Anda di halaman 1dari 2

Pengaruh Toxic Parenting Bagi Kesehatan Mental Anak

Nadia Putri K.

22/XI IPS 1

Anak merupakan manusia muda dalam umur muda dalam jiwa dan perjalanan
hidupnya, karena mudah terpengaruh oleh keadaan sekitarnya (Koesnan, R.A. Susunan
Pidana dalam Negara Sosialis Indonesia 2005;99). Oleh karena itu anak-anak perlu
diperhatikan secara sungguh-sungguh. Akan tetapi, sebagai makhluk sosial yang paling
rentan dan lemah, ironisnya anak-anak justru seringkali ditempatkan dalam situasi yang
paling dirugikan, tidak memilik hak untuk bersuara bahkan mereka sering menjadi korban
tindak kekerasan dan pelanggaran terhadap hak-haknya, yang bahkan bisa datang dari kedua
orang tuanya sendiri.

Menurut Thamrin Nasution, orang tua merupakan setiap orang yang bertanggung
jawab dalam suatu keluarga atau tugas rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari
disebut sebagai bapak dan ibu. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk membesarkan,
menjamin keselamatan, membahagiakan, mendidik dan membimbing anak-anaknya dengan
berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk mencapai tahapan tertentu yang
menghantarkan anak supaya siap dalam kehidupan bermasyarakat.

Perlu bagi setiap orang menyadari pentingnya menjaga kesehatan mental khususnya
pada anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan. Pola asuh yang diberikan orang tua
menjadi salah satu hal penting dalam membentuk kepribadian seorang anak. Terkadang pola
asuh yang dianggap benar dan tepat oleh orang tua belum tentu sesuai dengan harapan anak.
Pada beberapa kondisi anak akan menerima segala pola asuh dengan baik namun ada juga
yang memberontak. Terdapat dua jenis pola asuh yang umumnya diberikan orang tua pada
anak. Ada yang mendidik dengan keras dan tegas atau ada yang penuh kelembutan. Hal
tersebut akan memberikan pengaruh yang besar dalam kehidupan anak, baik di masa depan
maupun masa sekarang.
Melalui teori Psikoanalisis-nya, Sigmund Freud menjelaskan jika kepribadian seorang
anak terbentuk dari pola asuh yang diberikan orang tua sejak kecil. Misalnya, jika orang tua
selalu memanjakan maka kemungkinan besar di masa mendatang anak akan menjadi sosok
yang tidak mandiri dan selalu memaksakan kehendak tanpa berpikir. Namun sebaliknya jika
dididik terlalu keras, justru akan memberikan traumatis pada anak. Bentuk dari pola asuh
yang berlebihan seperti ini akan menimbulkan dampak buruk. Hal tersebut biasa disebut
dengan istilah toxic parenting.

Toxic parenting merupakan pola pengasuhan yang keliru atau dianggap buruk karena
tanpa sadar dapat melukai fisik maupun psikologis anak yang dilakukan oleh toxic parent.
Sedangkan toxic parent merupakan orang tua yang melakukan tindakan-tindakan tertentu
yang secara tanpa sadar dapat membebani psikologis anak, seperti menentukan dan mengatur
segala hal yang seharusnya menjadi hak anak dalam mengambil keputusan untuk diri sendiri.
Kemudian tindakan-tindakan toxic parent yang dapat melukai fisik anak adalah seperti
melakukan kekerasan verbal pada anak, ketika anak tidak dapat memenuhi keinginan orang
tua.

Pada dasarnya setiap orang tua sudah pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya.
Berbagai cara dilakukan demi menuntunnya menuju masa depan yang dianggap paling tepat.
Tidak jarang orang tua akan menaruh ekspektasi yang terlalu tinggi bagi anak. Terkadang
juga melontarkan kalimat atau candaan yang dapat mempengaruhi perasaan dan emosi. Tanpa
disadari hal-hal tersebut dapat berdampak pada pikiran dan sedikit demi sedikit akan merusak
psikologis anak. Akibatnya anak bisa menjadi mudah stress, mengalami gangguan
kecemasan, hingga memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah. Selain memberikan efek
negatif yang berpengaruh pada kesehatan mental, toxic parenting juga bisa berdampak pada
kesehatan fisik akibat pola pikir yang tidak sehat.

Berdasarkan dari beberapa jurnal penelitian mengenai pendidikan, kesehatan, dan


psikologi, terdapat berbagai macam perilaku yang dapat muncul pada anak yang dibesarkan
oleh toxic parent. Beberapa diantaranya seperti, sering bersikap tidak konsisten dan sulit
membangun prinsip hidup, kesulitan dalam mengambil keputusan untuk diri sendiri di masa
depan, sulit mengekspresikan emosi yang dimiliki, merasa kesepian, sulit bergaul, dan selalu
bergantung pada orang lain. Selain itu, toxic parenting juga akan berdampak pada hubungan
atau keharmonisan antara orang tua dan anak yang menjadi kurang baik. Hal ini disebabkan
oleh sikap anak yang mulai memberikan batasan antara diri sendiri dengan orang tua.

Oleh sebab itu, demi menghindari hal tersebut ada baiknya jika orang tua mulai
mempelajari seperti apa pola asuh yang tepat untuk anak. Istilah smart parenting merupakan
segala perilaku terbaik yang diberikan orang tua baik melalui hal besar maupun hal kecil dan
dapat memberikan keseimbangan yang sehat dalam lingkungan keluarga. Segala tindakan
yang diberikan harus berlandaskan pada perasaan anak. Membantu menciptakan segala
keterampilan pada anak dengan memberikan dorongan positif untuk mencapai masa depan
yang terbaik sesuai harapan, keinginan dan minat sang anak.

Anda mungkin juga menyukai