Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ANALISIS STATIS-KOMPARATIF DARI


MODEL FUNGSI UMUM
Dosen Pengampu Mata Kuliah :

Dr. Ahmad Zaki, S.Si., M.Si.

Asmaun Azis, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh Kelompok 8

A. Nurul Ainun Yusuf (210101500013)

Muthmainnah (210101501017)

A. Zagita Nilam Sari (210101502023)

Annisa Fani Kartika Sari (210101502025)

KELAS A1/2021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas izin dan karunia-Nya, penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tak lupa pula kita haturkan shalawat serta salam
kepada junjungan kita Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Semoga syafaatnya mengalir
pada kita di hari akhir kelak.

Penyusunan makalah berjudul “ANALISIS STATIS-KOMPARATIF DARI MODEL


FUNGSI UMUM ” bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika Ekonomi. Selain
itu, penyusun juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ahmad Zaki, S.Si., M.Si. dan Bapak
Asmaun Azis, S.Pd., M.Pd. selaku dosen mata Matematika Ekonomi yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
penyusun tekuni.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya meskipun melalui artikel/jurnal yang telah dipublikasikan sehingga
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penyusun merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan keterbatasan kemampuan yang penyusun miliki. Tidak
semua bahasan dapat dideskripsikan dengan sempurna dalam makalah ini. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat penyusun harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Makassar, 9 September 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................................................. iii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................................................................. 1
BAB II ............................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 2
A. Diferensial ............................................................................................................................ 2
B. Diferensial Total .................................................................................................................. 4
C. Aturan-aturan Diferensial .................................................................................................... 5
D. Derivatif Total ...................................................................................................................... 7
E. Derivatif dari fungsi fungsi implisit ..................................................................................... 8
F. Statistik Komparatif dari Model-Model Fungsi Umum..................................................... 12
G. Keterbatasan Statistika Komparatif ................................................................................... 12
BAB III ......................................................................................................................................... 14
PENUTUP..................................................................................................................................... 14
Kesimpulan................................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Definisi derivatif parsial mensyaratkan bahwa tidak boleh ada hubungan fungsional
dinantara variabel-variabel bebas (katakanlah sehingga dapat bervariasi tanpa
mempengaruhi nilai-nilai) bilan diterapkan pada analisis statis komparatif, ini berarti
parameter-parameter dan/atau variabel-variabel eksogen yang muncul dalam penyelesaian
bentuk ringkas (reduced-form) harus saling bebas. Karena semua parameter/variabel ini
memang didefinisikan sebagai data model yang sudah diketahui sebelumnya, maka
kemungkinan adanya saling mempengaruhi satu sama lain kita kesampingkan. Analisis statis
komparatif tidak lain adalah membahas pengaruh dari perubahan variabel-variabel eksogen
terhadap perubahan nilai-nilai variabel endogen. Karena itu, prosedur differensial yang
digunakan pada aturan diferensiasi dan penggunaannya dalam stastiska komparatif dapat
sepenuhnya dibenarkan.
Namun jika terdapat model yang mengandung fungsi umum, kita tidak bisa
memperoleh solusi bentuk ringkas yang eksplisit. Dalam kasus seperti itu kita harus mencari
derivatif statika-komparatif langsung dari persamaan-persamaan dalam model yang
diberikan semula. Kita harus kembali ke diferensial total (dan tidak melakukan diferensiasi
parsial). Berdasarkan pemikiran diferensiasi total, proses diferensiasi total dapat membawa
kita pada konsep derivatif total, yang mengukur tingkat perubahan suatu fungsi seperti
terhadap argumen, jika mempengaruhi argumen lain. Jadi, setelah kita mengenal konsep ini,
kita akan dapat menangani fungsi-fungsi yang argumen-argumennya tidak sepenuhnya bebas
(independent), serta akan membantu kita dalam mempelajari statika komparatif dan model
fungsi umum.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana menyelesaikan permasalahan analisis statis komparatif yang menggunakan
model fungsi umum?
2. Konsep apa saja yang dapat digunakan menyelesaikan permasalahan analisis statis
komparatif yang menggunakan model fungsi umum?

C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami konsep apa saja yang dapat digunakan menyelesaikan
permasalahan analisis statis komparatif yang menggunakan model fungsi umum

1
BAB II

PEMBAHASAN

Analisis statis komparatif tidak lain membahas tentang pengaruh dari perubahan variabel-variabel
eksogen terhadap perubahan nilai-nilai variabel endogen. Khusus variabel bebas secara garis besar
dibedakan menurut: variabel endogen dan variabel eksogen. Variabel endogen adalah variabel
yang nilainya ditentukan oleh sistem persamaan, sedangkan variabel eksogen adalah variabel yang
nilainya ditentukan dari luar sistem persamaan. Variabel tidak bebas juga dimasukkan dalam
kelompok variabel endogen karena nilainya ditentukan dalam/oleh sistem persamaan.

Perlu diingat bahwa dalam teori ekonomi mikro dikenal perubahan-perubahan/pergerakan-


pergerakan sepanjang kurva permintaan yang dibedakan dari geseran kurva permintaan dan
pergerakan-pergerakan sepanjang kurva penawaran dibedakan dari pergeseran kurva penawaran.
Sementara itu dalam teori ekonomi makro juga dibedakan antara pergerakan sepanjang kurva
pengeluaran agregat dari pergeseran kurva pengeluaran agregat. Analisis statis komparatif adalah
menyangkut masalah pergeseran kurva dan bukan pergerakan sepanjang kurva.

