BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
1
2
kemudian diikuti dengan PP. 27,28 dan 29 tahun 1990, PP 72 dan 73 tahun
1991, dan sebagai tindak lanjut PP tersebut. Khusus MA adalah adanya Surat
besar waktu guru digunakan untuk bekerja. Pada umumnya pekerjaan guru
B. Perumusan Masalah
Jadi motivasi merupakan salah satu faktor penentu dalam mencapai kinerja.
1. Apakah motivasi kerja guru yang meliputi motif, harapan, dan insentif
1. Menjadi bahan masukan bagi pihak – pihak, khususnya bagi pihak – pihak
Manajemen Pendidikan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Teori Manajemen
adalah :
daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk
5
6
orang dalam organisasi harus jelas wewenang, tugas dan tanggung jawab
pekerjaannya.
lainnya.
berikut :
pada berbagai metode, rencana atau logika, bukan hanya atas dasar
pekerjaan manajer.
baik.
(controlling).
badan-badan usaha".
dan masyarakat".
para pekerja".
tujuan".
adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan sumber agar efektif
masyarakat".
10
2. Motivasi
motivasi kerja.
11
faktor penentu keberhasilan, maka perlu adanya perhatian serius pada semua
sumber motivasi, yaitu yang bersumber dari dalam diri pekerja yang
dari organisasi yang berperan sebagai ”katub pengaman” agar para pekerja
bantuan fasilitas kepada organisasi dan individu guru yang akan mendukung
sebagai berikut :
12
1. Kebutuhan yang
tidak dipenuhi
pegawai
Gambar 1.
Proses Motivasi
kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif
mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efektif
dan efisien”.
dari diri guru untuk memenuhi kebutuhan yang stimulasi berorientasi kepada
kepada orang lain untuk memberikan pelayanan yang baik pada masyarakat.
b. Prinsip komunikasi
c. Prinsip pengakuan
motivasi guru akan meningkat dan akan tercipta hasil kerja yang baik.
dorongan dari dalam diri (drive arousal). Hal ini akan lebih jelas dikemukakan
dorongan yang ada dalam diri. Apabila kebutuhan guru tidak terpenuhi, maka
b. Kebutuhan Rasa aman (safety and security needs), yaitu kebutuhan akan
moral memuaskan kira – kira 85% kebutuhan fisiologis, 70% kebutuhan rasa
aman, 50% kebutuhan untuk memiliki dan mencintai, 40% kebutuhan harga
sebagai berikut:
bersama orang lain, tidak mau melakukan sesuatu yang merugikan orang
lain,
17
dari dorongan untuk mencapai otoritas dan untuk memiliki pengaruh orang
lain.
Sejalan dengan teori dan pendapat para ahli yang dikemukakan tadi,
maka dalam penulisan ini hanya diambil beberapa teori motivasi yang
dianggap relevan dengan penelitian, yaitu teori motivasi dari Mc. Clelland’s
Pendapat dari teori motivasi ini bahwa guru mempunyai cadangan energi
tersedia. Energi akan dimanfaatkan oleh guru karena didorong oleh motif,
harapan dan insentif. Supaya lebih jelas, dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Motif
ingin dicapai. Suatu dorongan didalam diri setiap orang, tingkatan alasan atau
tersebut dapat diakibatkan oleh hasil proses pemikiran dari dalam diri guru
menjadi tiga kebutuhan, yaitu (1) kebutuhan akan prestasi (need for
achievement); (2) kebutuhan akan apiliasi (need for affliation); (3) kebutuhan
kebutuhannya.
2). Kebutuhan akan affiliasi (need for affiliation), menjadi daya penggerak
kebutuhan akan affiliasi ini akan merangsang gairah bekerja guru karena
achievement),
3). Kebutuhan akan kekuatan ( need for power ) merupakan daya penggerak
terbaik. Ego manusia ingin lebih berkuasa dari manusia lainnya sehingga
bekerja giat.
d. Keamanan bekerja,
b. Harapan
tindakan tertentu akan diikuti oleh hasil atau tindakan berikutnya. Dalam
konsep ini, harapan tersebut dapat dinilai nol ( harapan sama sekali tidak
ada), tetapi dapat pula dinilai satu bila sangat yakin bahwa hasilnya pasti
positif ada. Secara sederhana teori ini menyatakan bahwa motivasi seseorang
prestasinya akan dihargai lebih tinggi tidak akan pula berusaha meningkatkan
prestasinya.
mengenai hasil tingkat pertama dan kedua dari teori harapan yang
dikemukakan oleh Vroom yang telah meneliti lebih dari 50 penelitian yang
guru. Hasil tingkat pertama yang diperoleh dari perilaku adalah hasil yang
22
1996:145-146).
