Anda di halaman 1dari 4

iRink

NOVEMBER 2018
VOL. 3
Pembunuhan Keji Jurnalis Arab Saudi
Pada 2 Oktober 2018 lalu, jurnalis senior asal Arab Saudi, Jamal Khashoggi hilang tanpa
jejak setelah menginjakan kaki di konsulat jenderal Arab Saudi di Istanbul, Turki. Jurnalis
Penasehat : sekaligus kolumnis media AS, The Washington Post ini diduga tewas setelah diinterogasi dan
disiksa oleh pihak intelejen Arab Saudi. Jamal Khashoggi mengunjungi gedung konsulat Arab
Ridha Amaliyah, Saudi di Istanbul untuk mengurus dokumen karena dia akan menikahi tunangannya yang
S.IP, MBA berkebangsaan Turki, Hatice Cengiz. Cengiz berkata telah menunggu tunangannya di luar
gedung konsulat selama 11 jam lebih, namun Khashoggi tidak pernah keluar.

Siapa itu Jamal Khashoggi?


Penanggung Jawab :
Jamal Khashoggi lahir 13 Oktober 1958 di Madinah, Arab Saudi. Dia lulus bidang studi
M. Haizul Falah
Bisnis Administrasi di Indiana State University, Amerika Serikat. Khashoggi mempunyai karir
yang panjang dan cukup rumit. Dia memutuskan untuk terjun ke dunia jurnalistik dengan
menjadi koresponden untuk Saudi Gazzete dan asisten manajer untuk Okaz dari 1985-1987.
Pemimpin Redaksi: Dia meneruskan karir di dunia jurnalistik dengan menjadi reporter di beberapa media Arab
Bayu Saputra Saudi, seperti Asharq al-Awsat, al-Majalia, dan al-Muslimoon dan menjabat sebagai editor-in-
chief bagi Al Watan. Jurnalis berumur 59 tahun ini mulai menjadi sorotan dunia Internasional
setelah berhasil mewawancarai pemimpin Al Qaeda, Osama bin Laden pada tahun 1980-an
dan menjadikannya salah satu jurnalis paling top di negaranya. Dia pernah menjabat sebagai
Tim Redaksi: penasihat dalam senior official kerajaan Saudi, dimana dia akrab dan dekat dengan orang-
Bayu Saputra | Adiyat Abdullah | orang di lingkaran politik kerajaan Saudi. Pada Mei 2013, Khashoggi yang menjabat sebagai
Salsa Bunga Insani editor-in-chief untuk Al Watan diusir dari Arab Saudi karena mengkritik Ibn Taymiyyah (1263-
1328), yang dianggap sebagai founding father dari Wahabism. Khashoggi merupakan jurnalis
yang cukup kontroversial, karena tulisan-tulisannya banyak mengkritik kebijakan kerajaan Arab
Saudi, khususnya saat pada genggaman rezim putra mahkota Mohammed bin Salman.
Lay Out: Kejadian ini membuat reputasi Khashoggi di dunia barat dikenal sebagai liberal progressive.
Veronika Widyanata Setelah meninggalkan Arab Saudi, Khashoggi sempat tinggal di London, lalu pindah ke Turki
dan memilih menetap di Virginia, Amerika Serikat. Dia berstatus warga Amerika dengan green
card, namun bukan resmi sebagai Warga Negara Amerika Serikat. Di negeri paman Sam dia
bekerja sebagai kolumnis bagi media AS, The Washington Post.
Pembunuhan
iRink
Pada 2 Oktober 2018, Khashoggi yang masuk ke gedung Otoritas Turki bertekat memecahkan kasus ini, dengan dibantu
konsulat Saudi untuk mengurus dokumen, hilang tanpa jejak dan tak oleh pihak Saudi. “Kita harus mengungkapkan identitas para dalang di
pernah terlihat lagi sejak itu. Khashoggi disinyalir telah tewas dibunuh. balik pembunuhan Khashoggi," ucap Presiden Turki, Recep Tayyip
Menyikapi tewasnya salah satu jurnalis ternama ini, pihak otoritas Erdogan. “Kami terkejut dan sedih oleh upaya pejabat Saudi untuk
Turki melakukan investigasi besar-besaran dengan mencari sampel menutupi pembunuhan terencana Khashoggi” lanjutnya. Polisi Turki
barang bukti hingga menggeledah rumah konsul Arab Saudi, melakukan pencarian di satu hutan di pinggiran Istanbul dan satu kota
Mohammad al-Otaibi. Otoritas Turki, menuduh intelejen Saudi sebagai di dekat Laut Marmara untuk mencari mayat Khashoggi, menurut dua
dalang pembunuhan karena beberapa bukti mengarah ke pihak Saudi pejabat senior Turki seperti dikutip dari Antara. Mereka telah melacak
sendiri. Pada awalnya Arab Saudi membantah tuduhan tersebut, jejak mobil yang meninggalkan Konsulat dan kediaman konsul Arab
dengan mengatakan “Khashoggi telah meninggalkan gedung tersebut Saudi pada hari hilangnya wartawan Arab Saudi tersebut. Hingga saat
tak lama setelah ia memasukinya”. Kerajaan Saudi terus menolak ini, berbagai spekulasi banyak bermunculan. Salah satunya,
tudingan Turki bahwa Khashoggi dibunuh dan disiksa, namun tekanan Wahsington Post melaporkan bahwa intelejen AS telah meretas
dan komentar internasional yang terus meningkat mulai dari pejabat komunikasi para pejabat Saudi. Menurut hasil peretasan tersebut,
