Anda di halaman 1dari 8

PELAKSANAAN PEMBAGIAN HARTA WARISAN MASYARAKAT

MENURUT ADAT DI KOTA SIANTAR KECAMATAN


PANYABUNGAN KABUPATEN MANDAILING NATAL
(TINJAUAN HUKUM ISLAM)

Parlindungan1, Fitriani2, Sukma Andini3


Pembimbing : Raja Ritonga, Lc. M.Sy

Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aturan hukum yang dipakai dalam pembagian warisan
serta alasan warga masyarakat muslim di Kota Siantar memilih aturan tersebut dan pembagian
warisan pada warga masyarakat muslim di Kota Siantar. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif. Subjek penelitiannya adalah masyarakat kota siantar, ustadz dan tokoh
masyarakat. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan dokumentasi. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa pembagian harta warisan di Kota Siantar lebih memilih
musyawarah atau mufakat sesuai hukum islam dari pada menurut adat. Alasan masyarakat kota
siantar memilih musyawarah atau mufakat udah dilakukan secara turun-temurun dan diyakini
lebih mencerminkan rasa keadilan serta dilakukan melalui kesepakatan sehingga tercipta
kerukunan antara ahli waris. Pembagian harta waris dapat berlangsung atau dapat dibagi 3 hari
setelah pemberi waris wafat atau meninggal. Ahli waris utama adalah anak, dengan bagian harta
warisan ahli waris laki-laki lebih banyak dari perempuan.
PENDAHULUAN
Perkawinan bermaksud untuk adanya hukum nasional yang mengatur
meneruskan keturunan, jika dari perkawinan khusus mengenai hukum kewarisan.
lahir seorang anak, maka tujuan perkawinan Sehingga setiap penduduk Indonesia
sebenarnya telah tercapai. Orang tua mengunakan aturan hukum yang berbeda
berkewajiban memberi jaminan baik jasmani dalam menentukan pembagian warisan
maupun rohani kepada anak–anaknya, berdasarkan hukumnya sendiri-sendiri, oleh
jaminan itu dapat berupa harta benda baik karena itu apabila orang yang meninggal itu
lahir maupun batin. Harta benda yang masyarakat yang masih tunduk kepada
bersifat lahir, misalnya tanah pekarangan, hukum adat maka yang berlaku adalah
tanah pertanian, hewan, perabot rumah hukum adat, sedangkan terhadap orang
tangga, serta barang perhiasan, dan harta asingatau timur asing berlaku hukum perdata
benda yang bersifat batin misalnya ilmu Barat dan apabila orang yang mennggal
pengetahuan. Jika dalam perkawinan hanya beraga Islam maka yang berlaku adalah
menurunkan seorang anak, anak laki-laki hukum waris Islam (samosir, 2013: 303).
atau anak perempuan pada prinsipnya sama- Hukum waris adalah hukum yang
sama mempunyai hak mewarisi harta benda mengatur segala sesuatu yang berkenaan
orang tuanya. Tetapi, apabila dalam dengan peralihan hak atas harta seseorang
perkawinan menurunkan keturunan lebih setelah ia meninggal dunia kepada ahli
dari satu anak atau tidak, dan memiliki ahli warisnya. Persoalan kewarisan adalah
waris, maka terjadilah pembagian warisan, bagaimana harta peninggalan itu
sehingga dalam kenyataanya memerlukan diperlakukan kepada siapa ia akan dialihkan
cara dan bagaimana hak dan kewajiban yang dan bagaimana cara pembagiannya. Dari
menyangkut harta benda saat yang pengertian warisan memperlihatkan adanya
meninggal dunia kepada orang yang masih tiga unsur penting, yaitu:
hidup. (Samosir,2013: 303). 1. Pewaris yaitu seseorangyang telah