Teori harapan ini dibahas secara khusus oleh Victor Vroom dalam
kepada tiga konsep penting, yaitu (1) instumentalitas, (2) valensi, dan (3)
menuju pada hasil kedua. Konsep teori harapan ini dimana seseorang
tertentu. Suatu hasil mempunyai valensi nol apabila hasil tersebut bagi
individu tidak bernilai untuk dicapat atau tidak tercapai. Konsep valensi
mungkin memilih menjadi guru yang tinggi prestasi kerjanya (Hasil tingkat
23
bahwa suatu perilaku tertentu akan diikuti oleh suatu hasil tertentu.
Teori harapan yang intinya terletak pada ajaran yang berkata bahwa
tergantung pada kekuatan harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti oleh
suatu hasil tertentu dan pada daya tarik dari hasil itu bagi orang yang
bersangkutan. Teori ini mengandung tiga variabel, yaitu (1) daya tarik, (2)
hubungan antara prestasi kerja dengan imbalan, dan (3) kaitan antara usaha
sebagai berikut :
pengaruhnya terhadap perilaku (tindakan). Salah satu nilai teori ini ialah
khususnya kesehatan.
c. Insentif
Perangsang atau daya tarik yang sengaja diberikan kepada guru dengan
agar dalam diri guru timbul semangat yang lebih besar untuk berprestasi bagi
organisasi.
3) Kepuasan dipengaruhi oleh rasa puas guru dengan imbalan intrinsik dan
ekstrinsik,
4) Orang berbeda dalam imbalan yang mereka inginkan dan segi pentingnya
Imbalan intrinsik adalah imbalan dinilai di dalam dan dari diri mereka
1) Instrinsik
a. Penyelesaian pekerjaan,
b. Pencapaian / prestasi.
2) Ekstrinsik
c. Finansial
● Tunjangan
b. Antar pribadi
tetap datang bekerja dan memotivasi mereka untuk berprestasi tinggi. Proses
pemberian imbalan tertentu harus dibahas jika ingin mencapai sasaran, yaitu
3. Kinerja
tidak lain merupakan manifestasi kerja yang dilakukan oleh karyawan atau
27
pelaksanaan kerja yang dapat diukur (Seimour, dalam Swasto, 1996 dan
Susiati, 2001).
sesuatu yang dikerjakan atau produk/ jasa yang dihasilkan atau diberikan oleh
kriteria atau standar mutu. Dengan demikian kinerja terdapat dua dimensi baik
yang sesuai dengan standar atau kriteria yang telah dibakukan oleh
organisasi, maka kinerja yang dimiliki orang tersebut tergolong baik. Jika
kelompok yang menurut Siagian (1985) dikatakan bahwa ditinjau dari segi
bentuk sikap, cara berpikir dan cara bertindak. Berbagai hal mempengaruhi
dengan kinerja adalah hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang
lain secara garis besar menurut Marat (1982, dalam Susiati 2001) dipengaruhi
oleh dua hal yaitu : a) faktor individu, dan b) faktor situasi. Dijelaskan bahwa
kinerja yang dihasilkan oleh para karyawan tersebut berbeda karena adanya
usaha yang baik, ruangan yang tenang, pengakuan atas pendapat rekan kerja
yang lain, pemimpin yang mengerti kebutuhan karyawan dan tidak otoriter
pencapaian kinerja yang tinggi daripada kondisi kerja yang tidak mendukung
mempunyai daya tahan tubuh yang tinggi yang pada gilirannya tercermin
29
organisasi.
Menurut Mitchell dan Larson (1998, dalam Susiati 2001) kinerja bisa
sepanjang waktu
d. Kinerja bisa didefinisikan dalam istilah yang umum yang menunjukkan sifat
perilaku individual.
Kinerja menurut Lopez (dalam Swasto, 1996 dan Susiati 2001) diukur
organisasi kerja.
yang direncanakan.
antara hasil intrinsik dan hasil ekstrinsik penting untuk memahami reaksi para
obyek atau kejadian yang timbul dari usaha karyawan sendiri dan tidak
yang jelas berhubungan dengan tindakan yang dilakukan karyawan (Brief dan
Aldag, 1997, dalam Susiati 2001) hasil semacam ini dianggap khas yang
hanya ada pada pekerjaan profesional dan teknis, namun pada dasarnya
dari ciri khas kerja seperti keragaman, otonomi identitas dan arti. Sebaliknya
karyawan sendiri sehubungan dengan faktor – faktor lain yang tidak terlibat
secara langsung dalam pekerjaan itu sendiri. Potongan harga, bonus, kondisi
31
kerja, rekan kerja, dan bahkan menyelia ialah ciri khas tempat kerja yang
Salah satu yang sulit dalam analisa kinerja organisasi adalah memilih
organisasi acap kali tidak hanya sangat kabur akan tetapi juga sifat multi
kegiatan organisasi publik tunduk kepada pejabat politik yang dipilih oleh
rakyat, oleh karena itu kinerja pada dasarnya merupakan hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakan
tugasnya sesuai tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Dalam hal ini
karyawan bisa belajar seberapa besar kinerja yang mereka lakukan secara
produktif seorang karyawan apakah ia bisa berkinerja sama atau lebih efektif
suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas atau
mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan
1993 :406).