AS hingga Presiden Donald Trump tampaknya telah memaksa kerajaan ditemukan bahwa Saudi memang berencana menangkap Khashoggi.
untuk mengakui pembunuhan itu. Hingga pada akhirnya kerajaan Berbagai bukti sedang diperiksa seperti berkas video CCTV Khashoggi
Saudi mengeluarkan pernyataan melalui media lokal bahwa Khasoggi saat memasuki gedung, rekaman audio yang menunjukan konsulat
tewas karena “baku hantam” di konsulat Saudi, Istanbul. Pernyataan Saudi, al-Otaibi yang sempat menyapa Khashoggi.
dari jaksa penuntut umum Arab Saudi mengatakan perkelahian terjadi
antara Khashoggi dan orang-orang yang menemui dia di dalam Akhir-akhir ini Arab Saudi kerap disorot oleh media
Konsulat dan mengakibatkan kematiannya. Dikutip dari media lokal Internasional. Hal ini karena transisi Saudi untuk menjadi negara yang
Associated Press "Penyelidikan masih berlangsung dan 18 warga lebih terbuka dan tidak terpacu dalam konservatisme agama, seperti
negara Arab Saudi telah ditangkap". Dilansir dari Tirto.id, bahwa mulai berlakunya kebijakan diperbolehkannya bioskop dan wanita
Kerajaan Saudi juga telah memecat Penasehat Pengadilan Kerajaan, diperbolehkan menyetir kendaraan sendiri yang sebelumnya dianggap
Saud Al-Qaftani dan Wakil Kepala Dinas Intelijen, Ahmed Asiri yang illegal. Tragedi pembunuhan jurnalis ini sangat berdampak besar bagi
dekat dengan lingkaran Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin pandangan dunia Internasional terhadap Saudi sendiri. Selain
Salman. munculnya berbagai aksi demonstrasi para jurnalis lepas seperti yang
telah terjadi di AS dan Indonesia yang menuntut hak-hak jurnalis,
Dengan adanya insiden ini, citra kerajaan Saudi Arabia di mata peristiwa ini juga dapat membuat renggang hubungan diplomatik
dunia Internasional semakain terpuruk. Terlebih Saudi mempunyai Saudi dengan negara-negara lain, khususnya barat. Terlebih di sisi lain,
rekam jejak yang buruk dalam kebebasan berekspresi. Khashoggi Saudi banyak disorot media karena menjadi salah satu aktor dalam
dikenal sebagai jurnalis yang sering mengkritik pemerintah- konflik Timur Tengah, khususnya konflik Yaman yang mengakitbatkan
pemerintah Timur Tengah, salah satunya Putra Mahkota Mohammed jutaan rakyat sipil tewas. Hal ini membuat citra Saudi semakin buruk di
bin Salman alias “MBS”. Dilansir dari Al-Jazeera, Khashoggi yang mata internasional. Namun meskipun kecaman terhadap kerajaan
pernah menjabat sebagai penasihat anggota kerajaan kerap terus berdatangan, Amerika Serikat, salah satu sekutu utama Saudi di
mengkritik Mohammed bin Salman melalui tulisannya di media-media Timur Tengah, tetap mendukung rezim MBS. Pada Selasa (16/10),
internasional. Mohammed bin Salman, sejak Januari pasca menjadi Presiden AS Donald J. Trump balik mengecam siapapun yang
putra mahkota dan pemimpin de facto Arab Saudi memang menghakimi Saudi sebagai pihak yang bersalah dalam kasus tewasnya
menyatakan akan menggencarkan reformasi besar-besaran untuk Khashoggi. Sampai saat ini, investigasi dan pencarian mayat Khashoggi
Arab Saudi yang lebih baik. Namun rezim ini cenderung otoriter dan masih dilakukan oleh pihak otoritas Turki, dengan kerjasama Arab
memberlakukan praktik represif terhadap para pengkritik dan Saudi dan seperti biasa, sedikit campur tangan Amerika Serikat. (Bayu)
pembangkang. Bahkan menurut catatan Amnesty International
setidaknya terdapat empat pegiat HAM yang mendekam di penjara
dan 133 orang telah dieksekusi mati sejak awal 2018. Pada Januari,
pengadilan Kerajaan Saudi memenjarakan Mohammad al-Otaibi dan
Abdullah al-Attawi. Al-Otaibi divonis 14 tahun penjara sementara al-
Attawi dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara. Keduanya dipenjara
karena mendirikan organisasi hak asasi manusia. Namun, dakwaan
berlapis yang dijatuhkan kepada mereka adalah “menyebarkan
kekacauan dan menghasut opini publik”; “menerbitkan pernyataan-
pernyataan yang membahayakan reputasi Kerajaan Saudi”. “Hukuman
keras yang dijatuhkan kepada mereka menunjukkan bahwa
menjunjung kebebasan berekspresi tidak termasuk dalam proses
‘transformasi’ yang dijanjikan,” tulis Amnesty International. Khashoggi
juga sempat mengkritik penangkapan aktivis HAM yang memprotes
kebijakan perang Saudi di Yaman. Keterkaitan Rezim MBS yang brutal
dan menyingkirkan siapapun yang menghalanginya, dengan kritik-
kritik yang dilontarkan Khashoggi menjadi dasar yang kuat mengapa
seluruh dunia melihat Arab Saudi lah yang bertanggung jawab atas
pembunuhan keji ini.
iRink
CIFP 2018