Dalam arti luas, pergeseran kurva dapat berarti rotasi kurva atau perputaran suatu kurva yang
berporos pada suatu titik (bayangkan seperti pergerakan pengahpus/wiper kaca mobil). Dengan
kata lain, yang menjadi inti dari analisis statis komparatif adalah membandingkan nilai
keseimbangan sebelum dan sesuah perubahan parameter variabel eksogen/otonom.

Analisis statis komparatif menggunakan model fungsi umum sehingga tidak dapat diselesaikan
dengan diferensial parsial. Maka jawabannya adalah kita dapat menggunakan konsep kalkulus
diferensial dan derivatif. Secara umum, akan dibahas tingkat perubahan suatu variabel y sebagai
tanggapan terhadap suatu perubahan dalam variabel x, dimana kedua variabel saling berhubungan
melalui fungsi 𝑦 = 𝑓(𝑥).

A. Diferensial
Difference Question dan Diferensiasi

Diferesial (turunan) sebuah fungsi membahas tentang tingkat perubahan suatu fungsi
karena perubahan kecil (mendekati nol) pada variabel bebas. Jika 𝑦 = 𝑓(𝑥) dan variabel
bebas (𝑥) bertambah sebesar ∆𝑥, maka persamaan perubahannya adalah:
∆𝑦 = 𝑓 (𝑥 + ∆𝑥 ) − 𝑓 (𝑥 ) … (1)
Jika persamaan (1) dibagi dengan ∆𝑥, maka:
Δ𝑦 𝑓(𝑥+∆𝑥)−𝑓(𝑥)
Δ𝑥
= Δ𝑥
… (2)

Persamaan (2) tersebut disebut difference question (persamaan perubahan).

Proses penurunan sebuah fungsi atau diferensiasi adalah proses pembatasan (limit) dari
nilai difference question. Dimana perubahan variabel bebas yang akan mempengaruhi sebuah

2
fungsi sangat kecil atau mendekati nol. Hasil proses diferensiasi sebuah fungsi akan
menghasilkan turunan atau derivatif dari fungsi:

∆𝑦 𝑓(𝑥+∆𝑥)−𝑓(𝑥)
lim = … (3)
∆𝑥→0 ∆𝑥 Δ𝑥

Penerapan dalam Bidang Ekonomi: Teori Elastisitas

Elastisitas berfungsi untuk mengukur derajat kepekaan ketika terjadi perubahan


harga atau pendapatan dengan jumlah barang yang diminta atau ditawarkan. Elastisitas (𝜀)
sebuah fungsi merupakan limit rasio antara perubahan relatif y terhadap perubahan x,
dimana perubahan x yang mendekati nol.

𝐸𝑦 ∆𝑦/𝑦 𝑑𝑦 𝑥
Elastisitas fungsi 𝑦 = 𝑓(𝑥) adalah 𝑛 = = lim = 𝑑𝑥 . 𝑦
𝐸𝑥 ∆𝑥→0 ∆𝑥/𝑥

• Elastisitas Permintaan (Price Elasticity of Demand), merupakan besarnya perubahan


jumlah barang yang diminta akibat adanya perubahan harga. Jika fungsi permintaan
dinyatakan dengan Qd = 𝑓(𝑃), maka elastisitas permintaannya:
% ∆𝑄𝑑 𝐸𝑄𝑑 ∆𝑄𝑑 /𝑄𝑑 𝑑𝑄𝑑 𝑃
𝑛𝑑 = = = lim = .
% ∆𝑃 𝐸𝑃 ∆𝑥→0 ∆𝑃/𝑃 𝑑𝑃 𝑄𝑑
Permintaan akan suatu barang disebut bersifat elastik jika |𝑛𝑑 | > 1, elastik-uniter jika
|𝑛𝑑 | = 1 dan inelastik bila |𝑛𝑑 | < 1
Contoh:
Fungsi permintaan akan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan: 𝑄𝑑 = 25 − 3𝑃2 .
Tentukan elastisitas permintaannya pada tingkat harga 𝑃 = 5.
Penyelesaian =
𝑑𝑄𝑑
𝑄𝑑 = 25 − 3𝑃2 , 𝑄′𝑑 = = −6𝑃
𝑑𝑃
𝑑𝑄𝑑 𝑃 𝑃 5
𝑛𝑑 = . 𝑄 = −6𝑃. 25−3𝑃2 = −6(5). 25−75 = 3 (𝑒𝑙𝑎𝑠𝑡𝑖𝑘)
𝑑𝑃 𝑑

• Elastisitas Penawaran (Price Elasticity of Supply), merupakan suatu koefisien yang


menjelaskan besarnya perubahan jumlah barang yang ditawarkan akibat adanya
perubahan harga. Jika fungsi permintaan dinyatakan dengan Qs = 𝑓(𝑃), maka elastisitas
penawarannya:
% ∆𝑄𝑠 𝐸𝑄𝑠 ∆𝑄𝑠 /𝑄𝑠 𝑑𝑄𝑠 𝑃
𝑛𝑠 = = = lim = .
% ∆𝑃 𝐸𝑃 ∆𝑥→0 ∆𝑃/𝑃 𝑑𝑃 𝑄𝑠
𝑑𝑄𝑠
* ≈ 𝑄′ 𝑠 ≈ 𝑓′(𝑃)
𝑑𝑃