ability (A), motivasi atau motivation (M) dan kesempatan atau opportunity (O);
menghasilkan kinerja pada suatu tingkat yang seharusnya dia mampu, maka
memadai, juga didukung oleh lingkungan yang kondusif. Sebuah studi tentang
kinerja tinggi, yaitu : (1) Berorientasi pada prestasi. Karyawan yang kinerjanya
tinggi memiliki keinginan yang kuat membangun sebuah mimpi tentang apa
34
yang mereka inginkan untuk dirinya, (2) Percaya diri, Karyawan yang
bertindak dengan tingkat percaya diri yang tinggi, (3) Pengendalian diri.
Karyawan yang kinerjanya tinggi mempunyai rasa disiplin diri sangat tinggi,
dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai
mencapai tujuan organisasi secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai
dipahami dari dua model normative, yaitu political performance dan services
delivery. Political performance merujuk pada pilihan kolektif dan keadilan yang
model kedua merujuk pada upaya untuk memperbaiki tingkat efektivitas dan
efisiensi. Bagi pejabat fungsional guru yang berada dalam satuan lembaga
pelayanan publik, maka model kedua sangat relevan sebagai struktur mediasi
keseluruhan.
menghasilkan data dan kemudian apabila data itu dianalisis secara tepat akan
memberikan informasi yang akurat sehingga informasi itu akan berguna bagi
yang diterima (b) dimulai dari permulaan program (c) terkait langsung dengan
tujuan strategis (d) sederhana serta memunculkan data yang mudah untuk
36
dengan waktu lainnya (f) dilakukan pada system secara keseluruhan yang
secara jelas oleh setiap individu yang terlibat (i) pelibatan setiap individu
persyaratan reliabilitas dan validitas dan (k) pengukuran harus berfokus pada
(1) ia tidak diam tapi bertindak; melaksanakan suatu pekerjaan; (2) melakukan
dengan cara-cara tertentu; (3) mengarah pada hasil yang hendak dicapai
proses atau prosedur tertentu yang berfokus pada tujuan yang hendak
diharapkan.
37
reward dan punishment banyak pimpinan organisasi publik yang gagal karena
intensitas, arah dan ketekunan individual dalam usaha untuk mencapai tujuan.
motivasi. Akan tetapi, intensitas yang tinggi tidak akan membawa hasil yang
dari upaya itu maupun intensitasnya. Upaya yang diarahkan menuju konsisten
yang termotivasi tetap bertahan pada pekerjaan cukup lama untuk mencapai
tujuan mereka. Menurut teori motivasi yang paling dikenal baik adalah Teori
internal seperti harga diri, otonomi, dan prestasi, serta faktor hormat
pemenuhan diri
anak tangga hierarki. Dari titik pandang motivasi, teori ini mengatakan bahwa
meskipun tidak ada kebutuhan yang pernah dipenuhi secara lengkap, namun
suatu kebutuhan yang dipuaskan secara cukup banyak (substansial) tidak lagi
berada pada anak tangga manakah organ itu, dan menfokuskan pada
tingkatannya.
39
(dengan upah, kontrak serikat buruh, dan masa kerja). Sehingga dapat ditarik
Telekomunikasi Makassar.
40
dan kemampuan kerja terhadap kinerja karyawan PT. Hutama Karya di Kota
Hutama Karya Cabang Makassar dengan kinerja yang sangat tinggi sudah
BAB III
A. Kerangka Konseptual
energizing condition of the organism that serves to direct that organism toward
the goal of a certain class” artinya motivasi adalah suatu kondisi yang
dari mulai fisik, rasa aman, sosial, penghargaan, aktualisasi diri. Dari
sebagai energi untuk membangkitkan dorongan dari dalam diri (drive arousal).
prestasi Mc. Clelland’s) meliputi motif, harapan dan insentif (Hasibuan, 2001).
baik secara fisik maupun non fisik. Karena pada dasarnya kinerja karyawan
41
42
maka ditunjukkan model kajian yang digunakan dalam penelitian ini dengan
MOTIVASI GURU
SMAN 1 WONOMULYO
Motif (X1)
Kebutuhan ekonomis
Kesempatan
Keamanan
KINERJA (Y)
Harapan (X2) (Kualitas, kuantitas
Kondisi Kerja dan Sikap)
Pemahaman
Jaminan
Insentif (X3)
Gaji
Tunjangan
Promosi
Gambar 2.