Conference on Indonesian Foreign Policy atau yang "Saya merasa, dunia saat ini bukan hanya 'berbahaya' tetapi
disingkat sebagai CIFP adalah wadah untuk mempertemukan juga mengancam," ujar Pak Dino Patti Djalal saat membuka
seluruh elemen hubungan internasional baik pelaku, pengamat, acara CIFP 2018. Konferensi ini memfasilitasi diskusi publik
pengajar, pelajar dan pemerhati hubungan internasional. CIFP mengenai hubungan Indonesia dengan dunia Internasional dalam
2018 dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2018 di Kota beberapa aspek yang menyangkut dengan tema seperti perang
Kasablanka, Jakarta. Konferensi ini merupakan yang terbesar di dagang, meningkatnya suhu bumi, konflik antar negara, pengungsi,
dunia yang membahas kebijakan luar negeri Indonesia dan telah hubungan regional antar negara dan lain lain.
diakui oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) sejak tahun 2016.
Tentu saja hal ini menambah ilmu, wawasan serta menjadi
Pelajar Hubungan Internasional serta Ilmu Politik dari UINSA turut
wadah guna mencari gagasan-gagasan baru untuk lebih memahami
meramaikan CIFP 2018 dengan melibatkan 35 Orang Mahasiswa.
dinamika dunia Internasional. United Nations atau PBB diharapkan
Tema yang dipilih pada tahun ini yaitu "A Dangerous Drift? menjadi solusi dari semua ini, serta Hubungan multilateral seperti
Ideas to Fix a Broken World" tema ini dianggap sangat PBB hingga ASEAN dapat menjadi wadah yang mampu untuk
mencerminkan situasi dunia yang semakin tidak menentu saat ini. menciptakan perdamaian.
Dalam forum yang diadakan seharian penuh ini, kita dapat
Selain itu para Staff FPCI Chapter UINSA juga mengikuti FPCI
bertemu langsung dengan pembicara-pembicara yang cemerlang
National Gathering yang berlangsung di Bengkel Diplomasi dan
dari dalam dan luar negeri, ada calon wakil presiden nomor urut 2
terdiri atas FPCI chapter kampus di seluruh Indonesia bersama
Sandiaga Uno, Menlu Indonesia Retno Marsudi, Luhut B.
Universitas Indonesia, Universitas Islam Indonesia, President
Panjaitan, selebriti muda seperti Chelsea Islan, Mikha Tambayong
University, London School of Public Relations, UPH Jakarta,
dan filmmaker Ernest Prakasa juga turut hadir, tak lupa CEO
Universitas Airlangga, Univerditas Gadjah Mada, Bakrie University,
perusahaan luar negeri dan Duta Besar dari Uni Eropa, India,
UTA '45 Jakarta, Universitas Jayabaya, Universitas Muhammadiyah
Canada, China to ASEAN, US, Japan, dan lain-lain
Yogyakarta, dan UPN Veteran Jakarta. Dalam National Gathering,
perwakilan chapter kampus mempresentasikan serta sharing
tentang jalannya proker FPCI. Selain itu juga terdapat Forum
Discussion Group, berbincang-bincang ringan dengan Dino Patti
Djalal dan Amitav Acharya selaku dosen hubungan internasional di
American University. (Salsa)
iRink
Brian Rizky Bimantara

