Review Jurnal MRP
Review Jurnal MRP
074)
Program Studi : Agribisnis Hortikultura
Tingkat : 2C
Jurusan : Pertanian
Mata Kuliah : Manajemen Rantai Pasok
Dosen Pengampu : Dr. Ermia Sofiyessi, S.Tp., M.Ag
REVIEW JURNAL
Jurnal 1
Judul Optimasi Model Transportasi Dalam Pengukuran Kinerja
Manajemen Rantai Pasokan Beras (Studi Kasus di Perum Bulog
Divisi Jawa Barat)
Journal Manajemen & Agribisnis
Volume dan Halaman Vol. 2 No. 2 Halaman 113-127
Tahun 2005
Penulis Galuh Chandra Dewi, E. Gumbira Sa’id, Idqan Fahmi
Reviewer Delia Annisa Rahma Yanti
Tanggal 10/07/2022
Jurnal 2
Judul Analisis Transportasi Rantai Pasok Telur Ayam Pada Pasar
Pinasungkulan Karombasan Manado
Journal Jurnal EMBA
Volume dan Halaman Vol.4 No.3 Halaman 090-100
Tahun 2016
Penulis Yolanda Saroinsong, Indrie D. Palandeng
Reviewer Delia Annisa Rahma Yanti
Tanggal
Jurnal 3
Judul Model Transportasi Pengiriman Produk Perishable Dengan
Multi Kendaraan
Journal Jurnal Manajemen Industri dan Logistic
Volume dan Halaman Vol. 03 No. 01
Tahun 2019
Penulis Winanda Kartika
Reviewer Delia Annisa Rahma Yanti
Tanggal
Jurnal 4
Judul Model Transportasi Multimoda Distribusi Garam (Studi Kasus
Pulau Madura)
Journal Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhan
Volume dan Halaman Vol. 8 No. 1
Tahun 2017
Penulis Hasan Iqbal Nur, Tri Achmadi, Ali Fahmi
Reviewer Delia Annisa Rahma Yanti
Tanggal
Abstrak Tulisan ini menyajikan bahwa pola distribusi garam saat ini
perlu ditinjau ulang, karena pada kenyataannya produksi dari
petani garam cukup melimpah tetapi belum dapat terserap
sepenuhnya oleh perusahaan produsen pengolahan garam.
Selain itu terjadi disparitas harga garam yang cukup tinggi
antara daerah produsen dan daerah konsumen. Analisis yang
dilakukan yaitu pada dua kondisi dari hulu sampai hilir. Dimana
wilayah hulu adalah daerah produsen garam di Madura, yakni
dari kabupaten Bangkalan, sampang, pamekasan, dan sumenep
ke pabrik pengolahan garam. Sedangkan wilayah hilir adalah
pabrik pengolahan garam ke wilayah konsumen yang berada di
Jakarta dan Denpasar. Dengan menggunakanpola distribusi dan
angkutan garam terpilih, didapatkan penurunan biaya
pengiriman per tahun untuk masing masing pabrik pengolahan.
Pendahuluan Penulis menyampaikan bahwa pola distribusi garam saat ini
perlu ditinjau ulang, karena produksi garam dalam negeri belum
mencukupi kebutahan konsumsi dan kegiatan industri
pengolahan, pemerataan penyebaran garam dikhawatirkan tidak
terwujud. Penyebaran garam yang tidak merata berujung pada
disparitas harga yang tinggi antara harga di tingkat produsen
dengan harga ditingkat konsumen, terutama di kot-kota besar.
Selain tu ketersediaan barang kebutuhan yang tidak cukup pada
saat dibutuhkan dan kurang tersediannya alternatif pilihan, rasa
kepuasan yang belum merata antara produsen, lembaga-lembaga
usaha perdagangan (dalam tata niaga), dan konsumen juga
menjadi masalah dalam distribusi barang. Distribusi garam
dapat dikembangkan dengan menggunakan transportasi laut.
Saat ini sekitar 80 persen pengguna garam masih di Pulau Jawa.
Sementara sentra produksinya masih berada di Pulau Madura.