Permintaan akan suatu barang disebut bersifat elastik jika |𝑛𝑠 | > 1, elastik-uniter jika
|𝑛𝑠 | = 1 dan inelastik bila |𝑛𝑠 | < 1
Contoh:

3
Fungsi penawaran akan suatu barang dicerminlan oleh 𝑄𝑠 = −200 + 7𝑃2 . Berapa
elastisitas penawarannya pada tingkat harga P = 10?
Penyelesaian =
𝑑𝑄𝑠
𝑄𝑠 = −200𝑃 + 7𝑃2 , 𝑄′𝑠 = = 14𝑃
𝑑𝑃

𝑑𝑄𝑠 𝑃 10
𝑛𝑠 = . = 14𝑃. = 2,8(𝑒𝑙𝑎𝑠𝑡𝑖𝑘)
𝑑𝑃 𝑄𝑠 −200 + 7(10)2

• Contoh elastisitas-uniter
Sebuah kipas angin yang harganya 𝑅𝑝. 140.000 kini turun menjadi 𝑅𝑝. 70.000 karena
terdapat penurunan harga, maka permintaan masyarakat terhadap kipas angin naik dari
20.000 unit menjadi 30.000 unit. Bagaimana elastisitas barang tersebut?
Penyelesaian =
Diketahui :P0 = 140.000 P1 = 70.000
Q0 = 20.000 Q1 = 30.000
Maka, Elastisitasnya:
∆𝑄 𝑃0 (𝑄1 − 𝑄0 ) 𝑃0 30.000 − 20.000 140.000 10.000
𝐸𝑑 = . = . = × = ×7
∆𝑃 𝑄0 (𝑃1 − 𝑃0 ) 𝑄0 70.000 − 140.000 20.000 −70.000
1
= − × 7 = −1
7
𝐸𝑑 = |−1| = 1
Maka elastisitas uniter
Interpretasi:
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 = 𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑢𝑛𝑖𝑡
Sehingga presentase perubahannya:
140.000−70.000 1
− harga = × 100% = 2 × 100% = 50%
140.000
30.000−20.000 1
− jumlah unit = 20.000
× 100% = 2 × 100% = 50%

B. Diferensial Total
Konsep diferensial dengan mudah dapat diperluas menjadi fungsi yang terdiri dari dua atau
lebih variabel bebas. Jika diketahui suatu fungsi 𝑧 = 𝑓 (𝑥, 𝑦), maka diferensial total
didefinisikan sebagai,
𝜕𝑧 𝜕𝑧
𝑑𝑧 = 𝑑𝑥 + 𝑑𝑦
𝜕𝑥 𝜕𝑦
Penerapan dalam bidang ekonomi: Ultilitas Marginal Parsial
Kebutuhan seseorang akan barang tidak hanya mengkonsumsi satu macam barang,
tetapi bermacam-macam barang. Begitu pula dengan utilitas, kepuasan seseorang akan
konsumsi barang juga bermacam-macam.

4
Misal, jika kepuasan konsumen dilambangkan dengan U, dan barang-barang dengan
kasus yang lebih umum dari suatu fungsi dengan n variabel bebas, maka dapat diperjelas
oleh suatu fungsi utilitas dalam bentuk umum

𝑈 = 𝑈(𝑥1 𝑥2 , … , 𝑥𝑛 )

Diferensial total dari fungsi ini ditulis sebagai

𝜕𝑈 𝜕𝑈 𝜕𝑈
𝑑𝑈 = 𝜕𝑥 𝑑𝑥1 + 𝜕𝑥 𝑑𝑥2 + ⋯ + 𝜕𝑥 𝑑𝑥𝑛
1 2 𝑛

Atau
𝑛

𝑑𝑈 = 𝑈1 𝑑𝑥1 + 𝑈2 𝑑𝑥2 + ⋯ + 𝑈𝑛 𝑑𝑥𝑛 = ∑ 𝑈𝑖 𝑑𝑥𝑖


𝑖=1

Contoh:

1. Carilah diferensial total untuk fungsi utilitas berikut, di mana 𝑎, 𝑏 > 0


a) 𝑈(𝑥1 , 𝑥2 ) = 𝑎𝑥1 + 𝑏𝑥2
b) 𝑈(𝑥1 , 𝑥2 ) = 𝑎𝑥12 + 𝑎𝑥23 + 𝑥1 𝑥2

Penyelesaian =

Diferensial-diferensial totalnya adalah sebagai berikut:

𝜕𝑈 𝜕𝑈
a) = 𝑈1 = 𝑎 = 𝑈2 = 𝑎
𝜕𝑥1 𝜕𝑥2

dan 𝑑𝑈 = 𝑈1 𝑑𝑥1 + 𝑈2 𝑑𝑥2 = 𝑎𝑑𝑥1 + 𝑏𝑑𝑥2


𝜕𝑈 𝜕𝑈
b) = 𝑈1 = 2𝑥1 + 𝑥2 = 𝑈2 = 3𝑥22 + 𝑥1
𝜕𝑥1 𝜕𝑥2

dan 𝑑𝑈 = 𝑈1 𝑑𝑥1 + 𝑈2 𝑑𝑥2 = (2𝑥1 + 𝑥2 ) 𝑑𝑥1 + (3𝑥22 + 𝑥1 )𝑑𝑥2

C. Aturan-aturan Diferensial
Satu cara langsung untuk mencari diferensial total 𝑑𝑦, jika diketahui fungsi

𝑦 = 𝑓(𝑥1, 𝑥2 )

adalah dengan mencari derivative pasial 𝑓1 dan 𝑓2 dan mensubstitusikannya ke dalam


persamaan

𝑑𝑦 = 𝑓1 𝑑𝑥1 + 𝑓2 𝑑𝑥2

Tetapi kadang-kadang jauh lebih mudah apabila kita menggunakan aturan-aturan diferensial
tertentu yang mengingat adanya kesamaan yang mencolok terhadap rumus derivative yang
dipelajari sebelumnya.

Misalkan 𝑘 merupakan konstanta dan 𝑢 dan 𝑣 merupakan dua fungsi dari variablel 𝑥1 dan
𝑥2 maka berlaku aturan aturan berikut :

5
Aturan I 𝑑𝑘 = 0 (bandingkan dengan aturan fungsi-konstan)

Aturan II 𝑑(𝑐𝑢𝑛 )= 𝑐𝑛𝑢𝑛−1 𝑑𝑢 (bandingkan dengan aturan fungsi-pangkat)

Aturan III 𝑑 (𝑢 ± 𝑣 ) = 𝑑𝑢 ± 𝑑𝑣 (bandingkan dengan aturan jumlah-selisih)

Aturan IV 𝑑 (𝑢𝑣 ) = 𝑣 𝑑𝑢 + 𝑢 𝑑𝑣 (bandingkan dengan aturan hasil-kali)

𝑢 1
Aturan V 𝑑 (𝑣 ) = ( 𝑣 𝑑𝑢 − 𝑢 𝑑𝑣 ) (bandingkan dengan aturan hasil-bagi)
𝑣2

Perhatikan contoh dibawah ini untuk membuktikan aturan-aturan diatas.

1) Carilah diferensial total 𝑑𝑦 dari fungsi

𝑦 = 5𝑥12 + 3𝑥2

Penyelesaian =

Metode langsung mengharuskan kita menghitung derivative parsial 𝑓1 = 10𝑥1 dan 𝑓2 =


3, yang kemudian akan memungkinkan kita untuk menulis

𝑑𝑦 = 𝑓1 𝑑𝑥1 + 𝑓2 𝑑𝑥2 = 10𝑥1 𝑑𝑥1 + 3𝑑𝑥2

Namun demikian, kita dapat memisalkan u = 5𝑥12 dan v = 3𝑥2 dan menggunakan aturan-
aturan yang disebut diatas untuk mendapatkan jawaban yang identik sebagai berikut :

𝑑𝑦 = 𝑑 (5𝑥12 + 𝑑(3𝑥2 ) (dari Aturan III)

= 10𝑥1 𝑑𝑥1 + 3𝑑𝑥2 (dari Aturan II)

2) Carilah diferensial total dari fungsi

𝑥1 +𝑥2
𝑦=
2𝑥12

Penyelesaian =

Karena derivative parsial dalam kasus ini adalah

−𝑥1 +2𝑥2 1
𝑓1 = dan 𝑓2 =
2𝑥13 2𝑥12

Diferensial yang diinginkan adalah

−(𝑥1 +2𝑥2 ) 1
𝑦= 𝑑𝑥1 + 𝑑𝑥2
2𝑥13 2𝑥 21

Namun, hasil yang sama juga dapat diproleh dengan menggunakan aturan-aturan sebagai
berikut :

1
𝑑𝑦 = [2𝑥12 𝑑 (𝑥1 + 𝑥1 ) – ((𝑥1 + 𝑥2 ) 𝑑(2𝑥12 )] (dari aturan V)
4𝑥14

6
1
= 4𝑥4 [2𝑥12 𝑑 (𝑥1 + 𝑥1 ) – ((𝑥1 + 𝑥2 )4𝑥1 𝑑𝑥1] (dari aturan III dan II)
1

1 1
= 4𝑥4 [2𝑥1 (𝑥1 + 2𝑥2 ) 𝑑𝑥1 + 2𝑥2 𝑑𝑥2 ]
1 1

−(𝑥1 + 2𝑥2 ) 1
= 𝑑𝑥1 + 𝑑𝑥2
2𝑥 21 2𝑥12

Aturan-aturan ini tentu saja dapat diperluas untuk kasus yang menyangkut lebih dari
dua fungsi 𝑥1 dan 𝑥2 . Secara khusus,kita dapat menambah dua aturan berikut pada
kumpulan aturan sebelumnya:

Aturan VI 𝑑 (𝑢 ± 𝑣 ± 𝑤) = 𝑑𝑢 ± 𝑑𝑣 ± 𝑑𝑤

Aturan VII 𝑑 (𝑢𝑣𝑤 ) = 𝑢𝑤 𝑑𝑢 + 𝑢𝑤 𝑑𝑣 + 𝑢𝑣 𝑑𝑤)

