Anda di halaman 1dari 14

Menu 

Arab Saudi dan Wahabi Memerangi Khalifah Islam Turki


dan Serahkan Palestina ke Yahudi?

Insya Allah sebetulnya banyak kaum Wahabi yang lurus dan berniat benar-benar
membersihkan Islam dari Bid’ah dan kemusyrikan. Namun berbagai fakta di bawah
hendaknya membuka mata kita adanya persekongkolan dengan kaum kafir harbi
seperti Inggris untuk memerangi sesama Muslim seperti Kekhalifahan Islam Turki
Usmani atau pun pembantaian ummat Islam di Mekkah dan Madinah dengan
tuduhan syirik, khurafat, dsb. Mudah-mudahan kita terhindar dari perilaku Khawarij.

Kaum Wahabi yang ada di bawah mungkin tidak paham. Namun Muhammad bin
Abdul Wahab bekerjasama dengan Raja Arab Saudi Ibnu Saud dengan imbalan
sebagai Mufti. Sedang Raja Arab Saudi bekerjasama dengan Inggris memerangi
Khalifah Islam Turki Usmani. Sekarang pun begitu dengan kerjasama dengan AS
sedang yang diperangi adalah Iraq, Libya, dan kelompok Islam lainnya.

Dokumen Ekspos Pendiri Saudi Yakinkan Inggris untuk

Dirikan Negara Yahudi


Eramuslim.com. Sebuah dokumen kuno mengungkapkan bagaimana Sultan Abdul
Aziz, pendiri Arab Saudi meyakinkan Inggris untuk menciptakan sebuah negara
Yahudi di tanah Palestina, sebuah laporan berita mengatakan.

Dokumen, mengekspos komitmen mendalam dari Raja Saudi pertama dengan


Inggris dan memberikan jaminan kepada pemerintah Inggris untuk memberikan
Palestina kepada Yahudi.

Dokumen kontroversial, yang ditulis sebagai pemberitahuan untuk kemudian


didelegasikan kepada Mayor Inggris Jenderal Sir Percy Cox Zachariah, merupakan
bukti lain dari pendekatan bermusuhan keluarga kerajaan Saudi untuk bangsa
Palestina.

“Saya Sultan Abdul Aziz bin Abdul Rahman Al Saud al-Faisal dan Saya mengalah
dan mengakui seribu kali untuk Sir Percy Cox, utusan Inggris, bahwa saya tidak
keberatan untuk memberikan Palestina kepada Yahudi miskin atau bahkan untuk
non- Yahudi, dan saya tidak akan pernah melanggar perintah Inggris,” tulis isi
dokumen kuno yang konon ditandatangani oleh Raja Abdul Aziz tersebut.

Catatan ini juga mengekspos bagaimana kerajaan Saudi menunjukkan


kesetiaannya kepada pemerintah Inggris.

Inggris menggunakan atase penting mereka untuk Arab Saudi pada tahun 1930,
kedua negara pada masa itu saling berhubungan erat.

Kekuasaan keluarga Al Saud menambahkan pentingnya Arab Saudi untuk Inggris,


sebagaimana Inggris percaya kepada Ibnu Suud bisa sangat mempengaruhi
negara-negara Arab.

Kebenaran dokumen ‘kuno’ ini belum ada konfirmasi kebenarannya. Bisa jadi benar
bahkan bisa jadi salah. Namun hubungan keluarga pendiri Saudi dengan Inggris
secara fakta memang sudah terjalin dari dulu.(fq/prtv)

http://www.eramuslim.com/berita/dunia/dokumen-kuno-ekspos-pendiri-saudi-
yakinkan-inggris-untuk-dirikan-negara-yahudi-di-palestina.htm