Hukum waris di Indonesia masih meninggal dunia dan meninggalkan
bersifat pluraris, karena saat ini berlaku tiga sesuatu yang dapat beralih kepada
sistem hukum kewarisan, yaitu hukum waris keluarganya yang masih hidup.
adat, hukum waris islam dan hukum waris 2. Ahli waris yaitu sekumpulan orang atau
perdata. Hal ini dapat dilihat dari belum kerabat yang ada hubungan
kekeluargaan dengan orang yang berwujud maupun tidak berwujud
meninggal dunia dan berhak mewarisi benda.
atau menerima harta peninggalan yang d. Proses penerusan harta benda, yaitu
ditinggal oleh seorang pewaris. suatu proses penerusan dan pengoperan
3. Harta warisan adalah harta peninggalan kepada ahli waris yang berhak
yang dapat dibagi secara individual menerimanya yang dapat berlangsung
kepada ahli waris (Depag, 2002:11). sebelum dan sesudah meninggal dunia.
Hukum kewarisan islam juga disebut Proses ini berkaitan dengan
hukum faraid karena adanya bagian tertentu pelakasanaan pembagian warisan
bagi orang-orang tertentu dalam keadaan kepada masing–masing ahli waris
tertentu pula. Hukum kewarisan islam (Djamanat Samosir, 2013:306).
dijalankan oleh masyarakat Indonesia yang Hukum waris menurut konsepsi
mendapat pengaruh dari hukum islam. hukum perdata Barat yang bersumber pada
Dengan demikian hukum waris Islam ialah BW, merupakan bagian dari hukum harta
aturan-aturan yang mengatur tentang adanya kekayaan. Oleh karena itu, hanyalah hak dan
hak bagi para ahli waris pria dan wanita atas kewajiban yang berwujud harta kekayaan
pembagian harta peninggalan pewaris yang yang merupakan warisan dan yang akan
wafat, berdasarkan ketetapan Allah SWT diwariskan. Dalam pasal 852 KUH Perdata,
(Hilman Hadikusuma, 1996:8). telah ditentukan bahwa orang yang pertama
Unsur–unsur hukum waris, yaitu kali dipanggil UU untuk menerima warisan
sebagai berikut : adalah anak-anak dan suami atau istri.
a. Pewaris, sebagai subjek hukum waris, Bagian yang diterima oleh mereka adalah
yaitu seseorang yang mewariskan harta sama besar atara satu dengan yang lainnya.
kekayaan atau harta benda kepada ahli Hukum waris menurut BW berlaku suatu
waris. asas bahwa “Apabila seseorang meninggal
b. Ahli waris, subjek hukum waris, yaitu dunia, maka seketika itu juga segala hak dan
seorang atau beberapa orang yang kewajibannya beralih kepada sekalian ahli
berhak menerima harta peninggalan dari warisnya”. Hak-hak dan kewajiban-
pewaris. kewajiban yang beralih pada ahli waris
c. Harta atau warisan, objek pewarisan, adalah sepanjang termasuk dalam lapangan
yaitu sejumlah harta benda baik benda hukum harta kekayaan atau hanya hak dan
kewajiban yang dapat dinilai dengan uang dengan teknik wawancara dan dokumentasi.
(Eman Suparman, 2005:26) Validitas data dilakukan dengan teknik
Kota Siantar Kecamatan Panyabungan triangulasi dengan sumber, yaitu
Kabupaten Mandailing Natal sebagian besar membandingkan data hasil wawancara
warga masyarakatnya beragama Islam. Kota dengan dokumen yang ada. Tahapan analisis
Siantar juga terkenal dengan banyak tokoh data adalah pengumpulan data, reduksi data,
masyarakat seperti kyai, ustadz serta para penyajian data, dan menarik
ulama. Warga masyarakat sering melakukan kesimpulan/verifikasi.
kegiatan yang berkaitan dengan syariat HASIL PENELITIAN DAN
Islam, seperti pengajian secara rutin, tahlilan PEMBAHASAN