Untuk mendapatkan Aturan VII,kita dapat melakukan cara biasa yaitu dengan
menetapkan 𝑧 = 𝑣𝑤, sehingga

𝑑 (𝑢𝑣𝑤) = 𝑑(𝑢𝑧) = 𝑧 𝑑𝑢 + 𝑢 𝑑𝑧 (dari aturan IV)

Maka, dengan menggunakan Aturan IV kembali terhadap 𝑑𝑧, kita peroleh hasil antara

𝑑𝑧 = 𝑑 (𝑣𝑤) = 𝑤 𝑑𝑣 + 𝑣 𝑑𝑤

yang, jika disubstitusikan ke dalam persamaan terdahulu, akan memberikan

𝑑 (𝑢𝑣𝑤 ) = 𝑣𝑤 𝑑𝑢 + 𝑢(𝑤 𝑑𝑣 + 𝑣 𝑑𝑤) = 𝑢𝑤 𝑑𝑢 + 𝑢𝑤 𝑑𝑣 + 𝑢𝑣 𝑑𝑤

sebagai hasil akhir yang diinginkan. Prosedur yang sama dapat dilakukan umtuk
mendapatkan Aturan IV.

D. Derivatif Total
Berbeda dari diferensiasi sebagai proses menemukan turunan dari suatu fungsi yang
dapat dibedakan, derivatif mengacu pada tingkat perubahan fungsi. Derivatif dari fungsi
mengukur tingkat di mana nilai fungsi berubah saat inputnya berubah.

Mencari Devirative Total Maksimum Profit

Pada berbagai bentuk pasar, secara teoritis maksimum profit (keuntungan


maksimum akan dapat dicapai pada saat marginal revenue sama dengan marginal cost (MR
= MC) atau dengan kata lain, bahwa keuntungan akan diperoleh dari hasil selisih antara total
revenue dengan total cosy-nya. Bentuk umum untuk fungsi ini dinyatakan oleh:

𝜋 = 𝑇𝑅 − 𝑇𝐶… fungsi keuntungan (laba)

𝜋𝑚𝑎𝑥 adalah MR = MC

𝑑𝑇𝑅 𝑑𝑇𝐶
Atau 𝑑𝑄
= 𝑑𝑄

7
Contoh:

Jika diketahui fungsi permintaan adalag 1000-2Q, dan fungsi biaya total adalah Q3 – 59Q2 +
1315Q + 2000. Hitunglah kondisi keuntungan maksimumnya.

Penyelesaian =

Penerimaan total (𝑇𝑅) = 𝑃. 𝑄 = (1000 − 2𝑄 )𝑄 = 1000𝑄 − 2𝑄 2

Kondisi keuntungan maksimal adalah ketika MR = MC

𝑀𝑅 = 𝑇𝑅′ = 1000 − 4𝑄

𝑀𝐶 = 𝑇𝐶 ′ = 3𝑄 2 − 118𝑄 + 1315

𝜋 ′ : 𝑀𝑅 = 𝑀𝐶

1000 − 4𝑄 = 3𝑄 2 − 118𝑄 + 1315

−3𝑄 2 + 114𝑄 − 315 = 0

−𝑄 2 + 38𝑄 − 105 = 0

(−𝑄 − 3)(𝑄 − 35) = 0

Maka, diperoleh Q1= 3 dan Q2= 35

Untuk mengetahui mana yang lebih memaksimalkan keuntungan adalah yang memiliki
turunan kedua lebih kecil daripada nol.

Turunan kedua: 𝜋 ′′ = −6𝑄 + 114

Jika Q = 3, maka 𝜋 ′′ = −6(3) + 114 = 96 > 0

Jika Q = 35, maka 𝜋 ′′ = −6(35) + 114 = −96 < 0

Karena 𝜋′′<0 untuk Q = 35, maka tingkat produksi yang menghasilkan tingkat keuntungan
maksimal adalah pada saat jumlah barang yang diproduksi sebanyak 35 unit.

Adapun besar keuntungannya adalah:

𝜋 = 𝑇𝑅 − 𝑇𝐶 = −(35)3 + 57 (35)2 − 315(35) − 2000 = 13.925

E. Derivatif dari fungsi fungsi implisit

1. Fungsi implisit

Suatu fungsi yang diberikan dalam bentuk 𝑦 = 𝑓(𝑥), katakanlah, 𝑦 = 𝑓(𝑥) = 3𝑥 4

Kita tidak lagi menyebutnya sebagai fungsi eksplisit tetapi fungsi implisit. Suatu
persamaan dalam bentuk 𝑦 − 3𝑥 4 = 0 dapat dinyatakan dalam bentuk umum 𝐹 (𝑦, 𝑥) =
0, karena ruas kirinya merupakan fungsi dari dua variabel 𝑥 dan 𝑦. dalam kasus-kasus
8
tertentu suatu persamaan bentuk (𝑦, 𝑥) = 0 tidak bisa mendefinisikan fungsi 𝑦 = 𝑓(𝑥)
secara implisit.