http://www.al-khilafah.org/2011/11/dokumen-ekspos-pendiri-saudi-
yakinkan.html

MENGUNGKAP PERSEKONGKOLAN WAHABI DAN

PENGUASA SAUDI DALAM MENGHANCURKAN

KHILAFAH

Oleh KH. M. Shiddiq Al-Jawi

Pengantar
Gerakan Wahabi (al-harakah al-wahhabiyyah) dapat
dianggap salah satu gerakan reformasi Islam yang
berpengaruh besar terhadap umat Islam sejak abad
ke-18. (Al-Ja’bari, 1996). Gerakan yang dirintis oleh
Muhammad bin Abdul Wahhab (1703-1792) memang dinilai banyak pakar memberi
kontribusi positif bagi umat Islam, misalnya membuka pintu ijtihad, memurnikan
tauhid sesuai pahamnya, dan memerangi apa yang dianggapnya bid’ah dan
khurafat. Bahkan Wahbah Zuhaili dalam kitabnya Mujaddid Ad-Din fi Al-Qarn
Ats-Tsani ‘Asyar, menganggap Muhammad bin Abdul Wahhab adalah mujaddid
abad ke-12 H. Syekh Abdul Qadim Zallum dalam kitabnyaKaifa Hudimat
Al-Khilafah hal. 14, juga mengakui Muhammad bin Abdul Wahhab adalah seorang
mujtahid dalam mazhab Hambali.

Namun sisi gelap dari gerakan ini juga harus diungkap, khususnya dalam aspek
politik. Menurut Abdul Qadim Zallum, gerakan Wahabi telah dimanfaatkan oleh
Muhammad bin Saud (w. 1765) untuk memukul Khilafah Utsmaniyah dari dalam.
Namun tindakan yang sudah dapat disebut pemberontakan ini, menurut Zallum
terjadi tanpa disadari oleh para penganut gerakan Wahabi, meski disadari
sepenuhnya oleh Muhammad bin Saud. (Zallum, Kaifa Hudimat Al-Khilafah, hal. 14).

Tulisan ini hendak mengkaji kitab Kaifa Hudimat Al-Khilafah (hal. 13-20) yang
mengungkapkan upaya Muhammad bin Saud memanfaatkan gerakan Wahabi untuk
mengguncangkan Khilafah Utsmaniyah dari dalam. Kajian akan dilengkapi dengan
berbagai referensi lain yang relevan.

Persekongkolan Negara-Negara Eropa

Gerakan Wahabi dan penguasa Saudi muncul pertama kali pada abad ke-18 di
tengah kondisi yang kurang menguntungkan bagi Khilafah Utsmaniyah, baik
internal maupun eksternal.

Secara internal, kelemahan Khilafah mulai menggejala pada abad ke-18 ini,
disebabkan oleh buruknya penerapan hukum Islam, adanya paham-paham asing
–seperti nasionalisme dan demokrasi– yang mengaburkan ajaran Islam dalam
benak umat Islam, dan lemahnya pemahaman Islam yang ditandai dengan
vakumnya ijtihad. (An-Nabhani, Ad-Daulah Al-Islamiyyah, hal. 177).

Secara eksternal, negara-negara Eropa seperti Inggris, Perancis, dan Italia telah dan
sedang berkonspirasi untuk menghancurkan Khilafah Utsmaniyah. Negara-negara
Eropa itu berkali-kali berkumpul dan bersidang membahas apa yang disebutnya
Masalah Timur (al-mas’alah al-syarqiyyah, eastern question) dengan tujuan untuk
membagi-bagi wilayah Khilafah. Meski tidak berhasil mencapai kata sepakat dalam
pembagian ini, namun mereka sepakat bulat dalam satu hal, yaitu Khilafah harus
dihancurkan. (El-Ibrahimy, Inggris dalam Pergolakan Timur Tengah, hal. 27).

Agar Khilafah hancur, negara-negara Eropa itu melakukan serangan politik


(al-ghazwuz siyasi) dengan menggerogoti wilayah-wilayah Khilafah. Selain Rusia
yang yang telah mencaplok wilayah Turkistan tahun 1884 dari wilayah Khilafah,
Perancis sebelumnya telah mencaplok Syam (Ghaza, Ramalah, dan Yafa) tahun
1799. Perancis juga telah merampas Al-Jazair tahun 1830, Tunisia tahun 1881, dan
Marakesh tahun 1912. Italia tak ketinggalan menduduki Tripoli (Libya) tahun 1911.
Sementara Inggris menguasai Mesir tahun 1882 dan Sudan tahun 1898.
(An-Nabhani, Ad-Daulah Al-Islamiyyah, hal. 206-207).

