Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENELITIAN

Judul :

Meningkatkan Minat Membaca Siswa di SD Al Rasyida kota Bandung


1.RINGKASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi minat baca dan tingkat minat baca
siswa SD Al Rasyida di Kota Bandung tahun 2020/2021. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif,
dimana peneliti melakukan survey terhadap sampel sebanyak 60 anak yang diambil secara acak dari
setiap kelas (kelas 1-kelas 6). Hasil analisis berdasarkan observasi, wawancara, dan, angket dapat
diperoleh bahwa minat baca siswa SD Al Rasyida di Kota Bandung rendah. Perpustakaan yang seadanya,
bahan bacaan yang sudah usang bahkan beberapa tidak layak pakai, rendahnya dorongan dari guru, tidak
ada dorongan dari orang tua, orang tua yang tidak memfasilitasi, tidak ada perhatian orang tua terhadap
minat membaca anak. kebanyakan orang tua lebih terfokus pada hasil belajar, pembiasaan membaca
yang tidak didapatkan siswa sejak kecil. Pengaruh lingkungan dan teman bermain yang tidak terbiasa
dengan membaca secara tidak langsung akan mempengaruhi minat baca siswa, selain itu terdapat
pengaruh dari penggunaan perangkat teknologi (gadget) yang tidak terkendali. Hasil pengujian analisis
korelasi memperlihatkan bahwa pekerjaan orang tua dan usia siswa mempunyai hubungan dengan minat
membaca. Beberapa siswa dengan latar belakang pekerjaan orang tua tertentu mampu mendorong anak
untuk membaca di rumah dengan memberikan fasilitas yang memadai, seperti menyediakan buku bacaan
yang menarik.

2. Pendahuluan

Sebuah studi yang dilakukan Central Connecticut State University pada tahun 2016 mengenai
“Most Literate Nations in The World” menyebutkan bahwa Indonesia menempati urutan ke-60
dari total 61 negara, atau dengan kata yang lain minat baca masyarakat Indonesia disebut-sebut
hanya sebesar 0,01 persen atau satu berbanding sepuluh ribu. Generasi muda masa kini lebih
mementingkan apa yang mereka sukai salah satu contohnya yaitu penggunaan gadget untuk
mengakses internet. Generasi muda zaman modern ini menggunakan gadget dalam
kesahariannya. Sehingga akibatnya kaum yang mayoritas merupakan remaja itu kehilangan
minat baca demikian pula di tingkat pendidikan dasar, kebiasaan membaca anak-anak masih
rendah.
Problematika yang terjadi saat ini, di dalam sekolah yaitu, Siswa kurang antusias dalam membaca
khususnya membaca buku yang memuat pelajaran di sekolah. Diantaranya adalah pada saat
pelajaran di sekolah banyak siswa yang enggan untuk mencari sendiri jawaban dari soal-soal yang
telah diberikan oleh guru. Sehingga Siswa banyak bertanya tentang jawaban yang sudah
disediakan di dalam bacaan tersebut. Siswa juga akan mulai membaca apabila di perintah oleh
guru. Bahkan membaca buku pelajaran pun hanya di lakukan pada saat ulangan atau Tes. Bahkan
kurangnya dorongan dari pihak sekolah, Sehingga minat baca siswa – siswi di Sekolah rendah.

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat minat membaca di kalangan anak-anak secara umum
dan siswa di tingkat sekolah dasar khususnya, namun penulisan ini lebih melihat minat baca di
Sekolah Dasar (SD) sekolah SD AL Rasyida di Kota Bandung. Berdasarkan fenomena di atas, maka
peneliti ingin mengetahui faktor apa yang berhubungan dengan minat baca siswa di SD Al rasyida
kota Bandung?

3. RANCANGAN PENELITIAN

3.1 Data dan Sumber Data

Semua data dikumpulkan langsung oleh peneliti dengan datang langsung ke sekolah (data
Primer) dan Jenis data yang dikumpulkan adalah structured yang dapat disimpan dalam dan
informasi dalam bentuk terorganisir sehingga mudah diakses dan di analisis.