Apakah ada syarat-syarat umum yang harus dipenuhi agar kita dapat memastikan bahwa
suatu persamaan yang memiliki bentuk F (𝑦, 𝑥1 , … , 𝑥𝑚 ) = 0

Yang mendefinisikan suatu fungsi implisit 𝑦 = 𝑓 (𝑦, 𝑥1 , … , 𝑥𝑚 )

Di tempat tertentu, dengan kata lain, disekitar suatu didik tertentu dalam domain.
Jawabannya terdapat dalam apa yang disebut sebagai "dalil fungsi- implisat" yang
mneyatakan bahwa:

Apabila (𝑦, 𝑥1 , … , 𝑥𝑚 ) = 0 diketahui jika (a) fungsi F mempunyai derivatif derivatif


parsial yang kontinu 𝐹𝑦 , 𝐹1 , … , 𝐹𝑚 dan jika (b) pada suatu titik yang memenuhi
persamaan

𝑓 (𝑦, 𝑥1 , … , 𝑥𝑚 = 0, 𝐹𝑦 tidak sama dengan 0, maka dapat suatu neightborhood (himpunan


terbuka yang mengandung sebuah titik yang sudah diketahui) (𝑥10 , … , 𝑥𝑚𝑜 ) yang
berdominensi m, yaitu N, dimana di dalam neightborhood ini y merupakan fungsi dari
varabel 𝑥1 , … , 𝑥𝑚 yang memiliki bentuk bentuk 𝑦 = 𝑓 (𝑦, 𝑥1 , … , 𝑥𝑚 . Fungsi implisit ini
memenuhi 𝑦0 = 𝑓(𝑥10 , … , 𝐹𝑚𝑜 ). Fungsi ini juga memenuhi persamaan F
(𝑦, 𝑥1 , … , 𝑥𝑚 ) = 0 untuk setiap game m-tupel 𝑥1 , … , 𝑥𝑚 dengan neightborhood n –
sehingga memberikan kepada 𝐹 (𝑦, 𝑥1 , … , 𝑥𝑚 ) = 0 status sebagai identitas dalam
neighborhood tersebut. Selain itu, fungsi implisit 𝑓 adalah fungsi kontinu dan
mempunyai derivatif parsial 𝑓1 , … , 𝑓𝑚 yang kontinu.

Beberapa hal yang perluh diperhatikan tentang dalil fungsi implisit. Pertama, syarat-
syarat yang dinyatakan dalam dalil tersebut merupakan syarat yang cukup. Kedua,
meskipun fungsi implisit 𝑓 dipastikan ada, dalil tersebut tidak memberikan suatu
petunjuk pun tentang bentuk spesifik dari fingsi 𝑓. dalil ini juga tidak menjelaskan
dengan pasti seberapa besar neighborhood N dimana fingsi implisit bersangkutan
didefinisikan. Namun terlepas dari keterbatasan ini, dalil ini sangat penting. Karena jika
syarat-syarat dalil ini dipenuhi, kita akan bisa berbicara tentang dan menggunakan suatu
fungsi seperti pada 𝑦 = 𝑓 (𝑦, 𝑥1 , … , 𝑥𝑚 ) meskipun model kita bisa saja mengandung
persamaan 𝐹 (𝑦, 𝑥1 , … , 𝑥𝑚 ) = 0 yang sukar bahkan mustahil bagi kita untuk
memperoleh solusi eksplisit 𝑦 yang dinyatakan dalam variabel 𝑥. selain itu, karena dalil
tersebut juga menjamin adanya derivatif parsial 𝑓1 , … , 𝑓𝑚 kita pun sekarang bisa
berbicara tentang derivatif derivatif ini dari fungsi implisitnya.

2. Derivatif-derivatif dari fungsi implisit

9
Jika persamaan 𝐹 (𝑦, 𝑥1 , … , 𝑥𝑚 ) = 0 dapat diselesaikan untuk y, secara ekspilit kita
dapat menulis fungsi 𝑦 = 𝑓(𝑦, 𝑥1 , … , 𝑥𝑚 ) dan mencari deretifnya dengan metode metode
yang telah dipelajari sebelumnya. Sebagai contoh, 𝐹 = (𝑦, 𝑥 ) = 𝑥 2 + 𝑦 2 − 9 = 0 Dapat
diselesaikan untuk menghasilkan dua fungsi yang terpisah

𝑦 + = +√9 − 𝑥 2 (stegah lingkaran atas)

𝑦 − = √9 − 𝑥 2 (stengah lingkaran bawah)

Dan derivatif derivatifnya dapat diperoleh sebagai berikut:

𝑑𝑦 + 𝑑 1 1 −1
= (9 − 𝑥 2 ) ⁄2 = (9 − 𝑥 2 ) ⁄2 (−2𝑥)
𝑑𝑥 𝑑𝑥 2

−𝑥 −𝑥
= = 𝑦+ (𝑦 + ≠ 0)
√9−𝑥 2

𝑑𝑦 − 𝑑 1 1 −1
= (−9 − 𝑥 2 ) ⁄2 = − (9 − 𝑥 2 ) ⁄2 (−2𝑥)
𝑑𝑥 𝑑𝑥 2

𝑥 −𝑥
= = 𝑦− (𝑦 + ≠ 0)
√9−𝑥 2

Tetapi bagaimana bila persamaan yang ada, tidak dapat dipecahkan untuk 𝑦 yang secara
eksplisit? Dalam kasus ini jika perbedaal dalil fungsi impisit suatu fungsi implisit
diketahui keberadaannya, kita tetap dapat memperoleh derivatif yang dicari tanpa harus
menyelesaikan 𝑦 terlebih dahulu. Untuk melakukan ini, kita akan menggunakan aturan
fungsi implisit-suatu aturan yang dapat membuat kita memperoleh derivatif dari setiap
fungsi implisit yang didefinisikan oleh persamaan yang diketahui. Aturan ini ditetapkan
berdasarkan fakta-fakta pokok berikut ini: (1) jika dua pernyataan adalah sama dan
identik, maka masing-masing dofferensial totalmya harus sama; (2) diferensiasi suatu
pernyataan yang melibatkan 𝑦, 𝑥1 , … , 𝑥𝑚 akan menghasilkan pernyataan yang
mengandung diferensial 𝑑𝑦, 𝑑𝑥1 , … , 𝑥𝑚 = 0 dan (3) diferensial dari 𝑦, 𝑑𝑦, dapat
dihilangkan sehingga fakta bahwa kita tidak dapat memecahkan 𝑦 bukanlah persoalan.

Penggunaan fakta-fakta ini pada persamaan 𝑓 (𝑦, 𝑥1 , … , 𝑥𝑚 ) = 0 yang sepengetahuan


kita, mempunyai status sebagai identitas dalam neighborhood 𝑁 dimana fungsi implisit
ditentukan. Kita dapat menulis 𝑑𝐹 = 𝑑0 atau

𝐹𝑦 𝑑𝑦 + 𝐹1 𝑑𝑥1 + 𝐹2 , 𝑑𝑥2 + ⋯ + 𝐹𝑚 𝑑𝑥𝑚 = 0

Ini adalah suatu identitas karna kedua sisi adalah sama untuk setiap nilai x dan y dengan
menghitung differensial total untuk setiap sisi, kita peroleh

Di sisi kiri= 7𝑥 𝑑𝑥 − 2𝑦 𝑑𝑦
10
Di sisi kanan= (𝑥 − 𝑦)𝑑(𝑥 + 𝑦) + (𝑥 + 𝑦)𝑑(𝑥 − 𝑦)

= (𝑥 − 𝑦)(𝑑𝑥 + 𝑑𝑦) + (𝑥 + 𝑦)(𝑑𝑥 − 𝑑𝑦

= 2𝑥 𝑑𝑥 − 2𝑦 𝑑𝑦

Kedua hasilnya memang sama namun bila kedua pernyataan tidak sama dan identik tetapi
hanya sama untuk nilai variabel variabel tertentu. Maka differensial total dari kedua tidak
akan sama. Sebagai contoh, persamaan

𝑥2 − 𝑦2 = 𝑥2 + 𝑦2 2

Hanya berlaku untuk 𝑦 ≠ 1 diferensial total dari kedua sisi adalah

Di sisi kir i= 2𝑥 𝑑𝑥 − 2𝑦 𝑑𝑦

Di sisi kanan = 2𝑥 𝑑𝑥 − 2𝑦 𝑑𝑦

Yang tidak sama. Terutama perhatikan bahwa keduanya tidak sama pada 𝑦 ≠ 1

Karna fungsi implisit 𝑦 = 𝑓(𝑦, 𝑥1 , … , 𝑥𝑚 ) memiliki diferensial total

𝑑𝑦 = 𝑓1 𝑑𝑥1 + 𝑓2 𝑑𝑥2 + ⋯ + 𝑓𝑛 𝑑𝑥𝑛

Kita dapat mensubstitusikan peryataan 𝑑𝑦 ini kedalam untuk memperoleh (setelah


mengumpulkan suku suku)

(𝐹1 𝑓1 + 𝐹1 )𝑑𝑥1 + (𝐹2 𝑓2 + 𝐹2 )𝑑𝑥2 + ⋯ + (𝐹𝑦 𝑓𝑚 + 𝐹𝑚 )𝑑𝑥𝑚 = 0

Kenyataan bahwa semua 𝑑𝑥 dapat bervariasi secara independen dari yang satu yang
lainnya berarti bahwa agar persamaan ini dengan 𝐹𝑦 dan kemudian mencari 𝑓𝑖 kita
memperoleh aturan fungsi implisit untuk mencari derivatif parsial 𝑓𝑖 dari fungsi implisit
𝑓 (𝑥1 , … , 𝑥𝑚 )

𝜕𝑦 𝐹𝑥
𝑓𝑖 = =−
𝜕𝑥𝑖 𝐹𝑦

Yang dinyatakan aturan ini adalah, meskipun bentuk spesifik dari fungsi implisit tidak
diketahui. kita tetap dapat mencari derivatifnya dengan mengambil negatif dari rasio
sepasang derivatif parsial dari fungsi 𝐹yang muncul di dalam persamaan diketahui yang
membentuk fungsi implisit. Perhatikan bahwa 𝐹𝑦 selalu muncul pada penyebut dari rasio.
Jika demikian. kita tidak diperkenankan untuk menetapkan 𝐹𝑦 = 0 Karena dalil fungsi
implisit menyebutkan bahwa 𝐹 ≠ 0 pada titik di mana di sekitar titik tersebut fungsi

11
implisit ditentukan, permasalahan penyebut nol secara otomatis teratasi di dalam
neighborhood dari titik tersebut.