Demikianlah serangan militer telah dilancarkan Eropa untuk menghancurkan


Khilafah dengan cara melakukan disintegrasi wilayah-wilayahnya satu demi satu.
(Jamal Abdul Hadi Muhammad, Akhtha` Yajibu an Tushahhah fi Tarikh Ad-Daulah
Al-Utsmaniyyah, Juz II/9).

Selain upaya langsung dari luar, berbagai cara juga ditempuh oleh Eropa untuk
menghancurkan Khilafah dari dalam. Menurut Zallum ada empat cara yang
digunakan, yaitu : pertama, menghembuskan paham nasionalisme. Kedua,
mendorong gerakan separatisme. Ketiga, memprovokasi umat untuk memberontak
terhadap Khilafah. Keempat, memberi dukungan senjata dan dana untuk melawan
Khilafah. (Zallum, Kaifa Hudimat Al-Khilafah, hal. 13; Abdur Rauf Sinnu, An-Naz’at
Al-Kiyaniyat al-Islamiyah fi ad-Daulah al-Utsmaniyah, hal. 91).

Di sinilah Inggris menggunakan cara-cara tersebut untuk memukul Khilafah dari


dalam, melalui antek-anteknya Abdul Aziz bin Muhammad bin Saud (w. 1830) yang
memanfaatkan gerakan Wahabi. Upaya ini mendapat dukungan dana dan senjata
dari Inggris. (Kaifa Hudimat Al-Khilafah, hal. 13).

Hubungan konspiratif segitiga antara Inggris, Abdul Aziz bin Muhammad bin Saud,
dan gerakan Wahabi ini diuraikan secara detail oleh Abul As’ad dalam
kitabnya As-Su’udiyyah wa Al-Ikhwan al-Muslimun (hal. 15). Menurutnya, Abdul
Aziz membangun ambisi politiknya atas dasar dua basis. Pertama, adanya
dukungan internasional dari Inggris. Kedua, adanya dukungan milisi bersenjata dari
gerakan Wahabi.

Dukungan Inggris terhadap Abdul Aziz ini terbukti misalnya dengan adanya
berbagai perjanjian rahasia antara Inggris dan Abdul Aziz tahun 1904. Abul As’ad
mengatakan,”Hubungan ini [Inggris dan Abdul Aziz] semakin kuat dengan berbagai
perjanjian rahasia antara dua pihak tahun 1904, di mana Abdul Aziz menerima
dukungan materi, politik, dan militer dari Inggris yang membantunya untuk
meluaskan pengaruhnya di Nejed serta menguasai kota Ihsa` dan Qathif tahun
1913.” (Abu Al-As’ad, As-Su’udiyyah wa Al-Ikhwan al-Muslimun, hal. 16).

Adapun dukungan milisi dari gerakan Wahabi kepada Abdul Aziz, telah terbentuk
sebelumnya sejak tahun 1744 ketika terjadi kontrak politik antara ayahnya
(Muhammad bin Saud) dengan Muhammad bin Abdul Wahhab. Kontrak politik ini
berlangsung di kota Dir’iyyah, sehingga sering disebut “Baiah Dir’iyyah” (Tarikh
Al-Fakhiri, tahqiq Abdullah bin Yusuf Asy-Syibl, hal. 25).