B. Hipotesis
1. Motivasi kerja guru yang meliputi motif, harapan dan insentif berpengaruh
Polewali Mandar.
BAB IV
METODE PENELITIAN
Kabupaten Polewali Mandar dengan waktu penelitian selama dua (2) bulan
dan variabel bebas. Oleh karena itu variabel bebas dan variabel terikat dalam
penelitian ini tidak direkayasa, dengan kata lain penelitian ini berupa hasil
1. Variabel Penelitian
dependent atau terikat (Y), yaitu kinerja dan variabel independent atau bebas
(X), yang terdiri atas faktor motivasi yang meliputi motif (X 1), harapan (X2), dan
44
45
ordinal. Kategori jawaban terdiri atas lima (5) tingkatan dengan menggunakan
skala likert. Untuk analisis secara kuantitatif, maka alternatif jawaban tersebut
diberi skor dari nilai 1 sampai 5, dimana ada lima alternatif jawaban untuk
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data
atau dengan kata lain (n = N).Teknik pengambilan data melalui kuesioner atau
perusahaan. Jadi, populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada
dengan masalah yang diteliti. Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah
46
maka apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua,
Apabila ukuran populasi sana dengan atau lebih dari 1000, ukuran sample
ini jumlah populasi sebanyak 58 orang guru MA. Jadi jumlah sample
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini, meliputi dua jenis data
yaitu data primer dan data sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun yang
bersifat kuantitatif.
1. Data Primer
dimana dalam skala interval dipakai rata-rata hitung sebagai ukuran sentral.
2. Data Sekunder
manusia. Disamping itu juga penulis mengambil data dari berbagai peraturan-
1. Survei
maupun kecil, tetapi data yang diambil adalah data sampel dari populasi
yang representatif.
48
2. Kuesioner
3. Wawancara
a. Uji Validitas
suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Dengan kata lain bahwa tes
atau instrumen dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat
ini penulis melakukan uji validitas internal yaitu sejauh mana perbedaan yang
masing item dengan skor total dari keseluruhan item. Hasil korelasi tersebut
tinggi menunjukkan kesesuaian antara fungsi item dengan fungsi ukur secara
b. Uji Reliabilitas
demikian maka instrumen ini dapat dipakai dengan aman karena dapat
bekerja dengan baik pada waktu yang berbeda dan kondisi yang berbeda pula
Dalam penelitian ini akan dilakukan uji reliabilitas konsistensi internal dengan
re-liable apabila lebih besar dari 0,60 (Nunnally dalam Zeithaml, Berry dan
Parasuraman 1996).
50
2. Analisis Regresi
Dimana :
Y = Kinerja
X1 = Motif
X2 = Harapan
X3 = Insentif
0 = Intercept
dengan variabel tidak bebas secara simultan, dapat dilihat hasil uji koefisien
korelasi multiple R sedangkan tingkat pengaruh dapat dilihat hasil uji koefisien
dari hasil Uji – F serta tingkat probabilitas dengan tingkat kepercayaan 95%
atau alfa = 0,05. Jika Uji – F > F – table dan probabilitas < alfa 0,05 maka ada
pengaruh, sehingga hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha)
51
diterima, selanjutnya, jika Uji – F < F - table dan probabilitas . alfa 0,05 maka
tidak ada pengaruh maka hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha)
ditolak.
Di samping itu juga dapat dilakukan uji – t (uji – student) yaitu untuk
variabel tidak bebasnya dengan tingkat kepercayaan 95% atau alfa = 0,05.
Jika Uji – t > t – table dan probabilitas < 0,05 maka ada pengaruh sehingga
hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Selanjutnya
jika uji = t<t = tabel probabilitas > 0,05 maka tidak ada pengaruh. Sehingga
a. Motif (X1) adalah persepsi guru tentang perangsang keinginan (want) dan
1. Kebutuhan ekonomis
indikator.
2. Jaminan kesehatan
3. Pemberian bonus
d. Kinerja guru (Y) yaitu suatu prestasi kerja/hasil kerja yang dicapai oleh
1. Kualitas kerja
2. Kuantitas kerja
3. Ketepatan waktu
54
DAFTAR PUSTAKA
Edi Sofiantho (2003). Pengaruh Motivasi dan Prestasi Kerja Individu Terhadap
Kepuasan Karyawan pada Kantor Daerah Pelayanan Telekomunikasi
Makassar. Tesis. Program Pascasarjana Unhas. Makassar. Tidak
Dipublikasikan.
Edy Sudiro (2004). Analisis Pengaruh Faktor Motivasi dan Kemampuan Kerja
terhadap Kinerja Karyawan PT. Hutama Karya di kota makassar. Tesis.
Program Pascasarjana Unhas. Makassar. Tidak Dipublikan.
54
55
Maslow,A.H. (1970). Motivation and Personality. Harper and Row. New York.