Disetiap pertemuan, pasti ada perpisahan. Itulah yang


dirasakan para staff dan anggota FPCI Chapter UIN Sunan Ampel
baru-baru ini. Presiden sekaligus pendiri organisasi yang baru
berumur 1 tahun ini, Bryan Rizky Bimantara akhirnya
menanggalkan jabatannya sebagai ketua karena telah lulus
sebagai wisudawan kedua terbaik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik dengan IPK 3.76. maka dari itu kali ini redaksi akan
membahas secara eksklusif bagaimana sosok ketua FPCI pertama
ini.

Bryan Rizky Bimantara lahir pada tanggal 11 juni 1996.


Kami (angkatan 17) pertama kali mengenali beliau sebagai dosen
pengganti sementara Miss Wahidah yang pada saat itu tak bisa
mengajar mata kuliah English for International Relation karena
berhalangan. Pada saat itu, anggota pertukaran pelajar di Deakin
University Australia itu benar-benar menunjukkan kemampuan
bahasa inggris nya yang mumpuni. Memang saja, peserta JENESY
Programme 2017 ini memiliki banyak pengalaman mulai dari
asisten peneliti Centre of Strategic & Global Studies Universitas
Airlangga, Magang di English First pada 2014, serta magang di
Kementrian Komunikasi dan Informasi pada 2017 kemarin.

Selain itu, pria yang menguasai sedikit bahasa Jerman ini


aktif di banyak organisasi seperti (tentunya) FPCI, GenBI Bank
Indonesia, Maha Santri UINSA, serta Himpunan Mahasiswa
Hubungan Internasional (HIMAHI). Pada kegiatan terakhir FPCI
bersama Bryan di KBS kemarin, Beliau mengatakan bahwa dia
bersyukur bisa memiliki tim kecil yang hebat dan mendoakan
agar FPCI semakin bersinar setelah kepergiannya. (Michael)

“ Being Grateful will


Save Your Life ”

Anda mungkin juga menyukai