Anda di halaman 1dari 2

Nama : Adla Aliya

NIM : 22419141112
Program Studi : Ilmu Komunikasi - E

untuk membahas isu tersebut dengan penjelasan ilmiah dan argumentatif, sehingga
dapat menentukan benar salahnya isu tersebut! Jika perlu carilah dukungan teori agar
memperkuat pembahasan yang Anda lakukan!

Fenomena Pelangi Api di Langit Yogyakarta


Pada 30 Desember 2019, masyarakat Jogja dihebohkan dengan sebuah fenomena aneh di langit Jogja,
tepatnya pada daerah Kalasan, Sleman, pukul 13.49 WIB. Kejadian tersebut merupakan fenomena
Pelangi api. Pelangi api memang seperti pelangi pada umumnya, hanya saja ia berbentuk seperti api,
sehingga dijuluki pelangi api. Jika pada umumnya pelangi berbentuk busur dan melengkung, pelangi
api ini hanya ada di satu titik langit saja, tidak membentang.

Namun pada fenomena pelangi api, pelangi yang terlihat berbeda dari
biasanya.

Seperti namanya, pelangi api terlihat seperti adanya api di langit, namun
memiliki warna yang berwarna-warni seperti pelangi.

Pixabay
Pelangi yang melengkung ternyata berbentuk lingkaran utuh

Selain itu, pelangi api ini hanya ada di satu titik langit saja dan tidak
membentang seperti pelangi berbentuk busur yang terlihat setelah hujan.

Pelangi api yang biasanya terlihat selama musim panas atau kemarau ini
memiliki nama ilmiah circumhorizontal arcs.

Peneliti atmosfer Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (PSTA) Lapan, Wendi Harjupa
menjelaskan fenomena tersebut memang pelangi api (fire rainbow). “Fire rainbow atau
bahasa ilmiahnya circumhorizontal arcs terjadi karena interaksi cahaya matahari dengan
partikel air atau es yang ada di awan,” ujar Wendi saat dihubungi Kompas.com, Jumat
(12/2/2021). Wendi mengatakan, besar ukuran partikel air atau es yang terkena cahaya
matahari akan menghasilkan warna yang beragam. Akan tetapi jika ukuran tersebut
lebih besar dari ukuran gelombang cahaya matahari, maka rainbow tidak akan terjadi.

Adapun pelangi api memiliki sejumlah istilah seperti fire cloud atau cloud rainbow.
Munculnya pelangi api menurutnya tergantung pada arah datangnya cahaya matahari
dan lokasi pengamatan. “Fire rainbow biasa terjadi pada posisi matahari lebih tinggi dari
58 derajat atau setelah jam 10 pagi,” katanya lagi. Baca juga: Ramai soal Latihan
Terbang Malam di Langit Yogyakarta-Klaten, Ini Penjelasan TNI AU Adapun saat
fenomena itu terjadi posisi matahari dan interaksinya dengan awan terlihat pada gambar
berikut: Lihat Foto Ilustrasi pembentukan pelangi api (fire rainbow)(Tim TREAK) Wendi
menilai, karena adanya hubungan antara sudut datang cahaya matahari dan sudut
pandang maka biasanya peristiwa tersebut tidak bisa dilihat di tempat yang berbeda.

Apakah pelangi api sama dengan pelangi biasa? Wendi menegaskan, secara teori
sebetulnya hal tersebut sama. “Secara teori sama, pelangi itu terjadi karena ada proses
difraksi atau refraksi yang menjadi pembeda adalah struktur awan yang mengandung
partikel air atau es,” katanya lagi. Lebih lanjut dirinya menjelaskan, fenomena pelangi
api adalah fenomena biasa dan bukan pertanda tertentu. “Itu biasa. Hanya proses
interaksi antara cahaya matahari dan partikel di atmosfer,” terangnya.

Anda mungkin juga menyukai