Berdasarkan tujuan penelitian maka berikut adalah data yang dikumpulkan peneliti

 Jenis Kelamin (L,P)


 Variabel Kualitatif
 Skala Nominal

 Usia (tahun)
 Variabel Kuantitatif
 Variabel Kontinu
 Skala Rasio

 Level pendidikan
 Variabel Kualitatif
 Skala Ordinal
 Minat membaca (Ya, Tidak)
 Variable Kualitatif
 Skala Nominal
 Waktu membaca (durasi membaca dalam satu hari)
 Variable Kuantitatif
 Variabel Kontinu
 Skala Rasio

 Pekerjaan Orang tua


 Variable Kualitatif
 Skala Nominal

 Jumlah buku yang dibaca (0,1,2...)


 Variable Kuantitatif
 Variabel Diskrit
 Skala Rasio

 Fasilitas (ruang membaca, buku bacaan, dll)


 Variable Kualitatif
 Skala Nominal

3.2 Populasi dan Sampel


Populasi: siswa di SD Al rasyida kota Bandung (ukuran populasi N= 321 siswa) terdiri dari kelas
1 sampai kelas 6. Dan sample: akan diambil Sample sebanyak 60 orang secara acak
menggunakan Stratified Random Sampling. Yaitu membagi populasi menjadi 6 kelompok (6
kelas) dan dari setiap kelas diambil sampel. Berikut jumlah sampel dari masing-masing kelas,
Tabel 1 Distribus Sampel

Sub Populasi Jumlah sampel


Kelas 1 48 9
Kelas 2 56 10
Kelas 3 52 10
Kelas 4 51 10
Kelas 5 58 11
Kelas 6 56 10
Jumlah 321 60
3.3 Metode Pengumpulan Sampel
Metode pengumpulan data menggunakan SURVEY, yaitu mengambil sampel dengan
menggunakan kuesioner sebagai instrument pertanyaaan pada partisipan/responden. Berikut
langkah-langkahnya:

1. Menentukan responden/partisipan yang akan dijadikan objek penelitian.

2. Menentukan metode survei yang akan digunakan, yaitu bertemu secara langsung
3. Menyusun daftar pertanyaan (Kuesioner ) yang memuat data question pada variabel di atas.
4. Melakukan dokumentasi kegiatan pengambilan survei
5. Menyiapkan suvenir atau tanda terima kasih atas ketersediaan responden untuk menjawab
pertanyaan
6. Mempersiapkan data untuk diolah dengan aplikasi atau secara manual

4.STATISTIKA DESKRIPTIF (VISUALISASI DATA)

a. Pendidikan
Berdasarkan tingkat pendidikannya, berikut jumlah sampel dari setiap kelasnya

20,0% 18,3%
18,0% 16,7% 16,7% 16,7% 16,7%
16,0% 15,0%
14,0%
12,0%
10,0%
8,0%
6,0%
4,0%
2,0%
0,0%
Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4 Kelas 5 Kelas 6

Persentase kelas yang paling banyak dijadikan sampel adalah siswa kelas 5 SD, hal ini didasarkan pada
penghitungan alokasi proporsional, dimana populasi kelas 5 mempunyai jumlah terbesar (N=58) serta
kemampuan kelas 5 dalam menjawab pertanyaan peneliti secara mandiri tanpa bantuan wali murid atau guru.
b. Jenis Kelamin

Perempua
n; 46,7% Laki-Laki;
53,3%

Pengambilan sampel pada jenis kelamin laki-laki dan perempuan hampir berimbang, walaupun siswa laki-
laki lebih banyak tetapi selisihnya tidak besar .

c. Minat Membaca

Tidak;
20,0%

Ya; 80,0%

Sebanyak 80% dari 60 siswa yang terambil sebagai sampel mempunyai minat membaca, sedangkan sisanya
tidak menyukai kegiatan membaca, Ketika ditanyakan alasannya mereka menjawab lebih senang menonton
Youtube . Tik Tok atau bermain game.