Dengan kontrak politik itu, Muhammad bin Saud mendeklarasikan dukungannya


terhadap paham gerakan Wahabi dan menerapkannya dalam wilayah
kekuasaannya. Sedang gerakan Wahhabi yang sebelumnya hanya gerakan dakwah
kelompok, berubah menjadi gerakan dakwah kekuasaan. Implikasinya, paham
Wahabi yang semula hanya disebarkan lewat dakwah murni, kemudian disebarkan
dengan paksa menggunakan kekuatan pedang kepada penganut mazhab lain,
antara lain penganut mazhab Syafi’i. (Kaifa Hudimat Al-Khilafah, hal. 16).
Pemberontakan Penguasa Saudi dan Wahabi Terhadap Khilafah

Dengan dukungan dana dan senjata dari Inggris, penguasa Saudi dan kaum Wahabi
bahu membahu memerangi dan menduduki negeri-negeri Islam yang berada dalam
kekuasaan Khilafah. Dengan ungkapan yang lebih tegas, sebenarnya mereka telah
memberontak kepada Khalifah dan memerangi pasukan Amirul Mukminin dengan
provokasi dan dukungan dari Inggris, gembongnya kafir penjajah. (Kaifa Hudimat
Al-Khilafah, hal. 13).

Penguasa Saudi dan Wahabi telah menyerang dan menduduki Kuwait tahun 1788,
lalu menuju utara hingga mengepung Baghdad, menguasai Karbala dan kuburan
Husein di sana untuk menghancurkan kuburan itu dan melarang orang
menziarahinya. Pada tahun 1803 mereka menduduki Makkah dan tahun berikutnya
(1804) berhasil menduduki Madinah dan merobohkan kubah-kubah besar yang
menaungi kuburan Rasulullah SAW. Setelah menguasai Hijaz, mereka menuju ke
utara (Syam) dan mendekati Hims. Mereka berhasil menguasai banyak wilayah di
Siria hingga Halb (Aleppo). (Muwaffaq Bani Al-Marjih, Shahwah ar-Rajul Al-Maridh,
hal. 285).

Menurut Zallum, serangan militer ini sebenarnya adalah aksi imperialis Inggris,
karena sudah diketahui bahwa penguasa Saudi adalah antek-anek Inggris. Jadi,
Inggris telah memanfatkan penguasa Saudi yang selanjutnya juga memanfaatkan
gerakan Wahabi untuk memukul Khilafah dari dalam dan mengobarkan perang
saudara antar mazhab dalam tubuh Khilafah.

Hanya saja, seperti telah disebut di depan, para pengikut gerakan Wahabi tidak
begitu menyadari kenyataan bahwa penguasa Saudi adalah antek Inggris.
Mengapa? Karena menurut Zallum, hubungan yang terjadi bukanlah antara Inggris
dengan Muhammad bin Abdul Wahhab, melainkan antara Inggris dengan Abdul
Aziz, lalu antara Inggris dengan anak Abdul Aziz, yaitu Saud bin Abdul Aziz. (Kaifa
Hudimat Al-Khilafah, hal. 14).

Mungkin karena sebab itulah, banyak para penganut gerakan Wahabi –mereka lebih
senang menyebut dirinya Salafi– menolak anggapan bahwa Muhammad bin Abdul
Wahhab telah memberontak kepada Khilafah Utsmaniyah. Banyak kitab telah ditulis
untuk membersihkan nama Muhammad bin Abdul Wahhab dari tuduhan yang
menurut mereka tidak benar itu. Contohnya kitab Tashih Khathta` Tarikhi Haula
Al-Wahhabiyyah karya Asy-Syuwai’ir; lalu kitab Bara`ah Da`wah Syaikh Muhammad
bin Abdul Wahhab min Tuhmah Al-Khuruj ‘Ala Ad-Daulah Al-Utsmaniyah karya
Al-Gharib, juga kitab Kasyfu Al-Akadzib wa al-Syubuhat ‘an Da’wah Al-Mushlih
Al-Imam Muhammad bin Abdul Wahhab karya Shalahudin Al Syaikh. Termasuk juga
kitab yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, yang berjudul Bangkit
dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah karya Ash-Shalabi. (Pustaka Al-Kautsar,
2004).

Bahkan dalam buku yang terakhir ini, Ash-Shalabi mencoba membangun


konstruksi persepsi sejarah yang justru mengaburkan fakta sejarah yang
sesungguhnya. Ash-Shalabi mengatakan bahwa perang antara Khilafah (yang
diwakili oleh Muhammad Ali, yakni Wali Mesir) melawan gerakan Wahabi
pertengahan abad ke-19, adalah Perang Salib yang berbaju Islam.
(Ash-Shalabi, Ad-Daulah Al-Utsmaniyah Awamil An-Nuhudh wa Asbab As-Suquth,
hal. 623).