orang meninggal, pendidikan TPQ untuk Dalam pelaksanaan pewarisan


anak-anak usia dini dan kegitan keagamaan masyarakat Kota Siantar menggunakan
lainnya. Tidak sedikit wanita di Kota Siantar musyawarah sebagai penyelesainya dengan
memakai jilbab dan ada juga yang memakai tujuan menghindari pertikaian antar keluarga
cadar. serta mempertahankan keharmonisan dan
Berdasarkan survey yang kami ketentraman dalam masyarakat.
lakukan, pembagian harta warisan beberapa Kewajibankewajiban yang harus dipenuhi
masyarakat di Kota Siantar, menggunakan oleh setiap ahli waris terhadap pewaris
pembagian harta warisan dengan cara seperti halnya dengan pemenuhan wasiat
menggunakan hukum waris islam dan ada adalah berlandaskan pada nilai sosial karena
juga bagi rata antara ahli waris berdasarkan
perdamaian (musyawarah) yang dikenal
dengan islah dan jarang sekali menggunakan
hukum adat atau tidak sama sekali pake
hukum adat.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian
bertempat di wilayah Kota Siantar orientasinya tertuju pada hubungan antar
Kecamatan Panyabungan Kabupaten manusia yang menekankan pada segi-segi
Mandailing Natal. Teknik pengumpulan data kemanusiaan yang luhur.
rumah tangga, tanah pertanian yang berupa
Pembagian harta warisan masyarakat sawah, tegalan, dan perhiasan berupa Emas.
muslim Kota Siantar menggunakan Pembagian harta warisan pada
pembagian menggunakan hukum waris masyarakat muslim di Kota Siantar,
Islam. Alasan yang mendasari adalah menggunakan pembagian harta warisan
pembagian warisan dengan hukum waris dengan cara bagian anak laki-laki lebih
islam membawa banyak faedah atau manfaat besar dari perempuan berdasarkan
yang mendalam bagi setiap keluarga dan perdamaian (musyawarah) yang dikenal
masyarakat muslim secara keseluruhan. dengan islah dan tidak menggunakan hukum
Ayat al-Qur’an : adat. Masyarakat di Kota Siantar sebagian
Samapi sekarang di Kota Siantar besar beragama Islam sehingga banyak
diyakini lebih mencerminkan rasa keadilan dipengaruhi dari ajaran Islam.
serta dilakukan melalui kesepakatan antar Banyak ditemukan persamaan proses
ahli waris sehingga tercipta kerukunan antar pembagian warisan dalam pembagian
ahli waris. warisan dengan hukum Islam. Hal ini
Dalam masyarakat Kota Siantar Seperti yang diungkapkan Surojo
pelaksanaan pembagian harta waris hanya Wignjodipuro, bahwa kalau suatu
dilakukan apabila ada salah satu dari orang masyarakat itu memeluk suatu agama
tua (pewaris) yang meninggal dunia tertentu, maka hukum adat masyarakat yang
khususnya orang tua laki-laki (ayah), Ada bersangkutan adalah hukum agam yang
berbagai wujud harta warisan yang dipeluknya itu (Surojo Wignjodipuro,
ditinggalkan oleh pewaris kepada 1987:29).
keluarganya. Harta warisan yang proses pembagian warisan pada
ditinggalkan terdiri atas harta yang dibawa masyarakat Kotas Siantar bisasanya
atau dimiliki sebelum perkawianan dilakukan dengan dua cara, yakni
berlangsung, mencakup harta asal bapak dan pembagian warisan sebelum pewarisa
harta asal ibu dan harta yang diperoleh meninggal dunia dan pembagian warisan
selama perkawinan. setelah pewaris meninggal dunia. Sistem
Harta yang ditinggalkan pewaris pembagian warisan yang dilakukan ketika
berwujud rumah beserta pekarangan, perabot pewaris masih hidup yaitu dengan cara
hibah wasiat. Orang tua menghibahkan
hartanya melalui surat wasiatkepada anak- Peran saksi dalam proses pembagian
anaknya ketika masih hidup. Harta tersebut harta warisan bertindak pasif yakni hanya
menjadi pemilik si anak tersebut secara menyasikan dan mengesahkan hasil
mutlak. Mengenai harta sisa dalam pembagian harta warisan. Saksi tidak ikut
pembagian warisan yang dilakukan sebelum menentukan pembagian harta yang akan
pewaris meninggal dunia, harta sisa tersebut diwariskan, kecuali apabila dimintai
akan dibagi rata kepada semua ahli waris. pendapat saksi akan memberikan pendapat
Untuk pembagian waris setelah pewaris sesuai proses yang biasa dipakai masyarakat
meninggal bersifat terbuka dan bermula Kota Siantar. Dalam proses pembagian
apabila salah satu orang tuanya meninggal warisan. Saksi yang didatangkan masih
dunia. Pembagian harta warisan dilakukan di mempunyai hubungan kerabat dari keluarga
hadapan seluruh ahli waris dengan cara pewaris atau perangkat desa.
musyawarah. Pembagian harta warisan di Kota
Waktu pelaksanaan pembagian harta Siantar yang menjadi ahli waris adalah