d. Waktu membaca dalam 1 hari (menit)


Histogram
18
17
16
15
14
13
12

Frequency
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
0-5 6-20 21-35 36-50 51-65 65-80

Histogram di atas memperlihatkan bahwa siswa SD Al Rasyida paling banyak membaca adalah durasi 36-50
menit sebanyak 17 siswa, sementara siswa yang membaca lebih dri 60 menit ada sebanyak 5 siswa saja.

e. Pekerjaan Orang Tua

35,00%

30,00%

25,00%

20,00%

15,00%

10,00%

5,00%

0,00%
PNS Guru/Dosen Wiraswasta Pegawai Swasta lainnya

Pekerjaan orang tua siswa di SD Al Rasyida terbanyak adalah wiraswasta diikuti oleh pegawai swasta dan
PNS,

f. Jumlah Buku yang dibaca dalam satu minggu


Histogram
20
18
16

Frequency
14
12
10
8
6
4
2
0
0-2 3-4 5-6 7-8 9-10

Histogram di atas memperlihatkan bahwa siswa SD Al Rasyida paling banyak membaca adalah 3-4 buku
dalam seminggu, sementara siswa yang membaca lebih dari 10 buku hanya ada sebanyak 2 siswa saja.
Dan itupun sebatas buku pelajaran jika mereka akan menghadapi tes harian.
Kegiatan membaca tidak dapat berjalan dengan berkesinambungan jika tidak ada pihak terkait.
Pihak-pihak tesebut diantaranya adalah orang tua dan sekolah. Dalam observasi yang peneliti
lakukan bahwasanya pihak banyak orang tua tidak memberi kontribusi pada minat baca siswa
dengan memberi kegiatan yang menumbuhkan minat membaca. Orang tua lebih sering
membiarkan anak menonton Tivi atau mengajak jalan-jalan ke mall dibadingkan ke
perpusatakaan atau toko buku.

5.METODOLOGI/UJI STATISTIKA
Berikut dijelaskan rancangan analisis yang digunakan dalam peneltiain ini berdasarkan tujuan dan
skala pengukuran

Tabel 2 Rancangan Analisis

Skala
Tujuan studi Pertanyaan penelitian Metode Analisis
pengukuran

Mengetahui perbedaan durasi Apakah ada perbedaan rata-rata durasi Rasio Uji ANOVA
membaca dalam satu hari membaca antara anak kelas 1 sampai
kelas 6

Hubungan antara level pendidikan Apakah terdapat hubungan antara level Nominal - Chi Squre test
(Kelas1-Kelas 6) dengan jumlah pendidikan (Kelas1-Kelas 6) dengan Ordinal
buku yang dibaca minat membaca (Ya /Tidak)
Skala
Tujuan studi Pertanyaan penelitian Metode Analisis
pengukuran

Hubungan antara pekerjaan orang Apakah terdapat hubungan antara Nominal-Ordinal Chi Square test
tua dengan dengan jumlah buku pekerjaan orang tua dengan jumlah
yang dibaca buku

Hubungan Usia dengan durasi Apakah terdapat hubungan antara Usia Interval-ratio Korelasi Pearson
membaca dalam satu hari dengan durasi membaca dalam satu hari

Hubungan antara pekerjaan Apakah terdapat Hubungan antara Nominal Chi Square test
orang tua dengan ketersediaan pekerjaan orang tua dengan
Fasilitas membaca di rumah ketersediaan Fasilitas membaca di
(ruang baca dan buku bacaan rumah (ruang baca dan buku bacaan
selain buku pelajaran sekolah) selain buku pelajaran sekolah)

6.HASIL ANALISIS DATA


6.1 Analisis Data
1. Perbedaan rata-rata durasi membaca antara anak kelas 1 sampai kelas 6

Berikut dijelaskan rata-rata durasi membaca dari setiap kelas.