Maksudnya, Muhammad Ali dianggap representasi pihak Salib karena dia dianggap
antek Inggris dan Perancis, sementara gerakan Wahabi dianggap representasi
tentara Islam. Subhanallah, hadza buhtanun ‘azhim.

Padahal, Muhammad Ali meski benar dia adalah antek Perancis menurut Zallum
tapi dia memerangi Wahabi karena menjalankan perintah Khalifah, bukan
menjalankan perintah kaum Salib. Jadi, perang yang terjadi sebenarnya adalah
perang antara Khilafah dan kaum pemberontak yang didukung Inggris, bukan
antara kaum Salib melawan pasukan Islam.

Ada satu fakta sejarah yang diabaikan oleh para penulis sejarah apologetik itu, yang
mencoba membela posisi Wahabi atau penguasa Saudi yang memberontak kepada
Khilafah. Mereka nampaknya lupa bahwa wilayah Hijaz telah lama masuk ke dalam
wilayah Khilafah Utsmaniyah. Sejak tahun 1517 M, Hijaz telah secara resmi menjadi
bagian Khilafah pada masa Khalifah Salim I yang berkuasa 1512-1520. Peristiwa ini
ditandai dengan pernyerahan kunci Makkah dan Madinah kepada penguasa
Khilafah Utsmaniyah. (Abdur Rauf Sinnu, An-Naz’at Al-Kiyaniyat al-Islamiyah fi
ad-Daulah al-Utsmaniyah, hal. 89; Tarikh Ibnu Yusuf, hal. 16; Abdul Halim
Uwais,Dirasah li Suquth Tsalatsina Daulah Islamiyyah, hal. 88).

Jadi, kalau Hijaz adalah bagian Khilafah, maka upaya mendirikan kekuasaan dalam
tubuh Khilafah, seperti yang dilakukan penguasa Saudi dan Wahabi, tak lain adalah
upaya ilegal untuk membangun negara di dalam negara. Lalu kalau mereka
berperang melawan Khalifah, apa namanya kalau bukan pemberontakan?

Para penulis sejarah apologetik itu semestinya bersikap objektif dan adil, tidak
secara apriori berpihak kepada penguasa Saudi atau gerakan Wahabi. Atau secara
apriori membenci Khilafah atau aktivis pejuang Khilafah saat ini. Allah SWT
berfirman (artinya) : “Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum,
mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih
dekat kepada takwa.” (QS Al-Maaidah : 8).

Namun nampaknya justru bersikap adil sepertilah yang paling sulit dilakukan oleh
sejarawan, sejarawan manapun, khususnya penulis sejarah sezaman (l’histoire
contemporaine, contemporary history). Dalam ilmu sejarah, menulis sejarah
sezaman ini adalah paling sulit bagi ahli sejarah untuk tidak memihak (non
partisan). Namun meski sulit, sejarawan seharusnya menulis secara obyektif,
sekalipun menulis tentang penguasa yang sedang berkuasa. (Poeradisastra,
2008). Wallahu a’lam.

DAFTAR BACAAN

Aal Syaikh, Shalahudin bin Muhammad bin Abdurrahman, Kasyfu Al-Akadzib wa


al-Syubuhat ‘an Da’wah Al-Mushlih Al-Imam Muhammad bin Abdul Wahhab, (ttp :
tp), tt.

Abu Al-As’ad, Muhammad, As-Su’udiyyah wa Al-Ikhwan al-Muslimun, (Kairo :


Markaz Ad-Dirasat wa Al-Ma’lumat al-Qanuniyah li Huquq al-Insan), 1996.
Al-Fakhiri, Tarikh Al-Fakhiri, tahqiq Abdullah bin Yusuf Asy-Syibl, (Riyadh :
Maktabah Al-Malik Fahd), 1999.

Al-Gharib, Abdul Basith bin Yusuf, Bara`ah Da`wah Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahhab, (Amman : tp), tt.