warisan biasanya dilaksanakan setelah acara mereka yang mempunyai sebeb-sebab
selamatan 3 hari (Maramalan) dengan cara hubungan darah. Anak merupakan ahli waris
memusyawarahkan dengan seluruh ahli utama. Hal ini seperti dengan yang
waris yang disaksikan oleh saudara/i pewaris dikatakan Djamanat Samosir yang
atau perangkat desa. menyatakan bahwa dalam hukum Islam
Pembagian harta warisan sebelum yang menjadi ahli waris utama adalah orang
pewaris meninggal dunia waktu yang yang mempunyai hubungan keluarga
pelaksanaanya tergantung dari inisiatif (darah) yakni keturunan pewaris (Djamanat
pewaris. Hal ini seperti yang dikemukakan Samosir, 2013:307-308).
oleh ahli hukum adat, Hilman Hadikusuma Masyarakat muslim di Kota Siantar
pewarisan adat senantiasa dapat berubah menganggap harta waris adalah harta
mengikuti dan menyesuaikan dengan peninggalan dari si meninggal yang akan
kebutuhan dan kepentingan para waris dan diteruskan kepada ahli warisnya. Harta waris
perkembangan zaman. Sehingga pewaris ini sebagian besar hanya berbentuk benda-
dapat saja terjadi sebelum pewaris wafat dan benda yang dapat dibagi saja, yang bisanya
setelah pewaris wafat (Hilman Hadikusuma, berbentuk tanah, sawah, pekarangan, rumah
1991:203). serta perhiasan dan lain sebagainya.
Masyarakat Kota Siantar tidak memandang menggunakan pembagian menggunakan
asas harta yang akan diwariskan. Pembagian hukum waris Islam. Alasan yang mendasari
harta waris setelah pewaris meninggal harta adalah pembagian warisan dengan hukum
peninggalan baru akan dibagikan setelah waris islam membawa banyak faedah atau
melunasi segala kewajiban dari pewaris, manfaat yang mendalam bagi setiap
seperti biaya perawatan jenazah dan keluarga dan masyarakat muslim secara
pengiriman doa, sedangkan pembagian harta keseluruhan. Samapi sekarang di Kota
warisan sebelum pewaris meninggal dunia Siantar diyakini lebih mencerminkan rasa
biaya perawatan jenazah dan pengiriman doa keadilan serta dilakukan melalui
dibiayai oleh seluruh ahli waris atau salah kesepakatan antar ahli waris sehingga
satu ahli waris yang sebelumnya sudah tercipta kerukunan antar ahli waris. (2)
dimusyawarahkan. Pembagian harta warisan di Kota Siantar
Pembagian warisan masyarakat dapat berlangsung ketika pewaris masih
muslim Kota Siantar bagian harta warisan hidup dengan cara hibah, wasiat, setelah
ahli waris laki-laki lebih banyak dari pewaris meninggal dunia. Waktu
perempuan karena laki-laki dianggap kalau pelaksanaan pembagian harta warisan
sudah menikah mempunyai tanggung jawab biasanya dilaksanakan setelah acara
yang lebih besar untuk menghidupi istri dan selamatan 3 hari (Maramalan) dengan cara
anaknya, sedangkan perempuan kalau sudah memusyawarahkan oleh seluruh ahli waris
menikah menjadi tanggung jawab suaminya. yang disaksikan saudara pewaris atau
Hal ini seperti yang diungkapkan Hilman perangkat desa. Pembagian harta warisan
Hadikusuma (1996:109) sebelum pewaris meninggal dunia waktu
Masalah pembagian warisan biasanya pelaksanaanya tergantung dari inisiatif
menjadi masalh intern antar anggota para pewaris. Ahli waris utama adalah anak
ahli waris saja. dengan bagian harta warisan ahli waris laki-
PENUTUP laki lebih banyak dari perempuan. Anak
Kesimpulan yang lahir di luar perkawainan hanya
Berdasarkan hasil penelitian dan menjadi waris didalam harta peninggalan
pembahasan di atas dapat disimpulkan kerabat ataupun famili dari pihak ibu. Anak
sebagai berikut: (1) Pembagian harta angkat hanya diperkenakan mewarisi harta
warisan masyarakat muslim Kota Siantar gono-gini dari orang tua angkatnya. Dari
kesimpulan tersebut diatas, maka diberikan
saran kepada masyarakat muslim Kota
Siantar mengenai hasil pembagian warisan
hendaknya dilaporkan dan dicatat di kantor
Kepala Desa sehingga mencegah terjadinya
konflik dikemudian hari karena sudah ada
bukti tetulis.

DAFTAR PUSTAKA
Depag. 2002. Islam untuk Disiplin
Ilmu Hukum. Jakarta: Depag.
Hadikusuma, Hilman, 1996. Hukum
Waris Indonesia. Bandung:PT Citra Aditya
Bakti.
Samosir, Djamanat. 2013. Hukum
Adat Indonesia (Eksistensi dalam Dinamika
Perkembangan Hukum di Indonesia.
Bandung: Nuansa Aulia.
Suparman, Erman. 2005. Hukum
Indonesia dalam Prespektif Islam, Adat dan
BW. Jakarta: Refika Aditama.
Oemarsalim, 2006. Dasar-Dasar
Hukum Waris Di Indonesaia. Jakarta: PT
Rinika Cipta.
Wignyodipiro, Suroso. 1987.
Pengantar dan Asas-Asas Hukum Adat.
Jakarta: CV. Haji Masagung

Anda mungkin juga menyukai