Madura menjadi wilayah yang paling ideal untuk memproduksi
garam mengingat rata-rata kemarau berlangsung sekitar empat
bulan dalam setahun dengan tingkat kepanasan yang cukup
untuk menghasilkan garam berkualitas. Biaya produksi dan cara
distribusi garam di Indonesia dari harga jual garam di pasar
nasional yang berkisar US$40-US$50 per ton. Harga jual garam
bisa berubah lebih tinggi jika produksi dilakukan jauh dari
Jawa. Karenanya ketersedian infrastruktur pelabuhan,
penanganan produksi garam dengan baik serta sistem distribusi
yang baik akan membantu memperlancar keteresedian garam
untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Tujuan Menganalisis Model Transportasi Multimoda Distribusi Garam
Permasalahan Dalam kajian ini penulis mengidentifikasi permasalahan
mengenai pola distribusi garam yang saat ini perlu ditinjau
ulang. Karena produksi garam dalam negeri belum mencukupi
kebutuhan konsumsi dan kegiatan industri pengolahan belum
terwujud.
Hasil Pembahasan Dalam kajian ini disampaikan bahwa dalam proses distribusi
garam terdapat beberapa moda yang dapat digunakan. Untuk
transportasi hulu yakni daerah produsen garam yang berada di
Pulau Madura yakni di Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan
Sumenep ke Pabrik Pengolahan Garam (PPG) yang berada di
Gresik, Surabaya, dan Sidoarjo dapat menggunakan tiga moda
pengiriman, yakni menggunakan Truk Engkel sedang dengan
kapasitas 9 ton, Truk Engkel besar dengan kapasitas 16 ton,
serta dapat menggunakan kapal Perla Kargo Umum 159 GT.
Sedangkan untuk pengiriman dari Pabrik Pengolahan ke
konsumen akhir di Jakarta dapat menggunakan moda Truk
Engkel kecil dengan kapasitas 9 ton, Truk Engkel besar dengan
kapasitas 16 ton, Truk tronton Wing Box dengan kapasitas
angkot 30 ton, Truk petikemas 20 feet dan Kapal petikemas
milik Meratus yakni KM. Meratus Bontang Rute Surabaya-
Jakarta. Untuk pengiriman pabrik ke konsumen Denpasar moda
yang tersedia adalah Truk Engkel Besar dengan kapasitas 16
ton, Truk Tronton Wing Box dengan kapasitas angkut 30 ton,
Kapal General Cargo Pelra 54 GT dan Kapal Petikemas yaknI
KM. Merah rute Batu Surabaya-Benoa
Kesimpulan Untuk menghasilkan pengiriman dengan biaya dan jumlah
minimum kebutuhan Pabrik Pengolah Garam (PPG) dapat
terpenuhi pada kondisi hulu dengan kriteria biaya tahunan Rp
108,613/ton sedangkan pada kondisi pengiriman hilir yakni dari
PPG ke konsumen di Wilayah Jakarta dan Denpasar, moda
optimal terpilih dengan kriteria minimum dengan biaya satuan
Rp. 364.235/ton.
Jurnal 5
Judul Pemilihan Jalur Transportasi Komoditi Tomat Pada Pedagang di
Pasar Tradisional Karombasan Manado
Journal Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi
Volume dan Halaman Vol.16 No.01
Tahun 2016
Penulis Enrico Tumbel, Dra. Sientje C.Nangoy, Marlyn Karuntu
Reviewer Delia Annisa Rahma Yanti
Tanggal
3. Adakah hal-hal yang menjadi pokok persoalan dari gabungan jurnal yang telah
direview ? Jelaskan dengan dihubungkan pada materi kuliah yang diberikan ?
Jawab :
Hal-hal yang menjadi pokok persoalan dari gabungan jurnal yang telah direview
diatas bahwa moda transportasi dan rute-rute transportasi yang dipilih perusahaan
untuk mendistribusikan barangnya atau produk nya kepada konsumen telah memiliki
karakterstiknya masing-masing. Seperti hal nya yang telah dijelaskan pada materi
kuliah mengenai Transportasi. Transportasi berperang penting dalam manajemen
rantai pasok. Pengelolaan kegiatan transportasi yang efektif dan efisien akan
memastikan pengiriman barang dari perusahaan ke pelanggan dengan tepat waktu,
tepat jumlah, tepat kualitas, dan tepat penerima. Selain itu biaya transportasi
merupakan komponen biaya yang terbesar dalam struktur biaya logistik. Seperti
contohnya Transportasi pada manajemen rantai pasok produk hortikultura jadi untuk
menghasilkan produk hortikultura yang bernilai tinggi dengan biaya termurah untuk
memenuhi variabel-variabel kepuasaan pelanggan maka diperlukannya Efisiensi dan
responsibilitas untuk membentuk strategi supply chain. Dengan Driver SCM
diantaranaya terbagi menjadi fasilitas, inventory (persedian), dan transportasi.