F. Statistik Komparatif dari Model-Model Fungsi Umum


Dalam menyelesaikan kasus terkait statis-komparatif yang dinyatakan dengan suatu
model yang memiliki fungsi-fungsi dalam bentuk umum, kita tidak dapat kembali
menggunakan teknik diferensiasi parsial sederhana seperti kasus-kasus pada pembahasan
materi sebelumnya di mana nilai-nilai ekuilibrium dan variabel-variabel endogen model
untuk penyelesaian secara eksplisit terhadap variabel-variabel eksogen dan juga parameter.
Oleh karena itu, kita harus menggunakan teknik baru yang mempergunakan konsep
seperti diferensiasi total, derivatif total, serta dalil fungsi implisit dan aturan fungsi implisit.
Konsep ini juga dibahas dengan model pasar, kemudian juga dengan model fungsi umum
lainnya seperti contoh penerapan pada penjelasan sebelumnya.

G. Keterbatasan Statistika Komparatif


Statistika komparatif adalah suatu bidang studi yang bermanfaat, karena dalam ilmu ekonomi
kita harus selalu mencari bagaimana perubahan ketidak-ekulibriuman dalam suatu parameter
akan mempengaruhi keadaan ekuilinrium dari suatu model. Namun, penting untuk disadari
bahwa pada dasarnya statistika komparatif mengabaikan proses penyesuaian dari ekuilibrium
yang lama ke yang baru dan juga mengabaikan elemen waktu yang dibutuhkan dalam proses
penyesuaian tersebut. Akibatnya, statistika komparatif juga dipastikan mengabaikan
kemungkinan bahwa, karena ketidalstabilan hakiki dari modelini, ekuilibrium yang baru
mungkin saja tidak pernah dapat dicapai. Pelajaran tentang proses “penyesuaian per-se”
ditemukan dalam bidang dinamika ekonomi (economics dynamics). Jika kita sampai ke sana,
perhatian khusus akan diarahkan ke cara di mana suatu variabel akan berubah seiring
berjalannya waktu, dan pembahasan yang mendalam akan diberikan mengenai permasalahan
stabilitas ekulibrium.

12
13
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan
Statistika Komparatif adalah suatu bidang studi yang bermanfaat, karena dalam ilmu
ekonomi kita harus selalu mencari bagaimana perubahan ketidak-ekuilibriuman dalam suatu
parameter akan mempengaruhi keadaan ekuilibrium dari suatu model.

Dreviatif parsial telah memungkinkan kita mengerjakan soal-soal statistika komparatif yang
sederhana, di mana di dalam soal-soal semacam ini ekulibrium dari model dapat dinyatakan
secara eksplisit dalam bentuk yang ringkas. Rantai derivatif tidak harus dibatasi pada dua
hubungan (dua derivatif yang diperkalikan) saja. Konsep derivatif total harus dapat diperluas
ke kasus-kasus di mana terdapat tiga hubungan atau lebih di dalam fungsi kompositnya.

Dalam semua kasus yang dibahas, derivatif total termasuk yang disebut derivatif total parsial
mengukur tingkat perubahan terhadap variabel akhir (ultimate) dalam rantai, atau dengan
kata lain terhadap variabel-variabel tertentu yang dainggap eksogen dan yang tidak
dinyatakan sebagai fungsi dari beberapa variabel lain.

Intisari dari derivatif total dan proses diferensial total adalah menyediakan semua saluran,
baik langsung maupun tidak langsung, di mana melalui saluran ini pengaruh-pengaruh
perubahan variabel akhir (ultimae) dapat dibawa ke variabel tidak bebas yang sedang
dipelajari. Dalam kasus seperti ini, diferensiasi parsial terhadap penyelesaian akan langsung
menghasilkan informasi statis -komparatif yang diinginkan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Asyhar, B. (2018). Aplikasi Turunan (Derivatif) Dalam Permasalahan Analisis Keuntungan


Maksimum. Al-Khwarizmi: Jurnal Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam,
2(1), 1–14. https://doi.org/10.24256/jpmipa.v2i1.98

Evy Sulistianingsih, M. (2019). Estimasi Model Persamaan Simultan Dengan Metode Two Stage
Least Square (2Sls). Bimaster : Buletin Ilmiah Matematika, Statistika Dan Terapannya, 8(4),
653–658. https://doi.org/10.26418/bbimst.v8i4.35875

Fundamental methods of mathematical economics. (1984). In Journal of Macroeconomics (Vol.


6, Issue 2, p. 239). https://doi.org/10.1016/0164-0704(84)90011-9

Iqbal, M. (2017). Diferensial (Turunan) dalam Ilmu Ekonomi dan Bisnis. Diambil kembali dari
dosen.perbanas.id: https://dosen.perbanas.id/author/muhammad-iqbal/?print=print-search

Milton Friedman. (2007). Cara Mudah Memahami Matematika Ekonomi Dan Bisnis. In Mitra
Wacana Media.

15

Anda mungkin juga menyukai