Anda di halaman 1dari 1

Tema : “Sapi”

PERAN SARANA ANGKUTAN DARAT DALAM UPAYA PENINGKATAN


EFISIENSI DISTRIBUSI TERNAK DAN HASIL TERNAK SAPI POTONG DI
INDONESIA
Penelitian ini membahas pola transportasi ternak di Indonesia, yang merupakan negara kepulauan
dengan pola multi moda. Transportasi darat, termasuk jalan raya, memiliki peran penting dalam
distribusi barang dan jasa. Efisiensi transportasi adalah faktor kunci, dengan transportasi yang buruk
dapat mengurangi kesejahteraan ternak dan menghasilkan kerugian dalam produksi dan kualitas
daging sapi. Transportasi ternak dari daerah seperti Jawa Timur ke Jawa Barat dan DKI Jakarta
mengalami penurunan berat badan, dengan menggunakan multi moda transportasi, seperti truk dan
transportasi laut. Dalam sejarah, transportasi kereta api pernah digunakan untuk mengangkut ternak
sapi, namun saat ini tidak lagi digunakan karena tidak ekonomis.

Tujuan : Mengetahui efisiensi distribusi ternak dan hasil ternak sapi potong di indonesia dengan
sistem distribusi yang ada khususnya pulau jawa

Pembahasan : dalam sistem distribusi di indonesia menggunakan angkutan antara lain yaitu : Kereta
api dan truk, kereta api yang dikelola lembaga swasta yaitu PT. KAI tidak menyediakan angukutan
ternak hidup hanya menyediakan jasa pengangkutan daging beku dengan sistem river container

Sedangkan angkutan menggunakan truk menjadi solusi untuk angkutan hewan ternak hidup,
angkutan truk ada dua cara yaitu sewa atau menggunakan truk milik sendiri. Dari hasil pengamatan
lapangan, sistem sewa tampaknya lebih dominan, dengan alasan lebih praktis tampaknya
merupakan latar belakang yang mendasari mengapa banyak pelaku bisnis ternak lebih senang
menyewa kendaraan untuk melakukan pengiriman ternak ke pembeli. Kepraktisan tersebut cukup
beralasan, mengingat bahwa dalam sistem sewa maka segala pengeluaran biaya yang terjadi di
perjalanan selama dalam pengiriman ternak sudah ditanggung oleh pemilik kendaraan.

Truk merupakan sarana transportasi darat yang saat ini paling banyak digunakan sebagai alat
pengangkut ternak sapi potong Hasil analisis komparatif yang dilakukan oleh Ilham dkk (2013)
terhadap kegiatan transportasi pengangkutan daging dengan menggunakan berbagai alat angkut
menunjukkan bahwa sistem pengangkutan yang paling efisien adalah menggunakan kereta api,
dimana dengan ongkos angkut sebesar Rp 1,6 juta/theus maka besarnya biaya angkut daging
sebesar Rp 80/kg. Ongkos angkut ternak hidup lebih tinggi, sementara mengangkut daging lebih
murah. Ini memiliki dampak positif seperti penciptaan lapangan kerja dan lingkungan yang lebih
bersih di daerah konsumen, tetapi juga dapat merugikan bisnis di daerah konsumen dan
meningkatkan pencemaran lingkungan di daerah produsen, hal perlu pertimbangan lebih lanjut.

Kesimpulan : Kereta api memiliki potensi besar sebagai sarana angkutan darat yang cepat, aman,
tepat waktu, dan murah. Namun, saat ini, PT KAI tidak melayani pengangkutan sapi hidup, kecuali
hasil ternak yang diangkut dalam kontainer beku. Biaya angkut dengan kereta api relatif murah (Rp
1.600.000 per TUE 20 ton), tetapi truk tetap menjadi sarana utama untuk mengangkut sapi hidup,
meskipun biayanya tinggi (Rp 2.532/km hingga Rp 5.217/km). Ada potensi untuk mengganti
pengangkutan sapi hidup dengan karkas beku yang lebih efisien, yang dapat menciptakan lapangan
kerja di wilayah sentra ternak.

Sumber :

https://jurnal.polinela.ac.id/jppt/article/view/120

Diakses tanggal 12 Oktober 2023, Pukul 20.45 WIB


Farid Syaichoni Atmanegara | 04.2022.1.03564 1

Anda mungkin juga menyukai