Anda di halaman 1dari 7

Nama Kelompok:

1. Nurul Ainun Fitriyah 121911433004


2. Dinda Dwi Wijayanti. 121911433012
3. Nabila Putri Syasabil. 121911433014

BAB I
LATAR BELAKANG

Muhamad Asad adalah tokoh intelektual islam, beliau merupakan salah satu filsuf Islam
yang terkemuka. Sebelumnya beliau memiliki nama Leopold Weiss, yang lahir pada 20
Juli 1900 dikota Lemberg. Beliau merupakan seorang keturunan dari keluarga Yahudi
yang keluarganya turun temurun adalah seorang rabbi yang artinya adalah seorang
pendeta agama yahudi. Muhamad Asad pada usia 14 tahun sudah meninggalkan rumah
dan bergabung dengan pasukan tentara Austria dalam Perang Dunia I. Setelah Perang,
beliau melanjutkan kuliah dalam bidang sejarah dan filsafat. Pada usia 22 tahun,
Muhammad Asad menjadi reporter harian di wilayah timur tengah. Sebagai seorang
reporter, jiwa petualang Asad menjelajahi hingga ke pelosok seluruh negeri Timur
Tengah dan India memberikan pengalaman bagi beliau terutama tentang masyakarat arab
muslim yang juga mengubah cara berpikir maupun kehidupannya sebagai seorang Eropa
dan mengubah kepercayaannya sebagai orang muslim.

Beliau menghasilkan karya yang terkenal yaitu tafsir dengan judul “The Message of the
Qur'an” yang berisi terjemahan Al-Quran dalam bahasa Inggris, dan didalamnya terdapat
pula tentang tafsir yang singkat mengenai pengetahuan yang beliau ketahui dalam bahasa
Arab, buku ini banyak dikritik oleh beberapa aliran tradisional. Muhamad Asad memiliki
konsep pola pikir yang rasional dan empiris, karena beliau menolak kisah-kisah yang
sulit diterima nalar. Menurut beliau, agama merupakan salah satu jawaban yang dapat
memunculkan moral di kehidupan manusia, sehingga manusia dapat membedakan baik
dan buruk dalam kehidupan individu dan kehidupan bermasyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Muhamad Asad

