Muthmainnah (210101501017)
KELAS A1/2021
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas izin dan karunia-Nya, penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tak lupa pula kita haturkan shalawat serta salam
kepada junjungan kita Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Semoga syafaatnya mengalir
pada kita di hari akhir kelak.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Definisi derivatif parsial mensyaratkan bahwa tidak boleh ada hubungan fungsional
dinantara variabel-variabel bebas (katakanlah sehingga dapat bervariasi tanpa
mempengaruhi nilai-nilai) bilan diterapkan pada analisis statis komparatif, ini berarti
parameter-parameter dan/atau variabel-variabel eksogen yang muncul dalam penyelesaian
bentuk ringkas (reduced-form) harus saling bebas. Karena semua parameter/variabel ini
memang didefinisikan sebagai data model yang sudah diketahui sebelumnya, maka
kemungkinan adanya saling mempengaruhi satu sama lain kita kesampingkan. Analisis statis
komparatif tidak lain adalah membahas pengaruh dari perubahan variabel-variabel eksogen
terhadap perubahan nilai-nilai variabel endogen. Karena itu, prosedur differensial yang
digunakan pada aturan diferensiasi dan penggunaannya dalam stastiska komparatif dapat
sepenuhnya dibenarkan.
Namun jika terdapat model yang mengandung fungsi umum, kita tidak bisa
memperoleh solusi bentuk ringkas yang eksplisit. Dalam kasus seperti itu kita harus mencari
derivatif statika-komparatif langsung dari persamaan-persamaan dalam model yang
diberikan semula. Kita harus kembali ke diferensial total (dan tidak melakukan diferensiasi
parsial). Berdasarkan pemikiran diferensiasi total, proses diferensiasi total dapat membawa
kita pada konsep derivatif total, yang mengukur tingkat perubahan suatu fungsi seperti
terhadap argumen, jika mempengaruhi argumen lain. Jadi, setelah kita mengenal konsep ini,
kita akan dapat menangani fungsi-fungsi yang argumen-argumennya tidak sepenuhnya bebas
(independent), serta akan membantu kita dalam mempelajari statika komparatif dan model
fungsi umum.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana menyelesaikan permasalahan analisis statis komparatif yang menggunakan
model fungsi umum?
2. Konsep apa saja yang dapat digunakan menyelesaikan permasalahan analisis statis
komparatif yang menggunakan model fungsi umum?
C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami konsep apa saja yang dapat digunakan menyelesaikan
permasalahan analisis statis komparatif yang menggunakan model fungsi umum
1
BAB II
PEMBAHASAN
Analisis statis komparatif tidak lain membahas tentang pengaruh dari perubahan variabel-variabel
eksogen terhadap perubahan nilai-nilai variabel endogen. Khusus variabel bebas secara garis besar
dibedakan menurut: variabel endogen dan variabel eksogen. Variabel endogen adalah variabel
yang nilainya ditentukan oleh sistem persamaan, sedangkan variabel eksogen adalah variabel yang
nilainya ditentukan dari luar sistem persamaan. Variabel tidak bebas juga dimasukkan dalam
kelompok variabel endogen karena nilainya ditentukan dalam/oleh sistem persamaan.
Dalam arti luas, pergeseran kurva dapat berarti rotasi kurva atau perputaran suatu kurva yang
berporos pada suatu titik (bayangkan seperti pergerakan pengahpus/wiper kaca mobil). Dengan
kata lain, yang menjadi inti dari analisis statis komparatif adalah membandingkan nilai
keseimbangan sebelum dan sesuah perubahan parameter variabel eksogen/otonom.
Analisis statis komparatif menggunakan model fungsi umum sehingga tidak dapat diselesaikan
dengan diferensial parsial. Maka jawabannya adalah kita dapat menggunakan konsep kalkulus
diferensial dan derivatif. Secara umum, akan dibahas tingkat perubahan suatu variabel y sebagai
tanggapan terhadap suatu perubahan dalam variabel x, dimana kedua variabel saling berhubungan
melalui fungsi 𝑦 = 𝑓(𝑥).