Al-Ja’bari, Hafizh Muhammad, Gerakan Kebangkitan Islam (Harakah Al-Ba’ts


Al-Islami), Penerjemah Abu Ayyub Al-Anshari, (Solo : Duta Rohmah), 1996.

Al-Marjih, Muwaffaq Bani, Shahwah ar-Rajul Al-Maridh, (Kuwait : Muasasah Shaqr


Al-Khalij), 1984.

An-Nabhani, Taqiyuddin, Ad-Daulah Al-Islamiyyah, (Beirut : Darul Ummah), 2002.

Ash-Shallabi, Ali Muhammad, Ad-Daulah al-Utsmaniyah ‘Awamil an-Nuhudh wa


Asbab as-Suquth, (ttp : tp), tt.

Asy-Syuwai’ir, Muhammad Saad, Tashih Khathta` Tarikhi Haula Al-Wahhabiyyah,


(Ttp : Darul Habib), 2000.

El-Ibrahimy, M. Nur, Inggris dalam Pergolakan Timur Tengah, (Bandung : NV


Almaarif), 1955.

Ibnu Yusuf, Tarikh Ibnu Yusuf, tahqiq Uwaidhah Al-Juhni, (Riyadh : Maktabah
Al-Malik Fahd), 1999.

Imam, Hammadah, Daur Al-Usrah As-Su’udiyah fi Iqamah Ad-Daulah Al-Israiliyyah,


(ttp : tp), 1997.

Muhammad, Jamal Abdul Hadi, Akhtha` Yajibu an Tushahhah fi Tarikh Ad-Daulah


Al-Utsmaniyyah, Juz II, (Al-Manshurah : Darul Wafa`), 1995.

Poeradisastra, S.I., Sumbangan Islam Kepada Ilmu dan Peradaban Modern, (Depok :
Komunitas Bambu), 2008.

Sinnu, Abdur Rauf, An-Naz’at Al-Kiyaniyat al-Islamiyah fi ad-Daulah al-Utsmaniyah


1877-1881, (Beirut : Baisan), 1998.

Uwais, Abdul Halim, Dirasah li Suquth Tsalatsina Daulah Islamiyyah, (ttp : tp), tt.

Yaghi, Ismail Ahmad, Ad-Daulah Al-Utsmaniyyah fi At-Tarikh Al-Islami al-Hadits,


(Ttp : Maktabah Al-’Abikan), 1998.

Zallum, Abdul Qadim, Kaifa Hudimat Al-Khilafah, (Beirut : Darul Ummah), 1990.

http://khilafah1924.org/index.php?option=com_content&task=view&id=648&
Itemid=47

FYI, ini pandangan Habib Rizieq Syihab (beliau seorang Doktor Ilmu Syari’ah) Ketua
FPI:

Pandangan FPI terhadap Wahabi:


Ada pun Pandangan FPI terhadap WAHABI sebagai berikut : FPI membagi WAHABI
dengan semua sektenya juga menjadi TIGA GOLONGAN ; Pertama, WAHABI TAKFIRI
yaitu Wahabi yang mengkafirkan semua muslim yang tidak sepaham dengan
mereka, juga menghalalkan darah sesama muslim, lalu bersikap MUJASSIM yaitu
mensifatkan Allah SWT dengan sifat-sifat makhluq, dan sebagainya dari berbagai
keyakinan yang sudah menyimpang dari USHULUDDIN yang disepakati semua
MADZHAB ISLAM. Wahabi golongan ini KAFIR dan wajib diperangi.
Kedua, WAHABI KHAWARIJ yaitu yang tidak berkeyakinan seperti Takfiri, tapi
melakukan penghinaan/penistaan/pelecehan secara terbuka baik lisan mau pun
tulisan terhadap para Ahlul Bait Nabi SAW seperti Ali RA, Fathimah RA, Al-Hasan RA
dan Al-Husein RA mau pun ‘Itrah/Dzuriyahnya. Wahabi golongan ini SESAT
sehingga mesti dilawan dan diluruskan.
Ketiga, WAHABI MU’TADIL yaitu mereka yang tidak berkeyakinan Takfiri dan tidak
bersikap Khawarij, maka mereka termasuk MADZHAB ISLAM yang wajib dihormati
dan dihargai serta disikapi dengan DA’WAH dan DIALOG dalam suasana
persaudaraan Islam.
http://fpi.or.id/?p=detail&nid=98
Pandangan Habib Munzir Al Musawa dari Majelis Rasulullah tentang Wahabi:
beda dengan orang orang wahabi, mereka tak punya sanad guru, namun bisanya
cuma menukil dan memerangi orang muslim.
mereka memerangi kebenaran dan memerangi ahlussunnah waljamaah,
memaksakan akidah sesatnya kepada muslimin dan memusyrikkan orang orang yg
shalat.
http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=5&
func=view&id=5324&catid=8
salaf, artinya adalah kaum yg terdahulu, salaf adalah istilah bagi Ulama Ulama yg
terdahulu di masa setelah Tabi’ Tabiin, namun kaum penganut ajaran wahabi
menamakan dirinya salafy, padahal mereka tak mengikuti ajaran ulama salaf yg
terkenal berbudi luhur, ahli ibadah, ahli ilmu syariah.
mereka ini muncul di akhir zaman justru membawa ajaran sesat dan mengaku
salaf.
http://www.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=5&
func=view&id=957&catid=7
About these ads

You May Like

1. High Demand for Indonesian Translators 3


months ago trk.craynews.com Cray News CrayNews.com
(sponsored)
Share this:

 Surat elektronik  Cetak  Facebook 9  Google  Twitter


 Selengkapnya

Memuat...

Konflik AS, Israel, Arab Persahabatan Wahabi Muhammad bin Abdul


dengan Iran: Mengkaji dgn Inggris dan AS - Wahhab: Mujaddid
Al Qur'an dan Hadits Re: Buya Hamka: atau Fitnah dari Najd?
Vonis Sesat terhadap
Wahabi Direkayasa
untuk Gurita
Kolonialisme

Januari 21, 2012  3 Balasan

« Sebelumnya Berikutnya »

Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk log untuk mengirim sebuah komentar.

pelajar badung pada Februari 9, 2012 pukul 3:34 pm

assalamualaikum ustad….
ikut prihatin atas kamuflase wahabi…..

Masuk log untuk membalas

ibnuabialif pada April 26, 2013 pukul 6:23 am

assalamu’alaikum…

Informasi yang bagus mengenai sejarah Suadi dan kaum Wahabi.


Hanyasaja kenetralan (kalau bahasa Anda, sikap adil) dari tulisan ini
tercoreng karena tulisan dari ucapan Habib Mundzir Al Muzawa yang
cenderung emosional dan tidak ilmiah.
Jakumullahu khaira..

Masuk log untuk membalas

A Nizami pada Mei 1, 2013 pukul 2:31 am

Wa’alaikum salam
Insya Allah Habib Mundzir Al Musawwa itu masih merupakan seorang
ulama yang dapat dipercaya.
Beliau berkata begitu karena memang sering diserang oleh kaum Wahabi.
Habib Rizieq Syihab dari FPI juga mengakui adanya Wahabi Takfiri yang
harus dilawan.
Ini ada contoh saat Ustad Jefry Bukhori meninggal, bukannya bilang Inna
lillahi malah Alhamdulillah tertawa girang. Seorang ustadz Bid’ah
meninggal katanya.
Begitu pula dgn Wahabi Firanda yg menghina Syekh Al Buthi saat beliau
baru saja dibunuh:
http://kabarislam.wordpress.com/2013/04/26/apakah-wahabi-punya-
sopan-santun-adab/

Masuk log untuk membalas

FOTO2 BINATANG ANEH

INFO ZAMAN

Kembaran Jokowi KW di Cina...