Muhamad Asad yang sebelumnya Leopold Weiss lahir pada 20 Juli 1900 dikota
Lemberg, yang pada waktu itu masih bagian dari daerah kekaisaran Austria – Hongaria
yang sekarang bernama Ukraina. Assad adalah seorang keturunan dari keluarga Yahudi
yang keluarganya adalah turun temurun menjadi seorang rabbi yang artinya adalah
seorang pendeta agama yahudi, kecuali ayahnya yaitu seorang pengacara dan ibunya
adalah seorang keturunan bankir kaya di Livow dibagian sebelah Timur Gacilia. Sejak
assad kecil dia sudah belajar agama sehingga bisa menguasai Kitab Perjanjian Lama,
tafsir dan Talmud,Mishna,Gemara dan Targum. Selain itu ia juga bisa menguasai banyak
bahasa diantaranya bahasa Jerman, bahasa Ibrani, bahasa Aram, bahasa Inggris dan juga
bahasa Persia.
Di usianya yang masih remaja diumur 14 tahun ia dengan kerberaniannya
meninggalkan rumahnya dan ikut bergabung dengan tentara Austria dalam perang dunia
I. Dampak yang ditimbulkan oleh perang dunia I membuat asad merasa kecewa. Ia
menyaksikan bahwa dampak salah satunya yaitu rusaknya nilai moral yang diajarkan
dalam perguruan tinggi. Setelah usai mengikuti perang dunia I, ia melanjutkan kuliahnya
dalam bidang sejarah dan juga filsafat di Universitas Wina. Namun memasuki usianya 19
tahun Asad memutuskan untuk tidak melanjutkan studinya tersebut. Pada akhirnya ia
memutuskan memilih untuk terjun ke dunia teater.
Memasuki usianya 22 tahun ia menjadi seorang reporter harian Frankfurter Allgeme
Zeitung yang berada pada wilayah Timur Tengah. Dan dari inilah yang membawa Asad
berkenalan dengan orang Arab,agama islam,peradaban,kebudayaan serta sikap perilaku
umatnya. Sebagai seorang reporter ia mempunyai jiwa petualang yang tinggi hingga dia
menjelajahi pelosok seluruh negeri timur tengah dan india. Petualangannya tersebut
membawa dia mampu merubah cara befikirnya sebagai seorang eropa.
Sebelumnya Asad hanya menjalankan tugasnya menjadi reporter di Timur Tengah.
Namun seiring berjalannya waktu Asad melihat masyarakat islam dan tatanannya yang
secara fundamental berbeda dengan pandangan hidup orangg eropa. Tergeraklah sikap
simpati Asad karena perbandingan kehidupan islam yang penuh insani dan konsep yang
lebih tentram dibandingkan mekanis dan tergesa – gesa di Eropa. Setelah itu ia ingin
mencari tahu dengan membaca buku –buku dan meniliti di Mesir, dia menemui banyak
tokoh dan seorang guru disana. Dari perjalanan panjangnya berada di Timur Tengah ia
semakin tertarik dengan agama islam dan semua perdaban mengenai tentang islam,
sehingga ia pun memutuskan untuk masuk ke dalam agama islam.
Pada tahun 1926 atau memasuki umurnya 26 tahun tepatnya bulan September ia
menjadi seorang mualaf yang artinya ia masuk ke agama islam yang tepatnya di Berlin.
Saat Asad kembali ke eropa dan dia mengubah namanya yang sebelumnya Leopold
Weiss berubah menjadi Muhammad Assad. Pada tahun 1926 itu juga ia memutuskan
untuk menikah dengan Elsa. Setelah dirinya masuk islam ia mempelajari dan mndalami
sejarah,Al-quran,Hadist dan buku- buku tentang islam. Setelah masuk dalam agama islam
ia tinggal di Arabia hamper 6 tahun dengan sahabatnya yang bernama Ibn Saud. Saat ia
bertugas di Palestina ia berargumen kritis dengan Zionis, yaitu Chim Weizen. Dalam
tengah petualangannya di Libya ia bertemu dengan Omar Mukhtar dan Sayyid Ahmad
Sanuni, merekalah pendiri tarikat sanusiah. Dalam petualangannya di India Asad bertemu
dengan Muhammad Iqbal, dia adalah seorang filsuf dan penyair agung. Beliaulah yang
mengajari Muhamad Asad untuk mempelajari pemikiran islam untuk masa depan. Dan
beliau juga yang mengusulkan Asad agar ia tinggal di India.
Pada tahun 1947 Muhamad Asad diangkat menjadi kepala Departemen Rekonstruksi
Islam yang setelah 2 tahun ia bertugas sebagai Kepala Bagian Timur Tengah pada
Kementrian Luar Negeri untuk memperkukuh antara Pakistan dengan dunia islam
lainnya. Kemudian dia melanjutkan karirnya dan ia pun diangkat menjadi utusan PBB
untuk negara Pakistan. Pada tahun 1952 kemudian ia meninggalkan jabatannya dan
memilih untuk memulai menulis buku yaitu Road to Mecca. Bertahun – tahun asad
mengabdikan dirinya untuk belajar dan menulis buku tentang islam bahkan ia telah
menterjemahkannya ke dalam banyak bahasa. Karyanya yang paling terkenal yaitu The
Message of the Qur’an yaitu sebuah kitab tafsir yang menterjemahkan Al-quran ke dalam
bahasa Inggris. Setelah sekian panjang perjalanannya dalam menjadi seseorang yang
telah mendalami tentang agama islam, Pada tahun 1992 Asad dinyatakan telah meninggal
dunian dan dimakamkan di pemakaman Muslim Granada,Andalusia.

