena sinar dari lampu
tidak menimbulkan bayangan manusia yang jatuh ke permukaan meja ketika orang
sedang membaca seperti gambar di bawah ini:
129
• Akustik
Ruang perpustakaan dikenal sebagai ruang yang membutuhkan ketenangan.
Noise atau sumber kebisingan biasa muncul dari dalam ruangan perpustakaan itu
sendiri seperti langkah kaki atau percakapan antar pengunjung. Untuk meredam
kebisingan semacam ini bagian dalam dinding, lantai, dan plafon ruang
perpustakaan perlu dilapisi dengan bahan lunak yang mampu menyerap bunyi.
Sebagai pertimbangan dalam penerapan material perlunya dengan mengetahui
tingkat gradasi bunyi sesuai dengan aktivitas yang terjadi dalam pengelompokan
ruang:
Keterangan:
• Sistem Keamanan
131
Jika ingin merancang perpustakaan yang open space, berikut ini adalah sistem
keamanan yang biasa diterapkan pada gedung perpustakaan untuk menunjang
kelangsungan kegiatan dan keselamatan bahan pustaka/koleksi maupun manusia yang
ada di dalam bangunan tersebut:
Alat ini mengindentifikasi RFID chip yang melewati Gate tersebut. Maka jika buku
yang keluar dari Sensor Gate, alat tersebut akan berbunyi sebagai peringatan bahwa
ada barang yang keluar tanpa izin.
− Access Card System
Sistem keamanan dimana memerlukan kartu untuk mengakses ruangan, dan kartu
ini biasa dimiliki oleh individu untuk area yang semi-private.
− Satpam atau Security
Pegawai yang bertugas untuk bertanggung jawab atas keamanan lokasi.
− Smoke Detector
Alat yang mendeteksi asap yang kemudian memberikan bunyi sebagai alert.
− Sprinkler
Alat yang mendeteksi asap yang berhubungan dengan pipa air yang akan langsung
mengaktifkan sistem sehingga air akan keluar sebagai salah satu upaya untuk
memadamkan api.
− Fire Extinguish
Alat yang disediakan pada bangunan untuk digunakan pada keadaan mendesak jika
terjadi kebakaran dalam skala kecil.
− Emergency Alarm
Alat yang dipasang pada bangunan yang berfungsi sebagai alert jika terjadi bencana
maupun kejadian lain yang akan membahayakan keselamatan seluruh pengguna
yang ada pada bangunan. Sehingga seluruh individu yang ada bergegas untuk
meninggalkan bangunan tersebut.
• Signage
Signage yang baik di perpustakaan adalah yang sebaiknya bisa terlihat dari
kejauhan namun tidak terlalu banyak agar tidak menimbulkan kekacauan. Signage bisa
dibuat besar, easy-to-read, colorful, dekoratif untuk menarik perhatian pengunjung. Hal
ini dapat membawa komponen positif terhadap tema dekoratif asalkan dibuat dengan
jelas, informatif, dan meminimalkan kekacauan visual dari informasi yang berlebihan.
Diusahakan signage juga dapat berkomunikasi dengan pengguna seperti “Welcome”
atau “Need Help? Ask Your Librarian”.
133
PELETAKAN KETERANGAN