Durasi membaca
Kelas Jumlah Rata-rata
1 9 28,55
2 10 30
3 10 28
4 10 27,5
5 11 39,09
6 10 50,9
Total 60 34,18

Dari 6 kelas yang dijadikan sampel, rata-rata membaca yang tertinggi adalah pada anak kelas 6(50.9
menit) dalam satu hari, sementara yang terendah adalah pada anak kelas 4 (27.5 menit)
Berikut digambarkan dalam grafik garis
55.00

50.00

Mean of Durasi membaca


45.00

40.00

35.00

30.00

25.00

1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00


Kelas

Hasil pengujian perbedaan rata-rata


Ho: Tidak terdapat perbedaan durasi membaca pada setiap kelas
H1: Terdapat perbedaan durasi membaca pada setiap kelas

ANOVA

Durasi membaca
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 4348,452 5 869,690 1,310 ,274
Within Groups 35848,531 54 663,862
Total 40196,983 59

Kesimpulan Sig. > 0.05 maka Ho diterima : Kesimpulan Tidak terdapat perbedaan durasi membaca pada
setiap kelas. Artinya walaupun berdasarkan nilai rata-rata diketahui kelas 6 mempunyai nilai yang paling
besar tetapi secara keseluruhan tidak ada perbedaan durasi membaca diantara kelas 1 sampai kelas 6
tersebut.

2. Hubungan antara level pendidikan (Kelas1-Kelas 6) dengan jumlah buku yang dibaca
Tabel berikut memperlihatkan tabulasi silang antara level dan minta membaca

Minat membaca Total


Ya Tidak Ya
Kelas 1,00 8 1 9
2,00 7 3 10
3,00 8 2 10
4,00 9 1 10
5,00 8 3 11
6,00 9 1 10
Total 49 11 60

Hasil pengujian Chi Kuadrat


Ho: Tidak terdapat hubungan antara level pendidikan (Kelas1-Kelas 6) dengan minat membaca
H1: Terdapat hubungan antara level pendidikan (Kelas1-Kelas 6) dengan minat membaca

Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 2,756(a) 5 ,738
Likelihood Ratio 2,771 5 ,735
Linear-by-Linear
,059 1 ,809
Association
N of Valid Cases
60

Hasil uji dengan Chi Kuadrat memperlihatkan bahwa Sig. (Pearson Chi-Square) 0.738 > 0.05 maka Ho
diterima
Kesimpulan Tidak terdapat hubungan antara level pendidikan (Kelas1-Kelas 6) dengan minat membaca.
Artinya hasil ini sejalan dengan uji hipotesis sebelumnya yaitu dimana nilai rata-rata durasi membaca
dari ke enam kelas (kelas 1-6) tidak ada perbedaan yang signifikan.

3. Hubungan antara pekerjaan orang tua dengan jumlah buku yang dibaca
Tabel berikut memperlihatkan tabulasi silang antara pekerjaan orang tua dengan jumlah buku yang
dibaca.

Jumlah Buku Total


1,00 2,00 3,00 1,00
Pekerjaan PNS 4 5 12 21
Ortu Profesiona 2 1 4 7
Guru/Dosen 2 2 13 17
Swasta 3 6 6 15
Total 11 14 35 60
Tabel di atas memperlihatkan bahwa murid dengan orangtua yang bekerja sebagai guru/dosen serta
PNS banyak yang mempunyai 3 buku yang dibaca. Hal ini diketahui setelah di lakukan penggalian
jawaban bahwa bahwa orang tua yang berprofesi sebagai guru cenderung selalu menyediakan dan
mempunyai bahan bacaan buku di rumah sehingga menarik siswa utk membaca.