B. Pola pemikiran Muhamad Asad.

Muhamad Asad memiliki pandangan tentang dunia Islam modern yang sangat khas.
Asad, memiliki konsep pemikiran menolak tentang Barat, dari segi kapitalisme juga
sosialisme nya. Hal itu karena orang barat mendasarkan sebuah falsafah hidup yang
mereka anut memiliki motif materialisme dengan menghalalkan segala hal. Hal ini
terlihat sangat jelas akan kondisi tersebut, asad memiliki logika bahwa hal ini dapat
mengarah pada sebuah keyakinan bahwa moralitas manusia harus diatur dengan agama.
Menurut Asad, hanya agama yang bisa memberikan dasar-dasar dalam suatu kehidupan
manusia yang dapat menunjukkan dalam arah kewajiban moral setiap individu maupun
masyarakat yang ada pada suatu bangsa, golongan dan sesuatu yang mengikat dari suatu
kelompok. Asad, berpendapat bahwa dalam kondisi apapun jika siapapun itu yang
berpegang teguh pada al-Qur’an dan Sunnah saja, hal itu dapat menjadi pedoman
manusia untuk hidup secara individu maupun masyarakat dalam suatu negara. Oleh
karena itu, Asad berpendapat bahwa agama Islam datang untuk membuat para umat
manusia menjadi kuat dalam fisik, moral maupun material seorang manusia.
Muhamad Asad memiliki pemikiran yang didalamnya sama sekali tidak dapat
dipengaruhi dengan pemikiran milik orang-orang yang tidak memiliki agama, beliau
memiliki nilai keagamaan yang baik dan sudah tertanam melekat dalam keluarganya.
Beliau juga selalu menjunjung kesetaraan yang tinggi dalam prespektifnya, ia
memandang bahwa laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sesuai dengan ajaran
agama masing-masing. Dengan pandangan tentang kisah yang terjadi saat Nabi Adam
dan Hawa diturunkan dari langit karena melanggar sesuatu larangan, dapat menyadarkan
manusia dengan keterbatasan akan pemikiran manusia yang sangat membutuhkan
petunjuk dan pertolongan dari Tuhan. Menurut Muhamad Asad, apabila manusia tidak
mentaati suatu perintah yang Tuhan atur, manusia tersebut pasti akan mendapatkan
balasan yang setimpal dengan perbuatannya. Muhamad Asad juga tidak akan memandang
hal tersebut ini sebagai hukuman, karena menurutnya nilai yang dapat diambil dari kisah
bukanlah tentang masa lalu, tetapi sebagai acuan manusia untuk untuk menumbuhankan
kesadarannya terhadap manusia itu sendiri dalam menuju sebuah pertimbangan moral.
Dalam sebuah penafsiran QS. Ali Imran (3): 49 yang ditafsirkan Asad sendiri, berisi
bahwa didalamnya terdapat kecenderungan berfikir secara abstrak-metafisis dan berfikir
secara konkret-realistis. Dimana, beliau terlihat mengajak manusia untuk bangun dari
kebodohannya, dan mengajak untuk berpegang kembali ke dalam agamanya, dan
meningkatkan rasa spiritual dengan tidak mengabaikan sebuah perkembangan
pengetahuan ilmiah yang memiliki sifat secara empiris-rasional. Muhamad Asad
memiliki konsep pola pikir yang rasional dan empiris, karena beliau menolak kisah2 yang
sulit diterima nalar. Dalam bukunya Islam at The Crossroads 49 menyayangkan melihat
kondisi masyarakat Islam yang terbelakang, lama terjatuh dalam kebodohan dan
kemiskinan karena telah lalai dengan agamanya, yang ajarannya mengedepankan ilmu
pengetahuan. Salah satu cara agar semakin tidak tertinggal dengan barat adalah dengan
tidak malu mengambil metode ilmiah rasional yang dipunyai barat, observasi dalam
pengetahuan eksakta, fisika dan biologi. Menurut Asad, agama merupakan salah satu
jawaban yang dapat memunculkan moral di kehidupan manusia, sehingga manusia dapat
membedakan baik dan buruk dalam kehidupan individu dan kehidupan bermasyarakat.
Muhamad Asad merupakan salah satu tokoh pemikir islam yang berpengaruh, Asad
mengedepankan konsep Ijtihad. Karena beliau, memiliki pemikiran bahwa Ilmu dan
pemikiran manusia dengan seiring perkembangan zaman dan teknologi saling berkaitan
dan tidak dapat dipisahkan karena zaman akan terus berjalan secara terus menerus.