A. Diferensial
Difference Question dan Diferensiasi
Diferesial (turunan) sebuah fungsi membahas tentang tingkat perubahan suatu fungsi
karena perubahan kecil (mendekati nol) pada variabel bebas. Jika 𝑦 = 𝑓(𝑥) dan variabel
bebas (𝑥) bertambah sebesar ∆𝑥, maka persamaan perubahannya adalah:
∆𝑦 = 𝑓 (𝑥 + ∆𝑥 ) − 𝑓 (𝑥 ) … (1)
Jika persamaan (1) dibagi dengan ∆𝑥, maka:
Δ𝑦 𝑓(𝑥+∆𝑥)−𝑓(𝑥)
Δ𝑥
= Δ𝑥
… (2)
Proses penurunan sebuah fungsi atau diferensiasi adalah proses pembatasan (limit) dari
nilai difference question. Dimana perubahan variabel bebas yang akan mempengaruhi sebuah
2
fungsi sangat kecil atau mendekati nol. Hasil proses diferensiasi sebuah fungsi akan
menghasilkan turunan atau derivatif dari fungsi:
∆𝑦 𝑓(𝑥+∆𝑥)−𝑓(𝑥)
lim = … (3)
∆𝑥→0 ∆𝑥 Δ𝑥
𝐸𝑦 ∆𝑦/𝑦 𝑑𝑦 𝑥
Elastisitas fungsi 𝑦 = 𝑓(𝑥) adalah 𝑛 = = lim = 𝑑𝑥 . 𝑦
𝐸𝑥 ∆𝑥→0 ∆𝑥/𝑥
Permintaan akan suatu barang disebut bersifat elastik jika |𝑛𝑠 | > 1, elastik-uniter jika
|𝑛𝑠 | = 1 dan inelastik bila |𝑛𝑠 | < 1
Contoh:
3
Fungsi penawaran akan suatu barang dicerminlan oleh 𝑄𝑠 = −200 + 7𝑃2 . Berapa
elastisitas penawarannya pada tingkat harga P = 10?
Penyelesaian =
𝑑𝑄𝑠
𝑄𝑠 = −200𝑃 + 7𝑃2 , 𝑄′𝑠 = = 14𝑃
𝑑𝑃
𝑑𝑄𝑠 𝑃 10
𝑛𝑠 = . = 14𝑃. = 2,8(𝑒𝑙𝑎𝑠𝑡𝑖𝑘)
𝑑𝑃 𝑄𝑠 −200 + 7(10)2
• Contoh elastisitas-uniter
Sebuah kipas angin yang harganya 𝑅𝑝. 140.000 kini turun menjadi 𝑅𝑝. 70.000 karena
terdapat penurunan harga, maka permintaan masyarakat terhadap kipas angin naik dari
20.000 unit menjadi 30.000 unit. Bagaimana elastisitas barang tersebut?
Penyelesaian =
Diketahui :P0 = 140.000 P1 = 70.000
Q0 = 20.000 Q1 = 30.000
Maka, Elastisitasnya:
∆𝑄 𝑃0 (𝑄1 − 𝑄0 ) 𝑃0 30.000 − 20.000 140.000 10.000
𝐸𝑑 = . = . = × = ×7
∆𝑃 𝑄0 (𝑃1 − 𝑃0 ) 𝑄0 70.000 − 140.000 20.000 −70.000
1
= − × 7 = −1
7
𝐸𝑑 = |−1| = 1
Maka elastisitas uniter
Interpretasi:
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 = 𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑢𝑛𝑖𝑡
Sehingga presentase perubahannya:
140.000−70.000 1
− harga = × 100% = 2 × 100% = 50%
140.000
30.000−20.000 1
− jumlah unit = 20.000
× 100% = 2 × 100% = 50%
B. Diferensial Total
Konsep diferensial dengan mudah dapat diperluas menjadi fungsi yang terdiri dari dua atau
lebih variabel bebas. Jika diketahui suatu fungsi 𝑧 = 𝑓 (𝑥, 𝑦), maka diferensial total
didefinisikan sebagai,
𝜕𝑧 𝜕𝑧
𝑑𝑧 = 𝑑𝑥 + 𝑑𝑦
𝜕𝑥 𝜕𝑦
Penerapan dalam bidang ekonomi: Ultilitas Marginal Parsial
Kebutuhan seseorang akan barang tidak hanya mengkonsumsi satu macam barang,
tetapi bermacam-macam barang. Begitu pula dengan utilitas, kepuasan seseorang akan
konsumsi barang juga bermacam-macam.