Pemimpin Baik Menepati Janjinya
Jokowi vs Prabowo: Siapakah Antek AS?
Pemimpin Dunia yang Jomblo Tanpa Istri
Sewa Jet Pribadi Jokowi US$ 7.500 / Jam?
Ternyata Jokowi Juga Suka Kuda...
Video Gus Dur dukung Prabowo sbg Capres di 2009
Grosir Solo Mukena : Pusat Mukena Modern

All About LIfe

Video When Birds and Fishes are Flying Together...


Better?
Obtaining IP Address Problem in Android 4.2.1
I am Fat Because I Love My Son?
Video A Cat Saved a Toddler from a Dog Attack

Nabi: Sesungguhnya diantara ummatku ada orang yang membaca Alquran tapi tidak
melampaui tenggorokan mereka. Mereka membunuh orang Islam dan membiarkan
penyembah berhala. Mereka keluar dari Islam secepat anak panah melesat dari busurnya.
Sungguh jika aku mendapati mereka, pasti aku akan bunuh mereka seperti terbunuhnya
kaum Aad. (Shahih Muslim No.1762)

Buat yang ingin gabung ke grup Islam silahkan klik: https://www.facebook.com/groups


/mediaislam Dan klik Join/Gabung....

Menurut anda Muhammad bin Abdul Wahhab


adalah?

Mujaddid/Pembah
aru Islam

Fitnah dari Najd

Tidak Tahu

Vote

View Results Polldaddy.com

Ummati Press
Salafy Tobat

Kabar Islam
Kabar Islam
Suka

Kabar Islam
berbagi video
Prabowo
Subianto:
Video
Terbuka
untuk Semua
WNI
Pengguna
Facebook.
26 mnt ·

Prabowo Subianto with


Partai Gerakan Indonesia
Raya (Gerindra)
March 21 · ·
Berikut "video terbuka"
4.704 orang menyukai Kabar Islam.

Joe Ipah
Ciut Musripah

Yhulimhuji Benk
Saintly Gorenk
Agustin

Plugin sosial Facebook

Info Zaman

Kembaran Jokowi KW di Cina...


Pemimpin Baik Menepati Janjinya
Jokowi vs Prabowo: Siapakah Antek AS?
Pemimpin Dunia yang Jomblo Tanpa Istri
Sewa Jet Pribadi Jokowi US$ 7.500 / Jam?
Ternyata Jokowi Juga Suka Kuda...
Video Gus Dur dukung Prabowo sbg Capres di 2009
Keluarga Prabowo dan Teman Jokowi Banyak Kristen?
Gus Dur Jadi Presiden Pakai Dengkul Amien Rais
Posko Jokowi Dibakar atau Terbakar? Playing the Victim?

Meta

Mendaftar
Masuk log
RSS Entri
RSS Komentar
WordPress.com

Kategori

Akhlaq (21)
Aliran Islam (104)
Hizbut Tahrir (4)
Ikhwanul Muslimin (65)
Khawarij (21)
Syi'ah (19)
Aliran Sesat (163)
Bid'ah (12)
Wahabi (133)
Bulan Ramadhan (1)
Dakwah (26)
Dunia Islam (151)
Arab Saudi (1)
Libya (7)
Mesir (41)
Suriah (76)
Turki (2)
Ekonomi (13)
Riba (1)
FITNAH (12)
Haji (1)
Holocaust (1)
Hukum (4)
Iman (4)
Indonesia (19)
Internasional (4)
Islam (13)
Puasa (2)
israel (6)
Jihad (23)
Kabar Islam (3)
Kebiadaban Israel (3)
Kejahatan (6)
Kemiskinan (2)
Kesehatan (5)
Kesesatan (4)
Khilafiyyah (1)
Kristenisasi (4)
Larangan (1)
Media Massa Islam (2)
Mubazir (7)
Pemimpin Islam (10)
Penjajahan AS (12)
Politik (2)
Pornografi (4)
Siyasah (3)
Syiar Islam (2)
Tawuran (1)
Toleransi Beragama (2)
Uncategorized (9)
Zakat (3)

Blogroll

WordPress.com
WordPress.org

RSS Feed

RSS - tulisan
RSS - komentar

View Full Site

Now Available! Download WordPress for Android

Blog pada WordPress.com.

Anda mungkin juga menyukai