Hasil pengujian Chi Kuadrat


Ho: Tidak terdapat hubungan antara pekerjaan orang tua dengan jumlah buku yang dibaca
H1: Terdapat hubungan antara pekerjaan orang tua dengan jumlah buku yang dibaca

Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 16,792(a) 6 ,010
Likelihood Ratio 4,798 6 ,010
N of Valid Cases
60

Hasil uji dengan Chi Kuadrat memperlihatkan bahwa Sig. (Pearson Chi-Square) 0.010 < 0.05 maka Ho
DITOLAK
Kesimpulan terdapat hubungan antara pekerjaan orang tua dengan jumlah buku yang dibaca per
minggu. Artinya pada siswa dengan orang tua berprofesi tertentu (Guru/Dosen dan PNS) ada perbedaan
yang signifikan dalam jumlah buku yang dibaca siswa tersebut..

4. Hubungan antara Usia dengan durasi membaca dalam satu hari


Hasil pengujian Korelasi
Ho: Tidak terdapat hubungan Usia dengan durasi membaca
H1: Terdapat hubungan Usia dengan durasi membaca

Correlations

Durasi
Usia membaca
Usia Pearson Correlation 1 ,533(**)
Sig. (2-tailed) ,000
N 48 48
Durasi membaca Pearson Correlation ,533(**) 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 48 60
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Koefisien Korelasi r =0.533 artinya hubungannya cukup erat, dan sig 0.00 <0.05 maka maka Ho DITOLAK
Kesimpulan terdapat hubungan antara usia dengan dengan durasi membaca. Artinya pada makin besar
usia siswa maka durasi membacanya makin lama.

5. Hubungan antara pekerjaan orang tua dengan ketersediaan Fasilitas membaca di rumah (ruang baca
dan buku bacaan selain buku pelajaran sekolah)
Tabel berikut memperlihatkan tabulasi silang antara pekerjaan orang tua dengan Fasilitas membaca
di rumah.

Pekerjaan Ortu * Tersedia Fasilitas Membaca Crosstabulation

Count
Tersedia Fasilitas
Membaca
Tersedia Tidak Total
Pekerjaan PNS 6 15 21
Ortu Profesiona 7 0 7
Guru/Dosen 14 3 17
Swasta 4 11 15
Total 31 29 60

Tabel di atas memperlihatkan bahwa murid dengan orangtua yang bekerja sebagai guru/dosen serta
profesional banyak yang menyediakan fasilitas yang mendorong anak menyukai kegiatan membaca
seperti tersedia ruang membaca, buku-buku bacaan yang menarik dan koleksi bacaan bermutu. Hal
ini diketahui setelah di lakukan penggalian jawaban bahwa bahwa orang tua yang berprofesi sebagai
guru maupun profesional sangat mendorong anak agar menyukai kegiatan membaca di luar
pelajaran sekolah.

Hasil pengujian Chi Kuadrat


Ho: Tidak terdapat hubungan antara pekerjaan orang tua dengan ketersediaan fasilitas membacadi
rumah
H1: Terdapat hubungan antara pekerjaan orang tua dengan ketersediaan fasilitas membacadi rumah
Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 21,198a 3 ,000
Likelihood Ratio 24,742 3 ,000
Linear-by-Linear
,299 1 ,584
Association
N of Valid Cases 60
a. 2 cells (25,0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 3,38.

Hasil uji dengan Chi Kuadrat memperlihatkan bahwa Sig. (Pearson Chi-Square) 0.000 < 0.05 maka Ho
DITOLAK
Kesimpulan terdapat hubungan antara pekerjaan orang tua dengan ketersediaan fasilitas membaca di
rumah. Artinya pada siswa dengan orang tua berprofesi tertentu (Guru/Dosen dan PNS) serta
profesional memiliki perbedaan yang signifikan dalam menyediakan fasilitas yang memadai dan
mendorong anak agar menyukai kegiatan membaca di luar pelajaran sekolah.