C. Perjalanan Asad mendapatkan Ilmunya.

Muhammad Asad adalah seorang cendikiawan islam melalui tulisannya dan karya –
karyanya ia menuangkan gagasan – gagasanya. Jiwa petualang seorang Asad mampu
membawanya untuk lebih mengenal perbendingan kehidupan yang ada. Asad yang
awalnya Yahudi dengan sikap kritis dan simpatiknya terhadap perbedaan kehidupan yang
ada di Eropa dengan di kehidupan orang di Timur Tengah, ia mulai memutuskan untuk
mencari tahu lebih dalam mengenai tentang islam, hingga akhirnya ia memutuskan untuk
memeluk agama islam. Berawal dari dia yang ditugaskan menjadi seorang reporter
menjadi seorang penulis dan ia sukses dalam perjalanan karirnya menjadi cendikiawan
isalm.
Jiwa petualang yang besar membuat ia berpetualang untuk menjelajahi beberapa
negara untuk memperdalam ilmunya. Setelah Asad memutuskan untuk masuk ke dalam
agama islam, ia menetap dan melakukan perjalanan ke beberapa Negara Muslim seperti,
mulai dari Afrika Utara sampai Afganistan dan dengan jiwa sosialnya yang tinggi dia
bersahabat dengan para tokoh terkemuka di Mesir dan Timur Tengah. Salah satu
sahabatnya yaitu Muhammad Iqbal, dia adalah seorang tokoh perumusan baru modern
itikad islam.
Keinginan tahunya yang besar membuat Asad merumuskan beberapa pemikirannya.
Salah satu pemikirannya yaitu menurut pendangannya kehidupan di Eropa dengan cara
yang serba terburu – buru dan mekanistik berbeda dengan kehiduan yang ada di Timur
tengah yang lebih mengenal sikap spriritualitas yang tinggi dan lebih kemanusian. Dalam
perbandingan itu Asad ingin menyelidiki sebab adanya perbedaan itu dan tertarik untuk
mempelajarinya.
Dalam perjalananya ia tidak hanya sekedar masuk dalam agama islam tetapi Asad
mendalami dan mempertanyakan pertanyaan yang mungkin tidak ia temukan
jawabannya. Assad telah membutktikan bahwa dalam ajaran islam satu struktur yang
tidapa dipisah – pisahkan dengan ajaran moral dan dalam struktur praktik kehidupan.
Menurutnya dalam ajaran islam dan teori – teorinya adalah tepat dan sesuai. Baginya
semua satu dengan lainnya merupakan pelengkap dan penguat yang harmonis, tidak ada
yang kurang dan tidak juga ada yang lebih semua tersturktur yang sempeurna dan penuh
dengan keseimbangan.
Dalam sepanjang sejarah Muhammad Asad melalui pemikiran dan gagasan –
gagsannya mampu membuat seseorang takjub akan kehebatannya. Dahulu Asad adalah
keturunan Yahudi dalam perjalanan hidupnya ia memutuskan untuk masuk ke dalam
agama islam dan menekuninya samapi akhirnya Asad menjadi seorang cendikiawan
islam. Jiwa petualang dan sikap kritisnya mampu membuat ia tergerak untuk mencari
tahu lebih dalam mengenai perbedaan kehidupannya yang berbeda dengan kehidupannya
sebelumnya sehingga Muhammad Asad seorang Austria sekarang menjadi tokoh
terkemuka sepanjang sejarah.

BAB III
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai