Anda di halaman 1dari 3

SOAL UTS

NAMA : DINTA YOLINDA NUGRAHENI


ABSEN : 2300103911683011
MATA KULIAH : FILOSOFI PENDIDIKAN NASIONAL
KELAS : PPG/PEKSOS/2023

1. Proses pendidikan di sekolah sejatinya adalah bagaimana mengantarkan para peserta didik
untuk menjadi warga negara yang baik serta dapat berinteraksi sosial dengan lingkungan
sekitarnya (Birsyada, 2016: 1), bagaimana pendapat saudara terkait dengan pernyataan
tersebut berikan argumentasi saudara dengan mengkaitkan nilai nilai filosofi Ki Hadjar
Dewantara.

Jawaban:

Menjadi seorang pendidik kita tidak hanya menjadi pengajar, namun juga menjadi pamong
bagi peserta didik. Pilar utama yang digaungkan oleh Ki Hajar Dewantara adalah system
among. Kepada peserta didik, guru tidak hanya memiliki kewajiban mengajarkan mata
pelajaran tertentu. Namun juga bertanggung jawab atas pembentukan karakter peserta
didik. Karena peserta didik mempunyai kemerdekaan yang tidak boleh kita pandang
sebelah mata. Sistem among Ki Hadjar Dewantara adalah memberikan kebebasan kepada
siswa untuk belajar mengenai sesuatu yang baik berdasarkan pengalamannya sendiri.
Sebagai pendidik harus menghormati kemerdekaan yang dimiliki oleh peserta didik.
Namun berada dalam pengawasan guru. Sistem Among artinya guru itu menjaga, membina
dan menididk anak dengan kasih sayang

2. Ki Hadjar Dewantara senantiasa menegaskan bahwa pendidikan akan berjalan dengan baik
jika anak didik merdeka batinnya, merdeka lahirnya, merdeka pikirannya dan merdeka
tenaganya. Menurut saudara apa makna pendapat Ki Hadjar tersebut. Sebagai seorang guru
apa yang akan anda lakukan dalam mewujudkan kemerdekaan siswa tersebut (merdeka
batinnya, merdeka lahirnya, merdeka pikirannya dan merdeka tenaganya), berikan
penjelasan.

Jawaban :

Pemikiran KHD tentang kemerdekaan dalam berjalan, saat ini relevan dengan kurikulum
yang digunakan Kemendikbudristek. Menurut KHD, mendidik dan mengajar adalah
proses memanusiakan manusia, sehingga harus memerdekakan manusia dan segala aspek
kehidupan baik secara fisik, mental , jasmani dan rohani. Bapak Pendidikan Indonesia, Ki
Hadjar Dewantara, berulang kali menekankan apa yang disebutnya 'kemerdekaan dalam
belajar'. Berawal dari Ki Hajar Dewantara yang membentuk pendidikan Taman Siswa,
karena beliau menolak betul praktik pendidikan yang mengandalkan kekerasan. Makna
kemerdekaan belajar yang diusung Ki Hadjar Dewantara yakni bagaimana membentuk
manusia harus dimulai dari mengembangkan bakat. Jadi yang punya kehendak adalah
siswa, bukan pamong guru, dosen, yang memaksakan siswa harus jadi hijau, harus jadi
merah. Untuk itu kemudian timbul Tut Wuri Handayani, Tut Wuri Handayani berarti
mendorong dan menguatkan. Namun, menurut Ki Priyo, cara mendorong dan memberi
kekuatan belajar tak boleh sembarangan. Rentang kendali harus tetap ada, agar asa menjadi
manusia terap terjaga.

3. Beberapa kasus kekerasan sering terjadi di beberapa sekolah, seperti tawuran antara
sekolah/antar gang. Anak /siswa yang membully temanya hingga mengakibatkan
cidera/hilangnya nyawa, siswa menantang guru untuk duel (berkelahi), bahkan akhir2 ini
beberapa siswa di Magetan itu aksi Self Harm atau aksi menyakiti diri sendiri dengan cara
menyayat bagian anggota tubuhnya melukai lengan bagian dalam tangan mereka
menggunakan jarum, pecahan kaca, dan penggaris. Menurut saudara mengapa terjadi
perilaku anak seperti itu. Gejala ini menunjukkan bahwa pendidikan yang holistik yang
menyangkut segi kemanusiaan, penghargaan kepada orang lain, penerimaan gagasan orang
lain, bersikap lebih demokratis, belum terjadi. Sebagai guru analisislah peristiwa tersebut
dari nilai nilai Ki Hajar seperti : sistem among, Pendidikan adalah Upaya Mengubah Natur
menjadi Kultur dan azaz Pendidikan (Pancadharma)

Jawaban :

Pendidikan dengan study center sebenarnya juga punya kekurangan/kelemahan. Karena


pendidikan saat ini dituntut untuk memberikan kemerdekaan penuh terhadap siswa, jadi
siwa tidak terbiasa merasa tertekan dan tertantang. Hal ini berpengaruh terhadap kekuatan
mental mereka. Aksi Self Harm memang saat ini marak terjadi tidak hanya di magetan
tetapi di malang, Surabaya, dan hampir disetiap sekolah menengah atas. Karena siswa
terbiasa diikuti apa maunya, maka saat mereka terkena maslah, mereka akan merasa yang
paling jatuh dan sakit. Perkembangan tekhnologi juga membuat mereka menjadi
individualis dan kurang bersosialisasi, sehingga memperparah keadaan mereka yang
sedang terkena masalah, karena mereka tidak memiliki teman bercerita untuk
mengeluarkan unek – uneknya. Selain itu guru merasa tidak memiliki kewenangan untuk
mengatur mereka yang sejatinya usia anak sekolah pastilah usia-usia yang sedang mencari
jati diri mereka. Dengan kebebasan yang diberikan, dapat menumbuhkan sikap berani
mereka. Sikap berani yang tidak terarah menyebabkan banyak permasalahan seperti kasus
kekerasan sering terjadi di beberapa sekolah, seperti tawuran antara sekolah/antar gang.
Anak /siswa yang membully temanya hingga mengakibatkan cidera/hilangnya nyawa,
siswa menantang guru untuk duel (berkelahi).

4. Menurut Ki Hajar Dewantara, Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-
anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang
ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat
dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Sebagai seorang
guru bagaimana saudara akan mengimplementasikan nilai2 pendidikan yang menuntun
dalam melaksanakan tugas sebagai guru, jelaskan dan berikan argumentasi serta contoh

Jawaban :
Dalam kurikulum merdeka, pendidikan penuh menerapkan system student center. Jadi
implementasi yang saya lakukan adalah tidak memberikan semua materi kepada peserta
didik dengan metode ceramah seperti guru zaman dulu. Namun dengan memberikan sedikit
kasus dan memberi instruksi kepada peserta didik untuk mencari sendiri penyelesaian
kasus yang diberikan. Peserta didik bebas mencari dari mana saja sumber belajar mereka.
Hal ini membuat peserta didik bisa berfikir kritis dan menjadi lebih aktif. Selain itu peserta
didik dapat mengembangkan materi yang diberikan guru dengan berbagai sumber. Baik
internet maupun guru. Saya percaya saat peserta didik aktif mencari sendiri akan lebih
membuat peserta didik lebih bias menerima materi yang disampaikan.
Contoh : Saat PPL 1 siklus 1 saya mengajarkan materi tentang konsep dasar sampah. Saya
hanya memberikan sedikit kasus tentang permasalahan sampah yang memang sedang
krusial. Setelah itu, saya bentuk mereka kedalam 4 kelompok yang masing-masing
kelompok harus menganalisis konsep dasar sampah.

Anda mungkin juga menyukai