6.2 Kesimpulan
a. Hasil deskriptif mempelihatkan bahwa sebanyak 80% dari 60 siswa yang terambil sebagai sampel
mempunyai minat membaca, sedangkan sisanya tidak menyukai kegiatan membaca tetapi lebih
menyukai kegiatan menonton seperti menonton Youtube, Tik Tok atau bermain game.
b. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa hanya pekerjaan orang tua dan usia siswa mempunyai
hubungan dengan minat membaca. Artinya pekerjaan orang tua jenis tertentu memberikan
dukungan dengan memfasilitasi siswa dalam membaca, seperti menyediakan buku bacaan di
rumah, sering mengajak anak-anak ke toko buku dan memberi hadiah kreatif yang membuat
mereka senanng membaca.
c. Tidak terdapat hubungan antara level pendidikan (Kelas1-Kelas 6) dengan minat membaca.
Artinya hasil ini sejalan dengan uji hipotesis sebelumnya yaitu dimana nilai rata-rata durasi
membaca dari ke enam kelas (kelas 1-6) tidak ada perbedaan yang signifikan.
d. Terdapat hubungan antara pekerjaan orang tua dengan jumlah buku yang dibaca per minggu.
Artinya pada siswa dengan orang tua berprofesi tertentu (Guru/Dosen dan PNS) ada perbedaan
yang signifikan dalam jumlah buku yang dibaca siswa tersebut..Terdapat hubungan antara usia
dengan dengan durasi membaca. Artinya pada makin besar usia siswa maka durasi membacanya
makin lama.
e. Terdapat hubungan antara pekerjaan orang tua dengan ketersediaan fasilitas membaca d rumah
(misal ruang membaca, buku-buku menarik di luar buku ajar sekolah). Artinya pada siswa dengan
orang tua berprofesi tertentu (Guru/Dosen dan PNS) serta profesional memiliki perbedaan yang
signifikan dalam menyediakan fasilitas yang memadai dan mendorong anak agar menyukai
kegiatan membaca di luar pelajaran sekolah.

Berdasarkan hasil uji di atas diketahui bahwa faktor yang berhubungan dengan minat baca siswa
di SD Al rasyida kota Bandung adalah pekerjaan orang tua dan usia siswa. Makin bertambah usia
maka durasi membaca mereka makin meningkat, hal ini disebabkan karena kemampuan
membaca dan memahami isi bacaan makin berkembang. Demikian pula kebutuhan terhadap
memahami isi materi buku menjadi tuntutan, terutama karena mereka memasuki tahapan
menghadapi Ujian Akhir sekolah Dasar.
Temuan penelitian juga mengungkapkan bahwa siswa dengan orang tua berprofesi tertentu (Guru/Dosen
dan PNS) ada perbedaan yang signifikan dalam jumlah buku yang dibaca siswa tersebu, demikian pula
bahwa profesi tertentu selalu menciptakan suasana di rumah yang dapat mendorong anaknya untuk
mencintai kegiatan membaca. Yaitu dengan menyediakan ruang khusus membaca, mempunyai
perpusatakaan/rak buku dengan koleksi bacaan yang menumbuhkan minat anak membaca. Hal ini
dilatarbelakangi fenomena bahwa peran orang tua dalam mengembangkan serta menumbuhkan
kemampuan awal literasi pada anak dimulai dari rumah dengan membangun fondasi untuk menyukai
kegiatan membaca agar dikemudian hari apabila anak sudah waktunya belajar membaca mereka lebih
siap. Sebab literasi dini memberikan alternatif baru guna membantu anak-anak belajar berbicara,
membaca, dan menulis.

7. DISKUSI
Sekolah merupakan lembaga pertama di luar rumah yang seharusnya mampu mendorong
minat baca siswa. Fasilitas yang seharusnya mewadahi dan mendorong kegiatan membaca
siswa, akan tetapi pada kenyataanya di SD tersebut belum terpenuhi. Misalnya Fasilitas
perpusatakaan yang belum memadai karena belum dilengkapi buku-buku yang menarik dan
terkini, tidak dilengkapi dengan teknologi digital yang mampu memperkenalkan buku digital
sehingga dapat diakses anak didik dimanapun berada. Hal ini dikarenakan terkendala
pembiayaan untuk penyediaannya.

Hasil observasi dilakukan terhadap lingkungan rumah dan kebiasaan beberapa siswa
dimana banyak orang tua tidak memberi kontribusi pada minat baca siswa dengan memberi
kegiatan yang menumbuhkan minat membaca. Hampir sebagian besar Orang tua
memberikan fasilitas smartphone pada anak, dan membiarkan anak menonton Tivi/
smartphone atau mengajak jalan-jalan ke mall dibandingkan ke perpustakaan atau toko
buku. TikTok, Youtube dan Twiter serta Instagram adalah media sosial yang paling sering
diakses bahkan oleh anak berumur 8 tahun. Padahal beberapa media sosial sudah
mensyaratkan batas minimum usia pengguna yaitu 13 tahun. Dilansir dari beberapa
penelitian terdapat lebih dari 87% anak-anak di Indonesia sudah dikenalkan media sosial
sebelum menginjak usia 13 tahun. Dan ada sekitar 92% anak-anak dari keluarga
berpenghasilan di bawah, mengenal media sosial lebih dini lagi.

Sulit dipungkiri, kemajuan teknologi sekarang ini mengalami banyak perubahan. Apalagi
dalam kehidupan manusia di era digital. Hampir semua aktivitas dapat dilakukan melalui
gadget. Bahkan media pembelajaran kini memanfaatkan informasi teknologi (IT) untuk
meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan di Indonesia. Sehingga diperlukan adaptasi
teknologi yang mengarahkan anak akan pentingnya membaca baik melalui media sosial atau
aplikasi online maupun melalui media cetak seperti, buku, koran, majalah dan lainnya yakni:
1. Mengarahkan anak memilih bacaan yang menyenangkan dan membawa manfaat yang
dapat dirasakan.
2. Mendorong budaya membaca sebagai gerbang utama menuju masyarakat maju di bidang
IPTEK.
3. Dapat juga memilih bahan bacaan yang menjadikan suatu pengalaman seseoarang atau
tokoh yang berpengaruh terhadap meningkatnya peristiwa belajar. Sebab melalui
membaca kita memperoleh fakta, konsep, teori, dan prinsip tanpa dibatasi ruang dan
waktu.
4. Mengingatkan kegiatan membaca merupakan suatu kegiatan yang sangat penting untuk
memperoleh ilmu pengetahuan. Sebab tanpa kemampuan membaca yang tinggi, mustahil
kemampuan intelektual kita mencapai hasil yang memadai. Beberapa media sosial
ataupun media online sudah memiliki berbagai aplikasi yang
menyediakan kemudahan untuk anak ataupun generasi muda dalam mencari bahan
bacaan, Selain dari hasil karya dari orang lain yang dipublikasikan, juga dapat
menuangkan ide pikirannya melalui tulisan sendiri.

Daftar Pustaka

Elferida, K., & Rahmah, E. (2012). Peran Pustakawan Dalam Memotivasi Siswa
Memanfaatkan Perpustakaan Smk Tamansiswa Padang. Ilmu Informasi Perpustakaan
Dan Kearsipan, 1(1), 436-441.
Handayaningrum, Y. (2010). Penerapan Media Cerita Bergambar (Cergam) Untuk
Meningkatkan Minat Baca Biologi Siswa Pada Pokok Bahasan Bahan Kimia Dalam
Makanan Kelas Viii Smp Negeri 7 Surakarta Tahun Pelajaran 2008/2009 (Doctoral
Dissertation, Universitas Sebelas Maret).
Hari S – E-Jurnal Skripsi.2008. Membangun Minat Baca Anak Usia Dini Melalui Penyediaan
Buku Bergambar. Universitas Negeri Malang. Diakses 29 Oktober 2018

LAMPIRAN :
Kuesioner

Anda mungkin juga menyukai