4
Misal, jika kepuasan konsumen dilambangkan dengan U, dan barang-barang dengan
kasus yang lebih umum dari suatu fungsi dengan n variabel bebas, maka dapat diperjelas
oleh suatu fungsi utilitas dalam bentuk umum
𝑈 = 𝑈(𝑥1 𝑥2 , … , 𝑥𝑛 )
𝜕𝑈 𝜕𝑈 𝜕𝑈
𝑑𝑈 = 𝜕𝑥 𝑑𝑥1 + 𝜕𝑥 𝑑𝑥2 + ⋯ + 𝜕𝑥 𝑑𝑥𝑛
1 2 𝑛
Atau
𝑛
Contoh:
Penyelesaian =
𝜕𝑈 𝜕𝑈
a) = 𝑈1 = 𝑎 = 𝑈2 = 𝑎
𝜕𝑥1 𝜕𝑥2
C. Aturan-aturan Diferensial
Satu cara langsung untuk mencari diferensial total 𝑑𝑦, jika diketahui fungsi
𝑦 = 𝑓(𝑥1, 𝑥2 )
𝑑𝑦 = 𝑓1 𝑑𝑥1 + 𝑓2 𝑑𝑥2
Tetapi kadang-kadang jauh lebih mudah apabila kita menggunakan aturan-aturan diferensial
tertentu yang mengingat adanya kesamaan yang mencolok terhadap rumus derivative yang
dipelajari sebelumnya.
Misalkan 𝑘 merupakan konstanta dan 𝑢 dan 𝑣 merupakan dua fungsi dari variablel 𝑥1 dan
𝑥2 maka berlaku aturan aturan berikut :
5
Aturan I 𝑑𝑘 = 0 (bandingkan dengan aturan fungsi-konstan)
𝑢 1
Aturan V 𝑑 (𝑣 ) = ( 𝑣 𝑑𝑢 − 𝑢 𝑑𝑣 ) (bandingkan dengan aturan hasil-bagi)
𝑣2
𝑦 = 5𝑥12 + 3𝑥2
Penyelesaian =
Namun demikian, kita dapat memisalkan u = 5𝑥12 dan v = 3𝑥2 dan menggunakan aturan-
aturan yang disebut diatas untuk mendapatkan jawaban yang identik sebagai berikut :
𝑥1 +𝑥2
𝑦=
2𝑥12
Penyelesaian =
−𝑥1 +2𝑥2 1
𝑓1 = dan 𝑓2 =
2𝑥13 2𝑥12
−(𝑥1 +2𝑥2 ) 1
𝑦= 𝑑𝑥1 + 𝑑𝑥2
2𝑥13 2𝑥 21
Namun, hasil yang sama juga dapat diproleh dengan menggunakan aturan-aturan sebagai
berikut :
1
𝑑𝑦 = [2𝑥12 𝑑 (𝑥1 + 𝑥1 ) – ((𝑥1 + 𝑥2 ) 𝑑(2𝑥12 )] (dari aturan V)
4𝑥14
6
1
= 4𝑥4 [2𝑥12 𝑑 (𝑥1 + 𝑥1 ) – ((𝑥1 + 𝑥2 )4𝑥1 𝑑𝑥1] (dari aturan III dan II)
1
1 1
= 4𝑥4 [2𝑥1 (𝑥1 + 2𝑥2 ) 𝑑𝑥1 + 2𝑥2 𝑑𝑥2 ]
1 1
−(𝑥1 + 2𝑥2 ) 1
= 𝑑𝑥1 + 𝑑𝑥2
2𝑥 21 2𝑥12
Aturan-aturan ini tentu saja dapat diperluas untuk kasus yang menyangkut lebih dari
dua fungsi 𝑥1 dan 𝑥2 . Secara khusus,kita dapat menambah dua aturan berikut pada
kumpulan aturan sebelumnya:
Aturan VI 𝑑 (𝑢 ± 𝑣 ± 𝑤) = 𝑑𝑢 ± 𝑑𝑣 ± 𝑑𝑤
Untuk mendapatkan Aturan VII,kita dapat melakukan cara biasa yaitu dengan
menetapkan 𝑧 = 𝑣𝑤, sehingga
Maka, dengan menggunakan Aturan IV kembali terhadap 𝑑𝑧, kita peroleh hasil antara
𝑑𝑧 = 𝑑 (𝑣𝑤) = 𝑤 𝑑𝑣 + 𝑣 𝑑𝑤
sebagai hasil akhir yang diinginkan. Prosedur yang sama dapat dilakukan umtuk
mendapatkan Aturan IV.
D. Derivatif Total
Berbeda dari diferensiasi sebagai proses menemukan turunan dari suatu fungsi yang
dapat dibedakan, derivatif mengacu pada tingkat perubahan fungsi. Derivatif dari fungsi
mengukur tingkat di mana nilai fungsi berubah saat inputnya berubah.
𝜋𝑚𝑎𝑥 adalah MR = MC
𝑑𝑇𝑅 𝑑𝑇𝐶
Atau 𝑑𝑄
= 𝑑𝑄
7
Contoh:
Jika diketahui fungsi permintaan adalag 1000-2Q, dan fungsi biaya total adalah Q3 – 59Q2 +
1315Q + 2000. Hitunglah kondisi keuntungan maksimumnya.
Penyelesaian =
𝑀𝑅 = 𝑇𝑅′ = 1000 − 4𝑄
𝑀𝐶 = 𝑇𝐶 ′ = 3𝑄 2 − 118𝑄 + 1315
𝜋 ′ : 𝑀𝑅 = 𝑀𝐶
−𝑄 2 + 38𝑄 − 105 = 0
Untuk mengetahui mana yang lebih memaksimalkan keuntungan adalah yang memiliki
turunan kedua lebih kecil daripada nol.
Karena 𝜋′′<0 untuk Q = 35, maka tingkat produksi yang menghasilkan tingkat keuntungan
maksimal adalah pada saat jumlah barang yang diproduksi sebanyak 35 unit.
1. Fungsi implisit
Kita tidak lagi menyebutnya sebagai fungsi eksplisit tetapi fungsi implisit. Suatu
persamaan dalam bentuk 𝑦 − 3𝑥 4 = 0 dapat dinyatakan dalam bentuk umum 𝐹 (𝑦, 𝑥) =
0, karena ruas kirinya merupakan fungsi dari dua variabel 𝑥 dan 𝑦. dalam kasus-kasus
8
tertentu suatu persamaan bentuk (𝑦, 𝑥) = 0 tidak bisa mendefinisikan fungsi 𝑦 = 𝑓(𝑥)
secara implisit.
Apakah ada syarat-syarat umum yang harus dipenuhi agar kita dapat memastikan bahwa
suatu persamaan yang memiliki bentuk F (𝑦, 𝑥1 , … , 𝑥𝑚 ) = 0
Di tempat tertentu, dengan kata lain, disekitar suatu didik tertentu dalam domain.
Jawabannya terdapat dalam apa yang disebut sebagai "dalil fungsi- implisat" yang
mneyatakan bahwa:
Beberapa hal yang perluh diperhatikan tentang dalil fungsi implisit. Pertama, syarat-
syarat yang dinyatakan dalam dalil tersebut merupakan syarat yang cukup. Kedua,
meskipun fungsi implisit 𝑓 dipastikan ada, dalil tersebut tidak memberikan suatu
petunjuk pun tentang bentuk spesifik dari fingsi 𝑓. dalil ini juga tidak menjelaskan
dengan pasti seberapa besar neighborhood N dimana fingsi implisit bersangkutan
didefinisikan. Namun terlepas dari keterbatasan ini, dalil ini sangat penting. Karena jika
syarat-syarat dalil ini dipenuhi, kita akan bisa berbicara tentang dan menggunakan suatu
fungsi seperti pada 𝑦 = 𝑓 (𝑦, 𝑥1 , … , 𝑥𝑚 ) meskipun model kita bisa saja mengandung
persamaan 𝐹 (𝑦, 𝑥1 , … , 𝑥𝑚 ) = 0 yang sukar bahkan mustahil bagi kita untuk
memperoleh solusi eksplisit 𝑦 yang dinyatakan dalam variabel 𝑥. selain itu, karena dalil
tersebut juga menjamin adanya derivatif parsial 𝑓1 , … , 𝑓𝑚 kita pun sekarang bisa
berbicara tentang derivatif derivatif ini dari fungsi implisitnya.
9
Jika persamaan 𝐹 (𝑦, 𝑥1 , … , 𝑥𝑚 ) = 0 dapat diselesaikan untuk y, secara ekspilit kita
dapat menulis fungsi 𝑦 = 𝑓(𝑦, 𝑥1 , … , 𝑥𝑚 ) dan mencari deretifnya dengan metode metode
yang telah dipelajari sebelumnya. Sebagai contoh, 𝐹 = (𝑦, 𝑥 ) = 𝑥 2 + 𝑦 2 − 9 = 0 Dapat
diselesaikan untuk menghasilkan dua fungsi yang terpisah
𝑑𝑦 + 𝑑 1 1 −1
= (9 − 𝑥 2 ) ⁄2 = (9 − 𝑥 2 ) ⁄2 (−2𝑥)
𝑑𝑥 𝑑𝑥 2
−𝑥 −𝑥
= = 𝑦+ (𝑦 + ≠ 0)
√9−𝑥 2
𝑑𝑦 − 𝑑 1 1 −1
= (−9 − 𝑥 2 ) ⁄2 = − (9 − 𝑥 2 ) ⁄2 (−2𝑥)
𝑑𝑥 𝑑𝑥 2
𝑥 −𝑥
= = 𝑦− (𝑦 + ≠ 0)
√9−𝑥 2
Tetapi bagaimana bila persamaan yang ada, tidak dapat dipecahkan untuk 𝑦 yang secara
eksplisit? Dalam kasus ini jika perbedaal dalil fungsi impisit suatu fungsi implisit
diketahui keberadaannya, kita tetap dapat memperoleh derivatif yang dicari tanpa harus
menyelesaikan 𝑦 terlebih dahulu. Untuk melakukan ini, kita akan menggunakan aturan
fungsi implisit-suatu aturan yang dapat membuat kita memperoleh derivatif dari setiap
fungsi implisit yang didefinisikan oleh persamaan yang diketahui. Aturan ini ditetapkan
berdasarkan fakta-fakta pokok berikut ini: (1) jika dua pernyataan adalah sama dan
identik, maka masing-masing dofferensial totalmya harus sama; (2) diferensiasi suatu
pernyataan yang melibatkan 𝑦, 𝑥1 , … , 𝑥𝑚 akan menghasilkan pernyataan yang
mengandung diferensial 𝑑𝑦, 𝑑𝑥1 , … , 𝑥𝑚 = 0 dan (3) diferensial dari 𝑦, 𝑑𝑦, dapat
dihilangkan sehingga fakta bahwa kita tidak dapat memecahkan 𝑦 bukanlah persoalan.
Ini adalah suatu identitas karna kedua sisi adalah sama untuk setiap nilai x dan y dengan
menghitung differensial total untuk setiap sisi, kita peroleh
Di sisi kiri= 7𝑥 𝑑𝑥 − 2𝑦 𝑑𝑦
10
Di sisi kanan= (𝑥 − 𝑦)𝑑(𝑥 + 𝑦) + (𝑥 + 𝑦)𝑑(𝑥 − 𝑦)
= 2𝑥 𝑑𝑥 − 2𝑦 𝑑𝑦
Kedua hasilnya memang sama namun bila kedua pernyataan tidak sama dan identik tetapi
hanya sama untuk nilai variabel variabel tertentu. Maka differensial total dari kedua tidak
akan sama. Sebagai contoh, persamaan
𝑥2 − 𝑦2 = 𝑥2 + 𝑦2 2
Di sisi kir i= 2𝑥 𝑑𝑥 − 2𝑦 𝑑𝑦
Di sisi kanan = 2𝑥 𝑑𝑥 − 2𝑦 𝑑𝑦
Yang tidak sama. Terutama perhatikan bahwa keduanya tidak sama pada 𝑦 ≠ 1
Kenyataan bahwa semua 𝑑𝑥 dapat bervariasi secara independen dari yang satu yang
lainnya berarti bahwa agar persamaan ini dengan 𝐹𝑦 dan kemudian mencari 𝑓𝑖 kita
memperoleh aturan fungsi implisit untuk mencari derivatif parsial 𝑓𝑖 dari fungsi implisit
𝑓 (𝑥1 , … , 𝑥𝑚 )
𝜕𝑦 𝐹𝑥
𝑓𝑖 = =−
𝜕𝑥𝑖 𝐹𝑦
Yang dinyatakan aturan ini adalah, meskipun bentuk spesifik dari fungsi implisit tidak
diketahui. kita tetap dapat mencari derivatifnya dengan mengambil negatif dari rasio
sepasang derivatif parsial dari fungsi 𝐹yang muncul di dalam persamaan diketahui yang
membentuk fungsi implisit. Perhatikan bahwa 𝐹𝑦 selalu muncul pada penyebut dari rasio.
Jika demikian. kita tidak diperkenankan untuk menetapkan 𝐹𝑦 = 0 Karena dalil fungsi
implisit menyebutkan bahwa 𝐹 ≠ 0 pada titik di mana di sekitar titik tersebut fungsi
11
implisit ditentukan, permasalahan penyebut nol secara otomatis teratasi di dalam
neighborhood dari titik tersebut.
12
13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Statistika Komparatif adalah suatu bidang studi yang bermanfaat, karena dalam ilmu
ekonomi kita harus selalu mencari bagaimana perubahan ketidak-ekuilibriuman dalam suatu
parameter akan mempengaruhi keadaan ekuilibrium dari suatu model.
Dreviatif parsial telah memungkinkan kita mengerjakan soal-soal statistika komparatif yang
sederhana, di mana di dalam soal-soal semacam ini ekulibrium dari model dapat dinyatakan
secara eksplisit dalam bentuk yang ringkas. Rantai derivatif tidak harus dibatasi pada dua
hubungan (dua derivatif yang diperkalikan) saja. Konsep derivatif total harus dapat diperluas
ke kasus-kasus di mana terdapat tiga hubungan atau lebih di dalam fungsi kompositnya.
Dalam semua kasus yang dibahas, derivatif total termasuk yang disebut derivatif total parsial
mengukur tingkat perubahan terhadap variabel akhir (ultimate) dalam rantai, atau dengan
kata lain terhadap variabel-variabel tertentu yang dainggap eksogen dan yang tidak
dinyatakan sebagai fungsi dari beberapa variabel lain.
Intisari dari derivatif total dan proses diferensial total adalah menyediakan semua saluran,
baik langsung maupun tidak langsung, di mana melalui saluran ini pengaruh-pengaruh
perubahan variabel akhir (ultimae) dapat dibawa ke variabel tidak bebas yang sedang
dipelajari. Dalam kasus seperti ini, diferensiasi parsial terhadap penyelesaian akan langsung
menghasilkan informasi statis -komparatif yang diinginkan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Evy Sulistianingsih, M. (2019). Estimasi Model Persamaan Simultan Dengan Metode Two Stage
Least Square (2Sls). Bimaster : Buletin Ilmiah Matematika, Statistika Dan Terapannya, 8(4),
653–658. https://doi.org/10.26418/bbimst.v8i4.35875
Iqbal, M. (2017). Diferensial (Turunan) dalam Ilmu Ekonomi dan Bisnis. Diambil kembali dari
dosen.perbanas.id: https://dosen.perbanas.id/author/muhammad-iqbal/?print=print-search
Milton Friedman. (2007). Cara Mudah Memahami Matematika Ekonomi Dan Bisnis. In Mitra
Wacana Media.
15